Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

SWITCHING
MODUL II : MULTI-PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

DISUSUN OLEH :
Ahmad Tan’gi Suhairi Tarigan
(17101126)
Partner:
1. Yordhan Fahadt (17101122)
2. Agung Kurniawan T (17101123)
3. Ade Kurniawan (17101124)
Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2019
Asisten Praktikum :
1. Ferry Erwanto (17101097)
2. Parama Hutama P (17101194)
3.
Dosen Praktikum : Shinta Romadhona S.T.,M.T

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2019
Praktikum Switching

MODUL II
MULTI-PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mengenal konsep dasar MPLS
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja MPLS
3. Mahasiswa mampu mengetahui komponen – komponen MPLS
4. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep forwarding dan routing pada
MPLS.
5. Praktikan dapat mengerti tentang pelabelan pada paket yang dikirimkan
berbasis MPLS

II. ALAT DAN BAHAN


1. Hardware :
- Processor Intel (R) core (TM) i3-5005U CPU @2.00 Ghz
- RAM 2048 MB
- HDD lebih besar dar 10GB
2. Software :
- GNS3-0.8.2-BETA2-win64-all-in-one
- Cisco 7200 IOS Image 56

III. DASAR TEORI


1. MPLS (Multi Protocol Label Switch)
MPLS (Multi Protocol Label Switch) merupakan teknologi jaringan
populer sekitar beberapa tahun lalu. Protokol ini menggunakan label
yang melekat pada paket untuk meneruskan melalui jaringan. MPLS
(Multi Protocol Label Switch) adalah teknologi penyampaian paket pada
jaringan backbone berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa
kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched
yang melahirkan teknologi yang lebih baik. MPLS Label dapat
membangun pemetaan label-to-label antar router. Label ini melekat
pada paket IP yang memungkinkan router untuk meneruskan jalur lalu
lintas dengan melihat label dan bukan alamat IP tujuan. Paket yang

IT Telkom Purwokerto 1 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

diteruskan oleh Label Switching bukan IP Switching. Teknik Label


Switching bukanlah hal yang baru. Teknologi yang sebelumnya yaitu
Frame Relay dan ATM teknologi tersebut dapat digunakan untuk
memindahkan frame seluruh jaringan. Pada Frame Relay, framenya bisa
menjadi sedikit panjang. Sedangkan Asynchronous Transfer Mode
(ATM), mempunyai FixedLength yang terdiri dari 5 header byte dan
payload 48 byte. Header pada ATM dan Frame Relay dapat mengacu
pada virtual circuit yang berada pada frame. Frame Relay dan ATM
mempunyai kesamaan yaitu setiap hop diseluruh jaringan dan nilai label
dalam header dapat berubah. Hal ini berbeda dari paket forwarding,
ketika sebuah router menforward paket IP, nilai yang berkaitan dengan
tujuan dari paket tidak merubah alamat IP tujuan. Fakta bahwa MPLS
Label digunakan untuk meneruskan paket-paket. [1]
2. GNS3 (Graphical Network Simulator 3)
GNS3 (Graphic Network Simulator) adalah software simulasi
jaringan komputer berbasis GUI yang mirip dengan Cisco Packet
Tracer. Namun pada GNS3 memungkinkan simulasi jaringan yang
komplek, karena menggunakan operating system asli dari perangkat
jaringan seperti cisco dan juniper. Sehingga kita berada kondisi lebih
nyata dalam mengkonfigurasi router langsung daripada di Cisco Packet
Tracer. GNS3 adalah alat pelengkap yang sangat baik untuk
laboratorium nyata bagi network engineer, administrator dan orang-
orang yang ingin belajar untuk sertifikasi seperti Cisco CCNA, CCNP,
CCIP dan CCIE serta Juniper JNCIA, JNCIS dan JNCIE. [2]
Berikut beberapa fitur GNS3 : Berbeda dengan packet tracer, gns3
tidak bersifat included, Tidak ada simulation mode. Karena yang
disimulasikan adalah real devices, caranya bisa menggunakan aplikasi
sniffer seperti wireshark atau tcpdump. Tutorialnya tidak ada di aplikasi,
semuanya diluar. Berarti harus mencari sendiri, di website gns3 sendiri,
di blog, di forum, atau di buku. Dari yang gratis sampai berbayar. GNS3
juga menyediakan academy, dari penggunaan dasar GNS3 sampai
semuanya tentang network yang menggunakan GNS3. [3]

IT Telkom Purwokerto 2 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

IV. HASIL DATA


Tabel 4.1 Alamat ip address
Device Interface Ip address Subnet mask
Fa0/0 192.168.1.2 255.255.255.252
Router 5 Fa1/0 172.16.1.2 255.255.255.252
Fa2/0 10.10.10.1 255.255.255.252

Fa0/0 10.10.10.2 255.255.255.252


Router 6 Fa1/0 10.10.10.5 255.255.255.252

Fa0/0 10.10.10.6 255.255.255.252


Router 7 Fa1/0 172.16.2.1 255.255.255.252
Fa2/0 192.168.2.1 255.255.255.252

Router 1 Fa0/0 172.16.1.2 255.255.255.252


Router 2 Fa0/0 192.168.1.2 255.255.255.252
Router 3 Fa0/0 172.16.2.2 255.255.255.252
Router 4 Fa0/0 192.168.2.2 255.255.255.252

Gambar 4.1 Topologi MPLS

IT Telkom Purwokerto 3 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

V. ANALISA
Pada praktikum Switching Modul 2 membahas tentang “Multi -
Protocol Label Switching (MPLS)”. Multiprotocol Label Switching (MPLS)
merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan
utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari
sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan
teknologi yang lebih baik dari keduanya. MPLS bekerja dengan cara
memberi label paket data yang memuat rute dan prioritas pengiriman
(treatment) paket tersebut. Label tersebut akan memuat informasi penting
yang berhubungan dengan informasi routing suatu paket. Teknik pelabelan
ini biasa disebut dengan label switching. Label tersebutlah yang nantinya
akan mengantarkan data ke alamat yang dituju, sehingga lalu lintas data
yang dikirim melalui jalan yang benar. Pengalamatan dengan menggunakan
label tersebut juga memberi keamanan pada data paket yang dikirim.
Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit
eksperimen, 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Adapun Komponen dari
MPLS yaitu terdiri dari Label Switched Path (LSP), Label Switching Router
(LSR), Label Edge Router (LER), MPLS Egress Node, MPLS Ingress Node,
MPLS label, MPLS node.
Pada praktikum kali ini, adapun beberapa alat yang diperlukan
diantaranya satu unit laptop dengan processor minimal core i3 dan ram 2gb
dan software gns3 yang digunakan untuk melakukan simulasi konfigurasi
mpls. Selanjutnya praktikan akan memulai mengkonfigurasi MPLS pada
router.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu melakukan Konfigurasi ip
address interface loopback adapter dan fast ethernet di masing-masing
router. Adapun router yang akan di konfigurasi sebanyak 7 router. Ip
address yang dikonfigurasi pada router harus sesuai dengan yang telah
ditentukan agar menghindari terjadinya error yang menyebabkan router
tidak dapat saling terhubung. Kemudian untuk ip loopback, dikonfigurasi
menggunakan ip sesuai dengan urutan router tersebut. Misal Router 6, ip
loopback 6.6.6.6. Setelah ip address dan ip loopback dikonfigurasi,

IT Telkom Purwokerto 4 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

selanjutnya praktikan menambahkan perintah “no shutdown” yang


berfungsi untuk menghidupkan / menyalakan router.
Setanjutnya pada percobaan kedua yaitu melakukan konfigurasi
protocol OSPF di masing-masing router. OSPF yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu ospf versi 7 karena jenis ospf ini paling umum
digunakan saat ini. Untuk mengkonfigurasi, praktikan perlu memasukkan
network address disertai dengan wildcard mask pada masing-masing router.
Sebelum menambahkan network address, praktikan perlu memasukkan
perintah “router ospf 7” dan “router-id (sesuai urutan router)” terlebih
dahulu. Kemudian praktikan memasukkan network router dan network
loopback disertakan dengan wildcard masknya masing-masing. Cara
menentukan wild card mask network router yaitu dengan mengurangi
subnet mask 255.255.255.255 dengan subnet mask router yaitu
255.255.255.252 sehingga didapatkan wildcard mask yaitu 0.0.0.3.
Sementara untuk wildcard mask network loopback yaitu 0.0.0.0.
Setanjutnya pada percobaan ketiga yaitu mengaktifkan atau
melakukan labeling (MPLS). Sebelum mengaktifkan MPLS, terlebih
dahulu mengecek router antar router sudah saling terubung atau tidak.
Caranya dengan melakukan tes koneksi ping ke router tujuan. Jika router
sudah terhubung maka akan tampil tanda seru (!!!) dan jika belum terhubung
maka akan tampil tanda titik (...). Selanjutnya setelah sesama router sudah
saling terhubung, kemudian mengaktifkan MPLS. Adapun perintah pertama
yang diperlukan yaitu memasukkan interface router itu sendiri. Setelah
sudah masuk kedalam interface, kemudian praktikan memasukkan perintah
“mpls ip” dan “mpls protocol ldp” agar mpls tersebut dapat aktif. Langkah
ini dilakukan pada setiap interface pada router. Setelah itu praktikan dapat
mengecek konfigurasi mpls dengan memasukkan perintah “show mpls
forwarding-table”. Jika semua ip telah terdaftar di dalamya maka
konfigruasi mpls telah selesai. Tujuan dari mpls itu sendiri yaitu sebagai
solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh kecepatan network,
rancangan lalu-lintas dan manajemen.

IT Telkom Purwokerto 5 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. GNS3 digunakan untuk melakukan simulasi routing.
2. Penggunaan MPLS dilakuan untuk memberikan label ke masing-
masing router.
3. IP loopback digunakan untuk dapat mengakses host yang sudah
praktikan konfigurasikan.
B. SARAN
1. Praktikan sebisa mungkin aktif dalam hal menanyakan jika tidak
mengerti hal yang disampaikan oleh asisten labolatorium.
2. Pratikan sebaiknya memahami terlebih dahulu dasar dasar GNS3
3. Pada saat melakukan routing diharapkan agar pratikan teliti untuk
mengurangi resiko human error.

IT Telkom Purwokerto 6 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan


Praktikum Switching

DAFTAR PUSTAKA

[1] U. L. F. I. Terapan, "Mengenal Teknologi Multi Protocol Label Switch," 22 9 2017.

[2] D. Dewannanta, "GNS3, Simulator Jaringan Komputer," 29 1 2013.

[3] fathurhoho, "Panduan Dasar Belajar GNS3: Mengenal GNS3 dan Fitur-Fiturnya," 28
12 2017.

IT Telkom Purwokerto 7 17101126 - Ahmad Tan’gi S. Tarigan

Anda mungkin juga menyukai