Laporan Praktikum Utkhp 2 Revisi Bismillah 1
Laporan Praktikum Utkhp 2 Revisi Bismillah 1
Disusun oleh :
Muhammad Adika Rizky F PT/07132
Muhammad Nabil Pratama PT/07270
Ahmad Fahru Rodzi Q PT/07395
Erina Budi Ventadewi PT/07419
Kelompok IV
Latar Belakang
Memelihara kucing saat ini merupakan hal yang populer di masyarakat.
Mereka memiliki beragam alasan dalam memelihara kucing, mulai dari hobi,
teman bermain, sebagai lahan bisnis sampingan, bahkan bisnis pokok
penopang hidup keluarga. Kucing awalnya dipelihara sebagai hewan
kesayangan, namun seiring dengan menjamurnya kontes kecantikan kucing,
berbagai jenis kucing banyak dikompetisikan. Kucing yang dikompetisikan ada
yang memiliki sertifikat dan ada juga yang tidak bersertifikat.
Beternak kucing British shorthair pada saat ini merupakan salah satu
pilihan yang banyak dilakukan dalam dunia peternakan. Selain hobi, ternyata
dalam memelihara kucing British shorthair dapat menghasilkan uang dari hasil
pembiakan yang laku terjual. Profesi ini bila digeluti dengan baik dan cermat
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Peternak cattery (peternak
yang tergabung dalam asosiasi kucing ICA) dan non cattery (peternak yang
tidak tergabung dalam asosiasi) mempunyai harga penjualan yang berbeda,
dikarenakan peternak cattery dapat menjual anakan kucing yang bersertifikat
dan masih memiliki darah murni dari rasnya karena memiliki data silsilah yang
lengkap dari beberapa generasi diatasnya.
Peternak yang tergolong dalam cattery ataupun non cattery, memiliki
beberapa perbedaan tata cara penjualan. Peternakan yang akan masuk ke
dalam asosiasi, pemilik dari peternakannya akan diberikan pelatihan dari
asosiasi tersebut, yang menyangkut beberapa hal tentang beternak yang baik,
cara breeding, cara menjual kucing dan cara menetapkan harga dari seekor
kucing dilihat dari eksteriornya. Berbeda dengan peternakan non cattery, yang
mendapatkan ilmu dari komunitas, sharing dengan sesama pecinta kucing,
sehingga cara beternak, memasarkan dan menetapkan harga dari seekor
kucing tersebut dapat berbeda-beda dari tiap individu.
Tujuan Praktikum
Praktikum sistem usaha cattery bertujuan untuk mengetahui profil serta
sejarah perusahaan. Mengetahui manajemen breeding kucing. Mengetahui
manajemen pakan kucing. Mengetahui manajemen perkandangan, perawatan
dan pengendalian penyakit, manajemen pemasaran dan dapat menganalisis
SWOT perusahaan.
Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum adalah praktikan mampu memahami tentang profil
perusahaan dan sejarah perusahaan. Memahami manajemen breeding kucing.
Memahami manajemen pakan yang terdiri dari bahan pakan yang diberikan,
frekuensi pemberian, dan jumlah pemberian. Memahami manajemen
perkandangan, perawatan dan pengendalian penyakit, manajemen pemasaran
dan dapat menganalisis SWOT.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Onion Cattery didirikan oleh Bapak Lintang Syuhada. Onion Cattery berdiri
pada tahun 2013 meskipun baru teregistrasi sebagai cattery pada akhir 2015.
Onion Cattery mulai bergabung dalam CFA (Cat Fancier Association) pada
tahun 2014, tahun 2015 kemudian Onion Cattery bergabung dalam ICA
(Indonesian Cat Associaton). Bapak Lintang pada awal melakukan usaha
peternakan membeli kucing medium jenis Persia, kemudian mencoba
menernakan beragam jenis kuciingg ras lain seperti bengal, scottishfold,
mainecoon, munchkin, dan sphynx namun beliau mengatakan bahawa tiap
kucing memiliki perlakuan dan manajemen yang berbeda dalam pemeliharaan
dan perawatannya. Tahun 2015 bapak Lintang mulai memiliki ketertarikan
dengan kucing British shorthair karena karakternya yang cocok untuk
dipelihara oleh semua umur.
Bapak Lintang harus mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk dapat
teregistrasi dan tergabung dalam ICA. Pendidikan yang dilakukan antara lain
pendidikan genetika dasar dan pola warna, kemudian melakukan sertifikasi
dan melakukan registrasi. Cattery yang diregistrasi harus memiliki parent stock
2 pasang sesuai standar dengan membayar sejumlah nominal. Nama cattery
yang diajukan Bapak Lintang awalnya ada 2, yaitu Onion Cattery dan Anubis
Cattery, dan kemudian nama Onion Cattery yang disetujui pihak ICA. Jenis
kucing yang dikembangbiakkan di Onion Cattery ini berfokus pada kucing
British shorthair. Kucing hasil biakan cattery ini telah memiliki sertifikat resmi
dari ICA dan telah mendapat beberapa gelar pada ajang perlombaan cat show.
Harga jual kucing berbeda-beda tergantung induk dan karakteristik kucing.
Harga jual kucing juga dipengaruhi oleh track record selama menjuarai
perlombaan. Semakin banyak memenangi perlombaan, harga jualnya pun
semakin meningkat dan memiliki nilai jual yang fantastis.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum yang dilakukan meliputi pengambilan data dengan
melakukan metode wawancara dengan bapak Lintang Syuhada selaku pemilik
Onion cattery. Wawancara dilakukan untuk mengisi lembar kerja yang
disediakan sebagai data yang didapatkan.
Manajemen Breeding
Bangsa yang dimiliki
Bangsa yang dimiliki oleh Onion Cattery adalah British shorthair. Onion
Cattery untuk saat ini berfokus pada jenis British shorthair. Kucing-kucing yang
ada di Onion Cattery semuanya mempunyai breed jelas dan bersertifikat.
Keunggulan cattery ini salah satunya ialah kucing yang ada bukanlah kucing
mix yang tidak diketahui alur keturunannya.
Kucing jenis British shorthair termasuk kucing yang diam, kadang
emosional, dan cenderung cuek, meskipun memiliki sifat seperti itu british
shorthair menjadi teman yang sangat terpercaya. Suwed dan Budiana (2008)
menyatakan bahwa fisik atau struktur tubuh kucing British shorthair memiliki
tubuh yang besar, kaki tidak terlalu panjang, rambut halus, telinga kecil, mata
besar, dan tulang yang kuat. British shorthair akan menunjukkan loyalitasnya
kepada seluruh keluarga daripada memilih salah satu anggota keluarga saja.
Pemilik british shorthair mendiskripsikan sifat kucing jenis ini sebagai kucing
yang manis dan low profile (Petfinder, 2017). Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat diketahui bahwa kucing bangsa british shorthair dipilih karena
karakternya banyak disukai orang. Hasil yang diperoleh sesuai dengan
literatur.
Kriteria Pejantan
Kriteria pejantan yang baik adalah tubuh kokoh dan kompak, sehat, dapat
membuahi betina, dan tidak cacat. Kriteria pejantan yang dijadikan acuan oleh
Onion Cattery adalah tubuh kompak dan tidak cacat. Ukuran tubuh besar dan
proporsional. Memiliki ekor yang tidak bengkok, tidak tuli, dan tidak ada
kelainan warna.
Susetyo, (2004) menyatakan bahwa performa kucing yang baik dan
sehat dapat dilihat dari bentuk tubuh dan cara berjalannya, kucing yang
memiliki performa baik memiliki ciri ciri fisik atau struktur tubuh yang memiliki
tubuh besar, kaki tidak terlalu panjang, rambut halus, telinga kecil, mata besar,
dan tulang yang kuat, tidak cacat, rambut tidak rontok, dan berperilaku aktif
seperti kucing normalnya. Pejantan yang baik dapat dilihat dari tingkah laku
kucing, sifat dan penampilan. Genetik dan adaptasi dengan lingkungan
menjadi hal yang utama dalam perkembangan hewan. Adaptasi dengan
lingkungan dapat dinilai dari kemampuan kucing saat berada di dekat manusia
(Cattime, 2016).
Berdasarkan hasil yang diperoleh kucing jantan yang dipilih untuk usaha
cattery memiliki kesehatan yang baik, kemampuan adaptasi yang baik,
keaktifan, dewasa tubuh dan kelamin serta memiliki sertifikat. Kucing yang
lolos kriteria tersebut akan digunakan sebagai pejantan di Onion Cattery.
Berdasarkan hasil tersebut, maka telah sesuai dengan literatur.
Kriteria Indukan
Kriteria indukan yang baik adalah sehat, tidak cacat, dapat menyusui, tidak
sakit, dapat melajirkan dengan normal. Ciri ciri indukan yang dijadikan acuan
oleh Onion Cattery adalah ukuran tubuh yang besar (tidak sebesar jantan).
Kucing memiliki tubuh yang kompak. Kucing memiliki kaki yang pendek, ekor
tidak terlalu panjang, dan memiliki mata berwarna tembaga.
Neno (2006) menjelaskan bahwa kucing indukan harus memiliki surat
silsilah, surat registrasi yang menunjukkan kemurnian jenis, sertifikat vaksinasi.
Badan kucing harus bagus, tidak ada cacat di tubuhnya, mata bulat besar,
hidung pesek, telinga kecil, kepala besar, dan ekor yang tebal dan lurus.
Kesuburan juga menjadi perhatian ketika ingin mengawinkan kucing.
Berdasarkan hasil yang diperoleh kucing betina yang dipilih untuk usaha
cattery memiliki kesehatan yang baik, fase birahi yang baik, dewasa tubuh dan
kelamin serta memiliki sertifikat. Kucing yang lolos kriteria tersebut akan
digunakan sebagai indukan di Onion Cattery. Berdasarkan hasil tersebut,
maka telah sesuai dengan literatur.
Umur pertama kali dikawinkan
Umur pertama kali dikawinkan adalah umur dimana menandakan sudah
dewasanya tubuh dan dewasa kelamin. Kucing jantan atau betina berbeda
Kucing jantan pertama kali dikawinkan pada umur 8 sampai 12 bulan. Umur
pertama kali dikawinkan untuk betina minimal 12 bulan, untuk Onion Cattery
diberlakukan betina umur minimal 12 bulan dikarenakan telah mencapai
kematangan dan resiko bayi cacat dan tidak diurus oleh induk minim.
Yuliarti, (2010) menjelaskan bahwa Waktu yang tepat untuk
mengawinkan kucing adalah saat kucing betina menunjukkan perilaku estrus,
Kucing betina pertama kali berahi pada usia 7 sampai 8 bulan atau 10 sampai
11 bulan yang berlangsung selama 4 sampai 10 hari, dengan rata-rata 4
sampai 5 hari. Siklus berahi akan kembali berulang 1 bulan kemudian.
Kecermatan dalam mengamati perilaku kucing yang menunjukkan
gejala-gejala berahi, karena sulit menentukan waktu yang tepat saat kucing
betina yang berahi, tidak seperti anjing betina yang disertai pendarahan saat
memasuki siklus berahi (Febriasani, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh,
dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh saat praktikum sesuai dengan
literatur.
Tata cara mendapatkan pedigree
Pedigree artinya adalah silsilah atau latar belakang dari kucing
tersebut. Pedigree merupakan Silsilah keluarga kucing terutama yang dimiliki
oleh kucing ras murni (purebred). Kucing yang di klaim sebagai purebred
harus memiliki sertifikat pedigree yang jelas. Kucing biz (2019) menejlaskan
bahwa serifikat atau identitas kucing ini dikeluarkan oleh organisasi yang telah
diakui. Indonesia terdapat beberapa organisasi yang diakui, organisasi terbeut
yaitu ICA (Indonesia Cat Association), CFI (Cat Fancy Indonesia), dan CFSI
(Cat Fanciers Society Indonesia-CFA Club). Cattery atau pembiak yang telah
teregistrasi pada asosiasi tersebut yang akan memiliki sertifikat untuk kucing
ras yang nantinya akan di adopsi.
Tata cara mendapatkan pedigree berdasarkan praktikum adalah
bahwa kucing harus memiliki sertifikat yang diberikan oleh organisasi kucing.
Organisasi tersebut adalah ICA (Indonesia Cat Association) dengan syarat
harus memiliki 1 ekor kucing jantan, 2 ekor kucing betina yang sudah
memenangkan kontes atau cat show sebanyak 3 kali berturut turut. Syarat
tersebut bila telah memenuhi maka akan diberikan sertifikat atau pedigree
pada kucing yang dimiliki.
Laporan kelahiran harus diisi lengkap dan jelas sesuai dengan
peraturan penamaan pola warna dan warna mata khususnya untuk bulu putih,
bicolour / harlequin / van, colourpoint, chinchilla, shaded dan silver. CFI tidak
akan menerima laporan kelahiran jika tidak menggunakan istilah pola warna
standar, khususnya bagi cattery yang sudah terdaftar pada CFI lebih dari 3
tahun, Diwajibkan bagi breeder tersebut untuk mengikuti cat breeding training
basic level. Cattery yang sudah terdaftar pada CFI lebih dari 5 tahun,
diharapkan tidak lagi melakukan kesalahan dalam membuat laporan kelahiran
termasuk identifikasi pola warna anakan. Jika masih melakukan kesalahan
maka breeder tersebut wajib mengikuti cat breeding training intermediate
level. Sertifikat Registrasi Kucing (CCR) akan diproses jika pembiak telah
mengisi nama pemilik yang baru dan alamat / no. telp, melingkari salah satu
kata yes / no for breeding serta ditandatangani. CFI tidak akan memproses
pengajuan sertifikat jika CCR tidak diisi lengkap atau tidak dilampirkan foto
kucing terakhir. Proses penerbitan CCR atau sertifikat silsilah memerlukan
waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan setelah melengkapi persyaratan
yang ditentukan dan melakukan pembayaran di muka. Laporan dan pengajuan
penerbitan CCR / sertifikat silsilah dapat di submit melalui website cfi atau
dikirimkan ke sekretariat CFI : PO. Box 295 Bogor 16002 (Kucing.biz, 2019).
Manajemen Pakan
Bahan pakan yang diberikan
Bahan pakan yang diberikan berupa dry food berupa royal canin, cat
skink, dan cat srank, wet food berupa royal canin dan super cat, raw food
berupa daging sapi giling dan tuna segar. Raw food bermanfaat dalam
pembentukan otot. Susu kambing juga diberikan pada kucing khususnya kitten
atau anakan.
Pemberian pakan yang baik bagi kucing adalah dengan memberikan
pakan kering, basah, atau mentah tergantung kebutuhan pemilik. Case (2003)
menyatakan bahwa pemberian jenis makanan dry food dianggap baik. Dry
food dianggap baik karena memiliki kandungan nutrisi yang sudah diatur dan
sesuai dengan porsi yang dibutuhkan tergantung siklus hidup kucing.
Pemberian jenis pakan yang dibuat sendiri (homemade food) dikategorikan
sebagai kesejahteraan sedang karena tidak memiliki rasio kandungan nutrisi
yang memenuhi kebutuhan kucing.
Berdasarkan hasil praktikum dan dibandingkan dengan literatur sudah
sesuai. Pakan disesuaikan dengan kebutuhan kucing. Bahan pakan yang
digunakan berupa dry food, wet food, dan raw food. Susu kambing ettawa
diberikan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh kitten.
Frekuensi pemberian
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 sampai 3 kali sehari yaitu pagi,
siang, dan malam hari. Raw food diberikan pagi dan malam hari. Pemberian
pakan 2 sampai 3 kali sehari dinilai baik dan sesuai dengan laju pencernaan
kucing.
Jadwal pemberian makan 1 kali per hari dianggap jelek karena tidak
memenuhi kebutuhan energi kucing perhari sedangkan pemberian makan
lebih dari 3 kali perhari dianggap kurang baik. Clubpets, (2008) menjelaskan
bahwa Aktivitas yang sedikit kucing diberikan makan lebih dari 3 kali sehari
sangat berisiko obesitas. Kucing yang mulai beranjak dewasa harus
dibiasakan agar memiliki pola makan rutin dengan kandungan nutrisi yang
tercukupi untuk menghasilkan kondisi tubuh yang optimal. Neno (2006)
menyatakan bahwa memberi makan sebaiknya pada waktu yang tepat yaitu,
pagi hari pukul 08.00 dan sore hari pukul 17.00.
Berdasarkan hasil praktikum dan dibandingkan dengan literatur,
frekuensi pemberian pakan kucing telah sesuai. Frekuensi pemberian pakan
dilakukan 3 kali sehari. Pemberian pakan 1 kali dapat mengakibatkan kucing
terlalu kurus dan lebih dari 3 kali dapat meningkatkan resiko obesitas.
Jumlah pemberian
Pemberian pakan pada kucing disesuaikan dengan umur dan bobot
kucing. Neno, ( 2006) mnejelaskan bahwa pakan raw food diberikan sebanyak
3 kg/hari atau kurang lebih 60 gram/ekor/hari. Susu kambing ettawa diberikan
pada kitten sebanyak 1 litter/hari. Dry food dan wet food masing-masing
diberikan sebanyak 60 sampai 70 gram/ekor/hari. ASPCA (2013)
menerangkan bahwa pemberian makan satu kali sehari diperbolehkan dengan
metode pemberian ad libitum, tetapi hal demikian sangat tidak disarankan.
Kucing yang dikandangkan memiliki kebutuhan energi 240 kkal per hari setara
dengan setengah cup.
Jumlah pemberian pakan dibandingkan dengan literatur telah sesuai.
Kebutuhan 240 kkal dipenuhi oleh dry food berupa Royal Canin dan raw food
berupa daging sapi atau ayam. Jumlah pemberiannya 50 gram untuk dry food
dan 200 gram untuk daging sapi.
Manajemen Perkandangan
Jenis kandang yang digunakan Onion Cattery berupa kandang besi.
Luas kandang adalah 90 x 90 cm dan 75 x 75 cm dengan kapasitas 1 ekor
kucing per kandang. Sistem kandang adalah half cage, yaitu kucing dipelihara
dalam kandang pada malam hari dan diumbar pada pagi hari, dengan
dilakukan pembersihan setiap seminggu sekali. Bentuk lantai kandang adalah
persegi panjang dari besi dengan alas di bawahnya. Kondisi lingkungan
kandang bersih dan tempat karantina dibuat tanpa sirkulasi agar hangat.
Tempat pembuangan kotoran pada litter box.
Standar cattery yang baik harus menyediakan kandang khusus untuk
ukuran kucing berdasarkan umur. Burton, (2008) menjelaskan kandang kucing
dewasa harus memiliki minimal luas lantai 6000 cm2 dengan tinggi 50 cm dan
maksimal jumlah kucing adalah 1 ekor per kandang, sedangkan untuk anak
kucing minimal memiliki kandang berukuran luas lantai 6000 cm 2 dengan
tinggi 50 cm dan maksimal 4 ekor kucing per kandang . Hewan harus memiliki
kebebasan untuk bergerak yang cukup tanpa ada kesulitan untuk berbalik,
berputar, merawat diri, bangun, dan meregangkan tubuh atau anggota
badannya dalam kandang (Ridhoka, 2012). Litter box selalu disediakan dan
dijaga kebersihannya agar tidak menimbulkan penyakit dan timbulnya jamur
pada kucing. Susetyo (2004) menyatakan bahwa perlengkapan kandang yang
diperlukan adalah tempat pakan, tempat minum, dan litter box yang tahan
pecah dan mudah dibersihkan. Hasil praktikum yang didapat sudah sesuai
dengan literatur.
Penyakit yang sering muncul pada ternak kucing di Onion Cattery adalah
panlecopenia, calici, clamida, dan Feline Infectious Peritonitis (FIP) atau
radang selaput rongga perut dan dada pada kucing. Indikasi kucing terkena
penyakit biasanya kucing akan flu, diare, bahkan muntah. Penanganan yang
dilakukan adalah dengan menerapkan pola hidup bersih, sterilisasi
lingkungan, cuci tangan, melakukan daily grooming dan dimandikan
setidaknya 1 minggu sekali, sanitasi kandang 2 kali sehari, dan membersihkan
litter dan tempat pakan.
Kucing-kucing mudah terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh satu agen
penyakit seperti jamur, namun terdapat kucing yang terinfeksi oleh beberapa
agen penyakit sekaligus seperti virus, parasit, dan jamur. Indonesia
merupakan negara beriklim tropis dengan suhu udara relatif stabil dan
kelembaban yang tinggi. Kondisi udara seperti ini cocok untuk pertumbuhan
berbagai macam jamur (Hartuti et al., 2014). Penanganan diare dengan cara
tidak diberi pakan tetapi tetap diberi air minum. Kucing dewasa dipuasakan
selama 24 jam dan kucing muda dipuasakan selama 12 jam, selanjutnya
kucing diberi pakan halus 2 sampai 3 kali sehari sampai kondisi kucing
membaik (Susetyo, 2004). kesimpulan yang didapat berdasarkan literatur
yang ada maka dapat dikatakan sesuai dengan literatur.
Manajemen Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan oleh Onion Cattery berupa online dan offline.
Pemasaran secara online dilakukan melalui sosial media dengan cara
memposting foto kucing berusia 2 bulan dan apabila akan diadopsi maka 1
minggu sebelum pengataran harus melunasi biaya yang disetujui terlebih
dahulu, sedangkan secara offline dilakukan pada acara-acara tertentu seperti
event kontes di mall atau gedung terbuka dengan melakukan reservasi. Biaya
pengiriman ke luar jawa yaitu sekitar 750 ribu sampai satu juta rupiah,
sedangkan di dalam pulau jawa yaitu sekitar 350 sampai 500 ribu rupiah.
Pembiak sebaiknya mengetahui terlebih dahulu pasar yang akan menjadi
sasarannya sebelum memulai usaha. Pembiak harus menguasai jalur
pemasaran kucing ras. Jalur yang paling baik yaitu menjual sendiri, sehingga
pembeli dapat melihat dan memilih sendiri. Promosi digencarkan agar pembeli
datang. Promosi anak kucing dapat dilakukan melalui iklan di media massa,
seprti koran, majalah, atau radio maupun internet. Jalur lainnya yaitu dengan
mengikuti kontes kucing sebagai langkah untuk memperkenalkan kucing hasil
biakan sendiri sekaligus mengukur kualitas biakannya (Suwed dan Budiana,
2008).
Pemasaran oleh Onion Cattery menggunakan sosial media di internet
untuk beriklan dan melakukan jual beli. Kontes diikuti supaya pemilik cattery
dapat menjalin koneksi sekaligus promosi. Harga jual tergantung pada kualitas
kucing dan kemenangan yang telah diperoleh saat mengikuti cat show. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan literatur.
Input
Output
Biaya yang didapat dari penjualan kucing ras didapati hasil sebesar 40
juta/ bulan
Profit
Analisis SWOT
Strength. Kekuatan yang dimiliki oleh Onion Cattery ialah bangsa
kucing yang dipilih sangat menjanjikan. British shorthair merupakan bangsa
kucing yang mudah. Harga kucing bangsa British shorthair relatif tinggi
sehingga apabila dijalankan dengan sungguh-sungguh usaha ternak ini akan
membuahkan hasil yang sangat menjanjikan.
Weakness. Kelemahan cattery yaitu adanya virus yang secara tiba-tiba
muncul. Kucing yang terkena virus akan terserang penyakit akan menurun
produktivitasnya bahkan dapat menyebabkan kematian ternak secara
serentak. Biaya tambahan juga diperlukan untuk biaya penanganan dan
pengobatan sehingga dapat mengurangi profit. Kelemahan lainnya adalah
bahwa tempat atau lokasi onion cattery yang agak sulit untuk di datangi, serta
letak cattery yang berada di pinggir jalan raya yang dapat menimbulkan
adanya polusi suara.
Opportunity. Peluang pada cattery ini yaitu peminat dan pecinta kucing
saat ini sangat banyak, permintaan semakin tinggi sehingga menjadi peluang
baik bagi penggiat bisnis cattery. Maraknya event cat show pun menjadi ajang
promosi. Onion Cattery membuka jasa penginapan, pemacakan, grooming,
dan jual beli pakan kucing. Jasa-jasa tersebut dapat menjadi nilai tambah
untuk usaha.
Threat. Ancaman yang bisa saja menjadi halangan yaitu iklim tropis di
Indonesia. Kucing bristih short hair merupakan kucing dari luar negeri yang
memiliki 4 musim sedangkan Indonesi memiliki 2 musim sehingga kucing ini
harus beradaptasi terlebih dahulu. Iklim tropis di Indonesia memungkinkan
adanya jamur dan kutu yang dapat mengganggu produktivitas kucing karena
kucing bristih short hair memiliki daya tahan tubuh yang tidak terlalu bagus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Usaha Cattery yang dijalankan oleh Bapak Lintang Syuhada terfokus
pada kucing British shorthair. Manajemen breeding dilakukan dengan memilih
pejantan dan indukan dengan ciri-ciri tertentu. Pakan yang diberikan pada
kucing berupa dry food, wet food, raw food, dan susu kambing. Manajemen
perkandangan dilakukan dengan sistem half cage. Pengendalian penyakit
dilaukan dengan cara mencegah dan mengobati kucing yang terkena
penyakit. Manajemen pemasaran dilakukan secara online dan offline.
Saran
Saran bagi Onion Cattery yaitu sebaiknya Bapak Lintang Syuhada
memberi tulisan atau tanda di depan rumah. Tanda di depan rumah akan
berfungsi sebagai tanda pengenal dan menandakan keberadaan Onion
Cattery. Orang lain atau customer nantinya dapat lebih mudah menemukan
Onion Cattery dengan adanya tanda tersebut.
DAFTAR PUSTAKA