Anda di halaman 1dari 6

ULAMA PADA MASA PEMERINTAHAN DINASTI AYYUBIYAH

a. Abdul Latif

Folded Corner: Biografi Tempat, tanggal lahir : Baghdad,1162 M Wafat :


Baghdad,1231 M Profesi/Keahlian : Ahli Anatom

Hasil Karya Abdul Latif yang terkenal di Eropa adalah Account of Egypt Karya tersebut masih
berupa manuskrip (tulisan tangan) diketemukan oleh Edward Pococke seorang orientalis, di
perpustakaan Boldeian. Di dalamnya memuat deskripsi mengenai bencana kelaparan yang
disebabkan Sungai Nil ketika sedang dilanda kering kerontang. Ini terjadi pada tahun 1200-1202
M.

Dari sejumlah karya tulisannya, sebagian besar mengenai ilmu kedokteran. Selama hidupnya, ia
telah menulis karya-karya yang berjumlah tak kurang dari 116 buah. Bahkan, ia merupakan ahli
anatomi pertama yang memberi deskripsi lengkap dan akurat tentang tengkorak kepala manusia
dan tulang muka, termasuk tulang rahang bawah. Subhanallah!

Tunggu dulu! Ia juga mengembangkan studi tentang petualangan pada umumnya. Teori Galenus
misalnya, mengenai tulang bawah dan tulang yang menghubungkan tulang punggung dan tulang
kaki, berhasil ia sempurnakan selama berada di Mesir. Hebat kan?

Rounded Rectangle: Ketahuilah !! Dari sejarah hidupnya yang terekam dapat diketahui
bahwa ia melakukan perjalanan panjang mengunjungi Mosul, Damaskus dan Mesir. Kemudian
menuju Yerusalem tempat ia ikut bergabung dengan sejumlah penggumul ilmu dalam sebuah
kelompok lingkaran studi.Selama beberapa tahun ia mengajar filsafat dan ilmu kedokteran di
Kairo dan Damaskus. Setelah itu ke Aleppo dan mengajar disana selama beberapa tahun.

b. Bin al-Baytar ( 1246 M )


Rounded Rectangle: Biografi Tempat, tanggal lahir : Malaga, abad ke-6 H. /12 M
Wafat : Damaskus, 646 H./1248 M Profesi/Keahlian : Dokter Hewan, Ahli Botani,
Farmakologi, Sarjana Ilmu Tumbuh-tumbuhan

Hasil Karya Tulisnya antara lain :

1) “Al-Mughni fil al-adwiya” al-Mufrodat (bahasan mandiri tentang ramuan-ramuan


sederhana), yang menjelaskan beberapa contoh ramuan obat yang tepat untuk semua penyakit.

2) “Al-jami’ li Mufrodat al-Adwiya’ wa al-Aghdhiya” (kumpulan obat-obatan mudah).


Buku ini memuat tidak kurang dari 1400 contoh-contoh obat, dimana 300 macam diantaranya
adalah penemuannya sendiri. Secara umum ramuan tersebut berasal dari binatang-binatang,
tumbuh-tumbuhan dan mineral-mineral.

3) Buku ini memuat 20 bab, termasuk menguraikan ramuan untuk sakit kepala, sakit telinga,
sakit mata, untuk kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun dan obat obatan yang
sederhana.

4) ”Mizan at-Tabib”

5) “Risalah fi al-Aghdhiya’ wa al-Adwiya’”

6) “Makalah fi al-Limun”

7) ”Sebuah buku yang memuat komentar terhadap Dioscorides.

8) Rounded Rectangle: Ketahuilah ! Baytar pertama kali menuntut ilmu di Sevilla, Spanyol.
Disini ia mengumpulkan berbagai jenis tanaman yang tumbuh sekitar kota tersebut bersama
dengan beberapa orang gurunya, Abu al-Abbas an-Nabati, Abdullah bin Shaleh dan Abu al-
Hajjaj. Sekitar tahun 617 H./1220 M, ia pindah ke daerah Timur. Dan setelah melintasi daerah
Afrika Utara (Maroko Algeria, Tunisia), ia pun menuju ke Asia Kecil dan Suriah.

c. Ibnu Abi Ushaybi’ah


Biografi

Tempat, tanggal lahir : Damaskus, 590 H./1194 M

Wafat : Damakus, 668 H./270 M

Profesi/Keahlian : Ahli Kedokteran Muslim Arab, Bibliografer, Ahli Sejarah, Kedokteran

Hasil karyanya antara lain:

Hasil karyanya antara lain :

1) “Uyun al-Anba’ fi Tabakat al-Atibba”. Merupakan kumpulan dari tidak kurang 380
biografi ahli ilmu kedokteran yang tak terkira nilainya bagi sejarah sains Arab.

2) “Isabat al-Munajjimin”

3) “At-Tajarib wa al-Fawaid”

4) “Hikayat al-Atiba’ fi Ilajat al-Adwa”

5) “Ma’alim al-Umam”

d. Daud al-Intaki

Biografi

Tempat, tanggal lahir : Antioch, Syiria


Wafat : Mekkah,1599 M

Profesi/Keahlian : Ahli kedokteran

Hasil Karyanya adalah:

1) Tadhkirat Ulil al-Bab wal-Jami`lil ajab al-Ujab, yang merupakan buku pegangan
kedokteran lengkap dengan kupasan yang mendalam.

2) Memoria, yang berisikan ramuan obat-obatan yang digunakan di berbagai apotek di


Eropa.

3) Risalah fil Ta`ir wal-Ukab, yang berisikan kecaman pedas terhadap para filosof.

4) Unmudhaj fi`ilm al-Falak, berisikan penggunaan astrologi dalam kedokteran.


BANGUN PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH

a. Madrasah Kamiliyya

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Bangunan itu terletak di luar tembok kota tua Aleppo, Suriah,
kira-kira 300 meter dari arah selatan Bab El Maqam. Madrasah Kamiliyya, demikian namanya,
merupakan suatu situs bersejarah peninggalan Dinasti Ayyubiyah.

Penampakan arsitekturnya membuktikan kehebatan seni dan budaya pada masa itu. Madrasah ini
dibangun pada abad ke-13, yakni masa hidupnya Fatima Khantun, putri Sultan Ayyubiyah al-
Malik al-Kamil. Nama lembaga itu mengikuti gelar raja tersebut.

Menurut arkeolog sekaligus sejarawan Abdul Hajjar, Madrasah Kamiliyya dibangun sekitar
tahun 1236. Letaknya di dalam sebuah komplek persegi panjang, dengan luas kurang-lebih 800
meter persegi

Salah satu pintu Madrasah Kamiliyyah, Aleppo, Suriah (sumber: archnet.org)

Madrasah ini memiliki pintu masuk berkubah di sisi utara. Pintu masuk ini mengarah ke koridor
panjang yang membentang dari selatan hingga barat menuju halaman kompleks tersebut.

Melansir Sana News, insinyur yang juga penggiat warisan sejarah Kota Aleppo, Mahmoud Saket,
menilai Madrasah Kamiliyya sebagai legasi penting Dinasti Ayyubiyah. Tempat itu memiliki aula
besar dan mihrab serta tiga lorong yang mengarah ke selatan, timur, dan barat.

Dia meneruskan, Madrasah Kamiliyya bukan hanya tempat bagi para pencari ilmu pada masa itu,
tetapi juga menyediakan keramahtamahan bagi orang-orang yang singgah. Khususnya mereka
yang membutuhkan, pemerintah kota setempat waktu itu memberikan makanan dan minuman
gratis.
Dalam hal arsitektur, lanjut Saket, Madrasah Kamiliyya juga terkenal dengan kubah batunya
yang khas. Kubah itu telah mengalami beberapa perbaikan, teranyar pada 2010.

“Madrasah ini masih mempertahankan peran ilmiah dan keagamaannya, sebab telah ditunjuk
sebagai lembaga untuk (mencetak) para penghafal AlQuran,” tutur Saket separti dilansir Syrian
Arab News Agency, Senin (11/2).

Direktur Madrasah Al Kamiliyya Mohamed Hamza Attar mengatakan bahwa Madrasah itu
bagaikan sepotong mosaik yang melengkapi Kota Tua Aleppo. Madrasah itu berdekatan dengan
fasilitas penginapan, rumah sakit dan pasar di sekitarnya.

b. Masjid Al-Azhar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Universitas al- Azhar kembali dibuka setelah


perbaikan bertahun-tahun. Tempat bersejarah di pusat kota Kairo itu kembali menyambut jamaah
yang hendak beribadah, dan pengunjung yang ingin sekadar mengagumi keindahan bangunan
yang sudah berusia lebih dari seribu tahun.

Masjid diresmikan kembali saat kunjungan Putra Mahkota Kerajaan Saudi, Mohammed bin
Salman. Ia berdiri di samping Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan menyaksikan kemegahan terbaru
masjid dari abad ke-10 tersebut.

Perbaikan tempat sujud itu dibantu dana hibah Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz.Ia
memerintahkan perbaikan masjid harus segera dilakukan sebelum putra Abdul Aziz as-Saud itu
meninggal. Selain masjid, sejumlah bagian universitas ikut diperbaiki dan dibuat terintegrasi
dengan asrama mahasiswa.Hal itu memudahkan mahasiswa untuk bepergian menuju kampus
mereka.

Anda mungkin juga menyukai