Alam bisa
"ditundukkan"
• Jumlah penduduk
terus bertambah
Irina Rafliana
(ICIAR/Pusat Penelitian Oseanografi LIPI)
Syarifah Dalimunthe
(Pusat Penelitian Kependudukan LIPI)/Nagoya
University)
Ardito Kodijat
(IOC/UNESCO - Indian Ocean Tsunami Information
Centre - UNESCO Office Jakarta)
DIMENSI SOSIAL DAN DAMPAK BENCANA
Sekalipun gempa bumi merupakan peristiwa alam, respons menghadapinya merupakan proses
kebudayaan. Proses budaya inilah yang menyebabkan kerentanan terhadap bencana bersifat
relatif. Ancaman bencana yang sama, bisa berbeda tingkat kerentanan dan dampaknya di
komunitas yang berbeda.
peluang:
Nilai lebih untuk
bangunan yang
memenuhi
standar aman
bencana
Buukan gempa yang membunuh,
• Dampak gempa bisa dikurangi risikonya
• Rumah tradisional tahan gempa
tapi bangunan
• Rumah tembok bisa tahan gempa asal konstruksinya benar
PERSEPSI RISIKO
Disaster Risk (or recipe for disaster) has
Hazard x Vulnerability
Menurut catatan Kusumadinata (1963), awan panas pagi itu telah menewaskan 109
warga Badeg Dukuh dan 102 warga Sogra. Bagi sebagian orang, sikap warga Sogra
dan Badeg mungkin dianggap mencari mati. Namun, tidak bagi masyarakat Bali waktu
itu; ”Kami menjaga pegunungan kehidupan ini, pura-pura asal-usul Bali: kami adalah
dahan tua yang mendukung ujung yang segar. Jika kami mengabaikan tugas (ritual)
kami, dunia akan berguncang dan seluruh penduduknya akan hancur lebur." Jero
Tongkong dalam Thomas A Reuter (2002)
4. BAGAIMANA RISIKO DI KOMUNIKASIKAN?
BAGAIMANA LITERASI BENCANA?
#TANTANGAN; PRAKTIK PEMBERITAAN MEDIA DI INDONESIA: MASIH FOKUS PADA KEJADIAN
Numbers represent search interest relative to the highest point on the chart sumber: google trends, 2016
for the given region and time. A value of 100 is the peak popularity for the
term. A value of 50 means that the term is half as popular. Likewise a score
of 0 means the term was less than 1% as popular as the peak
• Pendekatan bad news is good news masih dominan dalam pemberitaan
media di Indonesia.
• Pengurangan risiko bencana dan upaya mitigasi, masih jarang diberitakan
• Meluasnya hoax dalam setiap kejadian bencana
• Menguatnya tren click bait dan politisasi persoalan bencana, dibandingkan
menjelaskan tentang aspek sains dan mengedukasi publik.
polemik pemberitaan di media online tentang“prediksi tsunami 57
meter di Pandeglang pada 2018” dan polemik
Politisasi dan “sinetronisasi” pemberitaan banjir di Jakarta pada
awal Januari 2020.
sumber:googletrend
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu?
Apakah sebelumnya ada firasat?
Bla..bla…bla dan pertanyaan-pertanyaan lain yang
membuat keluarga korban bersedih.
Catatan Penutup