Anda di halaman 1dari 16

AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

ALIRAN USHUL FIQH DAN MAQASHID SYARI’AH


Oleh: Maman Suherman*

Abstrak
Ushul Fiqh sebagai metode dalam istinbath al-Ahkam lahir dari rahim Islam dengan
pemahaman para mujtahid terhadap teks al-Qur’an dan As-Sunnah. Pemahaman yang
berbeda-beda terhadap nash dan tingkat keilmuan serta spesifikasi keahlian yang berbeda
memunculkan berbagai aliran dalam ushul fiqh. Metode pemahaman yang digunakan juga
mempengaruhi setiap aliran dalam ilmu ini.
Aliran mutakalimin muncul dari pemahaman terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah yang
ditransmisikan ke dalam kaidah-kaidah fiqh. Sementara aliran ahnaf mendasarkan
pengambilan hukumnya melalui kejaidan-kejadian yang terjadi di masyarakat yang
kemudian ditarik hingga sampai kepada ayat al-Quran dan sunnah Nabi. Aliran thariqatul
jam’I menggabungkan kedua aliran ini sehingga muncul simbiosis antara keduanya.
Kajian mengenai aliran ushul fiqh sangat menarik untuk mengetahui lebih
komprehensif bagaimana ilmu ini berkembang dan dikembangkan oleh para mujtahid.

Key Word: Ushul Fiqh, Maqashid As-Syariah, Hukum Islam

A. Pendahuluan mengungkapkan pembahasan Maqashid


Dalam berbagai kitab Ushul Fiqh, Syariyah (yang meliputi pokok bahasannya:
ruang lingkup pembahasan utama atau Pendahuluan, Kemaslahatan, Bentuk
batang tubuh usul fiqh meliputi 5 (lima) Maslahat yang terdiri atas Kebutuhan
pembahasan, bab. Pembahasan Pertama Primer/Dharuri, Kebutuhan Sekunder/Hajiyat,
tentang Hukum; Pembahasan Kedua Kebutuhan Tersier/Takhsiniyat pada buku
tentang Hakim (Pembuat Hukum); ke-2 setelah pembahasan tentang Kaidah
Pembahasan Ketiga tentang sumber-sumber Perumusan Hukum Islam. Adapun Ijtihad
hukum; Pembahasan Keempat tentang dan berbagai hal yang kerkaitan dengan
mahkum fih (objek hukum); dan Ijtihad (Metode Ijtihad, Taqlid, Madzhab,
Pembahasan Kelima tentang Mahkum Talfiq, dan Ifta) ditempatkan pembahas-
‘Alaih (subjek hukum). Dari isi pokok ini annya sesudah melakukan pembahasan
maka kemudian berlanjut pada pembahasan Maqoshid Syariyah.
turunannya, yaitu Ijtihad dan Maqasid Wahbah Zuhaily dalam Usuhul al-
Syar’iyah. Fiqh al-Islamy yang diterbitkan oleh Darul
Muhammad Abu Zahroh (Ushul Fiqh, Fikri, 1406 H-1966 M, mengungkapkan
terj. 1994), mengungkapkan pembahasan pembahasannya dalam lima “Bab”. Dalam
Tujuan Hukum Syara (yang meliputi pokok Bab Pertama: Al-Ahkam al-Syar’iah (pokok
bahasan: Maslahat Mu’tabarah, Tingkatan bahasan utamanya meliputi: al-Hukmu, al-
Maslahat, Menghilangkan Kesempitan dan Hakim, al-Mahkum fih au bih, al-Mahkum
Menolak Bahaya) dan Ijtihad (yang ‘alai). Dalam Bab Kedua: Turuq al-Istibath
meliputi pokok bahasannya: Definisi dan al-Ahkam min al-Nushush al-Syariyah
Persyaratan Ijtihad, Tingkatan Mujtahid, (pokok bahasan utamanya meliputi: al-
Fatwa dan Syarat Mufti) pada kedua bab Dalalat au Kaifiyah istimbath al-Ahkam
terakhir setelah bahasan pokoknya. min al-Nusuhush yang terdiri atas empat
Amir Syarifuddin (Ushul Fiqh, bagian, dan Huruf al-Ma’any. Dalam Bab
Jakarta, Kencana, cetakan ke-4, 2009) Ketiga: Mashadir al-Ahkam al-Syar’iayh

Aliran Ushul Fiqh … 353


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

(pokok bahasan utamanya meliputi: Perkembangan ushul fiqh yang terjadi pada
Mashadir al-Ahkam al-Syar’iayh al- zaman sahabat dan tabiin turut memberi
Muttafaq ‘alaih, Al-mashadir al-Tabaiyah warna pada pengembangan pemikiran ushul
li al-Ahkam au al-Adillah al-Mukhtalifah fiqh yang terjadi selanjutnya. Dan yang
fiha yang terdiri atas sembilan fasal tidak kalah penting untuk dicatat adalah
pembahasan). Dalam Bab Keempat: Al- perkembangan pemikiran usuhul fiqh pada
Naskh (pokok bahasan utamanya meliputi: periode Imam Madzhab yang turut juga
Ta’rif, Rukun, dan Hikmah, Ara al-Ulama mewarnai kelahiran Madrasah Ushul Fiqh.
fi al-Naskh, Mahal al-Naskh wa syurutuh, Setidak-tidaknya ada tiga periode
Anwa Naskh fi al-Adillah al-Syariyah, perkembangan ushul fiqh yang mendahului
wujuh naskh). Dalam Bab Kelima: Ta’lil kelahiran madrasah ushul fiqh. Ketiga
al-Nushush (pokok bahasan utamanya periode itu adalah: Pertama, Masa Sebelum
meliputi: Madzhab Mutakallimin, Madzhab Imam Syafi’i, Kedua Masa Imam Syafi’i
Ushuliyyin, Manhaj al-Ta’lil fi al-Qur’an dan Ketiga Masa sesudah Imam Syafi’i.
wa al-Sunnah, Istisna-at min al-Ahkam al- Masa sebelum Imam syafi’i ditandai
Ammah ri’ayah li al-mashalih). Dalam Bab dengan munculnya Imam Abu Hanifah bin
Keenam: Maqoshid al-Syariyah al-Ammah Nu’man (wafat 150 H). Beliau dipandang
(pokok bahasan utamanya meliputi: Ta’rif sebagai pendiri madzhab Hanafi, beliau
wa Bayan Ahmiyatuha, Syurut i’tibar al- tinggal dan perkembang pemikirannya di
Maqashid, Anwa al-Mashalih al- Irak. Dibanding masa tabi'in, metode
Khomsah). Dalam Bab Ketujuh tentang ijtihad Imam Abu Hanifah sudah semakin
Ijtihad, dan dalam Bab Kedelapan
(terakhir) tentang Al-Mu’aradlah wa al- terjadi setidak-tidaknya sejak zaman sahabat
Tarjih baina al-Adillah. yang ditandai terutama oleh adanya ketentuan
dalam urutan penggunaan sumber hukum.
Kajian dalam makalah ini akan Urutan penggunaan sumber hukum ini bertolak
mempokuskan pada dua hal: Pertama dari dialog antara Rasulullah dengan sahabat
tentang Maqasid al-Syar’yah dan Kedua Muadz ibn Jabal pada saat dia diutus ke negeri
Yaman. Hadits tersebut tercantum dalam kitab
tentang Madrasah Ushul Fiqh. Sunan Abu dawud, dan diniali sebagai hadits
dla’if karena dalam susunan rawinya terdapat
seorang rawi yang dipandang majhul. Dalam
B. Madrasah Ushul Fiqh Maktabah Syamilah, hadits tersebut selain
Dalam perkembangan sejarah Usuhul tercantumkan dalam kitab Abu Dawud,
Fiqh dikenal adanya Madrasah Ushul Fiqh tercantumkan pula dalam kitab hadits Sunan
Baihaqy, dalam al-Madkhal ila Sunan al-Kubra,
atau dalam istilah lainnya Aliran Pemikiran Syarah Sunnah li al-Baghawy, dan dalam
Ushul Fiqh. Pertanyaannya adalah Ma’rifatu al-Sunan wal Atsar. Selengkapnya
bagaimana proses yang mendahului hadits tersbut adalah sebagai berikut:
‫ث ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﻤ ِﺮو‬ ِ ‫ َﻋ ِﻦ اﻟْﺤﺎ ِر‬،‫ َﻋﻦ أَﺑِﻲ َﻋﻮ ٍن‬،َ‫ َﻋﻦ ُﺷ ْﻌﺒﺔ‬،‫ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﺣ ْﻔﺺ ﺑْﻦ ُﻋﻤﺮ‬
munculnya aliran Ushul Fiqh tersebut? َ ْ ْ َ ْ ََ ُ ُ َ َ
ِ
‫ﺎب ُﻣ َﻌﺎذ ﺑْ ِﻦ‬ ِ ‫َﺻ َﺤ‬ ‫أ‬ ‫ﻦ‬ ِ ،‫ﺺ‬
‫ﻣ‬ ٍ ‫ﻤ‬ ‫ﺣ‬ِ ‫ﺎس ِﻣﻦ أ َْﻫ ِﻞ‬ ٍ ‫ﻧ‬
َ ُ
‫أ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ، ‫ﺔ‬
َ ‫ﺒ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺷ‬
ُ ‫ﻦ‬ِ ‫ﺑ‬ ِ
‫ة‬ ‫ﻴﺮ‬ ِ
‫ﻐ‬ ‫ْﻤ‬‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻲ‬ ِ ‫اﺑ ِﻦ أ‬
‫َﺧ‬
ْ ْ ْ ْ ْ َ َْ ْ َ ُ ْ
Perkembangan pemikiran dalam
‫ﺚ ُﻣ َﻌﺎذًا إِﻟَﻰ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠ َْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻟَ ﱠﻤﺎ أ ََر‬
َ ‫اد أَ ْن ﻳَـ ْﺒـ َﻌ‬ َ
ِ ‫ﻮل اﻟﻠﱠ‬
‫ﻪ‬ َ ‫ﺳ‬
َُ ‫ر‬ ‫ﱠ‬
‫ن‬ َ
‫أ‬ ، ٍ
‫ﻞ‬ ‫ﺒ‬
ََ‫ﺟ‬
Usuhul Fiqh tidak muncul secara terpisah, ِ َ‫ْﻀﻲ ﺑِ ِﻜﺘ‬ ِ ‫ أَﻗ‬:‫ﺎل‬ ِ ‫ﻒ ﺗَـ ْﻘ‬
‫ﺎب‬ َ َ‫ ﻗ‬،«‫ﻀﺎءٌ؟‬ َ َ‫َﻚ ﻗ‬ َ‫ضﻟ‬ َ ‫ﻀﻲ إِذَا َﻋ َﺮ‬ َ ‫ » َﻛ ْﻴ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫اﻟْﻴَ َﻤ ِﻦ ﻗ‬
akan tetapi berhubungan dengan babakan ِ ِ ‫ ﻓَﺒِﺴﻨ ِﱠﺔ رﺳ‬:‫ﺎل‬
‫ﺻﻠﱠﻰ‬ َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ ُ َ َ‫ ﻗ‬،«‫ﺎب اﻟﻠﱠ ِﻪ؟‬ ِ َ‫َﻢ ﺗَ ِﺠ ْﺪ ﻓِﻲ ﻛِﺘ‬ ْ ‫ »ﻓَِﺈ ْن ﻟ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫اﻟﻠﱠ ِﻪ‬
pemikiran yang terjadi sebelumnya.1 ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠ َْﻴ ِﻪ‬ ِ ِ ‫ »ﻓَِﺈ ْن ﻟَﻢ ﺗَ ِﺠ ْﺪ ِﻓﻲ ﺳﻨ ِﱠﺔ رﺳ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫اﷲُ َﻋﻠ َْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ ُ ْ
‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ ُ ‫ب َر ُﺳ‬ َ ‫ﻀ َﺮ‬َ َ‫ َوَﻻ آﻟُﻮ ﻓ‬،‫َﺟﺘَ ِﻬ ُﺪ َرأْﻳِﻲ‬ ْ ‫ أ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ﺎب اﻟﻠﱠ ِﻪ؟« ﻗ‬ ِ َ‫ َوَﻻ ﻓِﻲ ﻛِﺘ‬،‫َو َﺳﻠﱠﻢ‬
َ
* Mahasiswa S3 Hukum Islam UIN Sunan ِ ‫ ر ُﺳ‬،‫ﻮل‬ ِ ‫ﱠ‬ ِ ‫ﱠ‬ ِ ِ
Gunung Djati Bandung
‫ﻮل‬ َ َ ‫ﺳ‬ ‫ر‬
َُ َ َ ‫ﻖ‬ ‫ﱠ‬‫ﻓ‬‫و‬ ‫ي‬ ‫ﺬ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻤ‬
َُْ ‫ْﺤ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ » : ‫ﺎل‬
َ ‫ﻗ‬
َ ‫و‬َ َُ َ َ َ َ ْ َ ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ‬
،‫ﻩ‬‫ر‬ ‫ﺪ‬
ْ ‫ﺻ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﱠ‬‫ﻠ‬‫ﺳ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ‫َﻴ‬
‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫اﷲ‬ َ
،«‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ َ ‫ﺿﻲ َر ُﺳ‬ ِ ‫اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻟِﻤﺎ ﻳـﺮ‬
ُْ َ
1
Sebagaimana telah dikemukan pada kajian
terdahulu bahwa perkembangan usul fiqh sudah

354 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

jelas polanya. Dalam berijtihad, ia sangat orang yang telah meninggal dunia. Akan
dikenal banyak menggunakan qiyas dan tetapi, dalam berijtihad, Imam Malik sangat
istihsan. banyak menggunakan hadis dibandingkan
Langkah-langkah ijtihadnya ialah, dengan Imam Hanafi. Hal ini karena
secara berurutan, merujuk pada Alquran, Madinah yang menjadi domisili Imam
sunnah, fatwa sahabat yang disepakati Malik adalah juga menjadi domisili
(ijma' ash-shahabi), dan memilih salah satu Rasulullah , sehingga tidak
dari fatwa para sahabat yang berbeda-beda mengherankan jika di dalam masyarakat
dalam satu kasus hukum. Imam Abu Madinah banyak beredar hadis. Imam
Hanifah tidak akan melakukan istinbath Malik sendiri memiliki kitab hadis yang
hukum sendiri, selama ia menemukan terkenal dengan nama al-Muwaththa.
jawaban hukum dari sumber- sumber Apabila Imam Abu Hanifah banyak
rujukan tersebut. Yang menarik ialah, menggunakan qiyas dan istihsan dalam
Imam Hanafi tidak menjadikan pendapat berijtihad, maka sebaliknya Imam Malik
ulama tabi'in sebagai rujukan. Karena banyak menggunakan mashlahah
rentang waktu yang sudah jauh antara mursalah. Belakangan metode mashlahah
Rasulullah dan ulama dari generasi tabi'in. Imam Malik ini berkembang sangat jauh,
Ia berpendapat, kedudukannya sama sehingga salah seorang ulama yang
dengan kedudukan para tabi'in dalam hal bernama Najmuddin ath-Thufi (657-716 H)
berijtihad. Dalam hal ini, sangat terkenal dituduh sesat oleh sebagian ulama lainnya,
ucapannya: “Hum Rijaal, wa nahnu rijaal, karena dipandang telah mengembangkan
Mereka laki-laki (yang mampu berijtihad), metode ini dengan cara yang sangat liberal.
kita juga laki- laki (yang mampu Pada Masa Imam Syafi’i dimulai
berijtihad)”. ketika tampilnya Imam Muhammad Idris
Mujtahid lainnya, Imam Malik bin asy-Syafi'i (150-204 H). Berbeda dengan
Anas (w. 179 H), pendiri mazhab Maliki. Ia masa sebelumnya, di mana metode ushul
tinggal dan berkembang di Madinah. fiqh belum tersusun dalam suatu disiplin
Karena faktor sosio kultural yang ilmu yang berdiri sendiri dan belum
mempengaruhinya, ia sangat ketat dibukukan, maka masa ini ditandai dengan
berpegang pada tradisi yang berkembang lahirnya karya Imam asy-Syafi'i yang
dalam masyarakat Madinah ('amal ahl al- bernama ar-Risalah.
madinah). Hal ini tergambar dari sikapnya Sebagaimana layaknya proses lahir
yang menolak periwayatan hadis-hadis dan berkembangnya suatu disiplin ilmu,
yang dinisbahkan kepada Rasulullah M asy-Syafi'i mewarisi pengetahuannya yang
yang dinilainya tidak valid' karena mendalam sebagai hasil proses panjang
bertentangan dengan tradisi masyarakat perkembangan ilmu dari para
Madinah. Ia juga mengritik periwayatan pendahulunya. Dengan kata lain, harus
hadis-hadis yang bertentangan dengan ditegaskan bahwa asy-Syafi'i bukanlah
nashsh Alquran atau prinsip-prinsip umum orang pertama yang merintis ilmu ushul
ajaran Islam. Misalnya, ia menolak hadis- fiqh, sebagaimana dipahami secara keliru
hadis yang menjelaskan tentang membasuh oleh beberapa pihak. Akan tetapi, di
tujuh kali bekas jilatan anjing, adanya tangannya untuk pertama kali ilmu ushul
khiyar al-majlis, dan hadis yang fiqh lahir sebagai ilmu yang mandiri. Tentu
menjelaskan pemberian sedekah atas nama saja harus ditegaskan, dari segi substansi

Aliran Ushul Fiqh … 355


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

ilmu, ar-Risalah telah mencakup semua Nasikh wa al-Mansukh, karya Ahmad bin
dasar-dasar dan metode ijtihad. Akan Hanbal (164-241 H), pendiri mazhab
tetapi, dari sistematika keilmuan, sebagai Hanbali, dan Ibthal al-Qiyas, karya Dawud
orang pertama yang mensistematisir dan azh-Zhahiri (200-270 H), pendiri mazhab
membukukan ushul fiqh, kitab ar- Risalah azh-Zhahiri. Kitab terakhir ini merupakan
juga belum sebaik sebagaimana sistematika antitesis terhadap pemikiran Imam asy-
disiplin ilmu yang lahir sesudahnya. Syafi'i yang sangat mengunggulkan qiyas
Kitab ar-Risalah sendiri, yang semula dalam berijtihad.
bernama al-Kitab, banyak berisi uraian Agaknya, abad ketiga Hijriyyah
tentang metode istinbath hukum, yaitu merupakan puncak dan masa keemasan
Alquran, sunnah, ijma fatwa ash-shahabi, fiqh Islam, karena pada masa itu suasana
dan al-qiyas. Baik juga ditegaskan, secara perdebatan terbuka dalam ilmu fiqh sangat
umum kitab ar-Risalah asy-Syafi'i sangat menggairahkan, sehingga bermunculan
menekankan al-qiyas sebagai metode para ulama dalam bidang ilmu ini. Akan
ijtihad. Bahkan dalam beberapa, bagian tetapi fakta sejarah menunjukkan, suasana
dari buku tersebut ia menegaskan, al-qiyas yang sangat menggembirakan ini tidak
merupakan satu-satunya metode ijtihad. berlangsung lama, karena dicemari oleh
Dalam hal ini ia berkata, al-ijtihad huwa al- pemikiran orang-orang yang sebenarnya
qiyas (ijtihad itu tiada lain adalah qiyas). tidak memiliki keahlian dalam bidang fiqh.
Upaya pembukuan dan pensistematis- Mereka melahirkan fatwa-fatwa hukum
an ushul fiqh sejalan dengan masa yang kontroversial dan membingungkan
keemasan ilmu keislaman yang terjadi pada masyarakat. Hal itu bukan saja materi fatwa
masanya. Imam asy-Syafi'i banyak mereka yang saling bertolak belakang
memetik manfaat dan mengemukakan dengan fatwa-fatwa para ulama yang
sintesis atas tesis dan antitesis dari berbagai kenamaan, tetapi juga karena fatwa mereka
keunggulan dan kelemahan yang terpapar pada umumnya tidak dibangun di atas
dalam perdebatan ilmiah yang terjadi antara landasan dalil dan metodologi yang
kelompok ulama Madinah dan kelompok memenuhi standar. Akibatnya, pada
ulama Irak. Kepakarannya dalam ilmu ini, pertengahan abad keempat, mulai terdengar
terutama karena ia adalah murid langsung issus penutupan pintu ijtihad. Keadaan ini
dari Imam Malik, ulama Madinah, dan dari diperparah dengan hilangnya rasa percaya
Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani, diri para ulama yang sebenarnya memiliki
salah seorang murid Imam Abu Hanifah. kemampuan berijtihad yang tampil pada
Tambahan lagi, ia juga menyerap ilmu fiqh masa itu, sehingga mereka tidak berani
dari para ulama di Mekah, di mana ia lahir berijtihad sendiri secara bebas. Mereka
dan dibesarkan. berkeyakinan, setelah imam mazhab yang
Adapun setelah berlalunya masa empat (Abu Hanifah, Malik bin Anas, asy-
Imam asy-Syafi'i, perkembangan ilmu Syafi'i, dan Ahmad bin Hanbal) tidak ada
ushul fiqh semakin menunjukkan tingkat lagi ulama yang memiliki kapasitas
kesempurnaannya. Pada masa ini (masih keilmuan sebagai mujtahid mutlak. Di
dalam abad ketiga) lahir beberapa karya samping itu, mereka juga berpendapat,
dalam bidang ushul fiqh, antara lain, an- semua persoalan fiqh sudah dibahas ulama

356 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

sebelumnya, sehingga tidak diperlukan Imam Abu Hanifah. Sementara ulama


ijtihad baru. Hanabilah banyak mengembangkan ijma'
Issue penutupan pintu ijtihad ahl al-Madinah, sadd adz-dzara'i\ dan al-
menyebabkan kemunduran dalam bidang mashlahah al-mursalah.
fiqh. Dampak kemunduran tersebut terlihat Satu hal yang perlu dicatat, meskipun
dari karya-karya yang muncul tidak lagi arah pengembangan ushul fiqh berbeda-
melahirkan mazhab-mazhab fiqh yang beda pada masing-masing mazhab, namun
baru. Akan tetapi, berbeda dengan fiqh, semua mereka menerima dan mengem-
ushul fiqh semakin menunjukkan ke- bangkan empat dalil utama yang ditegaskan
sempurnaannya. Pembukuan dan oleh asy-Syafi'i, yaitu: Alquran, sunnah, al-
pensistematisan ushul fiqh yang dilakukan ijma dan al-qiyas. Bagaimanapun juga,
asy-Syafi'i dikembangkan oleh para ulama sejalan dengan mazhab mereka masing-
selanjutnya. Sebagaimana diketahui, masing, tentu saja intensitas penggunaan
validitas fiqh diukur sejauhmana dalil yang empat itu berbeda-beda pada
kesesuaiannya dengan ushul fiqh sebagai masing-masing mazhab. Dari perkem-
metode ijtihad. Oleh karena pada masa itu, bangan pemikiran ushul fiqh sebagaimana
ilmu ini sangat diperlukan, terutama karena diungkapkan di atas, maka perkembangan
ia berperan menjadi senjata dalam ushul fiqh selanjutnya melahirkan dua
perdebatan-perdebatan ilmiah di bidang aliran/thariqah/madrasah yang besar dalam
fiqh. Sebagaimana telah disebutkan, kitab ushul fiqh, yaitu: thanqa/madrasah asy-
ar-Risalah telah memuat secara agak Syafi'iyyah atau thartqah/madrasah
lengkap dasar-dasar ushul fiqh. Oleh karena Mutakallimin, dan thariqah/madrasah
itu, para ulama yang tampil setelah masa Hanafiyyah atau thanqah al-Fuqaha'.
Imam asy-Syafi'i, baik dari kalangan Berikut ini uraian singkat kedua thariqah
Syafi'iyyah sendiri maupun dari mazhab tersebut.
lainnya, mengambil peran sebagai pengem-
bang dasar-dasar ushul fiqh asy-Syafi'i 1. Pertama: Madrasah asy-
tersebut. Syafi'iyyah/Mutakallimin
Meskipun para ulama dari berbagai Aliran Pemikiran ini disebut dengan
mazhab mengembangkan ushul fiqh yang thariqah asy-Syafi'iyyah karena para tokoh
ditulis asy-Syafi'i, akan tetapi hal itu tidak -thariqah ini banyak yang berasal dari
menjadikan arah perkembangan ushul fiqh ulama mazhab asy-Syafi'i, seperti: al-
menjadi sama. Jika para ulama Syafi'iyyah Juwaini dan al-Ghazali. Selanjutnya disebut
meneruskan sepenuhnya perluasan bahasan juga thariqah Mutakallimin, karena
ushul fiqh asy-Syafi'i, maka para ulama pengembang aliran ini juga banyak berasal
dari mazhab lainnya mengambil arah dari ulama yang dikenal sebagai tokoh
perkembangan yang agak berbeda. Dalam dalam ilmu kalam, seperti: Abi Hasan al-
hal ini, mereka mengambil prinsip-prinsip Bashri dan al-Qadhi Abdul Jabbar.
ushul fiqh asy-Syafi'i, tetapi dalam Sebagaimana diketahui, al-Juwaini dan al-
pengembangannya, mereka kaitkan dengan Ghazali yang disebut di atas juga dikenal
prinsip-prinsip mazhab mereka masing- sebagai tokoh dalam ilmu kalam2. Lebih
masing. Ulama Hanafiyyah, misalnya,
mengembangkan pembahasan tentang al- 2
Khalimi (dalam Logika: Teori dan Aplikasi, hal
istihsan dan al- 'urf yang banyak digunakan 267 – 269) mengungkapkan bahwa Ilmu Kalam

Aliran Ushul Fiqh … 357


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

jauh lagi, aliran ini juga dikenal sebagai Asy’ariyyah. Penulis ushul fiqh alir-
thariqah al-jumhur dalam ushul fiqh, an mutakallimin bersifat lintas madzhab.
karena dalam masalah fiqh, penganut aliran Ada penulis dari kalangan Hanbali, seperti:
ini bukan saja berasal dari ulama a. Abu Ya’la (pengarang al-Uddah),
Syafi'iyyah, tetapi juga dari ulama pengikut b. Ibnu Qudamah (pengarang Rawdlah
mazhab Maliki dan Hanbali, yang pada al-Nadzir wa Jannah al-Munadzir),
umumnya adalah ulama aliran Hijaz. c. Keluarga Ibnu Taimiyyah:
Bagaimanapun juga harus dikatakan, di Majduddin, Taqi al-Din, dan Ibnu
sana-sini terdapat perbedaan dalam Taimiyyah beserta ayah dan
pembahasan ushul fiqh di antara mazhab kakeknya (karangan ketiganya
Maliki, asy-Syafi'i, dan Hanbali. Hanya tercakup dalam kitab al-
saja dalam banyak hal mereka memiliki Musawwadah),
persamaan-persamaan, sehingga penamaan d. Najm al-Din al-Thufi pengarang
aliran ini dengan thariqah aJ-Jumhur Mukhtashar al-Rawdlah dan Syarh
masih dapat dibenarkan. Mukhtashar al-Rawdlah).
Dalam ushul fiqh, aliran Syafi'iyyah Selain itu ada penulis dari kalangan
ditandai dengan sistematika pembahasan- Maliki, seperti: Ibnu Hajib (pengarang
nya yang murni bersifat ushul fiqh. Artinya, Muntaha al-Wushul (al-Sul) wa al-Alam fi
dalam melakukan pembahasan dan Ilmay al-Ushul wa al-Jadal). Bahkan ada
pengembangan kaidah-kaidah ushul fiqh, pula penulis dari kalangan Dzahiriyyah,
mereka tidak terpengaruh pada persoalan- seperti: Ibnu Hazm al-Andalusi (pengarang
persoalan hukum fiqh yang bersifat parsial kitab al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam).
(furu) yang banyak berbeda antara satu Sebutan mutakallimin adalah sesuai
mazhab fiqh dan mazhab fiqh lainnya. dengan karakteristik penulisannya. Kaum
Dengan demikian, pembahasan mereka mutakallimin adalah orang-orang yang
hanya diarahkan pada pengembangan ilmu banyak bergulat dengan pembahasan
ushul fiqh saja. Ilmu ushul fiqh yang telah teologis dan banyak memanfaatkan
disusun inilah yang mereka jadikan sebagai pemikiran deduktif, termasuk logika
alat untuk menghasilkan hukum-hukum Yunani. Orang-orang seperti Qadli Abdul
fiqh yang baru. Selanjutnya, dengan ilmu Jabbar adalah seorang teolog Mu’tazilah.
ini jugalah mereka mengukur kebenaran Imam Abu al-Husayn al-Bashri pun
pendapat-pendapat hukum fiqh yang termasuk dalam aliran Mu’tazilah.
bersifat parsial (furu) yang telah lebih Sementara itu, Imam Abu Bakar al-
dahulu ada. Baqillani, yang menulis buku al-Taqrib wa
Penulis-penulis ushul fiqh model al-Irsyad dan diringkas oleh Imam al-
mutakallimin tidak hanya orang Juwayni, dipandang sebagai Syaikh al-
dapat ditelusuri dari akar katanya. Secara Ushuliyyin. Imam al-Juwayni sendiri, Imam
etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni al-Ghazali, dan Fakhruddin al-Razi adalah
pembicaraan yang menggunakan nalar, di antara tokoh-tokoh besar Asy’ariyyah
menggunakan logika. Oleh karena itu ciri utama
dari ilmu kalam adalah rasionalitas. Kata kalam penulis ushul fiqh. Ada pula penulis yang
sendiri asal mulanya memang dimaksudkan tidak menunjukkan kejelasan afiliasi
sebagai terjemahan dari logos yang diadopsi dari
bahasa Yunani yang berarti pembicaraan. teologis, tetapi menulis dengan pola
Selanjutnya bisa ditelaah tentang arti
“Mutakallimin” pada halaman 271 – 275.

358 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

mutakallimin, seperti Imam Abu Ishaq al- parsial (furu). Dalam hal ini, sistematika
Syirazi. pembahasan mereka banyak menyertakan
Ada beberapa ciri khas penulisan uraian contoh- contoh dalam bentuk hukum
ushul fiqh aliran Mutakallimin, antara lain: fiqh. Dengan kata lain, ushul fiqh yang
a. Penggunaan deduksi di dalamnya. mereka kembangkan berperan sebagai alat
Ushul fiqh mutakal-limin membahas untuk mempertahankan pendapat- pendapat
kaidah-kaidah, baik disertai contoh fiqh yang telah lebih dahulu ada. Jadi,
maupun tidak. Kaidah-kaidah itulah berbeda dengan ushul fiqh thariqah asy-
yang menjadi pilar untuk Syafi'iyyah yang menjadikan ilmu ushul
pengambilan hukum. Jadi, kaidah fiqh sebagai alat untuk melahirkan hukum-
dibuat dahulu sebelum digunakan hukum fiqh, maka pada aliran ini, mereka
dalam istimbath. Kaidah-kaidah ter- menjadikan hukum-hukum fiqh yang telah
sebut utamanya berisi kaidah ada, terutama hukum-hukum fiqh hasil
kebahasaan. ijtihad Imam Abu Hanifah dan murid-
b. Adanya pembahasan mengenai teori muridnya, sebagai pedoman untuk
kalam dan teori pengetahuan, seperti menyusun kaidah-kaidah ushul fiqh
terdapat dalam al-Luma karya al- mereka.
Syirazi dan al-Ihkam karya al-Amidi. Karya ushul fiqh di kalangan Hanafi
Teori kalam yang sering dibahas cukup banyak dikenal dan dirujuk. Kitab-
adalah tentang tahsin dan taqbih. kitab ushul fiqh yang khas menunjukkan
Sementara itu, dalam pembahasan metode Hanafiyah antara lain:
mengenai teori pengetahuan tersebut, a. al-Fushul fi Ushul Fiqh karya Imam
dimasukkan pengertian ilmu dan Abu Bakar al-Jashshash (Ushul al-
terkadang dimasukkan pula Jashshash) sebagai pengantar Ahkam
muqaddimah mantiqiyyah (pengantar al-Quran.
logika), sebagaimana terdapat dalam b. Taqwim al-Adillah karya Imam Abu
al-Mustashfa karya al-Ghazali, Zayd al-Dabbusi
Rawdlah al-Nadzir karya Ibnu c. Kanz al-Wushul ila Ma’rifat al-
Qudamah, dan Muntaha al-Wushul Ushul karya Fakhr al-Islam al-
(al-Sul) karya Ibnu Hajib. Bazdawi.
d. Ushul Fiqh karya Imam al-Sarakhsi
2. Kedua: Madrasah Hanafiyyah/Fuqaha (Ushul al-Syarakhsi)
Aliran ini disebut dengan thariqah
Hanafiyyah karena pada umumnya 3. Ketiga: Madrasah/Aliran Gabungan
pengembang aliran ini adalah ulama Pada perkembangannya muncul tren
pengikut mazhab Hanafi, seperti: al- untuk menggabungkan kitab ushul fiqh
Karakhi, Abi Bakr ar-Razi, ad-Dabbusi, al- aliran mutakallimin dan Hanafiyah. Metode
Baidhawi, dan asy-Syarakhsyi. Selanjutnya, penulisan ushul fiqh aliran gabungan adalah
aliran ini disebut dengan thariqah al- dengan membumikan kaidah ke dalam
fuqaha, karena dalam mengembangkan realitas persoalan-persoalan fiqh. Persoalan
pembahasan ushul fiqh, mereka ter- hukum yang dibahas imam-imam madzhab
pengaruh dan diarahkan untuk mendukung diulas dan ditunjukkan kaidah yang
hasil ijtihad para ulama pendahulu mereka menjadi sandarannya.
dalam bidang hukum fiqh yang bersifat

Aliran Ushul Fiqh … 359


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Karya-karya gabungan lahir dari diraih dinyatakan sebagai “al-maqsad”.


kalangan Hanafi dan kemudian diikuti Kata jamanya al-Maqashid. Uraian lengkap
kalangan Syafi’iyyah. Dari kalangan tentang Maqashid al-Syar’iah tertuang
Hanafi lahir kitab Badi’ al-Nidzam al-jami‘ dalam kitab Al-Muwafaqat, karya Al-
bayn Kitabay al-Bazdawi wa al- Syatiby (Ibrahim bin Musa bin
Ihkam yang merupakan gabungan antara Muhammad, al-Lakhamy al-Gharnathy,
kitab Ushul karya al-Bazdawi dan al- wafat th 790 H).
Ihkam karya al-Amidi. Kitab tersebut Imam as-Syathiby membagi
ditulis oleh Mudzaffar al-Din Ahmad bin maqashid al-syariyah pada dua bagian
Ali al-Hanafi. Ada pula kitab Tanqih pokok, yaitu Maqashid yang dikembalikan
Ushul karya Shadr al-Syariah al-Hanafi. pada tujuan pembuat syari’at, dan
Kitab tersebut adalah ringkasan dari Maqashid yang dikembalikan pada tujuan
Kitab al-Mahshul karya Imam al- Mukallaf/penerima tanggung jawab
Razi,Muntaha al-Wushul (al-Sul) karya syari’at.
Imam Ibnu Hajib, dan Ushul al-Bazdawi. Dari sudut pandang pembuat syara,
Kitab tersebut ia syarah sendiri dengan maka tujuan hukum syara itu adalah
judul karya Shadr al-Syari’ah al-Hanafi. semata-mata untuk kemaslahatan/kesejahtera-
Kemudian lahir kitab Syarh al- an umat manusia, baik kesejahteraan di
Tawdlih karya Sa’d al-Din al-Taftazani al- dunia maupun kesejahteraan di akhirat
Syafii dan Jam’ al-Jawami’ karya Taj al- kelak.
ِ ‫ﺸﺮاﺋِ ِﻊ إِﻧﱠﻤﺎ ُﻫﻮ ﻟِﻤﺼﺎﻟِ ِﺢ اﻟْﻌِﺒ‬
‫ﺎد ﻓِﻲ‬ ْ ‫َو ِﻫ َﻲ أَ ﱠن َو‬
Din al-Subki al-Syafi’i. َ َ َ َ َ َ ‫ﺿ َﻊ اﻟ ﱠ‬
‫ﺎﺟ ِﻞ َو ْاﻵ ِﺟ ِﻞ َﻣ ًﻌﺎ‬
ِ ‫اﻟْﻌ‬
Tiga aliran di atas adalah aliran
utama dalam ushul fiqh. Sebenarnya ada َ
pula yang memasukkan takhrij al-furu’ ‘ala Dengan mengesampingkan unsur
al-ushul dan aliran khusus sebagai aliran perbedaan pendapat diantara para ulama
lain dalam ushul fiqh. Aliran takhrij al- yang ada, Imam as-Syatiby menyatakan
furu’ ‘ala al-ushul dipandang berwujud bahwa argumentasi tentang maqashid
berdasarkan dua kitab yang secara jelas didasarkan pada beberapa ayat al-Qur’an
menyebut istilah tersebut, yaitu Kitab dan al-sunnah3.
Takhrij al-Furu’ ‘Ala al-Ushul karya al- Pembicaraan tentang tujuan Pembina-
Isnawi al-Syafi‘i dan Takhrij al-Furu’ ‘ala an hukum Islam atau maqashid al-tasyri'
al-Ushul karya al-Zanjani al-Hanafi. merupakan pembahasan penting dalam
Sementara itu, aliran khusus adalah hukum Islam yang tidak luput dari
aliran yang mengkaji satu pokok bahasan perhatian ulama serta pakar hukum Islam.
ushul fiqh tertentu secara panjang lebar, Sebagian ulama menempatkannya dalam
seperti mengenai maslahah mursalah bahasan Ushul Fiqh, dan ulama lain
sebagaimana dilakukan oleh al-Syatibi membahasnya sebagai bahasan tersendiri
dalam al-Muwafaqat atau oleh Muhammad serta diperluas dalam "Filsafat Hukum
Thahir ‘Asyur dalam Maqashid al-Syariah.
3
Ayat-ayat yang dijadikan dasar oleh Imam al-
Syatiby antara lain: Surat an-Nisa ayat 1105; al-
C. Maqoshid Al-Syari’ah Anbiya ayat 107; Hud ayat 7; al-Dzariyat ayat
Ungkapan al-maqashid terambil dari 56; al-Mulku ayat 2; al-Maidah ayat 6; al-
kata: qa-sha-da yang secara etimologis Baqarah ayat 183; al-Ankabut ayat 45; al-
Baqarah ayat 150 dan 179; al-Hajj ayat 39; al-
berarti tujuan. Sesutu yang ingin atau akan A’raf ayat 172.

360 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Islam". Untuk tidak mengurangi Sesungguhnya Tuhanmu Maha


kedudukannya sebagai bahasan dalam Pelaksana terhadap apa saja yang
Filsafat Hukum Islam namun tetap Dia kehendaki.
menjadikannya sebagai bagian dari bahasan Mereka berpendapat bahwa bukan
Ushul Fiqh, di sini akan diuraikan bahasan untuk memaslahatkan umat itu Allah
mengenai pembinaan hukum Islam secara menetapkan hukum. Jadi, tujuan
sederhana dan bersifat umum. penetapan hukum syara' itu bukan
Bila diteliti semua suruhan dan untuk kemaslahatan umat, meskipun
larangan Allah dalam Al-Our'an, begitu semua hukum Allah itu tidak luput
pula suruhan dan larangan Nabi dalam dari kemaslahatan umat.
sunah yang terumuskan dalam fikih, akan b. Ulama yang yang berpegang pada
terlihat bahwa semuanya mempunyai prinsip keadilan dan kasih sayang
tujuan tertentu dan tidak ada yang sia-sia. Allah pada hamba-Nya (yang dianut
Semuanya mempunyai hikmah yang oleh ulama kalam al-Mu'tazilah);
mendalam, yaitu sebagai rahmat bagi umat berpendapat bahwa memang untuk
manusia, sebagaimana ditegaskan dalam kemaslahatan umat itulah Allah
beberapa ayat Al-Qur'an, diantaranya menetapkan hukum syara'.
dalam surat al-Anbiya (21): 107, tentang Sebenarnya kalau kita perhatikan
tujuan Nabi Muhammad diutus: perbedaan pendapat di atas dalam hal
Tiadalah maksud Kami mengutusmu, tujuan penetapan hukum syara'
kecuali menjadi rahmat bagi seisi alam. tersebut, akan terlihat bahwa
Rahmat untuk seisi alam dalam hadis perbedaannya semata-mata hanya
di atas diartikan dengan kemaslahatan perbedaan secara lafzi dan tidak
umat. mengakibatkan perbedaan secara
Para ulama sepakat bahwa memang praktis dalam penetapan hukum itu
hukum syard itu mengandung kemaslahat- sendiri karena semua pihak sepakat
an untuk umat manusia. Namun ulama bahwa semua hukum yang ditetapkan
berbeda pendapat dalam menempatkan Allah ada tujuannya dan tujuan itu
kemaslahatan itu sebagai tujuan penetapan adalah bagi kemaslahatan umat.
hukum syara'. Apakah untuk kemaslahatan
itu Allah menetapkan hukum? Atau dengan 1. Kemaslahatan
bahasa lain: Apakah kemaslahatan itu yang Secara sederhana maslahat itu
mendorong Allah untuk menetapkan diartikan sesuatu yang baik dan dapat
hukum? Dalam hal ini ada dua pendapat: diterima oleh akal yang sehat. Diterima
a. Ulama yang berpegang pada prinsip akal, mengandung arti bahwa akal itu dapat
bahwa perbuatan Allah itu tidak mengetahui dengan jelas kenapa begitu.
terikat kepada apa dan siapa pun Setiap suruhan Allah dapat dipahami oleh
(yang dianut oleh ulama kalam akal, kenapa Allah menyuruh, yaitu karena
Asy'ariyah). Menurut mereka, Allah mengandung kemaslahatan untuk manusia
berbuat sesuai dengan keinginan-Nya baik dijelaskan sendiri alasannya oleh
sebagaimana yang firman-Nya dalam Allah atau tidak. Suruhan Allah untuk
surat Hud (11): 107: berzikir dan shalat disebutkan sendiri
alasannya oleh Allah. Alasan suruhan

Aliran Ushul Fiqh … 361


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

shalat dijelaskan dalam surat al-Ankabut dirasakannya kemudian hari,


(29): 45: sedangkan pada waktu
Sesungguhnya shalat itu dapat melaksanakannya, tidak dirasakan
mencegah seseorang dari sebagai suatu kenikmatan tetapi
perbuatan keji dan munkar. justru ketidakenakan. Seperti orang
Sedangkan suruhan berzikir yang sedang sakit malaria disuruh
disebutkan alasannya dalam surat al-Ra'd meminum pil kina yang pahit. Segala
(13): 28: suruhan Allah berlaku untuk
Ketahuilah bahwa dengan berzikir mewujudkan kebaikan dan manfaat
itu hati akan tenteram. seperti ini.
Allah melarang minum khamar dan b. Menghindarkan umat manusia dari
berjudi dalam surat al-Maidah (5): 90: kerusakan dan keburukan yang
Sesungguhnya minum khamar dan disebut “dar-ul mafasid (menolak
berjudi, berhala, dan bertenung kerusakan). Kerusakan dan
adalah perbuatan keji dari setan keburukan itu ada yang langsung
dan oleh karenanya jauhilah. dirasakannya setelah melakukan
Untuk menjelaskan kenapa perbuatan perbuatan yang dilarang, ada juga
tersebut dilarang, dijelaskan Allah dalam yang pada waktu berbuat,
surat al-Maidah (5): 91: dirasakannya sebagai suatu yang
Sesungguhnya setan bermaksud menyenangkan tetapi setelah itu
menimpakan kepadamu permusuh- dirasakan kerusakan dan
an dan kemarahan melalui khamar keburukannya. Umpamanya berzina
dan judi itu dan melengahkan
dengan pelacur yang berpenyakit atau
kamu dari mengingat Allah dan
shalat. meminum minuman manis bagi yang
berpenyakit gula.
Memang ada beberapa suruhan Allah
yang tidak diketahui alasannya oleh akal, Adapun yang dijadikan tolok ukur
seperti suruhan melakukan shalat zuhur untuk menentukan baik buruknya (manfaat
setelah tergelincir matahari. Namun dan mafsadatnya) sesuatu yang dilakukan
tidaklah berarti suruhan Allah itu tanpa dan yang menjadi tujuan pokok pembinaan
tujuan, cuma tujuannya belum dapat hukum itu adalah apa yang menjadi
dicapai oleh akal manusia. kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia.
Tuntutan kebutuhan bagi kehidupan
2. Bentuk Maslahat: manusia itu bertingkat-tingkat. Secara
Maslahat itu ada dua bentuk: berurutan, peringkat kebutuhan itu adalah:
a. Mewujudkan manfaat, kebaikan dan primer, sekunder, dan tersier.
kesenangan untuk manusia yang
disebut Jalbul Manafi’(membawa a. Kebutuhan Primer/Dharuri
manfaat). Kebaikan dan kesenangan Kebutuhan tingkat "primer" adalah
itu ada yang langsung dirasakan oleh sesuatu yang harus ada untuk keberadaan
yang melakukan saat melakukan manusia atau tidak sempurna kehidupan
perbuatan yang disuruh itu. Ibarat manusia tanpa terpenuhinya kebutuhan
orang yang sedang haus meminum tersebut. Kebutuhan yang bersifat primer
minuman segar. Ada juga yang ini dalam Ushul Fiqh disebut tingkat

362 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dharury. Ada lima hal yang harus ada pada Sehubungan dengan itu Allah
manusia sebagai ciri atau kelengkapan menyuruh memerangi orang yang tidak
kehidupan manusia. Secara berurutan, beriman, sebagaimana firman-Nya dalam
peringkatnya adalah: agama, jiwa, akal, surat at-Taubah (9): 29:
harta, dan keturunan (harga diri). Kelima “Perangilah orang-orang yang
hal ini disebut "dharuriyat yang lima". tidak beriman kepada Allah dan
Kelima dharuriyat tersebut adalah hal yang hari akhir.”
mutlak harus ada pada manusia. Karenanya Untuk memelihara keberadaan jiwa
Allah menyuruh untuk melakukan segala yang telah diberikan Allah bagi kehidupan,
upaya bagi keberadaan dan kesempurna- manusia harus melakukan banyak hal,
annya. Sebaliknya Allah melarang seperti makan, minum, menutup badan, dan
melakukan perbuatan yang dapat mencegah penyakit. Manusia juga perlu
menghilangkan atau mengurangi salah satu berupaya dengan melakukan segala sesuatu
dari kelima dharuriyat yang lima itu. yang memungkinkan untuk meningkatkan
Segala perbuatan yang dapat mewujudkan kualitas hidup. Segala usaha yang
atau mengekalkan lima unsur pokok itu mengarah pada pemeliharaan jiwa itu
adalah baik, dan karenanya harus adalah perbuatan baik, karenanya disuruh
dikerjakan. Sedangkan segala perbuatan Allah untuk melakukannya. Sebaliknya,
yang merusak atau mengurangi nilai lima segala sesuatu yang dapat menghilangkan
unsur, pokok itu adalah buruk, dan atau merusak jiwa adalah perbuatan buruk
karenanya harus dijauhi. yang dilarang Allah. Dalam hal ini Allah
Untuk menegakkan agama, manusia melarang membunuh tanpa hak,
disuruh beriman kepada Allah, kepada sebagaimana firman-Nya dalam surat al-
Rasul, kepada kitab suci, kepada malaikat, An'am (6): 151:
kepada hari akhir, mengucapkan dua Janganlah kamu melakukan
kalimah syahadat serta melakukan ibadah pembunuhan terhadap diri yang
yang pokok lainnya. Untuk menjaga diharamkan Allah, kecuali secara
hak.
agama, Allah menyuruh manusia untuk
berjihad di jalan Allah sebagaimana banyak Begitu pula Allah melarang
ditegaskan dalam Al-Qur'an yang di menjatuhkan diri kepada kebinasaan
antaranya pada surat at-Taubah (9): 41: sebagaimana firman-Nya dalam surat al-
“Berjibadlah kamu dengan harta Baqarah (2): 195:
dan jiwamu di jalan Allah”. Janganlah kamu menimpakan
dirimu kepada kerusakan.
Di samping itu Allah melarang
manusia berbuat sesuatu yang dapat Sebagai ancaman terhadap
menghilangkan agama. Karena itu Allah pembunuhan itu, Allah menetapkan
mengharamkan murtad sebagaimana hukuman qishash sebagaimana firman-Nya
firman-Nya dalam surat al-Baqarah (2): dalam surat al-Baqarah (2): 178:
217: Allah telah menetapkan atasmu
Barangsiapa yang murtad di hukuman qishash karena
antaramu dari agamanya pembunuhan.
kemudian ia mati dalam kekafiran, Untuk memelihara akal yang
mereka itulah yang dihapus diciptakan Allah khusus bagi manusia,
amalannya di dunia dan akhirat. diharuskan berbuat segala sesuatu untuk

Aliran Ushul Fiqh … 363


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

menjaga keberadaannya dan meningkatkan Pencuri laki-laki dan perempuan


kualitasnya dengan cara menuntut ilmu. potonglah tangan keduanya.
Segala usaha untuk itu adalah perbuatan Untuk kelangsungan kehidupan
baik yang disuruh Allah. Dalam hal ini manusia, perlu adanya keturunan sah dan
manusia disuruh menuntut ilmu tanpa batas yang jelas. Untuk maksud itu Allah
usia dan tidak memperhitungkan jarak atau melengkapi makhluk hidup ini dengan
tempat, sebagaimana sabda Nabi yang nafsu syahwat yang mendorong untuk
populer: Menuntut ilmu itu wajib atas melakukan hubungan kelamin yang jika
setiap orang yang beriman. dilakukan secara sah adalah baik. Dalam
Sebaliknya manusia dilarang berbuat hal ini Allah mensyari'atkan kawin dan
sesuatu yang dapat menghilangkan atau berketurunan, sebagaimana firman-Nya
merusak akal. Segala perbuatan yang dalam surat an-Nur (24): 32:
mengarah pada kerusakan akal adalah Kawinilah orang-orang yang
perbuatan buruk; karenanya dilarang membujang di antaramu dan
syura'. Dalam hal ini, Allah mengharamkan orang-orang baik di antara
meminum minuman memabukkan dan hambamu.
segala bentuk makanan, minuman yang Segala usaha yang mengarah pada
dapat mengganggu akal. Nabi dalam penghapusan atau perusakan keturunan
sunahnya menetapkan sanksi pukulan yang sah adalah perbuatan buruk. Oleh
sebanyak 40 kali atas peminum minuman karena itu, Nabi sangat melarang sikap
yang memabukkan itu. tabattul atau membujang karena mengarah
Untuk mempertahankan hidup, pada peniadaan keturunan. Islam juga
manusia memerlukan sesuatu yang dapat melarang zina yang dinilai sebagai
memenuhi kebutuhan hidupnya, ^seperti perbuatan keji dan dapat merusak tatanan
makan, minum, dan pakaian. Untuk itu sosial, mengaburkan nasab keturunan serta
diperlukan harta dan manusia harus akan mendatangkan bencana. Dalam surat
berupaya mendapatkannya secara halal dan al-Isra' (17): 32, Allah berfirman:
baik. Segala usaha yang mengarah bagi Janganlah kamu dekati perbuatan
pencarian harta yang halal dan baik adalah zina, karena ia adalah perbuatan
perbuatan baik yang disuruh oleh syara\ keji.
Banyak firman Allah dalam Al-Qur'an yang Selanjutnya dalam surat an-Nur (24):
menyuruh manusia mencari rezeki, di 3, Allah menetapkan sanksi bagi pezina:
antaranya dalam surat al-Jumu'ah (62): 10: Pezina laki-laki dan perempuan
Bila telah kamu tunaikan shalat, cambuklah masing masingnya 100
bertebaranlah di muka bumi dan kali.
carilah rezeki dari Allah. Termasuk dalam kelima kebutuhan
Segala usaha yang mengarah pada primer (dharuri) tersebut menurut sebagian
peniadaan atau perusakan harta, adalah ulama adalah "harga diri" yang disuruh
perbuatan buruk yang dilarang. Dalam hal Allah untuk menjaganya dan melarang
ini Allah melarang mencuri, dan sanksi berbuat sesuatu yang dapat mencemarkan-
bagi pencuri adalah dengan potong tangan nya. Dalam hal ini diharamkan menuduh
seperti firman-Nya dalam surat al-Maidah perempuan baik-baik melakukan zina tanpa
(5): 38: bukti yang sah dan pelakunya diancam

364 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dengan 80 kali cambuk, sebagaimana kewajiban syara' secara baik. Hal ini
firman Allah dalam surat an-Nuh (24): 4: disebut muqad- dimah wajib.
Orang-orang yang menuduh Umpamanya mendirikan sekolah
perempuan baik-baik berbuat zina dalam hubungannya dengan menuntut
dan tidak dapat mengemukakan ilmu untuk meningkatkan kualitas
empat orang saksi cambuklah 80
akal. Mendirikan sekolah memang
kali.
perlu, namun seandainya sekolah
Tujuan yang bersifat dharuri tidak didirikan tidaklah berarti tidak
merupakan tujuan utama dalam pembinaan akan tercapai upaya mendapatkan
hukum yang mutlak harus dicapai. Oleh ilmu, karena menuntut ilmu itu dapat
karena itu, suruhan-suruhan syara' dalam dilaksanakan di luar sekolah.
hal ini bersifat mutlak dan pasti, serta Kebutuhan akan sekolah itu berada
hukum syura" yang berlatar belakang pada tingkat hajiyat.
pemenuhuan kebutuhan dharuri adalah 2) Hal yang dilarang syara' melaku-
"wajib" (menurut jumhur ulama) atau kannya untuk mengindarkan secara
"fardhu" (menurut ulama Hanafiyah). tidak langsung pelanggaran pada
Sebaliknya, larangan Allah yang berkaitan salah satu unsur yang dharuri.
dengan dharuri ini bersifat tegas dan Perbuatan zina berada pada larangan
mutlak. Hukum yang ditimbulkannya tingkat dharuri. Namun segala
termasuk haram dzdti. Untuk mendukung perbuatan yang menjurus kepada
pencapaian dari tujuan yang dharuri ini, perbuatan zina itu juga dilarang untuk
syara' menetapkan hukum-hukum menutup pintu bagi terlaksananya
pelengkap yang terurai dalam kitab-kitab larangan zina yang dharuri itu.
fiqh. Melakukan khalwat (berduaan
dengan lawan jenis di tempat sepi)
b. Kebutuhan Sekunder/Hajiyat memang bukan zina dan tidak akan
Tujuan tingkat "sekunder" bagi merusak keturunan. Juga tidak mesti
kehidupan manusia ialah sesuatu yang khalwat itu berakhir pada zina.
dibutuhkan bagi kehidupan manusia, tetapi Meskipun demikian, khalwat itu
tidak mencapai tingkat dharuri. Seandainya dilarang dalam rangka menutup pintu
kebutuhan itu tidak terpenuhi dalam terhadap pelanggaran larangan yang
kehidupan manusia, tidak akan meniadakan bersifat dbaruri. Kepentingan akan
atau merusak kehidupan itu sendiri. adanya tindakan untuk menjauhi
Meskipun tidak sampai akan merusak larangan mi berada pada tingkat
kehidupan, namun keberadaannya bajiyat.
dibutuhkan untuk memberikan kemudahan 3) Segala bentuk kemudahan yang
dalam kehidupan. Tujuan penetapan hukum termasuk hukum rukshsah (kemudahan)
syara'' dalam bentuk ini disebut tingkat yang memberi kelapangan dalam
hajiyat. kehidupan manusia. Sebenarnya tidak
Tujuan hajiyat dan segi penetapan ada rukhsab pun tidak akan hilang
hukumnya dikelompokkan pada tiga salah satu unsur yang dbarun itu,
kelompok: tetapi manusia akan berada dalam
1) Hal yang disuruh syara' melakukan- kesempitan (kesulitan). Rukhsbab ini,
nya untuk dapat melaksanakan berlaku dalam hukum "ibadat" seperti

Aliran Ushul Fiqh … 365


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

shalat bagi yang berada dalam dbaruri pun berurutan pula tingkat
perjalan; dalam "muamalat" seperti kepentingannya, yaitu: agama, jiwa, akal,
bolehnya jual beli salam (inden); juga harta, keturunan (harga diri). Adanya
dalam "jinayat" seperti adanya maaf peringkat dan urutan kepentingan itu akan
untuk membatalkan pelaksanaan tampak di saat terjadi perbenturan antar
qisbash bagi pembunuh, baik diganti masing-masing kepentingan itu dan salah
dengan diyat (denda) atau tanpa diyat satu di antaranya harus didahulukan.
sama sekali. Bila terjadi perbenturan antara
tuntutan yang bersifat dbaruri dengan yang
c. Kebutuhan Tersier/Takhsiniyat bersifat hajiyat, maka yang didahulukan
Tujuan tingkat "tersier" adalah adalah yang tingkat dbaruri. Contoh dalam
sesuatu yang sebaiknya ada untuk hal ini umpamanya seorang dokter laki-laki
memperindah kehidupan. Tanpa menghadapi pasien perempuan yang
terpenuhinya kebutuhan tersier, kehidupan terancam jiwanya dan diperlukan operasi
tidak akan rusak dan juga tidak akan untuk penyelamatan. Memelihara jiwa si
menimbulkan kesulitan. Keberadaannya sakit dituntut dalam tingkat dbaruri. Tetapi
dikehendaki untuk kemuliaan akhlak dan untuk melakukan tuntutan ini ia harus
kebaikan tata tertib pergaulan. Tujuan melihat aurat perempuan yang hukumnya
dalam tingkat ini disebut "takbsiniyat". terlarang dalam tingkat bajiyat. Di sini
Tujuan takbsiniyat ini menurut terjadi perbenturan antara suruhan dalam
asalnya tidak menimbulkan hukum wajib tingkat dbaruri dengan larangan dalam
pada perbuatan yang disuruh dan tidak tingkat bajiyat. Dalam hal ini ulama
menimbulkan hukum haram ' pada yang membenarkan si dokter melihat aurat si
dilarang sebagaimana yang berlaku pada sakit waktu operasi tersebut, karena harus
dua tingkat lainnya (dbaruri dan bajiyat). mendahulukan yang dbaruri dari bajiyat.
Segala usaha untuk memenuhi kebutuhan Bila terjadi perbenturan dua tuntutan
takbsini ini menimbulkan hukum "sunah", yang sama-sama berada dalam tingkat
dan perbuatan yang mengabaikan dbaruri namun berbeda dalam unit
kebutuhan takbsini menimbulkan hukum kepentingan didahulukan urutan yang lebih
"makruh". tinggi. Bila kepentingan memelihara agama
Takbsini berlaku pada bidang ibadal, berbenturan dengan kepentingan
seperti berhias dan berpakaian rapi pada memelihara jiwa, maka diutamakan
waktu ke masjid; dan pada bidang memelihara agama. Dalam hal ini jihad
muamalat, seperti pada jual beli syuf'ah; pada jalan Allah diutamakan bila agama
juga berlaku pada adat, seperti hemat dalam sudah terancam meskipun untuk itu akan
berbelanja; serta berlaku pula dalam bidang mengorbankan jiwa. Dalam hal ini Allah
jinayat seperti tidak membunuh anak-anak berfirman dalam surat at-Taubah (9): 41:
dan perempuan dalam peperangan. Jihadlah kamu dengan hartamu dan
Pembagian tujuan syara' pada tiga hal jiwamu di jalan Allah.
tersebut, se'kaligus menunjukkan peringkat Biia terjadi perbenturan antara
kepentingan. Tingkat dbaruri lebih tinggi kepentingan memelihara jiwa dengan
dari tingkat bajiyat, dan tingkat hajiyat kepentingan memelihara akal, didahulukan
lebih tinggi dari tingkat takhsiniyat. kepentingan memelihara jiwa. Dalam hal
Kebutuhan dalam peringkat yang sesama ini umpamanya seseorang yang tersekat

366 Aliran Ushul Fiqh …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

kerongkongannya dan terancam jiwanya kepentingan belajar pokok-pokok agama


kecuali dengan meminum cairan tertentu juga berada pada tingkat hajiyat yang
dan kebetulan cairan yang ada hanyalah berkaitan dengan memelihara agama. Bila
minuman terlarang, maka boleh dia untuk kepentingan proses belajar mengajar
meminum khamar yang terlarang itu ini si guru terpaksa melihat wajah si murid
meskipun sampai ia mabuk karena yang semestinya tidak boleh dilakukan,
meminum minuman itu. maka ia dibolehkan meskipun yang
Bila terjadi perbenturan antara demikian adalah aurat. Haram melihat aurat
kepentingan memelihara akal dengan berada pada haram ghairu dzati atau saddu
kepentingan memelihara harta, maka al-dzari'ah sedangkan belajar pokok-pokok
kepentingan memelihara akal harus agama itu adalah sesuatu yang bersifat
didahulukan. Umpamanya seseorang yang hajiyat. Hajat dalam hal ini didahulukan
akalnya terancam kerusakan dan baru dapat karena yang berlawanan dengannya hanya
ia melepaskan ancaman itu dengan cara sebatas haji-yi pula.
mencuri sesuatu yang dimiliki orang lain.
Dalam hal ini dibolehkan ia mencuri untuk Daftar Kepustakaan
memelihara akalnya itu. Al-Syathiby, Abu Ishak, Al-Muwafaqat fi
Bila terjadi perbenturan antara Ushul al-Ahkam, Kairo, 1970.
kepentingan memelihara harta dengan Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh,
kepentingan memelihara harga diri, AMZAH, Jakarta, 2010.
didahulukan kepentingan memelihara harta. Amir Syarifuddin, H., Ushul Fiqh, Edidi
Umpamanya seseorang diperkosa dengan Pertama, Cetakan Ke-5, Kencana
ancaman satu-satunya harta yang Prenada Media Group, 2009.
dimilikinya akan dimusnahkan. Dibenarkan Basiq Djalil, Logika (Ilmu Mantiq), Qalbun
tindakan membiarkan diri dipaksa berbuat Salim, Jakarta, 2008.
zina yang terlarang karena membela harta, Djazuli, H.A., Ilmu Fiqh: Penggalian,
apalagi membela jiwa. Perkembangan, dan Penerapan
Untuk membenarkan tindakan Hukum Islam, Edisi Revisi Cetakan
mengambil suatu risiko buruk untuk Ke-7, Kencana Prenada Media
mempertahankan kepentingan yang lebih Group, 2010.
tinggi itu ulama menggunakan kaidah: Khalid Ramadhan Hasan, Mu’zam Ushul
Sesuatu yang diharamkan secara al-Fiqh, Mesir, 1997.
zaati dibolehkan karena dharurat. Khalimi, Logika: Teori dan Aplikasi,
Begitu pula bila terjadi perbenturan Gaung Persada Press, Jakarta, 2011.
antara sesama yang berada dalam Ibrahim Beyk, Ahmad, Ilmu Usuhul al-
kepentingan tingkat hajiyat, didahulukan Fiqh, Daru al-Anshar, Kairo, 1990.
satu di antaranya, yaitu yang paling enteng Khudari Beyk, Ushul al-Fiqh, Mathba’ah
risikonya. Seandainya sama risikonya al-Istiqamah, Kairo, 1938.
didahulukan kepentingan berdasarkan urut Muhammad Abu Zahrah, Usuhul Fiqih
sebagaimana disebutkan di atas, karena (Terjemah oleh Saefullah Ma’shum
meski bagaimana juga kepentingan hajiyat dkk.), Cetakan Pertama, Pustaka
berkaitan dengan salah satu lima unsur Pirdaus, Jakarta, 2008.
dharuri disebutkan di atas. Kepentingan Satria Efendi M., Ushul Fiqh, Prenada
menutup aurat berada pada tingkat haji dan Media, Jakarta, 2005.

Aliran Ushul Fiqh … 367


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Wahbah al-Juhaily, Ushul al-Fiqh al-


Islamy, Darul Fikri, Damaskus, 1986.
Yusuf Ahmad Muhammad al-Badawy,
Maqashid al-Syariyyah ‘inda Ibnu
Taimiyah, Daru al-Nafa-is, Jordan,
2000.

368 Aliran Ushul Fiqh …

Anda mungkin juga menyukai