Anda di halaman 1dari 84

KURSI RODA

WHEEL CHAIR

Oleh : dr. John Hartono


Pembimbing: dr. Tanti Ajoe K, Sp. KFR M.Si Med

1
Tujuan umum :
Mampu menentukan resep kursi roda yang tepat, untuk
meningkatkan kemampuan fungsi ambulasi pasien.
Tujuan khusus :
Mampu dan terampil dalam :
Ø Melakukan asesmen secara komprehensif untuk mengenali
jenis kursi roda yang tepat sesuai dengan kondisi, tingkat
aktifitas dan kemandirian pasien.
Ø Mengenali masalah dan penyulit yang mungkin timbul.
Ø Melakukan pengukuran, penulisan resep, melakukan
evaluasi (check out) bagian-bagian kursi roda, dan
ketepatan penggunaanya.
2
DEFINISI
Wheelchair / kursi roda
sebuah kursi dengan roda, sebagai alat bantu untuk mobilisasi.

TUJUAN PERESEPAN KURSI RODA


• Memberikan kursi roda yang efisien dan optimum agar dapat mobilisasi
secara mandiri.
• Pencegahan/mengurangi deformitas yang terjadi.
• Meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas fungsional.
• Memberikan konsep diri yang baik bagi pengguna.
• Mengurangi biaya yang tidak efektif dan efisien.

3
• Analisa di bidang klinis, rehabilitasi
& aspek teknik dari setiap kasus.
• Kajian dokter terhadap masalah
medis.
• Tujuan serta perencanaan yang
mencakup kemampuan duduk &
mobilisasi.
• Asesmen yang teliti terhadap pasien
yang memerlukan kursi roda.

4
PENGUKURAN KURSI RODA

5
Posisi pengukuran yang baik : Posisi duduk dengan badan
tegak dan kaki menapak di tempat yang datar dan rata.

Sumber : Braddom
6
Pengukuran Pasien
A. Leg length / Seat Height
• Tinggi dudukan kursi ke foot rest,
diukur dgn mengukur panjang
tungkai bawah mulai dari fossa
poplitea sampai pada telapak kaki
bagian belakang.
• (-) tinggi cushion seat yang sudah
terduduki.
• (+) 3 – 4 inci à allow adequate leg
rest clearance.

7
B. Back Height / Back Support Height
• Tinggi sandaran ditentukan dengan mengukur
dari bagian bawah bokong sampai dibawah
ujung scapula.
• ( + ) tinggi seat cushion yg sudah diduduki.
• Tinggi sandaran ditentukan juga oleh
kemampuan pasien untuk mempertahankan
posisi duduk yg baik, bila terlalu tinggi akan
mengganggu gerakan bahu, bila terlalu pendek
akan mengurangi stabilitas trunk.
• Bila mempunyai kelemahan pada otot
punggung maka diperlukan sandaran yang
lebih tinggi bahkan bisa sampai kepala.
• Untuk pasien yang memerlukan mobilitas
tinggi dan mempunyai keseimbangan duduk
baik, sandarannya bisa sangat pendek.

8
C. Arm Rest
• Tinggi arm rest diukur dari dasar panggul
ke siku.
• Ukur dari bokong s/d siku yang fleksi 900
• Di (+) tinggi seat cushion yg diduduki.
• Fungsi Arm Rest:
• Support sendi glenohumeral.
• Untuk mengangkat badan.
• Jika Arm Rest terlalu tinggi :
• Poor posture.
• Shoulder discomfort.
• Kursi roda tidak muat dengan meja.
• Jika Arm Rest terlalu rendah :
• Poor posture & shoulder discomfort.
• Gangguan breathing.
9
D. Seat Depth
• Panjang tempat duduk kursi roda adalah
panjang tungkai pada saat duduk dikurangi 5
cm (modul).
• Dari bokong s/d fossa popliteal, dikurangi 1
atau 2 inchi (Cuccurulo).
• Kalau Back support nya ada cushion à ukur
dari cushion s/d fossa popliteta.
• Jika kursi kurang panjang à distribusi beban
di femur kurang à tekanan >> di tuberositas
ischial à luka.
• bila terlalu pendek dapat mengurangi
stabilitas dan meningkatkan tekanan ischial.
10
E. Seat Width
• Lebar kursi roda adalah lebar pinggul pasien
ditambah jarak 5 cm kekiri dan kanan
(modul).
• Lebar kursi di (+) 1 inci (Cuccurulo).
• Bila lebar kursi terlalu sempit, akan
mempersulit transfer, dan kerusakan kulit
akan lebih mudah terjadi.
• Bila terlalu lebar akan menurunkan support
pada trunk, shg bisa menyebabkan skoliosis,
LBP, dan mempersulit propulsi /
menggerakkan kursi roda.

11
12
SEAT
Penting untuk stabilitas, support
postural, kenyamanan, mudah
untuk propulsi, dan integritas kulit.
Ada 2 jenis seat :
§ Vinyl sling seat: kursi mudah
dilipat, mudah dibersihkan, dan
ringan.
§ Solid Seat : keras, tetapi
menyediakan kontrol postural
yang lebih baik. Lebih berat dan
kursi lebih sulit untuk dilipat.

13
Arm Support / Arm Rest

• Bila tangan normal maka arm support tidak dibutuhkan


karena akan menghalangi aktifitas pasien tersebut.
• Pada keadaan tertentu arm rest juga membantu untuk
transfer, dan memindahkan bokong agar dapat
mengurangi tekanan pada daerah ischial.
• Pasien dengan hemiplegia membutuhkan arm rest untuk
menyangga lengan agar tak timbul masalah pada bahu.
• Arm rest yang bersifat permanent akan menyulitkan
pada saat transfer , sedangkan removeable armrests
akan mempermudah transfer dan dapat diatur
ketinggiannya sesuai dengan pertumbuhan pada orang
tersebut. 14
MACAM –MACAM ARM REST

15
Fixed Arm Rest Removable Arm Rest
• Kelebihan: • Kelebihan :
• Lebih ringan. • Pasien bisa melakukan lateral
transfer.
• Tidak me (+) lebar
kursi. • Kekurangan :
• Berat.
• Kekurangan:
• Menambah lebar kursi.
• Jarang diresepkan
karena pasien jadi
tidak bisa
melakukan lateral
transfer.

16
Full Length Arm Rest
• Ukuran : 14 Inci
• Kelebihan :
• More arm support.
• Bisa menaruh nampan.
• Support extremitas superior untuk
transfer dari duduk ke berdiri.
• Kekurangan :
• Pasien tidak bisa mendekati meja.

17
Desk Length Arm Rest

• Ukuran 10 inci.
• Removable Desk Length
lebih sering diresepkan.
• Kelebihan :
• Pasien bisa mengakses meja
untuk makan dan bekerja,
wastafel, utk dandan .

18
Arm Rest
• Tubular
Better forearm clearance ketika
mendorong kursi roda, Lebih
ringan.
• Standar
Bentuk Arm Rest segi 4 à
menyebabkan forearm memar.
• Wraparound
• Removable
• Terpasang di belakang seat
• Memudahkan akses ke ruangan

19
Kursi Roda tanpa Arm Rest

20
BACKREST
• Terbuat dari material yang flexibel
• Terletak diantara kedua frame samping yang
melekat pada kursi
• Sandaran punggung ketinggiannya harus
cukup untuk memberikan support tanpa
menghambar pergerakan
• Juga tidak boleh terlalu rendah sehingga
scapula tidak tersangga dan menimbulkan
ketidaknyamanan
• Sistem tempat duduk :
- recliner (bersandar).
- tilt in space (terangkat).
• Agar pasien mampu melakukan perpindahan
beban yg adekuat / redistribusi tekanan.
• Memberikan postural support dari gravitasi
(upward sitting) à mengurangi hipotensi
orthostatik.
• Untuk pasien dengan poor sitting balance,
poor endurance, status respiratorik yg
fluktuatif.
21
A. Recliner
• Recline dapat dilakukan secara manual atau dengan control
power.
• digunakan untuk pasien yang rentan terhadap tekanan pada
kulit, pasien yang tidak bisa duduk tegak sepenuhnya,
keseimbangan duduk yg parah, daya tahan buruk, orthostasis,
atau yang harus menyesuaikan sandaran.
• Alasan yang paling penting adalah untuk melakukan pergeseran
berat yang memadai dan mencegah kerusakan kulit.
• Sistem ini menambah berat dan memerlukan dasar roda lebih
besar untuk mempertahankan stabilitas saat bersandar.
(Cucurullo)

22
Recliner Wheelchair
• Back support dapat diatur
kemiringannya
• Semi recliner = 1200
• Full recliner = 1800
• Biasanya kursi roda ini :
• Back supportnya lebih tinggi 3 inchi
à pasien sulit mendorong.
• Lebih berat.
• Wheel base position lebih
posterior.

23
Recliner Wheelchair
• Kelebihan : • Kekurangan :
• Pressure relief. • á shear force à shearing
• Postural support from gravity pressure ulcer.
(mengurangi hipotensi orthostatik). • á spastisitas krn perubahan
• Pain relief. posisi hip.
• PROM Hip dan knee. • Posisi duduk pasien berubah
• Mempermudah kateterisasi. setelah beberapa kali melakukan
perpindahan beban.
• Mobilisasi sekret paru.
• Barang2 bisa tetap di meja saat
melakukan perpindahan beban
tubuh.

24
Keuntungan Power recliner:
• Pelepas tekanan independen.
• Bisa membantu dalam episode
ortostatik.
• Memungkinkan untuk (PROM) dari
pinggul dan lutut à memudahkan
kateterisasi.
• Dapat membantu memobilisasi
sekresi.
Kerugian Power recliner :
• Dapat terjadi tekanan
gesek/shearing force.
• Dapat meningkatkan spastisitas.
• Peningkatan radius turning.

25
B. Tilt In

26
Tilt in Space Wheelchair
• Sudut punggung & tempat
duduk tidak berubah à
redistribusi beban dari bokong
ke punggung.
• Share force minimal.
• Utk redistribusi tekanan perlu
tilt 45 – 600
• Power wheelchair dapat
menggabungkan mekanisme
recliner & tilt in space.

27
Tilt in Space Wheelchair
• kelebihan :
• = sistem recliner dgn kelebihan :
• Shear force minimal.
• Tidak memicu spastisitas krn
pergerakan hip.
• kekurangan :
• Tidak ada PROM.
• Distribusi beban tidak sebesar recliner
1800
• Tidak dapat mempertahankan benda2
di meja.
• Lebih sulit utk melakukan kateterisasi.
• Sulit utk transport ke dalam mobil.
28
Wheel / Jari – Jari Roda / Velg
Faktor yang mempengaruhi:
medan (indoor/outdoor), aktivitas, maintenance,
berat, biaya.
Ukuran : 22, 24, 26 inch.

Spoke Wheel Mag Wheel


• Ruji-ruji dari metal — Ruji-ruji dari plastic
/ campuran plastic
• Lebih ringan, metal .
mudah didorong. — Tidak mudah
• Shock absorbent. berkarat
• Perawatan lebih (perawatan lbh
sulit karena bisa mudah).
longgar dan — Tahanannya besar
bengkok. à lbh sulit
didorong.
29
Ban / Tire
A. Pneumatik tire:
• Dengan atau tanpa ban dalam (tubeless),
ringan, dapat dipergunakan dibeberapa
jenis permukaan, perlu maintenance.
• Paling ringan.
• Bantalan baik à lebih nyaman saat
berjalan.
• Jika tekanan ban á ~ resistensi â (tapi kalo
kempes jadi berat buat dipakai).
• Bisa digunakan pada berbagai pemukaan.
• Permukaan nya bisa sangat bertekstur atau
licin.
• Udara dalam ban harus di + setiap 3
minggu.
• Risiko ban kempes / pecah.
30
B. Solid rubber tire:
• Pada permukaan jalan yg rataà
resistensi rendah.
• Tidak ada risiko ban kempes.
• Bantalan kurang à lebih kasar
saat berjalan di permukaan
tidak rata.
• Lebih berat dari pneumatic.

31
All terrain tires Kevlar ® tires
• Lebih lebar ukurannya. • Tahan tusukan.
• Pneumatic tires. • Lebih nyaman digunakan.
• Utk Mobilitas pada
permukaan lunak & berpasir.

32
Axle / As
• Roda ditempat sesuai dengan as nya
dapat diatur berdasarkan kondisi
pengguna :
• FIXED :
• Pada kursi roda standar.
• Utk pasien yg mobilitas
utamanya bukan dgn kursi roda.
• ADJUSTABLE:
As kursi roda dapat dipindahkan ke
atas dan ke bawah serta ke depan
dan ke belakang.
33
Pengaturan Ketinggian As Roda = ketinggian kursi roda

• Penderita hemiplegi yang belum


mampu mempertahankan posisi
tubuh dengan baik( stabilitas
duduk ) maka dibutuhkan kursi
roda yang rendah à kaki yang
sehat dapat meyentuh lantai
agar dapat pempertahankan
posisi dengan benar.

34
As depan belakang :
Berfungsi untuk
mempertahankan
stabilitas dari kursi roda.
Semakin ke depan as nya
maka kursi akan semakin
mudah terbalik, namun
lebih mobile (lincah dan
ringan untuk
dikemudikan). Kursi
seperti ini sesuai untuk
penderita paraplegia
yang mandiri.
35
As yang Adjustable ke anterior
• As roda diposisikan ke depan ke posisi Centre of
CoG Gravity (CoG terletak di bawah pasien).
• Manuver á.
• Stabilitas â.
• Memampukan pasien melakukan
manuver “wheelie”
untuk naik turun tangga.
• Resistensi â
• Energi <<
• Radius perputaran <<
• Mengurangi nyeri bahu
Base of Support lbh kecil
• saat pasien mendorong kursi roda (sendi bahu
tidak perlu extensi berlebih)
36
As yang Adjustable ke posterior
CoG • Manuver â
• Stabilitas á
• Resistensi á
• Radius perputaran á
• Butuh energi >>.
• Untuk menggerakan kursi
roda ini à sendi bahu
harus lebih banyak
extensi ke belakang à
risiko cedera.
• Indikasi :
Base of Support lbh besar • Pasien amputee bilateral .
• Kursi roda dgn sistem
reclining & tilt in space.

37
As Roda pada Pasien Bilateral Amputee
Extremitas Bawah

• Pasien dengan bilateral amputee à kursi roda akan lebih


mudah terbalik bila menggunakan Roda dengan As digeser
ke depan, maka pergunakanlah Roda dengan As yang
digeser ke belakang.
• Hal ini penting diperhatikan karena berat badan dan titik
gravitasi juga bergeser karena kaki yang merupakan beban
pada bagian depan sudah tidak ada.

38
CAMBER
• Camber adalah sudut kemiringan roda,
membentuk sudut sehingga sisi roda bagian
atas miring ke dalam dan sisi roda bagian
bawah miring keluar.
• Bagian bawah roda biasa lebih lebar dari
atasnya.
• Camber menempatkan roda pada posisi
biomekanik yang lebih baik untuk sendi bahu.
• Biasanya camber 2 – 50 (bisa sampai 120).
• Fungsi :
• Memudahkan kursi roda utk didorong
(t.u saat kecepatan tinggi).
• á stabilitas (karena base of support lebih
besar).
• Memudahkan kursi roda untuk berputar.
• Memaksimalkan stabilitas kursi roda.
39
40
Camber
• Kerugian :
• ( + ) lebar kursi roda.
• Mempercepat keausan
ban .
• Hal ini dapat dikurangi
dengan :
• Menggunakan negative
camber yg bersudut
kecil.
• Memastikan lebar
keseluruhan kursi roda
lebih kecil dari lebar
pintu (kursi roda < 28
inci).
41
Casters
• Casters membuat mudah
dalam mengendarai/
steering.
• tersedia dalam 2 diameter :
8 inches dan 5 inches.
• Pneumatic, semi-
pneumatic, and solid tires.

Caster yang lebar


42
Caster Kecil Caster Besar
• Turning radius lebih • Turning radius lebih
kecil. besar.
• Manuver áá. • Ukuran ≥ 8 inci bisa
untuk berbagai
• Lebih bagus di indoor. permukaan.
• Kurang bagus pada • Manuver ââ dgn ( - ) :
outdoor dan • á strain ext superior
permukaan karpet saat melakukan
(tersangkut di retakan manuver kecil di tempat
jalan dan permukaan sempit spt kamar mandi.
yg tidak rata).
Semakin kecil dan sempit caster à kursi
roda semakin ringan dan lincah.
43
Turning Radius Kursi Roda

44
HANDRIMS / PUSH
RIMS
• Melekat kepada roda
utama dari kursi roda
• memberikan kontrol tanpa
membuat tangan penguna
menjadi kotor
• Bentuk standarnya baja
sirkuler One Hand Drive Chair
utk PBI, Hemiplegi,
• Untuk pengguna yang Amputee
memiliki kesulitan dalam
menggenggam permukaan
metal yang licin, tersedia
Handrims yang dilapisi
bahan Vinyl serta variasi
dari knob/ pegangan yang
dapat ditambahkan ke
Lingkar Handrims

45
46
WHEELCHAIR BRAKE / REM
• Rem ( kunci roda ) : merupakan hal yang penting untuk keamanan pasien.
Letak rem disesuaikan dengan kodisi pasien, bila pasien cukup aktif
dibutuhkan rem dengan handel yang cukup mudah dijangkau ,dan jenis rem
yang membuat roda tak dapat bergerak mundur pada saat jalan mendaki.
• Pasang rem saat :
o Akan transfer ke atau dari kursi roda.
o Jalan / lantai yang miring.
• Jangan digunakan utk memperlambat kursi roda yg sedang berjalan à bisa
terbalik.

47
Cushion
• Semua kursi roda harus menggunakan cushion.
• Melindungi kulit dari gesekan dengan permukaan yang kasar.
• Meratakan tekanan pada bokong (dimana terdapat tonjolan tulang) pada saat
duduk serta menjaga kesimbangan pada saat duduk.
• Membuat alignment tungkai, pelvis baik serta á stabilitas trunkus
• Jika pasien banyak berkeringat à gunakan cushion berventilasi (more air
exchange)
• Jika pasien inkontinen à gunakan incontinence cover (kedap air, agar tidak
lembab)

48
MACAM PILIHAN MATERIAL CUSHION WHEELCHAIR

49
50
51
Foot Rest and Leg Support
• Leg support bervariasi dari yang
membutuhkan gerak terbatas
sampai gerakan yang bebas.
• Tujuannya adalah untuk
membuat posisi yang benar,
perlindungan terhadap kaki
juga agar keseimbangan cukup
baik
• Menaikkan leg rest juga dpt
mengurangi edema extremitas
bawah, cedera, atau kekakuan
pada lutut
• Posisi 2 inchi lebih tinggi dari
lantai

52
Front Rigging
(Foot Rest + Leg Rest)
• Foot Rest :
• Swing away :
• Umum dipakai
• Lebih aman utk transfer
• Ada heel loop (pengikat kaki)
• Lebih berat
• Fixed :
• Bentuk tubular
• Utk pasien paraplegi yg tidak
bisa berdiri dan melakukan
lateral transfer utk keluar
masuk kursi roda
• Leg Rest terdiri atas :
• Elevated support bracket (dgn
swing away mechanism).
• Foot plate.
• Calf pad à support bagian
belakang tungkai ketika dielevasi.
53
Elevated Leg Rest
• â Edema.
• Baik utk pasien :
• OA Genu berat yg tidak tahan fleksi.
• Below knee amputation (cegah kontraktur fleksi).
• Knee extension kontraktur.
• Jangan gunakan pada hamstring tightness.
• Kerugian :
• Lebih berat.
• Elevating mechanism sering rusak / longgar.
• ( + ) panjang kursi roda.
• Jika leg rest terlalu panjang à foot rest jadi terlalu rendah à
á tekanan di paha posterior bawah & bisa menyebabkan foot
rest menabrak permukaan jalan.
• Jika leg rest terlalu pendek à foot rest jadi terlalu tinggi à
Lutut lebih tinggi dari seat à mendorong pasien ke posterior
à á tekanan di tuberositas iscial & sacrum.
54
55
Antitippers
• Alat yang melekat di rangka belakang kursi roda dan
biasanya bisa diatur panjang pendeknya dan terdapat
roda kecil diujungnya
• Melindungi kursi roda dari jatuh ke belakang, tetapi
menyebabkan kesulitan saat menaiki bahu jalan

56
ALAT TAMBAHAN
• Alat bantuan tambahan kadang dibutuhkan seperti penyangga
kepala,penyangga tubuh lain (bantalan pada punggung ) meja,
dan lain-lain.

57
• Kursi roda dewasa / anak
• Heavy/moderate/light weight/ultralight
• Manual / powered wheelchair
• Folding / non folding
• Tilting / non tilting
• Dependent / independent
• Biasa / sport
58
59
• Adalah kemampuan untuk mengayuh kursi roda
secara efektif
• Tidak hanya bergantung pada kapasitas fisik
saja (kekuatan, stamina, spastisitas, fatigue)
tapi dipengaruhi pula oleh beberapa faktor
yakni :
ü Berat dari wheelchair,
ü Kualitas dan setting dari wheelchair
ü Tehnik mengayuh/propulsion technique
60
• Mengayuh kursi roda dibagi
Propulsion Pattern
menjadi 2 fase:
1) Ketika tangan kontak dengan
pushrim, mendorong (push
phase)
2) Saat tangan tidak
menggenggam pushrim,
mempersiapkan dorongan
selanjutnya (recovery phase)
• Empat tipe mengayuh
adalah sebagai berikut:
1) arc
2) semicircular
3) single looping over
4) double-looping over
61
PERESEPAN KURSI RODA

62
Prescription Process
1. Team approach.
2. Patient history.
3. Physical examination.
4. Documentation.
5. Follow up.
(delisa’s physical medicine & rehabilitation, hal 2097)
63
1. Team Approach

(delisa’s physical medicine & rehabilitation, hal 2098)


64
2. Patient History
The necessary information :
• Age.
• Past medical history.
• Current medical diagnosis.
• Critical information about the user and his or her
environment, family support.
• Diagnosis.

65
3. Physical Examination (1)
Pemeriksaan meliputi :
A. Pemeriksaan Fisik Umum:
• Tanda vital.
• Pemeriksaan sistem kardiorespirasi: keterbatasan fungsi
kardiorespirasi menentukan apakah pasien mampu
mengayuh kursi roda secara mandiri à sehingga mungkin
diperlukan resep kursi roda dengan motor maupun peran
care giver untuk mendorong.
B. Pemeriksaan fungsi khusus.
C. Pemeriksaan fungsional .
66
3. Physical Examination (2)
B. Pemeriksaan Fungsi Khusus
1. Kekuatan & tonus otot : bila terdapat kelemahan pada
anggota gerak baik atas maupun bawah akan menetukan
tipe kursi roda yang digunakan.
2. Lingkup gerak sendi : keterbatasan pada lingkup gerak sendi
à menyulitkan seseorang dalam posturing maupun dalam
mengendalikan kursi rodanya.
3. Deformitas : kontraktur sendi, scoliosis mempengaruhi juga
seating system.
4. Gangguan neurologis : motor kontrol , abnormal primitif
refleks, spastisitas yang mengganggu dalam AKS.

67
3. Physical Examination (3)
B. Pemeriksaan Fungsi Khusus
5. Penglihatan: kemampuan melihat dengan baik.
6. Fungsi luhur : gangguan kognitif yang ada, gangguan
tumbuh kembang.
7. Progressive dementia , kemampuan untuk belajar,
pemahaman terhadap fungsi kursi roda.
8. Komunikasi verbal atau non verbal komunikasi yang
efektif dengan keluarga ataupun orang lain.
9. Integritas kulit : riwayat luka pada kulit, decubitus,
atau operasi yang pernah dilakukan.
68
3. Physical Examination (4)
C. Pemeriksaan Fungsional :
Kontrol leher dan Batang Tubuh.
Keseimbangan dan stabilitas duduk.
Toleransi duduk.
Kemampuan transfer.
Kemampuan mobilitas.

69
4. DOKUMENTASI

70
5. Follow Up

• Adalah penting saat fitting final, didokumentasikan dan


diverifikasi dengan follow up dari tim atau salah satu
anggota tim.
• Kunjungan dan follow up ini dapat mensupport dan
memberikan rasa nyaman bagi pasien.
• Follow up ini juga dapat untuk menilai kemampuan
menggunakan kursi roda dan pengoperasian yang aman.

71
72
73
Contoh Intervensi Dan Target Terapi 1

Alasan rujukan Kesulitan duduk tegak di kursi roda, jatuh ke kiri, sulit
mendorong kursi roda

Evaluasi Ggn keseimbangan duduk (evaluasi pad), kelemahan


kekuatan otot badan, tdk mampu beraksi pd perubahan
keseimbangan duduk
Target terapi Mampu menjaga posisi duduk dgn benar & melakukan
semua aktivitas fungsional dgn benar tanpa jatuh

Peresepan alat Bantal kursi, & punggung kursi yg solid, pendukung bdn
lateral, kursi terbuka dgn sudut ke belakang

Justifikasi Pasien mampu duduk dgn benar dgn pendukung pelvis &
tlg belakang utk memaksimalkan fungsi tubuh atas
Contoh Intervensi Dan Target Terapi 2

Alasan rujukan Nyeri dan lemah bahu kanan, kesulitan transfer &
mendorong kursi roda

Evaluasi Robeknya rotator cuff bahu

Target terapi Memaksimalkan kemampuang fungsional & meminimalkan


nyeri & penekanan bahu kanan

Peresepan alat Powered wheelchair dgn metode akses yg meminimalkan


penekanan bahu kanan, training transfer

Justifikasi Pasien mampu aktivitas mandiri dgn nyeri minimal & bebas
beraktivitas & transfer
• Mampu mengakomodasi pertumbuhan
• Mobilitas yang dapat dikelola oleh orang tua
• Kursi roda yang mudah dibongkar untuk transportasi ke mobil
• Teknologi khusus untuk menyelesaikan tugas sekolah:
o Alat bantu komunikasi augmentatif,
o Jalur komputer alternatif, dan
o Alat bantu sensorik.
(perangkat ini sering dipasang di kursi roda)
• Mendukung Perkembangan Psikososial
• Mengurangi Pembelajaran yang tidak berdaya
• Memfasilitasi integrasi sosial dan pendidikan nasional;
• Kursi roda yang memfasilitasi interaksi dengan anak-anak
lainnya
Contoh : Kursi roda listrik yang menurunkan permukaan tempat duduk ke
lantai sehingga anak berada pada level mata yang sama dengan sesama dan
dapat berpartisipasi dalam kegiatan eksplorasi yang tak menghalangi anak
untuk membawanya saat duduk di lantai.

77
Kelainan yang Progresif
• Amyotrophic Lateral Sclerosis, Multiple Sclerosis, atau penyakit Parkinson
• kelelahan, tremor/ gemetar, dan kelemahan.
• Kursi roda listrik dengan fungsi yang telah diprogram à dapat disesuaikan
dengan kemampuan mengemudi seseorang selama penyakit berlangsung,
dan bisa menerima beberapa masukan
misalnya, joystick, pengarah kepala, menghirup dan meniup.
• Tempat duduk
Pasien perlu pembaharuan pada tempat duduk secara periodik sesuai
dengan kemajuan penyakit.
• Kursi roda listrik dalam dan luar ruangan
Memungkinkan untuk bertukar tempat duduk dan posisi dari
perangkat keras, atau menambahkan kemiringan tempat duduk atau
sistem berbaring, atau keduanya.

78
Perbedaan Berat Badan
• Pengurangan ketebalan jaringan di tonjolan tulang meningkatkan risiko
dekubitus.
• Di sisi lain dari spektrum perbedaan berat, gaya hidup, serta penggunaan
peralatan mobilisasi dengan roda dapat mengakibatkan pengurangan
kebugaran dan Obesitas.
o Seorang yang lebih berat memerlukan kursi roda yang lebih berat.
Hal ini dapat menyebabkan keterbatasan navigasi ketika akan
mengakses untuk melalui pintu sempit dan kamar kecil.
o Dorongan pada kursi roda manual yang mengganggu, dan tenaga yang
lebih diperlukan untuk mengatasi peningkatan tahanan putaran.
o Transfer, penghilang tekanan, dan perawatan pribadi yang lebih sulit,
menyebabkan peningkatan risiko pengelupasan kulit, dan ulkus
decubitus.
79
Dewasa Tua
• Osteoporosis, stress fraktur, dan artritis à
meningkatkan rasa sakit, membatasi rentang
gerak, dan mengurangi toleransi duduk.
• Gangguan sirkulasi yang berasal dari penyakit
arteri coroner dan diabetes à meningkatkan risiko
ulkus decubitus.
• Gangguan Kognitif dan depresi.

80
PERESEPAN KURSI RODA PADA PASIEN SCI DAN TBI
• Manajemen tekanan :
Kursi roda dan alat bantu lainnya, dengan bantalan tekanan atau tempat duduk khusus
dapat membantu dalam pressure care management.
• Kenyamanan dalam perjalanan : fokus untuk mengurangi getaran.
Direkomendasikan kursi roda dengan pompa ban pneumatic, bantalan dan kain pelapis
khusus, sudut kemiringan, sandaran punggung, desain frame berbentuk kotak, keras dan
dapat dilipat, suspensi pada roda dan front casters.
• Sandaran dinamik tanpa ruang kemiringan posterior/Dynamic recline without posterior
(rearward) tilt in space : Dapat mengubah dan membantu memperbaiki postur.
• Elevasi tungkai
Elevasi tempat duduk : Memfasilitasi transfer dari berbagai ketinggian permukaan/posisi,
memungkinkan jangkauan tangan yang besar, memfasilitasi komunikasi (kontak mata) dan
meningkatkan akses visual, meningkatkan akses pada lingkungan.
• Power assisted : Pushrim yang mengaktivasi power-assisted wheelchair akan mengurangi
tuntutan energy dan otot selama mendorong.
Menolong dalam penanganan gangguan fungsi sendi pada tetraplegia atau shoulder pain.

81
82
83
TERIMA KASIH
MOHON BIMBINGANNYA

84

Anda mungkin juga menyukai