Anda di halaman 1dari 5

Evidence Based Practice (EBP)

Metodologi Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns.Evin Novianti, M.Kep,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

Syaffira Putri Afifah

1610711002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2019
Evidence Based Practice (EBP)

1. Pendahuluan

Ikatan terkecil pada masyarakat adalah keluarga yang biasanya terdiri dari ayah,
ibu, dan anak. Umumnya keluarga yang utuh memberikan peluang besar pada anak
untuk dapat mengembangkan tingkah laku yang sesuai dengan harapan masyarakat jika
dalam keluarga itu sendiri diterapkan suatu pola pengasuhan yang tepat pula. Keluarga
yang peduli berakar pada hubungan yang positif, dasar penting hubungan tersebut
adalah nilai dan tujuan orang tua. Keluarga merupakan tempat untuk pertama kalinya
seorang anak memperoleh pendidikan dan mengenal nilai-nilai maupun peraturan-
peraturan yang harus diikutinya yang mendasari anak untuk melakukan hubungan sosial
dengan lingkungan yang lebih luas. Namun, dengan adanya perbedaan latar belakang,
pengalaman, pendidikan dan kepentingan dari orangtua maka terjadilah cara mendidik
anak (Andi A.Arifin dan D.Mufidatul.U, 2018).

Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian adalah pola asuh yang diterapkan orangtua. Hal tersebut
dikuatkan oleh pendapat Brown (1961:76) yang mengatakan bahwa keluarga adalah
lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak. Kohn (1986:46) menyatakan
bahwa pola asuhan merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-
anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah
maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua
memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.

Fenomena dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua anak memiliki orang tua
yang lengkap, lebih banyak yang hidup tanpa keberadaan ayah atau ibu disampingnya.
Bahkan anak yang memiliki ayah dan ibu yang masih lengkap juga belum bisa
membuktikan bahwa anak dapat berperilaku dengan baik. Dengan kondisi seperti ini,
maka disebut sebagai orangtua tunggal. Menurut Sager,dkk (Qaimi,Ali 2003),
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan orangtua tunggal adalah orang tua yang
secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan atau
tanggung jawab pasangannya.

Namun hingga saat ini, perceraian merupakan penyebab paling dominan orang
tua tunggal. Data BPS mengonfirmasi peneliatian bahwa tercatat pada tahun 2015
terdapat lebih dari 345 ribu kasus talak dan cerai di Indonesia. Menurut data Kementrian
Agama RI, yang dimuat dalam Republika Online 14 November 2014, jumlah pernikahan
dan perceraian dari tahun 2010-2013, sebagai berikut :

1. Tahun 2010 : jumlah pernikahan 2.207.364 kejadian dan jumlah perceraian


285.184 kejadian
2. Tahun 2011 : jumlah pernikahan 2.319.821 kejadian dan jumlah perceraian
258.119 kejadian
3. Tahun 2012 : jumlah pernikahan 2.291.265 kejadian dan jumlah perceraian
372.577 kejadian
4. Tahun 2013 : jumlah pernikahan 2.218.130 kejadian dan jumlah perceraian
324.527

Pada hal ini, peneliti menghubungkan pola asuh orang tua tunggal dengan
kedisiplinan belajar siswa. Karena keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh
cara belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk
mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai
cara belajar yang efektif. Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran
dan disiplin tinggi setiap siswa. Tak luput juga peran dari orang tua dirumah. Semakin
orang tua peduli dengan cara belajar anak, semakin juga anak dapat membagi waktunya
antara bermain dengan belajar. Sehingga anak dapat disiplin dalam belajar. Karena
oragtua pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.

Namun pada beberapa kasus perceraian orang tua atau kematian orang tua yang
mengakibatkan pengasuhan orangtua tunggal dapat berdampak pada kedisiplinan
belajar siswa, maka dari itu, peneliti ingin melalukan penelitian yang dilakukan oleh Andi
Agustin Arifin dan Dewi Mufidatul Ummah pada artikel yang berjudul “Pengaruh Pola
Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa”. Pada
artikel ini, peneliti ingin membuktikan penelitiannya dengan tujuan adalah untuk
mengetahui (1) Gambaran pola asuh orangtua tunggal pad asiswa, (2) Gambaran
kedisiplinan belajar siswa (3) Pengaruh pola asuh orangtua tunggal dalam keluarga
terhadap kedisiplinan belajar siswa.

2. Desain Penelitian

Pada artikel ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain


korelasional. Dimana peneliti mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus suatu
saat (point time approach). Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor
resiko dengan akibat yang terjadi. Seperti pada artikel ini, peneliti bermaksud untuk
menguji hipotesis dan mencari pengaruh pola asuh otangtua tunggal dalam keluarga
terhadap kedisiplinan belajar siswa.

3. Populasi dan Sample

Pada artikel ini, peneliti mengambil populasi Siswa/siswi remaja yang masih duduk
di bangku SMP Negeri 1 Cina. Sampel penelitian diambil dengan pertimbangan bahwa
berdasarkan hasil informasi yang diperoleh dari guru pembimbing, wali kelas dan guru
mata pelajaran terdapat 12 siswa yang teridentifikasi menalami single parent atau diasuh
oleh salah satu orangtua. Sehingga yang menjadi kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah Siswa/siswi yang diketahui diasuh oleh orang tua tunggal atau single parent, agar
peneliti dapat mengetahui adakah dampak dari pola asuh tersebut dengan kedisiplinan
belajar siswa yang memenuhi kriteria inklusi.

Metode penarikan sampel yang digunakan peneliti pada artikel ini dilakukan
secara purposive sampling, sehingga peneliti memerlukan kriteria khusus agar sampel
yang diambil nantinya sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat memecahkan
permasalahan dengan beberapa pertimbangan penelitian serta dapat memberikan nilai
yang lebih representatif (Sugiyono, 2010).

4. Pengukuran Data

Anda mungkin juga menyukai