Anda di halaman 1dari 16

PETA KONSEP

DATA DAN METODE


PENGUMPULAN DATA

1. DATA DAN
2. JENIS DATA 4. METODE PENGUMPULAN 6. METODE WAWANCARA/WAWANCARA
INFORMASI DATA SEKUNDER MENDALAM
1. Menurut Cara Memperolehnya
Data merupakan fakta mentah atau Metode pengumpulan data sekunder sering disebut Wawancara-Mendalam (In-depth Interview) adalah
a. Data primer
rincian peristiwa yang belum diolah, proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
b. Data sekunder metode pengumpulan bahan dokumen, karena peneliti
yang terkadang tidak dapat diterima oleh dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
2. Menurut Sumbernya tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi
akal pikiran dari penerima data tersebut, pewawancara dengan responden atau orang yang
a. Data internal
maka dari itu data harus diolah terlebih memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
b. Data eksternal
dahulu menjadi informasi untuk dapat di (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan
3. Menurut Sifatnya pihak-pihak lain.
terima oleh penerima. Informasi adalah terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama
a. Data kualitatif
hasil pengolahan data yang sudah dapat b. Data kuantitatif
diterima oleh akal pikiran penerima 5. METODE PENGUMPULAN
4. Menurut Waktu 7. METODE OBSERVASI
informasi yang nantinya dapat digunakan DATA PRIMER
Pengumpulannya
untuk pengambilan keputusan. a. Cross section/insidentil Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
Data primer merupakan sumber data yang
b. Data berkala/time series data spesifik dibandingkan dengan metode yang lain. Metode
diperoleh langsung dari sumber asli (tidak
5. Menurut Penelitian pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
3. SUMBER DATA melalui media perantara). Data primer
a. Data Subyek (Self-Report berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
dapat berupa opini subjek (orang) secara
Data) alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Terdapat dua sumber data penelitian terdiri individual atau kelompok, hasil observasi
b. Data Fisik (Physical Data) terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
atas sumber data primer dan sumber data c. Data Dokumenter kegiatan, dan hasil pengujian. Ada 8. METODE ANGKET/KUESIONER
sekunder. (Documentary Data) beberapa cara untuk mengumpulkan data
1. Data Primer (Primary Data) yaitu: Kuesioner merupakan teknik pengumuplan data yang dilakukan dengan
1. interview (wawancara), cara memberikan seperangkat pertanyaan langsung atau pertanyaan
2. Data Sekunder (Secondary Data)
2. kuisioner, dan tertulis kepada responden. Kuesioner biasanya berupa daftar pertanyaan
3. observasi (pengamatan) atau mungkin tertulis yang telah disusun sebelumnya.
saja ketiganya.

1
1. DATA DAN INFORMASI
Data merupakan fakta mentah atau rincian peristiwa yang belum diolah,
yang terkadang tidak dapat diterima oleh akal pikiran dari penerima data
tersebut, maka dari itu data harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi
untuk dapat di terima oleh penerima. Data dapat berupa angka, karakter,
simbol, gambar, suara, atau tanda-tanda yang dapat digunakan untuk
dijadikan informasi. Suatu informasi bisa saja menjadi data apabila informasi
tersebut digunakan kembali untuk pengolahan sistem informasi selanjutnya.
Dalam dunia komputer data adalah segala sesuatu yang disimpan di dalam
memori menurut format tertentu. Contoh data misalnya kecelakaan di jalan
raya.
Informasi adalah hasil pengolahan data yang sudah dapat diterima oleh
akal pikiran penerima informasi yang nantinya dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Informasi dapat berupa hasil gabungan, hasil
analisa, hasil penyimpulan, dan juga hasil pengolahan sistem informasi
komputerisasi. Contoh informasi misalnya telah terjadi kecelakaan mobil di
jalan raya X tadi malam pukul 22:30, korban jiwa sebanyak delapan orang,
lima orang diantaranya luka ringan dan tiga lainnya luka berat.
Berdasarkan definisi dan contoh diatas, maka dapat disimpulkan
perbedaan data dan informasi yaitu :
a. Data lebih cenderung ke penjelasan singkat atau sebuah gagasan yang
belum menjelaskan sebuah peristiwa atau hasil kegiatan, data juga
tidak bisa digunakan untuk pengambilan keputusan sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan dari data yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan.
b. Data terkadang tidak dapat digunakan dan diterima oleh akal pikiran
penerima, sedangkan informasi dapat berguna dan dapat diterima oleh
akal pikiran penerima.
c. Data mempunyai lingkup lebih detail dan bersifat teknis, sedangkan
informasi menghasilkan penjelasan yang dapat dipakai untuk
mengambil keputusan. Data penjualan misalnya merupakan

2
penjelasan yang bersifat mentah, tetapi informasi penjualan per bulan
akan dipakai oleh manajemen untuk mengambil suatu keputusan.

2. JENIS DATA
2.1 Menurut Cara Memperolehnya
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau
seorang atau suatu organisasi langsung dari obyeknya. Contoh :
Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti
preferensi konsumen bioskop.
b. Data sekunder, yaitu data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik
secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada
peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar
atau majalah.
2.2 Menurut Sumbernya
a. Data internal, adalah data yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan dalam suatu organisasi. Misal: data keuangan, data pegawai,
data produksi, dan lain sebagainya.
b. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau
kegiatan di luar suatu organisasi. Contohnya adalah data jumlah
penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi
pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
2.3 Menurut Sifatnya
Dilihat dari jenisnya, data dibedakan menjadi data kuantitatif dan
data kualitatif.Secara umum suatu penelitian sosial khususnya bidang
ekonomi dalam mengumpulkan data menggunakan kedua jenis data
tersebut.
a. Data kualitatif, adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja
dan tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka. Yang termasuk
dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukuran

3
nominal dan ordinal, seperti jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
pekerjaan, motivasi karyawan, dan lain sebagainya.
b. Data kuantitatif, adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk
angka, yang termasuk dalam data kuantitatif adalah data yang
berskala ukur interval dan rasio. Contohnya, jumlah karyawan,
jumlah penjualan, jumlah piutang, jumlah hutang, dan lain-lain.
2.4 Menurut Waktu Pengumpulannya
a. Cross section/insidentil, adalah dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data
pelanggan PT. Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
b. Data berkala/time series data, adalah data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau
kecenderungan keadaan/peristiwa/kegiatan. Contoh data time series
adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro
eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin
m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dan lain sebagainya.
2.5 Menurut Penelitian
Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan
metode yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian.
Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber
data penelitian yang dibutuhkan.
a. Data Subyek (Self-Report Data), adalah jenis data penelitian yang
berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang
atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden
data subyek diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon)
yang diberikan, yaitu : lisan (verbal), tertulis dan ekspresi. Respon
verbal diberikan sebagai tanggapan atas pernyataan yang diajukan
oleh peneliti. Respon ekspresi diperoleh peneliti dari proses
observasi.
b. Data Fisik (Physical Data), merupakan jenis data penelitian berupa
obyek atau benda-benda fisik, antara lain dalam bentuk: bangunan

4
atau bagian dari bangunan, pakaian,buku, dan senjata. Data fisik
dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.
c. Data Dokumenter (Documentary Data), adalah jenis data penelitian
yang antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat,
memo, atau dalam bentuk laporan program. Data ini memuat apa dan
kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam
suatu kejadian. Data dokumenter dalam penelitian dapat menjadi
bahan atau dasar analisis yang kompleks yang dikumpulkan melalui
metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan content
analysis, antara lain berupa: kategori isi, telaah dokumen, pemberian
kode berdasarkan karakteristik kejadian atau transaksi.

3. SUMBER DATA
Terdapat dua sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan
sumber data sekunder.
3.1 Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian.
3.2 Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
Keuntungan menggunakan data sekunder adalah lebih murah, lebih
cepat, dan dalam kenyataan sering peneliti tidak terlalu mampu untuk
mengumpulkan data primer sendiri, misalnya sensus penduduk.
Bentuk data sekunder ada dua kategori yaitu berasal dari sumber
internal dam sumber eksternal. Data internal tersedia pada tempat penelitian

5
dilakukan misalnya faktur penjualan, laporan penjualan, laporan hasil riset
yang lalu, dan lain-lain. Data eksternal dapat diperoleh dari sumber-sumber
luar misalnya, data sensus penduduk dan registrasi. Data yang diperoleh dari
badan atau perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan keterangan-
keterangan yang relevan akan berbagai masalah.
Adapun manfaat dari data primer adalah dikumpulkan untuk mencapai
tujuan penelitian, tidak ada risiko kadaluwarsa karena dikumpulkan setelah
proyek penelitian dirumuskan, semua data dipegang oleh peneliti, mengetahui
kualitas dari metode-metode yang dipakainya karena dialah yang mengatur
sejak awal.

4. METODE PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode pengumpulan
bahan dokumen, karena peneliti tidak secara langsung mengambil data
sendiri tetapi memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-
pihak lain.
Pada umumnya, data sekunder yang digunakan oleh pihak peneliti untuk
memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk
diproses lebih lanjut. Dalam metode pengumpulan data sekunder, obsevator
tidak meneliti langsung, tetapi data didapatkan misalnya dari media massa,
BPS, lembaga pemerintah maupun swasta, lembaga penelitian maupun pusat
bank, data hasil penelitian lain, penelitian kepustakaan dalam hal untuk
mengetahui berbagai pengetahuan dan karya yang pernah dicapai oleh para
peneliti terdahulu. Dengan penelitian kepustakaan, akan melatih peneliti
untuk membaca kritis segala bahan yang dijumpainya, kecermatan dan
ketelitian peneliti akan sangat teruji dalam memutuskan sumber yang
dipercayanya. Metode pengumpulan data sekunder dapat dilakukan melalui
2 (dua) cara yaitu, secara manual dan secara online.

5. METODE PENGUMPULAN DATA PRIMER


Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini

6
subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Terdapat dua
hal utama yang memepengaruhi kualitas data penelitian yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan metode pengumpulan data. Ada beberapa cara
untuk mengumpulkan data yaitu: interview (wawancara), kuisioner, dan
observasi (pengamatan) atau mungkin saja ketiganya.
5.1 Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sangat sedikit.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam menggunakan interview dan juga kuisioner adalah
sebagai beikut:
1. Bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud
peneliti.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan alternatif
jawaban yang sama.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam

7
penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam terhadap
responden.
5.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti mengetahui variabel-variabel yang akan diukur.
Uman Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip penulisan angket
sebagai metode pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan
penampilan fisik.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor, yaitu isi dan tujuan
pertanyaan, bahasa mudah, pertanyaan tertutup, terbuka, positif, negative,
pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa,
pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, acuan pertanyaan.
Penampilan fisik dicetak dalam kertas bagus sehingga direspon oleh
responden. Bila menggunakan kertas buram akan kurang direspon oleh
responden.
5.3 Observasi
Sutrisno hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai suatu psikologis dan
biologis. Dari proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi Participant Observation (observasi berperan serta), dan
Non participant Observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur
dan tidak terstruktur.

6. METODE WAWANCARA/WAWANCARA MENDALAM


Wawancara-Mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

8
Pengertian wawancara-mendalam (In-depth Interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama (Sutopo 2006: 72). Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara-mendalam ini
adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam
terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan
wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang
dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden
dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh
seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to
face).
Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :
1. Topik/pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau
sangat sensitif
2. Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap,
pengetahuan, pandangan responden mengenai masalah
3. Responden tersebar à maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan
kesempatan untuk diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud
diadakan penelitian tersebut
4. Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
tanpa adanya tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan
pendapatnya
5. Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide)
atau tanpa menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide),
alur pertanyaan yang telah dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan
dilapangan
Sedangkan kelemahan dari wawancara-mendalam ini adalah adanya
keterikatan emosi antara ke duanya (pewawancara dan orang yang diwawancarai),

9
untuk itu diperlukan kerjasam yang baik antara pewawancara dan yang
diwawancarainya.
Materi dalam wawancara-mendalam tergantung dari tujuan dan maksud
diadakannya wawancara tersebut. Agar hasil dari wawancara tersebut sesuai
dengan tujuan penelitian, diperlukan keterampilan dari seorang pewawancaranya
agar nara sumbernya (responden) dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan. Beberapa teknik dalam wawancara agar berjalan dengan
baik, adalah:
a. Menciptakan dan menjaga suasana yang baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara :
1) Adakan pembicaraan pemanasan: dengan menanyakan biodata
responden (nama, alamat, hobi dll), namun waktunya jangan terlalu
lama (±5 menit)
2) Kemukakan tujuan diadakannya penelitian, dengan maksud agar
responden memahami pembahasan topik yang akan ditanyakan dan
supaya lebih transparan kepada responden (adanya kejujuran).
3) Timbulkan suasana bebas: maksudnya responden boleh melakukan
aktifitas yang lain ketika sesi wawancara ini berlangsung sehingga
memberikan rasa “nyaman” bagi responden (tidak adanya tekanan),
misalnya responden boleh merokok, minum kopi/teh, makan dan lain-
lain
4) Timbulkan perasaan bahwa ia (responden) adalah orang yang penting,
kerjasama dan bantuannya sangat diperlukan: bahwa pendapat yang
responden berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak ada jawaban
yang salah atau benar dalam wawancara ini. Semua pendapat yang
responden kemukakan sangat penting untuk pelaksanaan penelitian
ini.
b. Mengadakan probing. Probes adalah cara menggali keterangan yang lebih
mendalam, hal ini dilakukan karena :
1) Apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan
2) Apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap
3) Apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran

10
c. Tidak memberikan sugesti untuk memberikan jawaban-jawaban tertentu
kepada responden yang akhirnya nanti apa yang dikemukakan (pendapat)
responden bukan merupakan pendapat dari responden itu sendiri
d. Intonasi suara, Jika pewawancara merasa lelah atau bosan atau tidak suka
dengan jawaban responden, hendaknya intonasi suara dapat dikontrol
dengan baik agar responden tetap memiliki rasa “nyaman” dalam sesi
wawancara tersebut. Hal yang dapat dilakukan misalnya; mengambil
minum, ngobrol hal yang lain, membuat candaan dll)
e. Kecepatan berbicara. Agar responden dapat mencerna apa yang
ditanyakan sehingga memberikan jawaban yang diharapkan oleh
pewawancara
f. Sensitifitas pertanyaan. Pewawancara mampu melakukan empati kepada
responden sehingga membuat responden tidak malu dalam menjawab
pertanyaan tersebut
g. Kontak mata. Agar responden merasa dihargai, dibutuhkan selama proses
wawancara tersebut
h. Kepekaan nonverbal. Pewawancara mampu melihat gerakan dari bahasa
tubuh yang ditunjukan oleh responden, misalnya responden merasa tidak
nyaman dengan sikap yang ditunjukan oleh pewawancara, pertanyaan
atau hal lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan informasi yang
diterima tidak lengkap
i. Waktu. Dalam pelakasanaan wawancara-mendalam ini pewawancara
dapat mengontrol waktu. Hal ini dikuatirkan responden dapat menjadi
bosan, lelah sehingga informasi yang diharapkan tidak terpenuhi dengan
baik. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan wawancara-mendalam
yang dilakukan secara tatap muka adalah 1-2 jam, tergantung isu atau
topik yang dibahas.
Sebelum dilakukan wawancara-mendalam, perlu dibuatkan pedoman (guide)
wawancara. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pewawancara dalam menggali
pertanyaan serta menghindari agar pertanyaan tersebut tidak keluar dari tujuan
penelitian. Namun pedoman (guide) wawancara tersebut tidak bersifat baku, dapat

11
dikembangkan dengan kondisi pada saat wawancara berlangsung dan tetap pada
koridor tujuan diadakannya penelitian tersebut.

7. METODE OBSERVASI
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
dibandingkan dengan metode yang lain. Metode pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni :
1. Observasi Berperan Serta
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak. Sambil mengamati, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data. Misalnya, mengamati bagaimana perilaku
karyawan dalam bekerja, bagaimana semangant kerjanya, bagaimana
hubungan karyawan dengan karyawan lain, dan sebagainya.
2. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini
tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat
makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang
terucapkan dan yang tertulis. Misalnya, mengamati perilaku pembeli,
mengamati barang-barang apa saja yang diminati pembeli.
Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi:
1. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis tentang apa yang akan diamati dimana tempatnya. Peneliti telah
tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan

12
pengamatan, peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
2. Observasi Tidak Terstruktur
Merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.

8. METODE ANGKET/KUESIONER
Kuesioner merupakan teknik pengumuplan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan langsung atau pertanyaan tertulis kepada
responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang diukur dan yang bisa diharapkan dari
responden. Kuesioner biasanya berupa daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar
pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan
pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden
menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-
masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang
diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden,
lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon
cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak
memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang
dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Beberapa prinsip dalam penulisan kuesioner yaitu prinsip penulisan,
pengukuran dan penampilan fisik (Uma Sekaran;1992).
a. Beberapa faktor Prinsip Penulisan Angket seperti:
1. Isi dan tujuan pertanyaan, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan
bentuk pengukuran atau bukan? kalau berbentuk pengukuran, maka
dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus dalam

13
bentuk skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk
mengukur variable yang teliti.
2. Bahasa yang digunakan, harus digunakan sesuai dengan kemampuan
berbahasa responden. Sekiranya responden tidak dapat berbahasa
Indonesia, maka kuesioner jangan disusun dengan bahasa Indonesia.
3. Bentuk dan tipe pertanyaan, dapat terbuka atau tertutup (jika dalam
wawancara, tersturktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat
digunakan dalam kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan
jawabannya dalam bentuk uraian tentang sesuatu hal. Pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang mengarahkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternative jawaban
dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
4. Pertanyaan tidak mendua (double barreled). Pernyataan yang mendua
dapat menyulitkan responden untuk memberikan jawaban karena
menanyakan tentang dua hal sekaligus.
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring. Dalam pertanyaan kuesioner sebaiknya
tidak menggiring jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan tidak terlalu
panjang karena akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila
jumlah variable banyak, sehingga memerlukan instrument yang banyak
maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model,
skala pengukuran yang digunakan dan cara mengisinya. Disarankan
empiric jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 sampai
dengan 30 pertanyaan.
8. Urutan pertanyaan, yaitu dimulai dari yang umum menuju yang spesifik,
atau dari yang mudah menuju kesulit. Hal ini perlu dipertimbangkan
karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden
menjawab.

14
b. Prinsip Pengukuran
Merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur
variable yang akan diteliti. Oleh karena itu instrument angket tersebut harus
dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable tentang
variable yang akan diukur. Untuk memperoleh data yang valid dan reliable,
maka sebelumnya instrument kuesioner tersebut diberikan pada responden
peru diuji validitas dan realibitasnya terlebih dahulu.
c. Penampilan Fisik Kuesioner
Penampilan ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang akan
mempengaruhi respond atau keseriusan responden untuk keseriusan
kuesioner. Kuesioner yang dibuat dikertas buram, akan mendapatkan
respon yang kurang menarik bila dibandingkan dengan kuesioner yang
dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA


http://www.kuliah.info/2015/05/pengertian-dan-perbedaan-data-dan.html/ Diakses
pada 23 Oktober 2016
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/12/metode-pengumpulan-data.html/ Diakses pada
23 Oktober 2016
http://raachmaa.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-jenis-jenis-data-
metode.html/ Diakses pada 23 Oktober 2016

16

Anda mungkin juga menyukai