Anda di halaman 1dari 117

MEKANIKA BAHAN

Pengampu:
Maris Setyo Nugroho, M.Eng

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PENGANTAR
MATA KULIAH: MEKANIKA BAHAN
JUMLAH SKS : 2 SKS
DOSEN : Maris Setyo Nugroho, M.Eng
KELAS :
JADWAL :
EMAIL : marissetyo@uny.ac.id

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERSYARATAN PERKULIAHAN

HADIRLAH TEPAT WAKTU! TOLERANSI KEDATANGAN HANYA 10


MENIT SETELAH PERKULIAHAN DIMULAI, BILA DATANG > 10 MENIT
MAKA TIDAK DIPERKENANKAN PRESENSI
SELAMA PERKULIAHAN MAHASISWA DILARANG:
 MENGGUNAKAN HP/SMART PHONE
 MEMBUAT GADUH
 MAKAN DIDALAM KELAS, MEROKOK, MAIN GAME, MENYANYI,
DSB
BILA KETAHUAN AKAN DIBERIKAN SANKSI PENGURANGAN NILAI
TANPA PEMBERITAHUAN! “KALIAN SUDAH DEWASA”
MAHASISWA DIHARAPKAN AKTIF DALAM PERKULIAHAN DAN
DISKUSI DIKELAS
IZIN PERKULIAHAN HANYA DILAYANI APABILA ADA SURAT
KETERANGAN YANG VALID (RUMAH SAKIT/KLINIK, TTD ORANG TUA,
ATAU TUGAS DARI KAMPUS)
KETIDAK HADIRAN MAKSIMAL < 25% DARI TOTAL PERTEMUAN
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan
KOMUNIKASI Teknik Sipil WA/EMAIL
MELALUI dan Perencanaan | FT UNY
DISARANKAN MELALUI KETUA
PERSENTASE PENILAIAN

 Kehadiran : 5%
 Keaktifan & Tugas : 10%
 UTS : 25%
 UAS : 35%
 Review Jurnal : 25%
Total : 100%

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 8
MOMEN INERSIA

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Persegi

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Persegi

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Persegi

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Persegi

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Segi Tiga

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang Segi Tiga

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen Inersia Penampang

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Contoh soal & penyelesaian

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Home work 6
Hitunglah momen inersia penampang dari soal pada
home work pertemuan sebelumnya

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 6
SIFAT PENAMPANG DATAR

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Untuk mendapatkan momen inersia ekstrim ini dapat diperoleh
dengan menurunan fungsi terhadap θ dan menyamakannya dengan
nol, atau

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Turunan dari Persamaan (3.20) masing-masing terhadap θ akan didapat:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Dari Persamaan (3.23) dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
ini.

 Sudut rotasi θ sumbu-sumbu yang memberikan nilai


ekstrim lss dan ltt, adalah sama, jika yang satu
memberikan nilai maksimum yang lain memberikan nilai
minimum

 Ada dua buah sudut yang saling tegak lurus θ1 dan θ2 = θ1 +


π/2, dimana nilai lst = 0, dalam hal ini berlaku:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Sudut rotasi menghasilkan sumbu utama yang mempunyai
momen inersia ekstrim atau disebut juga momen inersia
utama, masing-masing:

Momen inersia maksimum:

Momen inersia minimum:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Ada dua buah sudut yang saling tegak lurus, dimana
momen inersia sentrifugal lxy mencapai nilai ekstrim. Arah
sumbunya membentuk sudut 45° dari sumbu utama. Nilai-
nilai ekstrim dari lxy dapat dihitung dengan:

sedangkan besarnya momen inersia pada sudut ini adalah:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Jari-jari girasi (radius of giration) didefinisikan sebagai akar
kuadrat momen inersia dibagi dengan luar bidang

• Jari-jari girasi terhadap sumbu x

• Jari-jari girasi terhadap sumbu y

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan pada sifat penampang datar
sebagai berikut:

1. Sifat-sifat penampang datar diperlukan untuk menghitung besaran-


besaran fisika, Momen statis penampang terhadap suatu garis yang
melalui titik beratnya sama dengan nol
2. Momen inersia terhadap suatu tata sumbu l xx , l yy dan lxy selalu
bernilai positif, sedang lxy , dapat bernilai positif maupun negatif
3. Momen inersia penampang terhadap suatu tata sumbu tertentu ξζ
misalnya dapat dihitung dan momen inersia terhadap tata sumbu yang
lain asalkan diketahui penggeseran atau rotasi tata sumbu tersebut
terhadap tata sumbu yang momen inersianya telah diketahui.
4. Jari-jari girasi menunjukkan penyebaran luasan penampang terhadap
titik beratnya.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 9-10
TEGANGAN GESER & REGANGAN GESER

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Jenis – jenis tegangan

Tegangan lentur

Tegangan normal (tarik/tekan)

Tegangan geser

Tegangan puntir

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
TEGANGAN GESER (SHEAR STRESS)

• Tegangan geser merupakan intensitas gaya


yang bekerja sejajar dengan potongan
tampang melintang yang dapat dihitung
dengan Persamaan berikut :

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
REGANGAN GESER

Regangan ini timbul akibat bekerjanya gaya geser


pada elemen batang
• Regangan geser = tan γ = γ,
karena nilai γ yang sangat kecil
maka digunakan

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
REGANGAN VOLUMETRIK

Perubahan per satuan volume yang


dihitung berdasarkan volume awalnya disebut
regangan volumetric

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Contoh Soal:
Tiga buah pelat baja disambung menggunakan dua buah baut yang masing-masing
berdiameter 16 mm dengan kekuatan geser 200 MPa, berapakah besarnya gaya
aksial P yang dapat menyebabkan kegagalan geser pada alat sambung tersebut?

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Penyelesaian
• Luasan alat sambung
• Abaut = 2.π .r 2
• Abaut = 2.π .82
Abaut = 402,124 mm2
Kekuatan maksimum alat sambung dalam
menahan gaya geser
P = σ ijin x Abaut
P = 200 x 402,124
P = 80424,77 N
P = 80,425 kN

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan Soal:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 11-13
Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur,
Gaya Normal dan Geser

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lentur murni terjadi pada balok dengan momen lentur konstan
(dM/dx=0) dan tanpa gaya normal

lentur murni bagian tengah balok lentur murni sepanjang balok

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Sekarang ditinjau sebuah balok yang dibebani momen
lentur pada kedua ujungnya

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Jika ukuran balok arah lateral relative kecil dibandingkan
dengan panjang balok, maka ada beberapa asumsi yang
lazim digunakan, antara lain:

• bidang normal akan tetap rata baik sebelum


maupun setelah balok mengalami deformasi,
• deformasi lateral akibat tegangan normal diabaikan,
• deformasi akibat geser diabaikan.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Tempat kedudukan titik-titik yang regangannya nol ini dinamakan garis netral (g.n.)

penampang deformasi distribusi regangan dan


tegangan
• Regangan normal arah x akan berbanding lurus denganjaraknya dan garis
netral

• dengan C adalah konstanta dengan C adalah konstanta

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
karena regangan berbanding lurus dengan jaraknya dan ganis
netral, maka untuk bahan yang mempunyai hubungan
tegangan regangan yang linier akan terjadi tegangan yang
juga berubah secara linier

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Jika digunakan perbandingan dua buah segitiga sebangun
seperti pada Gambar 4.2 sebelah kanan, maka nilai
konstanta C dapat dicari dengan persamaan-persamaan
berikut:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tegangan normal σ xx balok akibat momen lentur mumi
dapat dihitung dengan mensubstitusikan Persamaan (4.14)
ke dalam Persamaan (4.2), didapat:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tegangan maksimum terjadi pada titik-titik yang terjauh dari
garis netral yang biasanya terjadi pada serat teratas dan
terbawah.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Jika jarak terjauh serat teratas dan terbawahke garis netral
masing-masing adalah yt dan yb, maka tegangan normal
terbesar (lihat juga Gambar 4.3.(c)) masing-masing:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tunjukkan perbedaan tegangan yang terjadi pada balok
susun seperti ditunjukkan pada gambar di bawah jika (a)
kedua balok saling lepas dan (b) kedua balok digabungkan
menjadi satu.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Penyelesaian:
• Tegangan lentur maksimum pada balok yang disusun saling
lepas:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tegangan normal maksimum pada balok susun:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 12-13
Tegangan dan Regangan pada Balok akibat
Lentur, Gaya Normal dan Geser

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Sebagai contoh sederhana, ditinjau sebuah balok seperti
diperlihatkan pada Gambar yang menerima lentur dan gaya lintang
pada bidang xy.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Pada dua potongan I dan II yang benjarak dx pada balok tersebut.
Selanjutnya hanya ditinjau luasan terarsir A1 yang merupakan sebagian dan
luas penampang seluruhnya.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Gaya normal pada penampang A, adalah sebagai berikut

dengan S: momen statis penampang yang ditinjau A1 terhadap


garis netral penampang total. Dengan cara yang sama diperoleh
gaya normal pada potongan II-II sebesar:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Jika besarnya momen pada potongan I adalah M dan pada potongan II adalah M +
dM, maka Persamaan (4.47) dapat juga ditulis,

Oleh karena NI tidak sama dengan NII, maka harus ada gaya lain
agar benda bebas tersebut dalam kondisi seimbang terhadap
gaya-gaya horisontal. Sehingga pada bidang batas timbul gaya
geser ∆N yang besarnya:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Sehingga, pada bidang batas tersebut terjadi tegangan geser sebesar:

Oleh karena tegangan geser pada suatu potongan pada balok


tergantung pada momen statis S, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain:

• Tegangan geser pada tepi atas dan bawah sama dengan nol

• Pada penampang tertentu tegangan geser maksimum terjadi jika


S juga maksimum, hal ini terjadi pada garis netral penampang.
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Tegangan dan Regangan pada Balok Susun

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Balok-balok seperti ini dibuat jika ukuran-ukuran yang diperlukan tidak
ada di pasaran, sehingga harus disusun/dibuat sendiri dengan cara
menggabungkan beberapa penampang menjadi satu kesatuan.
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III 53
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Konsekuensinya, diperlukan alat sambung untuk menahan geser
yang terjadi di antara potongan-potongan yang disusun. Pada
Gambar diperlihatkan perbedaan perilaku balok susun: (a) saling
lepas dan (b) disatukan dengan alat sambung geser.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III 55


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Contoh/Aplikasi
• Bagaimana distribusi tegangan geser balok yang berpenampang persegi
dengan ukuran b x h?

Penyelesaian:
• Distribusi tegangan geser secara umum:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Contoh/Aplikasi
• Bagaimana distribusi tegangan geser balok yang berpenampang
persegi dengan ukuran b x h?

Penyelesaian:
• Distribusi tegangan geser secara umum:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III 57


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III 58
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Distribusi tegangan geser balok dengan penampang Iingkaran masiv
yang berdiameter d.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
CONTOH SOAL
• Jika diketahui kekuatan sebuah alat sambung P = 30
kN, berapa jumlah alat sambung geser yang
diperlukan dan bagaimana cara penempatannya
pada struktur balok komposit berikut

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen pada balok yang disusun saling susun (M2)

Gaya geser yang harus ditahan pada setengah bentang balok adalah

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Penempatan alat sambung:

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 14-15
Analisis Tegangan Bidang
(Plane Stress)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Tegangan Bidang

Apakah yang
dimaksud Tegangan
Bidang
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Tegangan Bidang

Apakah yang dimaksud Komponen-komponen tegangan hanya


Tegangan Bidang? bekerja pada satu bidang saja

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
BMD

SFD

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tegangan utama tarik
• Tegangan normal

• Tegangan utama tekan


• Tegangan geser

• Sudut terhadap Sumbu-X

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Contoh Soal

Hitunglah:
a. Berapakah tegangan normal σ
dan tegangan geser τ pada
masing-masing titik?
b. Berapakah tegangan utama
pada masing-masing titik?
c. Gambarkan hasil perhitungan
kedalam kurva kuat batas
beton

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Penyelesaian
Penyelesaian:
L = 5.00m = 5,000mm
b = 0.20m = 200.00mm
h = 0.50m = 500.00mm
2.083E
I = +09mm4
q = 5.00kN/m
Ra = 12.50kN

M = Ra.x-q.x.1/2x
V = 1/2.q.L-q.x
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Momen (M)
Titik Geser (V) kN
kNm
1 15.6250 0.0000
2 15.6250 0.0000
3 10.0000 7.5000
4 11.7188 6.2500
5 11.7188 6.2500

Q = A.y'
A = b.h
y = 1/2h-h'
y' = 1/2h-1/2h'

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Titik h' (mm) y (mm) y' (mm) A (mm²) I (mm4) S (mm³)
1 100.00 150.00 200.00 20000 2083333333 4,000,000
2 100.00 150.00 200.00 20000 2083333333 4,000,000
3 250.00 0.00 125.00 50000 2083333333 6,250,000
4 125.00 125.00 187.50 25000 2083333333 4,687,500
5 175.00 75.00 162.50 35000 2083333333 5,687,500
• Tegangan normal Titik σx (MPa) τxy (MPa)
1 1.1250 0.0000
2 -1.1250 0.0000
3 0.0000 0.1125
4 -0.7031 0.0703
• Tegangan geser
5 0.4219 0.0853

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Tegangan utama tarik

• Tegangan utama tekan

Titik σ1 (MPa) σ2 (MPa) σ1/f'c σ2/f'c


1 1.1250 0.0000 0.0750 0.0000
2 0.0000 -1.1250 0.0000 -0.0750
3 0.1125 -0.1125 0.0075 -0.0075
4 0.0070 -0.7101 0.0005 -0.0473
5 0.4385 -0.0166 0.0292 -0.0011
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
PERTEMUAN 16
Defleksi Elastik pada Balok

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Apabila suatu balok menerima beban Seiring terjadinya lendutan juga terjadi
pada setiap bagian balok akan deformasi lain dalam bentuk perputaran
berpindah dalam arah transversal, sumbu balok yang biasa disebut
perpindahan ini sering disebut sebagai rotasi atau slope.
sebagai lendutan atau defleksi

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Syarat-syarat Batas
1. Tumpuan jepit, terjadi defleksi dan kemiringan kurva lendutan yang sama dengan nol

a adalah absis titik tumpuan yang terjepit.

2. Tumpuan sederhana (sendi atau rol) rnempunyai defleksi nol dan tidak dapat
menahan momen

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
• Syarat-syarat Batas
3. Ujung bebas yang tidak menahan momen dan gaya lintang

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
EXTRA TIME

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr
Lihat kembali persamaan untuk menghitung s dan 

σx  σy  σ  σy 
σ   x  cos2θ   xysin2θ
2  2 
 σ  σy 
   x  sin2θ   xycos2θ
 2 

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)

Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan


menempatkan semua 2q di sebelah kanan

σx  σy  σ  σy 
σ   x  cos2θ   xysin2θ
2  2 
 σ  σy 
   x  sin2θ   xycos2θ
 2 

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Pengkuadratan persamaan yang mengandung s menghasilkan:

2 2
 σ  σy   σ  σy  
σ  x    x cos2θ   xy sin2θ 
 2   2  
    
2 2
 σ  σy   σ  σy 
σ  x   x  cos2 2θ
 2   2 
   
 σx  σy 
 2  xy sin 2q cos 2q

 2 
 2xy sin2 2θ

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Pengkuadratan persamaan yang mengandung  menghasilkan:

2
  σx  σy  
2     sin2θ   xy cos2θ 

 2 
   
2
2  σ x  σ y  2
   sin 2θ
 2 
 σx  σy 
 2  xy sin 2θ cos 2θ

 2 
 2xy cos2 2θ

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan
menghasilkan:
2 2
 σx  σy   σx  σy 
σ    
2   2xy
 2   2 
   

Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?

PERSAMAAN LINGKARAN

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Persamaan umum lingkaran berbentuk:

x  a2  y  b2  R2

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)

2 2
 σ  σy   σx  σy 
Persamaan :  σ  x   
2   2xy
 2   2 
   
adalah Persamaan Lingkaran dengan:

Sistem sumbu σ, 
 σx  σy 
Titik pusat :  ,0 
 2 
2
 σx  σy 
Jari - jari :    2xy

 2 

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran
Mohr, digunakan konvensi tanda positif dan
negatif yang hanya valid untuk keperluan
presentasi grafis.
• Tegangan geser diplot positif jika tegangan
tersebut akan memutar elemen berlawanan
dengan arah putaran jarum jam.
• Tegangan geser diplot negatif jika tegangan
tersebut akan memutar elemen searah dengan
arah putaran jarum jam.
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)

+
+
-
+ +
-
+

+
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Lingkaran Mohr merupakan metode grafis
sederhana dan cepat yang dapat digunakan
untuk:
– Menentukan besar tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang tertentu.

– Menentukan besar dan arah tegangan-tegangan


utama.

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1

• Tentukan tegangan normal


dan tegangan geser (ke arah
mana?) yang bekerja pada
Bidang C
• Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor (s1)
dan tegangan utama minor
(s3)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya
sx (sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat sx bekerja
(Bidang
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III A)
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

Perhatikan Bidang C

Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya sy (sumbu y)


ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat sy bekerja (Bidang B)

PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O


Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

• Jadi secara grafis:


s = 23.2 MPa
 = 3.9 MPa
• Dengan menggunakan persamaan-persamaan
terdahulu:
σx  σy  σx  σy 
σ    cos2θ   xysin2θ
2  2 
 σ  σy 
   x  sin2θ   xycos2θ
 2 

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

σx  σy  σx  σy 
σ   cos2θ   xy sin2θ

2  2 
22  6  22  6  O 0
σ   cos60  6 sin60
2  2 
σ  14  4  5.196  23.196 MPa

 σx  σy 
   sin2θ   xy cos2θ

 2 
 22  6  O O
    sin60  6 cos60
 2 
  6.928  3  3.928 MPa
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

Secara grafis: Dengan rumus:


OK
s = 23.2 MPa s = 23.196 MPa

 = 3.9 MPa OK?  = -3.928 MPa

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
s1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter
clockwise dari arah bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari
bidang tempat bekerjanya sx (Bidang A)
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

s3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter clockwise dari
arah bekerjanya sx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya sx (Bidang A)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

• Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:

s1 
1
sx  sy   1 sx  sy 2  2xy
2 4

s3 
1
sx  sy   1 sx  sy 2  2xy
2 4

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

s1,3 
1
2

sx  sy 
1
4
  
s x  s y 2  2xy

s1,3 
1
22  6  1 22  62  62
2 4
s1,3  14  10
s1  24 MPa
s3  4 MPa

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

1 2 xy
2q  tan
σx  σy
2(6)
2q  tan 1
22  6
12
2q  tan 1
16
2q1  36.87O  q1  18.43O
 
2q2  180O  36.87O  q2  108.43O

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)
Secara grafis : Dari rumus :
s1  24 MPa  q1  18.5O OK s1  24 MPa  q1  18.43O
s3  4 MPa  q2  108.5O
OK s3  4 MPa  q2  108.43O

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Latihan 1 (Lanjutan)

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
HOME WORK
• Pada suatu titik material dalam elemen
struktur diketahui komponen tegangan
meliputi σx = 44 MPa, σy = 12 MPa dan τXY= 12
MPa. Tentukan sudut potong bidang utama
berikut komponen tegangannya dan
tentukan juga besarnya tegangan geser
maksimum berikutsudut potongnya dengan
menggunakan lingkaran Mohr dan cara
Analitis?

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY
TAMAT

Maris Setyo Nugroho, M.Eng | MEKANIKA TEKNIK III


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan | FT UNY

Anda mungkin juga menyukai