Anda di halaman 1dari 5

Meskipun sudah 10 tahun berlalu, bagi saya salah seorang yang merasakan dan menyaksikan langsung

peristiwa tsunami di Aceh sungguh sulit untuk dilupakan. Sebagai kilas balik, pada saat itu saya tinggal di
Jalan Sentosa No. 41 A Kampung Laksana Kota Banda Aceh, tidak jauh di daerah Peunayong.
Peunayong juga salah satu tempat yang dahsyat ditimpa Tsunami. Karena letaknya persis bersebelahan dengan
krueng Aceh atau berdampingan dengan TPI Lampulo. Andaikata tidak ada deretan toko-toko di Penayong
yang membentengi Kampung Laksana, kemungkinan besar Kampung Laksana juga akan habis tetapi karena
deretan toko-toko, gelombang Tsunami pecah dan air tertahan tidak langsung menerjang seperti Lampulo dan
sekitar Kampung Mulia yang korban jiwa tidak sedikit.
Satu hal yang penting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa tersebut. Sebab,
dibalik sebuah musibah pasti ada pelajaran atau hikmah. Terserah dari sudut mana kita memandangnya.
Sebenarnya banyak pelajaran yang dapat dihikmati selama perjalanan waktu dalam 10 tahun tsunami
Aceh. Meskipun kita tetap perprinsip bahwa Tsunami yang telah terjadi bukan hal yang diharapkan. Namun
musibah yang maha dasyat itu sedikitnya telah memberi spirit kebangkitan bangsa ini. Beberapa hikmah
dibalik musibah Tsunami Aceh bagi bangsa diantaranya adalah:
1.Terwujudnya MoU antara GAM dengan Pemerintah RI
Pertikaian gerakan bersenjata GAM dengan pemerintahan RI telah terjadi selama 30 tahun. Selama itu sudah
terlalu banyak korban berjatuhan baik dari pihak GAM maupun pihak pemerintah RI termasuk rakyat Aceh
yang tidak berdosa. Begitu suasana kehidupan di Aceh saat itu sungguh sangat tidak mengenakkan. Sebagai
orang Aceh kita pernah merasakan bagaimana perasaan was-was tiap hari. Sebab setiap hari ada berita korban
jiwa dimana-mana. Mau pulang kampung mengunjungi orang tua saja harus melapor ke sana kemari demi
keselamatan jiwa dan raga. Karena, bukan tidak mungkin, bila terjadi kontak senjata kita yang akan dijemput.
Penandatanganan MoU terwujud hampir setahun setalah terjadi tsunami yaitu pada tanggal 15 Agustus 2005
yang difasilitasi oleh Mantan Presiden Finlandia. Saya kira, tsunami telah mempercepat proses perdamaian
itu. Mungkin negara donor, telah memaksa kedua belah pihak sehingga mau duduk membicarakan butir-butir
perdamaian seperti yang tercantum dalam Mou Helsinki tersebut. Bagi rakyat Aceh, tidak mau tahu
bagaimana proses perdamaian itu yang terjadi. Terpenting konflik yang telah terjadi bertahun-tahun itu telah
tercapai dan kesempatan untuk meraih kemajuan di masa depan sudah sangat terbuka. Sekarang bagaimana
orang Aceh dapat memanfaatkannya untuk memajukan bangsa Aceh dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
2.Semakin kokoh bingkai NKRI
Bagi bangsa Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati. Bila selama konflik bingkai itu
kelihatan rapuh atau paling kurang ada satu daerah yang memiliki keinginan yang kuat untuk berpisah.
Terwujudnya Mou Helsinky pasca Tsunami semakin memperkokoh bingkai NKRI.
3.Situasi Aceh semakin kondusif
Semenjak penandatanganan MoU pasca Tsunami, kondisi Aceh semakin kondusif. Suasana ini membuat
masyarakat kembali melakukan aktivitas-aktivitas tanpa merasa was-was.
4.Semakin kuat rasa kebersaman
Saya kira, pada saat terjadinya Tsunami 10 tahun yang lalu hampir seluruh masyarakat Indonesia turut
merasakan kesedihan yang mendalam. Perasaan satu bangsa muncul tanpa ada komando dari siapapun. Mulai
dari anak-anak sampai orang tua hanya satu topik pembicaraan yaitu bencana tsunami di Aceh. Hampir
semua mata seakan tidak jauh-jauh dari layar TV untuk mengetahui bagaimana kondisi Aceh yang sebenarnya.
Perasaan itu kemudian diwujudkan melalui bersama-sama mengumpulkan berbagai bantuan yang dapat
diberikan kepada rakyat Aceh yang kena musibah saat itu. Rasa satu bangsa saat itu begitu besar terasa.
5.Merasakan Perhatian Dunia Internasional
Seluruh masyarakat dunia pada saat itu matanya tertuju ke Aceh. Kita lihat tiap hari pesawat terbang yang
membawa bantuan ke Aceh lalu lalang di atas udara. Konon, pada saat itu Bandara Internasional Sultan
Iskandar Muda (SIM) tidak kurang dari 10 menit mendarat pesawat dari berbagai dunia. Sehingga dengan
demikian, bukan hanya Indonesia yang menjadi sangat terkenal tetapi juga Aceh. Saya kira, bila keluar negeri
bila kita membicarakan Aceh, pasti mereka sangat teringat dengan tsunami yang sangat dahsyat itu.
6.Kajian Terhadap Kebencanaan Semakin Intensif
Pasca Tsunami di Aceh kelihatan lembaga-lembaga penelitian termasuk perguruan tinggi semakin intensif
melakukan kajian terhadap kebencanaan. Sehingga prediksi-prediksi terhdapa kebencanaan semakin banyak
dipubklikasi. Ini penting dilakuan untuk membuat pemerintah dan masyarakat lebih waspada dan tanggap.
7.Simulasi menghadapi Tsunami semakin sering dillakukan
Pada daerah-daerah yang diprediksi akan terjadi gempa yang dapat menyebabkan terjadinya Tsunami semakin
sering dilakukan simulasi. Semakin sering dilakukan simulasi semakin baik sebagai persiapan kepada
menghadapi yang mungkin datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Simulasi ini diharapkan untuk mengurangi
korban jiwa.
8.Pengetahuan Tentang Tsunami semakin tinggi
Salah satu penyebab banyak jatuh korban pada saat tsunami Aceh 10 tahun yang lalu adalah karena
pengetahuan tentang tsunami sangat minim atau dapat dikatakan tidak ada sama sekali. Karena itu, setelah
terjadi gempa yang sangat besar itu masyarakat tidak berinisiatrif langsung untuk lari menjauhi laut. Mereka
baru lari setelah meihat air laut datang. Bahkan, pada saat itu mereka tidak tahu yang terjadi itu adalah
tsunami. Tetapi saat ini pengetahuan tentang tsunami dalam masyarakat semakin tinggi.
9.Bangsa ini semakin matang menghadapi bencana
Bencana tsunami yang terjadi 10 tahun yang lalu membuat bangsa ini semakin matang dalam menghadapi
bencana-bencana yang terjadi. Melalui BNPB, pemerintah sudah tahu apa yang akan dilakukan pada saat
terjadi bencana.
10.Kontruksi Bangunan dibuat Semakin Kokoh
Saat ini di Aceh dalam membuat bangunan termasuk membuat rumah salah satu yang diperhatikan adalah
kontruksi rumah. Rumah beton dibuat sedemikian rupa dengan pertimbangan bila terjadi gempa bisa betul-
betul kuat. Mulai dari pondasi sampai tiang-tiang beton sangat detil diperhatikan.
11.Pembangunan rumah-rumah evakuasi
Bencana memang tidak pernah terduga datangnya apalagi bencana seperti tsunami. Hanya saja yang terpenting
adalah kesiapan kita dalam menghadapinya. Dalam rangka menghadapi bencana tsunami, memang infrastuktur
sangat dibutuhkan. Selain jalur evakuasi yang jelas juga tempat-tempat evakuasi seperti rumah yang dibuat
bertingkat yang mudah terjangkau sangat dibutuhkan. Saya melihat di Aceh sudah ada rumah-runah evakuasi
seperti yang dimaksud.
Barangkali masih banyak lagi hikmah yang dapat diambil dari peristiwa tsunami di Aceh 10 tahun yang lalu.
Hanya saja, sebagai manusia yang beragama harus menyakini bahwa semua yang terjadi telah diatur
sedemikian rupa. Hanya saja kita sebagai manusia berusaha semaksimal mungkin waspada dan
mempersiapkan diri bila sekali datang bencana yang melanda.
Ilustrasi tsunami (unsplash/ Paolo Nicolello)

Liputan6.com, Santa Barbara - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa gempa dan tsunami
sejatinya memiliki manfaat yang cukup besar bagi lingkungan hidup di pesisir.

Alkisah, para ilmuwan dari Universidad Austral de Chile dan Institut Ilmu Kelautan (MSI) pada University
of California Santa Barbara, melakukan penelitian bersama tentang dampak ekologi terhadap struktur
buatan manusia di pesisir, seperti dinding laut dan tanggul berbatu.

Mereka melakukan survei terhadap sembilan pantai berpasir di kawasan Maule dan Biobio di negara
bagian California pada akhir Januari 2010, lalu dilanjutkan sebulan setelahnya di sebagian wilayah barat
laut Chile.

Saat meneliti di Chile, sebagaimana dikutip dari Planetsave.com pada Kamis (27/12/2018), terjadi gempa
berkekuatan magnitudo 8,8, di mana tercatat sebagai terbesar keenam yang pernah terekam oleh
seismograf.

Gempa yang diikuti oleh gelombang tsunami itu menewaskan lebih dari 500 orang.

Tetapi dari tragedi tersebut, muncul kisah penemuan ilmiah yang mengejutkan, bahwa gempa dan
tsunami ternyata memberi dampak positif bagi alam.

Dalam hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, mereka menunjukkan bahwa flora dan fauna
kembali ke pantai yang sudah lama tidak ditempati setelah gempa dan tsunami dahsyat menerjang,
seperti yang terjadi di Chile pada 2010 silam.
"Sering kali Anda menganggap gempa bumi sebagai penyebab kehancuran total, dan menambahkan
tsunami di atasnya merupakan bencana besar bagi ekosistem pesisir. Seperti yang diduga, kami melihat
kematian tinggi kehidupan intertidal di pantai dan pantai berbatu, tetapi pemulihan ekologis di
beberapa situs pantai berpasir justru tampak sangat luar biasa," kata Jenifer Dugan, seorang ahli biologi
penelitian di MSI.

"Gundukan tanaman kembali memenuhi tempat-tempat yang tadinya gundul akibat sapuan tsunami.
Gempa bumi menciptakan habitat pantai berpasir, di mana sebelumnya telah lama hilang," lanjutnya.

Untuk beberapa pesisir, muncul kabar tentang pantai yang tenggelam, terutama di mana tsunami
memperburuk penurunan permukaan yang disebabkan oleh gempa bumi.

Namun, di beberapa daerah pengangkatan permukaan terjadi karena gempa melebar dan meratakan
beberapa pantai.

Memengaruhi Ekosistem

Secara alami, pantai-pantai yang tenggelam mengalami kematian ekosistem intertidal (pasang surut),
tetapi pantai-pantai yang melebar segera dibanjiri dengan kembalinya tanaman dan hewan, yang telah
lama menghilang pasca-tsunami.

"Dengan penelitian di California dan penelitian kami di sini (Chile), kami tahu bahwa membangun
struktur pertahanan pantai, seperti dinding laut, dapat memicu penurunan keanekaragaman intertidal,"
kata penulis utama Eduardo Jaramillo, dari Universidad Austral de Chile.

"Tetapi setelah gempa, di mana terjadi peningkatan daratan yang signifikan, area pantai yang kehilangan
ekosistem karena pembangunan dinding laut, dengan cepat mengalami pemulihan alamai, hanya
beberapa pekan setelahnya," lanjutnya.

Simak video pilihan berikut:

Berikut beberapa fakta mengenai bencana tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Keberadaan Pantai

Di lain hal, apa yang juga ditemukan oleh para peneliti --yang lebih fokus pada penelitian tentang
pelindung pantai buatan manusia-- adalah bahwa terdapat jejak kehancuran yang bersifat jangka
panjang di ekosistem pesisir, ketika manusia mencoba membentuk kembali pantai.

"Ketika seseorang membangun tembok laut, tidak hanya habitat pantai ditutupi dengan dinding itu
sendiri, tetapi juga pasir turut hilang perlahan di depan dinding, hingga akhirnya tidak ada lagi pantai,"
ujar Dugan.
Ditambahkan oleh Dugan, bahwa zona pasir semi-kering dari ekosistem pasang surut atas dan
menengah hilang terlebih dahulu, hanya menyisakan zona pantai bawah yang bersifat basah.

Hal ini menyebabkan pantai kehilangan keanekaragaman serta fungsi ekologisnya, termasuk burung
pesisir dan simbiosisnya dengan ragam tanaman sekitar.

"Ini adalah dampak manusia yang kurang dihargai di garis pantai di seluruh dunia, dan dengan
perubahan iklim semakin menekan pantai, itu adalah masalah yang sangat serius untuk
dipertimbangkan," sambung Jaramillo.

Menurutnya, hal itu penting diperhatikan, karena pantai berpasir mewakili sekitar 80 persen dari garis
pantai terbuka secara global.

Juga, pantai berpasir merupakan salah satu penghalang terbaik terhadap kenaikan permukaan laut yang
terjadi di seluruh dunia.

"Sangat penting untuk menjaga pantai berpasir. Mereka tidak hanya penting untuk rekreasi, tetapi juga
untuk konservasi," tegas Jaramillo.

Tsunami

Gempa

Sains

Anda mungkin juga menyukai