1. Setiap soal hanya memiliki satu jawaban yang benar
2. Pilih dengan melingkari huruf pilihan jawaban yang anda anggap paling benar 3. Hanya diperkenankan satu kali mengganti satu jawaban pada masing-masing soal 4. Nilai ‘passing-grade’ untuk post test ini adalah 80% ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- EMERGENCY ACTION PRINCIPLES 1. Pada saat tiba di lokasi kejadian kegawatdaruratan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah: a. Mengendalikan adan mengontrol situasi b. Memilah prioritas pasien sesuai kondisinya c. Mengkaji adanya korban dan umum d. Menilai mekanisme cedera yang terjadi 2. Langkah setelah lokasi kejadian dikendalikan dan terkontrol serta resiko bahaya telah dieliminasi atau dihilangkan adalah: a. Mengkaji adanya korban dan kondisi umum b. Memilah prioritas pasien sesuai kondisinya c. Mengkaji mekanisme cedera yang terjadi d. Meminta bantuan lanjutan 3. Dalam terjadi kecelakaan mass casualty, maka prioritas pertama penanganan diberikan kepada kasus: a. Pasien dengan cedera patah tulang b. Pasien dengan sumbatan jalan napas c. Pasien dengan usus terburai d. Pasien dengan benda menancap di dada 4. Pasien tidak sadar dengan riwayat jatuh dari ketinggian 5 meter, harus diperiksa jalan napasnya dengan teknik: a. Health Tilt Chin Lift b. Finger-Swept c. Jaw Thrust d. Finger-Cross 5. Pada pasien di atas (no.4) maka setelah dipastikan jalan napasnya bersih dan terbuka, yang harus dilakukan adalah: a. Segera memasang Neck Collar b. Memasang Oksigen 15 LPM c. Memasang infus dengan ukuran 18G / 16G d. Memasang Guedell 6. Pada pasien di atas, maka setelah langkah no.5 dilakukan, langkah selanjutnya adalah: a. Segera memasang Neck Collar b. Memasang Oksigen 15 LPM c. Memasang infus dengan ukuran 18G / 16G d. Memasang Guedell 7. Pada pasien di atas, maka setelah langkah no.6 dilakukan, langkah selanjutnya adalah: a. Segera memasang Neck Collar b. Memasang Oksigen 15 LPM c. Memasang infus dengan ukuran 18G / 16G d. Memasang Guedell 8. Bila dalam pemeriksaan pada pasien di atas ditemukan adanya perdarahan external nyata 1000 mL, maka cairan yang akan anda berikan adalah: a. D5W sebanyak 3000 mL b. NaCl sebanyak 3000 mL c. Ringer’s Lactate sebanyak 3000 mL d. Haemaccell sebanyak 1000 mL 9. Bila cairan di no. 9 harus habis dalam waktu 4 jam, dan infusan menggunakan makro drip dengan faktor tetesan 20 gtt maka tetesan per menitnya adalah: a. 250 gtt b. 150 gtt c. 200 gtt d. 100 gtt 10. Bila pasien ini mengalami sesak dan anda memberikan oksigen sebanyak 10LPM dari tabung oksigen tipe D dengan tekanan 2000 psi, maka anda harus mengganti tabung oksigen ini setelah berapa lama? a. 115 menit b. 125 menit c. 135 menit d. 145 menit 11. Bila perjalanan ke rumah sakit rujukan pada kasus no. 10 adalah 4 jam, maka berapa tabungkah yang harus anda siapkan untuk proses evakuasi ini? a. 1 tabung b. 2 tabung c. 3 tabung d. 4 tabung 12. Pemeriksaan tingkat kesadaran pada pasien menunjukkan reaksi sebagai berikut: suara mengerang ‘aduh – adauh – aduh’, mata membuka saat dipijit pangkal kukunya, serta satu tangan menepis saat dipijit; maka nilai GCS orang ini adalah: a. 7 b. 8 c. 9 d. 10 13. Pasien dengan nilai GCS 7 (E 2 V2 M3) adalah pasien yang menunjukkan reaksi sebagai berikut: a. Mata membuka saat dirangsang sakit, suara b. Mata membuka saat dirangsang sakit, suara mengerang ‘ahh-ahh-ehh’, gerakan tangan mengerang ‘aduh-aduh-aduh’, gerakan fleksi abnormal tangan ekstensi abnormal c. Mata membuka saat dirangsang suara, suara d. Mata membuka saat dirangsang suarat, suara bertanya berulang-ulang ‘dimana saya?’, mengerang ‘aduh-aduh-aduh’, gerakan gerakan tangan menepis rangsang sakit tangan fleksi normal 14. Bila pasien di atas mendadak tidak bernapas dan tidak ada tanda sirkulasi maka tindakan anda adalah: a. Resusitasi Jantung Paru; 15 : 2 b. Resusitasi Jantung Paru; 5 : 1 c. Resusitasi Jantung Paru; 30 : 2 d. Bantuan Napas; 10 x / menit 15. Tindakan ‘secondary survey’ adalah rangkaian tiga prosedur yaitu: a. Pemeriksaan fisik ‘Head to Toe’; b. Pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan pemeriksaan tanda-tanda vital; interview fisik, pemeriksaan pupil mata riwayat ‘SAMPLE’ c. Pemeriksaan GCS, pupil mata, dan tanda- d. Pemeriksaan jalan napas, pernapasan, dan tanda vital tanda-tanda sirkulasi
WORKPLACE INFECTION CONTROL
16. Yang dimaksud ’agent’ dalam mata rantai infeksi adalah: a. Kuman penyebab penyakit b. Manusia pembawa penyakit c. Hewan pembawa kuman d. Manusia yang terinfeksi 17. Reservoir virus Hepatitis B adalah: a. Manusia b. Hewan c. Makanan d. Alat Makan 18. Port D’Exite virus Hepatitis B adalah a. Sekresi Keringat b. Cairan Air Mata c. Eksresi Feses d. Cairan eksudat luka 19. Susceptible Host Hepatitis B adalah a. Kaum Gay / Homoseksual b. Perokok c. Pekerja tambang d. Ibu hamil 20. Bila karyawan dari pemeriksaan X-ray dada menunjukkan adanya TBC dari hasil MCU, maka langkah selanjutnya adalah: a. Memeriksa Mantoux Test b. Memeriksa Darah Lengkap c. Memeriksa Sputum BTA d. Memeriksa HBV DNA 21. Bila pasien no.20 di atas, mendapatkan hasil pemeriksaan lanjutannya positif, maka saran anda adalah: a. Karyawan istirahat sakit selama 3 minggu b. Karyawan istirahat sakit selama 3 bulan c. Karyawan istirahat sakit selama 6 bulan d. Karyawan istirahat sakit selama 6 minggu 22. Bila hasil MCU karyawan menunjukkan adanya HBsAg (+), dan anti HBsAg (-), ini berarti: a. Ada kuman di dalam tubuh tetapi tubuh b. Ada kuman di dalam tubuh, tetapi tubuh belum / tidak membentuk kekebalan sudah mendapat kekebalan c. Tidak ada kuman di dalam tubuh, dan tubuh d. Tidak ada kuman di dalam tubuh, dan tubuh terdapat kekebalan tidak memliki 23. Bila hasil MCU karyawan menunjukkan adanya HBsAg (-) dan anti HBsAg (-), maka saran anda terhadap karyawan: a. Melakukan pemeriksaan HbeAg dan anti b. Melakukan vaksinasi Hepatitis B HBcAg c. Melakukan pemeriksaan HBV DNA d. Melakukan pemeriksaan fungsi hati SGOT / SGPT 24. Pemeriksaan Elisa dan Blot Test pada karyawan menunjukkan hasil positif, maka saran anda adalah: a. Pasien unfit dari pekerjaannya b. Pasien diberhentikan dari pekerjaannya c. Melakukan konseling untuk karyawan d. Mengisolasi karyawan tersebut 25. Pemeriksaan Elisa dan Blot Test: a. Dilakukan tanpa sepengetahuan karyawan b. Dilakukan saat MCU c. Harus dikonseling dulu sebelum dilakukan d. Merupakan pra syarat orang mau bekerja 26. Langkah awal dalam memulai konseling: a. Membina hubungan baik dan kepercayaan b. Membuat interpretasi masalah klien c. Merujuk klien kepada pemegang otoritas d. Menunjukkan masalah yang dihadapinya 27. Tujuan konseling HIV / AIDS adalah: a. Menunjukkan pemecahan termudah bagi b. Membantu klien untuk menentukan dirinya pilihannya yang logis dan rasional c. Memastikan klien untuk mengikuti d. Membantu klien untuk untuk selalu keinginan konselor mempertahankan harapan untuk sembuh 28. Untuk mengungkap data / informasi dari pasien pertanyaan yang diajukan seharusnya: a. Pertanyaan mengarahkan (‘directive- b. Pertanyaan tertutup (‘close-ended questioning’) questioning’) c. Pertanyaan terbuka (‘open-ended d. Tidak perlu ditanyakan, cukup dari bahasa questioning’) tubuh klien 29. Bila pertanyaan diajukan untuk memastikan kebenaran informasi klien, maka seharusnya: a. Pertanyaan mengarahkan (‘directive- b. Pertanyaan tertutup (‘close-ended questioning’) questioning’) c. Pertanyaan terbuka (‘open-ended d. Tidak perlu ditanyakan, cukup dari bahasa questioning’) tubuh klien 30. Bila pertanyaan diajukan untuk memastikan klien telah memilih alternatif opsi yang benar, maka pertanyaannya seharusnya: a. Pertanyaan mengarahkan (‘directive- b. Pertanyaan tertutup (‘close-ended questioning’) questioning’) c. Pertanyaan terbuka (‘open-ended d. Tidak perlu ditanyakan, cukup dari bahasa questioning’) tubuh klien
OCCUPATIONAL HEALTH SERVICE MANAGEMENT SYSTEM
31. Dasar pokok untuk keberhasilan sistem perbaikan berlanjut adalah: a. Komitmen kepemimpinan, tata kelola b. Perencanaan yang baik, pelaksanaan yang organisasi, desain dan perencanaan, baik, evaluasi yang baik, dan review monitoring implementasi manajemen c. Manual kebijakan, standar prosedur d. Tidak ada yang benar operasional, instruksi kerja, dokumentasi 32. Penentuan sasaran dan tujuan strategis harus mengikuti prinsip ’SMART’ yaitu: a. Spesifik, terukur, akurat dan dapat dicapai, b. Sederhana, minimum, dapat dicapai, rasional, memiliki kerangka waktu berdasarkan kerangka waktu, rasional c. Sederhana, terukur, akurat, rasional, d. Disusun secara cepat dan tepat memiliki kerangka waktu 33. Tata kelola organisasi unit pelaksana akan berjalan efektif bila: a. Memiliki tenaga profesional b. Memiliki fasilitas operasional memadai c. Memiliki dukungan finansial d. Semua benar 34. Hirarki standar yang akan memastikan keberhasilan rencana kerja adalah: a. Manual Kebijakan, Guidelines, b. Manual kebijakan, standar prosedur Dokumentasi, Standar Prosedur Operasional operasional, instruksi kerja, dokumentasi c. Manual kebijakan, standar prosedur d. Standar prosedur operasional, instruksi operasional, dokumentasi, guidelines kerja, guidelines, dokumentasi 35. Penilaian resiko dihitung dengan rumus sebagai berikut: a. Resiko = kemungkinan x tingkat keparahan b. Resiko = kemungkinan + tingkat keparahan x frekuensi + frekuensi c. Resiko = (kemungkinan x frekuensi): tingkat d. Resiko = tingkat keparahan – (kemungkinan keparahan + resiko) 36. Faktor bahaya yang mungkin muncul sebagai efek pekerjaan diantaranya: a. Bahaya fisik, kimiawi, biologi, ergonomi, b. Bahaya fisik, kimiawi, biologi, mental, psiko-sosial sosial c. Bahaya fisik, biologi, ergonomi, mental, d. Tidak ada yang benar sosial 37. Bila nilai resiko memiliki kategori ’AA’ maka ini berarti: a. Harus segera dihentikan saat itu juga b. Harus diperbaiki dalam waktu 24 jam c. Harus diperbaiki dalam waktu 7 hari d. Diperbaiki nanti saja kalau ada waktu 38. Bila setelah dikontrol, nilai resiko masih di kisaran 28 – 48; ini berarti: a. Sudah cukup tidak perlu perbaikan lagi b. Masih memerlukan tindakan kontrol tambahan c. Perlu diatur score agar angka berubah lebih d. Biarkan saja, karena sudah ’mentok’ di nilai rendah lagi tersebut 39. Pengendalian utama terhadap bahaya adalah langkah: a. Eliminasi b. Training c. Administrasi d. Alat pelindung diri 40. Metode fish-bone untuk mengurai / menganalisa masalah memiliki pokok-pokok sebagai berikut: a. What-who-where-when-how b. What-where-when-why-how c. Manusia-metode-machine-material- d. Plan-Do-Check-Action lingkungan 41. Haddon Matrix menganalisa masalah dengan memperhitungkan faktor: a. Agent-Host-Environment / Lingkungan b. Agent-Reservoir-Port D’Exite-Mode Trasmission-Port D’Entre-Susceptible Host c. What-Who-Where-When-Why-How d. Kemungkinan-Tingkat Keparahan-Frekuensi 42. Crude Morbidity Rate: a. Memperlihatkan seberapa banyak kunjungan b. Memperlihatkan seberapa banyak hari hilang sakit pada satu populasi dalam waktu akibat sakit tertentu c. Memperlihatkan seberapa banyak kasus d. Memperlihatkan seberapa banyak kasus penyakit akibat kerja / penyakit akibat kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera hubungan kerja pada periode jam kerja pada periode jam kerja tertentu tertentu 43. Sickness Absenteism: a. Memperlihatkan seberapa banyak waktu b. Memperlihatkan seberapa banyak hari hilang kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja akibat sakit c. Memperlihatkan seberapa banyak waktu d. Memperlihatkan seberapa banyak waktu yang hilang akibat dirawatnya pasien di RS yang hilang akibat penyakit akibat kerja / penyakit akibat hubungan kerja 44. Penyakit akibat kerja: a. Penyakit yang muncul akibat efek langsung b. Penyakit yang hanya muncul pada orang pekerjaan terhadap sistem anatomi-fisiologi tertentu yang memiliki kepekaan tertentu manusia terhadap efek pekerjaan c. Penyakit yang muncul akibat infeksi di d. Penyakit kronis yang diderita oleh seorang tempat kerja pekerja 45. Penyakit akibat hubungan kerja a. Penyakit yang muncul akibat efek langsung b. Penyakit yang hanya muncul pada orang pekerjaan terhadap sistem anatomi-fisiologi tertentu yang memiliki kepekaan tertentu manusia terhadap efek pekerjaan c. Penyakit yang muncul akibat infeksi di d. Penyakit kronis yang diderita oleh seorang tempat kerja pekerja TERIMA KASIH SEMOGA BERHASIL