Air Turun Naik Di Tiga Negeri LQ PDF
Air Turun Naik Di Tiga Negeri LQ PDF
DI TIGA NEGERI
MENGINGAT TSUNAMI AMBON 1950
Survei dan pelaksanaan teknis di lapangan didukung oleh:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon.
Ir. Enrico Matitaputty, M.Tech, Ibu Eva Tuhumury, S. Hut, Ibu Rosina J. Maniputty, S.E., Susanty
Fadjaria, S.E., Bapak Drs. Paulus Anakotta, Bapak Ridwan Semarang, Bapak Sammy R. Takarbessy,
Bapak Denny Tetelepta, Bapak Stanley Tuamely, dan Bapak Marvin Johannis
Layout:
Box Breaker dan Ardito M Kodijat
Diterbitkan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)
Office Jakarta - Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC) Tahun 2016
Dicetak oleh Indian Ocean Tsunami Information Center (IOTIC), UNESCO/IOC, UNESCO
Office Jakarta, Jalan Galuh (II) No. 5, Kebayoran Baru, Jakarta 12110, Indonesia.
www.iotsunami.info
Cetakan pertama 2016 untuk UNESCO/IOC – atas dukungan Indonesian Funds in Trust
Jika mengutip buku ini, tetapkan UNESCO/IOC sebagai penerbit. Selain itu, pertimbangkan
mengutip nama setiap penyusun secara lengkap karena tidak ada di antaranya yang menggunakan
nama keluarga.
Penggunaan dan penyajian materi yang diterapkan disini tidak mewakili pernyataan opini apapun
dari pihak UNESCO, mengenai status hukum negara atau wilayah, atau wewenangnya, atau
mengenai pelepasan batas dari perbatasan negara atau wilayah.
Tim Penyusun:
Hamzah Latief 1, Ardito M. Kodijat2, Dominic Oki Ismoyo1, Bustamam2, Dini Adyasari2, Navisa Nurbandika1, Harkunti Pertiwi Rahayu3
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Office Jakarta -
Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC)
1
Program Studi Oseanografi, Institut Teknologi Bandung
2
UNESCO - IOC Indian Ocean Tsunami Information Centre, UNESCO Office Jakarta
3
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung
NAMA MALUKU pada awalnya hanya menunjuk kepada mata rantai lima pulau kecil yakni Ternate, Tidore, Morotai, Bacan dan
Makian (pulau-pulau penghasil cengkeh) yang membentang sepanjang 25 mil dan berada 5 mil dari pantai pesisir barat yang relatif
cukup besar yaitu Jailolo (6.950 mil2) yang dewasa ini disebut Halmahera. Kepulauan ini ditemukan para pelaut Portugis pada tahun
1512. Empat ratus mil ke arah selatan dari Ternate dan Tidore pelaut-pelaut Portugis kemudian menemukan sekumpulan pulau-pulau
kecil lainnya yakni Naira, Banda Besar (Lonthar), Run, Ai, dan Rosengain yang dikenal dengan nama kepulauan Banda (pulau-pulau
penghasil pala). Seratus mil sebelah utara dari Banda dan tiga ratus mil sebelah selatan Ternate dan Tidore, orang Portugis telah
menemukan sebuah pulau besar bernama Seram seluas 7.200 mil2 serta Pulau Ambon yang lebih populer dan memiliki luas 500 mil2
termasuk gugusan pulau-pulau kecil bernama Uliaser.
Hitu merupakan jazirah utara pulau Ambon dan Leitimur adalah jazirah selatan, yang termasuk pulau-pulau kecil yang bertebaran di
sekitarnya (Saparua, Haruku, Nusa Laut). Pulau-pulau ini bersifat vulkanis dan equatorial sehingga memilki keelokan tersendiri yang
tak tertandingi serta flora dan fauna di lereng-lereng bukitnya. Puncak-puncak gunung berapi adalah perpaduan mengagumkan dengan
terumbu karang dan ikan warna-warni. Efek sinar matahari, bulan, bintang, dan awan kabut membuat siang hari sama menawan seperti
malam hari dibarengi hembusan angin laut yang akan menyejukkan dan melembutkan panasnya udara tropis.
Memang sangat disayangkan bahwa kawasan kepulauan ini seringkali mengalami letusan gunung berapi, gempa bumi, ombak besar
(tsunami), angin musim dengan kecepatan badai serta kebakaran yang dapat menghanguskan seluruh desa hanya dalam beberapa
menit saja. Berdasarkan sejarah kejadian tsunami di Kepulauan Maluku, maka wilayah ini dapat dianggap sebagai wilayah yang
sangat rawan terhadap ancaman tsunami. Hal ini terungkap melalui lukisan “tsunami” di Banda pada awal abad ke-19 oleh Capt. Cohe
yang dijadikan sampul buku Des Alwi yang berjudul “Sejarah Maluku: Banda Naira, Ternate,Tidore dan Ambon.
Dikutip dari Buku Des Alwi-2005, Sejarah Maluku: Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon
Gambar di sebelah kiri adalah sampul buku Des Alwi yang mengambil Lukisan Tsunami di Banda oleh Capt. Cohe
sia
ta
luar negeri telah melakukan berbagai penelitian 1. Wilayah Laut Maluku (Maluku Utara),
n
ne
Ut
tsu
39
do
ar
na Laut
a
peristiwa
i In
gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Maluku. 2. Wilayah Laut Seram,
mi
di di daerah lain d
Sera
terjad
in di Indonesi
Penelitian dilakukan atas dasar catatan sejarah 3. Wilayah Laut Banda (Ambon dan Banda Naira, 13 pe
ristiw
a
i di wilayah
gempa bumi dan tsunami, kondisi geoteknologi serta busur Kepulauan Maluku Tenggara dan 125
peristiwa
dan geografis Kepulauan Maluku, maupun jejak Maluku Barat Daya).
h La
43
Lau
peristiwa
terja
M
era
tsunami yang diperoleh dari lapisan tanah di bumi
tB
aluk
a
Dari catatan sejarah Catalogue of Tsunamis
mi
an
D
u(
a
da
n
(paleo tsunami) maupun bongkahan karang yang
40
tsu
on The Western Shore of the Pacific Ocean yang
%
)
n
ta
Sebagian besar penelitian dilakukan atas serta catatan sejarah tsunami lainnya (halaman 49) Selain dari tsunami lokal, Maluku Utara dan
kejadian tsunami yang bersifat lokal, yaitu dapat diketahui bahwa antara tahun 1600-2015 Maluku juga memiliki ancaman tsunami jarak jauh
tsunami yang terjadi dikarenakan gempa bumi terdapat lebih dari 85 peristiwa tsunami telah di mana sumber gempa yang dapat menyebabkan
yang dekat pada wilayah pesisir terdampak, terjadi di wilayah Maluku. Dalam kurun waktu tsunami berasal dari pergerakan lempeng di
khususnya yang berasal di laut Seram dan Laut yang sama, catatan sejarah tsunami di Indonesia Filipina, Jepang dan dari Samudera Pasifik.
telah tercatat sebanyak 210 kejadian tsunami.
Laut Maluku Laut Seram Laut Banda
Profesor Nicole Cox (kaos hijau) dan geologis Rachel Dunn Dr. Hamzah Latief tengah mengamati beberapa bongkahan
(kaos merah) mencatat informasi penelusuran jejak tsunami karang di pesisir pantai Hutumuri. Menurut saksi mata
1950 di Negeri Galala (kegiatan tsunami disaster mitigation bongkahan karang ini terjadi setelah tsunami 8 Oktober 1950
research team - WAVES), November 2013. Foto: Prof. Ron yang menghanyutkan rumah-rumah di Negeri Hutumuri. Pembagian daerah gempa yang dapat dan pernah
Harris, Brigham Young University, Utah, AS. menyebabkan tsunami di Wilayah Maluku.
Des 167
Maluku: A
Okt 16
Feb
at (4)*
Malu
)*
1674 8, Malu : Band mbon (3)*
he (3
Nov 0, Mal u: Telu a, Har
ah: Bandanaira (1
ku: K Ambon, oina (3 )*
Ma
, Ma
angi
r 17
S ep
)*
Ag
aluku:
ep. H
luku
ku: P. Bu (3)*
171
754
Ambo (4)**
,M
(
r1
8, M pu P. P gga *
ku:
u
itu (2)*
fak
alu
775 3, M *
alu
)
ku
*
(3)
k (4
ru (2)*
(4)
:
, Maluku
Am ira ( )*
k
k
,M
i
alu
n
tak *
pua: B
)*
na
H
alu ku: lan (4)*
b
i
abo
t
g
Ags ku:
99 , Pa ua: Ban
u
a
n
Des a
ana (4
Ma
boi
a
i, B
k
alam
u, T
Des 1 Am
di Kepulauan
A uku
184 802
Apr 1885
l ga
n
on, uku Te
v 1 95 Pap ng:
M ov 19 3, Ma
a
u
1, M 181 ,M b
ang am
n. G
)*
Tal
1, M
ku at:
Des 1 aluk alu
3
P u n B G
ra:
u: B uk ,
anda aluku: ku: Ko lau B gah (
N 192
852, e
nat
Mar
Malu w
a
: Lu : Ter )*
J 1 8
ku: P nair Am ta A uru 3)* g a
a (Pa bon r
ulau
Run, nt , A mbon (3)* lTe n Ut a
n (1 *
Malu ai Selat mbelau (3)* , Su luku , Ambo ate (4)*
Maluku
Jan 18 ku Te an), 0 0 M a u r n
54, M n B (1)* i 20 8,
160 Mal
uk Gn. Te te (4)
**
aluku gah - Ma uru (4)* Me Jul 1673, Maluku tara: Terna
:
M
Tengah l u (3)*
Sep 18 - Mal ku (4)* Jul 1673, aluku U rnate a (4)*
RA
59, Ma uku (2 Ags 1763, M ku Utara: Te
luku: B
andana )* p a l u S u la d an Kem
SE
Se 840, M .
Mar 1861 ira (2)* ara: Kep
, Maluku
: Feb 1 45, Maluku Ut (4)*
A almahera
UT
Okt 1882, Mal mbon (3 8
* Tsunami disebabkan oleh Gempabumi
uku Tengah, Ba
ndanaira (3)*
)* Feb 1
6 , M a lu k u Utara: H
LA
Jun 1891, Maluku: Saparua Jan 184 u Utara: P. Ternat
e (3)*
** Tsunami disebabkan oleh letusan gunung berapi Bay dan Pulau Lontor (4)* LAUT BANDA Sep 1854, Maluk
Nov 1892, Maluku: Seram Barat (3)* LA Nov 1857, SulUt: Minahasa (3)*
Tingkat Kepastian:
i (4)* UT Des 1858, SulUt: Minahasa, Tidore (2)*
Sep 1899, Maluku: Pauloh M Jun 1859, Maluku
Utara: Halmahera,
(3)* AL
4. Pasti (tsunami tercatat pada setidaknya satu uku: Sapa a )* ru Jul 1859, M Sidangoli (4)*
pengukur pasang-surut atau ada banyak Jul 1904, Mal b o n (3 UK O kt 1859 a lu ku U ta ra: P. Lonto
: Am , S r (3
pengamatan visual yang terpercaya); , Maluku (2)* U Des 1 u lU t: Ma )*
Des 1914 u: Sa p a ru a
UT Mar 1 959, SulUt: nado, Kema (4
3. Sepertinya (ada beberapa pengamatan yang M a lu k a i (1)* AR Mar 8 7 1, Su Minahasa )*
relatif dapat dipercaya); Aug 19
17, , A mah (2)* 1 l ,
au Se
ra m
enga
h *
) A Ju Sep 188888, SulU ut: P. Tahula Belang (2)*
2. Mungkin (dari data yang tersedia, sulit untuk
a l u k u: Pul Maluku T andu (4 )* Ja n 18 9, Su t: Lan ndan
g, Gn
menilai apakah itu adalah tsunami atau
9 2 2 , M
alu k u :
u, P . T a j
luk u (4 * Sep n 189 92, Su lUt: Sa gihe (4) . Rua
fenomena lain, seperti seiche, gempa dasar laut, Feb 1 9 32, M al, Jamr h - Ma bon (4 4)*
)
189 7, Su lUt: S ngihe ** ng (4
)**
p 1 7, S lUt: angi - Tal
Jan r 19 0, Su t: Sa he, Gn
pasang angin, dll); S e t-T u ng a A m a ( )* ulU San he, G aud, G
a Ela luku Te luku: Sanan ira (4
00 ulU San
n t: S gih n n. B
, P.
anu
Ha San e -
aW
Jan 19
(3)*
lm
Ags 1968, Maluku: Laut Maluku (4)*
,
Apr 1936, Su
Des 1939, SulUt: Minahasa
8 t u: P luku: mb , Za *
2
terjadi, tapi kemungkinan tsunami masih belum 193 Ok Ok au ah, wu , Gn
t
Feb
0
(3) . Ru
:
g
ra ( - Tal
6, Ma
sepenuhnya dipercaya); dan referensi yang luk u Ten uag *
94
a ang
3)* aud
, Maluku
l
a, S (4)*
,
Ma
M
5 l u *
g
lu
ulu
196 u: Ma
82,
i h
k
dalam literatur ilmiah. (4)
u
r 19
Jan
83,
:
k *
alu
Halma
:
Ma
gihe,
r 19
(4)
,5 M
T
aluk
alau
Ma
lu
*
Sumber: 7
(2)
19
hera Te
k
. B an
M
- Tala
d
u
*
Jan
(2)*
06,
Utara, Ba
Catalogue of Tsunamis on The Western Shore of the Pacific
u
r 20
u
(3)*
a
n
d (3)*
ua W
W
ud (2)*
gah, Pa
uh u
uhu
can (4)*
( 4
(3)*
t
)*
(1)*
a n
*
Tolonuo
(2)*
Informasi Gempa Bumi Catatan Sejarah Gempa 1. Surat Kabar Pikiran Rakyat; Surat Kabar
Nasional; dan Nota Dinas Dalam Negeri
Ambon 8 Oktober 1950 Bumi dan Tsunami Ambon 8 Dua surat kabar dan berita dinas mengabarkan
DARI PENELUSURAN hasil rekaman Oktober 1950 berita yang sama: a). Surat Kabar Pikiran
seismograf yang didapatkan dari arsip USGS, Rakyat, 10 Oktober 1950 pada halaman
TIDAK BANYAK catatan sejarah yang dapat
diketahui bahwa gempa bumi Ambon tahun 1950 pertama dengan judul berita “Gempa bumi di
dipelajari mengenai kejadian gempa bumi dan
terjadi pada hari Minggu, tanggal 8 Oktober Pulau Ambon”; b). Surat Kabar Nasional, 11
tsunami Ambon tanggal 8 Oktober 1950 ini.
1950 pada jam 03.23.13 (UTC) atau pada Oktober 1950 pada halaman pertama dengan
Berita singkat dimuat di beberapa surat kabar
12.23.13 waktu setempat, di koordinat 4.199°LS judul berita “Gempa bumi di Ambon; dan c)
nasional dan internasional. Rangkuman berita di
128.233°BT, pada kedalaman 20.0 km (12.4 mi) Nota Dinas Dalam Negeri, 10 Oktober 1950
surat kabar internasional, khususnya di Amerika
dengan Momen Magnitude 7.3. Sumber dari halaman 16 dengan judul Gempa Bumi di
terdapat di bagian catatan buku ini (63). Berita di
NOAA dan SSCC - Rusia menyebutkan besar Pulau Ambon.
media nasional antara lain:
Momen Magnitude 7.6
Boano
Seram
Kelang
Manipa
Buru
Saparua
Ambon Haruku
Nusa Laut
UP mengabarkan dari Djakarta bahwa gempa bumi keras
Ambelau
telah terjadi pada hari Senin pagi jl, menimpa pulau Ambon
dimana pasukan pasukan Apri sedang bertemu melawan
pasukan Ambon untuk melenyapkan ‘RMS”. Laporan2 dari
Hari/Tanggal : Minggu, 8 Oktober 1950 Banda Ambon mengatakan gelombang laut setinggi 70 kaki (kl.
Jam : 03:23:13 (UTC) / 12:23:13 WIT
Koordinat : 4.199°LS 128.233°BT 20 meter – Red.) menjapu melintasi daerah2 pantai pulau
Kedalaman : 20.0 km (12.4 mi)
Momen Magnitude : 7.3.
tersebut. Laporan2 permulaan tidak mengabarkan adanja
korban2.
Posisi episenter gempa Ambon 1950 (sumber: USGS).
Galala
WAWANCARA NAMA
TSUNAMI 1950
Jacob Paays (Bapak Tete) 13 tahun 78 tahun JP 20 Zakarias Joris (Tete Bo) 14 tahun 79 tahun ZJ 26
Enos Noya (Bapak Ono) 7 tahun 72 tahun EN 23 Daniel Sulilatu (Opa Dan) 17 tahun 83 tahun DS 27
Alex Siwalette 6 tahun 72 tahun AS 24 Frans Samu-samu (Opa Frans) 20 tahun 85 tahun FS 28
Katerina Tentua (Tante Ket) 9 tahun 74 tahun KT 19 William Joseph (Opa Joseph) 3 tahun 68 tahun WJ 28
Martha Darungo (Mama Nona) 8 tahun 73 tahun MD 18 Elisabeth Kaloly (Oma Cici) 16 tahun 81 tahun EK 27
Ester Watilete (Mama Ete) 9 tahun 74 tahun EW 21
SAKSI HIDUP
Hendrika Pieter (Mama Dika) 10 tahun 76 tahun HP 22
Dari atas, dari celah-celah pohon saya melihat air datang. Air datang
bawa rumah-rumah hanyut sampai habis. Ada yang bawa ke dalam, ada yang
hanyut ikut arus.
10
9
1
5
1 : Daniel Pesurnay 3 4
2 : Markus J. Souhuwat
3 : Marcus Lewaherilla
4 : Johanis Lilipory 1
5 : Anthonie Souripet
6 : Izaak Pessy
2 Kantor Negeri Hutumuri
Tanjung Sebelah Timur
7 : Markus Kailuhu 10
Gereja Betlehem Hutumuri
8 : Batseba Kappuw
9 : Welminci Matuahitimahu
10 : Eferd Tehupeiory
Teluk Ambon
1 6 7
2 8 9 10
3 Perkiraan batas
4 11 rendaman tsunami
5 pada 8 Oktober 1950
12
13
Pemakaman
14
1 : Zakarias Joris
2 : Daniel Sulilatu
3 : Frans Samu-samu SMPN 3
4 : William Joseph
5 : Elisabeth Kaloly
6 : Katerina Tentua 18
7 : Hendrika Pieter
17 16 15
8 : Jacob Paays
9 : Nico Muriany
10 : Wyllhelmina Pieter
11 : Fransina Breemer
12 : Enos Noya
13 : Alex Siwalette
14 : Enggelina Pieter
15 : Elisa Breemer
16 : Martha Darungo
17 : Ester Watilete
18 : Hanipa Tawakal
Peta risiko bencana tsunami Kota Ambon yang dibuat BPBD Kota Ambon bekerjasama
dengan ITB. Kajian risiko ini menganalisis bahaya tsunami, agregat kerentanan, dan
kapasitas di empat wilayah:
• Kecamatan Teluk Ambon di daerah Kampung Baru yang mencakup Bandar Udara
dan beberapa instalasi strategis di Ambon.
• Kecamatan Sirimau yang merupakan daerah perkotaan dengan tingkat kepadatan
penduduk yang cukup tinggi
• Kecamatan Teluk Ambon Baguala di daerah daratan yang menghubungi jazirah Hitu
dan jazirah Letimor dimana wilayahnya relatif datar; dan
• Kecamatan Leitimur Selatan di daerah Hutumuri dan Rutong yang langsung
berhadapan dengan Laut Banda
Peta-peta analisis risiko tunsami ini dapat dilihat di kantor BPBD Kota Ambon.
Penyusunan Prosedur Operasional Standar Sistem Peringatan Dini Tsunami Kota Ambon dan
Propinsi Maluku.
Dr. Hamzah Latief dan Bustamam mewawancara dan merekam video Bapak Johanes
Lilipory, seorang saksi hidup dari tsunami 8 Oktober 1950 yang menjelaskan kejadian
tsunami tersebut di Hutumuri. Saat menjelaskan istri Bapak Johanes Liliporry (duduk di
kusri roda) turut mendengarkan dengan sukacita.
12) 1)
10), 42)
Pulau Buru
9) Kaimana
16), 17), 18), 20), 21), 22), 23), 25), 26), 29), 31), 32), 33), 41), 44) 15), 24), 28), 30), 34), 36), 37), 38), 43)
P. PAPUA
8)
Tual
LAUT BANDA
18)
Teun
Gelombang naik tiga kali dan memutar “Kapal Brill”, 18). 11 November 1659, di Pulau Teun (Tijau), Nila dan
kemudian mengangkat naik jangkarnya ke dermaga, namun Kepulauan Damar Vulcano Tsunami muncul di
kapal itu tidak rusak. Banyak ikan yang terdampar di pantai. Teluk Ambon
Pada bagian timur, gelombang pasang naik ke pantai Pulau
Lonthor, batu dari breakwater juga dihanyutkan. Air naik Gempa bumi kuat pada tanggal 9 terjadi di Pulau Teun,
sekitar 4 m (13 kaki) di sini, dan perahu yang berada di disertai gemuruh, memaksa warga setempat mengungsi ke
Tanjung Mandjangi diseret ke pedalaman melewati pos Pulau Nila dan Damar. Sebuah letusan kuat dari Gunung
penjagaan. Para nelayan di laut terbuka tidak mengamati Api Teun (Funuweri) pada tanggal 11 diikuti gemuruh yang
tanda-tanda gelombang pasang. Gempa itu tampaknya timbul, seperti suara meriam, terdengar di Ambon dan di
L
OA
tanah bergerak naik turun seperti lautan. 75 Petak
AM
25 km
K aihaho Wambuin
3. Ureng
HU
Elpaputih
Halnare
Noloi
Liang V alsen
Mo
Eli
Delfi Suparua
janda Sekretaris Johannes Bastinck, dan 4 orang
Ma Hatuaha
rel
ma
11. Oma Honimoha dan Nusa
Duurslede
a
Mulut ta
W ay Porio Siri Sore
8 SALAHUTU
Haria
Lai BO
TIM
AM K ilang
Larike LU
Rotterdam TE
1
AMBON
Nusanive
Sumber: https://www.newspapers.com/
Great tidal wave battered Gelombang Besar Telah Menghancurkan Pulau Ambon
the island of Amboina
OCTOBER 10, 1950. 10 Oktober 1950. Jakarta, Indonesia (AP) -- Sebuah gelombang yang sangat
Jakarta, Indonesia AP)-- A besar telah meluluhlantakkan Pulau Amboina pada Minggu malam menyusul
great tidal wave battered serangkaian gempa bumi sebelumnya. Sebuah siaran dari pulau, yang
the island of Amboina berasal dari pemberontak yang melawan Pemerintah Indonesia, menyatakan
Sunday night in the wake
of a series of violent kerusakan yang diakibatkan sangat luas. Siaran tersebut menyebutkan
earthquakes. A broadcast kerusakan parah terjadi di daerah pesisir yaitu Galala dan Halong. Tidak
from the island, center ada korban yang meninggal ataupun luka-luka, tetapi dilaporkan adanya
of a bloody rebellion kekhawatiran akan adanya jumlah korban yang banyak dari kejadian
against the government tersebut. Pulau ini, yang merupakan pusat pemberontakan di Maluku Selatan
of Indonesia, big enough
to spread enormous melawan Pemerintah Indonesia, memiliki panjang 32 mil dengan luas 386
destruction over a wide area. Damage was reported great in coastal villages such as mil persegi. Jumlah penduduk berkisar 240,000 orang. Berdasarkan siaran
Galala and Halong, where the broadcast reported casualties. It gave no figures on tersebut, gelombang tsunami mencapai ketinggian 200 meter (sekitar 656
dead or injured, but there were fears here that the toll was heavy. The island, heart kaki dan sepertinya mustahil). Gelombang seismik dengan ketinggian
of the South Moluccan rebellion against the Indonesian state, is 32 mile long and 90 kaki (30 m) cukup besar dan dapat menjalar ke wilayah yang lebih
has an area of 386 square miles. Population is about 240,000. The tidal wave, the
broadcast said, reached a height of 200 meters (this would be 656 feet and seems most
luas. Gempa bumi terdeteksi di kepulauan Amboina, Saparua, Seram, dan
improbable). Seismic waves as high as 90 feet are big enough to spread enormous Kepulauan Banda. Kepulauan ini terletak di antara Belanda Nugini dan Pulau
destruction over a wide area. Earthquakes are detected in islands of Amboina, Celebes, dan timur laut wilayah Jawa. Pulau-pulau ini merupakan wilayah
Saparua, Ceram and the Banda isles. These islands lie between Dutch New Guinea yang paling sering mengalami gempa bumi. Para pejabat perdamaian pernah
and the Island of Celebes, and are northeast of Java. They are subject to frequent berunding terhadap masalah ini.
damage from earthquakes. Peace-making dignitaries once sat around this table.
Sumber: https://www.newspapers.com/