Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Vokasi - 1

MODEL PEMBELAJARAN SOFT SKILLS TERINTEGRASI


PADA SISWA SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TATA
RIAS DENGAN PENDEKATAN HUMANISTIK
Riri Pursari
Universitas Negeri Jakarta
riri2794@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa pembelajaran harus memperhatikan siswa
sebagai manusia yang memiliki karakter dan perbedaan individual. Siswa diarahkan untuk dapat
mengembangkan potensinya tanpa ada tekanan, paksaan, atau pun kekerasan dari guru. Model
dikembangkan berdasarkan kajian konsep-konsep soft skills dikaitkan dengan konteks
pembelajarannya pada bidang tata rias. Implementasinya dalam pembelajaran menggunakan
pendekata humanisme. Rancangan model ini menekankan peran aktif siswa mulai dari merancang
perilaku soft skills, mengkonstruk soft skills terintegrasi melalui pengalaman belajar berbasis
manajemen kinerja, dan melakukan refleksi untuk perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan
untuk untuk memberikan konstribusi kepada pendidik mengenai model pembelajaran dengan
pendekatan humanistik di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang dapat meningkatkan soft skills
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian literatur
yang menganalisis sumber primer (primary source) yaitu hasil karya ilmiah dalam bentuk jurnal yang
relevan dan buku. Berdasarkan pada sumber penelitian yang terdahulu maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran soft skill dengan pendekatan humanistik berusaha mengembangkan
individu seccara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial,
mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam pendekatan humanistik.
Kata kunci: pembelajaran, soft skill, humanistik, terintegrasi, tata rias

SOFT-SKILLS INTEGRATED LEARNING MODEL FOR


VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS OF HOME
ECONOMICS EDUCATION WITH HUMANISTIC APPROACH
Abstract
This study is based on an assumption that learning should pay attention to students as human beings
who have individual character and differences. Students are directed to develop their potential
without any pressure, coercion, or violence from the teacher. The model was developed based on the
study of soft skills concepts associated with the learning context in the field of cosmetology.
Implementation in learning using short-term humanism. The design of this model emphasizes the
active role of students ranging from designing soft skills behavior, constructing integrated soft skills
through performance-based learning experience, and reflecting on continuous improvement. This
research aims to give contribution to educator about learning model with humanistic approach in
vocational high school (SMK) that can improve student's soft skills in following learning. This
research is conducted by literature research method that analyzes primary source (primary source)
that is the result of scientific work in the form of relevant journal and book. Based on the previous
research sources it can be concluded that the soft skill learning model with the humanistic approach
seeks to develop the individual through the whole through real learning. The development of the
emotional, social, mental, and skill aspects of a career becomes a focus in the humanistic approach.
Keywords: Learning, Softskills, Humanistic, integrated
Jurnal Pendidikan Vokasi - 2

PENDAHULUAN mudah dalam mengajarkannya, sulit diamati


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan diukur Coates. 2006:1). Disisi lain
adalah salah satu bentuk dari pendidikan dinyatakan bahwa pelatihan soft skills mampu
menengah kejuruan yang ada di Indonesia. meningkatkan penguasaan skill teknik (Ajir
Lembaga pendidikan kejuruan ini mempunyai Chaturdevi, et.al 2011:5). Pelatihan soft skills
tugas mendidik dan mempersiapkan peserta memperbaiki potensi seseorang, membuat
didik untuk memasuki dunia kerja atapun tenaga kerja lebih fleksible, memiliki sikap
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada positip untuk mudah berubah, mampu
saat ini MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) menangani berbagai perubahan tuntutan kerja
sudah berlaku, untuk itu lulusan SMK yang dan lebih kompetitif (Rani, 2010:4).
akan menjadi tenaga kerja muda tidak hanya
cukup mempunyai pengetahuan dasar sebagai Permasalahan mendasar yang dihadapi
modal bekerja, namun perlu memiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
keterampilan aplikatif. Soft skill adalah Rumpun Pariwisata saat ini adalah, belum
kompetensi yang sanat penting bagi tenaga tercapainya kemampuan kompetensi minimal
kerja untuk siap bekerja dalam menghadapi era untuk penguasaan prinsip dasar dan
kompetitif MEA. SMK sebagai salah keterampilan manual bagi siswanya. Penyebab
pendidikan berorientasi dunia kerja merupakan belum tercapainya penguasaan kompetensi
salah satu pendidikan vokasi untuk siswa tersebut antara lain dikarenakan SMK
menghasilkan sumberdaya manusia berkelas tidak dikelola secara profesional baik yang
dunia. Lulusannya diarahkan sebagai tamatan menyangkut sistem pengelolaannya, proses
siap kerja, cerdas, memiliki keunggulan, pembelajarannya, dan kelengkapan sarana dan
kompetitif dan komparif serta berkarakter kuat prasarana praktiknya. Sehingga hal tersebut
sebagai pekerja profesional. Dengan akan memberikan dampak negatif kepada
sendirinya soft skill harus terkuasai manakala lulusan yang dikeluarkannya baik yang
ingin menjadikan lulusan yang unggul dalam mencakup keterampilan (hard skill) maupun
menghadapai persaingan kerja. Ajir mental kerja (soft skill). Hasil penelitian
Chaturdevi, et al. (2011) mengemukakan Moedjiarto (1995) yang dilakukan di SMK
bahwa penguasaan skills lulusan yang Negeri se-Kota Surabaya menunjukkan bahwa
berhubungan dengan pekerjaan tidaklah nilai prestasi praktik siswa rendah (rata-rata
cukup, karena penguasaan soft skills adalah 57,89). Berdasarkan data tersebut dapat
penting terutama untuk bisnis. Demikian diperkirakan bahwa rendahnya prestasi siswa
halnya Helmlinger menjelaskan bahwa tenaga SMK disebabkan karena proses belajar
kerja di bidang hospitality yang hanya mengajar yang kurang baik dan peralatan-
menguasai hard skills saja menjadikan gagal peralatan praktik dasar yang secara umum
dan sering mengulangi kesalahan yang sama masih kurang memadai. Hasil penelitian lain
(http://hiring.inc.com/columns.html yang dilakukan oleh Sulipan (2004) pada SMK
/2007/04/26). yang ada di kota Serang, Garut, Jakarta, dan
Didik Purwanto (Kedaulatan Rakyat, SMK Texmaco Karawang, menunjukkan
September 2008:13) mengemukakan bahwa masih terjadi kesenjangan antara peralatan
kemampuan soft skills sangat dibutuhkan di yang tersedia dengan tuntutan kompetensi
dunia Industri dan sangat menentukan untuk yang harus terpenuhi di industri
bisa diterima dalam dunia kerja. Kemampuan (http:/www.pagesyourfavorite.com/
itu antara lain, kepemimpinan, kreativitas, ppsupi/disertasi2004.html.08-2006). Kedua hal
manajerial. Dengan demikian lulusan SMK tersebut kalau dicermati secara sepintas sudah
harus menguasai soft skills karena, tuntutan menunjukkan betapa kurang baiknya proses
kerja dan tantangan kerja. pembelajaran yang dilakukan oleh lembaga
Sudah saatnya pembelajaran soft skills pendidikan tersebut, sehingga akan memberi
integrasi menjadi kebutuhan, hal ini didasari dampak pada kompetensi yang harus dimiliki
keadaan bahwa proses pembelajaran selama oleh peserta didik.
ini lebih menekankan aspek hard skills. Model pembelajaran soft skill dengan
Penekanan penguasaan hard skills semata- pendekatan humanistik yang dirancang ini
mata dengan alasan bahwa penguasaan hard memungkinkan siswa memperoleh
skills lebih mudah diamati dan lebih cepat pengalaman dalam prespektif yang lebih luas
terlihat hasilnya, sementara soft skills tidak baik menyangkut permasalahan -
Jurnal Pendidikan Vokasi - 3

permasalahan yang dikembangkan dalam menggunakan pengetahuannya secara


pembelajaran maupun kemampuan – bermanfaat dan terintegrasi dalam
kemampuan lain seperti berfikir kritis, kreatif, kehidupannya. (Yate, 2005: 1). Soft skills
memecahkan masalah, pengembangan adalah kombinasi perilaku, yang meliputi
personal, komunikasi. mengembangkan rasa sikap dan motivasi yang menggerakan
ingin tahu. Melalui model ini pula perilaku. (Helmlinger, tth: 2). Dengan
memungkinkan siswa lebih terlibat secara demikian dapat dinyatakan bahwa soft skills
langsung dalam setiap pengalaman belajar, merupakan sifat kepribadian yang menjadi
memotivasi siswa untuk bertanya, dan kunci meraih kesuksesan dan berfungsi untuk
mengetahui secara lebih lanjut materi yang meningkatkan efektifitas dalam bekerja.
dipelajari. Maka dari itu peneliti melakukan Bila soft skills ditinjau dari komponen
penelitian studi literatur terhadap model soft skills, terbagi menjadi skills interpersonal
pembelajaran soft skill dengan pendekatan dan interpersonal. Kecakapan intrapersonal
humanistik di SMK yang mana pada akhirnya merupakan aspek-aspek skills yang
memfasilitasi peningkatan perfoma kerja menjelaskan tentang kemampuan untuk
ataupun pembelajaran diri, peningkatan mengelola diri sendiri manakala yang
kualitas kerja yang sesuai dengan standar kerja bersangkutan berada pada situasi kerja.
ataupun mengatasi persoalan kerja yang bisa Kecakapan interpersonal merupakan aspek
datang secara tiba-tiba.. skills yang menjelaskan kemampuan untuk55
mengelola lingkungan kerja sehingga dirinya
Metode Penelitian mampu beradaptasi dengan situasi kerja.
Dalam penelitian ini, instrumen utama
adalah peneliti sendiri, karena dalam penelitian Model pembelajaran soft skills terkait
jenis kualitatif kehadiran peneliti sebagai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh
instrumen adalah mutlak diperlukan. industri yang bergerak dalam bidang
Penelitian ini menggunakan pendekatan keramahtamahan/Hotel, tercermin pada
kualitatif dengan metode deskriptif Peran kompetensi personal yang efektif yang
peneliti adalah sebagai partisipan penuh, bisa meliputi : personal effectiveness competency
juga sebagai pengamat, partisipan dan yang meliputi interpersonal skills, integrity,
kehadiran peneliti diketahui sebagai professionalism, initiative, willingness to
subyeknya. Data dalam penelitian ini diambil learn, dan dependability dan reliability.
dari studi literatur dengan menggunakan
sumber primer dari jurnal dan buku. Terdapat
juga sumber sekunder dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Soft Skills.
kutipan yang ada pada sumber primer.
Peneltian ini dilakukan dengan memilih bahan Pembelajaran soft skills yang akan
literatur terdahulu dengan topik penelitian. dikembangkan ini menggunakan beberapa
pendekatan pembelajaran behavioural,
HASIL DAN PEMBAHASAN construktivistik, cognitive dan humanism yang
digunakan secara bertautan atau eklektik.
Konsep soft skills
Dengan pendekatan pembelajaran
Secara umum soft skills adalah behaviorism maka pembelajaran soft skills
sekelompok sifat kepribadian, ataupun dapat lebih efektif manakala diikuti dengan
kemampuan yang diperlukan seseorang agar konsekuensi perilaku apakah berupa efek yang
secara efektif dapat bekerja ditempat kerja, menguntungkan dan tidak menguntungkan.
dan meningkatkan diri (wikipedia, com. 2008: Dengan pendekatan konstruktivistik maka
1; Kelly, tth: 5; Leung, 2008: 1; Lynch, tth: proses belajar menekankan upaya siswa
419). Soft skills adalah kunci untuk meraih membentuk pemahaman, kemampuan
kesuksesan, termasuk didalamnya mengkonstruk apa yang dipelajari.
kepemimpinan, pengambilan keputusan, Pengetahuan berproses untuk menjadi, melalui
penyelesaian konflik, komunikasi, kreatifitas, tahap interpretasi, transformasi, konstruksi
dan kemampuan presentasi (Kaipa, tth: 5-6). yang dilakukan oleh siswa sendiri. Siswa akan
Soft skills adalah skills yang memungkinkan memperoleh makna yang dalam tentang apa
seseorang meraih potensi dirinya dan yang diketahui dan sekaligus menguatkan
Jurnal Pendidikan Vokasi - 4

tentang konsep diri. Kekuatan belajar berasal


dari diri sendiri di kontrol oleh guru, materi Integrasi soft skills kedalam hard skills
dan standar pencapaian Dengan pendekatan melalui topik-topik atau unit materi,
cognitive belajar menekankan pentingnya dikembangkan dari inti mata diklat produktif
subyek belajar dalam memperoleh dan kompetensi keahlian jasa boga serta kebutuhan
mengorganisasikan pengetahuannya. Belajar soft skills industri. Selain itu integarsi soft
terjadi dalam diri siswa proses mental dari skills pada mata pelajaran produktif
persepsi, mengingat, berfikir, mengambil disesuaikan dengan kebutuhan standar
keputusan. Proses mental sifatnya individual, kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
tidak tergantung pada ada tidaknya penguatan. dikembangkan guru.
Dengan pendekatan humanisme memandang
bahwa setiap siswa memiliki potensi yang Humanistik sebagai Salah Satu Pendekatan
harus dikembangkan melalui pendidikan. dalam Belajar
Setiap siswa adalah pribadi yang memiliki Humanisasi berarti memanusiakan
potensi diri, ada kesadaran tentang siapa manusia, menghilangkan kebendaan,
dirinya. Pembelajaran meletakkan siswa keterganntungan, kekerasan dan kebencian
sebagai pusat pembelajaran, pembelajaran dari manusia, dengan melawan tiga hal yaitu:
melalui proses active self-discovery, sehingga dehumanisasi (objektivasi teknologis,
siswa memiliki kewenangan untuk tumbuh dan ekonomis, budaya atau Negara), agresivitas
berkembang. Kunci sukses pembelajaran ini (agresivitas kolektif, dan kriminalitas),
bahwa pembelajaran berdasarkan pengalaman Loneliness (privatisasi, individual).
dengan melibatkan personal, merangsang Pendekatan humanistic dalam belajar bertolak
perasaan dan fikiran, self initiation, juga dari ide “memanusiakan manusia”. Karena itu
evaluasi diri atau dengan pembelajaran aktif. sebelum menguraikan lebih jauh tentang
Pembelajaran aktif adalah kuncinya dan pendekatan humanistik tersebut, maka
direfleksikan melalui evaluasi” persoalan yang perlu dijawab adalah apa yang
dimaksud dengan “memanusiakan manusia”
(Walker,1997:109). itu. Aliran humanistik bertolak dari asumsi
bahwa anak atau siswa adalah yang pertama
Pembelajaran Terintegrasi. dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek
yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.
Pembelajaran soft skills terintegrasi Mereka percaya bahwa siswa mempunyai
menekankan pada penguasaan soft skills potensi, punya kemampuan, dan kekuatan
terpadu dengan penguasaan hard skills. untuk berkembang. Para pendidik humanis
Fogarty, (1991:xiv) menjelaskan pendekatan juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa
integrasi kurikulum diantaranya adalah: individu atau anak merupakan satu kesatuan
pengintegrasian dalam satu disiplin dengan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan
dua model yaitu connected, dan nested. kepada membina manusia yang utuh bukan
Connected model, merupakan model saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi
kurikulum yang menggunakan keterkaitan sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai
setiap subyek, materi ajar, dengan connected dan lain-lain).
model pembelajaran soft skills akan lebih
bermakna bagi penguatan hard skills. Nested
model berorientasi pada pencapaian multiple Strategi pembelajaran soft skills
skills dan multiple target. Dengan model ini terintegrasi.
pembelajaran soft skills akan mudah tercapai,
karena soft skills terintegrasi secara tidak Joyce dan Weil (2009:7) menggunakan
dipaksakan. Setiap kegiatan pembelajaran istilah strategi instruksional sama dengan
termuati soft skills dan terukur melalui target model pembelajaran. Pembelajaran merupakan
pembelajaran. Siswa akan menikmati bentuk membelajarkan siswa, membantu siswa
pembelajaran soft skills melalui tugas yang
dirancang dan difasilitasi guru, secara memperoleh informasi, skills, nilai, cara
individual siswa dapat mengembangkan diri berfikir sehingga siswa mampu
melalui tugas dan penguasaan hasil belajar mengekspresikan diri, kapabilitas untuk
lebih kaya. belajar semakin baik. Dengan demikian
Jurnal Pendidikan Vokasi - 5

strategi pembelajaran terintegrasi tidak hanya lama dengan perbaikan berkelanjutan.


sekedar menterjemahkan kurikulum ke dalam
rencaana kegiatan pembelajaran Model pembelajaran soft skills terintegrasi
mengorganisasikan materi, ataupun merupakan model yang mampu menyatukan
menfasilitasi mengorganisasikan materi, hard skills dan soft skills secara seimbang baik
ataupun menfasilitasi pembelajaran pada saat guru merancang pembelajaran,
dengan beragam metode mengimplementasikan dan mengevaluasi.
pembelajaran namun menunjuk pada pola Model pembelajaran dapat dilakukan guru
pembelajaran terintegrasi untuk dengan mudah karena soft skills terintegrasi
mengembangkan kemampuan siswa untuk pada topik-topik hard skils yang menjadi inti
belajar atau mengembangkan kapabilitas siswa kompetensi jasa boga.
untuk terus belajar. Keadaan ini akan
memunculkan tata nilai pada diri siswa yang Model integrasi diawali dengan kajian soft
mendorong perilaku kerja terstandar. Sejalan skills hasil analsis kebutuhan soft skills dari
dengan pola integrasi connected dan nested industri dan kebutuhan kurikulum. Selanjutnya
maka ada tiga hal penting terkait dengan temuan soft skills tersebut diintegrasikan
penetapan strategi pembelajaran. Pertama kedalam topik-topik hard skills yang menjadi
analisis kompetensi dasar mnjadi dasar content. Integrasi soft skills ini juga
penetapan tujuan pembelajaran. Tujuan terdiskripsikan kedalam tujuan pembelajaran
yang dirumuskan harus dapat dan pada diri siswa serta pengalaman
menggambarkan integrasi hard skills dan soft pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi
skills, serta penetapan standar pencapaian dasar bagi siswa dan guru dalam memahami
terutama untuk soft skills. Tujuan adalah target belajar sekaligus sebagai penuntut siswa
menjelaskan content yang mendiskripsikan akan standar kerja soft skills dan hard skills
keluasan unit, materi ajar terintegrasi yang atau multi target (nested). Integrasi pada diri
akan dipelajari siswa. Content dapat berupa siswa menjelaskan proses internalisasi yang
standar hasil belajar, taksonomi belajar, terjadi sejalan dengan waktu dan mekanisme
dimensi belajar, analisis tugas serta teknologi pembelajaran yang dikreasikan guru.
dan media pembelajaran yang digunakan Pengalaman belajar merupakan implementasi
(Shambaugh & Magliaro. 2006: 54). dari proses pembudayaan yang menekankan
pada manajemen performen.
Kedua, pemahaman yang benar profil soft
skills siswa sebagai dasar penentuan kegiatan Model pembelajaran soft skills yang akan
pembelajaran terutama untuk mengaktifkan dikembangkan bertumpu pada pembelajaran
siswa sejak awal sebagai bagian dari proses Proses pembelajaran menunjuk pada aktivitas
pembudayaan. Siswa dipersiapkan mental dan pembelajaran yang mendiskripsikan baik peran
fisiknya melalui pemahaman setiap soft skills guru, siswa dan lingkungan belajar yang
yang akan dilatihkan, serta rancangan aktivitas diciptakan guru. Peran guru sebagai pengelola
belajar. pembelajaran menolong siswa dalam
merancang perilaku soft skills sebagai target
Ketiga adalah pengalaman belajar yang belajar, menumbuhkan keinginan dan
berfungsi untuk meningkatkan penguasaan semangat untuk mewujudkan soft skills selama
soft skills dan hard skills secara proses pmbelajaran. Guru harus mampu
terintegrasi. Pada dasarnya membentuk menumbuhkan motivasi siswa akan nilai
perilaku soft skills terintegrasi didasari pentingnya penguasaan soft skills
oleh konsekuensi yang disemai dalam dihubungkan kepentingan kerja, ataupun
lingkungan pembelajaran yang sengaja dengan kesuksesan kerja.
diciptakan guru. Sejumlah penelitian Secara jelas tersaji dalam sintak berikut:
menyebutkan pentingnya pembelajaran
soft skills bagi tenaga kerja di dalam situasi
nyata. Cooton, (2001) menekankan
pentingnya dukungan replika situasi kerja
dan tugas yang diberikan mendekati unjuk
kerja di dunia kerja. Pembelajaran
diselenggarakan dengan waktu yang relatif
Jurnal Pendidikan Vokasi - 6

Tabel 1. sintak pembelajaran soft skills terintegrasi.


No Tahapan Prosedur Peran
Guru Siswa
  
1 Perencanaan Menentukan topik dan sub topik, Penentu soft skills yang Memahami konsep
pembelajaran selanjutnya di susun dalam peta dilatihkan berdasarkan soft skills dan
terintegrasi topik. kajian kurikulum dan perilakunya.
 
Menentukan soft skills yang akan situasi kelas. Membuat kontrak

dilatihkan dan memahami konsep Menetapkan target belajar belajar

setiap soft skills. sebagai standar Bila perlu
 
Merancang aktivitas Membuat skenario membentuk
pembelajaran setiap soft skills Pembelajaran kelompok kerja

yang akan dilatihkan Mengontrol sumber

Menentukan target pembelajaran belajar.

Membuat RPP terintegrasi.
  
2 Implementasi Menumbuhkan konsep soft skills Memfasilitasi Berinteraksi dengan
sebagai bentuk awareness. Ada pembelajaran yang kaya situasi
kesadaran akan target pengalaman dan dalam pembelajaran

pembelajaran. situasi kerja Membangun
 
Menekanakan pada situasi Membimbing dan struktur kognitifnya
Praktek memonitor pembelajaran dengan
 
Manajemen penguatan Menjelaskan kesalahan mengkonstruk

Pembelajaran berbasis perilaku soft skills dan konsep soft skills

Kemandirian mendorong untuk Mengontrol
memperbaiki diri. perilaku menuju

Menerapkan manajemen pada penguasaan
Penguatan yang sempurna.
 
Memotivasi Taat pada kontrak
belajar
  
3 Refleksi, Memonitor perkembangan Mempelajari perangkat Menunjukkan
observasi ketercapaian soft skills evaluasi. penguasaan soft
 
dan evaluasi Dilakukan secara berkelanjutan Melakukan refleksi dan skils
 
antar teman Dievaluasi secara bertahap awal, evaluasi secara Merefleksi
tengah dan akhir Berkelanjutan performence soft

Menggunakan hasil skills secara
observasi, refleksi dan mandiri.

evaluasi antar teman Meningkatkan
untuk perbaikan performen kerja
berkelanjutan.

SIMPULAN Ajir Chatuvedi, et al. (2011).


Semakin dalam penggunaan pendekatan Communicative approach to soft &
humanistik dalam pembelajaran maka tingkat hard skills. Journal VSRD-
soft skills yang dicapai siswa semakin tinggi International of bussiness &
pula. Pembelajaran humanistik memandang management research Vol 1 (1),
manusia sebagai subyek yang bebas merdea 2011. Diambil pada tanggal 11
untuk menentukan arah hidupnya. Desember 2017, dari
Saran penelitian melalui model www.visualsoftindia.com/journal.
pembelajaran soft skills memberikan Html
kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam
pembelajaran dan diharapkan para guru Coates, E.D. (2006). People skills tarining.
sebaiknya mencoba untuk Diambil pada tanggal 15 Desember
mengimplementasikan pendekatan humanistik 2017, dari www.initforlife.com
ini di sekolah tempat mengajar, namun tentu Consortium for entrepreneurship education.
saja dengan metode dan materi yang tidak (2009). Competency model
harus sama. clearinghouse hospitality/hotel and
DAFTAR PUSTAKA lodging competency model. Diambil
Jurnal Pendidikan Vokasi - 7

pada tanggal 4 Desember 2017, dari Organizational behaviour edisi 8.


http://www.careeronestop.org/compete New York: McGraw-Hill
nc yModel/ pyramid.aspx?HSP=y International Edition.

Cooton, K. (2001). Developing employability Leung, L. (2008). How teached can broaden
Skills. Diambil pada tanggal 1 their soft skills. New York: IT Career
Desember 2017, dari and Training Alert newsletter.
Http://www/nwer/org/scpd/sirs/8/c01
5ht ml Lynch, K. (tth). Collaborative work skillls for
Dibanding IPK soft skills lebih begining IS professional.
dibutuhkan industri. (12 Australia:Monash University,
Desember 2017) Caulfield, Australia. Diambil tanggal 2
Kedaulatan rakyat P4 Desember 2017, dari
http://proceding.informingscince.org/i
Forgarty, R. (1991). How to integrate nsit e/066lynch.pdf.
the curricula. Illinois :
IRI/Skylight Publishing, Inc. Mitchell, W.G. (2008). Essential soft skills for
success in the twenty-first century workforceas
Helmlinger, W. (tth). Do you employee perceived by business educators. Diambil 2
possess the right competencies?. Desember 2017, dari
Diambil pada tanggal 26 Desember etd.auburn.edu/etd/bitstream/handle/1041
2017 dari
http://hiring.inc.com/columns.html

Joyce, B., & Weil.M. (1996). Models


teaching. Boston: Allyn & Bacon A.
Simon & Schuster Company.

Kaipa.P., & Milus.T.(2005). Soft skills are


smart skills. Diambil pada tanggal 16
Desemberer 2017 dari
http://kaipagroup.com/article/soft
skills
.pdf

Kapp M. K.,& Hamilton, B. (2006). White


paper

: Designing Instruction to Teach


Principles (soft skill). Institut for
Interactive Technologies . Diambil
pada 2 Desember 2017, dari
http//wwwKarkapp.com/materials/tea
chi ng%20Principles Pdf.

Kelly, A. (tth ). Soft skills development in the


Irish economy. FAS. The National
Training and Employment Authority.
Irish. Diambil pada tanggal 2
Desember 2017, dari
http://www.fas.ie/en/pubdocs/SoftSkill
sD evelopment.pdf

Kreitner, R., dan Kinicki, A.(2008).

Anda mungkin juga menyukai