Anda di halaman 1dari 16

cerita

sajak

kajian kitab

mau'idhotul mu'minin

hikam

SubMenu3

SubMenu4

lain-lain

makalah iqt

tazkiyat

tarikh islam

Top of Form

Bottom of Form

Home › makalah iqt

makalah: studi kitab tafsir Rowa'iul Bayan karya as-Shobuni

Saturday, February 10, 2018 Add Comment Edit

Makalah

Tafsir Rawāi’ul Bayān Tafsir Ayat Ahkam Mina’l Quran

(Ali Ash-Shobuni)

Artikel Terkait

proposal : KONSEP IMARAH MASJID PRESPEKTIF ALI AS-SHOBUNI (contoh)

Makalah ushul fiqih istishab

makalah hadits ahkam : hasad dan ghibah


Makalah Tafsir al-Ma’ani li al-Qur’an al-Karim (bin’ ‘Syathi’)

proposal POLIGAMI PRESPEKTIF TAFSIR RAWA’IUL BAYAN (Studi pemikiran ali ash-shabuni)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah :Studi Kitab Tafsir II

Dosen pengampu : Muhammad Misbah, Lc., M. Hum


Oleh:M Zainu Nuri : 1530110093

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IQT)

JURUSAN USHULUDDIN

STAIN KUDUS

2017

BAB I

PENDAHULUAN

Tafsir berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa alkasyf (menjelaskan dan
menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari
Al-Imam AzZarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
Tafsir al-Qur‟an adalah kunci untuk membuka gudang simpanan alQur‟an untuk mendapatkan
permata di dalamnya. Jika demikian, maka tafsir menjadi kebutuhan yang penting karena kandungan
al-Qur‟an bukan hanya menyampaikan agama, namun juga pegangan tatanan sosial di masyarakat.

Perkembangan keilmuan yang semakin pesat, memaksa para ahli Al-Qur’an turut andil pula dalam
menjawab tantangan zaman, salah satu tokoh yang turut andil dalam dunia Islam diantaranya yakni
Muhammad Ali As-Shabuni, salah satu tokoh mufassir yang berasal dari kota Aleppo, Suriah, dengan
tafsirannya yang terkenal dengan nama Tafsir Rawa‟i al-Bayan. Tafsir Rawa‟i al-Bayan merupakan
salah satu kitab tafsir populer di kalangan peminat studi al-Qur‟an. Kitab tafsir yang bercorak fikih
atau hukum adalah karya ayat-ayat hukum kontemporer

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Ali Ash-Shobuni

Nama lengkapnya adalah Muhammad Ali bin Jamil Ash-Shabuni. ia lahir di kota Aleppo, Suriah, pada
tahun 1930 M. Namun beberapa sumber menyebutkan Ash-Shabuni dilahirkan tahun 1928.
Ayahnya, Syekh Jamil merupakan salah satu ulama senior di Aleppo. Beberapa sumber menyatakan
bahwa ayahnya adalah orang pertama yang membimbingnya baik di pendidikan dasar dan formal,
terutama mengenai bahasa Arab, ilmu waris dan ilmu agama.

Sembari menimba ilmu kepada sang Ayah, Ash-Shabuni juga pernah berguru kepada sejumlah ulama
terkemuka di Aleppo. Mereka diantaranya yang pernah menjadi guru Ash-Shabuni adalalah Syekh
Muhammad Najib Sirajuddin, Sykeh Ahmad Al-Shama, Shekh Muhamad Sa’id Al-Idlibi, Syekh
Muhammad Raghib Al-Tabbakh, dan Syekh Muhammad Najib Khayatah

Selain itu, untuk menambah pengetahuannya, ia juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama
lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.Setelah menyelesaikan studinya di bangku
sekolah dasar, Ash-Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya ke sekolah milik pemerintah,
Madrasah Al-Tijariyya. Di sana ia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun. Selanjutnya ia
meneruskan ke sekolah khusus Syariah, Khasrawiyya yang berada di Aleppo.1

Di Khasrawiyya Ash-Shabuni tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, fikih,
hadits, dan lain sebagainya, akan tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan
pendidikan di Khasrawiyya dan lulus pada tahun 1949.Ash-Shabuni melanjutkan pendidikannya di
Universitas Al-Azhar, Kairo,Mesir, hingga mendapat gelar Lc dari fakultas Syari’ah pada tahun 1952.
Tidak berhenti di sini, ia pun melanjutkan ke pasca sarjana dan lulus pada tahun 1954 dengan
mendapat gelar Megister pada konsentrasi peradilan Syariah (Qudha As-Sar’iyyah). Seluruh studiya
di Mesir merupakan beasiswa dari Departemen Wakaf Suriah. Pasca studi di Mesir, Ash-Shabuni
kembali ke kota kelahirannya. Ia mengajar di berbagai sekolah menengah atas (SMA) yang ada di
Aleppo. Pekerjaannya sebagai guru SMA ini ia lakoni selama delapan tahun. Dari tahun 1955 hingga
tahun 1962.Setelah itu, ia pun mendapatkan tawaran mengajar di dua universitas ternama, yakni di
fakultas Syari’ah, Universitas Ummu’l Qura’ dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam, Universitas King
Abdul Aziz. hingga kini ia tercatat sebagai Guru Besar Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam
Universitas King Abdul Aziz.

Karena kiprahnya di dunia pendidikan Islam, di tahun 2007, panitia penyelengggara Dubai
International Qur’an Award menetapkan Ash-Shabuni sebagai Personaliti of The Muslim World.
Pilihan tersebut jatuh padanya seteah beberapara orang kandidit diseleksi oleh Pangeran
Muhammad ibn Rashid Al-Maktum, Wakil Kepala Pemerintahan Dubai. Penghargaan serupa juga
pernah diberikan kepada Yusuf Al-Qaradawi dan sejumlah ulama dunia lainnya.2

B. Metode Penafsiran

Metode muhammad Ali Ash-Shabuni ketika menafsirkan ayat dalam Rawāiu’l Bayān tertera pada
pengantar tafsir di awal kitabnya. Di sana dia hanya mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan
hukum, sehingga disusun per materi. Setidaknya terdapat beberapa langkah yang harus ia lakukan
dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, yakni:

1. ‫( التحليل اللفظي‬pengertian kosa kata), yakni menguraikan kosa kata yang sulit atau penting untuk
dibahas dengan berpegang pada pendapat para mufasir dan ahli-ahli bahasa.

2. ‫( المعني األجمالي‬makna global), Makna Ijmali dikemas dalam bahasa sendiri.

1 Hanim Shafiera, Penafsiran Ali Ash-Shabuni Terhadap Ayat-Ayat Tasybih Dalam Surat Al-Baqarah,
Skripsi, Fakultasushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau

2 Andy Haryono, Analisis Metode Tafsir Muhammad Ash-Shabuni dalam Kitab rawâiu’ al-Bayân,
Wardah, Vol.18, No.1, 2017
3. ‫سبب النزول‬, Sabab an-Nuzul ini dicantumkan jika ayat yang bersangkutan
mempunyai sababunnuzul-nya.

4. ‫ المناسبة بين األيات‬, bentuk kaitan dengan ayat sebelumnnya dan sesudahnya

5. ‫وجوه القراءات‬, mencari bentuk Qiraat yang mutawattir

6. ‫ وجوه االِعراب‬, memunculkan bentuk I‟rab secara singkat.

7. ‫ لطائف التفسير‬melakukan penjelasan hukum aplikatif yang meliputi rahasia dan nilai balaghah
serta kecermatan ilmiah.

8. ‫األحكام الشرعية‬, syari‟at hukum dari tiap ayat yang sedangan ditafsir dengan dilengkapi dalil-dalil
dari para pakar hukum Islam serta tarjih atau pemilahan dalil.

9. ‫( الخالصة‬kesimpulan), ash-Shabuni menggunakan kesimpulan ringkas dengan mengemukakan


petunjuk-petunjuk yang diperoleh dari ayat. Ia memuat makna global dan kesimpulan pada setiap
pembahasannya, jika makna globalnya diletakan di awal pembicaraan maka kesimpulannya berada
di akhir pembahasan.

10. ‫ حكمة التشريع‬menutup setiap pembahasan dengan filosofi disyariatkannya hukum-hukum dari
ayat-ayat yang sedang ditafsirkan3

C. Corak Penafsiranal-Tafsir rawa’I Bayan

Rawāi’ul Bayān fi tafsiri ayati’l Ahkam mina’l Quran atau terjemahan harfiahnya adalah “Keterangan
yang indah dalam tafsir ayat-ayat hukum dari Al-Quran” adalah nama salah satu tafsir karya Ali
Shabuni yang sangat menarik,Dikatakan menarik karena ini adalah karya pilihan yang telah ia lalui
selama 10 tahun pengalamannya dalam penelaahan ilmiah. Hal ini sebagaimana ungkapannya di
pengantar tafsir tersebut, “...aku hidup cukup lama dengan kondisi yang mulia itu hingga 10 tahun,
aku pun sudah menorehkan karya-karya berbentuk buku, dimana yang terakhir adalah kitab yang
kuberi judul...”.

Kitab tafsir Rawāi’ul Bayān ini masuk ke dalam katagori tafsiru’l ahkam atau dalam istilah lain Tafsir
Ahkam yang menurut sementara pakar bermakna tafsir Al-Quran yang berorientasi atau fokus pada
pembahasan ayat-ayat hukum. Pembatasan ayat-ayat hukum yang terdapat di dalam Al-Quran inilah
yang menjadi cirikhas dari tafsir Ahkam. Kitab Tafsir tersebut terdiri dari dua jilid besar, dan disusun
berdasarkan tema-tema hukum di setiap pertemuan.

Tafsir Ash-Shabuni ini dapat dikatagorikan sebagai tafsir muqarin atau tafsir perbandingan, karena di
dalam tafsirnya ia mengngkapkan pendapat dari para mufasir sebagai sumber perbandingan,
kemudian ia menguatkan pendapat yang paling sahih di antara pendapat-pendapat yang telah ia
bandingkan4

3 Laila Badriyah, Kajian Terhadap Tafsir Rawa’i Al-Bayan: Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al- Quran
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Jurnal Pendidikan Dan Pranata Islam

4 Andy Haryono, Op. cit


D. Contoh penafsiran

ٌ ‫ش ْي ٌء فَاتِبَا‬
‫ع‬ َ ‫ِي لَه ُ م ِْن أَخِ ي ِه‬َ ‫عف‬ ُ ‫اص فِي ْالقَتْلَى ۖ ْال ُح ُّر بِ ْال ُح ِر َو ْالعَ ْب ُد بِ ْالعَ ْب ِد َو ْاأل ُ ْنث َ ٰى بِ ْاأل ُ ْنث َ ٰى ۚ فَ َم ْن‬ ُ ‫ص‬ َ ‫علَ ْي ُك ُم ْال ِق‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكت‬
َ ‫ِب‬
‫عذَابٌ أَلِيم‬ ٰ
َ ُ‫ِيف مِ ْن َر ِب ُك ْم َو َرحْ َمة ٌ ۗ فَ َم ِن ا ْعت َ َد ٰى بَ ْع َد ذَلِكَ فَلَه‬ ٌ ‫ان ۗ ذَلِكَ ت َْخف‬ ٰ ٍ ‫س‬ َ ‫ِب ْال َم ْع ُروفِ َوأ َ َدا ٌء ِإلَ ْي ِه ِبإ ِ ْح‬
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang
yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan
wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang
mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat)
kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih[111].

179. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa.

‫التحليل اللفظي‬
‫ فرض عليكم قال الشاعر‬:‫علَ ْي ُك ُم} معناه في كل القرآن‬ َ ‫ قال الفراء { ُكت‬: }‫ِب‬
َ ‫ِب‬ َ ‫{ ُكت‬:
ِ ‫ وعلى الغانيا‬... ‫ُكتب القت ُل والقتال علينا‬
‫ اقتص أثر فالن إذا فعل مثل‬:‫ أن يفعل به مثل فعله من قولهم‬: }‫ت جر الذيول{القصاص‬
‫فعله‬.

v Al-Tahlil al-Lafdzi

Al-Farra’ berkata : (‫علَ ْيكُ ُم‬ َ ‫ ) ُكت‬di dalam al-Qur’an bermakna di wajibkan atas kalian semua. Seperti
َ ‫ِب‬
ucapan Sya’ir :

‫ تتب ُع‬:‫والقصاص‬
ُ ]64 :‫صصا} [الكهف‬ ِ َ ‫ {فارتدا على آث‬:‫ القصاص مأخوذ من القص وهو تتبع األثر قال تعالى‬:‫قال الراغب‬
َ َ‫ار ِه َما ق‬
]45 :‫اص} [المائدة‬
ٌ ‫ص‬َ ِ‫ {والجروح ق‬:‫ الدم بالقَ َود قال تعالى‬.
Al-Raghib berkata : lafadz Qishas diambil dari kata al-Qosh yang artinya mengikuti jejak, Allah
berfirman “lalu mereka keduanya kembali mengikuti jejak mereka berdua”. Qishas adalah mengikuti
(membalas) darah (kematian) dengan qowad (qishas). Allah berfirman : ‫اص‬ ٌ ‫ص‬
َ ِ‫والجروح ق‬
‫] أي اتبعي‬11 :‫صي ِه} [القصص‬ ِ ُ‫ { َوقَالَتْ أل ُ ْختِ ِه ق‬:‫ قصصتُ الشيء إذا تتبعت أثره شيئا بعد شيء ومنه قوله تعالى‬:‫قال في اللسان‬
‫ القَ َود وهو القتل بالقتل‬:‫والقصاص‬
ُ ،‫أثره‬
‫ وجرحى جمع جريح‬،‫ كصرعى جمع صريع‬،‫ جمع قتيل ويستوي فيه المذكر والمؤنث‬: }‫{القتلى‬.

(‫)القتلى‬adalah jama’ dari lafadz ‫ قتيل‬dapat digunakan untuk mudzakkar dan mu’annats seperti halnya
lafadz shor’a jama’ dari shori’ dan jar’ha jama’ dari lafadz jarih.

]95 :‫سلَف} [المائدة‬


َ ‫ع َّما‬ َ { :‫ عفوت عنه أي صفحتُ عنه ومنه قوله تعالى‬:‫ تقول‬،‫ واإلسقاط‬،‫ العفو معناه الصفح‬: }‫ِي‬
َ ‫عفَا هللا‬ َ ‫عف‬
ُ {
‫] وعفوتُ لكم عن صدقة الخيل والرقيق أي أسقطتها عنكم‬286 :‫عنا} [البقرة‬ َّ َ ‫ {واعف‬:‫وقوله‬.
(ufiya) lafadz al-Afwu mempunyai makna mangampuni atau mencabut, (seperti perkataanmu : saya
memaafkanmu, maksudnya ‘saya mengampunimu’. Seperti firman Allah juga dalam surat al-Ma’idah
ayat 95 yang artinya : Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan dalam surat al-Baqarah ayat
286 : . beri ma’aflah kami.

‫ أي ظلم فقتل القاتل بعد أخذ الدية فله عند هللا عذاب أليم‬: }‫{فَ َم ِن اعتدى‬.

(‫ )فَ َم ِن اعتدى‬artinya mendzalimi, semisal membunuh si pembunuh setelah mengambil diyat (dari si
pembunuh). Maka baginya adzab yang pedih.

‫ مأخوذ من لب النخلة‬،‫ العقول جمع لب‬: }‫{األلباب‬.

‫المعنى اإلجمالي‬
‫الحر‬
ُّ ‫ فإذا قتل‬،‫ وال يبغين بعضكم على بعض‬،‫ يا أيها الذين آمنوا فرض عليكم أن تقتصوا للقتيل من قاتله‬:‫يقول هللا جل ثناؤه ما معناه‬
‫ ودعوا الظلم الذي‬،‫ وإذا قتلت األنثى األنثى فاقتلوها بهامثال بمثل بالعدل والمساواة‬،‫ وإذا قتل العب ُد العب َد فاقتلوه به‬،‫الحر فاقتلوه فقط‬
َّ
‫ فمن تُرك له شيء من‬،‫ واستعالء وطغيان‬،‫ فإن ذلك ظلم وعدوان‬،‫ وال باألنثى رجال‬،‫ وال بالعبد حرا‬،‫كان بينكم فال تقتلوا أحرارا‬
‫ وعفا عنه ولي القتيل فلم يقتص منه وقبل منه الدية‬،‫القصاص إلى الدية‬

v Makna Ijmali

Allah berfirman : wahai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kalian semua yaitu mengqhishas
orang yang telah membunuh. Dan janganlah sebagian dari kalian berbuat keji pada sebagian yang
lain. Maka ketika seorang yang merdeka membunuh orang yang merdeka, maka bunuhlah orang
merdeka (yang membunuh) tadi, jika seorang budak membunuh budak, maka bunuhlah budak (yang
membunuh) tadi, dan jika seorang perempuan membunuh perempuan, maka bunuhlah perempuan
tadi. Dengan adil dan sama. Dan tinggalkanlah kedzaliman yang ada diantara kalian, jadi janganlah
kalian membunuh beberapa orang merdeka dikarenakan seorang diantaranya membunuh satu
orang merdeka, dan janganlah kalian membunuh seorang merdeka sebab dia membunuh budak.
Dan jangan membunuh laki-laki sebab laki-laki tersebut membunuh seorang perempuan.
Sesungguhnya yang seperti itu adalah kedzaliman dan melampui batas. Dan barangsiapa
meninggalkan qishas dan beralih kepada diyat (wali si terbunuh memaafkan si pembunuh dan tidak
mengqishasnya, serta menerima diyat dari si pembunuh) maka hal tersebut di perbolehkan

‫ ألنه من علم أن من قتل نفسا قُتل بها يرتدع وينزجر عن‬،‫ولكم – يا أولي العقول – فيما شرعت لكم من القصاص حياة وأي حياة‬
،‫ ذلك هو شرع هللا الحكيم‬،‫ ويأمن الناس على أرواحهم‬،‫ وتحفظ النفوس‬،‫ وبذلك تصان الدماء‬،‫ فيحفظ حياته وحياة من أراد قتله‬،‫القتل‬
‫ الذي به حياة الناس وسعادتهم في الدنيا واآلخرة‬،‫ودينه القويم‬.

(‫ )ولكم – يا أولي العقول‬terdapat kehidupan didalam qishas yang telah di syariatkan kepada kalian, karena
seseorang yang mengetahui bahwa dia akan di bunuh jika sampai membunuh seseorang, maka dia
akan mengurungkan niat untuk membunuh. Maka terjagalah hidup orang tersebut dan orang yang
ingin dia bunuh. Jika demikian, darah akan terjaga, jiwa dapat terjaga, dan manusiapun akan aman.
Seperti itulah syari’at dari Allah yang maha bijaksana.

‫سبب النزول‬
‫ وكان الحي منهم إذا كان فيهم عدة‬،‫ي وطاعة للشيطان‬ َّ ‫أ – روي في سبب نزول هذه اآلية عن قتادة‬
ٌ ‫أن أهل الجاهلية كان فيهم بغ‬
:‫ وإذا قتلت امرأة ٌ منهم امرأة من آخرين قالوا‬،‫ تعززا لفضلهم على غيرهم‬،‫ لن نقتل به إال حرا‬:‫ قالوا‬،‫ فقتل عبدُهم عب َد آخرين‬،‫ومنعة‬
‫ فأنزل‬،‫لن نقتل بها إال رجال‬
v Sabab an-Nuzul

Diriwayatkan mengenai sabab an-Nuzul ayat ini dari qatadah bahwasanya orang-orang jahiliyyah
biasa melakukan kedzaliman serta mengikuti kehendak syaitan, yaitu apabila seseorang yang hidup
(dari suatu qabilah) yang memiliki kekuatan dimana kemudian budak mereka membunuh budak
yang lain, lalu mereka berkata : kami tidak akan membunuh kecuali orang merdeka, kemudian jika
seorang perempuan membunuh perempuan mereka akan berkata “kami tidak akan membunuh
kecuali laki-laki”. Mereka melakukan itu karena kesombongan tentang kehebatan mereka.

‫لطائف التفسير‬
‫ روي البخاري عن‬،‫ ولم يكن هذا في شريعة التوراة‬،‫ أكرم هللا هذه األمة المحمدية فشرع لهم قبول الدية في القصاص‬:‫اللطيفة األولى‬
‫علَ ْي ُك ُم القصاص‬ َ ‫ فقال هللا لهذه األمة { ُكت‬،‫ «كان في بني إسرائيل القصاص ولم يكن فيهم الدية‬:‫ع ْنهما أنه قال‬
َ ‫ِب‬ َ ُ‫َّللا‬
َّ ‫ي‬َ ‫ض‬
ِ ‫ابن عباس َر‬
‫ان} يتبع الطالب‬ ٍ ‫س‬ َ َ َ ْ َ
َ ‫ِي لهُ مِ ن أخِ ي ِه‬
َ ْ‫ش ْي ٌء} فالعفو أن تقبل الدية في العمد {فاتباع بالمعروف َوأ َدآ ٌء إِل ْي ِه بِإِح‬ َ ‫عف‬ ْ َ
ُ ‫ {ف َمن‬:‫فِي القتلى} إلى قوله‬
‫ِيف ِمن َّربِ ُك ْم َو َرحْ َمةٌ} مما كتب على من كان قبلكم {فَ َم ِن اعتدى بَ ْع َد ذلك} قتل‬ ٌ ‫ ويؤدي إليه المطلوب بإحسان {ذلك ت َْخف‬،‫بالمعروف‬
}‫عذَابٌ أَلِي ٌم‬
َ ُ ‫ بعد قبول الدية {فَلَه‬.
v Latha’if al-Tafsir

Lathifah pertama : Allah telah memuliakan umat Muhammad, Dia mensyari’atkan adanya
penerimaan diyat dalam hokum qishas, syari’at seperti ini tidaklah terdapat dalam syariat Taurat.
Diriwayatkan dari Bukhari dari ibn Abbas, dia berkata : “di dalam bani Isra’il terdapat hokum qishas
namun tidak ada hokum diyat”, Allah berfirman pada umat ini “‫علَ ْي ُك ُم القصاص فِي القتلى‬ َ ‫ ” ُكت‬sampai
َ ‫ِب‬
َ ‫ِي لَه ُ مِ ْن أَخِ ي ِه‬
pada firman “‫ش ْي ٌء‬ ُ ‫”فَ َم ْن‬, al-Afw adalah menerima diyat pada pembunuhan amdu
َ ‫عف‬
(sengaja).

‫األحكام الشرعية‬
‫ والمسلم بالذمي؟‬،‫ هل يقتل الحر بالعبد‬:‫الحكم األول‬
‫ والمسلم إذا قتل ذميا هل يقتالن بهما أم ال؟‬،‫اختلف الفقهاء في الحر إذا قتل عبدا‬
‫ وال المسلم بالذمي‬،‫ (المالكية والشافعية والحنابلة) إلى أن الحر ال يقتل بالعبد‬:‫فذهب الجمهور‬.

‫ وكذلك المسلم يقتل بالذمي‬،‫ إلى أن الحر يقتل بالعبد‬:‫وذهب الحنفية‬.

v Al-Ahkam al-Syari’at

Apakah seseorang merdeka di qishas karena membunuh budak, dan seorang muslim di qishas
karena membunuh kafir dzimmi?

Para ulama’ fiqih berbeda pendapat mengenai seorang yang merdeka yang membunuh budak, serta
seorang muslim yang membunuh kafir dzimmi.apakah keduanya di qishas atau tidak?

Ø Jumhur ulama’ (malikiyah, syafi’iyah, dan hanabilah) berpendapat bahwa keduanya tidak di
qishas.
‫‪Ø Hanafiyah berpendapat bahwa keduanya di qishas.‬‬

‫‪:‬أدلة الجمهور‪ ,‬استدل الجمهور على مذهبهم بالكتاب‪ ،‬والسنة‪ ،‬والمعقول‬

‫علَ ْي ُك ُم القصاص فِي القتلى} فقد أوجب هللا المساواة‪ ،‬ثم بين هذه المساواة بقوله‪{ :‬الحر ِب ْال ُح ِر ‪.‬‬ ‫أ – أما الكتاب فقوله تعالى‪ُ { :‬كت َ‬
‫ِب َ‬
‫‪ .‬والعبد بالعبد واألنثى باألنثى}‬

‫فالحر يساويه الحر‪ ،‬والعبد يساويه العبد‪ ،‬واألنثى تساويها األنثى‪ ،‬فكأنه تعالى يقول‪ :‬اقتلوا القاتل إذا كان مساويا للمقتول‪ ،‬قالوا‪ :‬وال‬
‫‪.‬مساواة بين الحر والعبد فال يقتل به‪ ،‬وكذلك ال مساواة بين المسلم والكافر فال يقتل به‬

‫سلَّم َ قال‪« :‬ال يُقتل مسلم بكافر‬


‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫‪» .‬ب – وأما السنة‪ :‬فما رواه البخاري عن علي كرم هللا وجهه أن رسول هللا َ‬
‫كالسلعة والمتاع بسبب الرق الذي هو من آثار الكفر‪ ،‬والكافر كالدابة بسبب الكفر الذي طغى‬ ‫ِ‬ ‫ج – وأما المعقول‪ :‬فقالوا‪ :‬إن العبد‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫عليه‪ ،‬وقد قال تعالى‪{ :‬إِ َّن ش ََّر الدواب عِن َد هللا الذين َكف َُروا ف ُه ْم ال يُؤْ مِ نونَ } [األنفال‪ ]55 :‬فكيف يُساوى المؤمن بالكافر‪ ،‬وكيف يقتل‬
‫َ‬
‫‪ .‬به؟‬

‫‪:‬أدلة الحنفية‬

‫‪:‬واستدل الحنفية على مذهبهم ببضعة أدلة نوجزها فيما يلي‬

‫علَ ْي ُك ُم القصاص فِي القتلى ‪ } ...‬إن هللا أوجب قتل القاتل بصدر اآلية‪ ،‬وهي عامة تعم كل‬ ‫أوال‪ :‬قوله تعالى‪{ :‬ياأيها الذين آ َمنُواْ ُكت َ‬
‫ِب َ‬
‫ْ‬
‫قاتل سواء كان حرا أو عبدا‪ ،‬مسلما أو ذميا‪ ،‬وأما قوله تعالى‪{ :‬الحر بِال ُح ِر والعبد بالعبد ‪ } ...‬إلخ فإنما هو إلبطال الظلم الذي كان‬
‫عليه أهل الجاهلية‪ ،‬حيث كانوا يقتلون بالحر أحرارا‪ ،‬وبالعبد حرا‪ ،‬وباألنثى يقتلون الرجل تعديا وطغيانا‪ ،‬فأبطل هللا ما كان من‬
‫‪.‬الظلم‪ ،‬وأكد القصاص على القاتل دون غيره كما فهم ذلك من سبب النزول وقد تقدم‬

‫علَ ْي ِه ْم فِي َهآ أ َ َّن النفسبالنفس ‪ } ...‬قالوا‪ :‬وهو عموم في إيجاب القصاص‬
‫ثانيا‪ :‬واستدلوا بقوله تعالى في سورة [المائدة‪َ { : ]45 :‬و َكت َ ْبنَا َ‬
‫‪.‬في سائر المقتولين‪ ،‬وشرع من قبلنا شرعٌ لنا ما لم يرد ناسخ‪ ،‬ولم نجد ناسخ‪5‬ا‬

‫’‪Dalil jumhur ulama‬‬

‫‪Jumhur ulama’ mengambil dalil atas pendapatnya dari al-Qur’an, hadits, dan logika.‬‬

‫علَ ْي ُك ُم القصاص فِي القتلى ‪1. Al-Qur’an : firman Allah :‬‬ ‫‪ُ dalam firman ini sesungguhnya Allah‬كت َ‬
‫ِب َ‬
‫‪mewajibkan musawah ‘setingkat’, kemudian Allah menjelaskan musawah tersebut dengan firman‬‬
‫الحر بِ ْال ُح ِر والعبد بالعبد واألنثى باألنثى‪.‬‬
‫‪Maksudnya orang merdeka sama dengan orang merdeka, budak sama dengan budak, perempuan‬‬
‫‪sama dengan perempuan. Seolah-olah Allah berfirman “bunuhlah orang yang membunuh jika si‬‬
‫‪pembunuh setingkat dengan orang yang di bunuh”. Jumhur berpendapat orang merdeka tidaklah‬‬
‫‪setingkat dengan budak, karenanya orang merdeka tidak diqishas karena membunuh budak, begitu‬‬
‫‪pula muslim dan kafir dzimmi.‬‬

‫‪2. Sunnah, adapun dari hadits adalah hadits yang dieiwayatkan dari imam Bukhari dari Ali KW‬‬
‫”‪bahwasanya rasulullah bersabda “seorang muslim tidak dibunuh sebab membunuh kafir‬‬

‫‪3.‬‬ ‫‪Logika :‬‬

‫‪5 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Tafsir Rawa’i Al-Bayan: Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al- Quran ,‬‬
‫‪maktabah Syamilah‬‬
Dalil hanafiyah

Hanafiyah mengambil dalil atas pendapatnya dengan sedikit dalil yang akan saya ringkas sebagai
berikut :

1. Firman Allah ‫علَ ْي ُك ُم القصاص فِي القتلى‬ َ ‫ ياأيها الذين آ َمنُواْ ُكت‬, pada permulaan ayat Allah mewajibkan
َ ‫ِب‬
untuk mengqishas pembunnuh, ayat ini bersifat umum yang mana mencakup semua pembunuh,
entah dia merdeka, budak, muslim, ataupun kafir dzimmi. Adapun firman Allah ( ‫الحر بِ ْال ُح ِر والعبد بالعبد‬
...) adalah untuk menolak kedzaliman yang ada pada masa jahiliyyah, dimana mereka membunuh
beberapa orang merdeka karena salah satunya membunuh satu orang merdeka, dan karena
membunuh seorang perempuan mereka membunuh laki-laki, mereka melakukan itu secara aniyaya
dan melampui batas.karena itulah kemudian Allah menghilangkan kedzaliman yang ada dngan
mengukuhkan bahwa qishas hanya diberlakukan pada si pmbunuh, dan bukan salainnya, seperti apa
yang difaham dari asbab an-nuzul.

2. Berdalil dari firman Allah dalam surat al_ma’idah ayat 45 (‫ع َل ْي ِه ْم فِي َهآ أ َ َّن النفسبالنفس‬
َ ‫)و َكت َ ْبنَا‬
َ bahwa ayat
ini bersifat umum pada semua jenis pembunuhan, dan bahwa qishas adalah merupakan syari’at
umat sebelum kita, dimana syari’at dari umat sebelum kita juga merupakan syari’at kita selam tidak
ada yang menghapusnya, dan tidaklah kami temukan sesuatu yang menghapusnya (syari’at qishas)
BAB III

PENUTUP

Kitab tafsir Rawāi’ul Bayān ini masuk ke dalam katagori tafsiru’l ahkam atau dalam istilah lain Tafsir
Ahkam yang menurut sementara pakar bermakna tafsir Al-Quran yang berorientasi atau fokus pada
pembahasan ayat-ayat hukum. Pembatasan ayat-ayat hukum yang terdapat di dalam Al-Quran inilah
yang menjadi cirikhas dari tafsir Ahkam. Kitab Tafsir tersebut terdiri dari dua jilid besar, dan disusun
berdasarkan tema-tema hukum di setiap pertemuan.

Tafsir Ash-Shabni ini dapat dikatagorikan sebagai tafsir muqarin atau tafsir perbandingan, karena di
dalam tafsirnya ia mengngkapkan pendapat dari para mufasir sebagai sumber perbandingan,
kemudian ia menguatkan pendapat yang paling sahih di antara pendapat-pendapat yang telah ia
bandingkan

Corak penafsirannya temasuk dalam kategori hukum, dan dalfam penafsirannya ash-Shabuni
menyampaikan dari masing-masing mazhab, ulama hadis, tafsir dan qur‟an. Teknik penafsiran
dimulai dari: Al-tahlil al-lafziy, Al-Ma’na al-ijmaliy, abab al-nuzul, Munsabah al-ayat, Wuju al-Qiraat,
Wujuh al-I’rab, Latha’if alTafsir, Al-Ahka mukallaf al-Syar’iyyah, Matursyid alaihi al-Ayat ,Hikmah
altasyri’

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Tafsir Rawa’i Al-Bayan: Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al- Quran , maktabah
Syamilah

Laila Badriyah, Kajian Terhadap Tafsir Rawa’i Al-Bayan: Tafsir Ayat Al-Ahkam Min Al- Quran
Muhammad Ali Ash-Shabuni, Jurnal Pendidikan Dan Pranata Islam

Hanim Shafiera, Penafsiran Ali Ash-Shabuni Terhadap Ayat-Ayat Tasybih Dalam Surat Al-Baqarah,
Skripsi, Fakultasushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Andy Haryono, Analisis Metode Tafsir Muhammad Ash-Shabuni dalam Kitab rawâiu’ al-Bayân,
Wardah, Vol.18, No.1, 2017

Share this post

Top of Form

Berlangganan update artikel terbaru via email:

BlogMasSugeng en_US

Berlangganan

Bottom of Form

Related Posts
makalah hadits ahkam : hasad dan ghibah

makalah: studi kitab tafsir Rowa'iul Bayan karya as-Shobuni

Makalah ushul fiqih istishab

makalah : balaghah iltifat


proposal : KONSEP IMARAH MASJID PRESPEKTIF ALI AS-SHOBUNI (contoh)

Makalah Tafsir al-Ma’ani li al-Qur’an al-Karim (bin’ ‘Syathi’)

POLA KOMUNIKASI USTADZ SAAT MENGAJAR FIKIH DI PONDOK PESANTREN AN-NUR SUMBER
HADIPOLO KUDUS

STUDI KITAB TAFSIR AL-MARAGHI

0 Response to "makalah: studi kitab tafsir Rowa'iul Bayan karya as-Shobuni"

Post a Comment
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

terbaru

Tulang dan Gigi Ditemukan dalam Perut Remaja India, Ternyata Kembarannya Sendiri

Ulasan Unik Tentang Kidal

5 Tanda Kamu ‘Kecanduan’ Menjomblo

karma (part 1)

karma (part 2)

Follow by Email

Top of Form

Submit

blogspot/hcYqX en_US

Bottom of Form

Powered by Blogger.

hitstat

<a href="/" target="_blank"><img src="//sstatic1.histats.com/0.gif?4016905&amp;101" alt=""


border="0" /></a>

Report Abuse

Label

al-Quran dan tafsir berita unik cerbung kajian al hikam karma kitab mau'idhotul mu'minin lain-lain
mahkota pengantin makalah makalah iqt sajak tarikh islam tazkiyatun-nafsi Tolong Ceraikan Aku !
Updates

About

Contact

Privacy Policy

Disclaimer

Copyright © 2019 Zaynunury. All Right Reserved.

Anda mungkin juga menyukai