Anda di halaman 1dari 178

JILID 3

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Gusrina

BUDIDAYA IKAN
JILID 3

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

i
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

BUDIDAYA IKAN
JILID 3
Untuk SMK

Penulis : Gusrina
Perancang Kulit : Tim

Ukuran buku : 17,6 cm x 25 cm

GUS GUSRINA
b Budidaya Ikan Jilid 3 untuk SMK /oleh Gusrina ---- Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
viii. 168 hlm
Daftar Pustaka : 489-500
Glosarium : 501-510
ISBN : 978-602-8320-19-1
ISBN : 978-602-8320-22-1

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

Diperbanyak oleh:
PT. MACANAN JAYA
CEMERLANG Jalan Ki Hajar Dewantoro
Klaten Utara, Klaten 57438, PO Box 181
Telp. (0272) 322440, Fax. (0272) 322603
E-mail: macanan@ygy.centrin.net.id
KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai
bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa
SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit didapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis


yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan
Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat
komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih
memudahkan bagi masyarakat khususnya para pendidik dan peserta didik SMK di
seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008


Direktur Pembinaan SMK

iii
iv
KATA PENGANTAR
Buku Budidaya Ikan merupakan salah satu judul buku teks kejuruan yang akan
digunakan oleh para pendidik dan peserta didik SMK dan lembaga pendidikan dan
pelatihan lainnya. Buku teks kejuruan dalam bidang budidaya ikan saat ini belum
banyak dibuat, yang beredar saat ini kebanyakan buku-buku praktis tentang beberapa
komoditas budidaya ikan. Buku Budidaya Ikan secara menyeluruh yang beredar
dimasyarakat saat ini belum memenuhi kebutuhan sebagai bahan ajar bagi siswa
SMK yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) SMK.

Dengan melakukan budidaya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahan pangan
bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Pada buku ini
akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan
budidaya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budidaya ikan, bab kedua berisi
tentang media budidaya ikan, bab ketiga berisi tentang hama dan penyakit ikan,
bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisi tentang teknologi pakan
buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakan alami, bab ketujuh berisi tentang
pengembangbiakan ikan dan bab kedelapan berisi tentang hama dan penyakit ikan.
Sedangkan materi penunjang seperti pemasaran, analisa usaha budidaya ikan dan
kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada bab terakhir.

Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau maupun
laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahami jenis-jenis
wadah dan media budidaya ikan, pengetahuan tentang nutrisi ikan dan jenis-jenis
pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi dan kebiasaan hidup. Selain itu
pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentang pengembangbiakan
ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, proses pemeliharaannya sampai
pemanenen ikan.

Akhir kata penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku ini dihadapan pembaca.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak atas
dukungan dan orang tua tercinta serta teman-teman yang telah membantu. Selain
itu kepada Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menegah yang menyediakan anggaran untuk meyediakan sumber belajar buku teks
kejuruan yang sesuai dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan SMK.
Semoga buku ini bermanfaat bagi yang membacanya dan menambah pengetahuan
serta wawasan. Dan juga kami mohon saran dan masukan yang membangun karena
keterbatasan yang dimiliki oleh penyusun.

Penulis

v
vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii

BAB VII. TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN ALAMI 343


7.1. JENIS-JENIS PAKAN ALAMI 343
7.2. BUDIDAYA PHYTOPLANKTON 348
7.3. BUDIDAYA ZOOPLANKTON 364
7.4. BUDIDAYA BENTHOS 392
7.5. BIOENKAPSULASI 399

BAB VIII. HAMA DAN PENYAKIT IKAN 403


8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT 403
8.2.PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN 414
8.3.GEJALA SERANGAN PENYAKIT 417
8.4. PENGOBATAN PENYAKIT IKAN 431

BAB IX. PEMASARAN 445


9.1. PENGERTIAN PEMASARAN 445
9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN HASIL PERIKANAN 446
9.3. PERENCANAAN DAN TARGET PENJUALAN 448
9.4. ESTIMASI HARGA JUAL 449
9.5. SISTEM PENJUALAN 452
9.6. STRATEGI PROMOSI 453

BAB X. ANALISA USAHA BUDIDAYA IKAN 461


10.1.PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN 461
10.2.NET PRESENT VALUE (NPV) 474
10.3.NET BENEFIT COST RATIO (NBC RATIO) 475
10.4.INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) 475
10.5.ANALISIS BREAK EVENT POINT 476
10.6.APLIKASI ANALISA USAHA 477

BAB XI. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 483


11.1.PENGERTIAN K3 483
11.2. PENERAPAN KAIDAH K3 PADA DUNIA USAHA
PERIKANAN BUDIDAYA 483

DAFTAR PUSTAKA 489


GLOSARI 501
vii

Diunduh dari BSE.Mahoni.com


viii
BAB VII
TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN ALAMI

pakan alami ini secara terpisah dengan


7.1 Jenis-Jenis Pakan Alami wadah budidaya ikan, sedangkan
Apakah pakan alami itu? Sebelum budidaya pakan alami secara non
membicarakan pakan alami perlu di- selektif adalah melakukan budidaya
pahami arti katanya. Pakan merupakan pakan alami bergabung dengan ikan
peristilahan yang digunakan dalam dunia yang akan dibudidayakan di mana
perikanan yang mempunyai arti makanan. kegiatan tersebut dilakukan pada saat
Alami menurut arti katanya adalah sesuatu dilakukan persiapan kolam untuk
yang berasal dari alam. Oleh karena itu, budidaya.
pakan alami adalah pakan yang di- Agar dapat membudidayakan pakan
konsumsi oleh organisme yang berasal alami maka harus dikuasai teknik
dari alam. budidayanya yang didasarkan pada
Pakan alami merupakan salah satu jenis pengetahuan aspek biologi dan kimianya
pakan ikan hias dan ikan konsumsi air tawar, yang mencakup morfologi, tahapan
payau, dan laut. Pakan alami adalah pakan stadia perkembangbiakannya, daur
yang disediakan secara alami dari alam dan hidup dan habitat, kecepatan dan tingkat
ketersediaannya dapat dibudidayakan oleh pertumbuhan, kebiasaan dan cara
manusia, sedangkan pakan buatan adalah makan atau unsur hara yang
pakan yang hanya dibuat oleh manusia dibutuhkan untuk hidup dan
dengan menggunakan beberapa bahan pertumbuhan, serta nilai gizi pakan alami.
baku dan formulasi pakannya disesuaikan Pakan alami sangat cocok untuk benih
dengan kebutuhan ikan. ikan/udang dan ikan hias karena pakan
Dalam bab ini akan dibicarakan pakan alami sangat mudah dicerna di dalam tubuh
alami yang merupakan makanan yang benih ikan/udang dan ikan hias. Selain itu,
sangat disukai oleh ikan hias dan ikan nilai gizi pakan alami sangat lengkap dan
konsumsi. Pakan alami dapat diperoleh sesuai dengan tubuh ikan, tidak me-
dengan melakukan usaha Budidaya. nyebabkan penurunan kualitas air pada
Usaha Budidaya pakan alami ini dapat wadah budidaya ikan, meningkatkan daya
dibagi atas dua kelompok besar yaitu: tahan tubuh benih ikan terhadap penyakit
penyediaan pakan alami yang selektif dan dan perubahan kualitas air, mudah
penyediaan pakan alami secara non- ditangkap karena pergerakan pakan alami
selektif seperti pemupukan di lahan tidak begitu aktif dan berukuran kecil sesuai
perairan. Penyediaan pakan alami secara dengan bukaan mulut larva.
selektif adalah melakukan budidaya

343
Pakan alami yang dapat dibudidaya- konsumsi oleh ikan/udang/ikan hias antara
kan dan banyak terdapat di alam dapat lain sebagai berikut.
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
1. Kelas Chlorophyceae, mempunyai
phytoplankton, zooplankton, dan benthos.
ciri-ciri:
Phytoplankton adalah organisme air yang
melayang-layang mengikuti pergerakan air Bersel tunggal tidak bergerak,
dan berupa jasad nabati. Dalam siklus misalnya Chlorococcum,Chlo-
hidupnya phytoplankton melakukan rella.
proses fotosintesa dan berukuran kecil Bersel tunggal dapat ber-
yaitu terdiri dari satu sel atau beberapa sel. gerak, misalnya Chlamy-
Bentuk phytoplankton antara lain oval, domonas, Euglena, Tetra-
bulat dan seperti benang. selmis.
Phytoplankton yang hidup di dalam
Bentuk koloni dapat ber-
perairan ini akan memberikan warna yang
gerak, misalnya Volvox, Scene-
khas pada perairan tersebut seperti
desmus.
berwarna hijau, biru atau cokelat. Hal ini
dikarenakan di dalam tubuh phytoplank- Bentuk koloni yang tidak
ton terdapat zat warna atau pigmen. Zat bergerak, misalnya Hydro-
warna atau pigmen ini dapat diklasifikasi- dictyon reticulatum.
kan seperti berikut. Bentuk benang, misalnya Spyrogyra,
1. Warna biru (Fikosianin) Oedogonium.
2. Warna hijau (Klorofil) Bentuk lemaran, misalnya, Ulva,
Chara.
3. Warna pirang (Fikosantin)
Selain itu, ciri-ciri umum yang dimiliki
4. Warna merah (Fikoeritrin)
alga hijau ini adalah:
5. Warna kuning (Xantofil)
Berwarna hijau rumput karena
6. Warna keemasan (Karoten) mengandung khlorofil.
Berdasarkan zat warna yang dimiliki, Mempunyai empat bulu cambuk.
alga dapat dikelompokkan seperti berikut.
Reproduksi sel terjadi
1. Alga Hijau (Kelas Chlorophyceae) secara vegetatif aseksual dan
2. Alga Cokelat (Kelas Bacillariophyceae/ seksual.
kelas Phaephyceae) 2. Kelas Bacillariophyceae mempunyai
3. Alga Keemasan (Kelas Chrysophyceae) ciri-ciri:
4. Alga Merah (Kelas Rhodophyceae) Berwarna cokelat karena me-
ngandung silikat.
5. Alga Hijau Kebiruan (Kelas Cyano-
phyceae) Berbentuk seperti cawan petri.
Beberapa jenis phytoplankton yang Reproduksi secara pembelah-
sudah dapat dibudidayakan dan di- an sel.

344
Bersel tunggal, misalnya
Chaetoceros calcitran dan
Skeletonema costatum.
3. Kelas Cyanophyceae, mempunyai ciri-
ciri:
Berwarna hijau kebiruan karena
mengandung klorofil dan pigmen
kebiru-biruan yaitu phycocyanin.
Berbentuk benang yang me-
lingkar seperti spiral, misalnya Gambar 7.1 Chlorella sp.
Spirulina.
2. Aspek biologi Tetraselmis sp.
Beberapa aspek biologi dari
phytoplankton yang sudah dapat dibudi- Alga sel tunggal yang bergerak
dayakan secara massal antara lain: aktif.

1. Aspek biologi Chlorella sp. Mempunyai empat buah flagella


dan berukuran 7–12 mikron.
Alga sel tunggal.
Mempunyai kloroplas.
Bentuknya bulat atau bulat telur.
Perkembangbiakan secara
Mempunyai khloroplas seperti aseksual yaitu pembelahan sel
cawan, dindingnya keras, padat dan seksual yaitu dengan
dan garis tengahnya 5 mikron. bersatunya khloroplas dari
Perkembangbiakan terjadi secara gamet jantan dan betina.
aseksual, yaitu dengan pem- Hidup di perairan pantai atau laut
belahan sel atau pemisahan dengan kisaran salinitas 27–37
autospora dari sel induknya. permil.
Habitatnya tempat-tempat yang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
basah dan medianya mengandung Gambar 7.2.
cukup unsur hara seperti N, P, K,
dan unsur mikro lainnya (karbon,
nitrogen, fosfor, sulfur, dan lain-
lain).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 7.1.

345
Jenis alga yang berkoloni.
Mempunyai kloroplas pada
selnya.
Perkembangbiakannya dengan
pembentukan koloni, dari setiap
sel induk dapat membentuk
sebuah koloni awal yang mem-
bebaskan diri melalui suatu
pecahan pada dinding sel induk.
Gambar 7.2 Tetraselmis sp. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
3. Aspek biologi Scenedesmus sp. Gambar 7.3.

Gambar 7.3 Scenedesmus sp.


5. Aspek biologi Spirulina sp.
4. Aspek biologi Skeletonema costatum
Alga hijau biru yang berbentuk
Bersel tunggal berukuran 4–6 spiral dan memiliki dinding sel tipis
mikron. yang mengandung murein.
Mempunyai dua macam ukuran
Mempunyai bentuk seperti kotak yaitu jenis kecil berukuran 1–3
dengan sitoplasma yang me- mikron dan jenis besar berukuran
menuhi sel dan tidak memiliki alat 3–12 mikron.
gerak. Perkembangbiakan terjadi secara
Perkembangbiakan melalui pem- aseksual atau pembelahan sel
yaitu dengan memutus filamen
belahan sel.
menjadi satuan-satuan sel yang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada membentuk filamen baru.
Gambar 7.4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 7.5.

Gambar 7.4 Skeletonema costatum

Gambar 7.5 Spirulina, sp.

346
Jenis pakan alami yang kedua adalah Perkembangbiakan dengan dua
zooplankton yaitu organisma air yang cara yaitu parthenogenesis dan
melayang-layang mengikuti pergerakan air biseksual.
dan berupa jasad hewani. Jenis
Nauplius, tubuhnya terdiri dari tiga
zooplankton yang biasa digunakan sebagai
pasang anggota badan yaitu
makanan larva atau benih ikan/udang/ikan
antenula, antenna I yang ber-
hias dan sudah dapat dibudidayakan
fungsi sebagai alat sensor, dan
secara massal sebagai berikut.
antenna II yang berfungsi sebagai
1. Rotifera, yaitu Brachionus sp. alat gerak atau penyaring
Ciri-cirinya: makanan dan rahang bawah
belum sempurna.
Berwarna putih.
Artemia dewasa berukuran 1–2 cm
Tubuhnya berbentuk seperti piala dengan sepasang mata majemuk
dan mempunyai panjang 60–80 dan 11 pasang thoracopoda.
mikron.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Terlihat koronanya dan terdapat Gambar 7.7.
bulu getar yang bergerak aktif.
Perkembangbiakannya dilakukan
dengan dua cara yaitu secara
parthenogenesis dan seksual.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 7.6.

Gambar 7.7 Artemia salina

3. Cladocera ,yaitu Moina sp. da n


Daphnia sp. Ciri-cirinya:
Berwarna merah karena me-
ngandung haemoglobin.
Gambar 7.6 Brachionus sp.
Bergerak aktif.
2. Brachiopoda, yaitu Artemia salina
Bentuk tubuh membulat untuk
Ciri-cirinya: moina dan lonjong untuk Daphnia.
Telurnya berwarna cokelat dengan Perkembangbiakannya secara
diameter 200–300 mikron, seksual dan parthenogenesis.
sedangkan pada saat dewasa
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
berwarna kuning cerah.
Gambar 7.8 dan 7.9.

347
Gambar 7.8. Moina sp. Gambar 7.9. Daphnia sp.

4. Infusaria, yaitu Pharamecium sp. Ciri-ciri benthos secara umum:


Ciri-cirinya: Berwarna merah darah karena banyak
mengandung haemoglobin.
Bersel tunggal
Berbentuk seperti benang yang
Berwarna putih
bersegmen-segmen.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Berdasarkan media tumbuhnya pakan
Gambar 7.10.
alami dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu pakan alami air tawar dan
pakan alami air laut. Jenis pakan alami air
tawar yang sudah banyak dibudidayakan
antara lain Moina, Daphnia, Brachionus,
Tubifek, sedangkan jenis pakan alami air
Gambar 7.10. Paramecium laut yang sudah dibudidayakan adalah
jenis-jenis phytoplankton, Brachionus, dan
Jenis pakan alami yang ketiga yang
Artemia salina.
dapat diberikan kepada ikan hias, larva,
dan benih ikan/udang/ikan hias adalah Dalam membudidayakan pakan alami
benthos. Benthos adalah organisma air yang akan diberikan kepada ikan hias dan
yang hidupnya di dasar perairan. Benthos ikan konsumsi dipilih jenis pakan alami
yang biasa dimanfaatkan dan dapat yang relatif mudah dan mempunyai siklus
dibudidayakan sebagai makanan ikan hidup yang singkat. Hal ini bermanfaat
antara lain cacing rambut atau tubifek dan untuk menyediakan pakan alami tersebut
larva Chironomus sp. Untuk lebih jelasnya secara kontinu.
dapat dilihat pada Gambar 7.11. Pada bab ini akan diuraikan secara
detail tentang budidaya pakan alami dari
kelompok phytoplankton, zooplankton,
dan benthos.

7.2 Budidaya Phytoplankton


Agar dapat membudidayakan phy-
Gambar 7.11 Cacing rambut (Tubifek sp.)
toplankton harus dilakukan beberapa

348
kegiatan yaitu:
1. Persiapan wadah dan peralatan
budidaya
2. Penyiapan media budidaya
Gambar 7.13 Cawan petri
3. Pemilihan bibit dan menginokulasi
bibit
4. Pemeliharaan pakan alami
5. Pemanenan
Gambar 7.14 Jarum ose

7.2.1 Wadah dan Peralatan


Budidaya Phytoplankton
Apakah wadah itu? Wadah adalah
tempat yang digunakan untuk memelihara
organisme air, yaitu tempat yang diguna- Gambar 7.15 Pipet kaca
kan untuk membudidayakan phytoplakton.
Ada beberapa jenis wadah yang dapat
digunakan untuk membudidayakan
pytoplankton. Pemilihan jenis wadah ini
sangat bergantung kepada jenis phy-
toplankton dan sistem kulturnya.
Jenis-jenis wadah yang dapat di- Gambar 7.16 Tabung reaksi
gunakan untuk membudidaya phytoplankton
sangat bergantung pada skala produksi.
Tahap awal dalam membudidayakan
phytoplankton adalah melakukan isolasi
dan kultur murni. Wadah yang digunakan
adalah erlenmeyer/stoples.

Gambar 7.17 Mikroskop

Pada tahap selanjutnya adalah tahap


semimassal dan massal. Wadah yang
digunakan antara lain bak semen, tanki
plastik, bak beton, dan bak fiber. Peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan
Gambar 7.12. Erlenmeyer/stoples
budidaya phytoplankton secara
Peralatannya meliputi jarum ose, semimassal dan massal antara lain
pipet kaca, tabung reaksi, dan mikroskop. aerator/blower selang aerasi, batu
aerasi, selang air, timbangan, saringan

349
halus/seser, ember, gayung, dan gelas Selang air digunakan untuk memasuk-
ukur kaca. kan air bersih dari tempat penampungan
air ke dalam wadah budidaya. Peralatan
ini digunakan juga untuk mengeluarkan
kotoran dan air pada saat dilakukan
pemeliharaan. Dengan menggunakan
selang air akan memudahkan dalam
melakukan penyiapan wadah sebelum
digunakan untuk budidaya. Peralatan
lainnya yang diperlukan dalam mem-
Gambar 7.18 Bak fiber budidayakan phytoplankton adalah
timbangan. Timbangan yang digunakan
boleh berbagai macam bentuk dan skala
digitalnya, karena fungsi utama alat ini
untuk menimbang bahan yang akan
digunakan dalam membudidayakan
phytoplankton.
Gambar 7.19 Aerator
Phytoplankton yang dipelihara di
Untuk membedakan antara kultur dalam wadah pemeliharaan akan tumbuh
semimassal dan massal hanya dari dan berkembang. Oleh karena itu, harus
volume media yang dapat disimpan di dipantau kepadatan populasinya di dalam
dalam wadah tersebut. Oleh karena itu, wadah. Alat yang digunakan adalah gelas
ukuran dari wadah yang akan digunakan ukur kaca yang berfungsi untuk melihat
sangat menentukan kapasitas produksi kepadatan populasi phytoplankton yang
dari pakan alami. dibudidayakan di dalam wadah pe-
Peralatan yang digunakan untuk meliharaan, mikroskop lengkap dengan
budidaya phytoplankton mempunyai haemocytometer untuk budidaya. Selain
fungsi yang berbeda-beda, misalnya itu, diperlukan juga plakton net atau
aerator digunakan untuk mensuplai saringan halus pada saat akan melakukan
oksigen pada saat membudidayakan pemanenan phytoplankton.
pakan alami skala kecil dan menengah, Setelah berbagai macam peralatan
tetapi apabila sudah dilakukan budidaya dan wadah yang digunakan dalam mem-
secara massal/skala besar maka budidayakan pakan alami phytoplankton
peralatan yang digunakan untuk diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan cara
mensuplai oksigen ke dalam wadah kerjanya wadah tersebut. Langkah
budidaya menggunakan blower. Peralatan pertama, peralatan dan wadah yang akan
selang aerasi berfungsi untuk menyalur- digunakan ditentukan sesuai dengan skala
kan oksigen dari tabung oksigen ke dalam produksi dan memudahkan kebutuhan.
wadah budidaya, sedangkan batu aerasi Peralatan dan wadah disiapkan untuk
digunakan untuk menyebarkan oksigen digunakan dalam budidaya phytoplankton.
yang terdapat dalam selang aerasi ke Wadah yang akan digunakan dibersihkan
seluruh permukaan air yang terdapat di dengan menggunakan sikat dan diberi
dalam wadah budidaya.

350
desinfektan untuk menghindari terjadinya mikroorganisme. Oleh karena itu, untuk
kontaminasi dengan mikroorganisme yang dapat membudidayakan phytoplankton kita
lain. Untuk wadah dan peralatan budidaya harus menyiapkan media yang tepat untuk
skala laboratorium harus dilakukan phytoplankton tersebut agar dapat tumbuh
pensucihamaan dengan sterilisasi alat au- dan berkembang.
toclave atau dengan larutan chlorin. Wadah
Media seperti apakah yang dapat
yang telah dibersihkan selanjutnya dapat
digunakan untuk tumbuh dan berkembang
diairi dengan air bersih.
pakan alami dari kelompok phytoplankton
Wadah budidaya yang telah diairi ini. Media tempat tumbuhnya pakan alami
dapat digunakan untuk memelihara sangat berbeda untuk setiap jenis pakan
phytoplankton. Air yang dimasukkan ke alami. Pada subbab sebelumnya sudah
dalam wadah budidaya harus bebas dari dijelaskan berbagai jenis pakan alami
kontaminan seperti pestisida, deterjen dan yang dapat dibudidayakan. Setiap jenis
chlor. Air yang digunakan sebaiknya diberi pakan alami tersebut mempunyai media
oksigen dengan menggunakan aerator dan tumbuh yang berbeda. Dalam buku ini
batu aerasi yang disambungkan dengan akan dibicarakan media tumbuh dari
selang aerasi. Aerasi ini dapat digunakan phytoplankton.
pula untuk menetralkan chlor atau meng-
Jenis phytoplankton yang banyak
hilangkan karbon dioksida di dalam air.
dibudidayakan pada usaha budidaya
perikanan laut adalah Chlorella,
7.2.2 Penyiapan Media Budidaya Tetraselmis, dan Skeletonema costatum.
Phytoplankton Dari ketiga jenis phytoplankton tersebut
secara proses pembuatan medianya
Bagaimanakah Anda melakukan pe-
hampir sama yang membedakannya
nyiapan media kultur yang akan digunakan
adalah jenis pupuk dan volume media
untuk membudidayakan phytoplankton
yang digunakan. Media tempat tumbuhnya
secara terkontrol? Apakah media kultur itu?
phytoplankton ini dapat dikelompokkan
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari
dalam tiga tahap kegiatan yaitu isolasi dan
kita diskusikan dan pelajari bab pada buku
teknik kultur murni di laboratorium, teknik
ini atau mencari referensi lain dari internet,
kultur skala semi massal dan teknik kultur
majalah dan sebagainya. Media adalah
skala massal.
bahan atau zat sebagai tempat hidup pakan
alami. Kultur adalah kata lain dari budidaya
yang merupakan suatu kegiatan pe- Media Kultur Murni
meliharaan organisme. Jadi, media kultur Teknik kultur phytoplankton dalam
adalah bahan yang digunakan suatu skala laboratorium dilakukan dalam
organisme sebagai tempat hidupnya ruangan tertutup dan ber-AC. Hal ini
selama proses pemeliharaan. Dalam hal ini diperlukan agar suhu selalu terkendali
phytoplankton pada umumnya merupakan dan mencegah kontak dengan lingkungan
organisme air yang hidupnya melayang- luar yang dapat menyebabkan kontaminasi
layang mengikuti pergerakan air dalam sehingga mengurangi kemurnian
bentuk jasad nabati dan mempunyai ukuran phytoplankton yang dikultur. Sumber
yang relatif sangat kecil dan disebut cahaya yang digunakan agar proses

351
fotosintesis terjadi adalah lampu neon TL disiapkan langkah selanjutnya melakukan
dengan kekuatan cahaya 2000–8000 lux, penebaran bibit pakan alami. Sumber
sedangkan sumber aerasi menggunakan nutrien yang digunakan untuk tumbuhnya
HI-Blower tersendiri yang dilengkapi phytoplankton dalam kultur murni
dengan saringan untuk memperkecil digunakan bahan kimia Pro-Analis (PA)
kontaminasi. dengan dosis pemakaian 1 ml/liter kultur.
Pupuk yang umum digunakan adalah
Metode kultur murni phytoplankton di
pupuk Conwy dan pupuk Guillard. Pupuk
laboratorium untuk memperoleh satu jenis
Conwy digunakan untuk phytoplankton
phytoplankton (monospesies) dapat
hijau, sedangkan pupuk Guillard untuk
dilakukan dengan beberapa cara berikut.
phytoplankton cokelat. Untuk lebih
1. Metode media agar jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.1 dan
2. Metode subkultur 7.2. Jenis pupuk yang akan digunakan
untuk melakukan kultur murni beberapa
3. Metode pengenceran berseri jenis phytoplankton sangat bermacam-
4. Metode pipet kapiler macam, biasanya jenis medium yang
digunakan disesuaikan dengan jenis
phytoplankton yang akan dikultur secara
Metode Media Agar
murni. Pada Tabel 7.1 dan 7.2 merupakan
Metode media agar adalah suatu komposisi nutrien yang biasa digunakan
metode pemurnian individu dari suatu untuk membuat medium pada jenis
sampel perairan dengan cara membuat phytoplankton dari air laut. Untuk jenis
kultur murni dengan menggunakan media phytoplankton dari perairan tawar dapat
agar. Media yang digunakan pada saat dilakukan dengan komposisi nutrien yang
inokulasi adalah media agar yang di- berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ada
lengkapi dengan larutan nutrien pengkaya, beberapa komposisi nutrien untuk
larutan trace element dan vitamin. Media membuat medium pada phytoplankton air
nutrien tersebut mengandung bahan- tawar, antara lain media Benneck, media
bahan kimia yang digunakan untuk sintesis Demer, dan media Bristole. Untuk lebih
protoplasma pada proses kulturnya. jelasnya komposisi ketiga media tersebut
Setelah media kultur skala laboratorium dapat dilihat pada Tabel 7.3.
Tabel 7.1 Komposisi Pupuk pada Media Stok Murni Kultur Algae

No. Bahan Kimia Pupuk Conwy/Wayne Pupuk Guillard

1. EDTA 45 gram 10 gram


2. NaH2PO4.2H2O 20 gram 10 gram
3. FeCl3.6H2O 1,3 gram 2,9 gram
4. H3BO3 33,6 gram –
5. MnCl2.4H2O 0,36 gram 3,6 gram
6. NaNO3 100 gram 100 gram
7. Na2SiO3.9H2O – 5 gram/30 ml
8. Trace Metal Solution 1 ml 1 ml
9. Vitamin 1 ml 1 ml
10. Aquades sampai 1000 ml 1000 ml

352
Tabel 7.2 Komposisi Trace Metal Solution

No. Bahan Kimia Pupuk Conwy/Wayne Pupuk Guillard

1. ZnCL2 2,1 gram –


2. CuSO4. 5 H2O 2,0 gram 1,96 gram
3. ZnSO4. 7 H2O – 4,40 gram
4. CoCl2. 6 H2O 2,0 gram 2,00 gram
5. (NH4)6. Mo7O24. 4 H2O 0,9 gram 1,26 gram
6. Aquabides sampai 100 ml 100 ml

Tabel 7.3 Komposisi Pupuk pada Phytiplankton Air Tawar (Chlorella sp.)

No. Bahan Kimia Pupuk Conwy/Wayne Pupuk Guillard

1. MgSO4 100 mg/I –


2. KH2PO4 100 mg/I 7 g/400 ml
3. NaNO3 – 10 g/400
4. FeCl3 – –
5. Ca(NO3)2 100 mg/I –
6. KCI 100 mg/I –
7. CaCI2.2H2O – 1 g/400
8. MgSO4,7H2O – 3 g/400
9. K2HPO4 – 3 g/400
10. NaCI – 1 g/400

Pada metode ini digunakan mikroskop, 3. Kultur di media agar


peralatan gelas (erlenmeyer, beker glass,
4. Kultur di media cair
stoples, petri dish, pipet, tabung reaksi), alat
penghitung plankton (Haemocytometer, 5. Pembuatan pupuk
hand counter), alat ukur kualitas air 6. Penghitungan phytoplankton
(termometer, refraktometer, pH meter),
timbangan, oven/autoclave, lemari es, air 7. Penyimpanan
conditioner, blower, lampu neon. Bahan- Sterilisasi peralatan dan bahan yang
bahan yang digunakan selain bahan-bahan akan digunakan dapat dilakukan dengan
yang digunakan untuk membuat pupuk cara berikut.
ditambah lagi agar difco, formalin, aquades,
1. Air laut yang akan digunakan dilaku-
alkohol, air laut steril.
kan sterilisasi dengan berbagai cara
Kegiatan yang dilakukan dalam di antaranya perebusan selama
melakukan kultur murni untuk semua 10 menit, menggunakan plankton net
metode hampir sama. Kegiatan yang ukuran 15 mikron atau pemberian
harus dilakukan adalah: larutan chlorine 60 ppm, kemudian
1. Sterilisasi peralatan dan bahan diaduk rata selama beberapa menit
dan dinetralkan dengan Natrium
2. Pembuatan media agar Thiosulfat 20 ppm.

353
2. Peralatan yang akan digunakan juga cara zig-zag, kemudian tutup dan
dapat dilakukan dengan beberapa simpan media agar yang telah digoresi
cara, di antaranya perebusan, dengan plankton pada suhu kamar di
perendaman dalam larutan kaporit/ bawah sinar cahaya lampu neon
chlorine 150 ppm, pemberian alkohol, secara terus-menerus.
diautoclave dengan temperature
2. Biarkan media tersebut dan biasanya
100°C dengan tekanan 1 atm selama
inokulum akan tumbuh setelah
20 menit, atau dioven.
4–7 hari dilakukan penggoresan
Setelah peralatan dan bahan yang dengan terlihatnya koloni plankton
akan digunakan disterilisasi, langkah yang tumbuh pada media agar
selanjutnya membuat media agarnya tersebut. Amati di bawah mikroskop
dengan cara berikut. koloni tersebut dan ambil koloni yang
diinginkan dan dikultur pada media
1. Bahan yang akan digunakan untuk
agar miring dalam tabung reaksi yang
membuat media agar adalah 1,5 gram
akan digunakan sebagai bibit.
Bacto agar dalam 100 ml air laut
ditambah dengan pupuk Conwy untuk 3. Koloni murni ini selanjutnya diinkubasi
green algae dan pupuk silikat untuk pada ruangan ber-AC.
Diatomae.
Kultur selanjutnya setelah diperoleh
2. Panaskan agar dan media tersebut koloni murni pada tabung reaksi adalah
dengan menggunakan hotplate atau melakukan kultur koloni plankton yang
microwave sampai cairannya men- diperoleh tersebut pada media cair. Kultur
didih dan masukkan ke dalam murni di media cair ini dapat dilakukan
autoclave pada suhu 120° C dengan dengan berbagai macam media yang
tekanan 1 atm selama 20 menit. sudah biasa dilakukan. Adapun prosedur
yang harus dilakukan sebagai berikut.
3. Biarkan agak dingin sebentar,
kemudian tambahkan vitamin, setelah 1. Siapkan erlenmeyer yang telah
itu larutan agar dan pupuk tersebut disterilisasi.
dituangkan ke dalam petri dish atau
2. Masukkan air laut dan pupuk sesuai
tabung reaksi dan dibiarkan sampai
dengan media yang diinginkan pada
dingin dan membeku, kemudian
setiap jenis phytoplankton.
simpan di dalam lemari es.
3. Lakukan inokulasi bibit phytoplankton
Langkah selanjutnya melakukan kultur
dari hasil kultur murni.
murni/isolasi plankton pada media agar
yang telah disiapkan sebelumnya. Adapun 4. Amati pertumbuhan phytoplankton
langkah yang harus dilakukan sebagai tersebut dengan menghitung ke-
berikut. padatan populasi phytoplankton.

1. Ambil contoh air plankton dengan Media yang akan digunakan sebagai
jarum ose yang telah dipanaskan/ pupuk pada media agar ini banyak sekali
disterilisasi dan oleskan ke permuka- macamnya antara lain media Zarrouk,
an media agar, pengolesan jarum ose media Berneck, media Detmer, media
pada media agar ini dilakukan dengan Allan Miquel, media Mollish, dan media

354
TMRL. 3. Biarkan peralatan tersebut kering
udara.
Volume media kultur murni biasanya
4. Setelah peralatan kering udara,
bertahap mulai dari isolasi dalam tabung masukkan peralatan tersebut ke
reaksi volume 10–15 ml, kemudian dalam autoclave dengan suhu 120°C
dipindahkan pada botol erlenmeyer dengan tekanan 1 atm selama
dengan volume yang bertahap dari 100 ml, 20 menit atau menggunakan oven
250 ml, 500 ml, dan botol kultur 1 liter yang dengan suhu 150°C selama 1 jam.
kemudian dikembangkan dari ukuran 5. Untuk bahan yang akan digunakan
2 liter sampai 30 liter. sebagi media kecuali vitamin, sterilisasi
dilakukan dengan cara memakai
autoclave pada suhu 120° C dengan
Metode Subkultur
tekanan 1 atm selama 15 menit.
Metode subkultur adalah suatu Karena pemanasan dapat merusak
metode mengisolasi mikroalga. Metode ini vitamin, larutan ini disterilisasikan
dapat digunakan jika mikroalga yang kita dengan menggunakan metode pe-
inginkan bukan mikroalga yang dominan. nyaringan.
Peralatan yang digunakan dalam meng-
Isolasi mikroalga dengan mengguna-
isolasi phytoplankton dengan metode ini
kan metode subkultur dapat dilakukan
adalah mikroskop, pipet, autoclave, oven,
dengan mengikuti prosedur sebagai
haemocytometer, gelas ukur, gelas piala,
berikut.
dan tabung reaksi. Bahan-bahan yang
digunakan adalah medium bristole, air 1. Siapkan air tanah dengan melarutkan
tanah, akuades, vitamin B12, vitamin B6, 1 sendok teh tanah kering dalam 200
vitamin B1, dan sampel air kolam. ml air, kemudian tempatkan dalam
wadah yang tertutup. Kukus media
Adapun prosedur yang digunakan
selama dua jam pada dua hari
dalam metode subkultur ada dua tahapan.
berturut-turut, kemudian dinginkan
Pertama, melakukan sterilisasi peralatan
dalam suhu ruang atau di lemari es
dan bahan yang akan digunakan. Kedua,
selama 24 jam sebelum digunakan.
melakukan isolasi. Sterilisasi dilakukan
pada semua alat dan bahan yang akan 2. Buat medium air tanah dengan cara
digunakan dalam kultur mikroalga/ mencampurkan 960 ml medium Bristol
phytoplankton. Untuk peralatan gelas dengan 40 ml air tanah.
seperti pipet, gelas ukur, gelas piala, dan 3. Ambil masing-masing 1 ml sampel air
tabung reaksi dapat dilakukan dengan kolam, kemudian encerkan 10 kali.
cara sebagai berikut.
1. Mencuci semua peralatan tersebut 4. Ambil masing-masing 1 ml sampel air
dengan menggunakan sabun yang kolam yang sudah diencerkan tadi lalu
tidak mengandung deterjen, kemudian masukkan masing-masing ke dalam
dibilas sampai bersih. tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml
2. Bilaskan peralatan pada point satu media Bristol dan media air tanah.
dengan menggunakan HCl 0,1 N dan
kemudian dibilas kembali dengan 5. Letakkan tabung reaksi dalam rak,
akuades. kemudian ditempatkan di bawah

355
lampu dan amati pertumbuhan dan selama 7 hari di bawah mikroskop dan
jenis mikroalga yang tumbuh pada hitung populasi kepadatan mikroalga
masing-masing media. atau phytoplankton dengan meng-
gunakan Haemocytometer.
Metode Pengenceran Berseri
Metode Pipet Kapiler
Metode pengenceran berseri merupa-
kan salah satu metode yang digunakan Metode kultur murni dengan meng-
untuk mengisolasi mikroalga atau phy- gunakan metode pipet kapiler dapat
toplankton jika jenis mikroalga atau phy- dilakukan dengan cara sel mikroalga atau
toplankton yang kita inginkan adalah jenis phytoplankton yang akan dikultur dipisah-
yang dominan. Adapun peralatan yang kan dengan menggunakan pipet kapiler
digunakan sama dengan metode subkultur, steril lalu dipindahkan ke dalam media
sedangkan bahan yang digunakan adalah yang sesuai. Pipet yang akan digunakan
medium Bristol, akuades, sampel air kolam, untuk metode ini adalah pipet yang mem-
vitamin B12, vitamin B6, dan vitamin B1. punyai diameter berkisar antara 3–5 kali
besar phytoplankton yang akan diisolasi
Peralatan dan bahan yang akan
dan pipetnya dilakukan pembakaran pada
digunakan dalam metode pengenceran
bagian ujungnya. Proses isolasi ini
berseri dilakukan isolasi. Isolasi peralatan
dilakukan di bawah mikroskop dengan
dan bahan yang akan digunakan sama
cara mengambil phytoplankton yang
dengan metode subkultur. Prosedur isolasi
diperoleh dengan menggunakan alat
dengan cara pengenceran berseri dengan
plankton net. Kemudian phytoplankton
prosedur sebagai berikut.
tersebut dilakukan penyaringan dan
1. Ambil sampel air kolam sebanyak diteteskan pada gelas objek. Dengan
1 ml, kemudian diencerkan dengan menggunakan pipet kapiler, ambil tetesan
cara dimasukkan tabung reaksi yang pytoplankton tersebut dan amati di bawah
telah berisi 9 ml medium Bristol, lalu mikroskop. Kemudian, pytoplankton
aduk. tersebut dikultur dalam tabung reaksi
2. Ambil lagi 1 ml sampel dari tabung volume 10 ml yang telah diperkaya dengan
reaksi pada tahap 1 tersebut, jenis pupuk yang sesuai dengan
kemudian masukkan tabung reaksi phytoplankton yang akan diisolasi dan
yang telah berisi medium Bristol lakukan pengamatan jenis phytoplankton
sebanyak 9 ml. yang tumbuh di bawah mikroskop setiap
hari dan lakukan kegiatan tersebut sampai
3. Lakukan pengenceran seperti tahapan diperoleh jenis phytoplankton yang di-
kedua tersebut sampai lima kali inginkan.
pengenceran.
4. Susun semua tabung reaksi tersebut
dalam rak tabung reaksi, kemudian Media Kultur Semimassal dan Massal
letakkan di bawah cahaya lampu. Media yang digunakan untuk teknik
5. Amati pertumbuhan dan jenis kultur phytoplankton skala semimassal
mikroalga yang tumbuh dominan berbeda dengan teknik kultur murni. Pada

356
teknik kultur ini dilakukan di ruang terbuka, Bibit yang digunakan diambil sebanyak
tetapi beratap transparan agar bisa 5–10% dari volume total yang akan dikultur.
memanfaatkan sinar matahari. Kegiatan Pupuk yang digunakan adalah pupuk teknis
ini umumnya dilakukan dalam akuarium dan sewaktu-waktu dapat menggunakan
bervolume 100 liter sampai dengan bak pupuk laboratorium. Komposisi jenis pupuk
fiber 0,3 m3. Bibit yang digunakan untuk yang digunakan pada media kultur dapat
kultur semimassal berasal dari kultur murni. dilihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4 Komposisi Pupuk Phytoplankton Semimassal

No. Bahan Kimia Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk


Conwy Guillard TMRL BBL SM

1. NaNO3/KNO3 100 gr 84,2 gr 100 gr 50 gr


2. Na2EDTA 5 gr 10 gr – 5 gr
3. FeCl3 1,3 gr 2,9 gr 3 gr 1 gr
4. MnCl2 0,36 gr 0,36 gr – –
5. H3BO3 33,6 gr – – –
6. Na2HPO4 20 gr 10 gr 10 gr 10 gr
7. Na2SiO3 – 50 gr 1 gr 15 ml
8. Trace metal Solution 1 ml 1 ml – 0,5 ml
9. Vitamin 1 ml 1 ml – 1 ml
10. Aquabides 1000 ml 1000 ml 1000 ml 1000 ml
11. Urea – – – 40 gr
12. ZA – – – 30 gr

bak-bak kultur berukuran besar dan


Teknik kultur phytoplankton selanjut-
dilakukan di luar ruangan dengan volume
nya teknik kultur skala massal dengan
berkisar antara 40 – 100 meter kubik.
menggunakan bibit dari hasil kultur skala
Media kultur yang dibuat pada tahap ini
semimassal. Volume media kultur semi-
menggunakan pupuk teknis, seperti urea,
massal 100 liter sampai 0,3 meter kubik.
ZA, TSP. Komposisi pupuk untuk teknik
Teknik kultur yang terakhir adalah teknik
kultur secara massal dapat dilihat pada
kultur skala massal. Pada teknik ini bibit
Tabel 7.5.
yang digunakan berasal dari teknik skala
semimassal. Kegiatan ini dilakukan pada

Tabel 7.5 Komposisi Pupuk Kultur Massal

Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk Pupuk


No. Bahan Kimia
Yashima Diatom Phyto A Phyto B Phyto C
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

1. Urea 10 30 30 50 50
2. ZA 100 40 30 20 50
3. TSP 10 20 10–15 10–15 15-20
4. Molase/orgami – 10 10 10 15
5. Silikat Teknis – 5-20 – – –

357
digunakan untuk budidaya pakan
Langkah kerja dalam menyiapkan
alami.
media tempat tumbuhnya pakan alami
10. Media tempat tumbuhnya pakan alami
phytoplankton semimassal dan massal
siap untuk ditebari dengan bibit sesuai
seperti berikut.
dengan kebutuhan produksi.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dan sebutkan fungsi dan 7.2.3 Penebaran Bibit/Inokulasi
cara kerja peralatan tersebut. Setelah media tempat tumbuhnya
2. Tentukan wadah yang akan digunakan pakan alami disiapkan langkah selanjut-
untuk membudidayakan pakan alami. nya, yaitu melakukan penebaran bibit
pakan alami. Peristilahan penebaran bibit
3. Bersihkan wadah dengan mengguna-
pakan alami biasanya menggunakan kata
kan sikat dan disiram dengan air
melakukan inokulasi bibit pakan alami ke
bersih, kemudian lakukan pensuci-
dalam media tempat tumbuhnya pakan
hamaan wadah dengan mengguna-
alami. Apakah inokulasi itu? Bagaimana
kan desinfektan sesuai dengan
Anda melakukan inokulasi/menebar bibit
dosisnya.
pakan alami pada media kultur? Dalam
4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan buku ini akan diuraikan secara singkat
dengan menggunakan air bersih. tentang seleksi/pemilihan bibit pakan alami
5. Pasanglah peralatan aerasi dengan yang akan diinokulasi dan cara melakukan
merangkaikan antara aerator, selang inokulasi pada media kultur pakan alami.
aerasi dan batu aerasi, masukkan ke Kata inokulasi diambil dari bahasa
dalam wadah budidaya. Ceklah Inggris yaitu inoculate yang mempunyai
keberfungsian peralatan tersebut arti menyuntik atau memberi vaksinasi.
dengan memasukkan ke dalam arus Dalam peristilahan dunia perikanan di-
listrik. terjemahkan menjadi memasukkan bibit
6. Masukkan air bersih yang tidak pakan alami ke dalam media kultur dengan
terkontaminasi ke dalam wadah cara disuntikkan atau ditebar secara
budidaya dengan menggunakan langsung. Digunakan peristilahan ini
selang plastik dengan ke dalaman karena yang ditebarkan ke dalam media
air yang telah ditentukan. kultur adalah mikroorganisme yang
memiliki ukuran kecil antara 45 – 300 —m.
7. Tentukan media tumbuh yang akan
digunakan dan hitung jumlah pupuk Ada beberapa langkah yang harus
yang dibutuhkan sesuai dengan dosis dilakukan sebelum melakukan inokulasi
yang telah ditetapkan. bibit pakan alami ke dalam media kultur.
Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit
8. Timbanglah pupuk sesuai dengan pakan alami. Kedua, melakukan seleksi
dosis yang telah ditentukan. terhadap bibit pakan alami. Ketiga,
9. Buatlah larutan terhadap berbagai melakukan inokulasi bibit pakan alami
macam pupuk pada wadah yang sesuai dengan prosedur. Identifikasi pakan
sesuai. Jika sudah terbentuk larutan, alami perlu dilakukan agar tidak terjadi
masukkan ke dalam wadah yang kesalahan dalam melakukan inokulasi.

358
Identifikasi jenis-jenis pakan alami air laut laut atau perairan tawar. Padat penebaran
telah dipelajari pada bab sebelumnya. Oleh bibit phytoplankton ini sangat bergantung
karena itu, dalam bahasan selanjutnya kepada volume media, waktu pemanenan,
diharapkan sudah dikuasai dan dipahami dan kebutuhan produksi.
tentang jenis-jenis pakan alami yang akan
Cara yang dilakukan dalam melaku-
dibudidayakan. Ada beberapa jenis
kan inokulasi dengan menebarkannya
phytoplakton yang merupakan pakan alami
secara hati-hati ke dalam media kultur
bagi ikan hias maupun ikan konsumsi.
sesuai dengan padat tebar yang telah
Langkah selanjutnya setelah dapat ditentukan. Penebaran bibit pakan alami
mengidentifikasi jenis-jenis pakan alami ini sebaiknya dilakukan pada saat suhu
yang akan ditebar ke dalam media kultur perairan tidak terlalu tinggi yaitu pada pagi
adalah melakukan pemilihan terhadap bibit dan sore hari.
pakan alami. Pemilihan bibit pakan alami
Langkah kerja dalam menebar bibit
yang akan ditebar ke dalam media kultur
phytoplankton sebagai berikut.
harus dilakukan dengan tepat. Bibit yang
akan ditebar ke dalam media kultur harus 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
yang sudah dewasa. Perkembangbiakan digunakan sebelum melakukan
pakan alami di dalam media kultur dapat inokulasi/penebaran bibit pakan alami.
dilakukan dengan dua cara, yaitu sexual 2. Siapkan mikroskop dan peralatannya
dan asexual. Perkembangbiakan secara untuk mengidentifikasi jenis pakan
asexual (tidak kawin) yang disebut alami yang akan dibudidayakan.
parthenogenesis terjadi dalam keadaan
normal. 3. Ambillah sampel pakan alami dengan
menggunakan pipet dan letakkan di
Pakan alami mempunyai umur hidup atas objec glass.
yang relatif singkat. Untuk kelompok
phytoplankton hanya dibutuhkan waktu 4. Letakkan objec glass di bawah
beberapa hari saja sudah mencapai mikroskop dan amati morfologi pakan
puncak populasi dan akan mati. Setelah alami serta cocokkan dengan gambar
dilakukan seleksi bibit pakan alami dari sebelumnya.
kelompok phytoplankton dilakukan 5. Lakukan pengamatan terhadap
penebaran bibit pakan alami sesuai individu pakan alami beberapa kali
dengan jenis dan volume media kultur ulangan agar dapat membedakan
yang telah ditentukan. Kultur pakan alami tahapan stadia pada pakan alami yang
phytoplankton biasanya untuk kebutuhan sedang diamati di bawah mikroskop.
produksi menggunakan teknik kultur
6. Lakukanlah pemilihan bibit yang akan
massal dan bibit yang ditebarkan pada
ditebarkan ke dalam media kultur dan
teknik kultur massal ini berasal dari teknik
letakkan dalam wadah yang terpisah.
kultur semimassal, sedangkan bibit yang
digunakan pada teknik kultur semimassal 7. Tentukan padat penebaran yang akan
berasal dari kultur murni. Bibit yang digunakan dalam budidaya pakan
dibudidayakan dari kultur murni berasal alami tersebut sebelum dilakukan
dari hasil inokulasi dari alam yaitu perairan penebaran.

359
8. Hitunglah jumlah bibit yang akan di- terdiri dari 2 larutan, yaitu: (1)
tebar tersebut sesuai dengan point 7. Larutan A, terdiri dari 20 gram
KNO3 dalam 100 ml air suling; (2)
9. Lakukan penebaran bibit pakan alami
pada pagi atau sore hari dengan cara Larutan B, terdiri dari: 4 gram
menebarkannya secara perlahan- Na 2 HPO 4 .12H 2 O; 2 gram
lahan ke dalam media kultur. CaCl2.6H2O; 2 gram FeCl3; dan 2
ml HCl; semuanya dilarutkan
dalam 80 ml air suling.
7.2.4 Pemeliharaan dan Pemanen-
Setiap 1 liter medium, meng-
an Phytoplankton gunakan 2 ml larutan A dan 1 ml
Pada subbab ini akan dibahas larutan B.
beberapa contoh dalam melakukan 3. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton
pemeliharaan dan pemanenan Phy-
toplankton antara lain Cholrela, Wadah dicuci dan dibebas-
Tetraselmis, dan Skeletonema costatum. hamakan. Air untuk medium harus
disaring. Medium dipupuk dengan
jenis dan takaran: 100 mg/liter
Chlorella pupuk TSP, Urea se-
banyak 10–15 mg/liter dan
Penyiapan Bibit
pupuk KCl sebanyak 10–15
1. Alat-alat yang akan digunakan dicuci mg/l.
dengan deterjen, kemudian dibilas
Untuk pertumbuhan dalam
dengan larutan klorin 150 ppm.
wadah besar (1 ton) cukup
2. Dalam wadah 1 galon menggunakan urea dengan
Menggunakan stoples atau botol takaran 50 gram/m3.
”carboys”, slang aerasi, dan batu
aerasi. Pemeliharaan
Botol diisi medium ± 3 liter, untuk 1. Dalam wadah 1 galon
Chlorella air laut menggunakan Bibit ditebar dalam medium
medium dengan kadar garam 15 yang telah diberi pupuk, sampai
per mil, dan untuk Chlorella air airnya berwarna agak kehijau-
tawar dapat menggunakan air hijauan. Bibit yang masuk
tawar yang disaring dengan kain disaring dengan saringan 15
saringan 15 mikron. mikron.
Air disterilkan dengan cara Wadah disimpan di dalam
mendidihkan, klorinasi, atau ruang laboratorium di bawah
penyinaran dengan lampu ultra- penyinaran lampu neon, dan
violet. air diudarai terus-menerus.
Pemupukan dengan mengguna- Setelah ± 5 hari, Chlorella
kan ramuan Allen-Miguel, yang sudah tumbuh dengan kepadatan

360
sekitar 10 juta sel/ml. Airnya dan batu aerasi dicuci dengan
berwarna hijau segar. deterjen dan dibilas dengan
larutan klorin 150 ml/ton.
Hasil penumbuhan ini
digunakan sebagai bibit pada Wadah diisi air medium dengan
penumbuhan dalam wadah yang kadar garam 28 per mil yang telah
lebih besar. disaring dengan saringan 15
mikron. Kemudian disterilkan
2. Dalam wadah 60 liter atau 1 ton
dengan cara direbus, diklorin
Untuk wadah 60 liter mem- 60 ppm, dan dinetralkan dengan
butuhkan 1 galon bibit dan untuk 20 ppm Na2S2O3, atau disinari
wadah 1 ton membutuhkan lampu ultraviolet.
5 galon bibit.
Medium dipupuk dengan jenis dan
Selain dipupuk, dapat dilepaskan takaran sebagai berikut.
ikan mujair besar 4–5 ekor/m2
yang diberi makan pelet se-
cukupnya, bertujuan sebagai
penghasil pupuk organik dari
kotorannya.
Wadah disimpan dalam ruangan
yang kena sinar matahari langsung.
Setelah 5 hari pertumbuhan
terjadi dan pada puncaknya dapat
mencapai kepadatan 5 juta sel/ml.
Secara berkala medium perlu
dipupuk susulan, penambahan air
baru, dan pemberian obat pem-
berantas hama.

Pemanenan
Chlorella dipanen dari perairan
massal 60 l/1 ton dan dapat langsung 2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)
diumpankan pada ikan.
Dapat menggunakan botol
”carboys” atau stoples.
Tetraselmis
Persiapan sama dengan dalam
Penyiapan Bibit wadah 1 liter.
1. Dalam wadah 1 liter Medium dipupuk dengan jenis dan
takaran sebagai berikut.
Dapat menggunakan botol
erlenmeyer. Botol, slang plastik, – Urea–46 = 100 mg/l

361
– Kalium hidrofosfat – K2HPO4 100.000 sel/ml. Airnya diudarai
terus-menerus dan wadah
= 10 mg/l
diletakkan dalam ruang ber- AC,
– Agrimin = 1 mg/l dan di bawah sinar lampu neon.
– Besi klorida – FeCl3 = 2 mg/l Setelah 4–5 hari telah ber-
– EDTA (Ethyelene Dinitro kembang dengan kepadatan 4–5
juta sel/ml. Hasilnya digunakan
Tetraacetic Acid) = 2 mg/l sebagai bibit pada penumbuhan
– Vitamin B1 = 0,005 mg/l berikutnya.
– Vitamin B12 = 0,005 mg/l 2. Dalam wadah 1 galon (3 liter)
3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton Bibit dari penumbuhan dalam
wadah 1 liter ditebar dalam me-
• Wadah 200 liter dapat meng-
dium yang telah diberi pupuk.
gunakan akuarium dan untuk
Setiap galon membutuhkan bibit
1 ton menggunakan bak dari
100 ml hingga kepadatan men-
kayu, bak semen, atau bak fiber-
capai 100.000 sel/ml.
glass.
• Persiapan lain sama. Wadah ditaruh di dalam ruangan
ber-AC, di bawah lampu neon,
• Medium dipupuk dengan jenis dan dan airnya diudarai terus-
takaran sebagai berikut. menerus.
– Urea-46 = 100 mg/liter Setelah 4–5 hari telah ber-
– Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter kembang dengan kepadatan 4–5
juta sel/ml. Hasilnya digunakan
– Kalium hidrofosfat- K2HPO4 =
sebagai bibit pada penumbuhan
5 mg/liter atau Kalium berikutnya.
dihidrofosfat- K2H2PO 4 = 5
3. Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
mg/liter
Wadah 200 liter membu-
– Agrimin = 1 mg/liter
tuhkan 3 galon bibit,
– Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/li- sedangkan wadah 1 ton 100
ter liter.
• Untuk wadah 1 ton dapat hanya Dalam waktu 4–5 hari
menggunakan urea 60–100 mg/ mencapai puncak perkem-
liter dan TSP 20–50 mg/liter. bangan dengan kepadatan 2–4
juta sel/ml.
Pemeliharaan Hasil penumbuhan di
1. Dalam wadah 1 liter wadah 200 ton digunakan
sebagai bibit untuk penum-
Bibit ditebar dalam medium yang buhan di wadah 1 ton,
telah diberi pupuk sebanyak sedangkan dari wadah 1 ton

362
dapat digunakan sebagai pakan. V1 : Volume Skeletonema costatum

Pemanenan yang diperlukan untuk penebaran

Cara pemanenan langsung diumpan- V2 : Volume kultur Skeletonema


kan dan diambil dari budidaya masal 1 costatum yang dibuat dalam
ton. Kultur Skeletonema costatum dalam gelas erlenmeyer
gelas erlenmeyer 1 liter.
N1 : Jumlah Skeletonema costatum
per cc yang akan ditebar
N2 : Jumlah Skeletonema costatum
per cc yang dikehendaki dalam
penebaran ( dalam hal ini misal-
nya ditentukan yaitu 70.000 sel
per cc)
Makin tinggi jumlah N2 makin cepat
kultur ini mencapai kepadatan
maksimal. Oleh karena itu, dalam
menentukan besarnya N2 harus perlu
dipertimbangkan pemanfaatannya.
Dengan kepadatan awal 70.000 sel
diharapkan dalam waktu 3–4 hari
3. Perbandingan antara air laut dengan sudah mencapai puncaknya dan siap
pupuk adalah 1 liter air laut diberi dipanen.
larutan A, B, dan C masing-masing
1 cc dan 4 tetes larutan D. 6. Aerasi dipasangkan ke dalam wadah
budidaya yang bertujuan untuk
4. Masukkan air laut yang telah meningkatkan kandungan oksigen
disterilisasi dan dicampur dengan yang diperlukan dalam proses meta-
pupuk ke dalam wadah sebanyak bolisme dan mencegah pengendapan
300–500 cc dan ukur kadar garamnya, plankton.
kadar garam (salinitas) yang baik
untuk kultur Skeletonema costatum 7. Botol kultur diletakkan di bawah
adalah 28–35 ppt. cahaya lampu neon (TL) sebagai
sumber energi untuk fotosintesa.
5. Tebar bibit Skeletonema costatum
dengan padat penebaran (N2) sekitar 8. Dalam waktu 3 – 4 hari perkembangan
diatom mencapai puncaknya yaitu
70.000 sel per cc. Volume
6–7 juta sel per cc dan siap untuk
Skeletonema costatum yang dibutuh-
dipanen dan dapat digunakan sebagai
kan untuk penebaran (V 1 ) dapat
bibit pada budidaya skala semi-
dihitung dengan rumus berikut.
massal.

di mana:

363
Cara Menghitung Kepadatan Pemilihan wadah yang akan diguna-
Phytoplankton kan dalam membudidayakan Daphnia
sangat bergantung kepada tujuannya.
1. Teteskan alga di atas permukaan gelas
Wadah yang terbuat dari bak semen, bak
preparat di bagian tengah, kemudian
beton, bak fiber, dan tangki plastik biasa-
tutup dengan gelas penutup. Air akan
nya digunakan untuk membudidayakan
menutupi permukaan gelas yang ber-
Daphnia secara selektif yaitu membudi-
garis. Luas permukaan yang bergaris
dayakan pakan alami di tempat terpisah
adalah 1 mm persegi dan tinggi atau
dari ikan yang akan mengkonsumsi pakan
jarak cairan alga antara permukaan
alami. Wadah budidaya kolam tanah
gelas bagian tengah dan gelas penutup
biasanya dilakukan untuk membudidaya-
juga diketahui yaitu 0,1 mm maka
kan pakan alami nonselektif, yaitu mem-
volume air di atas permukaan bergaris
budidayakan pakan alami secara bersama-
sama dengan 1 mm 2 × 0,1 mm =
sama dengan ikan yang akan meng-
0,1 mm3 (0,0001 cm3). komsumsi pakan alami tersebut. Oleh
2. Hitunglah jumlah plankton yang karena itu, ukuran wadah yang akan
terdapat dalam kotak dan lakukan digunakan sangat menentukan kapasitas
perhitungan berikut. produksi dari pakan alami Daphnia.

Jika dihitung dalam 400 kotak: Peralatan yang digunakan untuk


budidaya pakan alami Daphnia
jumlah sel × 10.000/ml mempunyai fungsi yang berbeda-
Jika dihitung hanya beberapa beda, misalnya aera tor digunakan
kotak: untuk mensuplai oksigen pada saat
membudidayakan pakan alami skala
rata-rata jumlah sel/kotak × 400 kecil dan menengah, tetapi apabila
kotak × 10.000/ml sudah dilakukan budidaya secara
massal/skala besar maka peralatan
7.3 Budidaya Zooplankton yang digunakan untuk mensuplai
oksigen ke dalam wadah budidaya
7.3.1 Budidaya Daphnia menggunakan blower. Peralatan selang
Wadah dan Peralatan Budidaya Daphnia aerasi berfungsi untuk menyalurkan
oksigen dari tabung oksigen ke dalam
Peralatan dan wadah yang dapat
wadah budidaya, sedangkan batu aerasi
digunakan dalam mengkultur pakan alami
digunakan untuk menyebarkan oksigen
Daphnia ada beberapa macam. Jenis-jenis
yang terdapat dalam selang aerasi ke
wadah yang dapat digunakan antara lain
seluruh permukaan air yang terdapat di
bak semen, tangki plastik, bak beton, bak
dalam wadah budidaya.
fiber, dan kolam tanah. Peralatan yang
dibutuhkan untuk melakukan budidaya Selang air digunakan untuk memasuk-
Daphnia antara lain aerator/blower, selang kan air bersih dari tempat penampungan
aerasi, batu aerasi, selang air, timbangan, air ke dalam wadah budidaya. Peralatan
kantong plastik, tali rafia, saringan halus/ ini digunakan juga untuk mengeluarkan
seser, ember, gayung, dan gelas ukur kaca. kotoran dan air pada saat dilakukan

364
pemeliharaan. Dengan menggunakan butuhan. Peralatan dan wadah disiapkan
selang air akan digunakan untuk untuk digunakan dalam budi daya
budidaya. Peralatan lainnya yang Daphnia. Wadah yang akan digunakan
diperlukan dalam membudidayakan dibersihkan dengan menggunakan sikat
Daphnia adalah timbangan. Timbangan dan diberikan desinfektan untuk meng-
yang digunakan boleh berbagai macam hindari terjadinya kontaminasi dengan
bentuk dan skala digitalnya, karena mikroorganisme yang lain. Wadah yang
fungsi utama alat ini untuk telah dibersihkan selanjutnya dapat diairi
menimbang bahan yang akan dengan air bersih. Wadah budidaya yang
digunakan dalam membudidayakan telah diairi dapat digunakan untuk me-
Daphnia. Bahan yang telah ditimbang melihara Daphnia. Air yang dimasukkan
tersebut selanjutnya bisa diletakkan di ke dalam wadah budidaya harus bebas
dalam wadah plastik atau kantong plastik dari kontaminan seperti pestisida,
dan diikat dengan menggunakan karet deterjen, dan chlor. Air yang digunakan
plastik. Bahan yang telah terbungkus sebaiknya diberi oksigen dengan meng-
dengan memudahkan wadah kantong gunakan aerator dan batu aerasi yang
plastik tersebut selanjutnya dimasukkan disambungkan dengan selang aerasi.
ke dalam media budidaya Daphnia. Aerasi ini dapat digunakan pula untuk
menetralkan chlor atau menghilangkan
Daphnia yang dipelihara di dalam
karbon dioksida di dalam air. Kedalaman
wadah pemeliharaan akan tumbuh dan
air di dalam wadah budidaya yang
berkembang. Oleh karena itu, harus
optimum adalah 50 cm dan maksimum
dipantau kepadatan populasi Daphnia di
90 cm.
dalam wadah. Alat yang digunakan adalah
gelas ukur kaca yang berfungsi untuk Langkah kerja dalam menyiapkan
melihat kepadatan populasi Daphnia yang wadah budidaya Daphnia sebagai berikut.
dibudidayakan di dalam wadah pe-
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
meliharaan. Selain itu, diperlukan juga
digunakan dan sebutkan fungsi dan
seser atau saringan halus pada saat akan
cara kerja peralatan tersebut.
melakukan pemanenan Daphnia. Daphnia
yang telah dipanen tersebut dimasukkan 2. Tentukan wadah yang akan digunakan
ke dalam ember plastik untuk memudah- untuk membudidayakan Daphnia.
kan dalam pengangkutan dan digunakan 3. Bersihkan wadah dengan mengguna-
juga gayung plastik untuk mengambil kan sikat dan disiram dengan air bersih,
media air budidaya Daphnia yang telah kemudian lakukan pensucihamaan
diukur kepadatannya. Setelah berbagai wadah dengan menggunakan
macam peralatan dan wadah yang desinfektan sesuai dengan dosisnya.
digunakan dalam membudidayakan pakan
alami Daphnia diidentifikasi dan dijelaskan 4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan
fungsi dan cara kerjanya, langkah selanjut- dengan menggunakan air bersih.
nya melakukan persiapan terhadap wadah 5. Pasanglah peralatan aerasi dengan
tersebut. Langkah pertama, peralatan dan merangkaikan antara aerator, selang
wadah yang akan digunakan ditentukan aerasi dan batu aerasi, masukkan ke
sesuai dengan skala produksi dan ke- dalam wadah budidaya. Ceklah ke-

365
berfungsian peralatan tersebut dengan ditebarkan ke dalam media kultur pakan
memasukkan ke dalam arus listrik. alami Daphnia? Berdasarkan pengalaman
beberapa pembudidaya dosis yang
6. Masukkan air bersih yang tidak ter-
digunakan untuk pupuk kandang adalah
kontaminasi ke dalam wadah
1.500 gram/m3 , atau 1,5 gram/liter. Dosis
budidaya dengan menggunakan
pupuk kandang yang berasal dari kotoran
selang plastik dengan ke dalaman
ayam kering berdasarkan hasil penelitian
air yang telah ditentukan, misalnya
dan memberikan pertumbuhan populasi
60 cm.
Daphnia yang optimal adalah 450g/1.000
liter media kultur atau 0,45 gram/liter.
Media Budidaya Daphnia Dosis yang digunakan untuk pupuk
Bagaimanakah Anda melakukan anorganik harus dihitung berdasarkan
penyiapan media kultur yang akan kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan.
digunakan untuk membudidayakan pakan Beberapa pembudidaya ada yang meng-
alami Daphnia secara terkontrol? Apakah gunakan pupuk Nitrat dan Phosphat
media kultur itu? Untuk menjawab per- sebagai unsur hara yang dimasukkan ke
tanyaan tersebut, mari kita diskusikan dan dalam media kultur pakan alami.
pelajari buku ini. Media adalah bahan atau Dosis yang digunakan dihitung ber-
zat sebagai tempat hidup pakan alami. dasarkan kandungan unsur hara yang
Kultur adalah kata lain dari budidaya yang terdapat dalam pupuk anorganik, misalnya
merupakan suatu kegiatan pemeliharaan pupuk yang akan digunakan adalah Urea
organisme. Jadi, media kultur adalah dan ZA. Kadar unsur N dalam Urea adalah
bahan yang digunakan oleh suatu 46%, artinya dalam setiap 100 kg Urea
organisme sebagai tempat hidupnya mengandung unsur N sebanyak 46 kg.
selama proses pemeliharaan. Dalam hal Untuk ZA kadar N-nya 21%, artinya kadar
ini pakan alami pada umumnya merupa- N dalam pupuk ZA adalah 21 kg. Sedangkan
kan organisme air, yang hidupnya ada di pupuk kandang yang baik mengandung
dalam air. Oleh karena itu, untuk dapat unsur N sebanyak 1,5–2%. Oleh karena
membudidayakan pakan alami Daphnia dalam menghitung jumlah pupuk anorganik
kita harus menyiapkan media yang tepat yang dibutuhkan dalam media kultur pakan
untuk pakan alami tersebut agar dapat alami dilakukan perhitungan matematis.
tumbuh dan berkembang. Misalnya kebutuhan Urea adalah V1N1 =
Pupuk yang dimasukkan ke dalam V2N2, 2 × 1,5 = V × 46, maka kebutuhan
media kultur pakan alami Daphnia ini Urea adalah 3 : 46 = 0,065 kg.
berfungsi untuk menumbuhkan bakteri,
fungi, detritus, dan beragam phytoplankton Pupuk yang telah ditentukan akan
sebagai makanan utama Daphnia. Dengan digunakan sebagai sumber unsur hara
tumbuhnya pakan Daphnia di dalam dalam media kultur pakan alami selanjut-
media kultur maka pakan alami yang akan nya dihitung dan ditimbang sesuai dengan
dipelihara di dalam wadah budidaya dosis yang dibutuhkan. Penimbangan
tersebut akan tumbuh dan berkembang. dilakukan setelah wadah budidaya
disiapkan. Kemudian, pupuk tersebut
Berapakah dosis pupuk yang harus dimasukkan ke dalam kantong plastik atau

366
karung plastik diikat dan dilubangi dengan identifikasi jenis-jenis pupuk ber-
menggunakan paku atau gunting agar dasarkan fungsi dan kegunaan.
pupuk tersebut dapat mudah larut di dalam
3. Hitunglah dosis pupuk yang telah
media kultur pakan alami Daphnia. Pupuk
ditentukan pada point 2 berdasarkan
tersebut akan berproses di dalam media
kebutuhan unsur hara yang diinginkan
dan akan tumbuh mikroorganisme sebagai
dalam pembuatan media kultur.
makanan utama dari Daphnia. Waktu yang
dibutuhkan oleh proses dekomposisi 4. Lakukan penimbangan dengan tepat
pupuk di dalam media kultur pakan alami berdasarkan perhitungan dosis pupuk
Daphnia ini berkisar antara 7–14 hari. pada point 3.
Setelah itu, baru bisa dilakukan penebaran 5. Masukkanlah pupuk yang telah
bibit Daphnia ke dalam media kultur. ditimbang ke dalam kantong/karung
Selama dalam pemeliharaan harus plastik dan ikatlah dengan karet.
terus dilakukan pemupukan susulan 6. Lubangilah kantong/karung plastik
seminggu sekali dengan dosis setengah tersebut dengan paku atau gunting
dari pemupukan awal. Pakan alami untuk memudahkan pelarutan pupuk
Daphnia mempunyai siklus hidup yang di dalam media kultur.
relatif singkat, yaitu 28–33 hari. Oleh karena
itu, agar pembudidayaannya bisa ber- 7. Masukkanlah kantong/karung plastik
langsung terus harus selalu diberikan ke dalam wadah budidaya dan
pemupukan susulan. Dalam memberikan letakkan ke dalam media kultur
pemupukan susulan ini caranya hampir sampai posisi karung/kantong plastik
sama dengan pemupukan awal dan ada tersebut terendam di dalamnya.
juga yang memberikan pemupukan 8. Ikatlah dengan menggunakan tali rafia
susulannya dalam bentuk larutan pupuk agar posisinya aman tidak terlepas.
yang dicairkan. Parameter kualitas air di
9. Biarkan selama 7–14 hari agar media
dalam media kultur pakan alami Daphnia
kultur tersebut siap untuk ditebari bibit
juga harus dilakukan pengukuran.
Daphnia.
Daphnia akan tumbuh dan berkembang
pada media kultur yang mempunyai
kandungan Oksigen terlarut sebanyak >4 Inokulasi Bibit Daphnia
ppm, kandungan amonia <1 ppm, suhu air
berkisar antara 28–30°C, dan pH air antara Apakah inokulasi itu? Bagaimana
6,3–8,5. Anda melakukan inokulasi/menanam bibit
pakan alami Daphnia pada media kultur?
Langkah kerja dalam menyiapkan Dalam buku ini akan diuraikan secara
media budidaya Daphnia sebagai berikut. singkat tentang identifikasi Daphnia,
1. Siapkan alat dan bahan yang akan pemilihan bibit Daphnia yang akan
digunakan sebelum menyiapkan diinokulasi dan cara melakukan inokulasi
media kultur pakan alami Daphnia. pada media kultur pakan alami Daphnia.
2. Tentukan jenis pupuk yang akan Ada beberapa langkah yang harus
digunakan sebagai unsur hara dalam dilakukan sebelum melakukan inokulasi
pembuatan media kultur berdasarkan bibit pakan alami ke dalam media kultur

367
yaitu pertama melakukan identifikasi jenis berongga/terbuka dan terdapat lima
bibit pakan alami Daphnia, kedua me- pasang kaki yang tertutup oleh cangkang.
lakukan seleksi terhadap bibit pakan alami Ruang antara cangkang dan tubuh bagian
Daphnia, ketiga melakukan inokulasi bibit dorsal merupakan tempat pengeraman
pakan alami sesuai dengan prosedur. telur. Pada ujung post abdomen terdapat
Identifikasi Daphnia perlu dilakukan agar dua kuku yang berduri kecil-kecil.
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
inokulasi. Daphnia merupakan salah satu Gambar 7.20.
jenis zooplankton yang hidup diperairan
tawar didaerah tropis dan subtropis. Di
alam ada banyak genus Daphnia, ber-
dasarkan pengamatan para ahli genus ini
terdapat lebih dari 20 jenis, sedangkan
didaerah tropis ada 6 jenis. Berdasarkan
klasifikasinya Daphnia sp. dapat dimasuk-
kan ke dalam:
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Subklas : Branchiopoda A : Otak
Divisi : Oligobranchiopoda B : Ruang pengeraman
Ordo : Cladocera C : Caecum Pencernaan
Famili : Daphnidae D : Mata
E : Fornix
Genus : Daphnia
F : Antena Pertama
Spesies : Daphnia sp. G : Usus
Morfologi Daphnia dapat dilihat secara I : Jantung
J : Ocellus
langsung di bawah mikroskop, bentuk
K : Ovarium
tubuhnya lonjong, pipih, dan segmen
L : Paruh
badan tidak terlihat. Pada bagian ventral M : Kelenjar Kulit
kepala terdapat paruh. Pada bagian
kepala terdapat lima pasang apendik atau Langkah selanjutnya setelah dapat
alat tambahan, yang pertama disebut mengidentifikasi jenis Daphnia yang akan
antenna pertama (antennule), yang kedua ditebar ke dalam media kultur adalah
disebut antena kedua yang mempunyai melakukan pemilihan terhadap bibit
fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga Daphnia. Pemilihan bibit Daphnia yang
pasang alat tambahan lainnya merupakan akan ditebar ke dalam media kultur harus
alat tambahan yang merupakan bagian- dilakukan dengan tepat. Bibit yang akan
bagian dari mulut. ditebar ke dalam media kultur harus yang
sudah dewasa. Daphnia dewasa berukuran
Tubuh Daphnia ditutupi oleh cangkang 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm
dari kutikula yang mengandung khitin yang dihasilkan secara parthenogenesis.
transparan, di bagian dorsal (punggung)
bersatu tetapi di bagian ventral (perut) Perkembangbiakan Daphnia di dalam
media kultur dapat dilakukan dengan dua

368
cara yaitu secara sexual dan asexual. ini. Periode remaja adalah instar tunggal
Perkembangbiakan secara asexual (tidak antara instar anak terakhir dan instar
kawin) yang disebut dengan parthenogen- dewasa pertama. Pada periode ini
esis biasa terjadi dan akan menghasilkan sekelompok telur pertama mencapai
individu muda betina. Perbandingan jenis perkembangan penuh di dalam ovarium.
kelamin atau sex ratio pada Daphnidae Segera setelah Daphnia ganti kulit pada
menunjukkan keragaman dan bergantung akhir instar remaja memasuki instar
kepada kondisi lingkungannya. dewasa pertama, sekelompok telur
pertama dilepaskan ke dalam ruang
Pada lingkungan yang baik hanya
pengeraman. Selama instar dewasa
terbentuk individu betina tanpa individu
pertama, kelompok telur kedua ber-
jantan. Pada kondisi ini, telur dierami di
kembang di ovarium dan seterusnya.
dalam kantong pengeraman sampai
menetas dan anak Daphnia dikeluarkan Setelah dapat membedakan antara
pada waktu pergantian kulit. Pada kondisi individu Daphnia yang telur, anak, remaja
perairan yang mulai memburuk di samping dan dewasa maka selanjutnya memilih
individu betina dihasilkan individu jantan individu yang dewasa sebagai calon bibit
yang dapat mendominasi populasi dengan yang akan ditebarkan ke dalam media
perbandingan 1 : 27. Dengan munculnya kultur. Jumlah bibit yang akan ditebarkan
individu jantan, populasi yang bereproduksi ke dalam media kultur sangat bergantung
secara sexual akan membentuk efipia atau kepada volume media kultur. Padat
resting egg disebut juga siste yang akan penebaran bibit yang akan diinokulasi ke
menetas jika kondisi perairan baik kembali. dalam media kultur biasanya adalah
20–25 individu per liter.
Daphnia mempunyai umur hidup yang
relatif singkat yaitu antara 28–33 hari. Cara yang dilakukan dalam melaku-
Pada umur empat hari individu Daphnia kan inokulasi adalah dengan menebarkan-
sudah menjadi dewasa dan akan mulai nya secara hati-hati ke dalam media kultur
menghasilkan anak pertamanya pada sesuai dengan padat tebar yang telah
umur 4 – 6 hari. Daphnia ini akan beranak ditentukan. Penebaran bibit Daphnia ini
dengan selang waktu selama dua hari, sebaiknya dilakukan pada saat suhu
jumlah anak yang dihasilkan dalam sekali perairan tidak terlalu tinggi yaitu pada pagi
reproduksi 29–30 ekor. dan sore hari.
Selama hidupnya Daphnia mengalami Langkah kerja dalam menginokulasi/
empat periode, yaitu telur, anak, remaja menanam bibit pakan alami Daphnia
dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sebagai berikut.
sesaat setelah telur menetas di dalam 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
ruang pengeraman. Setelah dua kali digunakan sebelum melakukan
instar pertama, anak Daphnia yang inokulasi/penanaman bibit pakan
bentuknya mirip dengan Daphnia dewasa alami Daphnia.
dilepas pada ruang pengeraman. Jumlah 2. Siapkan mikroskop dan peralatannya
untuk mengidentifikasi jenis Daphnia
instar pada stadium anak ini hanya dua
yang akan dibudidayakan.
sampai lima kali, tetapi tingkat per-
3. Ambillah seekor Daphnia dengan
tumbuhan tertinggi terjadi pada stadium menggunakan pipet dan letakkan di

369
atas objec glass dan teteskan formalin an utama dari pakan alami Daphnia.
agar individu tersebut tidak bergerak.
Selama dalam pemeliharaan tersebut
4. Letakkan objec glass di bawah
mikroskop dan amati morfologi harus terus dilakukan pemupukan susulan
Daphnia serta cocokkan dengan seminggu sekali atau dua minggu sekali
gambar 1. dengan dosis yang bergantung kepada
5. Lakukan pengamatan terhadap kondisi media kultur, biasanya dosis yang
individu Daphnia beberapa kali digunakan adalah setengah dari pemupukan
ulangan agar dapat membedakan awal. Pakan alami Daphnia mempunyai
tahapan stadia pada Daphnia yang siklus hidup yang relatif singkat, yaitu
sedang diamati di bawah mikroskop. 28–33 hari. Oleh karena itu, agar pem-
6. Hitunglah panjang tubuh individu budidayaannya bisa berlangsung terus-
Daphnia dewasa beberapa ulangan menerus harus selalu diberikan pemupukan
dan perhatikan ukuran tersebut
susulan. Dalam memberikan pemupukan
dengan kasat mata.
susulan ini caranya hampir sama dengan
7. Lakukanlah pemilihan bibit yang akan
ditebarkan ke dalam media kultur dan pemupukan awal. Ada juga yang memberi-
letakkan dalam wadah yang terpisah. kan pemupukan susulannya dalam bentuk
8. Tentukan padat penebaran yang akan larutan pupuk yang dicairkan.
digunakan dalam budidaya pakan Fungsi utama pemupukan susulan
alami Daphnia tersebut sebelum
untuk menumbuhkan pakan yang dibutuh-
dilakukan penebaran.
kan oleh Daphnia agar tumbuh dan
9. Hitunglah jumlah bibit yang akan ditebar
tersebut sesuai dengan point 8. berkembang. Berdasarkan kebutuhan
pakan bagi Daphnia tersebut ada dua
10. Lakukan penebaran bibit pakan alami metode yang biasa dilakukan oleh
Daphnia pada pagi atau sore hari pembudidaya, yaitu Detrital system dan
dengan cara menebarkannya secara Autotrophic system. Detrital system adalah
perlahan-lahan ke dalam media kultur. penggunaan pupuk kandang kering yang
dimasukkan dalam media kultur Daphnia
Pemeliharaan Budidaya Daphnia sebanyak 450 gram dalam 1.000 liter air
dan dilakukan pemupukan susulan
Agar Daphnia yang dipelihara dalam
dengan dosis 50–100% dari pemupukan
wadah budidaya tumbuh dan berkembang
pertama yang diberikan seminggu sekali.
harus dilakukan pemberian pupuk susulan
Selain itu, untuk mempercepat tumbuhnya
yang berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri, fungi, detritus, dan beragam
mikroorganisme sebagai makanan
phytoplankton ditambahkan dedak dan
Daphnia. Pemupukan susulan adalah
ragi dosis yang digunakan adalah
pemupukan yang dimasukkan ke dalam
450 gram kotoran ayam kering ditambah
media kultur selama pemeliharaan pakan
112 gram dedak dan 22 gram ragi ke
alami Daphnia dengan dosis 50–100% dari
dalam 1.000 liter media kultur.
dosis pemupukan pertama yang sangat
bergantung kepada kondisi media kultur. Autotrophic system adalah sistem
Pemupukan tersebut sangat berguna bagi dalam budidaya Daphnia di mana pakan
pertumbuhan phytoplankton, detritus, yang dibutuhkan untuk tumbuh dan ber-
fungi, dan bakteri yang merupakan makan- kembangnya Daphnia tersebut dikultur

370
secara terpisah dengan media kultur susulan. Jenis pupuk yang digunakan
Daphnia. Phytopakton yang dibutuhkan sama dengan pemupukan awal.
dibudidayakan sendiri dan di dalam
Langkah kerja dalam melakukan
media kultur Daphnia tersebut ditambah-
pemupukan susulan seperti berikut.
kan campuran beberapa vitamin dan
ditambahkan dedak. Komposisi campuran 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
vitamin dapat dilihat pada Tabel 7.6. Dosis digunakan sebelum melakukan pe-
campuran vitamin tersebut adalah satu mupukan susulan.
mililiter larutan digunakan untuk satu liter 2. Amati warna air di dalam media kultur,
media kultur. Selain campuran vitamin di catat, dan diskusikan.
dalam media kultur pakan alami Daphnia
juga ditambahkan larutan dedak dengan 3. Tentukan jenis pupuk dan dosis yang
dosis 50 gram dedak ditambahkan dengan akan digunakan dalam pemupukan
1 liter air lalu diblender dan diaduk selama susulan.
satu menit. Larutan tersebut disaring 4. Hitunglah kebutuhan pupuk yang akan
dengan menggunakan saringan kain yang digunakan sesuai dengan dosis yang
berdiameter 60 —m. Suspensi tersebut telah ditetapkan.
diberikan ke wadah yang berisi media
5. Timbanglah pupuk sesuai dengan
kultur Daphnia. Satu gram dedak biasanya
dosis pupuk yang telah dihitung.
digunakan untuk 500 ekor Daphnia setiap
dua hari sekali. 6. Masukkan pupuk ke dalam kantong/
karung plastik dan ikat serta dimasuk-
kan ke dalam media kultur, jika pe-
Tabel 7.6 Komposisi Campuran Vitamin mupukan susulan akan dilakukan
pada Media Daphnia dengan membuat larutan suspensi
Jenis Vitamin Konsentrasi (—g/l)
pupuk juga dapat dilakukan. Cara
pembuatan larutan suspensi pupuk ini
Biotin 5
dengan menambahkan air ke dalam
Thiamine 100
Pyridoxine 3 pupuk dan disaring lalu ditebarkan
Ca Panthothenate 250 larutan tersebut ke dalam media kultur.
B 12 100
Nicotinic acid 50
Nicotinamide 50 Pemantauan Pertumbuhan Daphnia
Folic acid 20
Riboflavin 30 Mengapa pertumbuhan populasi
Inositol 90 pakan alami Daphnia harus dipantau?
Kapan waktu yang tepat dilakukan
Frekuensi pemupukan susulan di- pemantauan populasi pakan alami
tentukan dengan melihat sampel air di Daphnia yang dibudidayakan di dalam
dalam media kultur. Parameter yang media kultur? Bagaimana kita menghitung
mudah dilihat jika transparansi kurang dari kepadatan populasi pakan alami Daphnia
0,3 m di dalam media kultur. Hal ini dapat di dalam media kultur? Mari kita jawab
dilihat dari warna air media yang berwarna pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
keruh atau warna bening. Jika hal tersebut mempelajari buku ini selanjutnya. Di dalam
terjadi, segera dilakukan pemupukan buku ini akan diuraikan secara singkat
371
tentang pertumbuhan Daphnia, meng- kepadatan 3.000–5.000 individu per liter.
hitung kepadatan populasi dan waktu
Untuk mengukur tingkat kepadatan
pemantauannya.
populasi Daphnia di dalam media kultur
Daphnia yang dipelihara dalam media dilakukan dengan cara sampling beberapa
kultur yang tepat akan mengalami titik dari media, minimal tiga kali sampling.
pertumbuhan yang cepat. Secara biologis Sampling dilakukan dengan cara meng-
Daphnia akan tumbuh dewasa pada umur ambil air media kultur yang berisi
empat hari. Jika pada saat inokulasi yang Daphnia dengan menggunakan baker
ditebarkan adalah bibit Daphnia yang glass atau erlenmeyer. Hitunglah jumlah
dewasa, dalam waktu dua hari bibit Daphnia yang terdapat dalam botol contoh
Daphnia tersebut sudah mulai beranak, tersebut. Data tersebut dapat dikonversi-
karena periode maturasi Daphnia pada kan dengan volume media kultur.
media yang mempunyai suhu 25° C adalah
Langkah kerja dalam memantau
dua hari. Jumlah anak yang dikeluarkan
pertumbuhan populasi pakan alami
dari satu induk bibit Daphnia sebanyak
Daphnia sebagai berikut.
29–30 ekor, yang dikeluarkan dengan
selang waktu dua hari. Daur hidup 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
Daphnia 28–33 hari dan Daphnia menjadi digunakan sebelum melakukan
dewasa hanya dalam waktu empat hari pemantauan pertumbuhan populasi
sehingga bisa diperhitungkan prediksi pakan alami Daphnia.
populasi Daphnia di dalam media kultur. 2. Tentukan waktu pemantauan ke-
Berdasarkan siklus hidup Daphnia padatan populasi sesuai dengan
maka kita dapat menentukan waktu yang prediksi tingkat pertumbuhan Daphnia
tepat untuk dilakukan pemanenan sesuai di media kultur.
dengan kebutuhan larva atau benih ikan 3. Ambillah sampel air di media kultur
yang akan mengkonsumsi pakan alami dengan menggunakan baker glass/
Daphnia. Ukuran Daphnia yang dewasa erlenmeyer, amati dengan saksama
dan anak-anak berbeda. Oleh karena itu, dan teliti.
perbedaan ukuran tersebut sangat ber- 4. Hitunglah jumlah Daphnia yang ter-
manfaat bagi ikan yang akan meng- dapat dalam baker glass tersebut.
konsumsi dan disesuaikan dengan ukuran 5. Lakukanlah kegiatan tersebut minimal
bukaan mulut larva. tiga kali ulangan dan catat apakah
Pemantauan pertumbuhan pakan terjadi perbedaan nilai pengukuran
alami Daphnia di media kultur harus dari ketiga lokasi yang berbeda.
dilakukan agar tidak terjadi kapadatan 6. Hitunglah rata-rata nilai populasi dari
populasi yang mengakibatkan tingkat ketiga sampel yang berbeda lokasi.
kematian yang tinggi di dalam media. Hal Nilai rata-rata ini akan dipergunakan
tersebut diakibatkan oleh kurangnya untuk menghitung kepadatan populasi
oksigen di dalam media kultur. Tingkat pakan alami Daphnia di media kultur.
kepadatan populasi yang maksimal di 7. Catat volume air sampel dan jumlah
dalam media kultur adalah 1.500 individu Daphnia dari data point 6. Lakukan
per liter, walaupun ada juga yang mencapai konversi nilai perhitungan tersebut

372
untuk menduga kepadatan populasi menuangkan ke dalam gelas piala 1.000
pakan alami Daphnia di dalam media ml dan ditambah air hingga volumenya
kultur. 1.000 ml. Dari gelas 1.000 ml, lalu diambil
8. Diskusikan nilai perhitungan tersebut sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada
dengan temanmu. dihitung seperti cara di atas, lalu kepadatan
di dalam wadah budidaya dapat diketahui
Pemanenan Daphnia dengan cara mengalikan 10 kali jumlah di
dalam gelas 100 ml. Sebagai contoh,
Pakan alami yang telah dibudidayakan
apabila di dalam gelas piala 100 ml terdapat
di media kultur bertujuan untuk diberikan
200 ekor Daphnia, maka kepadatan
kepada larva/benih yang dipelihara.
Daphnia di wadah budidaya adalah
Kebutuhan larva/benih ikan akan pakan
10 × 200 ekor = 2.000 individu per 100 ml.
alami Daphnia selama pemeliharaan
adalah setiap hari. Oleh karena itu waktu Pemanenan Daphnia dapat dilakukan
pemanenan pakan alami itu sangat berdasarkan siklus reproduksinya.
bergantung kepada kebutuhan larva/benih Daphnia akan menjadi dewasa pada umur
akan pakan alami Daphnia. Pemanenan empat hari dan dapat beranak selang dua
pakan alami Daphnia ini dapat dilakukan hari sekali maka dapat diprediksi
setiap hari atau seminggu sekali atau dua kepadatan populasi Daphnia di dalam
minggu sekali. Hal tersebut bergantung media kultur jika padat tebar awal
pada kebutuhan suatu usaha terhadap dilakukan pencatatan. Daphnia dapat
ketersediaan pakan alami Daphnia. berkembang biak tanpa kawin dan usianya
relatif singkat yaitu 28–33 hari.
Pemanenan pakan alami Daphnia
yang dilakukan setiap hari biasanya jumlah Pemanenan dapat dilakukan pada hari
yang dipanen kurang dari 20%. Pemanen- ke tujuh–sepuluh jika populasinya sudah
an Daphnia dapat juga dilakukan mencukupi. Pemanenan tersebut dilaku-
seminggu sekali atau dua minggu sekali kan dengan cara menggunakan seser
bergantung pada kelimpahan populasi halus. Waktu pemanenan dilakukan pada
Daphnia di dalam media kultur. pagi hari di saat matahari terbit. Pada
waktu tersebut Daphnia akan banyak
Untuk menghitung kepadatan Daphnia
mengumpul di bagian permukaan media
pada saat akan dilakukan pemanenan,
untuk mencari sinar. Dengan tingkah
dapat dilakukan tanpa menggunakan alat
lakunya tersebut akan sangat mudah bagi
pembesar atau mikroskop. Daphnia diambil
para pembudidaya untuk melakukan
dari dalam wadah yang telah diaerasi agak
pemanenan. Daphnia yang baru dipanen
besar sehingga Daphnia merata berada di
tersebut dapat digunakan langsung untuk
seluruh kolom air, dengan memakai gelas
konsumsi larva atau benih ikan.
piala volume 100 ml. Daphnia dan air di
dalam gelas piala selanjutnya dituangkan Daphnia yang sudah dipanen dapat
secara perlahan-lahan sambil dihitung tidak secara langsung diberikan pada larva
jumlah Daphnia yang keluar bersama air. dan benih ikan hias yang dibudidayakan,
Apabila jumlah Daphnia yang ada tetapi dilakukan penyimpanan. Cara
sangat banyak, maka dari gelas piala 100 penyimpanan Daphnia yang dipanen
ml dapat diencerkan. Caranya dengan berlebih dapat dilakukan pengolahan

373
Daphnia segar menjadi beku. Proses Pemanenan dilakukan dengan cara
tersebut dilakukan dengan menyaring menyeser pakan alami Daphnia pada
Daphnia dengan air dan Daphnianya saja saat pagi hari.
yang dimasukkan dalam wadah plastik
Kumpulkan Daphnia yang sudah
dan disimpan di dalam lemari pembeku
diambil dari media kultur dan letakkan
(Freezer). Langkah kerja dalam memanen
dalam wadah terpisah, siap untuk
pakan alami Daphnia sebagai berikut.
diberikan kepada larva dan benih ikan.
Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan sebelum melakukan
pemanenan pakan alami Daphnia. 7.3.2 Budidaya Artemia

Tentukan waktu pemanenan pakan Artemia merupakan salah satu jenis


alami Daphnia jika kepadatan populasi zooplankton yang hidup di perairan asin
sesuai dengan prediksi tingkat yang dapat digunakan pada larva dan
pertumbuhan Daphnia di media kultur. benih ikan air tawar, payau, dan laut. Saat
ini kebutuhan hatchery akan Artemia
Ambillah sampel air di media kultur masih impor dari berbagai negara
dengan menggunakan baker glass/ penghasil. Produk ini dibeli dalam bentuk
erlenmeyer, amati dengan saksama kemasan kaleng dengan berbagai merek,
dan teliti. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Hitunglah jumlah Daphnia yang Gambar 7.21.
terdapat dalam baker glass tersebut.
Lakukanlah kegiatan tersebut minimal
tiga kali ulangan dan catat apakah
terjadi perbedaan nilai pengukuran
dari ketiga lokasi yang berbeda.
Hitunglah rata-rata nilai populasi dari Gambar 7.21 Kemasan cyst Artemia
ketiga sampel yang berbeda lokasi.
Menurut Balai Besar Pengembangan
Nilai rata-rata ini akan dipergunakan
Budidaya Air Payau Jepara (2003) sudah
untuk menghitung kepadatan populasi
dapat memproduksi Artemia ini secara
pakan alami Daphnia di media kultur.
massal pada tambak bersamaan dengan
Catat volume air sampel dan jumlah produksi garam. Dalam satu musim kering
Daphnia dari data point 6. Lakukan diproduksi sedikitnya 6 bulan dan meng-
konversi nilai perhitungan tersebut hasilkan kista basah sebanyak 40 kg dari
untuk menduga kepadatan populasi luas tambak 1.500 m2 dan garam 56 ton.
pakan alami Daphnia di dalam media Budidaya Artemia dapat dilakukan dengan
kultur. beberapa kegiatan yaitu mulai dari
Jika kepadatan populasi Daphnia persiapan tambak, penebaran benih,
sudah mencapai 3.000–5.000 individu penumbuhan makanan alami, pemelihara-
per liter maka pakan alami Daphnia an, pemanenan, dan prosesing. Tambak
siap dilakukan pemanenan. yang dapat digunakan untuk mem-
budidayakan Artemia adalah tambak garam

374
yang tidak bocor dan ketersediaan air selalu baru diberikan dengan cara menebarkannya
ada dengan kedalaman tambak adalah secara merata pada tambak budidaya.
70 cm. Sebelum digunakan, tambak garam
Budidaya Artemia dapat dilakukan
ini dilakukan persiapan seperti berikut.
pada lokasi yang memiliki salinitas cukup
Penjemuran/pengeringan dasar tinggi yaitu lebih dari 50 promill, menurut
tambak. hasil penelitian salinitas di tambak
budidaya Artemia pada saat
Pengapuran tambak dengan dosis
penebaran nauplii Artemia adalah 70
00 kg/ha.
ppt dan untuk menghasilkan kista
Pemupukan organik 500 kg/ha. dengan hasil yang optimum
dibutuhkan salinitas antara 20–140
Pemupukan TSP/Urea 200 kg (1:3).
ppt sedangkan peningkatan salinitas
Pengisian air tambak dengan salinitas hingga 150 ppt akan menghasil- kan
0 ppt sedalam 70 cm. produktivitas telur menjadi menurun. Oleh
Setelah tambak dipersiapkan, langkah karena itu, pada tambak budidaya
selanjutnya melakukan penebaran benih Artemia setelah dilakukan penebaran nau-
yaitu nauplii Artemia sebanyak 200 ekor plii Artemia salinitas tambak secara
per liter pada stadia instar I, yaitu Artemia bertahap terus ditingkatkan dari 70 ppt
yang baru menetas. Penebaran ini harus menjadi 80 ppt terus secara bertahap
dilakukan pada saat suhu rendah. dinaikkan sampai 120–140 ppt.

Artemia yang dipelihara di dalam Pada usaha hatchery air tawar, payau,
tambak garam untuk tumbuh dan ber- maupun laut yang membutuhkan Artemia
kembang biak harus terdapat makanan sebagai pakan alami larva dan benihnya,
yang dapat dikonsumsi oleh Artemia biasanya mereka membeli produk cyst
tersebut. Oleh karena itu, harus dilakukan Artemia dan hanya melakukan kegiatan
penumbuhan makanan alami untuk penetasan cyst/kista Artemia yang sudah
Artemia tersebut dengan cara melakukan cukup banyak dijual dalam kemasan
pemupukan secara kontinu dengan meng- kaleng tersebut.
gunakan pupuk organik atau anorganik Dalam menetaskan cyst Artemia ada
sebanyak 10% dari dosis awal pemupukan dua metode yang dapat dilakukan, yaitu
an dilakukan inokulasi pakan alami. metoda dekapsulasi dan metode tanpa
Makanan Artemia di perairan alami adalah dekapsulasi. Metode penetasan dengan
material partikel detritus organik dan ekapsulasi adalah suatu cara penetasan
organisme hidup seperti algae mikroskopik kista Artemia dengan melakukan proses
dan bakteri. Selain itu, Artemia dapat penghilangan lapisan luar kista dengan
diberikan pakan tambahan berupa dedak menggunakan larutan hipokhlorit tanpa
yang diperkaya dengan vi tamin dan mempengaruhi kelangsungan hidup embrio.
mineral atau bungkil kelapa, silase ikan, Metode penetasan tanpa dekapsulasi
maupun tepung terigu. Oleh karena itu, adalah suatu cara penetasan Artemia tanpa
pada tambak pemeliharaan Artemia melakukan proses penghilangan lapisan luar
diberikan pakan tambahan berupa bungkil kista, tetapi secara langsung ditetaskan
kelapa yang sebelumnya (2 jam) direndam dalam wadah penetasan.

375
Prosedur yang harus dilakukan dalam saringan kasa dimasukkan ke dalam
menetaskan cyst Artemia dengan metode media larutan hipoklorit dan diaduk
Dekapsulasi seperti berikut. secara manual serta diaerasi secara
kuat-kuat. Suhu dipertahankan di
1. Ambil kista Artemia sejumlah yang
bawah 40°C.
telah ditentukan dan harus diketahui
bobotnya. Kemudian, kista tersebut 5. Proses penghilangan lapisan luar kista
dimasukkan ke dalam wadah yang dilakukan selama 5–15 menit yang
berbentuk kerucut dan dilakukan ditandai dengan terjadinya perubahan
hidrasi selama 1–2 jam dengan warna kista dari cokelat gelap menjadi
menggunakan air tawar atau air laut abu-abu, kemudian oranye.
dengan salinitas maksimum 35 per mil
6. Kista disaring dengan menggunakan
serta diberi aerasi dari dasar wadah.
saringan 120 mikron dan dilakukan
2. Dilakukan penghentian aerasi pencucian kista dengan mengguna-
sebelum kista tersebut disaring kan air laut secara berulang-ulang
dengan menggunakan saringan kasa sampai bau klorin itu hilang.
yang berdiameter 120 mikron.
7. Kista Artemia tersebut dicelupkan ke
Kemudian, kista tersebut dicuci
dalam larutan HCl 0,1 N sebanyak dua
dengan air bersih.
kali dan dicuci dengan air bersih dan
3. Larutan hipoklorit yaitu larutan yang siap untuk ditetaskan dengan meng-
mengandung HClO disiapkan yang gunakan larutan penetasan.
akan digunakan untuk melakukan
8. Proses penetasan yang dilakukan
proses penghilangan lapisan luar
sama dengan proses penetasan tanpa
kista. Larutan hipoklorit yang
dekapsulasi.
digunakan dapat diperoleh dari dua
macam senyawa yang banyak dijual Prosedur yang dilakukan dalam
di pasaran, yaitu Natrium hipoklorit menetaskan cyst Artemia dengan metode
(Na O Cl) dengan dosis 10 cc Na O Cl tanpa dekapsulasi seperti berikut.
untuk satu gram kista dan Kalsium 1. Cyst/kista yang akan ditetaskan
hipoklorit (Ca (Ocl)2 dengan dosis ditimbang sesuai dengan dosis yang
0,67 gram untuk satu gram kista. Dari digunakan misalnya 5 gram kista per
kedua senyawa larutan hipoklorit ini liter air media penetasan.
Kalsium hipoklorit lebih mudah didapat
2. Wadah dan media penetasan disiap-
dan harganya relatif lebih murah
kan sesuai persyaratan teknis.
daripada Natrium hipoklorit. Dalam
dunia perdagangan dan bahasa 3. Cyst/kista Artemia dimasukkan ke
sehari-hari Kalsium hipoklorit dikenal dalam media penetasan yang diberi
sebagai kaporit (berupa bubuk), aerasi dengan kecepatan 10–20 liter
sedangkan Natrium hipoklorit dijual udara/menit, suhu dipertahankan
berupa cairan dan dikenal sebagai 25–30°C dan pH sekitar 8–9.
klorin.
4. Media penetasan diberi sinar yang
4. Kista yang telah disaring dengan berasal dari lampu TL dengan

376
intensitas cahaya minimal 1.000 lux. membudidayakan pakan alami ditempat
Intensitas cahaya tersebut dapat terpisah dari ikan yang akan meng-
diperoleh dari lampu TL /neon 60 watt konsumsi pakan alami. Wadah budidaya
sebanyak dua buah dengan jarak kolam tanah yaitu tambak, biasanya di-
penyinaran dari lampu ke wadah lakukan untuk membudidayakan Artemia.
penetasan 20 cm. Oleh karena itu, ukuran wadah yang akan
digunakan sangat menentukan kapasitas
5. Penetasan cyst Artemia akan
produksi dari pakan alami Artemia.
berlangsung selama 24–48 jam
kemudian. Setelah berbagai macam peralatan
dan wadah yang digunakan dalam
Pemilihan metode penetasan cyst
membudidayakan pakan alami Artemia
Artemia sangat bergantung kepada jenis
diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan
Artemia yang digunakan dan spesifikasi
cara kerjanya, langkah selanjutnya me-
dari jenis Artemia tersebut. Artemia yang
lakukan persiapan terhadap wadah
ditetaskan dari hasil dekapsulasi dapat
tersebut. Langkah pertama, peralatan dan
langsung diberikan pada benih ikan atau
wadah yang akan digunakan ditentukan
ditetaskan terlebih dahulu baru diberikan
sesuai dengan skala produksi dan
kepada benih ikan.
kebutuhan. Peralatan dan wadah disiap-
kan untuk digunakan dalam budidaya
Wadah Penetasan Cyst Artemia Artemia.
Peralatan dan wadah yang dapat Wadah yang akan digunakan di-
digunakan dalam mengkultur pakan alami bersihkan dengan menggunakan sikat dan
Artemia ada beberapa macam. Jenis-jenis diberikan desinfektan untuk menghindari
wadah yang dapat digunakan antara lain terjadinya kontaminasi dengan mikro-
kantong plastik berbentuk kerucut, botol organisme yang lain. Wadah yang telah
aqua, ember plastik, dan bentuk wadah dibersihkan selanjutnya dapat diari dengan
lainnya yang didesain berbentuk kerucut air bersih.
pada bagian bawahnya agar memudahkan
pada waktu panen. Peralatan yang Wadah budidaya yang telah diairi
dibutuhkan untuk melakukan budidaya dapat digunakan untuk memelihara
Artemia antara lain aerator/blower, selang Artemia. Air yang dimasukkan ke dalam
aerasi, batu aerasi, selang air, timbangan, wadah budi daya harus bebas dari
saringan halus/seser, ember, gayung, kontaminan seperti pestisida, deterjen,
gelas ukur kaca, dan refraktometer. dan chlor. Air yang digunakan sebaiknya
diberi oksigen dengan menggunakan
Pemilihan wadah yang akan di- aerator dan batu aerasi yang disambung-
gunakan dalam membudidayakan Artemia kan dengan selang aerasi. Aerasi ini dapat
sangat bergantung pada tujuannya. digunakan pula untuk menetralkan chlor
Wadah yang terbuat dari bak semen, bak atau menghilangkan karbon dioksida di
beton, bak fiber dan tangki plastik biasa- dalam air.
nya digunakan untuk menetaskan cyst
Artemia secara massal dan merupakan
budidaya Artemia secara selektif yaitu

377
Media Penetasan Cyst Artemia ditetaskan pada media yang mempunyai
salinitas 5 per mil sampai dengan
Untuk dapat menetaskan cyst Artemia
35 per mil, walaupun pada habitat aslinya
kita harus menyiapkan media yang tepat
dapat hidup pada salinitas yang sangat
untuk pakan alami tersebut agar dapat
tinggi. Media penetasan tersebut dapat
tumbuh dan berkembang. Media seperti
dipergunakan air laut biasa atau membuat
apakah yang dapat digunakan untuk
air laut tiruan. Air laut tiruan ini dapat dibuat
tumbuh dan berkembang pakan alami
dengan menggunakan air tawar ditambah-
Artemia? Artemia merupakan hewan air
kan unsur-unsur mineral yang sangat
yang hidup di perairan laut yang memiliki
dibutuhkan untuk media penetasan .
salinitas berkisar antara 42–316 per mil.
Organisme ini banyak terdapat di daerah Apabila garam-garam mineral ini
Australia, Asia, Afrika, Eropa, Amerika sulit untuk diperoleh dapat digunakan air
Utara, Amerika Tengah, dan Amerika tawar biasa ditambahkan dengan garam
Selatan di mana pada daerah tersebut dapur dan diukur salinitas media tersebut
memiliki salinitas yang cukup pekat. dengan menggunakan refraktometer. Dosis
Berdasarkan habitat alaminya pakan alami garam dapur yang digunakan untuk
Artemia ini dapat hidup pada perairan yang membuat air laut dengan salinitas 35 per
mengandung salinitas cukup tinggi, mil berkisar 30 gram–35 gram per liter
walaupun tidak menutup kemungkinan air. Untuk membuat air laut tiruan
untuk hidup di perairan yang bersalinitas dengan garam mineralnya dapat dilihat
rendah karena Artemia memiliki adaptasi pada Tabel 7.7 dan 7.8.
yang cukup luas terhadap salinitas.
Bagaimanakah mempersiapkan media
yang akan dipergunakan untuk menetas-
kan cyst Artemia? Cyst Artemia dapat

Tabel 7.7 Komposisi Bahan Kimia untuk Membuat Air Laut Kadar Garam 5 per mil

No. Jenis Bahan Jumlah

1. Garam Dapur (NaCl) 50 gram


2. Magnesium Sulfat (MgSO4) 13 gram
3. Magnesium Chlorida (MgCl2) 10 gram
4. Kalsium Chlorida (CaCl2) 3 gram
5. Kalium Chlorida (KCl) 2 gram
6. Natrium Hidrokarbonat (NaHCO3) 20 gram
7. Air Tawar 10 liter

378
Tabel 7.8 Komposisi Bahan Kimia untuk Membuat Air Laut Kadar Garam 30 per mil

No. Jenis Bahan Jumlah

1. Garam Dapur (NaCl) 280 gram


2. Magnesium Sulfat (MgSO4) 70 gram
3. Kalium Iodida (KI) 0,05 gram
4. Kalsium Chlorida (CaCl2) 15 gram
5. Kalium Chlorida (KCl) 7 gram
6. Natrium Bromida (NaBr) 1 gram
7. Kalium Bifosfat (KH2PO4) 0,5 gram
8. Air Tawar 10 liter

dengan yang diinginkan, tambahkan


Langkah kerja dalam menyiapkan
garam atau air tawar ke dalam media
wadah budidaya Artemia sebagai berikut. sampai diperoleh salinitas media
1. Siapkan alat dan bahan yang akan sesuai kebutuhan.
digunakan dan sebutkan fungsi dan
cara kerja peralatan tersebut. Inokulasi Artemia

2. Tentukan wadah yang akan digunakan Ada beberapa langkah yang harus
untuk menetaskan Artemia. dilakukan sebelum melakukan inokulasi
bibit pakan alami ke dalam media kultur.
3. Bersihkan wadah dengan mengguna- Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit
kan sikat dan disiram dengan air bersih, pakan alami Artemia. Kedua, melakukan
kemudian lakukan pensucihamaan seleksi terhadap bibit pakan alami Artemia.
wadah dengan menggunakan Ketiga, melakukan inokulasi bibit pakan
desinfektan sesuai dengan dosisnya. alami sesuai dengan prosedur.
4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan Identifikasi Artemia perlu dilakukan
dengan menggunakan air bersih. agar tidak terjadi kesalahan dalam
5. Pasanglah peralatan aerasi dengan melakukan inokulasi. Artemia merupakan
merangkaikan antara aerator, selang salah satu jenis zooplankton yang hidup
aerasi dan batu aerasi, masukkan ke di perairan laut yang bersalinitas antara
dalam wadah budidaya. Ceklah 42 sampai dengan 316 per mil. Berdasar-
keberfungsian peralatan tersebut kan klasifikasinya Artemia sp. dapat di-
dengan memasukkan ke dalam arus masukkan ke dalam:
listrik. Filum : Arthropoda
6. Buatlah larutan garam untuk media Kelas : Crustacea
penetasan cyst Artemia dengan cara Ordo : Anastraca
melarutkan garam dapur (NaCl) ke Famili : Artemidae
Genus : Artemia
dalam air tawar dengan dosis 35 gram
Spesies : Artemia salina
per liter air tawar.
Morfologi Artemia dapat dilihat secara
7. Ukurlah salinitas media penetasan langsung di bawah mikroskop. Ciri khas-
dengan menggunakan alat refraktometer nya yang sangat mudah untuk dikenali
catat. Jika salinitas media tidak sesuai setelah cyst Artemia menetas adalah
379
berubah menjadi nauplius. Dalam per-
kembangannya mengalami 15 kali per- Cara yang dilakukan dalam melaku-
ubahan bentuk (metamorfosis). Setiap kali kan inokulasi dengan menebarkannya
perubahan bentuk merupakan tahapan secara hati-hati ke dalam media kultur
suatu tingkatan yaitu instar I–instar XV, sesuai dengan padat tebar yang telah
setelah itu menjadi Artemia dewasa. ditentukan. Penebaran bibit Artemia ini
sebaiknya dilakukan pada saat suhu
Tubuh Artemia dewasa mempunyai perairan tidak terlalu tinggi, yaitu pada pagi
ukuran 1–2 cm dengan sepasang kaki dan sore hari.
majemuk dan11 pasang thoracopoda.
Bagaimanakah A nda melakukan
Setiap thoracopoda mempunyai eksopodit, penebaran cyst Artemia yang akan
endopodit, dan epipodite yang masing- digunakan untuk menetaskan cyst Artemia
masing berfungsi sebagai alat pengumpul di dalam wadah budidaya yang dilakukan
pakan, alat berenang, dan alat pernapasan. secara terkontrol? Apakah cyst Artemia
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
Gambar 7. mari kita diskusikan dan pelajari dari buku
ini.
Artemia yang akan ditebar ke dalam
Cyst Artemia atau siste Artemia adalah
media penetasan berasal dari cyst Artemia.
telur yang telah berkembang lebih lanjut
Cyst Artemia berupa telur yang mengalami
menjadi embrio dan kemudian diselubungi
fase istirahat karena kondisi lingkungan oleh cangkang yang tebal dan kuat.
perairan buruk. Hal ini terjadi karena sifat Cangkang ini berguna untuk melindungi
induk Artemia di alam mempunyai dua cara embrio terhadap pengaruh kekeringan,
perkembangbiakan, yaitu pada saat kondisi benturan keras, sinar ultraviolet, dan
perairan baik maka telur yang dihasilkan mempermudah pengapungan. Jadi, cyst
akan langsung menetas menjadi nauplius Artemia itu yang akan ditetaskan hasil dari
(ovovivipar), sedangkan pada kondisi perkawinan Artemia dewasa jantan dan
perairan buruk akan disimpan dalam bentuk betina yang pada kondisi lingkungan buruk
telur (kista) disebut juga ovipar. Untuk lebih akan membentuk fase istirahat atau
jelasnya tentang perkembangbiakan dorman. Biasanya disebut telur kering
(diapauze).
Artemia dapat dilihat pada Gambar 7.22.
Artemia yang dijual di pasaran me-
rupakan hasil budidaya atau eksploitasi
dari alam yang dikemas dalam kemasan
kaleng dengan berat rata-rata 450 gram.
Telur Artemia yang berasal dari laut atau
tambak ini dipanen dengan menggunakan
seser, kemudian dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang melekat. Kista yang berisi
embrio akan mengapung dipermukaan air.
Kemudian kista tersebut dikeringkan di
bawah sinar matahari atau dengan alat
pengering/oven dengan suhu sebaiknya
tidak lebih dari 40° C. Pengeringan di
dalam alat pengering ini dilakukan selama
Gambar 7.22 Perkembangbiakan Artemia tiga jam sampai kadar air dari siste

380
tersebut kurang dari 10% agar tahan lama cara menuangkan secara perlahan
dalam penyimpanan. Lama penyimpanan siste ke dalam media. Pada saat siste
siste Artemia jika dilakukan pengemasan ditebar sebaiknya selang aerasi
dengan kaleng tanpa udara atau kantong dihentikan terlebih dahulu agar sistem
plastik berisi gas nitrogen adalah lima tersebut berada di dalam media
tahun.
penetasan.
Berapakah kebutuhan cyst Artemia
Langkah kerja dalam menebar cyst
yang harus ditetaskan untuk memenuhi
Artemia sebagai berikut.
kebutuhan produksi? Untuk menjawab hal
tersebut ada beberapa hal yang harus 1. Siapkan alat dan bahan yang akan
dipahami antara lain padat penebaran cyst digunakan sebelum menebar cyst
atau siste Artemia di dalam media Artemia.
penetasan dan disesuaikan dengan 2. Tentukan padat penebaran cyst
volume media penetasan. Berdasarkan Artemia dan volume media penetasan.
pengalaman beberapa akuakulturis dalam
menetaskan cyst Artemia, padat penebar- 3. Hitunglah jumlah cyst yang akan di-
an yang digunakan 5–7 gram/liter. tebar setelah ditentukan pada point 2
Semakin besar wadah yang digunakan berdasarkan volume media penetas-
maka jumlah siste yang akan ditebarkan an.
akan semakin banyak. Oleh karena itu, 4. Lakukan penimbangan dengan tepat
harus dipilih wadah yang tepat untuk berdasarkan perhitungan jumlah cyst
menetaskan siste Artemia tersebut. Artemia pada point 3.
Setelah ditentukan padat penebaran 5. Masukkanlah cyst Artemia yang telah
yang akan dilakukan dalam penetasan ditimbang ke dalam media penetasan
cyst Artemia, langkah selanjutnya jika secara hati-hati. Lepaskan aerasi di
media penetasan sudah dipersiapkan dan dalam media penetasan pada saat
volumenya sudah dihitung adalah melaku- dilakukan penebaran.
kan penebaran siste Artemia ke dalam
6. Pasanglah aerasi setelah cyst Artemia
media penetasan. Cara yang dilakukan
ditebarkan ke dalam media penetas-
untuk melakukan penebaran siste Artemia
an.
sebagai berikut.
7. Amati proses penetasan cyst Artemia
1. Tentukan volume media penetasan.
dengan menghitung persentase pe-
2. Hitung jumlah siste yang akan ditebar netasannya.
sesuai dengan volume media pe-
Persentase penetasan
netasan sesuai dengan dosis yang
telah ditetapkan.
3. Ambil siste Artemia dan timbanglah
sesuai kebutuhan. Di mana:
N : jumlah nauplius yang menetas
4. Masukkan siste ke dalam wadah yang
berisi media penetasan sesuai dengan C : jumlah cyst yang ditebar
salinitas yang telah ditetapkan dengan Artemia salina merupakan salah satu

381
zooplankton sebagai sumber pakan alami dengan air tawar atau air laut sampai bersih.
yang sangat cocok bagi larva ikan Kemudian, dimasukkan ke dalam larutan
konsumsi maupun ikan hias. hipoklorit yang telah disiapkan lengkap
dengan aerasinya. Proses dekapsulasi
Jenis pakan alami ini dapat diperoleh
berlangsung selama 10–15 menit. Proses
dengan cara membudidayakan Artemia di
dekapsulasi ditandai dengan terjadinya
lahan budidaya/tambak atau hanya
perubahan warna siste dari cokelat menjadi
menetaskan cyst/siste Artemia yang dibeli
abu-abu dan akhirnya berwarna jingga
dalam bentuk kemasan kaleng berisi
serta air di dalam wadah mengandung buih
450 gram dan ditetaskan dalam wadah
atau busa.
budidaya yang sesuai sampai dipelihara
sesuai dengan kebutuhan. Setelah proses dekapsulasi selesai
siste yang sudah tidak bercangkang diambil
Dalam menetaskan cyst/siste Artemia
dengan alat penyedot dan disaring dengan
ada beberapa tahapan yang harus
menggunakan alat penyaring dari kasa
dilakukan antara lain memantau proses
kawat baja tahan karat (stainless steel)
penetasan cyst Artemia. Cyst Artemia yang
dengan ukuran mata 120–150 mikron.
ditetaskan dalam wadah budi daya
Proses pencucian dilakukan dengan
berbentuk kerucut dan bening akan sangat
menggunakan air tawar atau air laut sampai
mudah untuk memantau proses penetas-
bau chlorine hilang. Siste yang sudah tidak
annya. Proses penetasan Artemia akan
bercangkang tersebut masih berupa siste
berlangsung selama 24–48 jam. Cyst
yang telanjang belum menetas karena
Artemia yang diperdagangkan merupakan
masih diselimuti oleh selaput embrio yang
cyst yang telah dikeringkan dengan kadar
tipis. Oleh karena itu, masih harus dilakukan
air kurang dari 10%. Oleh karena itu, dalam
penetasan dengan menggunakan air laut
proses penetasan dapat dilakukan dengan
yang bersalinitas 5–35 per mil.
dua metode yaitu metode dekapsulasi dan
metode tanpa dekapsulasi. Dari kedua Proses penetasan cyst Artemia
metode tersebut akan terjadi proses dengan metode dekapsulasi selanjutnya
penetasan yang berbeda. adalah melarutkan siste tersebut dengan
larutan garam bersalinitas antara 5 per mil
Proses penetasan dengan meng-
sampai dengan 35 per mil. Waktu yang
gunakan metode dekapsulasi, cyst Artemia
dibutuhkan sampai siste tersebut menetas
pada tahap awal dilakukan perendaman
menjadi nauplius dibutuhkan waktu sekitar
dengan air tawar selama satu jam yang
24–48 jam.
berfungsi untuk meningkatkan kadar air
pada cyst Artemia dan cyst Artemia Proses penetasan cyst/siste Artemia
tersebut akan menggembung karena air dengan metode tanpa dekapsulasi dilaku-
masuk ke dalam cyst. Cyst yang meng- kan dengan cara siste yang akan ditetaskan
gembung akan mulai terjadi proses ditimbang sesuai dengan dosis yang
metabolisme. Setelah satu jam direndam digunakan misalnya 5 gram siste per liter
dan cyst sudah mengandung kadar air air media penetasan. Kemudian, wadah
kurang lebih 65% maka cyst Artemia dan media penetasan disiapkan sesuai
tersebut disaring dengan menggunakan persyaratan teknis yang telah ditentukan,
kain saringan 120 mikron serta dicuci siste Artemia dimasukkan ke dalam media

382
penetasan yang diberi aerasi dengan Pemanenan pakan alami Artemia
kecepatan 10–20 liter udara/menit, suhu yang dilakukan setiap hari biasanya jumlah
dipertahankan 25–30° C, dan pH sekitar yang dipanen kurang dari 20%. Pemanen-
8–9. Media penetasan diberi sinar yang an Artemia dapat juga dilakukan seminggu
berasal dari lampu TL dengan intensitas sekali atau dua minggu sekali sangat
cahaya minimal 1.000 lux. Intensitas bergantung pada ukuran Artemia yang
cahaya tersebut dapat diperoleh dari lampu akan diberikan kepada larva/benih ikan.
TL/neon 60 watt sebanyak dua buah Cyst Artemia yang baru menetas mem-
dengan jarak penyinaran dari lampu ke punyai ukuran antara 200–350 mikrometer
wadah penetasan 20 cm. Penetasan cyst (0,2–0,35 mm) dan disebut nauplius.
Artemia akan berlangsung selama 24–48 Dua puluh empat jam setelah menetas
jam kemudian. nauplius Artemia ini akan mulai tumbuh
organ pencernaannya. Oleh karena itu,
Langkah kerja memantau proses
pada masa tersebut Artemia sudah mulai
penetasan Artemia sebagai berikut.
makan dengan adanya makanan di dalam
1. Siapkan alat dan bahan yang akan media penetasan Artemia akan tumbuh
digunakan sebelum melakukan pe- dan berkembang. Artemia menjadi
mantauan proses penetasan Artemia. dewasa pada umur empat belas hari dan
2. Amati siste Artemia di dalam media akan beranak setiap empat sampai lima
penetasan, catat, dan diskusikan. hari sekali. Jadi, waktu panen Artemia
sangat ditentukan oleh ukuran besar mulut
3. Amati setiap jam perkembangan dari larva yang akan mengkonsumsinya
siste Artemia di bawah mikroskop dan dengan ukuran Artemia yang akan ditetas-
catat jam terjadinya penetasan siste kan. Jika di dalam media penetasan tidak
manjadi nauplius. terdapat sumber makanan bagi Artemia
4. Hitunglah jumlah persentase siste maka Artemia tidak akan tumbuh dan ber-
yang menetas di dalam media kembang melainkan akan mati secara
penetasan sesuai dengan rumus. perlahan-lahan karena kekurangan energi.
Pada beberapa usaha pembenihan
Pakan alami Artemia yang telah di-
biasanya hanya dilakukan penetasan cyst
tetaskan di media penetasan bertujuan
Artemia tanpa melakukan pemeliharaan
untuk diberikan kepada larva/benih yang
terhadap cyst yang telah ditetaskan.
dipelihara. Kebutuhan larva/benih ikan akan
pakan alami Artemia selama pemeliharaan Setelah cyst Artemia menetas
adalah setiap hari. Oleh karena itu, waktu 24–48 jam setelah ditetaskan maka akan
pemanenan pakan alami itu sangat dilakukan pemanenan cyst Artemia
bergantung pada kebutuhan larva/benih dengan cara sebagai berikut.
akan pakan alami Artemia. Pemanenan 1. Lepaskan aerasi yang ada di dalam
pakan alami Artemia ini dapat dilakukan wadah penetasan.
setiap hari atau seminggu sekali atau dua
minggu sekali. Hal tersebut bergantung 2. Lakukan penutupan wadah penetasan
pada kebutuhan suatu usaha terhadap pada bagian atas dengan meng-
ketersediaan pakan alami Artemia. gunakan plastik hitam agar Artemia
yang menetas akan berkumpul pada

383
bagian bawah wadah penetasan. kolam tanah biasanya dilakukan untuk
Artemia mempunyai sifat fototaksis membudidayakan pakan alami nonselektif
positif yang akan bergerak menuju yaitu membudidayakan pakan alami secara
sumber cahaya. bersama-sama dengan ikan yang akan
mengkonsumsi pakan alami tersebut.
3. Diamkan beberapa lama (kurang lebih
15–30 menit) sampai seluruh cyst Rotifera yang dipelihara di dalam
yang telah menetas berkumpul di wadah pemeliharaan akan tumbuh dan
dasar wadah. berkembang. Oleh karena itu, harus
dipantau kepadatan populasi Rotifera di
4. Lakukan penyedotan dengan selang
dalam wadah. Alat yang digunakan adalah
untuk mengambil Artemia yang telah
gelas ukur kaca yang berfungsi untuk
menetas dan ditampung dengan kain
melihat kepadatan populasi Rotifera yang
saringan yang diletakkan di dalam
dibudidayakan di dalam wadah pe-
wadah penampungan.
meliharaan. Selain itu, diperlukan juga
5. Bersihkan Artemia yang telah dipanen seser atau saringan halus pada saat akan
dengan menggunakan air tawar yang melakukan pemanenan Rotifera. Rotifera
bersih dan siap untuk diberikan pada yang telah dipanen tersebut dimasukkan
larva/benih ikan konsumsi/ikan hias. ke dalam ember plastik untuk memudah-
kan dalam pengangkutan dan digunakan
7.3.3 Budidaya Rotifera juga gayung plastik untuk mengambil
media air budidaya Rotifera yang telah
Peralatan dan wadah yang dapat diukur kepadatannya.
digunakan dalam mengkultur pakan alami
Rotifera ada beberapa macam. Jenis-jenis Setelah berbagai macam peralatan
wadah yang dapat digunakan antara lain dan wadah yang digunakan dalam
bak semen, tangki plastik, bak beton, bak membudidayakan pakan alami Rotifera
fiber, dan kolam tanah. Peralatan yang diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan cara
dibutuhkan untuk melakukan budidaya kerjanya, langkah selanjutnya melakukan
Rotifera antara lain aerator/blower, selang persiapan terhadap wadah tersebut.
aerasi, batu aerasi, selang air, timbangan, Langkah pertama, peralatan dan wadah
kantong plastik, tali rafia, saringan halus/ yang akan digunakan ditentukan sesuai
seser, ember, gayung, dan gelas ukur dengan skala produksi dan kebutuhan.
kaca. Peralatan dan wadah disiapkan untuk
digunakan dalam budidaya Rotifera.
Pemilihan wadah yang akan diguna- Wadah yang akan digunakan dibersihkan
kan dalam membudidayakan Rotifera dengan menggunakan sikat dan diberikan
sangat bergantung pada tujuannya. Wadah desinfektan untuk menghindari terjadinya
yang terbuat dari bak semen, bak beton, kontaminasi dengan mikroorganisme yang
bak fiber, dan tanki plastik biasanya lain. Wadah yang telah dibersihkan
digunakan untuk membudidayakan selanjutnya dapat diairi dengan air bersih.
Rotifera secara selektif yaitu mem-
budidayakan pakan alami di tempat Wadah budidaya yang telah diairi
terpisah dari ikan yang akan meng- dapat digunakan untuk memelihara
konsumsi pakan alami. Wadah budidaya Rotifera. Air yang dimasukkan ke dalam

384
wadah budi daya harus bebas dari Media seperti apakah yang dapat
kontaminan seperti pestisida, deterjen, digunakan untuk tumbuh dan berkembang
dan chlor. Air yang digunakan sebaiknya pakan alami Rotifera. Rotifera merupakan
diberi oksigen dengan menggunakan hewan air yang hidup di perairan tawar
aerator dan batu aerasi yang disambung- subtropik dan tropik baik di daerah danau,
kan dengan selang aerasi. Aerasi ini dapat sungai, dan kolam-kolam. Berdasarkan
digunakan pula untuk menetralkan chlor habitat alaminya pakan alami Rotifera ini
atau menghilangkan karbon dioksida di dapat hidup pada perairan yang me-
dalam air. Kedalaman air di dalam wadah ngandung unsur hara. Unsur hara ini di
budidaya yang optimum 50 cm dan alam diperoleh dari hasil dekomposisi
maksimum 90 cm. nutrien yang ada di dasar perairan. Untuk
melakukan budidaya pakan alami diperlu-
Langkah kerja dalam menyiapkan
kan unsur hara tersebut di dalam media
peralatan dan wadah kultur pakan alami
budidaya. Unsur hara yang dimasukkan
Rotifera sebagai berikut.
ke dalam media tersebut pada umumnya
1. Siapkan alat dan bahan yang akan adalah pupuk.
digunakan dan sebutkan fungsi dan
Jenis pupuk yang dapat digunakan
cara kerja peralatan tersebut.
sebagai sumber unsur hara pada media
2. Tentukan wadah yang akan digunakan kultur pakan alami Rotifera adalah pupuk
untuk membudidayakan Rotifera. organik dan anorganik. Pemilihan antara
3. Bersihkan wadah dengan mengguna- kedua jenis pupuk tersebut sangat
kan sikat dan disiram dengan air bergantung pada ketersediaan pupuk
bersih. Kemudian, lakukan pensuci- tersebut di lokasi budidaya. Kedua jenis
hamaan wadah dengan mengguna- pupuk tersebut dapat digunakan sumber
kan desinfektan sesuai dengan unsur hara. Jenis pupuk organik yang
dosisnya. biasa digunakan adalah pupuk kandang,
pupuk kandang adalah pupuk yang
4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan berasal dari campuran antara kotoran
dengan menggunakan air bersih. hewan dengan sisa makanan dan alas
5. Pasanglah peralatan aerasi dengan tidur hewan tersebut. Campuran ini
merangkaikan antara aerator, selang telah mengalami pembusukan se-
aerasi, dan batu aerasi, masukkan ke hingga sudah tidak berbentuk seperti
dalam wadah budidaya. Ceklah semula. Pupuk kandang yang akan
keberfungsian peralatan tersebut dipergunakan sebagai pupuk dalam
dengan memasukkan ke dalam arus media kultur pakan alami adalah pupuk
listrik. kandang yang telah kering.
Mengapa pupuk kandang yang digunakan
6. Masukkan air bersih yang tidak ter-
harus yang kering? Pupuk kandang yang
kontaminasi ke dalam wadah
telah kering sudah mengalami proses
budidaya dengan menggunakan
pembusukan secara sempurna sehingga
selang plastik dengan ke dalaman
secara fisik seperti warna, rupa, tekstur,
air yang telah ditentukan, misalnya
bau dan kadar airnya tidak seperti bahan
50 cm.
aslinya.

385
Pupuk kandang ini jenisnya ada yang berasal dari kotoran burung puyuh
beberapa macam antara lain pupuk yang berdasarkan hasil penelitian dan mem-
berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, berikan pertumbuhan populasi Rotifera
kelinci, ayam, burung, dan kuda. Dari pada hari ketujuh sebanyak 80 individu/
berbagai jenis kotoran hewan tersebut liter.
yang biasa digunakan adalah kotoran
Dosis yang digunakan untuk pupuk
ayam dan burung puyuh. Kotoran ayam
anorganik harus dihitung berdasarkan
dan burung puyuh yang telah kering ini
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan.
digunakan dengan dosis sesuai kebutuhan.
Beberapa pembudidaya ada yang meng-
Jenis pupuk anorganik juga bisa gunakan pupuk nitrat dan phosphat
digunakan sebagai sumber unsur hara sebagai unsur hara yang dimasukkan ke
pada media kultur Rotifera jika pupuk dalam media kultur pakan alami. Dosis
kandang tidak terdapat di lokasi tersebut. yang digunakan dihitung berdasarkan
Jenis pupuk anorganik yang biasa diguna- kandungan unsur hara yang terdapat
kan adalah pupuk yang mengandung unsur dalam pupuk anorganik, misalnya pupuk
Nitrogen, Phosphat, dan Kalium. Pupuk yang akan digunakan Urea dan ZA. Kadar
anorganik yang banyak mengandung unsur unsur N dalam Urea adalah 46%, artinya
nitrogen dan banyak dijual di pasaran dalam setiap 100 kg Urea mengandung
adalah urea, Zwavelzure Ammoniak (ZA), unsur N sebanyak 46 kg. Untuk ZA kadar
sedangkan unsur phosphat adalah Triple N nya 21%, artinya kadar N dalam pupuk
Superphosphat (TSP). Untuk lebih ZA adalah 21 kg. Sedangkan pupuk
mudahnya saat ini juga sudah dijual pupuk kandang yang baik mengandung unsur N
majemuk yang mengandung unsur Nitro- sebanyak 1,5–2%. Oleh karena itu, meng-
gen, Phosphate, dan Kalium (NPK). hitung jumlah pupuk anorganik yang
dibutuhkan dalam media kultur pakan
Pupuk yang dimasukkan ke dalam
alami dilakukan perhitungan matematis.
media kultur pakan alami yang berfungsi
Misalnya kebutuhan urea adalah V1N1 =
untuk menumbuhkan bakteri, fungi,
detritus, dan beragam phytoplankton V2N2, 2 × 1,5 = V × 46, maka kebutuhan
sebagai makanan utama Rotifera. Dengan urea adalah 3 : 46 = 0,065 kg.
tumbuhnya pakan Rotifera di dalam
Pupuk yang telah ditentukan akan
media kultur maka pakan alami yang akan
digunakan sebagai sumber unsur hara
dipelihara di dalam wadah budidaya
dalam media kultur pakan alami, selanjut-
tersebut akan tumbuh dan berkembang.
nya dihitung dan ditimbang sesuai dengan
Berapakah dosis pupuk yang harus dosis yang dibutuhkan. Penimbangan
ditebarkan ke dalam media kultur pakan dilakukan setelah wadah budi daya
alami Rotifera? Berdasarkan pengalaman disiapkan. Kemudian pupuk tersebut
beberapa pembudidaya dosis yang di- dimasukkan ke dalam kantong plastik atau
gunakan untuk pupuk kandang dari karung plastik yang diikat dan dilubangi
kotoran ayam sebanyak 500 gram/m3, dengan menggunakan paku atau gunting
sedangkan yang berasal dari kotoran agar pupuk tersebut dapat mudah larut di
burung puyuh adalah 1.000 gram/m3, atau dalam media kultur pakan alami Rotifera.
1,0 gram/liter. Tetapi dosis pupuk kandang Pupuk tersebut akan berproses di dalam

386
media dan akan tumbuh mikroorganisme Identifikasi Rotifera perlu dilakukan
sebagai makanan utama dari Rotifera. agar tidak terjadi kesalahan dalam
Waktu yang dibutuhkan oleh proses melakukan inokulasi. Rotifera merupakan
dekomposisi pupuk di dalam media kultur salah satu jenis zooplankton yang hidup
pakan alami Rotifera ini berkisar antara di perairan tawar di daerah tropis dan
7–14 hari. Setelah itu baru bisa dilakukan subtropis. Berdasarkan klasifikasinya
penebaran bibit Rotifera ke dalam media Rotifera sp. dapat dimasukkan ke dalam:
kultur.Selama dalam pemeliharaan
harus terus dilakukan pemupukan Filum : Rotifera
susulan seminggu sekali dengan dosis Kelas : Monogononta
setengah dari pemupukan awal. Ordo : Ploima
Pakan alami Rotifera mempunyai Famili : Brachionidae
siklus hidup yang relatif singkat yaitu 4– Subfamili : Brachioninae
12 hari. Oleh karena itu, agar
Genus : Brachionus
pembudidayaannya bisa berlangsung
Spesies : Brachionus calyciflorus
terus harus selalu diberikan
pemupukan susulan. Dalam memberikan Morfologi Rotifera dapat dilihat secara
pemupukan susulan ini caranya hampir langsung di bawah mikroskop. Ciri khas-
sama dengan pemupukan awal dan ada nya yang sangat mudah untuk dikenali
juga yang memberikan pemupukan adalah adanya corona atau semacam
susulannya dalam bentuk larutan pupuk selaput yang dikelilingi cilia yang mencolok
yang dicairkan. di sekitar mulutnya. Lingkaran cilia di bagian
Parameter kualitas air di dalam anterior terdapat di atas pedestal yang
media kultur pakan alami Rotifera juga terbagi dua yang disebut trocal disk.
harus dilakukan pengukuran. Rotifera Gerakan membranela pada trochal disk
akan tumbuh dan berkembang pada me- seperti dua roda yang berputar. Trochal disk
dia kultur yang mempunyai kandungan digunakan untuk berenang dan makan.
Oksigen terlarut sebanyak >5 ppm, Tubuh Rotifera umumnya transparan.
kandungan amonia <1 ppm, suhu air Beberapa berwarna hijau, merah, atau
berkisar antara 28–30° C, dan pH air cokelat yang disebabkan oleh warna
antara 6–8. makanan yang ada di sekitar saluran
Langkah kerja yang harus dilakukan pencernaannya. Tubuh terbagi atas tiga
pada pembuatan media budidaya Rotifera bagian yaitu bagian kepala yang pendek,
sama dengan budidaya Daphnia. badan yang besar, dan kaki atau ekor.
Bentuk tubuh agak panjang dan silindris.
Ada beberapa langkah yang harus
Pada kepala terdapat corona yang
dilakukan sebelum melakukan inokulasi
berguna sebagai alat untuk mengalirkan
bibit pakan alami ke dalam media kultur.
makanan, organ perasa atau peraba, dan
Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit
bukaan mulut.
pakan alami Rotifera. Kedua, melakukan
seleksi terhadap bibit pakan alami Rotifera. Rongga badan berisi cairan tubuh
Ketiga, melakukan inokulasi bibit pakan dan terdapat beberapa organ tubuh,
alami sesuai dengan prosedur. yaitu saluran pencernaan yang terdiri

387
dari mastax dengan kelenjar ludah,
oesophagus, lambung dengan kelenjar
perut, dan usus. Organ ekresi, organ
genital meliputi germanium atau ovari dan
vitellarium. Sejumlah otot-otot melingkar
dan membujur yang meluas sampai ke
kepala dan kaki. Kepala dan badan tidak
jelas batasnya, kaki ramping, dan ujung
kaki mengecil. Pada ujung kaki terdapat
dua ruas semu atau lebih bahkan kadang-
kadang tidak terlihat karena ditarik ke Gambar 7.23 Rotifera
dalam tubuh atau mengkerut dan adakala-
nya tidak. Kaki yang beruas semu mem- Langkah selanjutnya setelah dapat
punyai dua jari dan mengandung kelenjar mengidentifikasi jenis Rotifera yang akan
kaki yang bermuara di ujung jari. ditebar ke dalam media kultur adalah
Badan Brachionus dilapisi kutikula melakukan pemilihan terhadap bibit
yang membentuk lapisan agak tebal dan Rotifera. Pemilihan bibit Rotifera yang
kaku yang disebut lorica. Ukuran lorica akan ditebar ke dalam media kultur harus
berbeda-beda untuk setiap spesies yang dilakukan dengan tepat. Bibit yang akan
sama pada habitat berbeda. Rata-rata ditebar ke dalam media kultur harus yang
lebar lorica Brachionus calyciflorus ber- sudah dewasa. Rotifera dewasa berukuran
variasi antara 124–300 mikron. Panjang 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm
tubuh berkisar antara 200–500 —m. Untuk dihasilkan secara parthenogenesis.
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Ukuran badan dan nilai kalori rotifer
7.23. berdasarkan volume dan bobot dapat
dilihat pada Tabel 7.9.

Tabel 7.9 Ukuran Badan dan Nilai Kalori Rotifer (Brachionus sp.)
Panjang Lebar Volume Bobot Nilai Kalori
Rotifer
Lorika (—m) Lorika (—m) (ml) (—g) (10–7 kkal)

Betina 273 ± 13 170 1,77 0,195 10,89


Jantan 113 ± 3 92 0,29 0,031 1,75
Telur 128 ± 1 105 0,90 0,096 5,50
Telur Kista 98 ± 4 77 0,30 0,033 1,85

dua tipe jenis betina yaitu betina miktik dan


Perkembangbiakan Rotifera di dalam
amiktik. Betina amiktik menghasilkan telur
media kultur dapat dilakukan dengan dua
yang akan berkembang menjadi betina
cara yaitu secara sexual dan asexual.
amiktik pula. Tetapi dalam keadaan
Perkembangbiakan secara asexual (tidak
lingkungan yang kurang menguntungkan
kawin) yang disebut dengan parthenogen-
(tidak normal) seperti terjadi perubahan
esis terjadi dalam keadaan normal. Sifat
salinitas, suhu air dan kualitas pakan,
yang khas pada Rotifera adalah adanya
maka telur betina amiktik tersebut dapat
388
menetas menjadi betina miktik. Betina yang keras dan tebal yang tahan terhadap
miktik ini akan menghasilkan telur yang kondisi perairan yang jelek dan
akan berkembang menjadi jantan. Bila kekeringan, dan dapat menetas bila
jantan dan betina miktik tersebut kawin, keadaan perairan telah normal kembali.
betina miktik akan menghasilkan telur Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
dorman (dorman egg) dengan cangkang 7.24.

Gambar 7.24 Daur hidup Rotifer (Brachionus sp.)

dan dewasa maka selanjutnya memilih


Rotifera mempunyai umur hidup yang
individu yang dewasa sebagai calon bibit
relatif singkat yaitu antara 4–19 hari.
yang akan ditebarkan ke dalam media
Menurut beberapa ahli 24 jam setelah
kultur. Jumlah bibit yang akan ditebarkan
menetas Brachionus muda telah menjadi
ke dalam media kultur sangat bergantung
dewasa dan dapat menghasilkan telur 2
kepada volume media kultur. Padat
sampai 3 butir. Hal ini telah diperkuat oleh
penebaran bibit yang akan diinokulasi ke
peneliti bahwa jumlah telur yang dihasilkan
dalam media kultur biasanya adalah
oleh induk betina Brachionus calyciflorus
20–25 individu per liter.
yang dikultur secara khusus di laboratorium
rata-rata 3–6 butir. Pengetahuan tentang Cara yang dilakukan dalam melaku-
jumlah telur yang dihasilkan oleh betina kan inokulasi dengan menebarkannya
miktik masih sedikit sekali, tetapi diduga secara hati-hati ke dalam media kultur
tidak jauh berbeda dari jumlah telur yang sesuai dengan padat tebar yang telah
dihasilkan oleh betina amiktik. ditentukan. Penebaran bibit Rotifera ini
sebaiknya dilakukan pada saat suhu
Setelah dapat membedakan antara
perairan tidak terlalu tinggi, yaitu pada pagi
individu Rotifera yang telur, anak, remaja
dan sore hari. Langkah kerja dalam me-

389
nebar bibit pakan alami Rotifera sebagai Pemupukan susulan pada budidaya
berikut. Rotifera dilakukan sama dengan budidaya
Daphnia. Frekuensi pemupukan susulan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan
ditentukan dengan melihat sample air di
digunakan sebelum melakukan
dalam media kultur, parameter yang mudah
inokulasi/penanaman bibit pakan
dilihat jika transparansi kurang dari 0,3 m
alami Rotifera.
di dalam media kultur. Hal ini dapat dilihat
2. Siapkan mikroskop dan peralatannya dari warna air media yang berwarna keruh
untuk mengidentifikasi jenis Rotifera atau warna teh bening. Jika hal tersebut
yang akan dibudidayakan. terjadi segera dilakukan pemupukan
3. Ambillah seekor Rotifera dengan susulan. Jenis pupuk yang digunakan sama
menggunakan pipet dan letakkan di dengan pemupukan awal.
atas objec glass , dan teteskan Mengapa pertumbuhan populasi
formalin agar individu tersebut tidak pakan alami Rotifera harus dipantau?
bergerak. Kapan waktu yang tepat dilakukan
4. Letakkan objec glass di bawah pemantauan populasi pakan alami Rotifera
mikroskop dan amati morfologi Rotifera yang dibudidayakan di dalam media
serta cocokkan dengan gambar 6. kultur? Bagaimana kita menghitung
kepadatan populasi pakan alami Rotifera
5. Lakukan pengamatan terhadap di dalam media kultur? Mari kita jawab
individu Rotifera beberapa kali pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
ulangan agar dapat membedakan mempelajari beberapa referensi tentang
tahapan stadia pada Rotifera yang hal tersebut atau dari majalah dan internet
sedang diamati di bawah mikroskop. yang dapat menjawabnya. Di dalam hand
6. Hitunglah panjang tubuh individu out ini akan diuraikan secara singkat
Rotifera dewasa beberapa ulangan tentang pertumbuhan Rotifera, menghitung
dan perhatikan ukuran tersebut kepadatan populasi, dan waktu pe-
dengan kasat mata. mantauannya.
7. Lakukanlah pemilihan bibit yang akan Rotifera yang dipelihara dalam media
ditebarkan ke dalam media kultur dan kultur yang tepat akan mengalami per-
letakkan dalam wadah yang terpisah. tumbuhan yang cepat. Secara biologis
Rotifera akan tumbuh dewasa pada umur
8. Tentukan padat penebaran yang akan
satu hari (24 jam setelah menetas), jika
digunakan dalam budidaya pakan pada saat inokulasi yang ditebarkan
alami Rotifera tersebut sebelum di- adalah bibit Rotifera yang dewasa maka
lakukan penebaran. dalam waktu dua hari bibit Rotifera
9. Hitunglah jumlah bibit yang akan ditebar tersebut sudah mulai beranak, karena
tersebut sesuai dengan point 8. periode maturasi Rotifera pada media
yang mempunyai suhu 25° C adalah satu
10. Lakukan penebaran bibit pakan alami
hari. Jumlah telur yang dikeluarkan dari
Rotifera pada pagi atau sore hari satu induk bibit Rotifera sebanyak
dengan cara menebarkannya secara 2–3 butir. Daur hidup Rotifera 6–9 hari dan
perlahan-lahan ke dalam media kultur.

390
Rotifera menjadi dewasa hanya dalam mantauan pertumbuhan populasi
waktu satu hari, sehingga bisa diperhitung- pakan alami Rotifera.
kan prediksi populasi Rotifera di dalam
2. Tentukan waktu pemantauan ke-
media kultur.
padatan populasi sesuai dengan
Berdasarkan siklus hidup Rotifera prediksi tingkat pertumbuhan Rotifera
maka kita dapat menentukan waktu yang di media kultur.
tepat untuk dilakukan pemanenan sesuai
3. Ambillah sampel air di media kultur
dengan kebutuhan larva atau benih ikan
dengan menggunakan baker glass/
yang akan mengkonsumsi pakan alami
erlemeyer, amati dengan seksama
Rotifera. Ukuran Rotifera yang dewasa
dan teliti.
dan anak-anak berbeda. Oleh karena itu,
perbedaan ukuran tersebut sangat ber- 4. Hitunglah jumlah Rotifera yang ter-
manfaat bagi ikan yang akan meng- dapat dalam baker glass tersebut.
konsumsi dan disesuaikan dengan ukuran 5. Lakukanlah kegiatan tersebut minimal
bukaan mulut larva. tiga kali ulangan dan catat apakah
Pemantauan pertumbuhan pakan terjadi perbedaan nilai pengukuran
alami Rotifera di media kultur harus dari ketiga lokasi yang berbeda.
dilakukan agar tidak terjadi kepadatan 6. Hitunglah rata-rata nilai populasi dari
populasi yang mengakibatkan tingkat ketiga sampel yang berbeda lokasi.
kematian yang tinggi di dalam media. Hal Nilai rata-rata ini akan dipergunakan
tersebut diakibatkan oleh kurangnya untuk menghitung kepadatan populasi
oksigen di dalam media kultur. Tingkat pakan alami Rotifera di media kultur.
kepadatan populasi yang maksimal di
dalam media kultur adalah 80 individu per 7. Catat volume air sampel dan jumlah
mililiter, walaupun ada juga yang mencapai Rotifera dari data point 6, lakukan
kepadatan 120–150 individu per mililiter. konversi nilai perhitungan tersebut
Untuk mengukur tingkat kepadatan untuk menduga kepadatan populasi
populasi Rotifera di dalam media kultur pakan alami Rotifera di dalam media
dilakukan dengan cara sampling beberapa kultur.
titik dari media, minimal tiga kali sampling. Pemanenan pakan alami Rotifera ini
Sampling dilakukan dengan cara meng- dapat dilakukan setiap hari atau seminggu
ambil air media kultur yang berisi Rotifera sekali atau dua minggu sekali. Hal tersebut
dengan menggunakan baker glass atau bergantung pada kebutuhan suatu usaha
erlenmeyer. Hitunglah jumlah Rotifera terhadap ketersediaan pakan alami
yang terdapat dalam botol contoh tersebut. Rotifera.
Data tersebut dapat dikonversikan dengan
Pemanenan pakan alami Rotifera
volume media kultur.
yang dilakukan setiap hari biasanya jumlah
Langkah kerja dalam memantau per- yang dipanen kurang dari 20%. Pemanen-
tumbuhan populasi pakan alami Rotifera an Rotifera dapat juga dilakukan seminggu
sebagai berikut. sekali atau dua minggu sekali sangat
1. Siapkan alat dan bahan yang akan bergantung kepada kelimpahan populasi
digunakan sebelum melakukan pe- Rotifera di dalam media kultur.

391
Untuk menghitung kepadatan Rotifera pada pagi hari di saat matahari terbit, pada
pada saat akan dilakukan pemanenan, waktu tersebut Rotifera akan banyak
dapat dilakukan tanpa menggunakan alat mengumpul di bagian permukaan media
pembesar atau mikroskop. Rotifera untuk mencari sinar. Dengan tingkah
diambil dari dalam wadah yang telah lakunya tersebut akan sangat mudah bagi
diaerasi agak besar sehingga Rotifera para pembudidaya untuk melakukan
merata berada di seluruh kolom air, pemanenan. Rotifera yang baru dipanen
dengan memakai gelas piala volume tersebut dapat digunakan langsung untuk
100 ml. Rotifera dan air di dalam gelas konsumsi larva atau benih ikan.
piala selanjutnya dituangkan secara
Rotifera yang sudah dipanen tersebut
perlahan-lahan sambil dihitung jumlah
dapat tidak secara langsung diberikan
Rotifera yang keluar bersama air.
pada larva dan benih ikan hias yang di-
Apabila jumlah Rotifera yang ada budidayakan, tetapi dilakukan penyimpanan.
sangat banyak, maka dari gelas piala Cara penyimpanan Rotifera yang dipanen
100 ml dapat diencerkan. Caranya adalah berlebih dapat dilakukan pengolahan
dengan menuangkan ke dalam gelas piala Rotifera segar menjadi beku. Proses
tersebut dilakukan dengan menyaring
1.000 ml dan ditambah air hingga
Rotifera dengan air dan Rotiferanya saja
volume- nya 1.000 ml. Dari gelas 1.000
yang dimasukkan dalam wadah plastik
ml, lalu diambil sebanyak 100 ml.
dan disimpan di dalam lemari pembeku
Rotifera yang ada dihitung seperti cara
(Freezer).
di atas, lalu kepadatan di dalam
wadah budidaya dapat diketahui dengan Langkah kerja dalam melakukan
cara mengalikan 10 kali jumlah di pemanenan Rotifera dilakukan sama
dalam gelas 100 ml. Sebagai contoh, dengan pemanenan pada Daphnia, yang
apabila di dalam gelas piala 100 ml membedakan adalah waktu pemanenan
terdapat 200 ekor Rotifera, kepadatan dan jumlah Rotifera yang akan dipanen
Rotifera di wadah budidaya 10 x 200 ekor setiap hari.
= 2000 individu per 100 ml.
Pemanenan Rotifera dapat dilakukan
berdasarkan siklus reproduksinya. Rotifera
7.4 Budidaya Benthos
akan menjadi dewasa pada umur satu hari Jenis organisme yang dapat diguna-
dan dapat bertelur setiap hari, maka dapat kan sebagai pakan alami bagi ikan
diprediksi kepadatan populasi Rotifera di konsumsi dan ikan hias yang termasuk ke
dalam media kultur jika padat tebar awal dalam kelompok Benthos adalah cacing
dilakukan pencatatan. Rotifera dapat rambut. Cacing rambut sangat banyak
berkembangbiak tanpa kawin dan usianya diberikan untuk ikan hias dan ikan
relative singkat yaitu 6–19 hari. konsumsi karena mengandung nutrisi
Pemanenan dapat dilakukan pada hari yang cukup tinggi untuk pertumbuhan dan
ke empat–sembilan jika populasinya perkembangan ikan yang dibudidayakan.
sudah mencukupi, pemanenan tersebut Dalam membudidayakan cacing
dilakukan dengan cara menggunakan rambut prosedur yang dilakukan hampir
seser halus. Waktu pemanenan dilakukan sama dalam membudidayakan pakan
392
alami sebelumnya. Kegiatan budidaya digunakan untuk budidaya.
cacing rambut ini dimulai dari persiapan
Setelah berbagai macam peralatan
peralatan dan wadah, penyiapan media
dan wadah yang digunakan dalam
kultur, penanaman bibit, pemberian pupuk
membudidayakan pakan alami Tubifek
susulan, pemantauan pertumbuhan, dan
diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan
pemanenan cacing rambut. Oleh karena
cara kerjanya , langkah selanjutnya adalah
itu semua kegiatan tersebut akan diuraikan
melakukan persiapan terhadap wadah
di dalam buku ini.
tersebut.
Peralatan dan wadah yang dapat
Wadah budidaya yang telah diairi
digunakan dalam mengkultur pakan alami
dapat digunakan untuk memelihara
Tubifek ada beberapa macam. Jenis-jenis
Tubifek. Air yang dimasukkan ke dalam
wadah yangdapat digunakan antara lain
wadah budi daya harus bebas dari
adalah bak platik, bak semen, tanki plastik,
kontaminan seperti pestisida, deterjen dan
bak beton, bak fiber, kolam tanah dan
chlor. Ke dalaman media di dalam wadah
saluran air. Sedangkan peralatan yang
budidaya yang optimum adalah 10 cm dan
dibutuhkan untuk melakukan budidaya
maksimum adalah 20 cm. Ke dalaman
Tubifek antara lain adalah selang air,
media dalam wadah budidaya ber-
timbangan, saringan halus/seser, ember,
dasarkan habitat asli di alamnya hidup
gayung.
pada daerah yang mengandung lumpur
Pemilihan wadah yang akan diguna- dengan distribusi pada daerah permukaan
kan dalam membudidayakan Tubifek substrat pada ke dalaman tertentu.
sangat bergantung kepada tujuannya. Berdasarkan hasil peneltian tubifek yang
Wadah yang terbuat dari bak semen, bak berukuran juwana dengan berat kurang
beton, bak fiber dan tanki plastik biasanya dari 0,1 mg umumnya terdapat pada ke
digunakan untuk membudidayakantubifek dalaman 0–2 cm, cacing muda yang
secara selektif yaitu membudidayakan mempunyai berat 0,1–5,0 mg pada ke
pakan alami ditempat terpisah dari ikan dalaman 0–4 cm, sedangkan cacing
yang akan mengkonsumsi pakan alami. dewasa yang mempunyai berat 5,0 mg
pada ke dalaman 2–4 cm.
Pada budidaya tubifek fungsi
aerator dapat digantikan dengan Media seperti apakah yang dapat
mengalirkan air secara kontinue ke digunakan untuk tumbuh dan berkembang
dalam wadah pemeliharaan. Debit air pakan alami tubifek. Tubifek merupakan
yang masuk ke dalam wadah hewan air yang hidup di perairan tawar
pemeliharaan adalah 900 ml/menit. subtropik dan tropik baik di daerah danau,
sungai dan kolam-kolam. Berdasarkan
Selang air digunakan untuk memasuk-
habitat alaminya pakan alami tubifek ini
kan air bersih dari tempat penampungan
merupakan organisme yang hidup di dasar
air ke dalam wadah budidaya. Peralatan
perairan yang banyak mengandung detri-
ini digunakan juga untuk mengeluarkan
tus dan mikroorganik lainnya. Tubifek ini
kotoran dan air pada saat dilakukan
biasanya dapat hidup pada perairan yang
pemeliharaan. Dengan menggunakan
banyak mengandung bahan organik.
selang air akan memudahkan dalam
Bahan organik yang terdapat di dalam
melakukan penyiapan wadah sebelum

393
perairan biasanya berasal dari dekomposisi digunakan harus yang kering? Pupuk
unsur hara. Unsur hara ini dialam diperoleh kandang yang telah kering sudah
dari hasil dekomposisi nutrien yang ada di mengalami proses pembusukan secara
dasar perairan. Untuk melakukan budidaya sempurna sehingga secara fisik seperti
pakan alami diperlukan unsur hara tersebut warna, rupa, tekstur, bau dan kadar airnya
di dalam media budidaya. Unsur hara yang tidak seperti bahan aslinya.
dimasukkan ke dalam media tersebut pada
Pupuk kandang ini jenisnya ada
umumnya pupuk.
beberapa macam antara lain pupuk yang
Pupuk yang terdapat di alam ini dapat berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pupuk kelinci, ayam, burung, dan kuda. Dari
organik dan pupuk anorganik. Pupuk berbagai jenis kotoran hewan tersebut
organik adalah pupuk yang berasal dari yang biasa digunakan adalah kotoran
kotoran hewan, sisa tanaman, limbah ayam dan burung puyuh. Kotoran ayam
rumah tangga. Pupuk anorganik adalah dan burung puyuh yang telah kering ini
pupuk yang berasal dari bahan kimia dasar digunakan dengan dosis sesuai kebutuhan.
yang dibuat secara pabrikasi atau yang
Pupuk yang dimasukkan ke dalam
berasal dari hasil tambang, seperti Nitrat,
media kultur pakan alami yang berfungsi
Fosfat (Duperfosfat/DS, Triple Superfosfat/
untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detri-
TSP, Superphosphat 36, Fused Magnesium
tus dan beragam phytoplankton sebagai
Phospate/FMP), Silikat, Natrium, Nitrogen
makanan utama tubifek. Dengan tumbuh-
(Urea, Zwavelzure amoniak/ZA, Amonium
nya pakan tubifek di dalam media kultur
nitrat, Amonium sulfanitrat), dan lain-lain.
maka pakan alami yang akan dipelihara
Jenis pupuk yang dapat digunakan di dalam wadah budidaya tersebut akan
sebagai sumber unsur hara pada media tumbuh dan berkembang.
kultur pakan alami tubifek adalah pupuk
Berapakah dosis pupuk yang harus
organik dan anorganik. Pemilihan antara
ditebarkan ke dalam media kultur pakan
kedua jenis pupuk tersebut sangat
alami Tubifek? Berdasarkan pengalaman
bergantung pada ketersediaan pupuk
beberapa pembudidaya dosis yang
tersebut di lokasi budidaya. Kedua jenis
digunakan untuk pupuk kandang dari
pupuk tersebut dapat digunakan sebagai
kotoran ayam sebanyak 50% dari jumlah
sumber unsur hara.
media yang akan dibuat. Jika jumlah
Jenis pupuk organik yang biasa diguna- media yang dibuat sebanyak 500 gram,
kan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang jumlah pupuknya 250 gram. Kemudian
adalah pupuk yang berasal dari campuran pupuk tersebut dimasukkan ke dalam
antara kotoran hewan dengan sisa makanan wadah budidaya dicampur dengan lumpur
dan alas tidur hewan tersebut. Campuran kolam dengan perbandingan satu band-
ini telah mengalami pembusukan sehingga ing satu. Pupuk tersebut akan berproses
sudah tidak berbentuk seperti semula. di dalam media dan akan tumbuh
Pupuk kandang yang akan dipergunakan mikroorganisme sebagai makanan utama
sebagai pupuk dalam media kultur pakan dari Tubifek. Waktu yang dibutuhkan oleh
alami adalah pupuk kandang yang telah proses dekomposisi pupuk di dalam me-
kering. Mengapa pupuk kandang yang dia kultur pakan alami Tubifek ini berkisar

394
antara 2–7 hari. Setelah itu baru bisa melakukan inokulasi. Tubifek merupakan
dilakukan penebaran bibit Tubifek ke salah satu jenis Benthos yang hidup di
dalam media kultur. dasar perairan tawar di daerah tropis dan
subtropis. Berdasarkan klasifikasinya
Selama dalam pemeliharaan harus
Tubifek sp dapat dimasukkan ke dalam:
terus dilakukan pemupukan susulan
Filum : Annelida
seminggu sekali dengan dosis 9%
pemupukan awal. Berdasarkan hasil Kelas : Oligochaeta
penelitian Yuherman (1987) pemupukan
Ordo : Haplotaxida
susulan dengan dosis 75% dari pemupukan
awal setelah 10 hari inokulasi dapat Famili : Tubificidae
memberikan pertumbuhan yang optimal Genus : Tubifek
pada tubifek. Pakan alami Tubifek
mempunyai siklus hidup yang relatif singkat Spesies : Tubifek sp.
yaitu 50–57 hari. Oleh karena itu agar Morfologi Tubifek dapat dilihat secara
pembudidayaannya bisa berlangsung terus langsung di bawah mikroskop. Ciri khas-
harus selalu diberikan pemupukan susulan. nya yang sangat mudah untuk dikenali
Dalam memberikan pemupukan susulan ini adalah adanya tubuhnya berwarna merah
caranya hampir sama dengan pemupukan kecokelatan karena banyak mengandung
awal dan ada juga yang memberikan haemoglobin. Tubuh terdiri dari beberapa
pemupukan susulannya dalam bentuk segmen berkisar antara 30–60 segmen.
larutan pupuk yang dicairkan. Pada setiap segmen di bagian punggung
Parameter kualitas air di dalam me- dan perut akan keluar seta dan ujungnya
dia kultur pakan alami tubifek juga harus bercabang dua tanpa rambut. Bentuk
dilakukan pengukuran. Tubifek akan tubuh agak panjang dan silindris mem-
tumbuh dan berkembang pada media punyai dinding yang tebal terdiri dari dua
kultur yang mempunyai kandungan lapis otot yang membujur dan melingkar
Oksigen terlarut berkisar antara 2,75–5 sepanjang tubuhnya. Untuk lebih jelasnya
ppm dan jika kandungan oksigen terlarut dapat dilihat pada Gambar 7.25.
>5 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan
tubifek, kandungan amonia <1 ppm, suhu
air berkisar antara 28–30°C, dan pH air
antara 6–8.
Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan sebelum melakukan inokulasi
bibit pakan alami ke dalam media kultur.
Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit
pakan alami tubifek. Kedua, melakukan
seleksi terhadap bibit pakan alami Tubifek. Gambar 7.25 Tubifek sp
Ketiga, melakukan inokulasi bibit pakan
alami sesuai dengan prosedur. Langkah selanjutnya setelah dapat
mengidentifikasi jenis tubifek yang akan
Identifikasi tubifek perlu dilakukan ditebar ke dalam media kultur adalah
agar tidak terjadi kesalahan dalam

395
melakukan pemilihan terhadap bibit telur, menetas dan menjadi dewasa
tubifek. Pemilihan bibit tubifek yang akan serta mengeluarkan kokon dibutuhkan
ditebar ke dalam media kultur harus waktu sekitar 50 – 57 hari. Lebih jelasnya
dilakukan dengan tepat. Bibit yang akan dapat dilihat pada Gambar 7.26.
ditebar ke dalam media kultur harus yang
sudah dewasa. Tubifek dewasa berukuran
30 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm
dihasilkan secara hermaprodit.
Perkembangbiakan tubifek di dalam
media kultur dapat dilakukan dengan cara
asexual yaitu pemutusan ruas tubuh dan
pembuahan sendiri (Hermaphrodit). Telur
cacing rambut dihasilkan di dalam kokon
yaitu suatu bangunan yang berbentuk
bulat telur, panjang 1,0 mm dan garis
tengahnya 0,7 mm. Kokon ini dibentuk
oleh kelenjar epidermis dari salah satu
segmen tubuhnya yang disebut klitelum.
Telur yang terdapat di dalam kokon ini Gambar 7.26 Daur Hidup Tubifek (Tubifek sp)
akan mengalami proses metamorfosis dan
Setelah dapat membedakan antara
akan mengalami pembelahan sel seperti
individu tubifek yang bertelur, anak,
pada umumnya perkembangbiakan
remaja, dan dewasa, selanjutnya memilih
embrio di dalam telur yang dimulai dari
individu yang dewasa sebagai calon bibit
stadia morula, blastula dan gastrula. Telur
yang akan ditebarkan ke dalam media
yang terdapat di dalam kokon ini akan
kultur. Jumlah bibit yang akan ditebarkan
menetas menjadi embrio yang sama
ke dalam media kultur sangat bergantung
persis dengan induknya hanya ukurannya
kepada volume media kultur. Padat
lebih kecil. Proses perkembangbiakan
penebaran bibit yang akan diinokulasi ke
embrio di dalam kokon ini biasanya
dalam media kultur biasanya 2 gram per
berlangsung selama 10–12 hari jika suhu
meter persegi.
di dalam media pemeliharaan berkisar
antara 24–25°C. Cara yang dilakukan dalam melaku-
kan inokulasi dengan menebarkannya
Induk tubifek yang dapat meng-
secara hati-hati ke dalam media kultur
hasilkan kokon dan mengeluarkan telor
sesuai dengan padat tebar yang telah
yang menetas menjadi tubifek mempunyai
ditentukan. Penebaran bibit tubifek ini
usia sekitar 40–45 hari. Jumla telur dalam
sebaiknya dilakukan pada saat suhu
setiap kokon berkisar antara 4–5. Waktu
perairan tidak terlalu tinggi yaitu pada pagi
yang dibutuhkan untuk proses per-
dan sore hari.
kembangbiakan telor di dalam kokon
sampai menetas menjadi embrio tubifek Setelah dilakukan penebaran bibit di
membutuhkan waktu sekitar 10–12 hari. dalam media pemeliharaan harus dilaku-
kan pemupukan susulan. Pemupukan
Jadi daur hidup cacing rambut dari

396
susulan adalah pemupukan yang di- Frekuensi pemupukan susulan
masukkan ke dalam media kultur selama ditentukan dengan melihat sample air di
pemeliharaan pakan alami tubifek dengan dalam media kultur. Parameter yang
dosis 9% dari dosis pemupukan pertama mudah dilihat jika warna media pemelihara-
yang sangat bergantung kepada kondisi an sudah terang di dalam media kultur. Hal
media kultur. Pemupukan tersebut sangat ini dapat dilihat dari warna air media yang
berguna bagi pertumbuhan detritus, fungi, berwarna keruh atau warna teh bening.
dan bakteri yang merupakan makanan Jika hal tersebut terjadi segera dilakukan
utama dari pakan alami tubifek. pemupukan susulan. Jenis pupuk yang
digunakan sama dengan pemupukan
Selama dalam pemeliharaan tersebut
awal.
harus terus dilakukan pemupukan susulan
seminggu sekali atau dua minggu sekali Mengapa pertumbuhan populasi
dengan dosis yang bergantung pada pakan alami tubifek harus dipantau?
kondisi media kultur, biasanya dosis yang Kapan waktu yang tepat dilakukan
digunakan 9% dari pemupukan awal. pemantauan populasi pakan alami tubifek
Pakan alami tubifek mempunyai siklus yang dibudidayakan di dalam media
hidup yang relatif singkat, yaitu 50–57 hari. kultur? Bagaimana kita menghitung
Oleh karena itu, agar pembudidayaannya kepadatan populasi pakan alami tubifek
bisa berlangsung terus-menerus harus di dalam media kultur? Mari kita jawab
selalu diberikan pemupukan susulan. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
memberikan pemupukan susulan ini mempelajari buku ini selanjutnya. Di dalam
caranya hampir sama dengan pemupukan buku ini akan diuraikan secara singkat
awal dan ada juga yang memberikan tentang pertumbuhan tubifek, menghitung
pemupukan susulannya dalam bentuk kepadatan populasi dan waktu pemantauan-
larutan pupuk yang dicairkan. nya.
Fungsi utama pemupukan susulan Tubifek yang dipelihara dalam media
untuk menumbuhkan pakan yang dibutuh- kultur yang tepat akan mengalami per-
kan oleh tubifek agar tumbuh dan tumbuhan yang cepat. Secara biologis
berkembang. Berdasarkan kebutuhan tubifek akan tumbuh dewasa pada umur
pakan bagi tubifek tersebut maka prosedur 40–45 hari, jika pada saat inokulasi yang
yang dilakukan dalam memberikan ditebarkan adalah bibit tubifek yang
pemupukan susulan ada dua cara. dewasa maka dalam waktu sepuluh
Pertama, dengan menebarkan secara sampai dua belas hari bibit tubifek tersebut
merata ke dalam media pemeliharaan sudah mulai bertelur pada media yang
sejumlah pupuk yang sudah ditimbang mempunyai suhu 24–25°C. Jumlah telur
sesuai dengan dosis pemupukan susulan. yang dikeluarkan dari satu induk tubifek
Kedua, dengan cara membuat larutan sangat bergantung pada jumlah kokon
pupuk di dalam wadah yang terpisah yang dihasilkan pada setiap induk. Kokon
dengan wadah budidaya, larutan pupuk ini akan terbentuk pada salah satu segmen
tersebut dialirkan ke seluruh permukaan tubuh induk tubifek. Daur hidup tubifek
media pemeliharaan dengan dosis yang adalah 50–57 hari dan tubifek menjadi
telah ditentukan. dewasa dalam waktu empat puluh hari,

397
sehingga bisa diperhitungkan prediksi seminggu sekali atau dua minggu sekali
populasi tubifek di dalam media kultur. sangat bergantung kepada kelimpahan
populasi tubifek di dalam media kultur.
Berdasarkan siklus hidup tubifek
maka kita dapat menentukan waktu yang Pada saat pemanenan sebaiknya
tepat untuk dilakukan pemanenan sesuai wadah budidaya tubifek tersebut ditutup
dengan kebutuhan larva atau benih ikan terlebih dahulu selama 6 jam untuk
yang akan mengkonsumsi pakan alami memudahkan pemanenan, karena
tubifek. Ukuran Tubifek yang dewasa dan dengan penutupan selama 6 jam tubifek
anak-anak berbeda. Oleh karena itu, akan keluar secara perlahan-lahan dari
perbedaan ukuran tersebut sangat lumpur tempatnya bersembunyi
bermanfaat bagi ikan yang akan meng- membenamkan sebagian tubuhnya
konsumsi dan disesuaikan dengan ukuran tersebut.
bukaan mulut larva.
Untuk menghitung kepadatan tubifek
Pemantauan pertumbuhan pakan pada saat akan dilakukan pemanenan,
alami tubifek di media kultur harus dapat dilakukan tanpa menggunakan alat
dilakukan agar tidak terjadi kapadatan pembesar atau mikroskop. Tubifek diambil
populasi yang mengakibatkan tingkat dari dalam wadah pemeliharaan dan
kematian yang tinggi di dalam media. Hal ditimbang jumlah tubifek yang diambil
tersebut diakibatkan oleh kurangnya setelah itu dapat dihitung jumlah individu
oksigen di dalam media kultur. Tingkat per gramnya dengan melakukan per-
kepadatan populasi yang maksimal di hitungan matematis.
dalam media kultur adalah 30–50 gram per
Pemanenan tubifek dapat dilakukan
meter persegi, walaupun ada juga yang
berdasarkan siklus reproduksinya. Tubifek
mencapai kepadatan 120–150 gram per
akan menjadi dewasa pada umur empat
meter persegi.
puluh sampai empat puluh lima hari dan
Untuk mengukur tingkat kepadatan dapat bertelur setelah sepuluh sampai dua
populasi tubifek di dalam media kultur belas hari, maka dapat dipredeksi
dilakukan dengan cara sampling beberapa kepadatan populasi Tubifek di dalam me-
titik dari media, minimal tiga kali sampling. dia kultur jika padat tebar awal dilakukan
Sampling dilakukan dengan cara pencatatan. Tubifek dapat berkembang
mengambil air media kultur yang berisi biak tanpa kawin dan usianya relatif
Tubifek dengan menggunakan baker glass singkat yaitu 50–57 hari.
atau erlemeyer. Hitunglah jumlah Tubifek
Pemanenan dapat dilakukan pada hari
yang terdapat dalam botol contoh tersebut,
ke lima puluh sampai lima puluh tujuh jika
data tersebut dapat dikonversikan dengan
populasinya sudah mencukupi, pemanenan
volume media kultur.
tersebut dilakukan dengan cara meng-
Pemanenan pakan alami tubifek dapat gunakan seser halus. Waktu pemanenan
di lakukan setelah pemeliharaan selama dilakukan pada pagi hari di saat matahari
dua bulan setelah itu pemanenen dapat terbit. Pada waktu tersebut tubifek akan
dilakukan setiap dua minggu biasanya banyak mengumpul di bagian permukaan
jumlah yang dipanen kurang dari 50%. media untuk mencari sinar. Dengan
Pemanenan tubifek dapat juga dilakukan tingkah lakunya tersebut akan sangat

398
mudah bagi para pembudidaya untuk hari agar terjadi proses pembusukan
melakukan pemanenan. Tubifek yang baru di dalam wadah budidaya dan akan
dipanen tersebut dapat digunakan tumbuh detritus dan mikroorganisme
langsung untuk konsumsi larva atau benih lainnya sebagai makanan untuk
ikan. tubifek.
Tubifek yang sudah dipanen tersebut 5. Setelah itu masukkan tubifek ke dalam
dapat tidak secara langsung diberikan media tersebut dengan dosis 2 gram
pada larva dan benih ikan hias yang di- per meter persegi.
budidayakan tetapi dilakukan penyimpanan.
6. Lakukan pemeliharaan tubifek ter-
Cara penyimpanan tubifek yang dipanen
sebut dengan melakukan pemupukan
berlebih dapat dilakukan pengolahan
susulan dan pemantauan per-
tubifek segar menjadi beku. Proses
tumbuhan setiap sepuluh hari sekali.
tersebut dilakukan dengan menyaring
tubifek dengan air dan tubifeknya saja 7. Pemanenan tubifek dapat dilakukan
yang dimasukkan dalam wadah plastik setelah minimal 40 hari pemeliharaan.
dan disimpan di dalam lemari pembeku Hal ini berdasarkan hasil penelitian
(Freezer). Fadillah (2004) bahwa pertumbuhan
populasi tubifek mencapai puncaknya
Untuk melakukan budidaya tubifek
setelah dipelihara selama 40 hari.
secara skala kecil dapat dilakukan dengan
menggunakan wadah yang terbuat dari
bak plastik dengan langkah kerja sebagai 7.5 Bioenkapsulasi
berikut. Untuk meningkatkan mutu pakan
alami dapat dilakukan pengayaan, istilah
1. Pembuatan wadah budidaya dengan pengayaan bisa juga disebut dengan
menggunakan bak kayu yang terbuat bioenkapsulasi. Pengayaan terhadap
dari kayu yang dilapisi plastik dengan pakan alami ini sangat penting untuk
ukuran misalnya 100 cm x 50 cm x 10 meningkatkan kualitas nutrisi dari pakan
cm. tersebut. Jenis pakan alami yang dapat
dilakukan pengayaan adalah dari
2. Masukkan media ke dalam wadah
kelompok zooplankton misalnya Artemia,
budidaya tubifek dengan ke dalaman rotifer, Daphnia, moina, dan tigriopus.
media 5 cm, media ini terbuat dari Semua jenis zooplankton tersebut biasa-
lumpur dan pupuk kandang dengan nya diberikan kepada larva dan benih
perbandingan lumpur dan pupuk ikan air tawar, payau, dan laut. Dengan
kandang adalah 1 : 1. meningkatkan mutu dari pakan alami dari
kelompok ini dapat meningkatkan mutu
3. Masukkan air ke dalam wadah yang
dari larva dan benih ikan yang meng-
telah berisi media tersebut, ke konsumsi pakan tersebut. Peningkatan
dalaman air dalam wadah budidaya mutu pakan alami dapat dilihat dari
adalah2 cm dan buatlah sistem air meningkatkan kelangsungan hidup/
mengalir pada wadah budidaya sintasan larva dan benih yang dipelihara,
dengan debit air berkisar 900 ml/ meningkatkan pertumbuhan larva dan
menit. benih ikan serta meningkatkan daya tahan
tubuh larva dan benih ikan.
4. Biarkan media tersebut selama 5–7

399
Menurut Watanabe (1988) zooplank- – Pemberian pakan alami langsung
ton dapat ditingkatkan mutunya dengan ke larva ikan
teknik bioenkapsulasi dengan mengguna-
Adapun prosedur yang dapat dilaku-
an teknik omega yeast (ragi omega).
kan jika akan melakukan pengayaan zoop-
Omega tiga merupakan salah satu jenis
lankton sebagai berikut.
asam lemak tidak jenuh tinggi yaitu asam
lemak yang mengandung satu atau lebih Pengayaan terhadap Artemia salina
ikatan rangkap. Asam lemak ini tidak dapat sangat penting dilakukan untuk meningkat-
disintesis di dalam tubuh dan merupakan kan kualitas nutrisi dari pakan tersebut.
salah satu dari asam lemak esensial. Ada Artemia salina merupakan salah satu jenis
dua metode yang dapat dilakukan untuk pakan alami dari kelompok zooplankton
meningkatkan mutu pakan alami seperti yang dapat diberikan kepada larva ikan
berikut. konsumsi atau ikan hias. Pada stadia larva
semua jenis ikan sangat membutuhkan
1. Indirect Method yaitu metode tidak
nutrisi yang lengkap agar pertumbuhan
langsung.
larva sempurna sesuai dengan kebutuhan-
Metode pengayaan zooplankton nya. Pengayaan terhadap pakan alami ini
secara tidak langsung dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang
dengan cara memelihara zooplankton dilakukan oleh peneliti dari Jepang dapat
dengan media Chlorella dan ragi roti meningkatkan pertumbuhan.
Saccharomyces cerevisiae, dengan
Alat dan bahan
dosis sebanyak 1 gram yeast/106 sel/
ml air laut perhari. • Mixer

2. Direct Method yaitu metode langsung. • Minyak ikan

Metode pengkayaan zooplankton • Vitamin yang larut dalam air


secara tidak langsung dengan • Kuning telur
cara membuat emulsi lipid. Lipids
yang mengandung 3 HUFA di • Aquades
homogenisasi dengan sedikit kuning • Ragi roti/fermipan
telur mentah dan air yang akan
Langkah kerja:
menghasilkan emulsi dan secara
langsung diberikan kepada pakan 1. Siapkan alat dan bahan
alami dicampur dengan ragi roti. 2. Timbanglah minyak ikan sebanyak 5
Tahapannya: gram, vitamin yang larut dalam air
– Pembuatan emulsi lipid (mayon- sebanyak 10 gram dan kuning telur
naise) sebanyak 1 gram dan letakkan dalam
wadah yang terpisah.
– Pengecekan ke homoenisasi
emulsi di bawah mikroskop 3. Masukkan 5 gram minyak ikan ke dalam
mixer dan lakukan homogenisasi
– Pencampuran dengan ragi roti
selama 2–3 menit dengan alat tersebut.
– Pemasukan emulsi ke dalam me-
4. Tambahkan 10 gram vitamin yang
dia pakan alami

400
larut dalam air ke dalam mixer dan komponen ini banyak ditemukan pada
tambahkan pula kuning telur mentah minyak hati ikan bertulang rawan.
sebanyak 1 gram kemudian tambah-
Bahan yang kaya akan asam lemak
kan 100 ml aquades.
n-6 umumnya banyak dikandung oleh
5. Lakukanlah pencampuran dengan minyak yang berasal dari tumbuhan.
mixer selama 2–3 menit sampai terjadi Minyak jagung mengandung asam lemak
campuran yang homogen. linoleat (n-6) sekitar 53% (Stickney, 1979).
Minyak jagung diperoleh dengan jalan
6. Ambillah 20 ml emulsi yang telah
ekstraksi bagian lembaga, baik dengan
dibuat pada langkah sebelumnya
tekanan tinggi maupun dengan jalan
sebanyak 20 ml, dan tambahkan 5
ekstraksi menggunakan pelarut. Dalam
gram ragi roti, dan campurlah dengan
pembuatan bahan emulsi untuk
air kultur Artemia.
memperkaya Daphnia sp dapat
7. Jumlah emulsi yang telah dibuat di ditambahkan juga kuning telur ayam
atas tersebut dapat dipergunakan mentah dan ragi roti (Saccharomyces
untuk memperkaya jumlah nauplius cerevisiae ). Kandungan asam lemak dari
Artemia sebanyak 100–200 naupli per beberapa bahan yang dapat dipergunakan
ml, sedangkan untuk rotifer emulsi untuk membuat emulsi bioenkapsulasi
tersebut dapat dipergunakan untuk dapat dilihat pada Tabel 7.10.
memperkaya sebanyak 500–1000
individu per liter.
Pemenuhan kebutuhan akan asam
lemak esensial oleh larva ikan dapat
dipenuhi dengan pemberian sumber
pakan yang tepat yang berasal dari hewani
dan nabati pada pengkayaan pakan alami
seperti minyak ikan dan minyak jagung.
Pada umumnya komposisi minyak ikan
laut lebih kompleks dan mengandung
asam lemak tak jenuh berantai panjang
pada minyak ikan laut terdiri dari asam
lemak C18, C20, dan C22 dengan
kandungan C20, dan C22 yang tinggi dan
kandungan C16 dan C18 yang rendah.
Sedangkan kandungan asam lemak ikan
air tawar mengandung C16 dan C18 yang
tinggi serta C20 dan C22 yang rendah.
Komposisi lain yang terkandung dalam
minyak ikan adalah lilin ester, diasil gliserol
eter, plasmalogen netral, dan fosfolipid.
Terdapat pula sejumlah kecil fraksi yang
tak tersabunkan, antara lain vitamin,
sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Komponen-

401
Tabel 7.10 Kandungan Komposisi Beberapa Bahan Bioenkapsulasi

Komposisi Minyak Ikan Minyak Kuning Ragi roti Minyak


Asam Lemak Lemuru (%) Jagung Telur Ayam (% Total Asam Ikan Lemuru
(g/100g) (g/100g)
SFA Lemak)

SFA 23,869
C 14 : 0 – 1 1,1 12,68
C 16 : 0 20,5 14 11,2 20,41
C 18 : 0 7,1 2 88,4 3,82
C 20 : 0 – Trace () 0,52
C 22 : 0 () Trace () 0,34
MUFA
C 16 : 1 10,2 Trace () 14,2 12,42
C 18 : 1 8,2 30 () 38,0 4,45
C 20 : 1 3,1 – () 1,6 2,70
PUFA
C 18 : 2 – 50 10,202 15,1 1,17
C 18 : 3 1,0 2 0,377 6,4 0,88
C 20 : 2 () – () () 0,16
C 20 : 3 2,8 () () () 0,40
C 20 : 4 5,2 () 1,419 () 2,53
C 20 : 5 17 () 0,012 () 10,61
C 22 : 2 Trace () () () –
C 22 : 3 Trace () () () –
C 22 : 4 1,2 () () () 0,16
C 22 : 5 3,3 () () () 1,81
C 22 : 6 6,4 () () () 6,28

Sumber Winarno Gurr Yuhendi Watanabe Dualantus


(1993) (1992) (1998) (1988) (2003)

Keterangan:
SFA : Saturated Fatty Acid
MUFA : Monounsaturated Fatty Acid
PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid
() : tidak ada data
– : tidak terdeteksi

402
BAB VIII
HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Dalam suatu usaha budidaya ikan yang 8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN
intensif dengan padat penebaran tinggi,
PENYAKIT
dengan penggunaan pakan buatan yang
sangat besar dapat mengakibatkan 8.1.1. Hama Ikan
terjadinya suatu masalah. Masalah
Hama adalah organisme pengganggu
terbesar yang sering dianggap menjadi
yang dapat memangsa, membunuh dan
penghambat budidaya ikan adalah
mempengaruhi produktivitas ikan, baik
munculnya serangan penyakit. Serangan
secara langsung maupun secara berta-
penyakit yang disertai gangguan hama
hap. Hama bersifat sebagai organisma
dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
yang memangsa (predator), perusak dan
menjadi sangat lambat (kekerdilan),
kompetitor (penyaing). Sebagai predator
mortalitas meningkat, konversi pakan
(organisme pemangsa), yakni makhluk
manjadi sangat tinggi dan menurunnya
yang menyerang dan memangsa ikan
hasil panen (produksi).
yang biasanya mempunyai ukuran tubuh
Ikan yang dipelihara dapat terserang yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama
hama dan penyakit karena diakibatkan sering menyerang ikan bila masuk dalam
oleh kualitas air yang memburuk dan mal- lingkungan perairan yang sedang dilaku-
nutrisi. Ikan yang sehat akan mengalami kan pemeliharaan ikan. Masuknya hama
pertumbuhan berat badan yang optimal. dapat bersama saluran pemasukan air
Ikan yang sakit sangat merugikan bagi para maupun sengaja datang melalui pematang
pembudidaya karena akan mengakibatkan untuk memangsa ikan yang ada.
penurunan produktivitas. Oleh karena itu
Hama yang menyerang ikan biasa-
agar ikan yang dipelihara di dalam wadah
nya datang dari luar melalui aliran air,
budidaya tidak terserang hama dan penya-
udara atau darat. Hama yang berasal dari
kit harus dilakukan pencegahan. Pence-
dalam biasanya akibat persiapan kolam
gahan merupakan tindakan yang paling
yang kurang sempurna. Oleh karena itu
efektif dibandingkan dengan pengobatan,
untuk mencegah hama ini masuk ke-
Sebab, pencegahan dilakukan sebelum
dalam wadah budidaya dapat dilakukan
terjadi serangan, baik hama maupun pe-
penyaringan pada saluran pemasukan
nyakit, sehingga biaya yang dikeluarkan
dan pemagaran pematang. Hama ikan
tidak terlalu besar.
banyak sekali jenisnya antara lain larva
serangga, serangga air, ikan carnivora,

403
ular, biawak, buaya , notonecta atau be- masuknya kotoran dan hama ke
beasan, larva cybister atau ucrit, berang- dalam kolam budidaya.
berang atau lisang, larva capung, trisi-
ƒ Secara rutin melakukan pembersihan
pan. Hama menyerang ikan hanya pada
disekitar kolam pemeliharaan agar
saat ikan masih kecil atau bila populasi
hama seperti siput atau trisipan tidak
ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan
dapat berkembangbiak disekitar
mulai gesit gerakannya umumnya hama
kolam budidaya
sulit memangsanya.
Untuk menghindari adanya hama
Hama yang menyerang ikan budi-
ikan, dilakukan pemberantasan hama
daya biasanya berupa ular, belut, ikan liar
dengan menggunakan bahan kimia. Akan
pemangsa. Sedangkan hama yang meny-
tetapi penggunaan bahan kimia ini harus
erang larva dan benih ikan biasanya noto-
hati-hati hal ini mengingat pengaruhnya
necta atau bebeasan, larva cybister atau
terhadap lingkungan sekitarnya. Bahan
ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam
kimia sintetis umumnya sulit mengalami
wadah juga akan mengganggu. Meskipun
penguraian secara alami, sehingga
bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu men-
pengaruhnya (daya racunnya) akan lama
jadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari
dan dapat membunuh ikan yang sedang
makan dan memperoleh oksigen.
dipelihara. Oleh karena itu sebaiknya
Ada beberapa cara yang dapat menggunakan bahan pemberantas hama
dilakukan untuk mencegah serangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
hama terhadap ikan : seperti ekstrak akar tuba, biji teh, daun
tembakau dan lain-lain. Bahan ini efektif
ƒ Pengeringan dan pengapuran kolam
untuk membunuh hama yang ada dalam
sebelum digunakan. Dalam penga-
kolam dan cepat terurai kembali menjadi
puran sebaiknya dosis pemakaian-
netral. Pada Tabel 8.1. di bawah ini
nya diperhatikan atau dipatuhi.
kandungan zat aktif serta dosis yang
ƒ Pada pintu pemasukan air dipasang tepat untuk pemberantasan hama.
saringan agar hama tidak masuk ke
dalam kolam. Saringan air pemasu-
kan ini berguna untuk menghindari

Tabel 8.1. Bahan ekstrak dari tumbuh-tumbuhan serta dosisnya.


Bahan organik Bahan aktif Dosis

Akar tuba Rotenon 10 kg/ha


Biji teh Saponin 150 – 200 kg/ha
Tembakau Nikotin 200 – 400 kg/ha

404
Ada beberapa tindakan penanggulangan
8.1.2. Penyakit Ikan
serangan hama yang dapat dilakukan,
antara lain adalah sebagai berikut : Penyakit adalah terganggunya
kesehatan ikan yang diakibatkan oleh
Penanggulangan Ular
berbagai sebab yang dapat mematikan
1. Ular tidak menyukai tempat-tempat ikan. Secara garis besar penyakit yang
yang bersih. Karena itu, cara meng- menyerang ikan dapat dikelompokkan
hindari serangan hama ular adalah menjadi dua, yaitu penyakit infeksi (pe-
dengan mejaga kebersihan lingkung- nyakit menular) dan non infeksi (penyakit
an kolam. tidak menular). Penyakit menular adalah
penyakit yang timbul disebabkan oleh
2. Karena ular tidak dapat bersarang di
masuknya makhluk lain kedalam tubuh
pematang tembok, sebaiknya dibuat
ikan, baik pada bagian tubuh dalam
pematang dari beton atau tembok
maupun bagian tubuh luar. Makhluk
untuk menghindari serangannya.
tersebut antara lain adalah virus, bakteri,
3. Perlu dilakukan pengontrolan pada jamur dan parasit. Penyakit tidak menular
malam hari. Jika ada ular, bisa lang- adalah penyakit yang disebabkan antar
sung dibunuh dengan pemukul atau lain oleh keracunan makanan, kekurang-
dijerat dengan tali. an makanan atau kelebihan makanan
Penanggulangan Belut dan mutu air yang buruk.

1. Sebelum diolah, sebaiknya kolam Penyakit yang muncul pada ikan selain
digenangi air setinggi 20 – 30 cm, di pengaruhi kondisi ikan yang lemah juga
kemudian diberi obat pembasmi cara penyerangan dari organisme yang
hama berupa akodan dengan dosis menyebabkan penyakit tersebut. Faktor-
rendah, yakni 0,3 – 0,5 cc per meter faktor yang menyebabkan penyakit pada
kubik air. ikan antara lain :

2. Setelah diberi pembasmi hama, 1. Adanya serangan organisme parasit,


kolam dibiarkan selama 2 hari hingga virus, bakteri dan jamur.
belut mati. Selanjutnya air dibuang. 2. Lingkungan yang tercemar (amonia,
sul¿da atau bahan-bahan kimia
beracun)
Penanggulangan Ikan Gabus
3. Lingkungan dengan Àuktuasi ; suhu,
1. Memasang saringan di pintu pema-
pH, salinitas, dan kekeruhan yang
sukan air kolam, sehingga hama ikan
besar
gabus tidak dapat masuk.
4. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang
2. Mempertinggi pematang kolam agar
tidak sesuai dengan kebutuhan ikan
ikan gabus dari saluran atau kolam
lain tidak dapat loncat ke kolam yang 5. Kondisi tubuh ikan sendiri yang lemah,
berisi ikan. karena faktor genetik (kurang kuat
menghadapi perubahan lingkungan).

405
Oleh karena itu untuk mencegah se- tubuh ikan. Pada prinsipnya penyakit
rangan penyakit pada ikan dapat dilaku- yang menyerang ikan tidak datang
kan dengan cara antara lain ; mengetahui begitu saja, melainkan melalui proses
sifat dari organisme yang menyebabkan hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi
penyakit, pemberian pakan yang sesuai lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi
(keseimbangan gizi yang cukup), hasil inang (ikan) dan kondisi jasad patogen
keturunan yang unggul dan penanga- (agen penyakit). Dari ketiga hubungan
nan benih ikan yang baik (saat panen faktor tersebut dapat mengakibatkan ikan
dan transportasi benih). Dalam hal sakit. Sumber penyakit atau agen
penanganan saat tranportasi benih, agar penyakit itu antara lain adalah parasit,
benih ikan tidak mengalami stress perlu cendawan atau jamur, bakteri dan virus.
perlakuan sebagai berikut antara lain; de- Di lingkungan alam, ikan dapat diserang
ngan pemberian KMnO4, Àuktuasi suhu berbagai macam penyakit. Demikian juga
yang tidak tinggi, penambahan O2 yang dalam pembudidayaannya, bah- kan
tinggi, pH yang normal, menghilangkan penyakit tersebut dapat menyerang ikan
bahan yang beracun serta kepadatan dalam jumlah besar dan dapat
benih dalam wadah yang optimal. menyebabkan kematian ikan, sehingga
kerugian yang ditimbulkannya pun sa-
Beberapa tindakan pencegahan
ngat besar. Penyebaran penyakit ikan
penyakit yang dapat dilakukan sebagai
di dalam wadah budidaya sangat ber-
berikut:
gantung pada jenis sumber penyakitnya,
1. Sebelum pemeliharaan, kolam ha- kekuatan ikan (daya tahan tubuh ikan)
rus dikeringkan dan dikapur untuk dan kekebalan ikan itu sendiri terhadap
memotong siklus hidup penyakit. serangan penyakit. Selain itu cara pe-
2. Kondisi lingkungan harus tetap dijaga, nyebaran penyakit itu biasanya terjadi
misalnya kualitas air tetap baik. melalui air sebagai media tempat hidup
ikan, kontak langsung antara ikan yang
3. Pakan tambahan yang diberikan harus satu dengan ikan yang lainnya dan ad-
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. anya inang perantara.
Jika berlebihan dapat mengganggu
lingkungan dalam kolam.
Jenis-jenis Penyakit
4. Penanganan saat panen harus baik
1. Penyakit non-infeksi adalah penyakit
dan benar untuk menghindari agar
yang timbul akibat adanya gangguan
ikan tidak luka-luka.
faktor yang bukan patogen. Penyakit
5. Harus dihindari masuknya binatang non-infeksi tidak menular. Penyakit
pembawa penyakit seperti burung, non-infeksi yang banyak ditemukan
siput atau keong mas. adalah keracunan dan kekurangan
Penyakit dapat diartikan sebagai gizi. Keracunan dapat disebabkan
organisme yang hidup dan berkembang oleh pemberian pakan yang ber-
di dalam tubuh ikan sehingga organ jamur, berkuman dan pencemaran
tubuh ikan terganggu. Jika salah satu lingkungan perairan.
atau sebagian organ tubuh terganggu, 2. Penyakit akibat infeksi biasanya
akan terganggu pula seluruh jaringan timbul karena gangguan organisme

406
pathogen. Organisme pathogen yang 2. Penyakit yang disebabkan oleh bak-
menyebabkan infeksi biasanya berupa teri, antara lain adalah Flexibacter
parasit, jamur, bakteri atau virus. columnaris, Edwardsiella tarda, Ed-
wardsiela ictalurus, Vibrio anguillarum,
Aeromonas hydrophylla, Aeromonas
Penyakit non infeksi salmonicida.
Gejala keracunan dapat diidenti¿kasi 3. Penyakit yang disebabkan oleh jamur,
dari tingkah laku ikan. Biasanya ikan yang antara lain adalah Ichthyoponus sp,
mengalami keracunan terlihat lemah dan Branchyomycetes sp, Saprolegnia sp
berenang tidak normal dipermukaan dan Achlya sp.
air. Pada kasus yang berbahaya, ikan
berenang terbalik kemudian mati. 4. Penyakit yang disebabkan oleh
Penyakit karena kurang gizi, ikan tampak parasit. Jenis parasit ada beberapa
kurus dan kepala terlihat lebih besar, macam yaitu endoparasit dan ekto-
tidak seimbang dengan ukuran tubuh. parasit. Yang termasuk kedalam
Ikan juga akan terlihat kurang lincah. endoparasit antara lain adalah pro-
tozoa dan trematoda, sedangkan
Untuk mencegah terjadinya keracu- ectoparasit adalah crustacean. Pe-
nan, pakan harus diberikan secara selektif nyakit yang disebabkan oleh proto-
dan lingkungan dijaga agar tetap bersih. zoa antara lain adalah Ichtyopthirius
Bila tingkat keracunan tidak terlalu parah multi¿liis, Myxobolus sp, Trichodina
atau masih dalam taraf dini, ikan-ikan sp, Myxosoma sp, Henneguya sp
yang stress dan berenang tidak normal dan Thelohanellus sp. Penyakit yang
harus segera diangkat dan ditempatkan disebabkan oleh trematoda antara
pada wadah yang berisi air bersih, segar lain adalah Dactylogyrus sp, Gyro-
dan dilengkapi dengan suplai oksigen. dactylus sp dan Clinostomum sp.
Untuk mencegah kekurangan gizi, Penyakit yang disebabkan oleh crus-
pemberian pakan harus terjadwal dan tacean antara lain adalah Argulus sp,
jumlahnya cukup. Pakan yang diberikan Lernea cyprinaceae.
harus dipastikan mengandung kadar Untuk memahami tentang berbagai
protein tinggi yang dilengkapi lemak, jenis penyakit infeksi dan bagaimana
vitamin A, mineral. Selain itu, kualitas air para pembudidaya melakukan tindakan
tetap dijaga agar selalu mengalir lancar pencegahan dan pengobatan pada ikan
dan parameter kimia maupun biologi yang terserang penyakit, maka harus
mencukupi standar budidaya. dipahami terlebih dahulu tentang morfolo-
gi dari macam-macam penyakit tersebut.
Oleh karena itu dalam penjelasan berikut
Penyakit infeksi
akan diuraikan tentang biologi dan mor-
1. Penyakit yang disebabkan virus, an- fologi dari berbagai jenis penyakit yang
tara lain adalah Infectious Pancreatic biasa menyerang ikan budidaya.
Necrosis (IPN), Viral Haemorrhagic
Septicaemia (VHS), Channel Cat¿sh
Virus (CCV), Infectious Haemopotic
Necrosis (IHN).
407
1. Ichthyophthirius multi¿liis. wasa atau stadium memakan (tropozoit)
yang berkembang dalam kulit atau jaringan
Ichthyophthirius multi¿liis adalah
epitelium insang dari inang. Setelah fase
jenis parasit yang digolongkan kedalam
makannya selesai, Ichthyophthirius mul-
phylum Protozoa, subphylum Ciliophora,
ti¿liis akan memecahkan epithelium dan
kelas Ciliata, subkelas Holotrichia, Ordo
keluar dari inangnya untuk membentuk
Hymenostomatida, famili Ophryoglenia dan
kista. Larva-larva berkista tersebut akan
genus Ichthyophthirius multi¿liis (Hoffman,
menempel pada tumbuhan, batuan atau
1967). Kecuali pada bagian anterior yang
obyek lain yang ada di perairan. Kemu-
berbentuk cincin (cystome), hampir di
dian membelah hingga sepuluh kali melalui
seluruh permukaan tubuh Ichthyophthirius
pembelahan biner yang menghasilkan 100
multi¿liis tertutup oleh silia yang berfungsi
– 2000 sel bulat berdiameter 18 – 22 μm.
untukpergerakannya,bagiansitoplasmanya
Sel-sel itu akan memanjang seperti cerutu
terdapat makronukleus yang berbentuk
berdiameter 10 X 40 μm dan mengeluarkan
seperti tapal kuda, mikronukleus (inti yang
enzim hyaluronidase. Enzim tersebut digu-
kecil) yang menempel pada makronukleus
nakan untuk memecahkan kista sehingga
dan sejumlah vakuola kontraktil Untuk lebih
tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan dapat
jelasnya dapat di lihat pada Gambar 8.1.
berenang bebas dan segera mendapatkan
inang baru. Tomit-tomit itu motil dan bersi-
fat infektif sampai berumur 4 hari dan akan
mati jika dalam waktu 48 jam tidak segera
menemukan inang yang baru. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.2.

Gambar 8.1. Ichthyophthirius multi¿liis

Ichthyophthirius multi¿liis menyebab-


kan penyakit bintik putih atau White spot
disease atau Ich. Parasit ini dapat meng-
infeksi kulit, insang dan mata pada ber-
bagai jenis ikan baik ikan air tawar, payau
dan laut. Parasit ini mempunyai panjang
tubuh 0,1 – 1,0 mm dan dapat menyebab- Gambar 8.2. Siklus hidup Ichthyophthirius
kan kerusakan kulit dan dapat menyebab- multi¿liis
kan kematian. Parasit ini berkembangbiak Cara penyerangan parasit ini dengan
dengan cara membelah biner. Individu menempel pada lapisan lendir bagian
muda parasit ini memiliki diameter antara kulit ikan, parasit ini akan menghisap
30 – 50 μm dan individu dewasanya dapat sel darah merah dan sel pigmen pada
mencapai ukuran diameter 50–100 μm. kulit ikan. Ikan yang terserang parasit ini
Siklus hidupnya dimulai dari stadium de- memperlihatkan gejala sebagai berikut :

408
ƒ produksi lendir yang berlebihan.
ƒ adanya bintik-bintik putih (white spots)
ƒ frekuensi pernafasan meningkat
ƒ pertumbuhan terhambat

2. Cyclochaeta domerguei
Hewan ini termasuk protozoa, jenis
protozoa ini mempunyai nama lain Tricho-
dina . Jenis parasit ini berbentuk sep- Gambar 8.4. Trichodina tampak atas
erti setengah bola dengan bagian tengah
(dorsal) cembung, sedangkan mulut pada
bagian ventral. Pada bagian mulut dileng- 3. Myxobulus sp, Myxosoma sp,
kapi alat penghisap dengan dilengkapi Thellohanellus sp dan Henneguya
suatu alat dari chitine yang melingkari mu- sp.
lut. Alat chitine ini berbentuk seperti jang- Keempat jenis parasit ini merupakan
kar (anchor). Untuk lebih jelasnya dapat penyebab penyakit Myxosporeasis. Pe-
dilihat pada Gambar 8.3 dan Gambar 8.4. nyakit ini disebabkan oleh parasit dari ke-
Gejala adanya serangan parasit ini adalah las Sporozoa, subkelas Myxosporea, ordo
pendarahan pada kulit ikan, pucat, ikan Cnidosporodia, subordo Myxosporidia, fa-
berlendir banyak. mili Myxobolidae yang merupakan bagian
dari ¿lum Myxozoa dan termasuk kedalam
kelompok endoparasit. Kunci identi¿kasi
yang penting dari keempat jenis parasit ini
adalah pada sporanya, yang merupakan
fase resisten dan alat penyebaran popula-
si. Spora myxosorea terdiri atas dua valve,
yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada
valve terdapat satu atau dua polar kapsul
yang penting untuk identi¿kasi. Spora pada
parasit kelas Cnidosporidia ini mempunyai
Gambar 8.3. Trichodina tampak bawah cangkang, kapsul polar dan sporoplasm. Di
dalam kapsul polar terdapat ¿lament polar.
Bila spora memiliki dua kapsul polar maka
digolongkan ke dalam genus Myxobolus sp
dan bila hanya memiliki satu kapsul polar
maka akan digolongkan kedalam genus
Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 8.5, 8.6, 8.7 dan 8.8.

409
Gejala infeksi pada ikan antara lain
adanya benjolan pada bagian tubuh luar
(bintil) yang berwarna kemerah-merahan.
Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora
yang dapat menyebabkan tutup insang
ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah,
maka spora yang ada di dalamnya akan
menyebar seperti plankton. Spora ini
berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga
Gambar 8.5. Myxobulus sp. sering tertelan oleh ikan.
Pengaruh serangan myxosporea
tergantung pada ketebalan serta lokasi
kistanya. Serangan yang berat pada insang
menyebabkan gangguan pada sirkulasi
pernafasan serta penurunan fungsi organ
pernafasan. Sedangkan serangan yang
berat pada jaringan bawah kulit dan insang
menyebabkan berkurangnya berat badan
ikan, gerakan ikan menjadi lambat, warna
tubuh menjadi gelap dan system syaraf
menjadi lemah.
Gambar 8.6.Myxosoma sp.
4. Dactylogyrus sp
Dactylogyrus sp digolongkan ke
dalam phylum Vermes, subphylum Platy-
helmintes, kelas Trematoda, ordo Mono-
genea, famili Dactylogyridae, subfamily
Dactylogyrinae dan genus Dactylogyrus .
Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat
Gambar 8.7. Thellohanellus sp.
rendah (Trematoda). Dactylogyrus sp
sering menyerang pada bagian insang
ikan air tawar, payau dan laut. Pada
bagian tubuhnya terdapat posterior Hap-
tor. Haptornya ini tidak memiliki struktur
cuticular dan memiliki satu pasang kait
dengan satu baris kutikular, memiliki 16
kait utama, satu pasang kait yang sangat
kecil. Dactylogyrus sp mempunyai ophi-
stapor (posterior suvker) dengan 1 – 2
pasang kait besar dan 14 kait marginal
yang terdapat pada bagian posterior. Ke-
pala memiliki 4 lobe dengan dua pasang
Gambar 8.8. Henneguya sp.

410
mata yang terletak di daerah pharynx. 8.10. Gejala infeksi pada ikan antara lain :
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pernafasan ikan meningkat, produksi lendir
Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan berlebih.
antara lain : pernafasan ikan meningkat,
produksi lendir berlebih.

Gambar 8.10. Gyrodactilus sp.


Gambar 8.9. Dactylogyrus sp

6. Lernea sp.
5. Gyrodactilus sp.
Parasit ini termasuk crustacea (udang-
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam udangan tingkat rendah). Ciri parasit ini
phylum Vermes, subphylum Platyhel- adalah jangkar yang menusuk pada kulit
mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- ikan dengan bagian ekor (perut) yang
genea, famili Gyrodactylidae, subfamily bergantung, dua kantong telur berwarna
Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. hijau. Jenis parasit ini biasa disebut
Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat dengan cacing jangkar karena bentuk
rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp bi- tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti
asanya sering menyerang ikan air tawar, jangkar yang akan dibenamkan pada
payau dan laut pada bagian kulit luar dan tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat
insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana menempel pada bagian tubuh ikan yang
telur berkembang dan menetas di dalam terserang parasit ini. Parasit ini sangat
uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar berbahaya karena menghisap cairan tubuh
antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- ikan untuk perkembangan telurnya. Selain
kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or- itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan
gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. berkas lubang pada kulit ikan sehingga
Larva berkembang di dalam uterus parasit akan terjadi infeksi sekunder oleh
tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya
pok sel embrionik. Ophisthaptor individu mengalami tiga kali perubahan tubuhnya
dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi yaitu nauplius, copepodit dan bentuk
memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 dewasa. Dalam satu siklus hidupnya
buah disepanjang tepinya dan sepanjang membutuhkan waktu berkisar antara 21
kait besar di tengah-tengah, terdapat dua – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat
tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk secara kasat mata dan pada bagian bawah
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar tubuhnya pada individu betina mempunyai

411
sepasang kantung telur. Kantung telur akan menurun pertumbuhannya serta
ini akan menetas dan naupliusnya akan akan mengakibatkan pendarahan pada
berenang keluar dari dalam kantung untuk kulit. Tubuh Argulus indicus mempunyai
mencari ikan lainnya. Untuk lebi jelasnya dua alat penghisap dibagian bawah tu-
dapat di lihat pada Gambar 8.11. buhnya, berupa alat yang akan menusuk-
kan alat tersebut kedalam tubuh ikan
yang diserang. Pada pinggiran karapace-
nya terdapat empat pasang kaki yang
berfungsi untuk berjalan pada bagian tu-
buh ikan, berenang bebas dan berpindah
dari satu ikan ke ikan yang lain.
Perkembangbiakan terjadi secara
kawin karena jenis Argulus indicus ini
ada jantan dan betina, ukuran tubuh
jantan lebih kecil daripada betina. Daur
hidup Argulus indicus terjadi selama 28
hari dimana 12 hari untuk fase telur dan
menetas sedangkan fase larva sampai
dewasa membutuhkan waktu berkisar 16
www.koicamp.org.uk

hari. Larva Argulus indicus dapat hidup


tanpa ikan selama 36 jam sedangkan
individu dewasa dapat hidup tanpa inang
selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasil-
kan dari individu betina berkisar antara
50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya
akan diletakkan pada berbagai benda
yang ada di dalam perairan. Telur akan
Gambar 8.11. Lernea sp. menetas menjadi larva setelah beberapa
kali berganti kulit akan berubah menjadi
dewasa. Untuk lebih jelasnya dapat dili-
7. Argulus indicus hat pada Gambar 8.12.
Argulus indicus merupakan salah
satu ektoparasit yang termasuk kedalam
phylum Arthropoda, kelas Crustacea,
subkelas Entomostsaca, ordo copepoda,
subordo Branchiora, famili Argulidae,
genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah
bentuk seperti kutu berwarna keputih-pu-
tihan, menempel pada bagian tubuh ikan,
mempunyai alat penghisap, sehingga bi-
asa disebut juga dengan nama kutu ikan.
Alat penghisap ini akan menghisap darah Gambar 8.12. Argulus indicus tampak
ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang bawah

412
8. Saprolegnea sp dan Achlya sp. 9. Aeromonas sp, Pseudomonas sp,
Flexibacter columnaris,
Kedua organisme ini termasuk jenis
Edwardsiella sp
jamur yang sangat berbahaya bila ling-
kungan air sangat tercemar oleh bahan Keempat organisme tersebut ter-
organik. Ciri-ciri jamur ini adalah adanya masuk jenis bakteri yang sangat ber-
benang pada tubuh ikan yang lemah kon- bahaya bagi ikan, terutama ikan yang
disi tubuhnya. Hifa dari jamur dapat ma- tidak bersisik. Serangan bakteri tersebut
suk ke dalam otot ikan bagian dalam dan terjadi bila ikan dalam kondisi antara lain;
dapat menyebabkan kematian ikan. Pada pakan yang tidak seimbang kandungan
umumnya jamur ini biasanya menyerang gizinya, lingkungan air yang kandungan
ikan-ikan yang lemah karena terserang organiknya tinggi, Àuktuasi parameter
penyakit lain seperti ektoparasit. Selain kualitas air yang besar, infeksi sekunder
itu dapat menyerang telur-telur ikan yang yang disebabkan oleh serangan parasit
tidak dibuahi atau yang berkualitas bu- dan faktor genetik (ikan tidak cukup kebal
ruk. Secara kasat mata jamur ini hanya oleh serangan bakteri). Ciri-ciri serangan
terlihat berwarna putih dan untuk melihat akteri tersebut adalah adanya bercak
secara jelas harus menggunakan alat merah pada kulit, insang dan organ ba-
bantu mikroskop. Bentuk jamur dengan gian dalam. Umumnya bila tidak diobati
bantuan alat bantu mikroskop ini dapat dapat menyebabkan penyebaran yang
dilihat pada Gambar 8.13 dan 8.14. sangat luas dan menyebabkan kematian
ikan secara massal.

Gambar 8. 13. Saprolegnea sp

Gambar 8.16. Aeromonas sp

10. Epithelioma papulasum,


Herpesvirus, Lymphocystis
Ketiga organisme ini termasuk ke-
dalam kelompok virus yang dapat menye-
rang ikan budidaya baik ikan air tawar,
payau maupun laut. Jika ikan terserang
virus maka ikan akan sulit sekali untuk
Gambar 8.14. Achlya sp dilakukan pengobatan dan ikan yang
terserang virus akan mati secara massal.

413
8.2. PENCEGAHAN HAMA dibersihkan. Cara untuk menghindari
dari serangan burung bangau (Leptotilus
DAN PENYAKIT IKAN
javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo
Secara umum hal-hal yang dapat di- sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis
lakukan untuk mencegah timbulnya hama capensis) adalah dengan menutupi
dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan bagian atas kolam dengan lembararan
ntara lain adalah : jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain
burung tidak dapat masuk, juga ikan tidak
ƒ Pengeringan dasar kolam secara
akan melompat keluar.
teratur setiap selesai panen.
ƒ Pemeliharaan ikan yang benar-benar
bebas penyakit. 8.2.2. Pencegahan Parasit dengan
Penyaringan Air Sistem Filter
ƒ Hindari penebaran ikan secara
Mekanik
berlebihan melebihi kapasitas atau
daya dukung kolam pemeliharaan. Filter mekanik merupakan sebuah
Sistem pemasukan air yang ideal alat untuk memisahkan material pa-
adalah paralel, tiap kolam diberi satu datan dari air secara ¿sika (berdasarkan
pintu pemasukan air. ukurannya), dengan cara menangkap/
menyaring material-material tersebut
ƒ Pemberian pakan cukup, baik kualitas
sehingga tidak terbawa pada air pema-
maupun kuantitasnya. Penanganan
sukan. Material-material tersebut dapat
saat panen atau pemindahan benih
berupa suspensi partikel kecil atau parasit
hendaknya dilakukan secara hati-hati
ikan. Oleh karena itu fungsi ¿lter
dan benar.
mekanik selain menyaring partikel juga
ƒ Binatang seperti burung, siput, ikan parasit yang berukuran besar tidak dapat
seribu (Lebistus reticulatus peters) masuk dalam kolam.
sebagai pembawa penyakit jangan
Partikel padatan dalam hal ini bukan
dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
merupakan bahan terlarut tetapi meru-
pakan suatu suspensi. Ukurannya dapat
8.2.1. Pencegahan Hama bervariasi dari sangat kecil, hingga tidak
bisa dilihat oleh mata (sebagai contoh:
Pada pemeliharaan ikan di kolam partikel, plankton, organisme parasit,
hama yang mungkin menyerang antara bakteri yang menyebabkan air keruh).
lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, Partikel-partikel ini dapat terperangkap
dan burung. Hama lain berupa hewan dalam berbagai jenis media, dengan
pemangsa lainnya seperti; udang, dan syarat diameter lubangnya atau porinya
seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang lebih kecil dari diameter partikel. Media
masuk kedalam kolam akan menjadi tersebut dapat berupa kapas sintetis atau
pesaing ikan yang dipelihara dalam hal bahan berserabut lain, spong, kaca atau
mencari makan dan memperoleh oksigen. keramik berpori, kerikil, pasir, dll.
Untuk menghindari serangan hama pada
kolam sebaiknya semak belukar yang Bahan yang diperlukan untuk sebuah
tumbuh di pinggir dan disekitar kolam ¿lter mekanik adalah berupa bahan yang
tahan lapuk, memiliki lubang-lubang

414
(pori-pori) dengan diameter tertentu se- tung dari bahan yang digunakan. Diatom
hingga dapat menahan atau menangkap atau membran berpori-mikro, misalnya,
partikel-partikel yang berukuran lebih memiliki pori-pori dengan satuan ukuran
besar dari diameter media ¿lter tersebut mikron sehingga selain dapat menahan
(Gambar 8.17). suspensi juga dapat menangkap infuso-
ria, bakteri dan algae bersel tunggal. Se-
dangkan jenis yang lain bisa mempunyai
ukuran pori lebih besar. Hal yang me-
narik dari ukuran pori ini adalah diameter
efektifnya. Seperti terlihat pada gambar
8.17, secara alamiah akan terjadi bahwa
efekti¿tas ¿lter mekanik akan meningkat
dengan berjalannya waktu. Diameter pori
¿lter yang semula hanya dapat menang-
kap partikel yang berkukuran lebih besar
Gambar 8.17. Mekanisme Kerja dari diameter porinya, dengan berjalan-
nya waktu akan dapat pula menangkap
Filter Mekanik partikel yang berukuran lebih kecil. Hal
Gambar 8.17 menunjukkan gam- demikian dapat terjadi, karena dengan
baran kasar tentang mekanisme kerja adanya halangan yang diakibatkan oleh
sebuah ¿lter mekanik. Dalam gambar itu partikel yang terjebak dan menutup lubang
tampak bahwa partikel yang berukuran pori semula maka ukuran pori efektif yang
lebih besar dari diameter (pori) media berfungsi akan semakin mengecil, sehing-
¿lter akan terperangkap dalam ¿lter se- ga partikel lebih kecilpun lama-kelamaan
dangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan bisa tertangkap. Keadaan ini dapat
dan juga air akan lolos. membawa kesimpulan yang salah, bahwa
¿lter mekanik semakin lama akan semakin
Sebuah wadah atau bak kosong dapat
efektif. Pada kenyataannya tidak demiki-
pula berfungsi sebagai ¿lter mekanik.
an, dengan semakin “efektifnya” ¿lter me-
Akan tetapi proses yang terjadi bukan
kanik akan membawa ke keadaan dimana
melalui penyaringan partikel melainkan
tidak akan ada lagi sebuah partikelpun,
melalui proses pengendapan. Hal ini
termasuk air, yang bisa dilewatkan. De-
dimungkinkan dengan membuat aliran air
ngan kata lain ¿lter akan tersumbat total
serendah mungkin sehingga kecepatan
sehingga gagal berfungsi (Gambar 8.18)
partikel mengendap menjadi lebih besar
daripada laju aliran air. Bak pengendapan
umum digunakan dalam manajeman kolam
ikan (seperti kolam ikan koi).
Media ¿lter mekanik (bahan yang digu-
nakan untuk menyaring atau menangkap
partikel) memiliki ukuran diamater lubang
atau ukuran pori beragam, dari satuan mi-
Gambar 8.18. Penumpukan partikel-
kron (sepersejuta meter) hingga satuan
partikel pada media ¿lter mekanik.
sentimeter (seperseratus meter), tergan-

415
Meskipun pada awalnya akan dapat Selain itu agar dapat melakukan pem-
meningkatkan efekti¿tas ¿lter, tapi dalam buatan ¿lter secara mekanik yang akan
jangka waktu tertentu akan menyebabkan digunakan dalam kolam pemeliharaan ikan
terjadinya penyumbatan sehingga ¿lter dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
gagal berfungsi. berikut :
Hal yang umum terjadi adalah sema- 1. Siapkan alat dan bahan pembuatan
kin halus pori-pori media ¿lter mekanik ¿lter
yang digunakan akan semakin cepat
2. Bersihkan wadah dan peralatan
pula penyumbatan terjadi. Apabila peng-
dengan menyikat secara seksama
gunakan media sangat halus ini perlu
agar semua kotoran hilang.
dilakukan maka dengan menggunakan
sistem ¿lter mekanik bertingkat akan 3. Bersihkan bahan dengan membilas-
dapat menolong mengurangi resiko ter- kan air bersih
jadinya penyumbatan dengan cepat. 4. Susunlah bahan ¿lter seperti gambar
Filter mekanik perlu dirawat dan dibawah ini
dibersihkan secara periodik agar dapat 5. Pasang frame besi dengan kawat
tetap berfungsi dengan baik. Kontrol ter- kasanya
hadap kondisi ¿lter ini sebaiknya dilaku-
kan secara rutin. Apabila media sudah 6. Pasang pompa diatas kotak plastik.
tidak dapat lagi berfungsi dengan baik 7. Jalankan pompa, catat kondisi air
karena rusak atau terdekomposisi, maka yang keluar.
perlu dilakukan penggantian dengan me-
dia baru.

Gambar 8.19. Filter mekanik.

416
8.2.3. Pencegahan terhadap beberapa Pencegahan terhadap bakteri
penyakit
Pada umumnya bibit penyakit, apa-
Pencegahan terhadap white spot lagi berupa bakteri yang sangat kecil dan
sudah tersebar di semua perairan, sukar
Tindakan karantina terhadap ikan
sekali diberantas sampai tuntas. Karena
yang akan dipelihara merupakan tindak-
air merupakan media penular yang mem-
an pencegahan yang sangat dianjurkan
bawa bibit-bibit penyakit secara luas.
dalam menghindari berjangkitnya white
Maka cara pencegahanlah yang harus
spot. Pada dasarnya white spot terma-
dipahami benar-benar oleh petani ikan.
suk mudah dihilangkan apabila diketahui
Ikan akan terhindar dari wabah penyakit
secara dini. Berbagai produk anti white
apabila ikan selalu dalam kondisi yang
spot banyak dijumpai di toko-toko per-
baik. Kondisi baik artinya, makanan cukup,
ikanan. Produk ini biasanya terdiri dari
keadaan lingkungan baik, bersih dari se-
senyawa-senyawa kimia seperti metil
gala pencemaran, agar ikan-ikan berdaya
biru, malachite green, dan atau forma-
tahan tinggi untuk membentuk kekebalan
lin. Meskipun demikian, ketiga senyawa
alamiah terhadap berbagai penyakit.
itu tidak akan mampu menghancurkan
pula membantu mengurangi populasi
white spot.
8.3. GEJALA SERANGAN
Ikan yang lolos dari serangan white PENYAKIT
spot diketahui akan memiliki kekebalan
terhadap penyakit tersebut. Kekebalan Berdasarkan tempat tumbuhnya
ini dapat bertahan selama beberapa penyakit di dalam tubuh ikan maka
minggu atau beberapa bulan. Meskipun bagian tubuh ikan yang diserang penyakit
demikian ketahanan ini dapat menurun dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
apabila ikan yang bersangkutan meng- 1. Bagian luar tubuh ikan yaitu kulit,
alami stres atau terjangkit penyakit lain. sirip, mata, hidung dan insang. Ikan
Untuk mencegah agar tidak berjang- yang terserang penyakit pada ku-
kit penyakit bintik putih, air kolam harus litnya akan terlihat lebih pucat dan
sering diganti atau dialiri air baru yang berlendir. Ikan tersebut biasanya akan
segar dan jernih. Harus dijaga agar air menggosok-gosokkan tubuhnya pada
buangan ini tidak menularkan kepada benda-benda yang ada di sekitarnya.
ikan di kolam-kolam lain. Sedangkan serangan penyakit pada
insang menyebabkan ikan sulit ber-
nafas, tutup insang mengembang dan
Pencegahan terhadap jamur warna insang menjadi pucat. Pada
Pencegahan jamur dapat dilakukan lembaran insang sering terlihat bintik-
dengan cara menjaga kualitas air agar bintik merah karena pendarahan kecil
kondisinya tetap baik. Agar ikan tidak ter- (peradangan).
luka, perlakuan hati-hati pada saat peme- 2. Bagian dalam tubuh ikan. Penyakit
liharaan ikan sangat perlu diperhatikan. yang menyerang organ dalam sering
mengakibatkan perut ikan membeng-
kak dengan sisik yang berdiri. Sering

417
pula dijumpai perut ikan menjadi kurus. penyakit. External lesion pada ikan
Jika menyerang usus, biasanya akan antara lain:
mengakibatkan peradangan dan jika
ƒ Discoloration
menyerang gelembung renang, ikan
akan kehilangan keseimbangan pada Pada ikan sehat mempunyai
saat berenang. warna tubuh normal sesuai den-
gan pigmen yang dimilikinya.
Oleh karena itu ikan dikatakan sakit bila
Kelainan pada warna yang ti-
terjadi suatu kelainan baik secara anatomis
dak sesuai dengan pigmennya
maupun ¿siologis. Secara anatomis terjadi
adalah suatu discoloration. Se-
kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan
perti warna gelap menjadi pucat
seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip
dan lain-lain.
dan perut. Secara ¿siologis terjadi kelainan
fungsi organ seperti; penglihatan, perna- ƒ Produksi lendir
fasan, pencernaan, sirkulasi darah dan Lendir pada ikan sakit akan ber-
lain-lain. Gejala yang diperlihatkan dapat lebihan bahkan sampai menyeli-
berupa kelainan perilaku atau penampak- muti tubuh ikan tergantung pada
an kerusakan bagian tubuh ikan. Adapun berat tidaknya tingkat infeksi.
ciri-ciri ikan sakit adalah sebagai berikut;
ƒ Kerusakan organ luar
1. Behaviour (perilaku ikan)
Kelainan bentuk organ ini dise-
ƒ Ikan sering berenang di permukaan babkan oleh parasit tertentu yang
air dan terlihat terengah-engah menyebabkan kerusakan organ
(megap-megap). seperti pada kulit, sirip, insang dan
ƒ Ikan sering menggosok-gosokan lain-lain. Pada insang dapat me-
tubuhmya pada suatu permukaan nyebabkan insang terlihat pucat
benda. atau adanya bercak merah.

ƒ Ikan tidak mau makan (nafsu 4. Faktor kondisi


makan menurun). Pada ikan sehat mempunyai korelasi
ƒ Untuk jenis ikan yang sering antara bobot (M) dan panjang (L)
berkelompok, maka ikan yang ikan yang seimbang yaitu dengan
sakit akan memisahkan diri dan rumus sebagai berikut
berenang secara pasif 100 M
K=
2. Equilibriun
L3
Equibriun artinya keseim-bangan, ikan
Dimana :
yang terserang penyakit keseimbang-
annya terganggu, maka ikan berenang M : berat ikan (gr)
oleng, dan loncat-loncat tidak teratur, L : panjang ikan (cm)
bahkan menabrak dinding bak.
Ikan mempunyai nilai K yang
3. External lesion berbeda-beda tergantung jenisnya bila
Adalah abnomalitas dari organ tubuh nilai K berubah dari normal maka ikan
tertentu karena adamya serangan dikatakan sakit.

418
Pada ikan mas sehat K = 1,9 1. Dropsy
sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan yang
Dropsy merupakan gejala dari suatu
mempunyai K < 1,4 ikan tidak dapat
penyakit bukan penyakit itu sendiri. Gejala
hidup lagi.
dropsy ditandai dengan terjadinya pem-
Gejala penampakan kerusakan bengkakan pada rongga tubuh ikan. Pem-
bagian tubuh ikan antara lain: bengkakan tersebut sering menyebabkan
sirip ikan berdiri sehingga penampakannya
akan menyerupai buah pinus.

www.o-¿sh.com
Gambar 8.19. Dropsy pada Platty (kiri) dan Cupang (kanan) . Tampak
sisik yang berdiri (mengembang) sehingga menyerupai bentuk buah
pinus.

www.o-¿sh.com

Gambar 8.20. Dropsy tampak samping, menunjukkan perut membuncit sebagai


akibat akumulasi cairan/lendir pada rongga perut.

Pembengkakan terjadi sebagai akibat ƒ malas bergerak,


berakumulasinya cairan, atau lendir
ƒ gangguan pernapasan,
dalam rongga tubuh (Gambar 8.21).
Gejala ini disertai dengan, ƒ warna kulit pucat kemerahan

419
hampir ditemui pada semua jenis ikan.
Beberapa kelainan atau masalah
dengan gelembung renang, yang umum
dijumpai, adalah :
ƒ sebagai akibat dari luka dalam,
terutama akibat berkelahi atau
Gambar 8.21. Akumulasi cairan ƒ karena kelainan bentuk tubuh.
Beberapa jenis ikan yang hidup di
Akumulasi cairan selain akan menyi- air deras seringkali memiliki gelembung
sakan rongga yang “menganga” lebar, renang yang kecil atau bahkan hampir
juga akan menyebabkan organ dalam hilang sama sekali, karena dalam kon-
tubuh ikan tertekan. Bila gelembung re- disi demikian gelembung renang boleh
nang ikut tertekan dapat menyebabkan dikatakan tidak ada fungsinya. Untuk
keseimbangan ikan terganggu ikan-ikan jenis ini, kondisi gelembung
renang demikian adalah normal dan bu-
Secara alamiah bakteri penyebab kan merupakan suatu gejala penyakit.
dropsy kerap dijumpai dalam lingkungan, Mereka biasanya hidup di dasar atau
tetapi biasanya dalam jumlah normal dan menempel pada subtrat.
terkendali. Perubahan bakteri ini menjadi
patogen, bisa terjadi karena akibat ma-
salah osmoregulator ;pada ikan yaitu,
ƒ kualitas air yang kurang baik
ƒ menurunnya fungsi kekebalan tubuh
ikan,
ƒ malnutrisi atau karena faktor genetik.
Infeksi utama biasanya terjadi melalui
mulut, yaitu ikan secara sengaja atau ti-
dak memakan kotoran ikan lain yang ter-
kontaminasi patogen atau akibat kanibal-
isme terhadap ikan lain yang terinfeksi. Gambar 8.22. Contoh kasus kelainan
gelembung renang (swim bladder) pada
ikan “red parrot”, ikan berenang dengan
2. Kelainan Gelembung Renang kepala di bawah.
Gelembung renang (swimbladder) Tanda-tanda penyakit kelainan
adalah organ berbentuk kantung berisi gelembung renang
udara yang berfungsi untuk mengatur
a. Perilaku berenang tidak normal dan
ikan mengapung atau melayang di
b. Kehilangan keseimbangan.
dalam air, sehingga ikan tersebut tidak
perlu berenang terus menerus untuk c. Ikan tampak kesulitan dalam menjaga
mempertahankan posisinya. Organ ini posisinya dalam air.

420
Kerusakan gelembung renang me- maka terdapat kemungkinan gejala ter-
nyebabkan organ ini tidak bisa mengem- sebut disebabkan oleh hal lain.
bang dan mengempis, sehingga menye-
babkan ikan mengapung dipermukaan
atau tenggelam. Dalam beberapa kasus 4. Sembelit (Konstipasi)
ikan tampak berenang dengan kepala Sembelit atau konstipasi (constipa-
atau ekor dibawah atau terapung pada tion) merupakan gejala yang tidak jarang
salah satu sisi tubuhnya, atau bahkan dijumpai pada ikan, dengan ciri utama
berenang terbalik. ikan kehilangan nafsu makan, tidak bisa
buang kotoran, dan malas (berdiam diri di
dasar). Dalam kasus berat bisa disertai
3. Mata Berkabut (Cloudy Eye) dengan nafas tersengal-sengal (megap-
Mata berkabut atau “cloudy eye” megap) dan badan mengembung.
ditandai dengan memutihnya selaput
mata ikan. Permukaan luar mata tampak
dilapisi oleh lapisan tipis berwarna putih. 5. Ulcer

Secara umum gejala ini disebabkan Ulcer merupakan suatu pertanda tar-
oleh Kondisi kualitas air yang memburuk, jadinya berbagai infeksi bakteri sistemik
terutama sebagai akibat meningkatnya pada ikan. Fenomena ini biasanya
kadar amonia dalam air. Apabila ge- ditandai dengan munculnya borok/luka
jala mata berkabut terjadi, maka hal yang terbuka pada tubuh ikan. Sering pula
harus dicurigai terlebih dahulu adalah borok ini disertai dengan memerahnya
kondisi air. Koreksi parameter air hingga pinggiran borok tersebut. Ulcer dapat
sesuai dengan keperluan ikan yang ber- memicu terjadinya infeksi sekunder teru-
sangkutan. tama infeksi jamur, selain itu, dapat pula
disertai dengan gejala penyakit bakterial
Apabila gejala ini terjadi, sedangkan lainnya seperti kembung, dropsi, kurus,
parameter air dalam keadaan normal, atau mata menonjol (pop eye).

Gambar 8.23. Gejala umum Ulcer yang disertai dengan infeksi jamur Saprolegnia.

421
saja, kematian dapat terjadi setelah
6. Busuk Mulut
timbulnya kerusakan ¿sik yang berarti.
Tanda-tanda penyakit adalah : Sedangkan dalam serangan akut dan
1. mulut membengkak, cepat, yang biasanya terjadi di dearah
dengan suhu udara hangat seperti di
2. mulut tidak bisa mengatup Indonesia, penyakit tersebut dapat
3. disusul kematian dalam waktu singkat. berinkubasi kurang dari 24 jam dan
kematian terjadi dalam waktu 2 – 3 hari,
diantaranya disertai dengan rontoknya
Busuk mulut merupakan penyakit mulut. Meskipun demikian, di beberapa
akibat infeksi bakteri. kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai
gejala ¿sik apapun, sehingga apabila
1. Kehadiran penyakit ini ditandai dengan
dijumpai kematian mendadak pada ikan,
munculnya memar putih atau abu-abu
salah satu yang perlu dicurigai adalah
disekitar kepala, sirip, insang dan
akibat serangan penyakit ini.
rongga mulut.
2. Memar tersebut kemudian akan
berkembang menjadi bentukan berupa 7. Bintik Putih - White Spot (Ich)
kapas berwarna putih kelabu, khusus- White spot atau dikenal juga sebagai
nya di sekitar mulut, sehingga mulut penyakit “ich”, merupakan penyakit ikan
sering menjadi tidak bisa terkatup. yang disebabkan oleh parasit. Penyakit
3. Kehadiran benda ini tidak jarang sulit ini umum dijumpai pada hampir seluruh
dibedakan dengan serangan jamur. spesies ikan. Secara potensial white spot
Oleh karena itu, untuk memastikan dapat berakibat mematikan. Penyakit ini
dengan jelas diperlukan pengamatan ditandai dengan munculnya bintik-bintik
dibawah mikroskop. putih di sekujur tubuh dan juga sirip. Inang
white spot yang bervariasi, siklus hidupnya
serta caranya meperbanyak diri dalam air
Pada serangan ringan, seperti memegang peranan penting terhadap
ditunjukkan oleh adanya memar putih berjangkitnya penyakit tersebut.

Gambar 8.24. Ikan yang terserang “white spot”

422
dijumpai menggosok-gosokan tu-
Tanda-tanda Penyakit
buhnya pada benda-benda lain di
Siklus hidup white spot terdiri dari dalam air sebagai respon terhadap
beberapa tahap, tahapan tesebut secara terjadinya iritasi pada kulit mereka.
umum dapat dibagi dua yaitu : Tahapan
Sedangkan ikan yang terjangkit berat
infektif dan Tahapan tidak infektif
dapat menunjukkan gejala-gejala sebagai
(sebagai “mahluk” yang hidup bebas di
berikut :
dalam air atau dikenal sebagai fase
berenang). ƒ Mengalami kematian sebagai akibat
terganggunya sistem pengaturan
Gejala klinis white spot merupakan
osmotik ikan,
akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif.
Ujud dari “white spot” pada tahapan ƒ Akibat gangguan pernapasan, atau
infektif ini dikenal sebagai Trophont. Menyebabkan infeksi sekunder.
Trophont hidup dalam lapisan epidermis
Ikan berukuran kecil dan burayak
kulit, insang atau rongga mulut. Oleh
dapat mengalami kematian setelah be-
karena itu, julukan white spot sebagai
berapa hari terjangkit berat.
ektoparasit dirasa kurang tepat, karena
sebenarnya mereka hidup dilapisan Ikan yang terjangkit berat akan
dalam kulit, berdekatan dengan lapisan menunjukkan perilaku abnormal dan di-
basal lamina. Meskipun demikian parasit sertai dengan perubahan ¿siologis antara
ini tidak sampai menyerang lapisan di lain adalah :
bawahnya atau organ dalam lainnya. ƒ Ikan tampak gelisah atau meluncur
Ikan-ikan yang terjangkit akan me- kesana kemari dengan cepat
nunjukkan gejala sebagai berikut : ƒ Siripnya tampak bergetar (mungkin
ƒ Penampakan berupa bintik-bintik putih sebagai akibat terjadinya iritasi pada
pada sirip, tubuh, insang atau mulut. sirip tersebut).
Masing-masing bintik ini sebenarnya ƒ Pada ikan yang terjangkit sangat
adalah individu parasit yang diselimuti parah, mereka akan tampak lesu,
oleh lapisan semi transparan dari atau terapung di permukaan. Kulitnya
jaringan tubuh ikan. berubah menjadi pucat dan mengelu-
ƒ Pada awal perkembangannya bin- pas.
tik tersebut tidak akan bisa dilihat ƒ Sirip tampak robek-robek dan
dengan mata. Tapi pada saat parasit compang-camping.
tersebut makan, tumbuh dan mem-
besar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 ƒ Insang juga tampak memucat.
mm, bintik tersebut dapat dengan Kerusakan pada kulit dan insang ini
mudah dikenali. Pada kasus berat akan memicu ikan mengalami stres os-
beberapa individu dapat dijumpai motik dan stres pernapasan. Stres per-
bergerombol pada tempat yang napasan ditunjukkan dengan pergerakan
sama. tutup insang yang cepat (megap-megap)
ƒ Ikan yang terjangkit ringan sering dan ikan tampak mengapung di permu-

423
kaan dalam usahanya untuk mendapat- binatang-binatang ini bisa
kan oksigen lebih banyak. Apabila ini menimbulkan akibat fatal pada ikan
terjadi, ikan untuk dapat disembuhkan lainnya.
akan relatif sangat kecil.
Beberapa contoh dari golongan
binatang beracun ini adalah;
8. Keracunan skinned puffer, box¿sh, truck¿sh,
soap¿sh, lion¿sh, scor- pion ¿sh,
Kolam maupun akuarium merupakan ikan pari, anemon, mentimun laut,
suatu ekosistem kecil yang sangat ter- gurita, koal api, spong api, landak
batas, oleh karena itu terjadinya pence- laut, dan ¿reworms.
maran oleh bahan beracun yang dapat
terakumulasi pada ekosistem tersebut. Pada umumnya binatang-
binatang tersebut akan
Beberapa bahan beracun yang mengeluarkan racunnya apabila
dapat masuk kedalam lingkungan kolam dalam keadaan terancam atau
maupun akuarium baik sengaja maupun ketakutan. Beberapa jenis juga
tidak, antara lain adalah: dapat mengeluarkan racunnya
ƒ Obat-obatan yang sengaja diberikan apabila terluka atau sakit. Gejala
untuk mengatasi/mencegah suatu keracunan pada ikan:
penyakit pada ikan. ƒ Ikan meluncur dengan cepat
ƒ Bahan kimia yang secara tidak senga- kesana kemari secara tiba-tiba,
ja digunakan disekitar akuarium, sperti ƒ Berenang dengan liar, dan
parfum, aerosol, asap rokok berlebi- terkadang hingga menabrak
han, minyak, insektisida, cat, deterjen benda-benda yang adad.
atau sabun.
ƒ Nafas tersengal-sengal.
ƒ Hasil metabolisme ikan yaitu urine
dan kotoran ikan. ƒ Warna menjadi pudar.

ƒ Kualitas air sumber yang tercemar. ƒ Terkadang tergeletak di dasar


wadah dangan nafas tersengal-
Racun bisa juga juga ditimbulkan dari : sengal.
ƒ Obat-obatan atau bahan kimia seperti
kaporit
Oleh karena itu, apabila ikan secara
ƒ Pembusukan bahan-bahan organik tiba-tiba dan serentak (hampir menimpa
pada dasar wadah dapat pula seluruhnya) bernapas tersengal-sengal
menyumbangkan bahan beracun, bisa dipastikan air tercemar bahan
seperti; amonia, nitrit, dan nitrat beracun.
ƒ Ikan beracun:
Beberapa jenis ikan dan 9. Euthanasia
binatang tertentu (terutama dari
Dalam memelihara ikan hias, ada
lingkungan air laut) diketahui
kalanya kita dihadapkan pada suatu
mengandung racun. Oleh karena itu,
pilihan yang sulit, khususnya pada saat

424
ikan kesayangan tersebut menderita ikan dapat dipisahkan dengan cepat
suatu penyakit atau mengalami luka-luka menggunakan pisau atau gunting
yang parah. yang sangat tajam. Selanjutnya otak
ikan tersebut segera dihancurkan.
Keputusan untuk menentukan apak-
Ikan masih dapat tersadar selama
ah harus mencoba mengakhiri penderita-
beberapa saat setelah kepalanya
an ikan tersebut (Euthanasia) atau men-
terpisah, oleh karena itu, tindakan
coba menyembuhkannya merupakan hal
penghancuran otak ini diperlukan.
yang sangat sulit, apalagi bila selama ini
sudah terjalin keakraban antara pemilik
dan ikan kesayangannya. ƒ Pembiusan overdosis:
Jika tindakan euthannasia diperlukan Cara ini termasuk sesuai untuk
berikut adalah beberapa hal yang perlu berbagai jenis ukuran ikan. Selain
diperhatikan. itu juga sesuai untuk melakukan
Euthanasia bersama-sama pada ikan
yang mengalami sakit secara
Cara Euthanasia yang Dianjurkan:
masal. Caranya adalah dengan
Perlu diingat bahwa ikan mempunyai merendam ikan pada larutan obat
rasa sakit dan stress, oleh karena itu, bius ikan pada konsentrasi berlebih
euthanasia perlu dilakukan secara manu- dan dalam waktu relatif lama.
siawi. Beberapa cara yang biasa dilakukan
adalah:
Cara Euthanasia yang tidak dianjurkan:
ƒ Memasukan ikan kedalam septitank
ƒ Konkusi :
hidup-hidup dan menggelontornya
Pada cara ini tubuh ikan dibungkus dengan air.
dengan kain tetapi kepalanya dibiar-
ƒ Mengeluarkan ikan dari dalam air, ke-
kan terbuka. Kemudian kepala ikan
mudian membiarkannya sampai mati.
tersebut dipukulkan pada benda
keras, sekeras mungkin. Bisa juga ƒ Memasukkan ikan pada air mendidih.
dilakukan dengan cara memukul ƒ Memasukkan ikan pada air dingin
kepala ikan tersebut dengan benda (es).
keras. Pastikan bahwa otak
ikan tersebut telah rusak, kalau ƒ Mendinginkan ikan secara perlahan-
tidak, terdapat kemungkinkan ikan lahan.
akan sadar kembali. Untuk ƒ Mematahkan leher ikan tanpa diikuti
memastikannya anda bisa gunakan dengan pengrusakan otak
gunting atau pisau untuk merusakkan
Setelah melakukan Euthanasia, ku-
otaknya.
burlah ikan tersebut di tempat yang aman,
agar tidak menimbulkan penularan yang
ƒ Dekapitasi: tidak diperlukan. Jangan berikan ikan
sakit tersebut sebagai pakan pada ikan
Untuk ikan-ikan berukuran kecil, kepala
lainya untuk menghindari penularan dan

425
penyebaran penyakit pada ikan lainnya. sertai dengan perubahan ¿siologis. Me-
Apabila akan diberikan sebagai pakan reka akan tampak gelisah atau meluncur
pada binatang lain, pastikan jenis penya- kesana kemari dengan cepat dan siripnya
kitnya tidak akan menulari binatang lain tampak bergetar (mungkin sebagai aki-
tersebut. bat terjadinya iritasi pada sirip tersebut).
Pada ikan yang terjangkit sangat parah,
Dari penjelasan tentang beberapa
mereka akan tampak lesu, atau terapung
gejala serangan penyakit maka dapat
di permukaan. Kulitnya berubah menjadi
diambil suatu kesimpulan bahwa tanda-
pucat dan mengelupas, sirip tampak
tanda penyakit pada beberapa jenis ikan
robek-robek dan compang-camping. In-
pada umumnya hampir sama, misalnya
sang juga tampak memucat. Terjadinya
untuk penyakit bintik putih pada ikan air
kerusakan pada kulit dan insang ini akan
tawar, payau maupun laut hampir sama.
memicu ikan mengalami stres osmotik
Gejala yang umum pada ikan-ikan yang
dan stres pernapasan. Stres pernapas-
terjangkit penyakit ini akan menunjukkan
an ditunjukkan dengan pergerakan tutup
penampakan berupa bintik-bintik putih
insang yang cepat (megap-megap) dan
pada sirip, tubuh, insang atau mulut.
ikan tampak mengapung di permukaan
Masing-masing bintik ini sebenarnya dalam usahanya untuk mendapatkan
adalah individu parasit yang diselimuti oleh oksigen lebih banyak. Apabila ini terjadi
lapisan semi transparan dari jaringan tubuh peluang ikan untuk dapat disembuhkan
ikan. Pada awal perkembangannya bintik akan relatif sangat kecil.
tersebut tidak akan bisa dilihat dengan
Penyakit yang menyerang ikan budi-
mata. Tapi pada saat parasit tersebut
daya sebenarnya dapat dideteksi lebih dini
makan, tumbuh dan membesar, sehingga
oleh para pembudidaya jika memperhati-
bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut
kan gejala-gejala yang diperlihatkan oleh
dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus
ikan budidaya. Setiap ikan yang terserang
berat beberapa individu dapat dijumpai
penyakit akan memberikan suatu gejala
bergerombol pada tempat yang sama.
yang khas. Secara umum gejala ikan sakit
Ikan yang terjangkit ringan sering yang dapat dilihat dengan mudah bagi
dijumpai menggosok-gosokan tubuhnya para pembudidaya ikan, dapat dilihat dari
pada benda-benda lain di dalam wadah dua kejadian yang terjadi pada ikan budi-
sebagai respon terhadap terjadinya iri- daya yaitu cara kematian ikan di kolam dan
tasi pada kulit mereka. Sedangkan ikan tingkah laku ikan yang dipelihara.
yang terjangkit berat dapat mengalami
Cara kematian ikan dikolam budidaya
kematian sebagai akibat terganggunya
dapat dikelompokkan menjadi beberapa
sistem pengaturan osmotik ikan, akibat
yaitu :
gangguan pernapasan, atau akibat in-
feksi sekunder. Ikan berukuran 1. Kematian ikan di kolam budidaya
kecil dan burayak dapat mengalami terjadi secara tiba-tiba dengan ciri-
kematian setelah beberapa hari terjangkit cirinya adalah :
berat.
ƒ Ikan yang berukuran besar
Ikan yang terjangkit berat akan mati lebih dulu
menunjukkan perilaku abnormal dan di-
ƒ Ikan yang belum mati ada diper-

426
mukaan kolam atau disaluran air dari ikan yang dipelihara di dalam wadah
masuk budidaya, penyakit yang menyerang
pada ikan budidaya dapat dilakukan
ƒ Air kolam berubah warna
pemantauan dengan melihat tingkah laku
dan menyebarkan bau busuk
ikan yang diduga terserang penyakit.
ƒ Ikan-ikan yang mati terjadi pada Tingkah laku ikan yang terserang penyakit
dini hari pada beberapa jenis penyakit biasanya
ƒ Tanaman air pada mati. spesi¿k. Adapun tingkah laku ikan pada
wadah budidaya yang terserang penyakit
Hal ini penyebabnya adalah : dapat diketahui antara lain adalah :
kekurangan oksigen di kolam
budidaya 1. Ikan-ikan yang dipelihara selalu
berada atau berkumpul di permukaan
air atau di saluran pemasukkan air.
2. Kematian ikan yang terjadi secara
Gejala serangan penyakit ini dapat
tiba-tiba dan kejadiannya tidak selalu
diprediksi penyebabnya antara lain
pada pagi hari tetapi terjadi kapan
adalah :
saja dengan ciri-cirinya adalah :
ƒ Kekurangan oksigen di perairan
ƒ Ikan yang kecil mati terlebih
dahulu ƒ Parasit ikan

ƒ Hewan air lainnya mati seperti 2. Ikan berada di permukaan air dan ger-
kodok, siput akannya sedikit lebih cenderung ikan
tersebut berdiam diri (seperti keadaan
ƒ Ikan berenang saling bertabrakan
lemas). Gejala serangan penyakit ini
Hal ini penyebabnya adalah : dapat diprediksi penyebabnya antara
keracunan lain adalah :
3. Kematian ikan yang terjadi secara ƒ Parasit di insang
berurutan pada waktu yang cukup
ƒ Kerusakan insang yang
lama. Penyebabnya adalah parasit
disebabkan oleh bakteri (virus)
4. Kematian ikan yang terjadi dengan
ƒ Ikan kekurangan zat nutrisi
kecepatan kematian pada awal. Jum-
lah ikan yang mati sedikit, kemudian ƒ (haemoglobin)
banyak dan jarak antara kematian ber- 3. Aktivitas makan ikan berkurang. Gejala
selang sedikit. Penyebabnya adalah : serangan penyakit ini dapat diprediksi
virus dan bakteri. penyebabnya antara lain adalah :
5. Kematian ikan yang terjadi secara ƒ Perubahan kualitas atau mutu air
berurutan dengan kecepatan kema-
tian ikan sedikit, sampai mencapai ƒ Makanan tidak cocok
puncak dengan jumlah kematian yang ƒ Segala macam penyakit
tetap. Penyebabnya adalah masalah
4. Ikan berenang terbalik dengan
makanan.
posisi bagian perut berada di atas
Selain memperhatikan cara kematian dan ikan melakukan gerakan

427
mengguling-gulingkan badannya. melihat secara langsung organ tubuh
Gejala serangan penyakit ini dapat ikan yang terserang penyakit. Secara
diprediksi penyebabnya antara lain kasat mata dapat diketahui tentang jenis
adalah : penyakit yang menyerang ikan budidaya
dari bagian tubuh luar ikan dan bagian
ƒ Parasit
dalam tubuh ikan. Pada bagian tubuh ikan
ƒ Virus bagian luar antara lain memberikan tanda-
5. Ikan berada di dasar perairan dan tanda serangan penyakit adalah :
tidak mau makan, serta siripnya ti- 1. Warna tubuh ikan lebih gelap dari
dak berkembang. Gejala serangan biasanya. Gejala serangan penyakit
penyakit ini dapat diprediksi penye- ini dapat diprediksi penyebabnya
babnya antara lain adalah : antara lain adalah :
ƒ Parasit ƒ Kekurangan vitamin C
ƒ Kualitas air yang buruk ƒ Virus
6. Ikan diam di dasar perairan dan ƒ Parasit jenis Trypanosoma
menepi dipinggiran kolam. Gejala (whirling disease)
serangan penyakit ini dapat diprediksi
2. Warna tubuh ikan kemerahan. Gejala
penyebabnya antara lain adalah :
serangan penyakit ini dapat diprediksi
ƒ Parasit dari jenis Ichthyophthirius penyebabnya antara lain adalah :
multi¿liis.
ƒ Insang ikan menggumpal
7. Ikan gelisah (terlampau aktif) dan disebabkan oleh bakteri, jamur
menggesekkan badannya pada batu- dan parasit
batuan. Gejala serangan penyakit ini
ƒ Ikan kekurangan makanan
dapat diprediksi penyebabnya antara
lain adalah : 3. Adanya luka borok. Gejala serangan
penyakit ini dapat diprediksi penye-
ƒ Myxosoma
babnya antara lain adalah :
ƒ Crustacea
ƒ Trematoda
8. Ikan bergetar, Gejala serangan penyakit
ƒ Bakteri
ini dapat diprediksi penyebabnya
antara lain adalah parasit. ƒ Lernea dan Argulus
4. Adanya pendarahan pada daerah
Dengan melihat tingkah laku ikan tertentu. Gejala serangan penyakit ini
yang dibudidayakan di wadah budidaya dapat diprediksi penyebabnya antara
apapun, maka para pembudidaya ikan su- lain adalah :
dah dapat menduga adanya gejala seran- ƒ Argulus
gan penyakit pada ikan. Untuk melihat se-
ƒ Lernea
cara jelas dan pasti tentang jenis penyakit
yang menyerang ikan peliharaan tersebut ƒ Bakteri
maka harus dilakukan pengamatan dan 5. Ikan tubuhnya bengkak. Gejala

428
serangan penyakit ini dapat diprediksi rat tubuh ikan setiap sampel di catat.
penyebabnya antara lain adalah : Pemeriksaan dapat dilakukan pada ba-
gian internal maupun eksternal meliputi
ƒ Tumor
permukaan tubuh, sirip, insang, lambung
ƒ Siste (telur dari parasit) dan usus. Ada beberapa metode pemer-
6. Perubahan bentuk tubuh ikan, seperti iksaan yaitu metode pemeriksaan ekto-
badannya bengkok, tidak mempunyai parasit, metode pemeriksaan endopara-
sirip. Gejala serangan penyakit ini sit, metode penanganan spesimen dan
dapat diprediksi penyebabnya antara identi¿kasi parasit.
lain adalah :
ƒ Genetik (keturunan) Metode pemeriksaan Ektoparasit
ƒ Kekurangan zat nutrisi (makanan) 1. Seluruh permukaan tubuh diamati
7. Perubahan kulit ikan ada beberapa secara kasat mata atau dengan
macam, Gejala serangan penyakit ini menggunakan mikroskop dengan
dapat diprediksi penyebabnya antara pembesaran 50 kali, setelah itu lendir
lain adalah : dikerik dengan menggunakan pisau
bedah dan dibuat preparat ulas pada
ƒ Terdapat bintik putih, pe- gelas obyek yang telah ditetesi air
nyebabnya adalah Ichthyo- dan diamati di bawah mikroskop.
phthirius multi¿liis
2. Seluruh sirip ikan dipotong dari tubuh
ƒ Terdapat selaput yang tidak dengan menggunakan gunting, ditem-
beraturan, penyebabnya adalah patkan pada gelas obyek yang telah
jamur ditetesi oleh air agar tidak kering lalu
ƒ Ada lapisan lendir berwarna diamati di bawah mikroskop.
abu-abu, penyebabnya adalah 3. Kedua belah insang diambil semua,
Trichodina, Costia, Chilodonella. dipisahkan antara ¿lamen dengan
ƒ Ada bercak lendir dan darah, tapisnya lalu ditumbuk secara perlahan
penyebabnya adalah Monogenea. dan ditetesi oleh air agar tidak kering
lalu diamati di bawah mikroskop.

Selain itu untuk lebih memastikan


praduga tentang jenis penyakit yang Metode Pemeriksaan Endoparasit
telah menyerang ikan budidaya sebaik- 1. Perut ikan dibuka dengan menggun-
nya dilakukan kembali pemeriksaan ikan ting perut bagian bawah ikan dari mulai
sampel di laboratorium hama dan anus hingga ke bawah sirip dada. Buka
penyakit ikan atau ditempat pengambilan penutup rongga perut pada bagian
sampel secara langsung. Prosedur yang atas mulai dari anus sampai sirip dada
harus dilakukan sebelum pemeriksaan dan digunting mengikuti tutup insang
parasit adalah ikan sampel terlebih da- sehingga isi perut terlihat. Isi perut dip-
hulu dimatikan dengan cara menusukkan indahkan ke dalam gelas objek atau
jarum pada bagian medulla oblangata. cawan petri yang ditetesi dengan NaCl
Kemudian panjang tubuh ikan dan be- 0,6% lalu diamati dibawah mikroskop.
429
2. Pisahkan antara usus dan lambung, dikeringkan udara lalu ¿ksasi de-
buka lambung dengan menggunakan ngan menggunakan metanol selama
gunting secara memanjang lalu 15 menit, genangi preparat dengan
diamati dibawah mikroskop atau bisa Giemsa selama 15 – 30 menit kemu-
dengan mengerik secara perlahan dian bilas dengan air dan keringkan.
bagian dalam lambung lalu oleskan
pada gelas objek yang telah ditetesi
oleh NaCl 0,6% lalu diamati dibawah Myxosporea
mikroskop. Parasit ini merupakan endoparasit
3. Usus yang sudah dipisahkan digunting yang berada pada urat daging. Parasit
memanjang lalu diletakkan pada gelas ini ditemukan dalam bentuk kista atau
objek, dibuat sayatan setipis mungkin spora. Kista dapat dipecahkan sehingga
baru dilihat dibawah mikroskop. spora dapat keluar. Suspensi spora
ditipiskan dan di¿ksasi dengan methanol
3 – 5 menit dan diwarnai dengan Giemsa
Jika dari pengamatan secara kasat
selama 20 menit. Setelah itu preparat
mata atau visual dapat diduga jenis
dicuci dengan air bersih, dikeringkan dan
penyakit yang menyerang ikan budidaya
diperiksa dibawah mikroskop.
dan untuk memastikan secara ilmiah
dapat dilakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop dengan membuat preparat. Monogenea
Misalkan dari penampakan bagian luar
Organ yang mengandung parasit ini
tubuh ikan yang dibudidayakan diprediksi
direndam dalam larutan formalin selama
jenis penyakitnya maka prosedur yang
30 menit untuk melepaskan parasit.
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
Parasit monogenea yang terlepas disusun
dalam gelas objek dan ditetesi dengan
Protozoa amonium pikrat gliserin. Spesies parasit
ini diidenti¿kasi menurut organ
Protozoa diperoleh dengan mengerik
penempelannya.
lendir atau mukus yang kemudian
dioleskan pada gelas objek yang telah
ditetesi oleh air. Terdapat dua cara untuk Digenea
dapat membuat preparat protozoa, yaitu :
Digenea atau metaserkaria di dapat
ƒ Teknik Impregnaris Perak Nitrat dari usus atau daging ikan. Parasit ini
ƒ Sediakan ulasan mukus yang sudah mudah mengkerut sehingga harus dipres
kering udara lalu genangi dengan dengan gelas penutup dan di¿ksasi
larutan perak nitrat 0,2% selama 5- dengan formalin 3% selama 5 menit dan
10 menit, rendam preparat dalam disimpan dalam larutan alkohol 70%.
air di bawah sinar matahari selama
ƒ 15 – 30 menit kemudian dikeringkan. Cestoda
Teknik pewarnaan Giemsa
Cestoda yang biasanya menenpel
ƒ Sediakan ulasan mukus yang sudah

430
pada usus dilepaskan dengan hati-hati penyakit. Sebelum melakukan pengo-
agar scoleks tidak terputus. Cestoda batan terhadap ikan yang sakit, terlebih
yang telah terlepas diletakkan dalam dahulu harus diketahui jenis penyakit
gelas objek dan dipres. Kemudian yang menyebabkan ikan sakit agar dapat
preparat ini di¿ksasi dengan alkohol 70% diketahui jenis obat yang akan digunakan
atau formalin 3% selama 5 – 30 menit. untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan
oleh para pembudidaya ikan yang akan
Acathocephala melakukan pengobatan terhadap bebe-
Cacing yang terdapat pada usus rapa jenis penyakit infeksi yaitu:
ikan ini diambil dengan hati-hati agar 1. Jika penyakit ikan disebabkan oleh
proboscisnya tidak terputus. Parasit ini virus maka tidak ada obat yang dapat
kemudian dicuci dengan NaCl 0,85% memberantas virus tersebut. Yang
lalu dicuci dengan air bersih. Perbedaan bisa dilakukan adalah mengurangi
tekanan akan membuat cacing menjadi hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kaku dan proboscis terjulur. Cacing penyakit.
dibiarkan dalam air kran kurang lebih
selama 1 jam kemudian ditutup dan 2. Jika penyakit disebabkan oleh bakteri
di¿ksasi dengan larutan ¿ksatif pada maka obat yang dapat digunakan
salah satu ujung gelas penutup. Larutan adalah bahan kimia sintetik atau
¿ksatif yang digunakan adalah Bouin alami atau antibiotika.
beralkohol dan dicuci dengan alkohol
untuk menghilangkan formalin. Cacing 3. Jika penyakit disebabkan oleh jamur
disimpan dalam formalin 3%. dan parasit maka obat yang digu-
nakan adalah bahan kimia.

Nematoda
Dalam melakukan pengobatan
Parasit ini biasanya menginfeksi dengan menggunakan bahan kimia harus
usus, hati, kulit, daging dan perut. diperhatikan beberapa hal yaitu :
Nematoda dapat ditemukan dalam
bentuk kista maupun tidak. Cacing 1. Bahan kimia yang digunakan harus
yang melekat diambil dengan larut dalam air
menggunakan pinset sedangkan kista 2. Bahan tersebut tidak mempunyai pen-
dipecah sehingga cacing keluar kemudian garuh yang besar terhadap produksi
di¿ksasi dengan alkohol atau formalin 3% kolam. Bahan yang digunakan harus
agar tetap rileks. selektif yaitu bahan yang digunakan
hanya mematikan sumber penyakit
tidak mematikan ikan.
8.4. PENGOBATAN
3. Bahan tersebut mudah terurai
PENYAKIT IKAN
Pengobatan merupakan suatu usaha
yang dilakukan oleh para pembudidaya Pengobatan ikan sakit dapat di-
ikan jika ikan yang dipelihara terserang lakukan beberapa metoda. Metoda yang

431
dilakukan harus mempertimbangkan an- Pencelupan; Ikan sakit dicelupkan
tara lain; ukuran ikan, ukuran wadah, ba- pada larutan bahan kimia atau
han kimia atau obat yang diberikan dan obat selama 15 – 30 detik, metoda
sifat ikan. Beberapa metoda pengobatan ini pun dilakukan bila bahan kimia
adalah sebagai berikut : atau obat yang digunakan dapat
meracuni ikan.
1. Melalui suntikan dengan antibiotika
Perendaman; dilakukan bila bahan
Metoda penyuntikan dilakukan bila
kimia atau obat kurang sifat
yang diberikan adalah sejenis obat
racunnya atau konsentrasi yang
seperti antibiotik atau vitamin. Pe-
diberikan tidak akan membunuh
nyuntikan dilakukan pada daerah
ikan. Pada perendaman jangka
punggung ikan yang mempunyai
pendek (15 – 30 menit) dapat
jaringan otot lebih tebal. Penyunti-
diberikan konsentrasi yang lebih
kan hanya dilakukan pada ikan yang
tinggi daripada pada perendaman
berukuran besar terutama ukuran
dengan waktu yang lebih lama (1
induk. Sedangkan yang kecil tidak
jam lebih sampai beberapa hari)
dapat dilakukan.
Jenis bahan kimia dan obat yang
2. Melalui makanan
digunakan dalam pengobatan dan
Obat atau vitamin dapat diberikan pencegahan harus memper-
melalui makanan. Akan tetapi bila timbangkan antara lain:
makanan yang diberikan tidak segera
dimakan ikan maka konsentrasi obat Dalam dosis tertentu tidak
atau vitamin pada makanan akan membuat ikan stress maupun
menurun karena sebagian akan larut mati
dalam air. Oleh karena itu metoda ini Efektif dapat membunuh parasit
afektif diberikan pada ikan yang tidak
Sifat racun cepat menurun
kehilangan nafsu makannya.
dalam waktu tertentu.
3. Perendaman
Mudah mengalami degradasi
Metoda perendaman dilakukan bila dalam waktu singkat.
yang diberikan adalah bahan kimia
untuk membunuh parasit maupun Jenis Bahan Kimia Dan Obat Yang
mikroorganisme dalam air atau untuk digunakan antara lain adalah :
memutuskan siklus hidup parasit.
Pengobatan ikan sakit dengan
1. Kalium Permanganat (PK)
metoda perendaman adalah sebagai
berikut: Kalium permanganat (PK) dengan
rumus kimia KMnO4 sebagai serbuk
Pengolesan dengan bahan kimia
maupun larutan berwarna violet. Sering
atau obat, metoda ini dilakukan
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
bila bahan kimia atau obat yang
ikan akibat ektoparasit dan infeksi bakteri
digunakan dapat membunuh ikan,
terutama pada ikan-ikan dalam kolam.
bahan kimia atau obat dioleskan
Bila dilarutkan dalam air akan terjadi
pada luka di tubuh ikan.

432
reaksi kimia sebagai berikut; 90 menit). Begitu pula dengan Costia
dan Chilodinella, dilaporkan resisten
KMnO4 K+ + MnO4-
terhadap PK, kecuali dengan
MnO4- MnO2+2On perendaman.
On - Oksigen elemental. (Oksidator) Kalium permanganat sangat efektif
dalam menghilangkan Flukes. Gyro-
dactylus dan Dactylus dapat hilang
Sifat Kimia setelah 8 jam perlakuan dengan do-
Oksidator kuat sis 3 ppm pada suatu sistem tertutup,
perlakuan diulang setiap 2-3 hari
Sifat bahan aktif beracun adalah
merusak dinding-dinding sel melalui Sebagai disinfektan luka.
proses oksidasi.
Dapat mengurangi aeromonas
Mangan oksida membentuk kompleks (hingga 99%) dan bakteri gram
protein pada permukaan epithelium, negatif lainnya.
sehingga menyebabkan warna coklat
Dapat membunuh Saprolegnia yang
pada ikan dan sirip, juga membentuk
umum dijumpai sebagai infeksi
kompleks protein pada struktur
sekunder pada Ulcer.
pernapasan parasit yang akhirnya
menyebabkan kematian. Golongan ikan Cat¿sh, perlakuan
kalium permanganat dilakukan pada
Secara umum tingkat keracunan PK
konsentrasi diatas 2 ppm.
akan meningkat pada lingkungan
perairan yang alkalin (basa). Sebagai antitoxin terhadap aplikasi
bahan-bahan beracun. Sebagai con-
Tingkat keracunannya sedikit lebih
toh, Rotenone dan Antimycin. Kon-
tinggi dari tingkat pengobatannya.
sentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam
Dapat mengoksidasi bahan organik.
dapat menetralisir residu Rotenone
atau Antimycin. Dosis PK sebaiknya
diberikan setara dengan dosis pesti-
Manfaat
sida yang diberikan, sebagai contoh
Efektif mencegah Àukes, tricodina, apabila Rotenone diberikan sebanyak
ulcer, dan infeksi jamur (ektoparasit 2 ppm, maka untuk menetralisirnya
dan infeksi bakteri) dengan dosis 2- PK pun diberikan sebanyak 2 ppm.
4 ppm pada perendaman.
Transportasi burayak dapat dengan
Bahan aktif beracun yang mampu perlakuan kalium permanganat
membunuh berbagai parasit dengan dibawah 2 ppm.
merusak dinding-dinding sel mereka
melalui proses oksidasi.
Prosedur Perlakuan PK (untuk jamur,
Argulus, Lernea and Piscicola
parasit, dan bakteri)
diketahui hanya akan respon apabila
PK digunakan dalam perendaman Filter biologi tidak boleh dilewatkan
(dengan dosis: 10-25 ppm selama larutan PK, karena dapat membunuh

433
bakteri dalam ¿lter biologi. 2. Klorin Dan Kloramin
Aliran air dan aerasi bekerja optimal, Klorin dan kloramin merupakan bahan
karena pada saat molekul-molekul kimia yang biasa digunakan sebagai
organik teroksidasi, dan algae mati pembunuh kuman (disinfektan) di
maka air akan cenderung keruh dan perusahan-perusahan air minum. Klorin
oksigen terlarut menurun. (Cl2) merupakan gas berwarna kuning
kehijauan dengan bau menyengat.
Berikan dosis sebanyak 2-4 ppm.
Perlakuan klorinasi dikenal dengan
Dosis 2 ppm diberikan pada ikan- kaporit. Sedangkan kloramin merupakan
ikan muda atau ikan-ikan yang tidak senyawa klorin-amonia (NH4Cl).
bersisik.
Dosis 4 ppm diberikan pada ikan-
ikan bersisik. Dosis tersebut tidak
akan merusak tanaman air, sehingga
biasa digunakan untuk mensterilkan Sifat Kimia
tanaman air dari hama dan penyakit,
Klorin relatif tidak stabil di dalam air
terutama dari gangguan siput dan
Kloramin lebih stabil dibandingkan
telurnya.
klorin
Satu sendok teh peres (jangan dipa-
Klorin maupun kloramin sangat
datkan) kurang lebih setara dengan
beracun bagi ikan
6 gram. Hal ini dapat dijadikan pato-
kan untuk mendapatkan dosis yang Reaksi dengan air membentuk asam
diinginkan apabila timbangan tidak hipoklorit
tersedia.
Asam hipoklorit tersebut dapat
Perlakuan dilakukan 4 kali berturut merusak sel-sel protein dan sistem
dalam waktu 4 hari, dengan pembe- enzim ikan.
rian PK dilakukan setiap pagi hari.
Tingkat keracunan klorin dan kloramin
Apabila pada perlakuan ketiga atau
akan meningkat pada pH rendah dan
keempat air bertahan berwarna ungu
temperatur tinggi, karena pada pH
selama lebih dari 8 jam (warna tidak
rendah kadar asam hipoklorit akan
berubah menjadi coklat), maka hal
meningkat.
ini dapat dijadikan pertanda untuk
menghentikan perlakuan. Karena hal Efek racun dari bahan tersebut dapat
ini menunjukkan bahwa PK sudah diperkecil bila residu klorin dalam air
tidak bereaksi lagi, atau dengan kata dijaga tidak lebih dari 0.003 ppm
lain sudah tidak ada lagi bahan yang Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm
dioksidasi. Setelah perlakuan dihen- dapat membunuh ikan dengan cepat
tikan lakukan penggantian air seba-
nyak 40 % untuk segera membantu
pemulihan warna air. Tanda-tanda Keracunan
Ikan bergerak kesana kemari dengan
cepat.

434
Ikan akan gemetar dan warna Digunakan sebagai bakterisida dan
menjadi pucat, lesu dan lemah. fungsida pada akuarium.
Klorin dan kloramin secara langsung Dapat merusak ¿ltrasi biologi dan ke-
akan merusak insang sehingga dapat mampuan warnanya untuk melekat
menimbulkan gejala hipoxia, mening- pada kulit, pakaian, dekorasi akuar-
katkan kerja insang dan ikan tampak ium dan peralatan lainnya termasuk
tersengal-sengal dipermukaan. lem akuarium.
Dapat merusak pada tanaman air.
Perlakuan Untuk mencegah serangan jamur
pada telur ikan.
Oleh karena klorin sangat beracun
bagi ikan maka perlu dihilangkan dengan
cara sebagai berikut; Dosis dan Cara Pemberian
Air di deklorinasi sebelum digunakan, Untuk infeksi bakteri, jamur dan
baik secara kimiawi maupun ¿sika. protozoa dosis yang dianjurkan
adalah 2 ml larutan Metil biru
Pengaruh klorin dihilangkan dengan
(Methylene Blue) 1 % per 10 liter
pemberian aerasi secara intensif.
air akuarium.
Mengendapkan air selama semalam.
Perlakuan dilakukan dengan peren-
Dengan demikian maka gas klorin
daman jangka panjang pada karan-
akan terbebas ke udara.
tina.
Menggunakan bahan deklorinator
Untuk mencegah serangan jamur
atau lebih dikenal dengan nama anti
pada telur, dosis yang dianjurkan
klorin.
adalah 2 mg/liter.
Cara pemberian metil biru pada
3. Biru Metilen (Methylene Blue) bak pemijahan adalah setetes demi
Metil biru diketahui efektif untuk setetes. Pada setiap tetesan biarkan
pengobatan Ichthyopthirius (white spot) larutan metil biru tersebut tersebar
dan jamur. Selain itu, juga sering secara merata.
digunakan untuk mencegah serangan Tetesan dihentikan apabila air akuar-
jamur pada telur ikan. Metil biru biasanya ium telah berwarna kebiruan atau
tersedia sebagai larutan jadi di toko- biru jernih (tembus pandang). Artinya
toko akuarium, dengan konsenrasi 1 - 2 isi di dalam akuarium tersebut masih
persen. Selain itu tersedia pula dalam dapat dilihat dengan jelas.
bentuk serbuk.
Perlakuan ini cukup dilakukan sekali
kemudian dibiarkan hingga warna
Sifat Kimia terdegradasi secara alami.

Metil biru merupakan pewarna Setelah telur menetas, penggan-


thiazine. tian air sebanyak 5 % setiap hari
dapat dilakukan untuk mengurangi
435
kadar metil biru dalam air tersebut 5. Malachite Green
dan mengurangi akumulasi bahan
Malachite Green merupakan pe-
organik dan ammonium
warna triphenylmethane dari group
rasamilin. Bahan ini merupakan bahan
4. Metronidazol yang kerap digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit dan parasit dari
Metronidazol dan di-metrinidazol
golongan protozoa, seperti: ichtyobodo,
adalah obat antimikroba yang dibuat dan
Àukes insang, trichodina, dan white spot,
dikembangkan untuk manusia melawan
serta sebagai fungisida.
bakteri-bakteri anaerob dan protozoa.
Dalam dunia ikan hias, diketahui, obat Penggunaan bahan ini hendaknya
ini biasa digunakan untuk mengobati dilakukan pada sistem tertutup seperti
hexamitiasis. akuarium atau kolam ikan hias. Malachite
green diketahui mempunya efek sinergis
apabila diberikan bersama-sama dengan
Dosis dan Cara Pemberian formalin.
Dosis yang disarankan adalah 10 ppm Terdapat indikasi bahwa kepopuleran
Obat ini biasanya berbentuk tablet penggunaan bahan ini agak menurun,
dengan kadar 250 mg/tablet karena diketahui bisa menimbulkan akibat
buruk bagi kesehatan manusia apabila
Perlakuan ini harus diulang selang terhirup.
sehari, hingga sebanyak 3 ulangan
Malachite Green juga dapat
Pergantian air sebanyak 25 % menimbulkan akibat buruk pada ¿lter
selama perlakuan, biologi dan pada tanaman air. Disamping
Metronidazol diberikan secara oral, itu, beberapa jenis ikan diketahui tidak
yaitu dicampurkan pada pakan de- toleran terhadap bahan ini. Warna
ngan obat, konsentrasi 1 % berat. malachite green bisa melekat pada apa
Diberikan dengan cara mencelupkan saja, seperti tangan, baju, dan peralatan
pakan pada larutan metronidazol. akuarium, termasuk plastik.
Hindari penggunaan malachite green
dalam bentuk serbuk (tepung). Disa-
Di-Metronidazol
rankan untuk menggunakan malachite
Dosis = 5 ppm. Diberikan seperti green dalam bentuk larutan jadi dengan
halnya cara pemberian metronidazol, konsentrasi 1% dan telah terbebas dari
tetapi ulangan dilakukan dengan selang unsur seng.
3 hari (4 hari sekali). Pada kasus berat,
pengobatan dapat dilakukan dengan Dosis dan Cara Pemberian
perendaman selama 48 jam dengan
dosis 0.004%. Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% per
10 liter air, sebagai perlakuan peren-
daman jangka panjang. Pemberian
dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari

436
sekali. Sebelum pemberian dosis 6. Oxytetracyline
dilakukan, disarankan untuk meng-
Oksitetrasiklin hidroklorida meru-
ganti air sebanyak 25 %
pakan antibiotik yang kadang-kadang
Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per digunakan dalam pengobatan penyakit
liter, sebagai perlakuan jangka akibat infeksi bakterial sistemik pada ikan
pendek (30 - 60 menit). Perlakuan
dapat di ulang setiap 2 hari sekali.
Perlakuan dapat dilakukan sebanyak Dosis dan Cara Pemakaian

4-5 ulangan. Suntik; 10-20 mg oksitetrasiklin


per kg berat badan ikan. Ulangi
Dosis campuran antara Malachite penyuntikan apabila diperlukan.
Green dan Formalin untuk perlakuan
pada ikan adalah 0.05 - 0.1 ppm MG Oral; diberikan melalui pakan. Dosis
dan 10-25ppm Formalin. Untuk 60 - 75 mg per kg berat badan ikan
udang-udangan atau invertebrata per hari. Berikan selama 7 - 14 hari.
laut adalah 0.1 -0.2 ppm MG dan 10- Perendaman; Jangka panjang (5
25 ppm Formalin. hari). Dosis 20 -100 ppm. Ulangi
Malachite Green dapat pula diberikan apabila diperlukan.
sebagai disinfektan pada telur dengan
dosis 5 ppm selama 10 menit.
7. Garam Inggris / Epsom Salts
Perlakuan hendaknya dilakukan pada
tempat terpisah. (MgSO4.7H20)

Garam inggris biasa digunakan untuk


Perhatian meningkatkan kadar mineral dalam air, dan
sering efektif dalam mengobati sembelit
Malachite Green dapat bersifat racun
(tidak bisa buang kotoran) pada ikan.
terhadap burayak ikan, terhadap be-
berapa jenis tetra, dan beberapa jenis
cat¿sh seperti Pimelodidae atau blue Dosis dan Cara Pemberian
gill. Beberapa penyimpangan hasil
Sebagai pencahar (pencuci perut),
perlakuan dengan MG dapat terjadi
larutkan 1 sendok teh peres (2,5 g) ga-
apabila perlakuan dilakukan pada pH
ram inggris dalam 18 liter air (0,14 ppt).
air diatas 9 atau apabila temperatur air
Terlebih dahulu larutkan garam inggris
diatas 21 ° C.
tersebut dalam sedikit air akuarium
Yakinkanlah MG yang digunakan pada wadah tertentu, selanjutnya ma-
adalah dari jenis yang bebas Seng. sukan kedalam akuarium yang telah
berisi air dengan takaran yang sesuai.
Tidak ada salahnya dilakukan per-
cobaan terlebih dahulu pada 1 atau 2 Peningkatan sedikit temperatur air
ikan sebelum perlakuan MG dilakukan (dalam selang toleransi ikan yang ber-
pada sejumlah banyak ikan. sangkutan) dapat membantu mening-
katkan laju metabolisme ikan tersebut
sehingga diharapkan akan dapat

437
mempercepat pemulihan dari gejala Untuk memulihkan kondisi kekurangan
sembelit. oksigen:
Dosis yang digunakan 1-2 ml
Hidrogen Peroksida 3% dalam 10 liter
8. Hidrogen Peroksida
air akuarium. Dosis harus dijaga agar
Larutan jernih ini sepintas mirip jangan sampai kelebihan. Kelebihan
air, dengan rumus kimia H2O2. Bahan dosis akan membuat ikan menjadi stress
ini merupakan oksidator kuat, berbahaya dan bisa membahayakan kehidupan ikan
bila dikonsumsi. Hidrogen peroksida yang bersangkutan.
akan terurai menjadi dua produk yang
Sebelum diberikan dianjurkan untuk
aman yaitu, air dan oksigen.
mengencerkan terlebih dahulu hidrogen
perioksida tersebut, setidaknya dengan
2H2O2 2H2O + O2 perbandingan 1: 10 (satu bagian bahan
dengan10 bagian air). Setelah itu baru
dimasukan kedalamakuarium. Pastikan
Bahan ini kerap digunakan dalam pula bahwa larutan ini dapat segera
dunia kesehatan sebagai disinfektan tercampur dengan baik setelah
(pembunuh kuman) karena tidak mening- dimasukan kedalam akuarium.
galkan residu yang berbahaya. Bahan Perlakuan ini hanya dianjurkan pada
inipun digunakan pula sebagai antiseptik kondisi darurat saja, yaitu bila
pada akuarium. kekurangan oksigen. Setelah itu dicari
Hidrogen peroksida bisa pula di- penyebab sebenarnya agar dapat diatasi
gunakan sebagai penambah oksigen dengan lebih baik.
dalam akuarium, untuk mengatasi kondisi
kekurangan oksigen yang terjadi. Sebuah
9. Formalin (HCHO dan CH3OH)
produk peralatan akuarium menggunakan
hidrogen perosida untuk penambah oksi- Formalin merupakan larutan komersial
gen tanpa tenaga listrik. dengan konsentrasi 37-40% dari formalde-
hid. Bahan ini biasanya digunakan seb-
agai antiseptic, germisida, dan pengawet.
Penggunaan Hidrogen Peroksida
Formalin diketahui sering digunakan dan
alam Akuarium:
efektif dalam pengobatan penyakit akibat
Sebagai anti protozoa: ektoparasit seperti Àuke dan kulit berlen-
dir. Meskipun demikian, bahan ini juga
Diberikan sebagai perlakuan pe-
sangat beracun bagi ikan. Ambang batas
rendaman dalam jangka pendek. Dosis
amannya sangat rendah, sehinggga ter-
yang digunakan adalah 10 ml larutan
kadang ikan yang diobati malah mati akibat
dengan konsenrasi 3 % (teknis) dalam 1
formalin daripada akibat penyakitnya.
liter air. Perendaman dilakukan selama
maksimum 5-10 menit. Perendaman Formalin sangat beracun, meskipun
harus dihentikan apabila ikan masih dipakai secara luas dalam akurku-
menunjukkan gejala stress. lutur dan lingkungan kolam tertentu, teta-
pi lebih banyak digunakan dalam peng-

438
awetan specimen ikan untuk keperluan berlendir adalah 0.15-0.25 ml
identi¿kasi. Ikan yang akan diawetkan Formalin (37-40%) per 10 liter air.
harus melalui proses euthanasia yang Setelah 2 - 3 hari, kembalikan ikan
hewani terlebih dahulu, kecuali apa- pada wadah semula.
bila ikan tersebut telah mati sebelumnya.
Jangan dilakukan pada ¿lter biologi,
Untuk pengawetan biasanya digunakan
karena akan membunuh bakteri yang
formalin dengan konsentrasi 10%.
ada pada ¿lter

Penggunaan Lakukan penggantian air sebanyak


30%.
Untuk penggunaan jangka panjang
(beberapa hari) atau jangka pendek Untuk perlakuan jangka pendek,
(10 - 30 menit). seperti untuk pengobatan akibat
Formalin dapat mengganggu ¿lter bi- infeksi ektoparasit besar penyebab
ologi, oleh karena itu, perlakuan se- Àuke, dosisnya adalah 2 ml Formalin
baiknya dilakukan di akuarium khu- (37-40%) per 10 liter air. Siapkan
sus. Keuntungan dengan perlakuan campuran terlebih dahulu sebelum
terpisah ini adalah apabila ikan men- ikan dimasukkan. Lakukan peren-da-
galami stres pada saat diperlakukan, man selama maksimal 30 menit, atau
ikan tersebut dapat segera dikemba- kurang apabila ikan menunjukkan
likan pada akuarium utama. gejala stres.

Dosis dan Cara Pemberian Peringatan

Dosis penggunaan formalin berva- Formalin sangat berbahaya apabila


riasi tergantung pada spesies ikan- terkena kulit atau mata. Apabila hal ini
nya. Setiap spesies akan memiliki terjadi segeralah cuci dengan air yang
toleransi berbeda terhadap formalin. banyak. Bahan ini juga dapat meng-
Dengan demikian dosis yang dican- hasilkan uap beracun, oleh karena itu
tumkan pada artikel ini bukan meru- jangan biarkan botol formalin terbuka di
pakan jaminan, tetapi merupakan ruang tertutup. Simpan formalin dalam
kriteria rata-rata. botol berwarna gelap dan hindarkan dari
Yang perlu diperhatikan adalah: cahaya, kalau tidak maka akan dapat
penggunaan formalin dalam per- terbentuk paraformaldehid (berupa enda-
lakuan jangka pendek harus diawasi pan putih) yang sangat beracun bagi
dengan ketat. Dan perlakuan harus ikan, bahkan dalam konsentrasi yang
segera dihentikan apabila ikan mulai sangat rendah. Selain itu, formalin dapat
menunjukkan gejala stres seperti na- bersifat eksplosif (meledak).
fas tersengal-sengal (megap-megap)
atau meloncat (ingin keluar dari Sifat Fisika dan Kimia Formalin
akuarium) Tampilan : cairan jernih (tidak
Untuk perlakuan jangka panjang, berwarna)
seperti untuk pengobatan akibat Bau : berbau menusuk, keras
infeksi ektoparasit penyebab kulit
439
Kelarutan : sangat larut Dengan mengetahui berbagai macam
Berat jenis : 1.08 obat dan bahan kimia yang dapat digu-
nakan dalam melakukan pengobatan,
pH : 2.8
maka akan sangat membantu para pem-
budidaya ikan untuk mengobati ikan yang
Identi¿kasi Bahaya: sakit. Sebagai contoh dalam aplikasinya,
untuk ikan yang sakit yang akan diobati
Sangat berbahaya! Dapat menye-
dengan antibiotika antara lain oxytetracy-
babkan kanker. Resiko kanker tergan-
cline. Maka cara pengobatannya dapat
tung pada tingkat dan lama kontak. Uap
dilakukan misalnya saja dengan meren-
berbahaya. Berbahaya apabila terhirup
dam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5
atau terserap kulit. Menyebabkan iritasi
ppm selama 24 jam. Atau mau menggu-
terhadap kulit, mata dan saluran perna-
nakan bahan kimia dengan cara meren-
fasan. Dapat berakibat fatal atau menye-
dam ikan dalam larutan nitrofuran 5 – 10
babkan kebutaan apabila tertelan. Mudah
ppm selama 12 – 24 jam, merendam ikan
terbakar.
dalam larutan kalium permanganate (PK)
10 – 20 ppm selama 30 – 60 menit. Obat-
Pertolongan Pertama: obat antibiotika seperti Kemicitin, Tetra-
siklin, Streptomisin yang berupa serbuk
Terhisap: Pindahkan korban pada
dapat dicampurkan ke dalam makanan
udara bersih. Apabila tidak bernafas
ikan jika akan melakukan pengobatan
beri nafas buatan, apabila kesulitan
dengan sistem oral. Dosisnya harus di-
bernafas beri oksigen, panggil dokter.
perhitungkan agar setiap 100 gram berat
Tertelan: Apabila korban sadar usa- ikan, dapat memakan 1 mg antibiotika itu
hakan untuk mengencerkan, me- per hari. Lama pemberian obat ini 2 – 3
nonaktifkan dan menyerap minggu.
bahan dengan memberi susu, Antibiotika juga dapat diberikan
arang aktif, atau air. Setiap bahan dengan disuntikkan. Dosisnya, untuk
organik akan dapat menonaktifkan larutan chloramphenicol (kemicitin) 1 :
formalin. Jaga tubuh korban agar 1,5 sebanyak 1 – 2 ml disuntikkan ke
tetap hangat dan rileks. Apabila dalam rongga perut (intra abdomincal
muntah, jaga agar kepala lebih cavity) untuk setiap berat badan ikan 200
rendah dari pinggul. gram. Penyuntikan perlu diulang setiap 2
Kontak Kulit: Segera cuci dengan – 3 hari sampai jangka waktu 2 minggu.
air yang banyak selama paling tidak Kalau cara ini berhasil, biasanya dapat
menit, sambil melepas pakaian terlihat gejala penyembuhan dari hari ke
yang terkena. Cuci pakaian sebelum hari. Cara lain yang lebih praktis dalam
digunakan kembali. pengobatan penyakit bakteri adalah
melalui makanan. Makanan ikan yang
Kontak Mata: Segera cuci dengan air
akan diberikan dicampur dulu dengan
yang banyak selama paling tidak 15
chloromycetin 1 – 2 gram untuk setiap
menit Segera hubungi dokter.
1 kg pellet. Hal yang harus diperhatikan
adalah tetap menjaga kualitas air agar

440
selalu sesuai dengan kebutuhan hidup 4. Pengobatan sebaiknya dilakukan
yang ideal bagi ikan. pada suhu perairan yang rendah
misalnya pada pagi atau sore hari.
Perlu diketahui bahwa apabila pe-
makaian antibiotika tidak sesuai dengan 5. Sebaiknya dalam melakukan peng-
dosis yang telah ditetapkan, atau perhi- obatan dilakukan secara bertahap
tungannya kurang cermat, maka lama yaitu :
kelamaan bakteri akan kebal terhadap
Pengobatan pendahuluan
obat itu. Akibatnya, obat tersebut tidak
mempan lagi untuk memberantas jenis Pengobatan pendahuluan meru-
bakteri tertentu. pakan pengobatan awal dimana
ikan yang sakit diambil sebagian
Pada daerah yang mengalami wabah
kecil dan diberi obat dengan jum-
penyakit, sering kali pencegahannya sulit
lah yang sesuai dengan dosis.
dihindari. Untuk mengurangi kerugian
yang besar biasanya dilakukan pengo- Pengobatan pokok, yang
batan pada ikan. Oleh karena ikan hidup dilakukan setelah 12 – 24 jam
di air, sehingga bahan kimia yang digu- dari pengobatan pendahuluan.
nakan juga akan terlarut dalam air. Hal Cara pengobatan yang tidak berakibat
ini dapat berakibat selain bertujuan untuk fatal bagi ikan adalah sebagai berikut :
mengobati ikan sakit, akan tetapi ikan
pun dapat terbunuh bila tidak dilakukan 1. Pengolesan.
metoda, waktu, dosis obat yang tepat. Cara ini biasanya digunakan untuk
Untuk mengantisipasi kesalahan dalam penyakit ikan yang kronis dengan
melakukan pengobatan terhadap ikan dosis obat yang tinggi. Bagian ikan
yang sakit maka harus dilakukan beber- yang sakit diolesi obat dengan meng-
apa persiapan yaitu : gunakan kapas. Kemudian ikan segar
1. Ikan yang akan diobati sebaiknya dikembalikan ke air yang segar.
harus dipuasakan terlebih dahulu 2. Perendaman pada bak.
selama 24 jam sebelum diberikan
pengobatan. Ikan yang terserang penyakit diren-
dam dalam wadah/bak tertentu yang
2. Wadah yang digunakan untuk melaku- berisi larutan obat selama 5 – 30
kan pengobatan ikan harus memakai menit. Hal ini memberi kemungkinan
wadah yang terbuat dari bahan plastik, lamanya kerja obat untuk membunuh
jangan menggunakan wadah yang ter- penyakit. Caranya sangat sesuai bila
buat dari seng. Hal ini dapat membuat parasit terdapat dalam lapisan kulit
bahan kimia bereaksi dengan wadah yang terlindung. Oleh karena ikan
yang terbuat dari seng. terendam pada larutan yang berba-
3. Dalam melakukan pengobatan, jum- haya maka konsentrasi obat masih di
lah obat yang akan diberikan kepada toleransi oleh ikan.
ikan yang sakit harus tepat jenis, do- 3. Perendaman pada kolam.
sis dan benar-benar terukur.
Umumnya cara ini memerlukan pe-
rendaman yang lebih lama dari pada

441
bak (1 jam s/d beberapa hari) dengan ikan. Untuk metoda ini sebaiknya
bahan kimia. Tujuan dari perendaman menggunakan bahan kimia yang mu-
yang lama ini adalah memberi kesem- dah terurai menjadi netral.
patan pada obat untuk memutuskan
rantai kehidupan parasit dan konsen- Bahan kimia dan obat yang dapat digu-
trasi obat biasanya sangat rendah nakan untuk mengobati ikan pada berbagai
sekali sehingga tidak berbahaya bagi penyakit dapat dilihat pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2. Obat dan bahan kimia yang digunakan pengobatan penyakit ikan.

NO JENIS METODA BAHAN KIMIA/ DOSIS


PARASIT OBAT
1 Protozoa Pengolesan Formalin 100 ppm
Perendaman pada NaCl, 25 %
bak KMnO4 100 ppm
Perendaman pada Rivanol 100 ppm
kolam Formalin 20 ppm
2 Cacing, crustacea Pengolesan Formalin 0,1 %
tingkat rendah Rivanol 100 ppm
dan jamur Perendaman pada NaCl 20 %
bak KMnO4 0,01 ppm
NH4OH 0,25 ppm
Formalin 50 ppm
NH4Cl 1-1,5%,15

Perendaman pada Malachite 0,15 ppm


kolam green
Ekstrak biji teh 200 kg/ha
3 Aeromonasspdan Perendaman pada Formalin 100 ppm
Pseudomonas sp kolam
P e m b e r i a n Tetrasiklin 1 kapsul tiap 10
antibiotic pada Kg makanan
makanan Oxytetracyclin Makanan selama
7 – 10 hari

hadap ikan dan lingkungan. Oleh karena


Pengobatan white spot
itu, pemakaiannya tidak dianjurkan pada
Obat hanya dianjurkan untuk pence- ikan yang dikonsumsi. Obat ini akan ter-
gah penyakit. Sebenarnya pemakaian tinggal dalam jaringan daging atau lemak
antibiotik kurang baik pengaruhnya ter- dan ini berbahaya bagi kesehatan.

442
Beberapa obat yang dapat dipakai un- sehingga menghambat pernafasan yang
tuk mengobati penyakit bintik putih adalah: dapat mengakibatkan kematian. Penyakit
ikan yang disebabkan oleh jamur dapat
diobati dengan tiga cara, yaitu direndam
Malachyte green. Obat ini diberikan se- larutan kalium permanganate, larutan ga-
banyak 1 gram (berupa serbuk) untuk air ram dapur, dan larutan malachite green.
kolam 10 m2, pengobatan diulang setiap 2
hari; dalam 10 hari, ikan yang sakit akan Ikan direndam dalam larutan kalium
sembuh. Dalam pengobatan cara ini, apa- permanganate 1 gram per 100 liter, se-
lagi yang dilakukan cukup lama, kolam ha- lama 60 – 90 menit. Ikan direndam dalam
rus diaerasi dan ikan diberi makanan yang larutan garam dapur (10 gram per liter)
cukup baik. selama 1 menit. Sedangkan untuk men-
gobati penyakit ikan dengan malachite
green, sebelumnya dibuat larutan baku (1
Formalin. Ikan yang sakit direndam setiap mg serbuk dilarutkan dalam 450 ml air).
hari dalam larutan formalin 30% (dalam do- Untuk merendam ikan, 1–2 ml larutan baku
sis 1 : 2000), lamanya perendaman 1 jam. itu dilarutkan (diencerkan) dalam 1 liter
air, untuk dipakai merendam ikan selama
1 jam. Pengobatan diulang sampai tiga
Garam dapur. Larutan garam dapur hari berturut-turut. Selain itu juga dapat
sebanyak 30 mg per liter dengan waktu dilakukan dengan perendaman selama 24
perendaman 1 menit dan dilakukan setiap jam tetapi dosisnya dikurangi menjadi
hari, selama 3 – 5 hari berturut-turut. Cara 0,15– 0,70 ppm. Dapat juga menggunakan
ini juga dapat menyembuhkan penyakit for- malin 100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam
bintik putih. dan perendaman dengan larutan garam
dapur (NaCl) 20 ppm selama 1 jam.

Methilene blue. Caranya, dibuat larutan


methyl biru dengan konsentrasi 1 % (satu Pengobatan bakteri
gram metal biru dalam 100 cc air). Ikan
Ikan yang terserang penyakit ini akan
yang sakit kemudian dimasukkan dalam
bergerak lambat, bernafas megap-megap
wadah yang berisi air bersih. Kemudian
di permukaan air, warna insang pucat dan
didalamnya diberi larutan baku yang sudah
warna tubuh berubah gelap. Juga terdapat
dibuat tadi. Ikan dibiarkan di dalam larutan
bercak-bercak merah pada bagian luar
selama 24 jam. Agar ikan yang sakit benar-
tubuhnya dan kerusakan pada insang dan
benar sembuh dan terbebas dari parasit,
kulit. Pengobatan penyakit dari kelompok
pengobatan dilakukan berulang-ulang se-
bakteri ini dapat dilakukan dengan bebe-
lama tiga kali dengan selang waktu sehari.
rapa metode diantaranya adalah :
1. Metode perendaman dalam larutan
Pengobatan jamur PK 10 - 20 ppm selama 30 - 60 menit
Ikan yang terserang penyakit ini tubuh- atau PK 3 – 5 ppm selama 12 – 24
nya ditumbuhi sekumpulan benang halus jam. Dengan larutan Nitrofuran 5 –
seperti kapas dan dapat menyerang telur 10 ppm selama 24 jam dan dengan
larutan antibiotik oksitetrasiklin 5 ppm

443
selama 24 jam, tetrasiklin / kemisitin/ dengan metode perendaman dalam laru-
Chloramphenikol 250 mg dalam 500 tan formalin teknis (formalin 40%) seban-
liter air selama 2 jam dan dilakukan yak 250 ml dalam 1 m3 selama 15 menit
setiap hari selama 3 – 5 hari. atau dengan larutan Methylene Blue 3
ppm selama 24 jam dan larutan Malachite
2. Pada ikan besar, pengobatan dapat
Green 2 – 3 ppm selama 30 – 60 menit.
dilakukan dengan metode penyuntikan
menggunakan antibiotik oksitetrasiklin
sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan, Kana-
mysine sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan
dan Streptomysin sebanyak 20 – 60
mg/kg ikan. Obat-obat antibiotika sep-
erti Kemicitin, Tetrasiklin, Streptomisin
yang berupa serbuk, dicampurkan ke
dalam makanan ikan. Dosisnya harus
diperhitungkan agar setiap 100 gram
berat ikan, dapat memakan 1 mg anti-
biotika itu per hari. Lama pemberian
obat ini 2 – 3 minggu. Dosis penyunti-
kan antibiotik larutan chloramphenicol
(kemicitin) 1 : 1,5 sebanyak 1 – 2 ml
disuntikkan ke dalam rongga perut (in-
tra abdomincal cavity) untuk setiap be-
rat badan ikan 200 gram. Penyuntikan
perlu diulang setiap 2 – 3 hari sampai
jangka waktu 2 minggu. Kalau cara ini
berhasil, biasanya dapat terlihat gejala
penyembuhan dari hari ke hari.
3. Metoda oral yaitu dengan pemberian
pakan yang dicampur dengan anti-
biotik misalnya oksitetrasiklin seban-
yak 50 mg/kg ikan diberikan setiap
hari selama 7 – 10 hari.

Pengobatan Trematoda
Pada ikan budidaya salah satu je-
nis parasit dari kelompok Trematoda yaitu
Dactylogyrus dan Gyrodactylus biasa me-
nyerang ikan pada bagian insang dan kulit.
Insang yang dirusaknya akan menjadi luka
dan menimbulkan pendarahan yang akan
mengakibatkan terganggunya pernafasan
ikan. Pengobatan yang dapat dilakukan

444
BAB IX
PEMASARAN

hui bahwa pemasaran sangat diperlukan


9.1. PENGERTIAN untuk mentransfer antara produsen dan
PEMASARAN konsumen. Pemasaran merupakan ke-
giatan yang bertalian dengan penciptaan
Untuk menentukan jumlah produksi
atau penambahan kegunaan dari barang
ikan yang akan dibudidayakan pada
atau jasa, maka dengan demikian pema-
suatu usaha budidaya ikan diperlukan
saran termasuk tindakan atau usaha
data tentang permintaan hasil produksi
yang produktif. Kegunaan yang dicip-
tersebut. Permintaan hasil produksi budi-
takan oleh kegiatan pemasaran adalah
daya merupakan salah satu faktor yang
kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan
menentukan tingkat produksi. Produksi
kegunaan kepemilikan.
yang tinggi dengan nilai jual yang tinggi
sangat diharapkan oleh para pembudi- Kegunaan waktu berarti bahwa ba-
daya. Keberhasilan usaha budidaya ikan rang-barang mempunyai faedah (man-
ini sangat ditentukan oleh pemasaran faat) atau nilai (harga) yang lebih besar
(marketing) hasil produksi, oleh karena (tinggi) setelah terjadi perubahan waktu,
itu maka terlebih dahulu kita harus me- umpamanya ikan jambal siam (Panga-
ngenal konsep dan ruang lingkup pema- sius succi) harganya mahal bila bukan
saran. Menurut Hana¿ah dan Saefuddin pada musimnya dan nilainya bisa sangat
(1986), pemasaran merupakan tindakan murah bila pada musimnya, ikan ban-
yang bertalian dengan pergerakan ba- deng pada hari raya suku tertentu har-
rang-barang atau jasa dari produsen ke ganya sangat tinggi karena banyaknya
tangan atau pihak konsumen. Pemasar- permintaan sedangkan produksi tetap
an menurut Kotler (1997) dide¿nisikan sehingga harga jual menjadi mahal.
sebagai proses sosial dan manajerial
Kegunaan tempat berarti bahwa
yang didalamnya individu dan kelompok
barang-barang atau jasa mempunyai
mendapatkan apa yang mereka butuh-
faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang
kan dan inginkan dengan menciptakan,
lebih besar (tinggi) karena perubahan
menawarkan dan mempertukarkan
tempat, umpamanya ikan mas (Cypri-
produk yang bernilai kepada pihak lain.
nus carpio) yang dihasilkan di Cianjur
Proses tersebut terjadi karena adanya
akan mempunyai kegunaan lebih besar
kebutuhan (needs), keinginan (wants),
(harganya mahal) bila dipindahkan atau
dan permintaan (demands); produk; ni-
di bawa ke Jakarta sebagai daerah kon-
lai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan
sumen.
transaksi; hubungan dan jaringan; pasar;
serta pemasar dan konsep. Kegunaan kepemilikan berarti bahwa
barang-barang atau jasa mempunyai
Berdasarkan defenisi tersebut diketa-
faedah (manfaat) atau nilai (harga) yang

445
lebih besar (tinggi) karena beralihnya hak diproduksi yaitu volume atau biomassa,
milik atas barang, umpamanya ikan nila tingkat harga, waktu atau musim
(Tilapia nilotica) mempunyai kegunaan
(faedah) yang lebih tinggi bila berada
atau dimiliki oleh si A dibandingkan apa- 9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN
bila berada pada si B. HASIL PERIKANAN
Pemasaran merupakan tindakan atau Menurut Hana¿ah dan Saefuddin
kegiatan yang berhubungan dengan (1986), pemasaran hasil perikanan
pergerakan barang atau jasa dari mempunyai sejumlah ciri, diantaranya
produsen sampai konsumen, maka
sebagai berikut :
proses pengaliran barang dari produsen
ke konsumen tersebut meliputi proses 1. Sebagian besar dari hasil perikanan
pengumpulan (konsentrasi), proses berupa bahan makanan yang dipas-
pengimbangan (equalisasi), dan proses arkan diserap oleh konsumen akhir
penyebaran (dispersi). secara relatif stabil sepanjang tahun,
sedangkan penawarannya sangat
Proses konsentrasi merupakan ta-
tergantung kepada produksi yang
hap pertama dari aliran barang atau
sangat dipengaruhi oleh iklim.
jasa yang dihasilkan dalam jumlah kecil
dikumpulkan menjadi jumlah yang lebih 2. Pada umumnya pedagang pengumpul
besar, agar dapat disalurkan ke pasar- memberi kredit (advanced payment)
pasar eceran secara lebih e¿sien. Equal- kepada produen (petani ikan) seb-
isasi merupakan proses tahap kedua agai ikatan atau jaminan untuk dapat
dari aliran barang atau jasa, kegiatan ini memperoleh bagian terbesar dari hasil
berlangsung antara proses konsentrasi perikanan dalam waktu tertentu.
dengan proses dispersi, proses equal- 3. Saluran pemasaran hasil perikanan
isasi ini merupakan tindakan-tindakan pada umumnya terdiri dari : produ-
penyesuaian permintaan dan penawaran sen (petani ikan), pedagang peran-
berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan tara sebagai pengumpul, grosir
kualitas. Proses dispersi merupakan ta- (wholesaler), pedagang eceran, dan
hap ketiga atau tahap terakhir dari aliran konsumen (industri pengolahan atau
barang atau jasa, dimana barang-barang konsumen akhir).
atau jasa yang terkumpul disebarkan ke
arah konsumen. 4. Pergerakan hasil perikanan berupa
bahan makanan dari produsen sam-
Dengan memahami pengertian dari pai konsumen pada umumnya me-
pemasaran ini maka proses produksi liputi proses-proses pengumpulan,
budidaya ikan sebaiknya mengacu pada pengimbangan, dan penyebaran,
aspek pasar. Aspek pasar ini akan me- dimana proses pengumpulan meru-
nentukan kapasitas produksi hasil peri- pakan proses yang terpenting.
kanan berdasarkan komoditas perikanan
yang akan diusahakan dan bagaimana 5. Kedudukan terpenting dalam pema-
sistem pemasaran yang akan diterapkan. saran hasil perikanan terletak pada
Permintaan terhadap komoditas peri- pedagang pengumpul karena ber-
kanan ini meliputi jumlah ikan yang akan hubungan dengan fungsinya sebagai

446
pengumpul dari daerah produksi yang tahun, sedangkan untuk komoditas
terpencar-pencar, skala produksi ke- tertentu produksinya kadang bersifat
cil-kecil, dan produksinya musiman. musiman dan jumlahnya tidak tentu
karena pengaruh cuaca, sehingga
Menurut Hana¿ah dan Saefuddin
menimbulkan masalah dalam pe-
(1986), barang-barang hasil perikanan
nyimpanan dan pembiayaan.
dapat digolongkan ke dalam : barang-
barang konsumsi dan bahan-bahan 3. Barang hasil perikanan berupa ba-
mentah. Barang-barang konsumsi adalah han makanan mempunyai sifat cepat
produk perikanan yang langsung atau mudah rusak (perishable).
dipergunakan oleh konsumen akhir dalam Karena barang-barang hasil perikan-
bentuk yang sama saat meninggalkan an merupakan organisme hidup, se-
produsen. Sedangkan bahan-bahan hingga mudah atau cepat mengalami
mentah adalah produk perikanan yang kerusakan atau pembusukan akibat
dipergunakan oleh pabrik atau pengolah dari kegiatan bakteri, enzimatis, dan
(processor) untuk dijadikan atau oksidasi. Masalah ini membutuhkan
menghasilkan barang baru. usaha perawatan khusus dalam
proses pemasaran guna memper-
Barang-barang perikanan mempu-
tahankan mutu, seperti penyimpanan
nyai ciri yang dapat mempengaruhi atau
perlu dilakukan di tempat-tempat
menimbulkan masalah dalam pemasar-
atau ruangan dingin (kamar dingin,
an. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah
ruangan dingin, peti dingin), peng-
sebagai berikut :
angkutan perlu dilengkapi dengan
1. Produksinya musiman, berlangsung alat atau mesin pendingin. Usaha
dalam ukuran kecil-kecil (small scale) ini memerlukan biaya tambahan dan
dan daerah terpencar-pencar. demikian dapat meningkatkan biaya
Produksi ikan tertentu dapat berlang- pemasaran.
sung secara musiman, sehingga
4. Jumlah atau kualitas hasil perikanan
dapat menimbulkan beban musiman
dapat berubah-ubah, karena san-
(peak load) dalam pembiayaan, pe-
gat tergantung dengan keadaan
nyimpanan, pengangkutan, dan pen-
cuaca. Perubahan tersebut dapat
jualan. Produksi ikan juga dilakukan
menimbulkan Àuktuasi harga seb-
oleh petani ikan terpencar-pencar
agai akibat perubahan dari kondisi
dengan ukurannya yang kecil-kecil,
penawaran. Variasi demikian dapat
sehingga memerlukan lembaga-lem-
mengakibatkan tidak terorganisirnya
baga dan fasilitas-fasilitas pemasar-
pasar, akibatnya menyebabkan
an yang dapat menghimpun hasil
perubahan harga, menambah ong-
perikanan tersebut agar menjadi
kos penyimpanan dan sukar dalam
jumlah yang lebih besar guna diang-
grading.
kut ke pusat-pusat konsumsi dan pu-
sat-pusat pengolahan (processing) Dengan berbagai ciri khas dari produk
agar lebih e¿sien. hasil perikanan tersebut maka dalam me-
masarkan hasil perikanan ada dalam be-
2. Konsumsi hasil perikanan berupa ba-
berapa bentuk antara lain adalah bentuk
han makanan relatif stabil sepanjang
segar yaitu bentuk asli dari hasil produksi

447
budidaya ikan, produk setengah jadi yaitu 3. Pemilihan saluran distribusi. Pe-
produksi hasil perikanan dalam bentuk milihan saluran distribusi merupakan
pengolahan sederhana seperti ikan asin sebagian daripada perencanaan
atau produk hasil perikanan dipasarkan fungsi-fungsi penjualan yang juga
dalam bentuk sudah diolah lebih tinggi mencakup pengambilan keputusan
telah mengalami perubahan bentuk dari dengan memperhatikan macam
aslinya seperti dibuat menjadi sarden distribusi mana yang paling efektif.
atau produk lainnya. Apakah produsen menjual barangnya
langsung kepada pedagang eceran
ataukah menjual melalui berbagai
9.3. PERENCANAAN DAN perantara, melalui pos, ataukah
TARGET PENJUALAN langsung menjual kepada konsumen
akhir dari rumah ke rumah.
Pemasaran akan berhasil dengan
baik apabila direncanakan terlebih da- 4. Penentuan syarat-syarat penjualan.
hulu, berbagai kegiatan perlu dilalui Kegiatan ini meliputi penetapan sya-
sebelum memasarkan suatu produk. rat-syarat dan kondisi-kondisi pen-
Kegiatan-kegiatan tersebut menurut jualan yang meliputi :
Hana¿ah dan Saefuddin (1986), adalah syarat-syarat pengiriman misal-
sebagai berikut : nya waktu penyerahan dan pem-
1. Penelitian pasar dan perencanaan. bayaran ongkos angkutan,
Penelitian pasar dipusatkan kepada cara-cara pembayaran misalnya
barang-barang yang akan dijual, potongan harga dan kredit,
dengan maksud untuk menemukan
barang apa yang diinginkan oleh kualitas serta kuantitas barang
konsumen. Penelitian ini akan di- yang dijual, dan
hubungkan dengan persoalan ten- hal-hal lain yang ada hubungan-
tang rencana produksi, antara lain nya dengan penjualan.
harga dari macam-macam barang,
5. Membuat kontak dengan pembeli.
kualitas barang, kebiasaan dan motif
Kegiatan membuat kontak dengan
pembelian dari konsumen.
pembeli meliputi berbagai kegiatan,
2. Memperkirakan kesanggupan penju- diantaranya :
alan (estimating potentials of sales).
Dalam hal ini harus diperhitungkan menetapkan pasar, apakah
pendapatan konsumen serta cara-cara barangnya akan dijual di daerah
bagaimana pendapatan konsumen geogra¿s luas atau sempit
tersebut dibelanjakannya, bagaimana setelah menetapkan pasar, pihak
pengaruh harga terhadap permintaan, penjual harus mencari pembeli
pengaruh persaingan dan penilaian di pasar tersebut, dimana para
terhadap akibat-akibat karena adanya pembeli berada dan bagaimana
perubahan-perubahan penjualan di kebutuhannya
dalam keadaan-keadaan perdagan-
membuat kontak dengan pem-
gan pada umumnya.
beli potensial tersebut dan

448
mengembangkan serta memeli- tanpa didukung oleh pembiayaan.
hara hubungannya,
Pemilik barang pada setiap tingkat
menciptakan permintaan kon- pasar (stage of distribution) harus me-
sumen potensial misalnya me- ngorbankan modal yang dimilikinya atau
lalui reklame, memberi contoh harus meminjam modal dari sumber
barang untuk dicoba secara lainnya (kredit). Petani ikan juga
Cuma-cuma. perlu modal atau kredit untuk fase
selama memiliki barang dan menunggu
6. Pemindahan hak milik atas barang
penjualan atau pembayaran. Pedagang
dari pihak penjual kepada pihak
besar (wholesaler) di samping membiayai
pembeli merupakan suatu langkah
stock yang dimilikinya, harus juga
yang diperlukan dan yang resmi di
membiayai fasilitas-fasilitas pemasaran
dalam penjualan barang-barang, tetapi
yang terikat padanya seperti processing
pemindahan hak milik ini harus disertai
plan, storage plan, sarana dan
dengan penerimaan barang-barang
prasarana pengangkutan, dan kegiatan-
oleh pihak pembeli sesuai dengan
kegiatan peragaan. Pedagang eceran
kontrak pembelian. Kegiatan penjualan
harus juga mengeluarkan biaya untuk
dikatakan sudah selesai apabila pihak
kegiatan penjualannya dan dalam
pembeli sudah menerima barang dari
beberapa hal untuk pembelian oleh
pihak penjual dan memilikinya.
pelanggan di tingkat eceran.
Pembiayaan bisa saja berasal dari
9.4. ESTIMASI HARGA JUAL kredit, hal ini berarti menggunakan modal
uang orang lain yang nantinya harus
Agar pemasaran dapat berjalan de-
dikembalikan berikut bunganya. Kredit
ngan lancar, maka perlu direncanakan
dapat diperoleh dari pihak swasta
terlebih dahulu kebutuhan biaya yang ha-
(perorangan), Bank Pemerintah, Bank
rus dikeluarkan untuk biaya pemasaran.
Komersial, Koperasi, Bank Desa, atau
Selain itu perencanaan biaya pemasaran
Organisasi Sosial.
ini sebagai bahan pertimbangan juga
dalam hal nilai atau harga barang yang Kredit dari pihak swasta (para pelepas
akan dijual. uang, pedagang pengumpul atau tengku-
lak) telah menimbulkan tiga aspek masalah
Menurut Hana¿ah dan Saefuddin
kredit dalam pemasaran hasil perikanan.
(1986), pembiayaan pemasaran berarti
Ketiga aspek dimaksud adalah :
mencari dan mengurus modal uang yang
berkaitan dengan transaksi-transaksi 1. Tingkat bunga (interest rate) sangat
dalam arus barang dari sektor produksi tinggi. Kredit pasar yang
sampai sektor konsumsi. Pembiayaan dikenal sebagai ”utang mindering”
dan menanggung risiko merupakan (karena pelunasannya secara cicilan,
fungsi umum dan penyerta dari semua ”mider- ing”), bunga tersebut bisa
kegiatan pemasaran, bahkan mempunyai sampai 120 bahkan 150% per tahun.
aplikasi penting dalam bidang pemasa- 2. Petani ikan wajib menjual hasil
ran. Oleh karena itu barang-barang tidak produksinya kepada pemberi kredit
dapat melalui semua sistem pemasaran (pelepas uang, tengkulak) dengan

449
harga yang ditentukan oleh pihak Biaya pemasaran suatu produk
pemberi kredit. biasanya diukur secara kasar dengan
margin. Margin adalah suatu istilah
3. Hasil produksi harus segera dijual
yang digunakan untuk menyatakan
kepada pemberi kredit (pedagang
perbedaan harga yang dibayar kepada
pengumpul) tanpa dapat ditahan
penjual pertama (produsen) dan harga
sementara waktu untuk menunggu
yang dibayarkan oleh pembeli akhir
harga lebih baik.
(konsumen).
Ketiga aspek masalah kredit seperti
Apabila margin dinyatakan dalam
diuraikan di atas telah menempatkan pe-
persentase, maka disebut mark-up, yaitu
tani ikan bermodal kecil pada bargaining
suatu persentase margin (margin dalam
position sangat lemah, sebaliknya sistem
bentuk persentase) yag dihitung atas
kredit seperti ini menempatkan pedagang
dasar harga pokok penjualan (cost of
pengumpul dan pelepas uang pada posi-
goods sold) atau atas dasar harga pen-
si sangat menguntungkan. Karena tanpa
jualan eceran suatu produk.
memberi kesempatan kepada petani ikan
untuk memilih pedagang dan harga yang
lebih menguntungkan.
Analisa Biaya Pemasaran
Oleh karena itu penggunaan kredit
1. Analisa Biaya dan Margin
oleh petani ikan semakin penting untuk
melakukan proses produksi terlebih da- Perpindahan barang dari produsen
hulu sesuai permintaan konsumen. Se- ke konsumen akhir kadang-kadang me-
baiknya jumlah kredit juga mempertim- merlukan waktu cukup lama, sehingga
bangkan jangka waktu proses produksi memungkinkan timbulnya berbagai risiko
dan proses penyaluran barang. Maka yang perlu ditangani dan berhubungan
dengan demikian petani ikan perlu dengan masalah biaya pemasaran yang
merencanakan terlebih dahulu semua harus dikeluarkan. Sehubungan dengan
kebutuhan biaya dengan seksama agar itu maka harus ada lembaga pemasaran
penggunaan modal terutama modal yang menyediakan biaya untuk seluruh
hasil pinjaman dapat digunakan lebih kegiatan fungsi pemasaran tersebut,
e¿sien. seperti : biaya grading, biaya pengola-
han, biaya pengangkutan, dan lain-lain,
sampai barang tersebut dijual kepada
Konsep Biaya Pemasaran konsumen akhir.
Biaya pemasaran ini mencakup jumlah Pembiayaan merupakan fungsi
biaya yang dikeluarkan oleh produsen pemasaran yang mutlak diperlukan dalam
(petani ikan) untuk keperluan menangani sistem pemasaran,
pelaksanaan kegiatan yang berhubung- konsekuensinya akan berpengaruh ter-
an dengan penjualan hasil produksinya hadap harga eceran (harga yang harus
dan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh dibayarkan oleh konsumen). Faktor-fak-
lembaga pemasaran (badan perantara) tor yang mempengaruhi biaya pemasa-
serta laba (pro¿t) yang diterima oleh ran tersebut, antara lain: pengangkutan,
badan yang bersangkutan. penyimpanan, risiko, kerusakan, waktu

450
kerja, grading, dan lain-lain. pihak yang perlu duhubungkan satu sama
lain selama proses penyaluran barang,
Metode yang dapat dipakai untuk
yaitu pihak produsen di satu pihak dan
meng- hitung perbedaan harga yang
pihak konsumen di lain pihak. Proses
diterima oleh produsen dengan harga
penyaluran barang oleh produsen atau
yang dikeluarkan oleh konsumen
lembaga pemasaran sebetulnya bisa lebih
(marketing margin), yaitu :
dari satu saluran/pola pemasaran, dimana
Marketing margin dapat dihitung masing-masing pola itu mungkin akan
dengan memilih sejumlah barang melibatkan lembaga pemasaran yang ti-
tertentu yang diperdagangkan dan dak sama. Ada saluran pemasaran yang
mencatatnya sejak dari produsen melibatkan banyak lembaga pemasaran
sampai ke konsumen akhir sistem sehingga salurannya menjadi panjang,
pemasaran ada juga saluran pemasaran yang hanya
Marketing margin dapat dihitung melibatkan sedikit lembaga pemasaran
dengan mencatat nilai penjualan sehingga salurannya menjadi pendek.
(gross money sale), nilai pembelian Masalah pola saluran pemasaran
(gross money purchase) dan volume ini, bukan semata-mata terletak pada
barang dari setiap lembaga pemasar- panjang pendeknya saluran pemasaran,
an (marketing agency) yang terlibat tetapi saluran mana yang memberikan
pada saluran pemasaran. tingkat e¿siensi yang paling tinggi, yang
ditunjukkan oleh besarnya penerimaan
Dengan ketiga unsur tersebut, bersih dari kegiatan pemasaran tersebut.
yaitu : nilai pemasaran (Ps), nilai Untuk menentukan saluran mana yang
pembelian (Pb), dan volume barang (V), memberikan keuntungan maksimum,
maka average gross margin (AGM) maka dapat digunakan analisis Reactive
dari tiap marketing agency dapat dihitung Programming.
dengan menggunakan rumus : Analisa Reactive Programming
didasarkan kepada analisa regional
Ps - Pb daerah produksi dan daerah konsumsi,
AGM = yang kaitannya sangat erat dengan ma-
V salah biaya transfer. Untuk memudah-
kan analisa pemasaran antar regional
Dengan menetapkan suatu saluran dengan asumsi bahwa jumlah produksi
pemasaran tertentu dan mencari average yang dihasilkan di daerah produksi sama
gross margin dari pedagang yang meng- dengan jumlah yang diminta di daerah
ambil bagian dalam saluran tersebut, konsumsi. Hubungan antara daerah
maka marketing margin dari keseluruhan produksi dan konsumsi biaya transfer per
saluran pemasaran dapat diketahui. unit barang dari masing-masing saluran
antar kedua daerah tersebut.
2. Analisis Reactive Programming Untuk menentukan pola pemasaran
Dalam pemasaran, termasuk pema- yang optimum antara kedua daerah itu
saran di bidang perikanan terdapat dua harus diketahui harga di daerah produksi,
harga di daerah konsumsi, dan biaya

451
transfer bagi barang tersebut. penjual kepada pembeli untuk meme-
riksa dan meneliti semua barang sebe-
Dengan demikian saluran pemasaran
lum pembeli memilih apa yang dibelinya.
antara daerah produksi (i) dan daerah
Penjualan dengan cara ini terjadi karena
konsumsi (j) hanya dapat aktif selama
adanya sifat-sifat barang tersebut dan
keadaan :
situasi pemasarannya, dimana :
Hj > Hi + BTij
tidak adanya standarisasi terhadap
Selain itu satu daerah produksi (i) akan barang,
menyalurkan barang ke daerah konsumsi
adanya sifat cepat rusak yang tinggi
(j) dan (k) apabila :
dari barang,
Hk – BTij = Hj – BTik
tingkat pembelian yang sangat cepat
Dimana : sehingga lalu lintas langganan dan
tingkat penjualan akan terganggu,
Hi= harga barang di daerah produksi (i)
suatu cara memamerkan barang-ba-
Hj= harga barang di daerah konsumsi(j)
rang yang akan mendorong sejumlah
Hk= harga barang di daerah konsumsi(k) pembelian yang terjadi saat bersa-
maan, dan
BTij = biaya transport antara daerah
adanya tekanan kepada tingkat pe-
produksi (i) dan konsumsi (j)
layanan sendiri yang tinggi oleh pem-
BTik = biaya transport antara daerah beli-pembelinya atau wakil-wakil dari
produksi (i) dan konsumsi (k) pembeli.
Penjualan dengan atau melalui con-
toh adalah penjualan karena berdasar-
9.5. SISTEM PENJUALAN
kan kepada prinsip-prinsip standarisasi,
Kegiatan penjualan merupakan salah sehingga cukup dengan contoh saja dari
satu fungsi pemasaran yang termasuk barang yang diperdagangkan yang dilihat
kelompok fungsi pertukaran, sasaran atau diteliti oleh pembeli, jadi contoh ini
penjualan adalah mengalihkan barang akan merupakan wakil untuk semua unit
kepada pihak pembeli dengan harga barang yang akan dijual.
yang memuaskan (Hana¿ah dan Sae-
Penjualan dengan penggambaran ter-
fuddin, 1986). Pada dasarnya kegiatan
jadi karena ada anggapan bahwa barang-
penjualan dapat dilaksanakan sebagai
barang akan bisa digunakan sedemikian
berikut : penjualan melalui inspeksi
rupa di dalam katalog-katalog, sehingga
(pengawasan, pemeriksaan), penjualan
tidak ada satu unit barang pun perlu ada
melalui contoh (sample), penjualan me-
pada waktu penjualan diselesaikan. Con-
lalui penggambaran (description), atau
toh penjualan barang seperti ini adalah
penjualan melalui kombinasi dari ketiga
penjualan barang yang dilakukan melalui
penjualan tersebut.
pos (mail order selling) dan penjualan
Penjualan melalui/dengan penga- barang yang dilakukan untuk masa yang
wasan atau pemeriksaan (inspection) akan datang (future trading). Penjualan
maksudnya adalah adanya ijin dari para dengan cara ini hanya mungkin dilakukan

452
karena adanya perkembangan standari- tercetak atau diucapkan, gambar-gambar,
sasi dan perbaikan mutu bersama-sama diagram-diagram dan simbol-simbol. Na-
dengan perkembangan di dalam proses mun program iklan untuk hasil perikanan
komunikasi. Penjualan dengan cara dibatasi beberapa hal, sebagai berikut:
ini hanya akan berhasil baik, jika
• Kualitas produk bervariasi luas
adanya syarat kebebasan dalam
mengadakan kebijakan garansi terhadap Rata-rata kualitas produk bervariasi
barang-barang, sehingga dengan dari hari ke hari, dari musim ke musim,
demikian pembeli tidak perlu memeriksa dari tahun ke tahun bahkan dari suatu
barang-barang untuk memuaskan usaha ke usaha yang lain. Berbeda
pilihannya. dengan produk industri (pabrik) yang
mana kualitas dapat dikontrol, se-
Penjualan kombinasi antara selling
hingga hasilnya relatif seragam.
by sample, selling by inspection, dan
selling by description telah menjadi biasa • Perishability dari produk
di dalam perdagangan yang modern. Sifat ini mempersulit reklame (iklan),
Pada penjualan seperti ini tersedianya karena perubahan dalam kualitas
contoh (sample) yang mewakili semua maupun tersedianya produk (availa-
barang yang diperdagangkan dan daftar bility)
penawaran (cataloque) dari sebagian
barang yang dijual yang dibuat setiap • Kesukaran dalam mempertahankan
hari. Para pembeli dapat memeriksa keseragaman produk dan pengepak-
contoh dalam kemasan-kemasan dari annya karena produk perikanan
semua barang yang diperdagangkan. dihasilkan oleh banyak usaha
perikanan yang skala kecil (small
scale) dan secara geogra¿s
9.6. STRATEGI PROMOSI terpencar
• Elastisitas dari berbagai produk
Suatu usaha untuk menarik
Permintaan untuk kebanyakan ha-
perhatian pembeli dengan tujuan
sil perikanan inelastis, sehingga
meningkatkan volume penjualan disebut
manfaat daripada kegiatan promosi
“promosi penjualan”. Promosi penjualan
sangat kecil dibandingkan dengan
hasil perikanan dapat dilakukan secara
produk yang permintaannya elastis.
langsung yaitu dengan cara
menghubungi atau mengunjungi para
pembeli (calon pembeli) secara Menyiapkan Tenaga Penjualan
langsung, atau dengan cara tidak Semua pendekatan penjualan ada-
langsung yaitu melalui pemasangan iklan lah mencoba mengubah seorang tenaga
(advertising). penjual yang asalnya hanya pencatat
Iklan merupakan elemen penting pesanan yang pasif menjadi pencari
dalam program penjualan, terutama un- pesanan yang aktif. Dalam melatih
tuk barang-barang konsumsi. Iklan me- tenaga penjual ini ada 2 (dua) macam
rupakan alat komunikasi masal dan dapat pendekatan, yaitu : pendekatan yang ber-
diulangi dengan biaya yang relatif rendah. orientasi pada penjualan dan pendekatan
Iklan ini dapat berupa kata-kata tertulis, yang berorientasi pada pelanggan.

453
Pendekatan yang berorientasi pa- termasuk untuk memecahkan masalah-
da penjualan ini beranggapan bahwa masalah pemasaran (Converse, Huegy
pelanggan tidak akan membeli kecu- and Mitchell, 1985).
ali bila ditekan, sehingga mereka terpe-
Sehingga dengan demikian riset
ngaruh oleh presentasi yang rapi dan
pemasaran akan banyak membantu
sikap manis, dan janji tidak akan kece-
untuk:
wa setelah menandatangani pesanan.
Sedangkan pendekatan yang berorien- 1. Mengidenti¿kasi masalah-masalah
tasi pada pelanggan adalah pendekatan dalam pemasaran
yang berupaya agar penjualan sesuai 2. Mengantisipasi peluang-peluang pa-
dengan apa yang dibutuhkan oleh sar
pelanggan.
3. Membantu mengenal dan memahami
Beberapa hal yang harus dikuasai keadaan target pemasaran
oleh tenaga penjual ikan, antara lain :
4. Mengembangkan kombinasi pema-
1. Jenis ikan, asal ikan, nama ilmiah, saran
varietas ikan, nama dagang, nama
daerah, besar maksimal, jenis kela- Riset pemasaran sangat penting
min, umur ikan, dan sebagainya. untuk pengambilan keputusan, karena
keputusan dimulai dari analisa perma-
2. Kualitas air yang baik, sumber air salahan melalui beberapa tahapan, yaitu:
yang dapat digunakan, dan cara tahap merumuskan masalah, tahap men-
pergantian air cari kemungkinan pemecahan masalah,
3. Harga ikan per ekor, harga grosir, tahap mengukur kemungkinan pemecah-
bonus an masalah, dan tahap memutuskan
kemungkinan pemecahan masalah yang
4. Hama dan penyakit ikan, pengenda-
paling baik.
lian dan pengobatannya.
Tahap-tahap tersebut di atas dapat
5. Jenis pakan, harga pakan, bahan
diselesaikan dengan intuisi atau dengan
pembuatan pakan
fakta atau dengan keduanya. Untuk
6. Teknis budidaya masalah-masalah kecil, insidentil, dan
masalah yang perlu pemecahan segera
Riset pemasaran sangat penting
bisa dengan intuisi. Sebaliknya untuk
dilakukan, karena riset pemasaran meru-
masalah-masalah besar, bukan insiden-
pakan kunci keberhasilan pemasaran.
til, serta tidak memerlukan pemecahan
Adapun tujuan riset pemasaran adalah
segera sebaiknya diselesaikan dengan
untuk menaksir permintaan efektif (de-
fakta, walaupun kadang-kadang tetap
mand efektive) dan permintaan potensial
memerlukan instuisi dari hasil pengala-
(demand potensial) dari suatu produk.
man-pengalaman masa lalu. Kesemua-
Pengertian riset pemasaran adalah nya itu semata-mata karena pertim-
suatu riset yang ditujukan untuk me- bangan biaya dan waktu merupakan
ngumpulkan data yang akan digunakan pembatasan utama.
untuk menentukan kebijakan pemasaran
Pentingnya riset pemasaran ini makin
(marketing policies) dan rencana usaha,
terasa karena pemasaran bersifat kom-

454
plek dan dinamis. Kemudian didorong mempunyai pilihan yang berbeda ter-
lagi oleh perubahan penduduk, pendapat- hadap barang yang ditawarkan. Oleh
an, situasi ekonomi, persaingan teknologi karena itu riset pemasaran akan berhasil
baru, dan sebagainya. Jadi pada saat ini dengan baik apabila metode yang dite-
keputusan tidak hanya dapat diambil ber- rapkan baik dan tepat. Beberapa metode
dasarkan intuisi dan pengalaman saja, yang dapat digunakan dalam riset pema-
tetapi harus ditunjang dengan fakta yang saran, yaitu : survey, historis, observasi,
cukup tentang keadaan yang lalu, seka- dan percobaan.
rang, dan kemungkinan di masa yang
Metode survey merupakan metode
akan datang.
yang paling sering digunakan dan juga
Riset pemasaran dibagi dalam 2 (dua) paling produktif. Ada beberapa teknik
bagian, yaitu : analisa pasar dan observasi yang dapat digunakan dalam metoda
pasar. Analisa pasar adalah penyelidikan survey, yaitu : mail survey, personal
keadaan pasar pada suatu saat tertentu. interview, telephone survey, dan panel.
Sedangkan observasi pasar adalah suatu
Metode historis merupakan metode
bagian dari penyelidikan pasar yang ber-
pengumpulan data yang telah lalu, dengan
tugas mempelajari gerakan dan peruba-
maksud untuk dapat melihat perbandin-
han yang terdapat di daerah penjualan.
gan-perbandingan, persamaan-persama-
Analisa pasar ini meliputi penyelidikan
an, kelainan-kelainan pada masa lalu,
pasar mengenai analisa permintaan,
untuk dapat digunakan memprediksi atau
analisa penawaran, dan analisa produk
meramalkan masa sekarang dan masa
yang di bawa ke pasar. Sedangkan ob-
yang akan datang. Metode historis ini
servasi pasar meliputi segi permintaan,
sering dilakukan untuk keprluan : pengu-
segi penawaran, dan segi pergerakan
kuran potensi pasar, kecenderungan harga
atau perubahan dalam distribusi.
pasar, penelitian dan indeks daya beli, sera
Prosedur riset pemasaran pada analisa biaya distribusi dan sebagainya.
dasarnya dibedakan dalam 3 (tiga) ta-
Metode Observasi yaitu metode yang
hap, yaitu: pendahuluan, perencanaan
digunakan dengan cara pengamatan atau
dan pelaksanaan penelitian, dan hasil
pengukuran langsung terhadap kejadian-
dan rekomendasi. Tahap pendahuluan
kejadian atau perbuatan konsumen atau
terdiri dari 3 (tiga) langkah, yaitu : analisa
gejala pasar. Keuntungan metode ini
situasi, penelitian informal, dan perumusan
adalah lebih obyektif dan lebih akurat
masalah. Tahap perencanaan dan pelak-
dibandingkan dengan metode survey,
sanaan terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu:
namun dengan metode observasi ini
perencanaan penelitian formal dan
lebih banyak waktu yang dibutuhkan,
pengumpulan data. Sedangkan tahap hasil
apalagi bila harus menunggu sampai
dan rekomendasi terdiri dari 4 (empat)
terjadinya fenomena tertentu.
langkah, yaitu : tabulasi dan analisa,
interpretasi hasil, kesimpulan dan Metoda percobaan dalam bidang
rekomendasi, serta penyusunan laporan. pemasaran digunakan untuk mengetes
berbagai macam jenis rencana-rencana,
Manusia sebagai pembeli yang si-
misalnya: reklame promosi penjualan
fatnya dinamis dan mempunyai karakter
untuk mendeterminasi harga-harga dan
yang berbeda-beda masing-masing

455
produk-produk dan pembungkus baru, mempengaruhi kegiatan bisnis yang sulit
untuk mengetahui harga diantara tiga diduga sebelumnya.
macam harga untuk suatu produk, dan
sebagainya. Strategi pemasaran harus
mempertimbangkan beberapa hal, an- 4. Sumber Daya Alam
tara lain : keadaan persaingan, perkem- Dalam beberapa hal sumber daya
bangan teknologi, kebijakan politik dan alam juga sulit diramalkan kapan ber-
ekonomi, sumber daya alam, serta mar- kurang atau kapan ditemukan
ket segmentation. sumberdaya alam baru. Sehingga
sumber daya alam ini kadang-kadang
dapat merupakan variabel yang dapat
1. Keadaan Persaingan
mempengaruhi keg- iatan bisnis yang sulit
Keadaan persaingan agak sulit diduga.
untuk diduga kapan saingan baru akan
muncul. Oleh karena itu sebaiknya selalu
perbaikan mutu dijadikan sebagai 5. Market Segmentation
kegiatan yang selalu harus diperhatikan Secara garis besar segmen pasar
walaupun tidak atau belum ada saingan. dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu : masyarakat secara umum atau
segmen tertentu saja. Kedua jenis strate-
2. Perkembangan Teknologi
gi tersebut mempunyai kelabihan dan
Kemunculan teknologi baru yang kekurangan, namun sekarang ini sudah
akan memperbaiki proses produksi, baik banyak yang memilih segmen tertentu
dari segi e¿siensi maupun dari segi saja. Ada beberapa cara untuk menyu-
model sulit diduga. Oleh karena itu sun segmen pasar, antara lain: berdasar-
sebaiknya harus selalu mencoba meng- kan geogra¿s, berdasarkan demogra¿s,
gunakan teknologi baru lebih cepat dari berdasarkan psikologis, dan berdasarkan
saingan. Walaupun dalam hal ini ada segmentasi prilaku.
risiko, karena teknologi baru yang mun-
Segmentasi pasar berdasarkan geo-
cul akan disusul oleh teknologi lain yang
gra¿s adalah segmentasi pasar yang
lebih canggih, sehingga perlu pertimban-
dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan,
gan yang matang.
propinsi, kota, dan sebagainya. Jadi
untuk mencapai sasaran geogra¿s dapat
3. Kebijakan Politik dan Ekonomi disusun iklan, promosi, dan usaha pen-
jualan yang mengarah kepada lokasi
Perubahan-perubahan peraturan pe- tertentu yang dapat diklasi¿kasikan, mis-
merintah dalam bidang ekonomi, seperti alnya : sebagai daerah ibu kota, propinsi,
naik turunnya suku bunga, pembatasan kabupaten, desa, pinggiran kota, daerah
kredit, atau politik moneter. Juga pe- dingin, daerah panas, dan sebagainya.
rubahan-perubahan politik, seperti:
perubahan susunan keanggotaan DPR, Segmentasi pasar berdasarkan
perubahan atau pergantian pejabat. demogra¿s adalah dalam hal ini pasar
Perubahan-perubahan tersebut dapat dipilah-pilah berdasarkan variabel-varia-
bel, seperti : jenis kelamin, umur, jumlah

456
anggota keluarga, pendapatan, jabatan, tingkat tertentu.
pendidikan, agama, suku, dan seba-
2. Dapat dicapai, seberapa jauh seg-
gainya. Segmentasi pasar berdasarkan
men dapat dijangkau dan dilayani
demogra¿s ini sangat banyak digunakan,
secara efektif.
karena kebutuhan dan keinginan kon-
sumen sangat erat kaitannya dengan 3. Besarnya, suatu kelompok akan
demogra¿s, dan juga demogra¿s ini lebih pantas disebut segmen apabila cukup
mudah diukur jumlahnya. besar dan cukup menguntungkan.

Segmentasi pasar berdasarkan 4. Dapat dilaksanakan, seberapa jauh


psikologis adalah pemilahan segmen program-program efektif dapat disu-
pasar berdasarkan kelompok-kelompok, sun untuk menarik minat segmen.
seperti : kelas sosial, gaya hidup, atau Pemasaran hasil budidaya ikan yang
kepribadian. Walaupun konsumen bera- berhasil sangat erat kaitannya dengan
sal dari unsur demogra¿s yang sama na- penyusunan program produksi budidaya
mun psikologis dapat berbeda, sebagai ikan yang tepat. Program produksi adalah
contoh konsumen yang kelas sosialnya suatu rencana tentang kegiatan produksi
kuat akan berbeda dalam memilih kuali- yang meliputi tentang jumlah produksi,
tas produk yang ditawarkan dibanding- jadwal produksi dan prediksi panen yang
kan dengan yang kelas sosialnya lemah, akan dilakukan. Perencanaan program
demikian juga dengan gaya hidup dan produksi harus disusun untuk
kepribadian. memberikan arahan dan petunjuk bagi
Segmentasi pasar berdasarkan pelaksana produksi sehingga kegiatan
perilaku adalah pemilahan konsumen produksi dapat berlangsung sesuai
berdasarkan klasi¿kasi sebagai berikut: dengan target produksi yang ditetapkan.
occasion yaitu konsumen yang mengkon- Program produksi dalam budidaya
sumsi sesuatu pada hari-hari istimewa, ikan biasanya disusun berdasarkan
bene¿t yaitu konsumen yang membeli metode produksi yang telah ditentukan
sesuatu berdasarkan kepentingan prib- pada awal sebelum kegiatan produksi
adinya, user status yaitu konsumen yang dilakukan. Dalam berbagai macam
dikelompokkan atas dasar statusnya metode budidaya ikan yang akan dipilih
dalam mengkonsumsi produk yang dita- pada prinsipnya bagi seorang yang akan
warkan, loyalitas yaitu pengelompokkan menyusun suatu program produksi harus
konsumen berdasarkan kesetiaannya mengetahui ketersediaan sarana
mengkonsumsi suatu produk, dan at- prasarananya yang dimiliki.
titude yaitu pengelompokkan konsumen
yang didasarkan atas tanggapannya ter- Jumlah produksi dalam suatu usaha
hadap suatu produk. budidaya ikan sangat ditentukan oleh
kebutuhan pasar. Kebutuhan pasar akan
Manfaat segmentasi pasar dapat di- hasil dari produk perikanan sangat diten-
peroleh secara maksimal bila memenuhi tukan oleh ketersediaan produk tersebut,
persyaratan sebagai berikut : jenis produk tersebut dipasaran, lokasi di-
1. Dapat diukur, besarnya daya beli mana produk tersebut dihasilkan. Target
setiap segmen dapat diukur dengan produksi dari suatu usaha budidaya ikan

457
sangat ditentukan oleh sarana prasa- produksi disesuaikan dengan tingkat
rana produksi yang dimiliki dan sistem teknologi yang digunakan. Pada tingkat
teknologi budidaya yang digunakan. teknologi yang tradisional dimana metode
produksi yang digunakan adalah secara
Perencanaan jumlah produksi yang
ekstensif dengan padat penebaran yang
akan dihasilkan dalam proses produksi
rendah maka target produksi yang di-
budidaya ikan biasanya dipilih berdasar-
harapkan dalam budidaya tersebut tidak
kan pertimbangan bisnis (ekonomis) dan
sebanyak jika mengunakan teknologi
teknologi (budidaya). Berdasarkan
intensif. Dalam teknologi intensif dimana
pertimbangan bisnis, spesies ikan yang
metode produksi yang digunakan juga
dipilih harus berorientasi pasar, yaitu se-
intensif dengan padat penebaran yang
berapa banyak permintaan pasar terha-
yang tinggi maka akan diperoleh target
dap spesies ikan yang akan diproduksi,
produksi yang tinggi pula. Oleh karena itu
termasuk pola waktu permintaan pasar,
dalam menyusun jumlah produksi yang
kompetitor yang bergerak dengan ko-
akan ditetapkan akan sangat bergantung
moditas tersebut dan tingkat kejenuhan
kepada tingkat permintaan pasar dan
pasar terhadap komoditas yang akan
teknologi yang diterapkan dalam melak-
diusahakan tersebut. Dengan memper-
sanakan budidaya tersebut.
hatikan beberapa aspek tersebut maka
dalam menyusun program produksi dapat Penentuan jumlah produksi atau
ditetapkan target produksi persatu- an target produksi biasanya dilakukan ber-
waktu. Persatuan waktu dalam usaha dasarkan skala usaha budidaya ikan.
budidaya ikan ini dapat dihitung persiklus Target produksi suatu usaha budidaya
produksi atau periode waktu tanam. ikan ini sangat ditentukan oleh jumlah
produksi yang ingin dihasilkan sehingga
Jumlah produksi budidaya ikan dapat
muncul peristilahan industri skala kecil,
disusun dengan melihat informasi pasar.
menengah dan besar. Target produksi
Informasi pasar suatu produk perikanan
ini akan sangat ditentukan oleh beberapa
dapat diketahui dengan melihat data
faktor diantaranya adalah permintaan
permintaan dan pasokan serta harga
pasar, kemampuan permodalan dan ke-
komoditas perikanan tersebut dalam lima
mampuan manajemennya.
tahun terakhir. Dari data tersebut dapat
dilakukan analisis sehingga bisa Penentuan target produksi tidak boleh
disimpulkan tentang tingkat permintaan melebihi dari permintaan pasar karena
produk dan kejenuhan terhadap produk jika target produksi lebih tinggi akan
tersebut. mengakibatkan produk yang dihasilkan
tidak laku jual karena tidak terserap oleh
Selain itu jumlah produksi suatu
pasar. Dalam menyusun jadwal produksi
produk ikan sangat ditentukan oleh
juga dipertimbangkan tentang kapan
teknologi budidaya yang akan digunakan.
dilakukannya pemanenan. Pemanenan
Dalam bab sebelumnya sudah dijelaskan
ikan budidaya biasanya dilakukan sesuai
tentang kelemahan dan keuntungan dari
dengan tahapan kegiatan produksi. Jika
ketiga metode produksi tersebut. Jika
proses produksinya adalah pembenihan
akan menentukan jumlah produksi
maka output yang diharapkan pada saat
sesuai dengan metode produksi terse-
panen adalah benih ikan dan prediksi
but maka dapat dibuat suatu rencana

458
waktu panennya perperiode relatif lebih
singkat sekitar satu sampai dua bulan.
Jika dalam kegiatan produksinya adalah
pendederan maka prediksi waktu
panennya adalah sekitar satu sampai dua
bulan dan outputnya adalah benih ukuran
lebih besar dari tahap pembenihan. Pada
tahap produksinya adalah pembesaran
ikan maka prediksi waktu panennya
adalah relatif lebih lama berkisar antara
tiga sampai empat bulan , karena output
yang diharapkan adalah ikan air tawar
berukuran konsumsi.
Prediksi hasil pemanenan ikan ini
akan sangat menentukan proses pema-
sarannya. Segmen pasar untuk benih bi-
asanya para petani ikan yang melakukan
pembesaran ikan. Sedangkan segmen
pasar untuk ikan konsumsi adalah ma-
syarakat yang membutuhkan ikan seb-
agai salah satu sumber protein hewani
yang murah. Segmen pasar untuk ikan
berukuran konsumsi relatif lebih luas/
banyak dibandingkan dengan segmen
pembenihan. Sistem pemasarannya tidak
berbeda antara benih dan ikan konsumsi.
Pemasarannya pada pembenihan ikan
dan pembesaran ikan ini dapat dilaku-
kan secara langsung kekonsumen atau
dengan menggunakan jasa perantara/
broker.
Pemasaran benih ikan dan ikan
konsumsi dapat dilakukan dari produsen
kepada konsumen tanpa atau dengan
perantara. Jadwal pemasaran benih ikan
dan ikan konsumsi ini biasanya dibuat
bersamaan dengan jadwal produksi.
Jadwal produksi dan pemasaran yang
tepat akan diperoleh suatu hasil produksi
yang menguntungkan sesuai dengan
program produksi yang dibuat.

459
460
BAB X
ANALISA KELAYAKAN BUDIDAYA IKAN

10.1. PENGERTIAN STUDI 1. Pengertian Perencanaan Biaya


Operasional Produksi
KELAYAKAN
Setiap proses produksi agar dapat
Dalam budidaya ikan air peran studi
berjalan sesuai dengan yang diharap-
kelayakan memegang peranan penting
kan, maka sebelum melakukan proses
apalagi dikaitkan dengan investasi yang
produksi diperlukan perencanaan. Peren-
begitu besar. Tanpa kajian dari studi ke-
canaan tersebut menyangkut bagaimana
layakan yang terdiri dari berbagai disiplin
produksi bisa berlangsung dengan biaya
ilmu tentu usaha yang didirikan tidak akan
seoptimal mungkin dengan hasil yang op-
berjalan sesuai yang diharapkan. Ber-
timal pula. Dengan demikian pengertian
dasarkan pengertiannya Studi kelayakan
perencanaan biaya operasional produksi
adalah suatu seni cara merangkai, meng-
adalah perencanaan mengelola dari mu-
gabungkan dan menganalisa suatu ren-
lai input, proses sampai dengan output
cana investasi secara keseluruhan atas
yang berupa produk tersebut dihasilkan
faktor-faktor yang mempengaruhi antara
dengan penekanan kepada penggunaan
multi disiplin ilmu, sehingga menghasilkan
biaya see¿sien mungkin dengan meng-
keluaran (output) yang diinginkan yakni
hasilkan produk yang optimal.
layak dan tidak layak investasi tersebut.
Dengan demikian usaha budidaya ikan
harus ada studi kelayakannnya baik itu 2. Identi¿kasi Dokumentasi
pembenihan maupun pembesaran. Perencanaan Biaya Operasional
Produksi yang diperlukan

Aspek Umum dan Legalitas Dokumen-dokumen yang diperlukan


dalam operasional produksi budidaya
Aspek umum meliputi hal hal yang
ikan air tawar adalah :
berkaitan dengan latar belakang usaha itu
dilakukan siapa pemrakarsa perusahaan, Dokumen tentang biaya investasi
kepemilikan perusahaan serta yang me-
Dokumen tentang biaya operasional
nyangkut susunan pengurus perusahaan
produksi
tersebut. Struktur permodalan adalah
Modal dasar yang tercantum dalam akte Dokumen tentang hasil produksi dan
notaris, sedangkan aspek legalitas me- pendapatan
nyangkut pendirian perusahaan. Dokumen tentang biaya perawatan
dan pemeliharaan gedung serta
peralatan

461
Dokumen tentang target dan realisasi 3. Penyusunan Cash Flow dan
yang hendak dicapai Proposal
Dokumen tentang gaji staf dan Dalam kaitannya dengan perenca-
karyawan naan biaya operasional produksi, cash
Àow dan proposal merupakan dua hal
Dokumen tentang data pasar
yang serat kaitannya dengan kelayakan
Buku tentang ekspedisi atau surat suatu usaha/produksi yang akan dilaku-
masuk dan keluar kan. Cash Àow adalah tahapan dana
yang dikeluarkan serta mengalir ber-
Buku kas besar
dasarkan waktu yang ditentukan serta
Buku tentang utang piutang jumlahnya sesuai dengan tahapan waktu
serta keperluan produksi. Pada cash Àow
Dokumen perjanjian kerjasama
dapat dilihat pada bulan atau tahun bera-
Kuitansi dan catatan lain yang pa produksi mencapai titik impas (break
dianggap perlu even point) dan pada bulan atau tahun
berapa keuntungan optimal bisa dica-
Semua dokumen tersebut adalah
pai. Sedangkan proposal berguna untuk
untuk memudahkan dalam kaitannya
mendapatkan dana baik pinjaman dari
dengan penyusunan perencanaan biaya
perbankan, koperasi, maupun investor
operasional produksi sehingga dapat
yang mau menanamkan modalnya dalam
diketahui dengan mudah keuntungan
kegiatan produksi tersebut. Berikut ini
optimal dari perusahaan tersebut.
dapat dilihat contoh format cash Àow dan
proposal yang dapat dilakukan dalam
menyusun biaya operasional produksi.

Contoh format cash Àow

TAHUN
NO. URAIAN
1 2 3 4 5
A. Sumber Dana
1. Modal investasi
2. Modal operasional
3. Hasil penjualan
JUMLAH
B. Penggunaan Dana
1. Investasi
2. Operasional

462
TAHUN
NO. URAIAN
1 2 3 4 5
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Bunga bank
d. Pengembalian
JUMLAH
C. Balance (A – B)
D. Kas Awal
E. Kas Akhir

Contoh Format Proposal Surat Ijin Usaha Perusahaan


1. Gambaran umum, yang meliputi (SIUP)
antara lain : Surat tanda pendaftaran
Biodata pengusaha industri kecil

Alamat usaha Nomor Peserta Wajib Pajak


(NPWP)
Alamat pemilik
Kartu penduduk
Data usaha, meliputi :
Kartu keluarga
o Sektor usaha
4. Aspek manajemen
o Jenis produksi
Riwayat pengelola perusahaan
o Tahun mulai produksi
Susunan organisasi perusahaan
o Usaha lain
yang meliputi susunan :
2. Hubungan dengan perbankan
o Ketua
Sebagai pemilik rekening
o Wakil ketua
Sebagai pemilik tabungan
o Sekretaris
Sebagai nasabah/peminjam
o bendahara
Data yang diperlukan, meliputi:
Nama Bank, Nomor rekening, Sistem pengendalian
dan Fasilitas yang sedang o Keuangan
dinikmati
o Produksi
3. Aspek legalitas
o pemasaran
Ijin domisili usaha

463
5. Aspek teknis produksi Catatan :
Gambaran tentang produk NPV dan IRR dilakukan apabila keg-
iatan usaha dilakukan lebih dari satu ta-
Teknis produksi
hun, namun kalau kurang dari satu tahun
Lokasi analisa usaha cukup menggunakan R/C
atau B/C serta Break Event Point (BEP).
Fasilitas yang sekarang diguna-
kan Perencanaan studi kelayakan yang
baik akan menentukan keberhasilan usaha
Tenaga kerja
selanjutnya. Pada perencanaan studi
6. Aspek pemasaran kelayakan yang dituangkan dalam usaha
meliputi : Aspek Umum dan Legalilitas,
Segmen pasar
Pemasaran, Teknik Perencanaan, Manaje-
Target/sasaran produksi men dan Organisasi, serta Keuangan. Stu-
Omset penjualan di kelayakan biasanya merupakan usaha
jangka panjang yang memerlukan investasi
Perkembangan pasar yang cukup tinggi. Kajian yang meliputi as-
System pemasaran dan cara pek umum dan legalitas, pemasaran, teknik
pembayaran perencanaan, serta keuangan merupakan
suatu rangkaian yang tertuang dalam
7. Aspek keuangan bentuk proporsal. Di mana proporsal ini
Rincian biaya investasi, modal sebagai bahan untuk memberi gambaran
kerja, struktur biaya (biaya tentang asset dari perusahaan yang akan
produksi dan operasional produk- dibuat guna mendapatkan modal dari
si, rincian investasi/penyusutan) lembaga perbankan atau pengusaha lain
yang punya modal ingin menanam di pe-
Penjualan rusahaan yang bersangkutan.
Cash Àow dan kelayakan usaha Hal tersebut butuh perencanaan yang
Analisa rugi laba matang agar pelaksanaan berjalan
lancar sesuai yang diinginkan. Untuk itu
8. Kelayakan usaha tentunya perlu ada perencanaan biaya.
Pemasaran Perencanaan biaya operasional produksi
adalah perumusan usaha yang dilakukan
Penggunaan teknologi
dalam kaitannya dengan menghitung bi-
Kelayakan bahan baku aya yang diperlukan selama produksi
itu berlangsung. Investasi sifatnya tetap
Pro¿tabilitas, yang meliputi :
oleh sebab itu biaya investasi disebut
o Net Present Value (NPV) juga biaya tetap (¿xed cost) sedangkan
biaya operasional sifatnya berubah ubah
o Internal Rate Return (IRR)
dan sering pula disebut biaya variabel
o Return On Invesment (ROI) (variabel Cost). Kedua biaya tersebut di-
o Payback Period (PP) perlukan untuk menghitung keuntungan
yang diperoleh dalam kegiatan produk-

464
si, laporan keuangan yang menyangkut produk yang dihasilkan terdiri dari ba-
analisa rugi laba, serta analisa lain sep- gian yang mana, apakah berupa benih,
erti : kapan usaha tersebut mengalami ikan konsumsi atau yang lainnya,
titik impas (BEP) serta menghitung RC
persyaratan produk yang akan di-
dan B/C Ratio dan termasuk dalam per-
hasilkan harus sesuai dengan mutu
encanaan biaya operasional produksi.
produk yang dinginkan konsumen
Hal-hal yang perlu di dimasukan
penentuan pengujian mutu yang di-
dalam perencanaan biaya operasional
hasilkan, seperti : ukuran, kesehatan,
untuk budidaya ikan antara lain adalah :
dan lain-lain.
1. Kegiatan-kegiatan yang perlu di-
lakukan dalam kegiatan produksi
erat kaitannya dengan penggunaan Pelaksanaan Produksi
metode perencanaan biaya opera-
Sebelum tahap pelaksanaan produk-
sional produksi
si dilakukan perlu diperhatikan apakah
2. Penyusunan perencanaan biaya op- sarana (input) produksi yaitu 5 M (man,
erasional produksi money, machine, material, and method)
sudah tersedia, karena kegiatan produksi
3. Pengadministrasian perencanaan bi-
merupakan aliran yang dimulai dari input
aya operasional produksi
sampai dengan proses. Secara sederha-
na kegiatan produksi dapat digambarkan
Perencanaan Produksi sebagai berikut :

Langkah awal dalam pelaksanaan


proses produksi adalah merencanakan Masukan Proses Hasil
produk atau komoditi apa yang akan di-
(Input) (Output)
usahakan, misalnya : komoditi ikan mas,
ikan nila, ikan hias, dan lain-lain, dengan
harapan produk tersebut dapat dipasar-
Penentuan Bahan
kan, serta hasilnya memberikan keun-
tungan, juga dapat berlangsung dalam Setelah penentuan produk yang akan
jangka panjang. Perencanaan produk ini dihasilkan, langkah selanjutnya adalah
bukan hanya merencanakan ¿sik produk penentuan atau pemilihan bahan baku
saja, tetapi juga proses-proses yang me- yang akan digunakan, misalnya induk
mungkinkan produk tersebut terwujud, ikan yang harus disediakan dan jenis
yakni : pakan yang akan digunakan, agar
proses produksi dapat berjalan dengan
produk yang akan di hasilkan harus lancar. Dengan demikian diharapkan
yang memungkinkan disenangi dan produk yang dihasilkan sesuai dengan
sesuai dengan selera konsumen, mutu yang diharapkan oleh konsumen,
contohnya untuk ikan hias koki ban- sehingga akhirnya dapat mendatangkan
yak pilihan yang bisa ditawarkan, keuntungan yang yang memungkinkan
misalnya : red head, slayer, black usaha berkembang dengan baik.
moli, dan lain-lain,

465
Beberapa persyaratan dalam memilih peralatan tersebut. Pertimbangan
bahan baku seperti : ikan, induk ikan, ekonomis, yaitu pertim-bangan yang
pakan ikan dan lain-lain yaitu : berhubungan dengan biaya-biaya yang
akan dikeluarkan untuk pengadaan,
1. Ikan yang dipilih sebaiknya ikan yang
penggunaan dan perawatan tersebut.
mudah dipelihara, atau bila usaha itu
Sedangkan pertim- bangan teknis, yaitu
merupakan usaha pembenihan ikan
pertimbangan yang berhubungan dengan
maka sebaiknya ikan yang dipilih
sifat teknis dari peralatan tersebut,
adalah ikan yang mudah dalam pe-
antara lain : kapasitas peralatan,
mijahannya, serta diharapkan dalam
keserbagunaan peralatan, ket- ersediaan
pelaksanaannya cukup mengguna-
suku cadang, kemudahan untuk
kan peralatan yang tersedia, se-
memperbaiki (konstruksi sederhana).
hingga kemungkinan besar biaya
produksi akan lebih ringan. Berdasarkan proses produksi yang
telah ditentukan, peralatan yang dipakai,
2. Bahan baku yang disediakan ha-
dan cara kerja yang ditentukan, maka
rus yang berkualitas, karena untuk
dapat ditentukan pula tata letak (lay out)
memperoleh suatu hasil produksi
peralatan. Dalam menentukan tata letak
yang baik dibutuhkan bahan baku
peralatan ada 7 (tujuh) prinsip dasar yang
yang baik pula, misalnya untuk mem-
harus diperhatikan, yaitu :
peroleh benih yang baik diperlukan
induk ikan yang baik pula. 1. prinsip integrasi, artinya tata letak yang
baik harus dapat diintegrasikan dengan
3. Bahan baku yang disediakan hendak-
seluruh faktor produksi seperti tenaga
nya yang mudah diperoleh, artinya
kerja, bahan, mesin, dan perlengkapan
bila sewaktu-waktu memerperlukan
lainnya sehingga dapat menghasilkan
bahan baku tersebut secara men-
kerja sama yang harmonis,
dadak maka dapat dengan mudah
diperoleh atau tidak perlu menunggu 2. prinsip memperpendek gerak,
lama, sehingga proses produksi tidak
3. prinsip memperlancar arus pekerjaan
terhambat atau terganggu.
yang dapat menjamin kelancaran
4. Bahan baku yang tersedia hendaknya arus bahan tanpa hambatan,
yang relatif murah, dengan demikian
4. prinsip penggunaan ruangan yang
diharapkan usaha yang dijalankan
efektif dan e¿sien,
dapat mendatangkan keuntungan
yang lebih besar. 5. prinsip keselamatan dan kepuasan
pekerjaan,
6. prinsip keluwesan, yaitu dapat di-
Penyediaan Peralatan
sesuaikan dengan keadaan jika di-
Setelah proses produksi ditentukan perlukan adanya perubahan-peruba-
langkah selanjutnya yang perlu dilakukan han, dan
adalah memilih peralatan yang akan di-
7. prinsip proses produksi berke-
gunakan untuk proses produksi. Dalam
sinambungan dan intermitten.
pemilihan peralatan perlu dipertimbangkan
faktor ekonomi dan faktor teknis dari

466
Tata letak peralatan yang baik adalah serta hasil yang diperoleh sesuai dengan
adalah bila peralatan dan tempat penyim- yang diharapkan, maka perlu dilakukan
panan disusun urutannya sesuai dengan pengendalian terhadap berbagai hal yang
keterkaitannya. Tata letak yang baik berkaitan dengan kelancaran usaha terse-
adalah memungkinkannya mobilitas orang- but. Pengendalian tersebut terdiri dari pen-
orang yang bekerja di ruang tersebut tidak gendalian bahan, pengendalian peralatan,
terganggu, sehingga tidak mengurangi pengendalian tenaga kerja, pengendalian
e¿siensi dan efekti¿tas pekerjaan. biaya dan pengendalian kualitas. Selan-
jutnya akan diuraikan secara detail tentang
setiap aspek dalam pengendalian tersebut
Penentuan Kebutuhan Tenaga Kerja agar kegiatan usaha budidaya ikan dapat
Untuk menentukan apakah kita berjalan sesuai rencana dan mengun-
membutuhkan tenaga kerja atau tidak, tungkan sehingga dapat memberikan nilai
maka ada beberapa hal yang perlu tambah bagi para pembudidaya ikan yang
dipertimbangkan, yaitu : menggantungkan hidupnya dari uasaha
budidaya ikan ini.
1. Apakah seluruh kegiatan dalam
pelaksanaan usaha tersebut dapat
kita lakukan sendiri 1. Pengendalian Bahan
2. Bila ”tidak” berarti kita harus merekrut Pengendalian bahan yang biasa digu-
tenaga kerja sesuai dengan tingkat nakan dalam proses produksi pada umum-
kebutuhan nya terdiri dari pengendalian penggunaan
3. Lalu apakah keuangan usaha kita bahan dan pengendlian persediaan bahan.
mampu memberikan upah bagi tenaga Pengendalian semacam ini merupakan
kerja tersebut, ataukah kita menggu- suatu pengendalian yang dilakukan agar
nakan anggota keluarga kita sendiri. bahan dapat digunakan secara efektif dan
e¿sien, sehingga dapat menekan kemung-
Apabila kita sudah memutuskan untuk kinan risiko kerugian.
menggunakan tenaga kerja, terlepas dari
tenaga kerja tersebut merupakan tenaga Bahan perlu disediakan secukupnya,
kerja upahan atau keluarga (pekerja dengan kata lain bila persediaan bahan
keluarga), maka pertimbangan berikut yang terlalu banyak akan mengakibatkan
yang perlu dilakukan adalah : penggunaan modal yang tidak e¿sien, se-
baliknya bila bahan yang disediakan terlalu
1. Jenis pekerjaan/jabatan apa yang sedikit akan mengganggu kelangsungan
akan mereka isi kegiatan produksi, kerena bisa terjadi
2. Apa persyaratan yang harus dipenuhi kehabisan persediaan bahan sebelum
untuk mengisi pekerjaan/jabatan ter- waktunya. Kejadian ini dapat menyebab-
sebut, dan kan peningkatan biaya produksi. Selain itu
bila bahan yang diperlukan tersedia dalam
3. Berapa jumlah tenaga kerja yang
jumlah yang cukup serta waktu yang tepat
dibutuhkan
maka pengendaliannya akan lebih mudah,
Agar pelaksanaan kegiatan usaha ses- karena tidak memerlukan gudang penyim-
uai dengan jadwal yang telah ditentukan panan yang yang besar dan waktu penyim-

467
panan yang lama. Jadi hal-hal yang perlu Untuk menentukan jumlah pesanan
diperhatikan dalam pengendalian persedi- yang ekonomis (economic ordering
aan bahan, antara lain : jumlah, macam, quality) dapat dilakukan seperti pada
syarat-syarat bahan yang diperlukan untuk contoh kasus di bawah ini.
proses produksi, tatalaksana penerimaan,
Suatu usaha pembesaran ikan di jaring
tatalaksana penyimpanan, tatalaksana
apung sebanyak 1 unit (4 kolam) memerlu-
pengeluaran barang, menentukan saat
kan pakan untuk satu kali periode produksi
yang tepat untuk melakukan pemesanan
sebanyak 8 ton. Bila biaya sekali pesan
bahan, dan menentukan jumlah pesanan
Rp. 5.000,- dan biaya penyimpanan Rp.
yang paling ekonomis.
500 per kilogram, maka :

Banyak Jumlah Rata-rata Biaya Biaya Biaya


kali Pesan yang Barang Penyimpanan Pesanan Total
Dipesan

1x 8.000 4.000 2.000.000 5.000 2.005.000


2x 4.000 2.000 1.000.000 10.000 1.010.000
3x 2.000 1.000 500.000 15.000 515.000
4x 1.000 500 250.000 20.000 270.000
5x 500 250 125.000 25.000 150.000
6x 250 125 62.500 30.000 92.500

Penjelasan :
Jika jumlah yang dipesan 1x untuk memenuhi kebutuhan satu kali periode
pemeliharaan, maka jumlah pakan yang harus dipesan sebanyak 8.000 kg. Jadi rata-
rata jumlah barang yang harus disimpan di gudang sebanyak 8.000 kg : 2 = 4.000 kg,
maka :

Biaya penyimpanan 4.000 kg x Rp. 500,- = Rp. 2.000.000,-


Biaya satu kali pesan = Rp. 5.000,-

Biaya total = Rp. 2.005.000,-

Demikian pula dengan cara perhitungan 2. Pengendalian Peralatan


untuk 2 kali pesan, 3 kali pesan, dan
Pengendalian peralatan juga ter-
seterusnya.
masuk hal penting, karena merupakan
aset yang utama dalam suatu usaha.
Manfaat dari pengendalian peralatan,

468
antara lain adalah : 2. membandingkan biaya standar
dengan biaya yang sesungguhnya
proses produksi akan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan 3. menetapkan bagian yang bertang-
gung jawab untuk menangani jika
peralatan yang diperlukan sudah
terjadi penyimpangan, dan
tersedia dalam keadaan siap pakai
4. melaksanakan tindakan untuk me-
terjaganya peralatan dalam kondisi
ngurangi atau mengakhiri penyim-
baik,
pangan
berjalannya proses produksi dengan Setiap tahapan produksi selalu ada
baik sehingga dengan demikian dapat biaya yang membuat biaya tersebut lebih
terhindar dari kemungkinan risiko tinggi dari yang seharusnya, penyebab
kerugian. tingginya biaya tersebut antara lain
adalah pemakaian bahan yang berlebi-
3. Pengendalian Tenaga Kerja han, pemakaian jam tenaga kerja yang
Agar pelaksanaan proses produksi berlebihan, dan pemakaian dana untuk
dapat berjalan sesuai dengan jadwal investasi yang berlebihan. Pemakaian
kegiatan yang telah ditetapkan harus di- yang berlebihan tersebut dinamakan
siapkan, maka perlu disiapkan pula tena- pemborosan (waste). Untuk mengatasi
ga kerja sesuai dengan yang diperlukan. pemborosan tersebut dapat diatasi me-
Hal-hal yang perlu disiapkan berkaitan lalui beberapa langkah sebagai berikut :
dengan tenaga kerja ini, adalah : jumlah 1. Pembelian yang baik. Pembelian bah-
tenaga kerja yang diperlukan, syarat- an yang berkualitas baik dengan harga
syarat ketrampilan, rencana latihan yang yang lebih rendah berarti menekan
diperlukan, menciptakan semangat dan biaya bahan. Harga yang murah me-
gairah kerja dengan jalan penentuan gaji/ mungkinkan pembelian bahan dalam
upah, serta kondisi kerja yang baik dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat
rangka perawatan tenaga kerja yang dihasilkan produk jadi lebih banyak
baik. pula.
4. Pengendalian Biaya 2. Menekan pemborosan bahan. Usa-
Kegiatan pengendalian biaya perlu hakan agar bahan yang digunakan
dilakukan agar biaya untuk membuat ba- sesuai dengan kebutuhan sehingga
rang sesuai dengan rencana yang telah mengurangi bahan yang terbuang,
ditetapkan sebelumnya. Seandainya ada misalnya cara memberi pakan ikan
penyimpangan biaya dari yang sudah diusahakan jangan sampai ada
direncanakan, maka hal itu sudah harus pakan yang tidak termakan karena
diperhitungkan sebelumnya. Pengen- ikan sudah kenyang, tapi pakan tetap
dalian biaya dapat dilakukan melalui 4 masih diberikan.
(empat) langkah, yaitu : 3. Menekan hasil produksi yang tidak
1. menetapkan standar untuk biaya- baik atau cacat. Dari sekian banyak
biaya kegiatan produksi produksi mungkin ada yang tidak baik
atau cacat akibat kesalahan manusia,

469
oleh karena itu hindari dengan cara standar
menerapkan disiplin kerja yang
3. mengadakan tindakan koreksi
selalu mematuhi prosedur kerja yang
sesuai dengan persyaratan teknis. 4. merencanakan perbaikan secara
terus menerus untuk meniali standar
4. Menekan biaya tenaga kerja.
yang telah ditetapkan
Menekan biaya tenaga kerja artinya
menekan jam kerja yang berlebihan Pengendalian kualitas pada dasarnya
karena jam kerja menentukan upah adalah suatu kegiatan terpadu antar
yang harus dibayarkan. Jam kerja bagian perusahaan, yaitu :
yang berlebihan bisa terjadi karena bagian pemasaran, mengadakan pe-
tenaga kerja tersebut kurang e¿sien, nilaian-penilaian tingkat kualitas yang
misalnya mobilitas pekerja terganggu dikehendaki oleh para konsumen,
akibat dari tataletak peralatan yang
kurang baik. bagian perencanaan, merencanakan
model produk sesuai dengan spesi-
5. Menekan biaya sediaan. Biaya se- ¿kasi yang disampaikan oleh bagian
diaan sebaiknya ditekan serendah pemasaran,
mungkin, karena semakin besar
biaya sediaan maka semakin besar bagian pembelian bahan, memilih
kemungkinan biaya lain yang harus bahan sesuai dengan spesi¿kasi yang
ditanggung oleh perusahaan, misal- diminta oleh bagian perencanaan,
nya : bunga pinjaman, asuransi, bagian produksi, memilih peralatan
sewa gudang, risiko kerusakan ba- yang akan digunakan dan melakukan
rang, dan opportunity cost yang seb- proses produksi sesuai dengan
etulnya bila di simpan di bank akan spesi¿kasi yang ditentukan.
menghasilkan bunga dengan risiko
minimum. Meskipun demikian bahan
Kegiatan Budidaya Ikan saat
sediaan harus tetap ada karena un-
ini merupakan salah satu usaha yang
tuk menjamin kontinuitas produksi.
sangat menjanjikan bagi masyarakat.
Segmen usaha budidaya ikan
5. Pengendalian Kualitas berdasarkan proses produksinya dibagi
menjadi tiga kelom- pok yaitu usaha
Pengendalian kualitas merupakan
pembenihan ikan, usaha pendederan ikan
usaha memepertahankan dan mem-
dan usaha pembesaran ikan. Usaha
perbaiki kualitas produk. Pengendalian
pembenihan ikan merupakan suatu usaha
kualitas bertujuan agar hasil atau produk
perikanan yang keluarannya (output)
sesuai dengan spesi¿kasi yang telah
adalah benih ikan. Usaha pembe- saran
direncanakan (memuaskan konsumen).
ikan merupakan suatu usaha peri- kanan
Pengendalian kualitas dapat dilakukan
yang keluarannya (output) adalah ikan
dalam 4 (empat) langkah, yaitu :
yang berukuran konsumsi. Usaha
1. menentukan standar kualitas produk pendederan ikan merupakan suatu usaha
perikanan yang keluarannya (output)
2. menilai kesesuaian produk dengan
adalah benih ikan tetapi ukurannya lebih

470
besar dari output pembenihan. Komoditas
yang dipilih dalam usaha budidaya ikan
sangat bergantung pada permintaan pa-
sar, lingkungan dan aspek teknis lainnya.
Berdasarkan komoditas usaha perikanan
budidaya dikelompokkan menjadi usaha
budidaya ikan air tawar, usaha budidaya
ikan air payau dan usaha budidaya ikan air
laut.
Suatu usaha secara umum dikatakan
baik apabila usaha tersebut sehat, men-
guntungkan, dan mampu melakukan
investasi-investasi secara jangka pendek
dan jangka panjang. Dengan demikian
suatu usaha harus layak ditinjau dari as-
pek ¿nansial, aspek ¿nansial ini terutama
menyangkut perbandingan antara penge-
luaran (biaya) dengan pendapatan (rev-
enue earning) dari aktivitas usaha, serta
waktu didapatkannya hasil (returns).
Biaya adalah jumlah korbanan (in-
put) yang diperlukan untuk menghasil-
kan suatu produk (output) dalam suatu
kegiatan produksi. Berdasarkan penge-
lompokkannya biaya terdiri dari dua ba-
gian yaitu biaya investasi dan biaya op-
erasional. Biaya investasi adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan mulai kegiatan itu
berlangsung sampai kegiatan tersebut
mulai berjalan contohnya : pendirian ban-
gunan, pembelian peralatannya, tenaga
kerja yang berhubungan biaya investasi,
survey. Sedangkan biaya operasional
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
selama produksi itu berlangsung : mis-
alnya : pembelian induk, tenaga kerja,
biaya listrik dan air, bahan bakar, over
head cost dan lain-lain (Tabel 9.1 dan
Tabel 9.2).

471
Tabel 9.1. Biaya investasi Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Effendi, 2002)

No. Jenis barang Jumlah Total Biaya Umur Nilai sisa Penyusutan
satuan (Rp) ekonomis (Rp) Pertahun
(Tahun) (Rp)
1. Bangunan 1 unit 20.000.000 10 tahun 1.500.000 1.850.000
2. Sumur 1 unit 1.000.000 10 tahun 0 100.000
3. Pompa air&pipa 1 unit 400.000 5 tahun 40.000 72.000
4. Rumah jaga 1 unit 2.500.000 10 tahun 0 250.000
5. Induk Ikan 44 ekor 2.200.000 5 tahun 15.000 437.000
6. Hapa 1 unit 50.000 5 tahun 5.000 9.000
7. Telepon 1 unit 1.200.000 10 tahun 0 120.000
8. Baskom 6 buah 45.000 5 tahun 0 9.000
9. Serok 5 buah 25.000 2 tahun 0 12.500
10. Ember 2 buah 15.000 2 tahun 1.500 6.750
11. Tabung oksigen 1 unit 600.000 10 tahun 600.000 0
12. Blower 1 unit 1.500.000 10 tahun 150.000 135.000
13. Selang sipon 3 buah 7.500 2 tahun 0 3.750
14. Selang aerasi 1 meter 15.000 2 tahun 0 7.500
15. Sendok 5 buah 7.500 10 tahun 750 675
16. Akuarium 36 unit 3.600.000 10 tahun 360.000 324.000
17. Rak akuarium 3 unit 1.800.000 10 tahun 0 180.000
18. Termometer 1 buah 15.000 6 tahun 0 2.500
19. Gayung 2 buah 6.000 2 tahun 0 3.000
20. Pipa udara 10 btg 90.000 5 tahun 0 18.000
21. Saringan 2 buah 40.000 1 tahun 0 40.000
472

Total 35.116.000 2.672.250 3.580.675


Tabel 9.2. Biaya Operasional Usaha Pembenihan Ikan Gurami (Effendi, 2002)

Biaya Tetap 3 bulan (Rp) 1 Tahun (Rp)


Telepon 225.000 900.000
Sewa kolam 500.000 2.000.000
Administrasi 75.000 300.000
Listrik 375.000 1.500.000
Gaji Karyawan 4.800.000 19.200.000
Tunjangan 1.600.000 1.600.000
PBB 9.000 36.000
Penyusutan - 3.580.675
Jumlah Biaya Tetap 7.584.000 29.116.675
Biaya Variabel 3 bulan (Rp) 1 Tahun (Rp)
Pellet 950.400 3.801.600
Pakan Larva 346.500 1.386.000
Kutu air 375.000 1.500.000
Cacing sutera 375.000 1.500.000
Pupuk kandang 7.500 7.500
Kapur 3.750. 3.750
Pupuk urea 700 700
Ijuk 45.000 180.000
Obat-obatan 50.000 200.000
Oksigen 60.000 240.000
Plastik packing 10.000 40.000
Karet gelang 2.500 10.000
Jumlah biaya variabel 2.226.350 8.869.550

Total Biaya Operasional 37.986.225

473
ume produksi (nilai penjualan) minimal
Untuk mengetahui secara kompre-
yang harus dicapai agar kegiatan usaha
hensif tentang kriteria layak atau tidaknya
tidak mengalami kerugian atau penghasi-
suatu aktivitas usaha dapat digunakan
lan penjualan yang diterima dikurangi bi-
lima kriteria investasi, yaitu : Payback
aya yang dikeluarkan sama dengan nol.
Period, Bene¿t Cost Ratio (BCR), Net
Present Value (NPV), Net Bene¿t Cost
Ratio (Net BCR), dan Internal Rate of 10.2. Net Present Value (NPV)
Return (IRR). Namun tiga kriteria terakhir
NPV merupakan nilai sekarang dari
yang umum dipakai dan dipertanggungja-
suatu usaha dikurangi dengan biaya seka-
wabkan untuk penggunaan-penggunaan
rang pada tahun tertentu. Seleksi formal
tertentu. Sebaliknya dua kriteria pertama
terhadap NPV adalah bila nilai NPV berni-
didasarkan atas salah pengertian tentang
lai positif berarti usaha tersebut layak dan
sifat dasar biaya sehingga tidak menye-
sudah melebihi Social Opportunity Cost of
babkan kekeliruan dalam urutan peluang
Capital sehingga usaha ini diprioritaskan
investasi. Kedua kriteria ini sering tidak
pelaksanaannya, bila NPV bernilai 0 be-
dianjurkan untuk dipergunakan (Ernan R.,
rarti usaha tersebut masih layak dan dapat
S. Saefulhakim, dan D.R. Panuju, 2007).
mengembalikan persis sebesar Social Op-
Unsur-unsur penting dalam analisis portunity Cost of Capital, dan bila nilai NPV
kelayakan ¿nansial adalah harga, pajak, bernilai negatif maka sebaiknya usaha
subsidi, dan bunga. Dalam analisis ¿- tersebut jangan diteruskan.
nansial, harga yang dipakai adalah harga
NPV menghitung nilai sekarang dari
pasar, pajak diperhitungkan sebagai bi-
aliran kas yaitu merupakan selisih antara
aya, subsidi dinilai mengurangi biaya (jadi
Present Value (PV) manfaat dan Present
merupakan bene¿t). Bunga dalam anali-
Value (PV) biaya. Jadi jika nilai NPVnya
sis ¿nansial dibedakan atas bunga yang
positif (lebih dari 0) artinya nilai bersih
dibayarkan kepada orang-orang luar dan
sekarang menggambarkan keuntungan
bunga atas modal sendiri (imputed atau
dan layak diaksanakan, namun bila nilai
paid to the entily). Bunga yang dibayarkan
NPVnya sama dengan 0 artinya usaha
kepada orang-orang yang meminjamkan
tersebut tidak untung dan tidak rugi
uangnya pada kegiatan usaha dianggap
(marginal), sehingga usaha diteruskan
sebagai cost. Bunga atas modal send-
atau tidak terserah kepada pengambil
iri tidak dianggap sebagai biaya karena
keputusan, sedangkan bila nilai NPVnya
bunga merupakan bagian dari ¿nansial
negatif (kurang dari 0) artinya usaha
returns yang diterima.
tersebut merugikan sehingga lebih baik
Selain kriteria investasi yang digu- tidak dilaksanakan.
nakan untuk melihat kelayakan ¿nan-
Rumus kriteria investasi ini adalah
sial suatu usaha adalah jangka waktu
sebagai berikut :
pengembalian modal dengan cara meng-
hitung titik impas (Break Event Point).
Perhitungan titik impas ini dilakukan untuk
mengetahui jangka waktu pengembalian
modal usaha atau untuki mengetahui vol-

474
Dimana :
Bt = manfaat yang diperoleh sehubungan dengan suatu usaha pada time series
(tahun, bulan, dan sebagainya) ke-t (Rp)
Ct = Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan suatu usaha pada time series
ke-t tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal (pembelian
peralatan, tanah, konstruksi dan sebagainya (Rp)
I = Merupakan tingkat suku bunga yang relevan
T = Periode (1, 2, 3,……………, n)

negatif. Seleksi formal Net BCR adalah


10.3. Net Bene¿t Cost Ratio bila Net BCR lebih besar dari 1 (Net
(NBC ratio) BCR > 1) maka usaha tersebut
menggambarkan keuntungan dan layak
BC ratio (BCR) merupakan cara eva-
untuk dilaksanakan, namun bila Net BCR
luasi usaha dengan membandingkan ni-
sama dengan 1 (Net BCR = 1) maka
lai sekarang seluruh hasil yang diperoleh
usaha tersebut tidak untuk dan tidak
suatu usaha dengan nilai sekarang se-
rugi (marjinal) sehingga dilaksanakan
luruh biaya usaha. Seleksi formal BCR
atau tidaknya usaha tersebut terserah
adalah bila BCR lebih besar dari 0 (BCR
pengambil keputusan, sedangkan bila Net
> 0) maka usaha tersebut menggambar-
BCR kurang dari 1 (Net BCR < 1) maka
kan keuntungan dan layak dilaksanakan,
namun bila BCR sama dengan 0 (BCR = usaha tersebut merugikan sehingga tidak
0) maka usaha tersebut tidak untung layak untuk dilaksanakan.
dan tidak rugi (marjinal) sehingga usaha Rumus Net BCR dapat ditulis sebagai
tersebut dilanjutkan atau tidak terserah berikut :
pengambil keputusan, sedangkan bila
BCR kurang dari 0 (BCR < 0) maka
usaha tersebut merugikan sehingga tidak
layak untuk dilaksanakan.
Dimana :
Rumus BCR dapat ditulis sebagai
berikut: B = nilai seluruh hasil bersih
C = nilai seluruh biaya bersih

10.4. Internal Rate of Return


(IRR)
Dimana :
Cara lain untuk menilai suatu usaha
B = Nilai seluruh hasil adalah dengan membandingkan nilai
C = Nilai seluruh biaya IRR dengan discount rate (suku bunga),
yaitu bila IRR lebih besar dari suku
Net BCR adalah perbandingan antara bunga yang telah ditetapkan maka usaha
Present Value manfaat bersih positif tersebut diterima atau bisa dilaksanakan,
dengan Presen Value biaya bersih namun bila IRR lebih kecil dari suku

475
bunga maka maka usaha tersebut ditolak
atau tidak bisa dilaksanakan,
sedangkan bila IRR sama dengan suku
bunga yang ditetapkan maka usaha
tersebut dilaksanakan atau tidak terserah
pengambil keputusan.
Rumus IRR dapat ditulis sebagai
berikut:

Dimana : Dimana :
I’ = Tingkat discount rate (DR) pada TP = Total Penerimaan
saat NPV positif
TB = Total Biaya
I” = Tingkat discount rate (DR) pada TBT = Total Biaya Tetap
saat NPV negatif
TBV = Total Biaya Variabel
NPV’ = Nilai NPV positif
Q = Volume penjualan
NPV’ = Nilai NPV negatif
BV = Biaya Variabel per unit

10.5. Analisis Break Event


Point (BEP) Titik BEP adalah pada saat total
penerimaan sama dengan total biaya,
Analisis BEP digunakan untuk yaitu TP = TB, karena TP = TBT +
mengetahui jangka waktu pengembalian (BC.Q).
modal atau investasi suatu kegiatan
usaha atau sebagai penentu batas Analisa BEP merupakan alat analisis
pengembalian modal. Produksi minimal untuk mengetahui batas nilai produksi
suatu kegiatan usaha harus atau volume produksi suatu usaha
menghasilkan atau menjual produknya untuk mencapai nilai impas yang artinya
agar tidak menderita kerugian, BEP suatu usaha tersebut tidak mengalami
adalah suatu keadaan dimana usaha keuntungan ataupun kerugian. Suatu
tidak memperoleh laba dan tidak usaha dikatakan layak, jika nilai BEP
menderita kerugian, untuk lebih jelasnya produksi lebih besar dari jumlah unit
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. yang sedang diproduksi saat ini dan
BEP harga harus lebih rendah daripada
harga yang berlaku saat ini, dimana BEP
produksi dan BEP harga dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

476
Analisa Usaha Pembenihan Ikan
Gurame
Dalam membuat analisa usaha pem-
benihan ikan Gurame dibuat asumsi ter-
lebih dahulu untuk memudahkan dalam
melakukan perhitungan, antara lain adalah
:
Jumlah induk yang dibutuhkan
10.6. Aplikasi analisa usaha dengan luas kolam 100 m2 untuk
Dengan melakukan kegiatan budidaya satu kali pemijahan adalah 1 ekor
ikan, diharapkan akan mendapatkan nilai induk jantan yang mempunyai berat
tambah bagi para pembudidaya ikan. Nilai 6 kg dan satu ekor induk betina yang
tambah tersebut dapat berupa keuntungan beratnya 10 kg.
¿nansial/materi maupun ketrampilan. Un-
tuk memperoleh keuntungan materi maka Jumlah benih yang dihasilkan dari
dslsm membudidayakan ikan harus dilaku- satu ekor induk betina adalah 1500
kan analisa usaha. Seperti telah dijelaskan ekor dengan ukuran benih perekor
sebelumnya dalam kegiatan budidaya berkisar antara 2 -3 cm
ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga Kematian benih ikan selama pe-
segmen usaha yaitu usaha pembenihan meliharaan diprediksi 10%
ikan, usaha pendederan ikan dan usaha
pembesaran ikan. Dalam buku ini akan Selama satu tahun dapat dilakukan
diuraikan secara singkat cara menghitung pemijahan sebanyak 3 kali sehingga
analisa usaha pada beberapa kegiatan bu- semua kebutuhan dalam usaha
didaya ikan. Analisa usaha budidaya ikan pembenihan ikan dalam setahun
dikatakan layak jika : dikalikan 3
• R/C > 1 Bunga bank pertahun adalah 16%
• Rentabilitas > bunga bank, dimana :
Panen dapat dilakukan setelah tiga
R : Revenue (pendapatan) bulan pemeliharaan
C : Cost (biaya)
Keuntungan Setelah membuat beberapa asumsi-
asumsi tersebut dapat dibuat suatu
Rentabilitas= –––––––––––X 100%
perhitungan analisa usaha selama
Biaya pemeliharaan
• BEP Produksi > jumlah produksi
• BEP Harga < harga yang berlaku
saat ini

477
Pengeluaran :

No. Uraian Satuan Harga Satuan Harga


1. Sewa kolam 2 unit Rp 100.000,- Rp 200.000,-

2. Induk jantan 6 kg Rp 30.000,- Rp 180.000,-


3. Induk betina 10 kg Rp 30.000,- Rp 300.000,-
4. Sarang telur 4 bh Rp 5.000,- Rp 20.000,-
5. Persiapan 2 unit Rp 50.000,- Rp 100.000,-
kolam
6. Saprokan Rp 100.000,-
(pupuk,
kapur, obat-
obatan dan
lain-lain)
7. Pakan induk 150 kg Rp 5.000,- Rp 750.000,-
(pellet)
8. Pakan alami Rp 200.000,-
(untuk benih
dan induk)
9. Bunga bank 16% Rp 296.000,-
Total Rp 2.257.000,-
Pengeluaran

Pendapatan :
16.200 ekor X Rp 200,- = Rp 3.240.000,-
Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp 3.240.000,- - Rp 2.257.000,- = Rp 983.000,-

3.240.000
R/C Ratio = –––––––– = 1.43
2.257.000

Laba/keuntungan
Rentabilitas = ––––––––––––––– X 100%
Biaya Operasional

478
983.000
Rentabilitas = –––––––– X 100% = 43,55%
2.257.000

Total Biaya
BEP Produksi = ––––––––––––––
Harga Penjualan

2.257.000
BEP Produksi = –––––––– = 11.285
200

Total Biaya
BEP Harga = ––––––––––––
Total Produksi

2.257.000
BEP Harga = ––––––––– = 139,32
16.200

ukuran ikan pada saat panen adalah


Analisa usaha Pembesaran Ikan
500 ekor/gram
Gurame
Asumsi : Luas jaring yang digunakan jaring
apung 7 X 7 X 3 m
Padat penebaran benih : 10 ekor/m2
Setelah membuat beberapa asumsi-
Kematian benih selama pemeliharaan :
asumsi tersebut dapat dibuat suatu
10%
perhitungan analisa usaha selama
Bunga bank 20% pertahun pemeliharaan.
Panen ikan dilakukan setelah
delapan bulan pemeliharaan dengan

479
Pengeluaran :

No. Uraian Satuan Harga satuan Harga

1. Sewa kolam 1 unit Rp 200.000,- Rp 200.000,-

2. Benih 3500 ekor Rp 800,- Rp 2.800.000,-

3. Pakan benih 2000 Rp 10.000.000,-

4. Persiapan 1 unit Rp 50.000,- Rp 50.000,-


kolam
5. Tenaga kerja 1 org Rp 700.000,-

6. Bunga bank 16% Rp 2.200.000,-

Total Rp 15.950.000,-
Pengeluaran

Panen = 3.150 ekor X 500 gram/ekor = 1.575.000 gram = 1.575 kg

Pendapatan :

1.575 kg X Rp 15.000,- = Rp 23.625.000,-

Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran


= Rp 23.625.000,- - Rp 15.950.000,- = Rp 7.675.000,-

23.625.000
R/C Ratio = ––––––––– = 1,48
15.950.000

480
Laba/keuntungan
Rentabilitas = ––––––––––––––– X 100%
Biaya Operasional

7.675.000
Rentabilitas = ––––––––– X 100% = 48,12%
15.950.000

Total Biaya
BEP Produksi = ––––––––––––––
Harga Penjualan

15.950.000
BEP Produksi = ––––––––– = 1063,33
15.000

Total Biaya
BEP Harga = ––––––––––––
Total Produksi

15.950.000
BEP Harga = ––––––––– = 10.126,98
1575

481
482
BAB XI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

nya. Usaha budidaya ikan dapat dilakukan


11.1. Pengertian Kesehatan secara ekstensif, semi intensif ataupun
dan Keselamatan Kerja intensif sangat menentukan penerapan ke-
(K3) sehatan dan keselamatan kerjanya. Pada
usaha budidaya ikan secara ektensif atau
Kesehatan dan keselamatan kerja tradisional dimana pada usaha ini tidak
pada dunia usaha dan dunia industri ha- banyak menggunakan peralatan-peralatan
rus diperhatikan dengan seksama pada yang dapat menimbulkan bahaya bagi para
semua para tenaga kerja yang berada pekerjanya
didalam lingkup tersebut. Pelaksanaan
K3 merupakan salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang 11.2. Penerapan kaidah K3
aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dengan menerap- pada dunia usaha
kan K3 akan dapat mengurangi dan atau perikanan budidaya
bebas dari kecelakaan kerja dan penya-
Dalam dunia perikanan budidaya ada
kit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
tiga fase yang dapat dijadikan segmen
meningkatkan e¿siensi dan produktivitas
usaha yaitu pembenihan, pendederan
kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja
dan pembesaran. Usaha pembenihan
telah diatur dalam Undang-undang No-
adalah usaha dalam budidaya ikan yang
mor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
outputnya adalah benih ikan. Usaha
kerja. Dalam dunia usaha bidang peri-
pendederan adalah usaha dalam budi-
kanan khususnya budidaya ikan meru-
daya ikan yang outputnya ukuran ikan
pakan salah satu sektor dunia usaha
sebelum ditebarkan ke unit pembesaran
yang menggunakan tenaga kerja untuk
atau ukuran sebelum konsumsi. Sedan-
memenuhi target produksinya.
gkan usaha pembesaran adalah usaha
Tempat kerja adalah suatu ruangan dalam budidaya ikan yang outputnya
atau lapangan, tertutup atau terbuka, adalah ikan berukuran konsumsi.
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
Kegiatan produksi dalam budidaya ikan
bekerja atau sering dimasuki tempat kerja
dibagi dalam beberapa kegiatan antara
untuk keperluan suatu usaha dan dimana
lain adalah pembenihan, pendederan dan
terdapat sumber-sumber bahaya. Pada
pembesaran. Kesehatan dan keselamatan
dunia usaha budidaya ikan tempat beker-
kerja pada kegiatan produksi tersebut ha-
janya terdapat di dalam ruangan atau diluar
rus dilakukan agar target produksi yang
ruangan bergantung pada tingkat usaha-

483
diharapkan tercapai dan tidak terdapat ke- pakan buatan pabrik atau complete feed.
celakaan kerja. Penerapan kesehatan dan Complete feed ini merupakan pakan ikan
keselamatan kerja pada kegiatan produksi buatan yang memberikan kontribusi terha-
ini berkaitan dengan metode produksi yang dap penambahan energi lebih dari 50%.
digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja
1. Metode produksi secara ekstensif pada setiap metode budidaya ikan ini
sangat berbeda karena sangat berbeda
2. Metode produksi secara semi intensif
tentang target produksi dan peralatan-
3. Metode produksi secara intensif peralatan yang digunakan untuk mencapai
Metode produksi secara ekstensif produksi. Pemilihan metode produksi ini
adalah suatu metode budidaya yang sangat ditentukan dari ketersediaan sarana
sangat membutuhkan areal budidaya prasarana yang dimiliki. Peralatan produksi
yang luas dengan sumber pakan yang yang dapat digunakan dalam membu-
digunakan dalam budidaya adalah pakan didayakan ikan ada beberapa macam.
alami. Pakan alami ini dibuat didalam Jenis-jenis peralatan produksi yang dapat
wadah budidaya dimana ikan tersebut digunakan dalam budidaya ikan berdasar-
dipelihara. Dalam metode produksi ini kan siklus budidaya kegiatannya dapat
hasil yang diperoleh membutuhkan waktu dibagi menjadi tiga yaitu :
relatif lebih lama. 1. Peralatan pembenihan ikan
Metode produksi secara semi intensif 2. Peralatan pendederan ikan
adalah suatu metode budidaya yang
3. Peralatan pembesaran ikan
membutuhkan areal budidaya yang luas
dengan sumber pakan yang digunakan Berdasarkan kegiatan yang dilakukan
dalam budidaya adalah pakan alami dalam budidaya ikan, peralatan yang
ditambah dengan pakan tambahan atau harus disediakan antara lain adalah :
supplemental feed. Dalam metode 1. Peralatan pemberian pakan
produksi ini ditambahkan pakan buatan
yang mempunyai kandungan nutrisi 2. Peralatan pengukuran kualitas air
lebih rendah dari pakan pabrik dan 3. Peralatan pencegahan hama dan
hanya memberikan kontribusi terhadap penyakit ikan
penambahan energi kurang dari 50%.
4. Peralatan pengolahan lahan budidaya
Metode produksi secara intensif 5. Peralatan pembenihan ikan secara
adalah suatu metode budidaya yang
buatan
menggunakan prinsip dari areal budidaya
sekecil-kecilnya diperoleh hasil produksi 6. Peralatan panen
sebesar-besarnya. Dengan prinsip terse- 7. Peralatan listrik.
but dalam melakukan budidaya ikan se- Peralatan yang akan disiapkan dalam
cara intensif adalah dalam wadah budidaya membudidayakan ikan sangat bergan-
yang terbatas diperoleh hasil yang optimal. tung kepada metode produksi yang telah
Penggunaan areal budidaya yang terbatas ditetapkan. Peralatan yang digunakan
dengan hasil yang optimal maka dalam dalam budidaya ikan secara tradisional
proses budidayanya hanya mengandalkan

484
atau ekstensif adalah peralatan yang Mikroskop
sangat sederhana. Peralatan yang harus
3. Peralatan hama penyakit ikan antara
disiapkan dalam metode produksi secara
lain :
tradisional atau ekstensif antara lain adalah
cangkul yang berfungsi untuk mengolah Seser halus
tanah dasar kolam, timbangan yang ber-
Mikroskop
fungsi untuk menimbang berbagai macam
bahan yang dibutuhkan dalam budidaya Refregerator
seperti pupuk, kapur,dan pakan. Pera- Peralatan gelas : baker glass
latan lainnya adalah golok atau parang, erlemeyer, petri dish, tabung
seser halus dan kasar yang digunakan un- reaksi, pipet, gelas ukur dan lain-
tuk mengambil benih atau ikan dari kolam lain.
pemeliharaan dan juga dapat digunakan
untuk membuang kotoran yang terdapat Injection
didalam kolam. Selain itu biasanya petani 4. Peralatan pengolahan tanah antara
ikan tradisional menggunakan kecrik untuk lain adalah :
menangkap ikan. Penerapan kesehatan
dan keselamatan kerja pada kegiatan bu- Traktor/hand traktor
didaya ikan dengan metode ekstensif atau Cangkul
tradisional ini biasanya kecelakaan kerja
diakibatkan oleh kecerobohan orang yang Parang/golok
bekerja. Filter air
Peralatan yang harus disediakan Selang air
dalam budidaya ikan secara semi intensif
dan intensif harus lengkap seperti 5. Peralatan pemijahan ikan secara
dibawah ini ; buatan antara lain adalah :

1. Peralatan pemberian pakan antara Alat bedah Talenan Tisue grinder


lain adalah : Spuit Injection Baki/baskom
Timbangan : gantung, duduk Automatic heater Aerator/blower
atau digital Batu aerasi dan selang aerasi
Ancho Alat siphon Alat bedah Kain lap
Ember/baskom/piring plastik 6. Peralatan panen antara lain adalah :
Saringan Tabung oksigen
2. Peralatan kualitas air antara lain : Kantong plastik
Termometer Timbangan
Secchi disk Kotak stryrofoam
DO meter Selang oksigen
PH meter Hapa

485
7. Peralatan listrik antara lain adalah : adalah timbangan, timbangan yang digu-
nakan boleh berbagai macam bentuk dan
Genset
skala digitalnya, karena fungsi utama alat
Pompa air ini untuk menimbang bahan yang akan di-
Setelah peralatan yang akan digunak- gunakan dalam budidaya ikan .
an dalam budidaya ikan tersedia langkah Ikan yang dipelihara didalam wadah
selanjutnya sebelum digunakan adalah pemeliharaan akan tumbuh dan berkem-
mengecek kesiapan peralatan tersebut. bang oleh karena itu harus dipantau per-
Dengan pengecekan yang benar diharap- tumbuhan di dalam wadah pemeliharaan.
kan alat yang disiapkan dapat dioperasion- Alat yang digunakan adalah seser, tim-
alkan dengan benar. Peralatan yang dibuat bangan, ember, baskom yang berfungsi
oleh pabrik biasanya didalam peralatan untuk menghitung pertumbuhan ikan yang
tersebut terdapat buku manual untuk men- dibudidayakan didalam wadah pemelihara-
goperasionalkan alat. an. Selain itu diperlukan juga seser atau
Peralatan yang akan digunakan saringan halus pada saat akan melakukan
sebaiknya dilakukan pengecekan keber- pemanenan ikan. ikan yang telah dipanen
fungsinya karena setiap alat mempunyai tersebut dimasukkan kedalam ember
fungsi yang berbeda-beda, misalnya plastik untuk memudahkan dalam pen-
aerator digunakan untuk mensuplai ok- gangkutan dan digunakan juga hapa untuk
sigen pada saat membudidayakan ikan menampung ikan sebelum dijual.
skala kecil dan menengah, tetapi apabila Setelah berbagai macam peralatan
sudah dilakukan budidaya secara intensif yang digunakan dalam membudidayakan
maka peralatan yang digunakan untuk ikan diidenti¿kasi dan dijelaskan fungsi dan
mensuplai oksigen kedalam wadah bu- cara kerjanya , langkah selanjutnya adalah
didaya ikan menggunakan blower. Pera- melakukan pembersihan atau perawatan
latan selang aerasi berfungsi untuk me- sesuai dengan jenis peralatannya. Pera-
nyalurkan oksigen dari tabung oksigen latan yang sudah dibersihkan dari segala
kedalam wadah budidaya, sedangkan benda yang dapat menurunkan kualitas
batu aerasi digunakan untuk menyebar- pekerjaan dapat langsung digunakan ses-
kan oksigen yang terdapat dalam selang uai dengan prosedur.
aerasi keseluruh permukaan air yang ter-
Dengan melakukan pengecekan pada
dapat didalam wadah budidaya.
semua peralatan yang akan digunakan
Selang air digunakan untuk memasuk- untuk budidaya ikan maka telah dilakukan
kan air bersih dari tempat penampungan pencegahan terhadap kecelakaan kerja.
air kedalam wadah budidaya. Peralatan Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kel-
ini digunakan juga untuk mengeluarkan alaian atau kecerobohan dalam bekerja
kotoran dan air pada saat dilakukan peme- yang dapat membuat orang yang bekerja
liharaan. Dengan menggunakan selang cedera.
air akan memudahkan dalam melakukan
Kesehatan tempat bekerja pada du-
penyiapan wadah sebelum digunakan
nia usaha budidaya ikan pada umumnya
untuk budidaya. Peralatan lainnya yang
diruang terbuka sehingga kebutuhan ok-
diperlukan dalam membudidayakan ikan

486
sigen untuk para pekerja diluar ruangan tinggi dari voltase yang seharusnya
tercukupi dan kondisi lingkungan budidaya Adanya tikus-tikus yang mengerat
ikan yang berair mengakibatkan kondisi kabel sehingga dapat menimbulkan
kelembaban ruang budidaya sangat lem- hubungan pendek atau kebakaran.
bab. Oleh karena itu dalam melakukan
Kesehatan dan keselamatan kerja
kegiatan budidaya ikan para pekerja harus
pada usaha budidaya ikan yang mempu-
selalu menggunakan pakaian kerja sesuai
nyai gudang bahan-bahan kimia harus
dengan peraturan perusahaan dan jangan
diperhatikan tentang proses penyimpanan-
menggunakan pakaian kerja yang basah.
nya. Penyimpanan bahan kimia yang salah
Pemakaian baju kerja yang basah dapat
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
mengganggu kesehatan para pekerja oleh
yang diakibatkan oleh kecerobohan ma-
karena itu pada para pekerja yang bekerja
nusia. Oleh karena itu dalam menyimpan
berhubungan langsung dengan air yang
bahan kimia harus diperhatikan beberapa
akan membasahi pakaian kerja sebaiknya
faktor yang akan mempengaruhi bahan
menggunakan pakaian kerja yang terlind-
kimia selama penyimpanan digudang an-
ung dari air. Atau dapat juga pada saat
tara lain adalah :
bekerja yang berhubungan dengan air
menggunakan pakaian kerja yang khusus 1. Temperatur, terjadinya kenaikan suhu
dan jika sudah selesai dengan pekerjaan dalam ruang penyimpanan akan me-
bisa menggunakan pakaian yang lain micu terjadinya reaksi bahkan dapat
sehingga kesehatan para pekerja tetap menyebabkan terjadinya perubahan
terjamin. Penggunaan pakaian kerja yang kimia. Kondisi ini dapat mengubah
basah dapat mengakibatkan kesehatan karakteristik bahan kimia. Resiko
para pekerja terganggu. Oleh karena itu berbahayapun dapat terjadi sebagai
harus dipikirkan pakaian kerja yang tepat akibat kenaikan suhu di dalam ruang
bagi para pekerja yang bermain dengan penyimpanan. Oleh karena itu didalam
air sebagai media hidup ikan yang dipeli- ruangan penyimpanan bahan kimia
haranya. harus terdapat alat ukur suhu ruang
yaitu termometer. Ada beberapa ter-
Keselamatan kerja dalam kegiatan
mometer yang dapat mengukur tem-
budidaya ikan yang menggunakan pera-
peratur ruangan. Termometer yang
latan listrik harus diperhatikan beberapa
biasa digunakan untuk mengukur suhu
hal yang biasanya menyebabkan ke-
ruangan yaitu temperatur minimum
celakaan diantaranya adalah :
dan maksimum.
Beban listrik terlalu besar untuk satu 2. Kelembaban, kelembaban dapat diar-
stop kontak sehingga dapat menim- tikan sebagai perbandingan tekanan
bulkan pemanasan yang dapat mem- uap air diudara terhadap uap air jenuh
bakar kulit kabel. pada suhu dan tekanan udara tertentu.
Sistem kabling yang tidak memenuhi Kelembaban dapat diartikan sebagai
persyaratan standar banyaknya uap air diudara. Faktor
kelembaban sangat penting diperhati-
Kesalahan menyambungkan peralatan
kan karena berhubungan erat dengan
pada sumber listrik yang jauh lebih
pengaruhnya pada zat-zat higroskopis.

487
Bahan kimia higrokoskopis sangat mu- dengan bahan-bahan kimia. Oleh karena
dah menyerap uap air dari udara, juga itu harus diperhatikan tentang kesehatan
dapat terjadi reaksi hidrasi eksotermis dan keselamatan kerja para pekerja yang
yang akan menimbulkan pemanasan bertanggungjawab pada unit tersebut.
ruangan. Kontrol terhadap kelembaban
ruang penyimpanan penting dilakukan
untuk mencegah kerugian-kerugian
yang tidak diinginkan. Ada beberapa
alat pengukur kelembaban yang dapat
digunakan seperti higrometer, termohi-
grometer atau termometer bola basah
dan bola kering.
3. Interaksi dengan wadah, bahan
kimia tertentu dapat berinteraksi den-
gan kemasan atau wadah sehingga
dapat merusak wadah sampai akh-
irnya menyebabkan kebocoran. Ke-
bocoran bahan kimia terutama yang
berbahaya dapat menimbulkan ke-
celakaan seperti ledakan, kebakaran
dan melukai tubuh. Misalnya, wadah
yang terbuat dari bahan besi/logam,
sebaiknya tidak digunakan untuk me-
nyimpan bahan kimia yang bersifat
korosif karena akan terjadi peristiwa
karatan/korosif sehingga akan meru-
sak wadah.
4. Interaksi antar bahan kimia, selama
penyimpanan bahan kimia dapat ber-
interaksi dengan bahan kimia lainnya.
Interaksi ini dapat mengakibatkan
perubahan karakteristik bahan kimia
tersebut, misalnya interaksi antara
bahan kimia yang bersifat oksidator
dengan bahan kimia yang mudah ter-
bakar dapat menimbulkan terjadinya
kebakaran, sehingga dalam penyim-
panannya harus terpisah.
Penggunaan bahan-bahan kimia bi-
asanya dilakukan pada usaha budidaya
ikan yang intensif dan melakukan kegiatan
pengukuran kualitas air, kesehatan ikan

488
Lampiran A

DAFTAR PUSTAKA

Abel. 1989. Water Pollutin Biology. Dept of Biology. Sunderland Polytechnic. Halsted
Press. New York.

Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat Antar
universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Agrara T. 1976. Endokrinologi Umum. Airlangga University Press. Yogyakarta.


Alimuddin. 1994. Pengaruh waktu awal kejutan panas terhadap keberhasilan
Triploidisasi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus L). Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Ath_Thar.M.H.F. 2007. Efektivitas promoter ß-actin ikan medaka Oryzias latipes


dengan penanda gen hrGFP (humanized Renilla reniformis Green Fluorescent
Protein) pada ikan lele Clarias sp keturunan F0. Skripsi. Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Andarwulan, dan S.Koswara. 1992. Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta.


Anonymous. 1985. Budidaya Rotifera (Brachionus plicatilis OF Muller) Seri Ke Tiga.
Proyek Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut. Serang.

Antik, E dan Hastuti,W. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan


bekerjasama dengan International Development Research Centre. Jakarta.

Andrew JW, Sick LV. 1972. Studies on the nutritional requirement of dietary penaeid
shrimp. Proceedings of the World Mariculture Society 3:403-414.

Alava VR, Lim C. 1983. The quantitative dietary protein requirement of Penaeus
monodon juveniles in controlled environment. Aquaculture 30:53-61.

489
Lampiran A

Avers CG. 1986. molecular cell biology. Rutgers University. The Benjamin Cummings
Publising Co. Inc. 832 p.

Baustista-Teruel MN, Millamena OM. 1999. Diet development and evaluation for
juvenile abalone, Haliotis asinine: protein to energi levels. Aquaculture 178:117-
126.
Bonyaratpalin.M. 1989. Methodologies for vitamin requirement studies. Fish Nutrition
research in Asia. Edited by S.S de Silva. Proceeding of Third Asian Fish Nutrition
Network Meeting International Development. Reseach Center of Canada. 58
– 67

Boyd. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Auburn University.
Alabama. USA

Borgstrom G. 1962. Fish as Food Volume III. Nutrition, Sanitation and Utilization.
Academic Press, New York and London.

Bongers ABJ, EPC in’t Veld, K Abo-Hashema, IM Bremmer, EH Eding, J.Komen,


CJJ Richter. 1994. Androgenesis in common carp (Cyprinus carpio) using UV
irradiation in synthetic ovarian Àuid and heat shocks. Aquaculture, 122 : 119
– 132.

Catacuta,M.R and Coloso. 1997. Growth of juvenile Asian Seabass, Lates calcarifer
fed varyng carbohydrate and lipid levels. Aquculture, 149: 137-144.

Calduch-Giner. J.A, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanches J and Boujard


D. 2000. Fish Growth Hormone Receptor : Molecular Characterization of Two
Membrane-Anchored Forms. Journal of the Endocrine Society : 3269 – 3273.

Campbell.N.A; Reece. J.N; Mitchell. L.G. 2002. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga.
Jakarta.

490
Lampiran A

Carman O. 1990. Ploidy manipulation in some warm water ¿sh. Master’s Thesis.
Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of Fisheries. Japan.

Carman O. 1992. Chromosome set manipulation in some warm water ¿sh. A


Dissertation. Departement of Aquatic Biosciences. Tokyo University of Fisheries.
Japan.

Chumadi dkk. 1992. Pedoman Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat penelitian dan Pengembangan
Perikanan. Jakarta.

Cole, G.A. 1988. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press, Inc. Illionis,
USA.
Cowey,C.B and Walton,M.J. 1989. Intermedier metabolism, p : 259-329. In. J.E Halver
(Ed.), Fish Nutrition,2nd. Academic Press. New York.

Chris Andrews, Adrian Exell and Neville Carrington., 1988. The Manual of Fish
Health. New Jersey: Tetra Press,

Davis, D.A and Delhert MG III. 1991. Dietary Mineral Requirment of Fish and Shrimp.
Pages : 49 – 65. In : Proceedings of The Aquaculture Feed Processing and
Nutrition Workshop. Akimaya, D.M and Ronni K.H.T. Singapore.

Davis, C.C. 1955. The marine and freshwater plankton. Michigan state University
Press. Chicago.

De Silva,S and T.A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aquaculture. Chapman & Hall,
London.

Dieter Untergasser Translation by Howard H. Hirschhorn, 1989. Handbook of Fish


Diseases. T.F.H. Publications, Inc

491
Lampiran A

Devlin,R.H, C.A. Biagi, T.Y. Yaseki. 2004. Growth, viability and genetic characteristic
of GH transgenic coho salmon strains. Aquaculture 236 : 607 – 632.

Dunham RA. 2003. Aquaculture and Fisheries Biotechnology Genetic Approaches.


CABI Publishing. Wallingford, Oxfordshire Ox 10.8 DE. UK.

Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka


Cipta. Jakarta.

Gong Wu, Yonghua Sun & Zuayan Zhu. 2003. Growth hormone gene transfer in
common carp. Aquatic Living Resources 16 : 416-420.

Glick. B.R and Pasternak.J.J. 2003. Molecular Biotechnology : Principles and


Applications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press. Washington, D.C.

Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press. San Diego.

Hamre,K; B.Hjeltne; H.Kryi; S. Sandberg; M.Lorentzen; and O.Lie. 1994. Decesed


Concentration of Haemoglobin, Accumulation of Lipid Oxidation Product”s and
unchanged Skeletal Muscel in Atlantik Salmon. Salmo salar Fed Low Dietary
Vitamine E. Physiology and Biochemistry. 12 (5) : 421 – 429.

Harper. 1990. Biokimia. EGC (Penerbit Buku Kedokteran). Jakarta.

492
Lampiran A

Hepher B. 1988. Nutrition of Pond Fish. Cambridge University Press. Cambridge.

Halver JE. 1989. Fish Nutritiion 2nd edition. Academic Press Inc.

Jean L Marx. 1991. Revolusi Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim . Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta. 513 hal.

Jusuf.M. 2001. Genetika I. Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto. Jakarta.

Kobayashi S, Alimuddin, Tetsuro Morita, Misako Miwa, Jun Lu, Masato Endo, Toshio
Takeuci dan Goro Yoshikazi. 2006. Transgenic nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
over-expressing growth hormone show reduced ammonia excretion. Departement
of Marine Biosciences Tokyo University of Marine Science and Technology.
Tokyo. Japan.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas berwarna dan teks biokimia. Wanadi SI
penerjemah. Sadikin M , editor. Jakarta : Hipokrates 2000.

Kebijakan DKP: Perikanan Budidaya 2003 Pedoman Teknis Penanggulangan


Penyakit Ikan Budidaya Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia

Kurniastuty, dkk., 2004. Hama dan Penyakit Ikan. Balai budidaya Laut Lampung.
Lampung.

Kuksis,A dan S. Mookerjea. 1991. Kolin. Vitamin. In Robert E. Olson (Eds), Jilid II.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lewin, R.A. 1976. The Genetic of Algae.Blackwell scienti¿c Publications Oxford.
London. Edinburg.

Linder,M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme (Alih bahasa : A. Parakkasi dan
A.Y. Amwila). UI Press. Jakarta.

493
Lampiran A

Linder, M.C. 1992. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Hal : 261-344. Dalam :
Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan pemakaian secara klinis. Penerbit
Universitas Indonesia. UI Press. Jakarta.

Lovel T. 1988. Nutrition and feeding of ¿sh. An AVI Book. Published by Van Nostrad
Reinhold. New York.

Machin,L.J. 1990. Handbook of Vitamin. Second Edition Rivised and Expanded.

Mc Vey,J.P and J.R.Moore. 1983. CRC Handbook of Marine Culture. Vol I. Crustacean
Aquaculture. CRC Press. Inc.Boca. Raton . Florida.

Millamena,M.O, R.m. Coloso and F.P. Pascual. 2002. Nutrition in Tropical Aquaculture.
Essential of ¿sh nutrition, feeds and feeding of tropical aquatic species. Aquaculture
Departemen. Southeast Asian Fisheries Development Center. Tingbauan. Iloilo,
Philipines.

Muchtadi,D., Nurheni S.P, dan Made A. 1993. Metabolisme zat gizi : sumber, fungsi
dan kebutuhan bagi tubuh manusia. J.2. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Murray,R.K; D.K.Granner; P.A. Mayes; and V.W. Rodwell. 1999. Biokimia Harper.
Edisi 24. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Mujiman, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Matty. AS. 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London & Sydney Timber Press.
Portland. Oregon. 267p.

Morales et all. 2001. Tilapia chromosomal growth hormone gene expression


accelerates growth in transgenic zebra ¿sh (Danio rerio). Marine Biotechnology.
Vol 4. No.2.

494
Lampiran A

Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Pustaka Wirausaha Muda.


Bogor. 123 hal.

NRC. 1993. Nutrient Requirement of Fish. Water Fishes and Shell¿sh. National
Academy of Sciencess. Washington DC.
O.A Conroy and R.L Herman 1966. Textbook Of Fish Diseases. Eastern Fish Disease.
Laboratory, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife Leetown, West Virginia.

Prentis. S. 1990. Bioteknologi, diterjemahkan oleh Wildan Yatim. Yayasan Obor


Indonesia. Jakarta 513 hal.

Promega. 1999. Technical Manual. pGEM – T and pGEM – T easy Vector System.
Instruction for use of products. USA.

Pennak,R.W. 1978. Freshwater Invertebrae of the United State.2nd ed. John Wiley
and Sons. New york.

Prawirokusumo,S. 1991. Biokimia Nutrisi (Vitamin). BPFE. Yogyakarta.

Purdom. C.E. 1993. Genetics and Fish Breeding. Chapman & Hall. London.

Randall, J.E., 1987. A Pliraninary synopsis of the Grouper (Perciformes; Serranidae;


epinephelinae)of the Indo – Paci¿c regionin J.J. Polavina, S. Raiston (editors).
Tropical Sappers and Grouper ; Biologi and Fisheries Management. Westview
Press inc., Boulder and London.

Rahman. MA and Maclean N. 1992. Production of transgenic tilapia (Oreochromis


niloticus) by one-cell-stage microinjection. Aquaculture, 105 (1992) 219 – 232.
Elsivier Science Publisher B.V. Amsterdam.

495
Lampiran A

Rocha A, S Ruiz, A Estepa and J.M Coll. 2004. Application of Inducible and Targeted
Gene Strategies to produce Transgenic Fish : A review. Marine Biotechnology 6,
118 – 127. Springet-Verlag. New York. LLC.

Sambrook.J, Fritssch, E.F, Maniatis,T. 1989. Molecular Cloning. A Laboratory Manual.


Second edition. Cold Spring Harbor Lobaratory Press. USA.

Suharsono dan Widyastuti,U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik Dasar


Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi. Institut
Pertanian Bogor.

Suharsono. 2006. Prinsip Pengklonan Gen Melalui Teknologi DNA Rekombinan.


Pelatihan Teknik Dasar Pengklonan Gen. Bogor.

Sumantri.D. 2006. Efekti¿tas ovaprim dan aromatase inhibitor dalam mempercepat


pemijahan pada ikan lele dumbo Clarias sp. Skripsi. Departemen Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
37 hal.

Sumantadinata,K. 2005. Materi narasumber Diklat Guru perikanan se Indonesia.


Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto.R.S. 1999. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sandness,K. 1991. Studies on Vitamin C in Fish Nutrition Dept of Fisheries and Marine
Biologi. University of Bergen Norway.

Shiau,S.Y and C.W.Lan. 1996. Optimum dietary protein level and protein to energy
ratio for growth of grouper (Epinephelus malabaricus). Aquaculture, 145: 259
– 266

496
Lampiran A

Shimeno,S.H, Hosokawa and M.Takeda. 1996. Metabolic response of juvenile


yellowtail to dietary carbohidrat to lipid ratios. Fisheries Science, 62 : 945 - 949

Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.


Sastra Hudaya.

Sukma, O.M., 1987. Budidaya Ikan. Jakarta: Depdikbud.

Suseno, 1994. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Shepherd,J and Bromage, N. 2001. Intensive Fish Farming. Blackwell Sciene Ltd.
London.

Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John Wiley &
Sons. England.

Stephen Goddard. 1996. Feed Management In : Intensive Aquaculture. Chapman &


Hall, New York.

Syarizal. 1988. Kadar optimum Vitamin E ( a-Tocoferol) dalam Pakan Induk ikan
(Clarias batracus Linn). Thesis. IPB. Bogor.

Smith. 1982. Introduction to Fish Physiology. Publication Inc. England. P. 115.

Tacon,A.G.J. 1987. The Nutrition and Feeding of Farmed Fish and Shrimp a Training
Manual. FAO. Brazil.

Tacon,A.G.j. 1991. Proceeding of The Nutrition Workshop. American Soybeen


Association. Singapore.

Takeuchi W. 1988. Fish Nutrition and mariculture. Departemen of aquatic Biosc.


Tokyo University of Fisheries. JICA.

497
Lampiran A

Takeuchi; T.K. Watanabe; S. Satoh and T. Watanabe. 1992. Requirements of Grass


Carp Fingerling for a-Tocoferol. Nipon. Suisan Galakkashi. 58 (9) : 743 – 1749.

Teknologi Tepat Guna, 2005. Pedoman Teknis Penanggulangan Penyakit Ikan


Budidaya Laut. Menteri Negara Riset dan Teknologi

Tau¿k Ahmad, Erna Ratnawati, dan M. Jamil R. Yakob. 2002, Budi Daya Bandeng
Secara Intensif. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tucker, C.S and Hargreaves, J.A. 2004. Biology and culture of Channel Cat¿sh.
Elsevier. B.V. Amsterdam.

Volckaert.F.A, Hellemans.B.A, Galbusera.P, and Ollevier. F. 1994. Replication,


expression, and fate of foreign DNA during embryonic and larval development
of the African cat¿sh (Clarias gariepinus). Molecular Marine Biology and
Biotechnology 3(2) 57 – 69.

Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. JICA Texbook The General
Aquaculture Course. Kanagawa International Fisheries Training Centre Japan
International Cooperation agency.

Wilson,R.P. 1994. Utilization of dietary carbohydrate by ¿sh. Aquaculture, 124 : 67


– 80.

Yoshimatsu, dkk., 1986. Grouper ¿nal Report Marine Culture Research and
Development in Indonesia. ATA 192, JICA. P 103 – 129.

Yatim W. 1996. Genetika. Tarsito . bandung . 124 hal.

498
Lampiran A

Zairin.M.J. 2003. Endokrinologi dan perannya bagi masa depan Perikanan Indonesia.
Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Fisiologi Reproduksi dan Endokrinologi Hewan
Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina. Penebar
Swadaya. Jakarta

499
Lampiran A

500
Lampiran B

GLOSARI
Adenohipo¿sa : salah satu bagian dari kelenjar hipo¿sa yang
mengandung sel-sel pensekresi hormon prolaktin,
hormon Adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas
tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon
pertumbuhan (STH-Somatotropin) dan Gonadotropin.
Pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit
(Melanocyte Stimulating Hormone).
Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan
baru.
Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan
oksigen
Akrosom : Organel penghujung pada kepala spema yang
dikeluarkan yang berfungsi membantu sperma
menembus sel telur.
Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan
intermedit antara kedua fenotipe homosigot, kedua
alel tidak memperlihatkan dominansi, keduanya
memberikan konstribusi yang seimbang dalam
menghasilkan suatu fenotipe
Aklimatisasi : Penyesuaian ¿siologis terhadap perubahan salah satu
faktor lingkungan
Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkan
organisme tidak membentuk pigmen
Alel : Bentuk alternatif suatu gen
Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe
itu
Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara
sempurna
Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak
pada ujung kerangka karbon
Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang
sederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme
untuk membangun atau memulihkan jaringan dan
bagian-bagian hidup lainnya.

501
Lampiran B

Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan


dilaut dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.
Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase
ketika separuh kromosom atau kromosom homolog
memisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.
Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron
Androgenesis : Proses penjantanan
Antibiotik : Bahan kimiawi yang membunuh bakteri atau
menghambat pertumbuhannya.
Antibodi : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh
sel limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suatu
respon imun.
Antigen : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagian
dari organisme inang dan yang memicu munculnya
respon imun.
Asam amino : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil
maupun gugus amino. Asam amino berfungsi sebagai
monomer protein.
Asam deoksiribonukleat : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks
dan beruntai ganda yang mampu bereplikasi dan
menentukan struktur protein sel yang diwariskan.
Asam lemak (fatty acid) : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang.
Asam lemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi
ikatan gandanya, tiga asam lemak berikatan dengan
satu molekul gliserol akan membentuk lemak.
Asam lemak jenuh (Sa- : Asam lemak dimana semua karbon dalam ekor
turated fatty acid) hidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal,
sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen
yang dapat berikatan dengan kerangka karbon.
Asam lemak tak jenuh : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan
(Unsaturated fatty acid) ganda antara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon.
Ikatan seperti itu mengurangi jumlah atom hidrogen
yang terikat ke kerangka karbon.
Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomer
nukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untuk
protein dan melalui kerja protein, untuk semua
aktivitas seluler. Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA.

502
Lampiran B

Asam amino essensial : Asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri
oleh tubuh hewan sehingga harus tersedia dalam
makanan.
Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan
Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalam
penentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan dari
kromosom seks.
Auksospora : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan
zigot baru
Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalam
pemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara
anak dan orangtuanya yang sama untuk beberapa
generasi.
Baso¿l : Bersifat menyerap basa.
Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan
Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan
zygot.
Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan
zigot.
Blastulasi : Proses pembentukan blastula
Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas
sekelompok organisme di dalam suatu habitat tertentu
atau bobot seluruh bahan organik pada satuan luas
dalam suatu waktu tertentu.
Budidaya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu
sistem yang digunakan untuk memproduksi sesuatu
dibawah kondisi buatan.
Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya,
misalnya antara anak dan tetua atau antara antar
saudara sekandung.
Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai
Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutrien
dari materi organik yang tidak hidup seperti bangkai,
materi tumbuhan yang telah jatuh dan buangan
organisme hidup dan mengubahnya menjadi bentuk
anorganik.

503
Lampiran B

Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau


masa persatuan volume yang biasanya dihitung
dalam gram/cm3 atau jumlah sel/ml.
Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnya
kurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponen
gula pada RNA
Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahan
organik yang berasal dari proses penguraian secara
biologis.
Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan
kotoran bersama sebagian jumlah air.
Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.
Dorsal : Bagian punggung
Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal
Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan
fenotipe melalui perkembangan alat kelamin dan ciri-
ciri kelamin.
Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap kromos-
omnya diwakili dua kali (2n)
Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel
haploid
Donor : Pemberi sumbangan
Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan
jika menetas menjadi betina amiktik.
Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhluk
hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.
Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkan
ukuran dan muatan listriknya, dengan cara mengukur
laju pergerakkannya melalui suatu medan listrik
dalam suatu gel.
Embriogenesis : Proses perkembangan embrio
Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon
Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel dan
bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses
kimia didalam tubuh makhluk hidup.
Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen
DNA yang memiliki sekuen tertentu.

504
Lampiran B

Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.


Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yang
diselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelah
dengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas
dalam mitokondria.
Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewan
betina pertahun atau persatuan berat hewan.
Feminisasi : Proses pembetinaan
Fenotipe : Ciri ¿sik dan ¿siologis pada suatu organisme atau sifat
yang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan oleh
genotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.
Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalam
komunikasi diantara hewan-hewan dan bertindak
sangat mirip dengan hormon dalam mempengaruhi
¿siologi dan tingkah laku.
Fertilisasi : Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatu
zigot diploid.
Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel
untuk alat gerak.
Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi
yang disimpan dalam glukosa atau senyawa organik
lainnya.
Galur : Pengelompokkan anggota-anggota jenis yang hanya
memiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifat
homozigot dan dipertahankan untuk keperluan
percobaan genetika.
Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selama
reproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigot
diploid.
Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua dan
berbentuk piala.
Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau
proses pembentukan tiga daun kecambah ektoderm,
mesoderm dan endoderm.
Gelendong : Kumpulanmikrotubulayangmenyelaraskanpergerakan
kromosom selama pembelahan eukariotik.
Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunan
tertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatu
urutan nukleotida spesi¿k dalam DNA.

505
Lampiran B

Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-


silang genetik.
Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasi
hibrid F1.
Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme,
materi genetik suatu organisme.
Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.
Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telur
tanpa kontribusi material genetik jantan
Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gamet
pada sebagian besar hewan.
Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan
ovarium.
Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet
makhluknya.
Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi
genotipe atau menggambarkan tentang persentase
keragaman fenotipe yang diwariskan dari induk
kepada keturunannya. Dinotasikan dengan huruf h2
dengan nilai berkisar antara 0 – 1.
Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan
betina.
Heliks ganda : Bentuk DNA asli
Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah
yang berikatan secara reversibel dengan oksigen.
Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.
Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifat
genetik tertentu.
Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan
ketidakunggulan hibrid
Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat
berbeda, bahkan mungkin berlainan jenis atau
marga.
Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau
persilangan.
Hipo¿sasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan
dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipo¿sa
kepada induk ikan untuk mempercepat tingkat
kematangan gonad.

506
Lampiran B

Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsi


dalam mempertahankan homeostasis, khususnya
dalam mengkoordinasikan sistem endokrin dengan
sistem saraf.
Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari
asam amino bermuatan positif yang berikatan dengan
DNA bermuatan negatif dan berperan penting dalam
struktur kromatinnya.
Homeostasis : Kondisi ¿siologis yang mantap dalam tubuh.
Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat
tertentu.
Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam
sel-sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon
disekresikan ke dalam darah kemudian disalurkan ke
organ-organ yang menjalankan fungsi-fungsi regulasi
tertentu secara ¿siologik dan biokimia.
Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing didalam tubuhnya
Inaktivasi sperma : Menonaktifkan sperma
Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat
yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama.
Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini
menggunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan
ke dalam genome virus dan dapat dipindahkan
kepada inang yang terinfeksi virus tersebut.
Inkubasi : Masa penyimpanan
Interfase : Fase dimana tidak ada perubahan pada inti sel, waktu
istirahat.
Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu
populasi yang bervariasi secara kontinu sebagai
akibat pengaruh lingkungan dan pengaruh tambahan
dua atau lebih gen.
Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalam
kaitannya dengan jumlah, ukuran dan jenis.
Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan
di perairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk
memijah.
Kelenjar hipo¿sa : Kelenjar kecil dibagian otak bawah yang menghasilkan
berbagai macam hormon yang dibutuhkan pada
makhluk hidup .

507
Lampiran B

Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang


terdapat di dalam nukleus.
Kopulasi : Proses perkawinan
Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau
crustacea tingkat rendah.
Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar dari
telur atau stadia setelah telur menetas.
Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO
Lokus : Tempat khusus disepanjang kromosom tertentu
dimana gen tertentu berada.
Maskul;inisasi : Penjantanan.
Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah
kromosom direduksi dari diploid ke haploid.
Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-
tengah.
Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom
mencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.
Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup
Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.
Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNA
asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yang
telah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase
1-2 sel.
Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang
secara konvensional dibagi menjadi lima tahapan :
profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan
cara mengalokasikan kromosom yang direplikasikan
secara sama ke masing-masing nukleus anak.
Morula Nauplii : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk
selama fase pembelahan zygot.
Neurohipo¿sa : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea atau
copepoda.
: Bagian dari kelenjar hipo¿sa, terdiri dari pars nervosa
Omnivore yang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasotocin
Ovarium dan Isotocin
: Organisme pemakan segala
: Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.

508
Lampiran B

Ovipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur.


Ovivipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur tetapi
telur tersebut menetas dalam tubuh induknya.
Outbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang tidak
sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu
varietas atau beda varietas.
Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.
Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpa
Pemijahan : pembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.
Proses peletakan telur atau perkawinan
Pigmen : Zat warna tubuh
Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel
bakteri secara independent.
Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memiliki
sitoplasma.
Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosom
mulai jelas terlihat.
Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anak
cucu
Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom dimana individu yang
dihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.
Reproduksi : Proses perkembangbiakan baik secara aseksual
maupun seksual.
Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalam
kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompok
yang harus terbuang.
Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuator
kumparan pada metafase, tempat melekat benang
penarik gelendong, posisi sentromer menentukan
bentuk kromosom.
Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan
metode tertentu.
Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadi
spermatis
Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma
Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang ememiliki
bentuk berekor.
Spermiasi : Proses dimana spermatozoa dilepaskan dari cyste dan
masuk kedalam lumen.

509
Lampiran B

Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa


Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang
memiliki dua lengan yang tidak sama panjangnya.
Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namun
masih jelas terlihat adanya lengan pendek.
Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda yang diserap
dan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.
Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagian
sitoplasma dan penyusunan inti selesai.
Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma
Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosom
haploid pada nukleusnya.
Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom
haploid pada nukleusnya.
Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan
menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar
body II atau menahan pembelahan mitosis awal.
Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambah
banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari
vitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.
Zygot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dan
gamet betina haploid.

510

Diunduh dari BSE.Mahoni.com


16,962.00

Anda mungkin juga menyukai