Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

TEKS DRAMA KELAS 8-I

“Lika-liku anak kehidupan disekolah”

Nama anggota kelompok :


1. Aura A’la Dimas Ayu Gunawan (06)
2. Isna Maulid Din (15)
3. Jovita Viola Grenada (16)
4. Meidanty Gasa Nugraeni (19)
5. Sandrina Keisha Tiar Larasati (31)
Penjelasan Karakter
Jovita : Pintar, cerdik, pandai berkilah, dan pembohong berat.
Bu Isna : Guru yang tegas dan emosional
Sandrina : Suka penasaran dan cerewet
Danty : Tidak terlalu pintar dan menonjol di sekolah.
Rara : Pintar, rajin, baik hati

Dialog
Perempuan dengan baju seragam berantakan itu menenteng dasi ditangannya dengan
sepatu berwarna putih, yang jelas melanggar peraturan sekolah. Tanpa memperdulikan
pukul berapa dia malangkahkan kaki ke gerbang sekolahnya. Tanpa menanggapi
panggilan nyaring dari guru BK, dia tetap berjalan santai menuju kelasnya dengan
headphone yang terpasang di kedua teliganya.
Di kelas itu, hiduplah 4 orang siswa yang sedang . Namun kondisi berubah ketika
mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.

Sandrina : “Eh kalian udah beajar buat ujian besok?”


Jovita : “Belum.”
Danty : “Astaga, Innalillahi.”
Sandrina : “Apa? Kalau nilai ulangannnya jelek bisa dihukum.”
Danty : “Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 10 kali
doang.”
Sandrina : ”Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap
pulang sekolah. Kamu sudah belajar Ra?” (Melirik ke arah Rara).
Rara : “Sudah dong, Rara.” (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri).

Singkat cerita, mereka membuat taruhan. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka
akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Rara berusaha keras
untuk belajar, sedangkan Jovita berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil.

(Saat Ujian)
Bu Isna : “Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!
Rara : “Bismillah”.
Jovita : “Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan.” (Sambil
menempelkan kertas contekan di pungguh Bu Isna).
Bu Isna : “Ibu keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya.
Dan satu lagi, jangan ribut.” (keluar kelas).
Jovita : “Rencana B dimulai.” (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di
atas sepatunya).
Jovita : “Ah, bukan yang ini.” (bingung)
Jovita : “Ah yang ini nih!” (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).
Jovita : “Selesai.” (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil
melirik teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).

Akhirnya ulangan selesai, dan Bu Isna membagikan kertas hasil ujian kepada semua
siswanya.

Bu Isna : “Ini hasil ujian kalian.” (sambil membagikan kertas).


Rara : “Hore! Nilaiku 85!” (tersenyum puas).
Danty : “Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60.”
Jovita : “Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50?”
Bu Isna : “Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas gak kamu isi.”
Jovita : “Apa? Masih ada soal lagi?”
Rara : “Hahahaha, kamu kalah Jov! Dengan ini saya perintahkan kamu gantiin
aku piket selama 1 bulan penuh!” (sambil menunjuk-nunjuk Jovita dengan tertawa
lepas).
Rara : “lihatkan aku yang belajar pasti dapet nilai lebih bagus dari kamu yang
menyontek hahahaha”
Bu Isna : “Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya
kurangi 5 poin lagi!” (sambil melirik Jovita)
Jovita : “siapa yang nyontek bu, Rara Cuma mengarang.” (panik Jovita).
Bu

Akhirnya, Jovita menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak
pernah menyontek saat ujian lagi.

Anda mungkin juga menyukai