Tugas Implementasi Alat Berat Di Proyek
Tugas Implementasi Alat Berat Di Proyek
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
diterapkan dalam manajemen alat berat adalah mengenai pemilihan,
pengaturan, dan pengendalian alat berat yang digunakan dalam suatu proyek.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Umum
Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pekerjaan tanah dan memindahkan
bahan bangunan. Alat berat pada umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu
implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power train),
serta sistem kendali. Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat biasanya
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan ataupun jenis – jenis konstruksi
lainnya. Salah satu contoh dari alat berat yang sering lita jumpai adalah
excavator. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggali, seperti dalam
pekerjaan pembuatan basement atau saluran. Namun, ala ini juga biasanya
diaplikasikan pada fungsi – funsi lain seperti pekerjaan pembersihan lahan,
sehingga alat ini dapat dikatakan alat berat yang multi fungsi. Beberapa alat
berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk dalam
kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
4
Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diper hatikan
sehmgga kesalahan dalam pemilihan afat dapat dihindari. Faktor faktor
tersebut antara lain:
1 Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasar kan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan per mukaan,
dan lain-lain.
2 Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total
atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas
alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
3 Arah operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun
vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain lain.
4 Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang
mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu Jintas,
biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai
dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5 Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya
operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan
alat berat.
6 Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan,
jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam, dan lain lain
7 Lokasi proyek. Lokasi proyek juga menjadi hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran
tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di
dataran rendah.
8 Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis
material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang
5
akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau
lembek.
9 Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
6
untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan,
diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan asphalt finisher.
Sedangkan untuk pengerasan kaku beton diolah dengan menggunakan
concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan
menggunakan truck mixer.
7
mengerakan bucket ke arah bawah dan kemudian menariknya menuju
badan alat.
8
Table 2.1 Waktu Galian (detik)
Kedalaman Agak
Ringan Sedang
Galian (m) Sulit Sulit
0–2 6 9 15 26
2-4 7 11 17 28
4 8 13 19 30
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
𝑞×3600×𝐸
𝑄= 2.2
𝐶𝑀
Dimana :
Q = Produksi per jam (m3/jam)
Cm = Waktu siklus (detik)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
9
Table 2.3 Efesiensi Kerja
Pemeliharaan Alat
Kondisi
Baik Buruk
Operasi Baik Normal Buruk
Sekali Sekali
Alat
Baik
Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik
0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Normal
0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk
0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk
Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
10
Table 2.4 Faktor Bucket
11
2.5 Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan biaya tidak tetap/biaya variabel yang hanya
diperhitungkan selama alat-alat berat tersebut digunakan, jadi berbeda dengan
biaya tetap yang tetap diperhitungkan baik alat-alat berat tersebut dioperasikan
ataupun tidak. Besarnya biaya operasi ini sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor
seperti lokasi pekerjaan, kondisi medan pekerjaan, jenis peralatan, lama
pengoperasiannya per hari serta keterampilan operator.
Dimana :
Pw = Tenaga mesin (horse power)
Ms = Harga bahan bakar (Rp./Liter)
12
Rumus yang digunakan adalah
Dimana :
Pw = Tenaga mesin (horse power)
Mp = Harga minyak pelumas (Rp./Liter
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 (𝑞) = 𝑞1 × 𝐾 = 0.24 × 0.5 = 0.12 m^3
Waktu siklus
𝐶𝑀 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐺𝑎𝑙𝑖 + (2 × 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑠) + 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐵𝑢𝑎𝑛𝑔
𝐶𝑀 = 26 + (2 × 8) + 8 = 50 detik
15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil studi kami, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari rencana pelaksanaan proyek galian yaitu 14 hari tidak sesuai dengan
hasil perhitungan yang hanya memerlukan waktu 6 hari. Artinya, kondisi
lapangan tidak selalu sama dengan apa yang diperhitungkan.
2. Jumlah penggunaan alat berat excavator dari hitugan sudah sesuai dengan
kondisi lapangan yaitu sebesar 1 unit. (La mpiran A)
3. Biaya operasional pada proyek ini adalah sebesar Rp. 350.000 /jam.
4.2 Saran
Dari hasil studi kami, didapatkan saran sebagai berikut.
1. Dalam melakukan perhitngan pengopersian alat berat harus
dikondisikan dengan faktor – faktor lapangan sehingga terjadi
penyesuaian dengan apa yang direncanakan
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN A
18