Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eka Diah Nur Safitri

NRP : 03311740000006

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah pada kesempatan pagi hari ini kita masih dapat berkumpul
dikampus stikes ‘Aisyiyah ini. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayahnya atas karunia berupa kesehatan
dan kebahagiaan. Salawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar
kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita kejalan yang di rahmati
Allah.

Perkenankan saya pada kesempatan ini untukmenyampaikan ceramah


singkat tentang homoseksual/lesbi atau seperti yang diberitakan saat ini tentang
LGBT.

LGBT merupakan singkatan Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender. Sebagai


bagian dari ragam orentasi seksual dan identitas gender LGBT hingga saat ini
keberadaanya masih menjadi masalah secara sosial, teologis dan psikologis.
LGBT atau pelaku homoseksual ditinjau dari aspek kesehatan kejiwaan/psikis
ialah Keterkaitan antara aspek psikis pelaku pezinahan atau seks sesama adalah
faktor yang saling mendukung dan saling mempengaruhi otak untuk melakukan
perbuatan. Deskripsi kejiwaan pelaku zina atau homoseksual ialah Psikis Hewani
mendominasi (kejiwaan manusia pelaku sudah tidak manusiawi lagi),Psikis yang
ekstra posesif (Hal ini terjadi pada umumnya, didominasi oleh gay/ lesbian) dan
kesehatan yang tidak diinginkan seperti HIV/AIDS dll.

Sekarang ini sedang banyak diberitakan masalah tentang sodomi


(homoseksual). Sodomi adalah merupakan perbuatan yang dilakukan oleh kaum
Nabi Luth, dimana seorang laki-laki suka kepada laki-laki, dimana hakikat sodomi
artinya memasukkan zakar ke dalam dubur. Dimana hukum islam memasukkan
kemaluan pada dubur, apabila itu dilakukan kepada anak kecil ataupun kepada
seorang laki-laki dengan laki-laki maka ini adalah perbuatan yang sangat nista
sekali dan dosa besar.

Ya saudara-saudara muslim sekalian, seperti yang telah dijelaskan dalam


Al-Qur’an surat Al-ankabut ayat 28-30

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika lut berkata kepada kaumnya ‘kamu benar-benar
melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah
dilakukan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”.(Al-Ankabut : 28).‫أ‬
Artinya: “Apahkah pantas kamu mendatangi laki-laki, megerjakan kemungkaran
ditempat-tempat pertemuanmu? ‘maka jawaban kaum tidak lain hanya
mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk
orang-orang yang benar” (Al-Ankabut : 29).

Artinya: “Dia (Luth) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan
azab) atas golongan yang berbuat kerusakkan itu”( Al-Ankabut : 30 ).

Bahkan homoseksual jauh lebih menjijikan dan hina dari pada perzinahan.
Seperti sabda Rasullah SWA :

Artinya: “ Barang siapa kalian orang yang melakukan perbuatan kaun Luth, maka
bunuhlah fa’il dan maf’ulnya(kedua-duanya) (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).

Agar kita dapat menjauhi diri dari perbuatan seperti itu. Maka kewajiban
kita sebagai umat muslim yang pertama adalah kita harus bertakwa kepada Allah
SWT (agar Allah SWT tidak mendatangkan kemurkaannya kepada kita), yang
kedua kita berusaha untuk menjaga hati kita (karena biasanya munculnya
keinginan itu adalah dari niat, dari hati dan hati itu biasanya muncul dari
pandangan mata).

Dimana Allah SWT berfirman :

Artinya: “Katakan kepada kaum mukminin hendaklah mereka menundukkan


pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka”.

Dimana tujuan menundukkan pandangan mereka terhadap wanita ialah agar


mereka tidak terfitnah hatinya dengan wanita (lesbi), demikian laki-laki dengan
laki-laki.

Saudara-saudara muslim sekalian, perkara seperti iniharus ditanggulangi


dan diberikan pemahaman-pemahaman yang shahih, dimana yang terpenting
adalah kita berusaha memberi mereka taqlim, ilmu, pengajaran kemudian
ditimbulkan kepada mereka rasa takut kepada Allah SWT dan dipahamkan bahwa
itu adalah perbuatan yang dilarang dan diharamkan oleh Allah SWT. Sebab jika
hati seorang hamba belum muncul rasa takut kepada Allah SWT seringkali dia
tidak peduli apakah perbuatan itu halal atau haram.

Saudara-saudara muslim yang dirahmati Allah, maka kita berusaha untk


bertakwa kepada Allah SWT dan kemudian kita berusaha untuk mencegah segala
macam perkara-perkara yang bisa menjerumuskan pada perbuatan-perbuatan hal
tersebut.

Akhirul kalam, subhanakallahu maa wabihamdika, ashaduallah illaa ilaaha


anta, astafiruka wa atuubu ialaih Wallahu muwaffiq ila aqwamithaaryq.
Wasaalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai