Anda di halaman 1dari 34

ANGGARAN PERUSAHAAN

“Anggaran Penjualan”

KELOMPOK: 1

Anak Agung Rasmita Dewi (1715644108)


Ni Putu Eva Oktavia Dewi (1715644138)
Ni Kadek Novita Dewi (1715644174)

KELAS 5F
D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan paper pada mata kuliah Anggaran Perusahaan yang berjudul
Anggaran Penjualan tepat pada waktunya. Adapaun tujuan dari paper ini adalah
sebagai salah satu syarat dalam memenuhi kriteria penilaian mata kuliah
Anggaran Perusahaan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali.
Akhirnya kami menyadari bahwa penulisan paper ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan pembuatan paper ini.

Jimbaran, 15 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

ANGGARAN PERUSAHAAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1. Pengertian Anggaran Penjualan ................................................................... 3

2.2. Konsep Dasar Anggaran Penjualan .............................................................. 6

2.3. Politik Harga dalam Anggaran Penjualan .................................................... 7

2.4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran Penjualan ... 8

2.5. Forecast Penjualan ...................................................................................... 10

2.6. Analisis Korelasi dan Regresi .................................................................... 23

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 30

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, khususnya
dibidang ekonomi memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih
baik lagi agar dapat bersaing dengan negara lain. Perusahaan sebagai salah
satu komponen didalam pembangunan ekonomi harus dapat meningkatkan
pengelolaan dan pengoperasian perusahaan maupun manajemennya,
karena manajemen sangat menentukan proses pengambilan keputusan
dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
Bagian penjualan dan pemasaran mempunyai peranan penting
dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. berdasarkan hal
tersebut, manajemen harus berupaya sebaik-baiknya agar seluruh kegiatan
opeasional perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efesien demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yaitu memperoleh laba dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, manajemen bertumpu pada
fungsi perencanaan dan pengendalian. Salah satu cara yang dapat
digunakan manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut adalah
dengan mengunakan anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci dan
menyeluruh dari kegiatan perusahaan yang dijabarkan dalam suatu
kuantitatif untuk periode tertentu dimasa yang akan datang, agar angaran
dapat berfungsi baik maka anggaran harus disusun terperinci dan terpadu
serta didukung oleh seluruh komponen perusahaan.
Pada umumnya angaran perusahaan disusun dari anggaran
penjualan dan atas dasar penjualan dapat disusun anggaran-anggaran
lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
pengendalian aktivitas perusahaan.

1
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari anggaran penjualan dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya ?

2. Apa saja konsep dasar, manfaat dan tujuan anggaran penjualan?

3. Bagaimana politik harga dan periode anggaran dalam anggaran


penjualan?

4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran


penjualan dan Bagaimana langkah dalam menyusunnya ?

5. Apa yang dimaksud dengan forecast penjualan?

6. Bagaimana penyelesaian anggara penjualan dengan analisis trend,


analisis kolerasi & regresi dan forecast metode khusus?

1.3.Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian anggaran penjualan,
manfaat anggaran penjualan, tujuan dan kegunaannya, serta langkah-langkah
dalam membuat anggaran penjualan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Anggaran Penjualan


Pengertian anggaran penjualan menurut M. Nafarin (2007:166) yaitu:
“Anggaran penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam
angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu ”.
Selain itu menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:15) anggaran
penjualan adalah sebagai berikut: “ Anggaran Penjualan ialah rencana
pendapatan (revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih”.
Sedangkan Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45)
pengertian anggaran penjualan adalah sebagai berikut :
“Anggaran Penjualan ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci
penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya
meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan di jual, jumlah
(kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat atau daerah
penjualannya.”
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggaran
penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan umumnya
disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh karena
itu, anggaran penjualan sering disebut dengan anggaran kunci. Berhasil
tidaknya sebuah perusahaan bergantung pada keberhasilan bagian penjualan
dalam meningkatkan penjualannya. Penjualan merupakan ujung tombak
dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal.

Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan


Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional;
keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas;

3
keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir
atau konsumen industri.
2. Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan
modal kerja mendukung pencapaian target penjualan yang dianggarkan,
seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi
produk dan lain-lain.
3. Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya
penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
4. Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu
sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga
menjadi tertutup.
5. Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya
peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian,
mainan dan lain-lain.
6. Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan
7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target
penjualan.
8. Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah
kebijaksanaan pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang
disusun harus dapat dipertahankan.
Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus
dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi
Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) yaitu:
1. Faktor-faktor Internal

4
Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan
pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor
tersebut antara lain berupa:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas,
harga, waktu maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan
media-media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan
keahliannya, serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang
akan datang.
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
2. Faktor Eksternal
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan
pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai
pengaruh terhadap budget penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut
antara lain berupa:
a. Keadaan persaingan di pasar.
b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh.
f. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan
harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
g. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
h. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.

5
2.2. Konsep Dasar Anggaran Penjualan
Komponen-komponen pokok dalam penyusunan anggaran penjualan
1. Dasar-dasar Penyusunan Anggaran:
a. Menyusun tujuan perusahaan.
b. Menyusun strategi perusahaan.
c. Menyusun forecast penjualan.
2. Menyusun Anggaran Penjualan
a. Anggaran promosi dan advertensi.
b. Anggaran biaya-biaya penjualan.
c. Rencana pemasaran.

Manfaat Anggaran Penjualan


Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 174), manfaat anggaran
penjualan yaitu:
1. Untuk mengurangi ketidakpastian tentang pendapatan dimasa datang.
2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam
proses perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain
dari rencana laba yang menyeluruh.
4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan
yang dilakukan.
Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan
penyusunan anggaran penjualan adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode
yang akan datang dengan memperhatikan data yang merupakan
pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di
bidang penjualan “.
Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah :
“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta
sebagai dasar bagi penyusunan budget-budget lainnya “.

6
2.3. Politik Harga dalam Anggaran Penjualan
Contoh Politik harga:
Sebuah perusahaan berharapakan menjual 42.000 unit produknya dengan
harga Rp200,00/unit. Biaya yang ditanggung adalah Rp1.500.000,00 yang
bersifat tetap dan Rp3.150.000,00 yang bersifat variabel.Tetapi akhir-akhir
ini diperkirakan target penjualan tidak tercapai. Manajemen dihadapkan
pada 3 pilihan, yaitu:
1. Mempertahankan apa yang direncanakan
2. Menaikkan harga 10%, volume turun10%
3. Menaikkan volume 10%, hargaturun10%
Mempertahankan Kenaikan Harga Kenaikan volume
rencana 10% 10%
- Unit 42.000 37.800 46.200
-Harga/u Rp200 Rp220 Rp180
-Penjualan Rp8.400.000 Rp8.316.000 Rp8.316.000
Biaya-biaya:
-Biayatetap Rp1.500.000 Rp1.500.000 Rp1.500.000
-Biayavariabel Rp3.150.000 Rp2.835.000 Rp3.465.000
Total biaya Rp4.650.000 Rp4.335.000 Rp4.965.000
Laba Rp3.750.000 Rp3.981.000 Rp3.351.000

Periode Anggaran Penjualan


Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 175), ada dua jenis
periode anggaran penjualan yaitu:
1. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)
Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan,
anggaran penjualan jangka panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan
menyangkut analisis mendalam mengenai potensi pasar di masa
mendatang yang dapat diakibatkan oleh perubahan populasi, keadaan
perekonomian dan lain-lain.
2. Anggaran Penjualan Jangka Pendek (Tactical Sales Plan)
Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu
tahun atau dua belas bulan, lalu dirinci lagi dalam triwulan atau

7
bulanan.Anggaran penjualan jangka pendek harus disusun berdasarkan
daerah pertanggung jawaban untuk memudahkan perencanaan dan
pengendaliannya.
2.4.Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Anggaran
Penjualan
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penyusunan
anggaran penjualan menurut Agus Ahyari (2002:208) adalah sebagai
berikut :
1. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan
Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis
produk yang akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing produk
tersebut. Walaupun nantinya seluruh penjualan akan dijumlahkan,
namun untuk keperluan pengawasan perlu masing-masing jenis
peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.
2. Rincian daerah pemasaran
Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan
mempunyai daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-
perusahaan seperti ini di dalam penyusunan anggaran penjualannya
perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut
akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan serta
memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah
pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah
pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi
perusahaan. Dasar yang paling umum digunakan adalah letak geografis
dan tidak jarang pula yang mempergunakan pembagian atas dasar kota
tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.
3. Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan
yang menetapkan harga yang sama bagi penjualan produknya untuk
seluruh daerah pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal
pula bahwa terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan kebijakan
diskriminasi harga untuk daerah yang berbeda. Untuk perusahaan-

8
perusahaan semacam ini harga yang dapat ditentukan untuk masing-
masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga dapat diketahui
dan diawasi pelaksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk masing-
masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk
perusahaan tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam
pemantauannya, karena terdapat beberapa harga yang berbeda antara
satu daerah dengan daerah pemasaran yang lainnya.
4. Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering
dijumpai adanya potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang
membeli dalam jumlah tertentu, atau pembayarannya dengan jangka
waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang berbeda.
Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk perusahaan ini,
maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan seberapa
banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan
dengan pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut.
Pengawasan pemberian potongan pembelian ini akan lebih mudah
apabila perusahaan telah mempersiapkan didalam anggaran yang
ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana potongan
pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya dihubungkan
dengan waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan
yang disusun tersebut dilengkapi dengan anggaran potongan
pembelian. Pelaksanaan penyusunan anggaran ini dapat disusun sendiri
atau berdiri sendiri, namun tidak jarang pula yang langsung
digabungkan dengan anggaran penjualan yang ada.
5. Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode
atau satu tahun. Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan
pengawasan dalam perusahaan tersebut selayaknya anggaran
penjualan yang disusun ini juga dilengkapi dengan rincian penjualan
bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan penyusunan
anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak
jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan

9
dahulu baru kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan
menjumlahkan seluruh penjualan bulanan yang ada. Namun bagi
perusahaan yang menyusun peramalan penjualan tahunan, pada
umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini akan
dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari
beberapa periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan
berapa besarnya jumlah penjualan perbulan pada periode yang
bersangkutan.
Dengan mempertimbangkan kepada beberapa hal tersebut diatas, maka
anggaran penjulan produk perusahaan dapat disusun. Semakin jelas anggaran
penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan, semakin mudah pula manajemen
perusahaan yang bersangkutan melaksanakan koordinasi dan pengawasan
kegiatan penjualannya.
Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan
menurut M. Nafarin (2007 : 176), yaitu:
1. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran
penjualan.
2. Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
3. Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan
dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
4. Memperhitungkan anggaran penjualan.
5. Menyusun anggaran penjualan.
2.5.Forecast Penjualan
Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran
(forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah produk yang diperkirakan
akan mampu dijual beserta harga jualnya, yang masing-masing dikaitkan dengan
jenis produk yang akan dijual, dengan waktu serta tempat penjualannya.
Menurut sifatnya cara untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

10
1. Penaksiran yang bersifat kualitatif
Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat
seseorang. Cara penaksiran ini mempunyai kelemahan yang menonjol, yaitu
bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat
subyektif dari pada bersifat obyektif. Dengan demikian ketepatan hasil
taksirannya menjadi diragukan. Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat
kualitatif ini antara lain:
a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran.
b. Pendapat para petugas penjualan.
c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur.
d. Pendapat konsumen.
e. Pendapat para ahli yang dipandang memahami ( konsultan).
2. Penaksiran yang bersifat kuantitatif
Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan
angka dengan menggunakan berbagai metode statistika. Cara penaksiran ini juga
mempunyai kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan,
dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainya. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain:
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari suatu variabel saja,
yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode
trend bebas, trend setengah rata-rata, trand moment, trend least-square, dan
kuadrik.
b. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan
ditaksir serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan
variabel yang akan di taksir tersebut. Misalnya dengan metode regresi
tunggal dan regresi berganda.
c. Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistik yang
diterapkan pada berbagai analisa khusus. Misalnya analisa industri, analisa
jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan, dan analisa pemakai akhir
dari produk.

11
Dengan menggunakan berbagai cara penaksiran yang berbeda, akan diperoleh
angka taksiran yang berbeda pula. Angka-angka taksiran ini tidak dengan
sendirinya menjadi angka yang dimuat dalam budget penjualan melainkan
merupakan bahan pertimbangan yang masih akan dibahas lebih lanjut dalam
panitia budget.

Analisis Trend
a. Penerapan Garis Trend secara bebas
Kelemahan: sangat subyektif dan kurang memenuhi persyaratan ilmiah
sehingga jarang digunakan. Metode ini memberikan kebebasan penuh untuk
menggambarkan garis trend berupa garis lurusyang terletak diantara titik-titik data
asli.
Contoh:
Penjualan makanan anak PT Lezat Bergizi tahun 2015-2019
Tahun Jumlah Penjualan (juta unit)
2015 4.200
2016 4.320
2017 4.480
2018 4.560
2019 4.640
Dari data diatas akan dibuat tebaran titiknya dan ditarik garis yang
menghubungkan titik-titik pasangan pengamatan tersebut, sehingga diperoleh
gambaran sebagai berikut
Unit

Tahun

b. Trend Metode Setengah Rata-rata (Semi Average)


Metode ini membagi data menjadi dua kelompok yang sama besar.
Persamaan garis trendnya adalah:

12
Y = a + bx
Dimana:
a = rata-rata kelompok I
b = (rata-rata kelompok 2) – (rata-rata kelompok 1)
n
n = jumlah tahun dalam kelompok I atau kelompok II
x = jumlah tahun dihitung dari periode dasar
Contoh :

1. Toko “Makmur” menyajikan data penjualan kopi bubuk setiap


tahunnya dalam satuan ton sebagai berikut:
TAHUN PENJUALAN TAHUN PENJUALAN

2008 70 2014 140

2009 85 2015 140

2010 100 2016 150

2011 110 2017 160

2012 130 2018 190

2013 135 2019 210

Dengan teknik forecast metode Semi Average (setengah rata-rata), tentukan


besarnya penjualan kopi bubuk tahun 2020.
JAWAB:

TEKNIK FORECASTING METODE SEMI AVERAGE


Dalam Kasus Jumlah Data Genap Dan
Komponen Kelompok Genap
Tahun Penjualan Nilai Semi Semi Nilai Trend
(ton) X Total Average
2008 70 -3 75
2009 85 -2 85
2010 100 -1 95
2011 110 0 630 105 105
2012 130 1 115
2013 135 2 125
2014 140 3 135
2015 140 4 145
2016 150 5 155
2017 160 6 990 165 165

13
2018 190 7 175
2019 210 8 185

Dimana:

Y = nilai trend periode tertentu (dalam soal ini 2020).


a = nilai trend periode dasar (dalam soal ini 105).
b = pertambahan trend tahunan secara rata-rata yang dihitung
dengan rumus
𝑥̅ 2 − 𝑥̅ 1
𝐍

𝑥̅ 1 = rata-rata kelompok I = a = 105.


𝑥̅ 2 = rata-rata kelompok II = 165.
N = Jumlah periode antara periode 𝑥̅ 2 dan periode 𝑥̅ 1, yakni 1 Januari
2011 sampai dengan 1 Januari 2017 sama dengan 6 tahun
Jadi, b = (165 – 105) : 6 = 10.
X = Jumlah satuan tahun yang dihitung dari periode dasar, yakni 1 Januari
2011 sampai dengan 1 Januari 2020 sama dengan 9 tahun.

Sehingga nilai persamaan garis trend nya adalah:


Y = 105 + 10 X
Jadi nilai trend penjualan kopi bubuk tahun 2020 adalah:
Y2020 = 105 + 10 (9)
= 105 + 90
= 195
2. Dibawah disajikan data penjualan tepung selama periode 2010 s.d 2019 dalam
satuan ton dari Toko “APSARI”:
TAHUN PENJUALAN TAHUN PENJUALAN

2010 199.600 2015 237.300

2011 208.500 2016 247.500

2012 223.700 2017 249.700

2013 239.200 2018 245.100

14
2014 239.700 2019 221.400

Berdasarkan data tersebut, taksirlah jumlah penjualan tepung tahun


2020 dengan teknik forecasting metode Semi average.

TEKNIK FORECASTING METODE SEMI AVERAGE


Dalam Kasus jumlah Data Genap Dan Komponen Kelompok Ganjil

Tahun Penjualan Nilai X Semi Total Semi Nilai Trend


(ton) Average
2010 199.600 -2,5 231.110
2011 208.500 -1,5 216.722
2012 223.700 -0,5 1.110.700 222.140 220.334
2013 239.200 0,5 223.946
2014 239.700 1,5 227.558
2015 237.300 2,5 231.170
2016 247.500 3,5 234.782
2017 249.700 4,5 1.201.000 240.200 238.394
2018 245.100 5,5 242.006
2019 221.400 6,5 245.618

Nilai Persamaan Garis trend:

Dimana :

Y = nilai trend periode tertentu (dalam soal ini 2020)

a = nilai trend periode dasar (dalam soal ini 222.140)

b = dihitung dengan rumus (𝑥̅ 2 - 𝑥̅ 1 ) : N

𝑥̅ 1 = rata-rata kelompok I = a = 222.140

𝑥̅ 2 = rata-rata kelompok II = 240.200

N = Jumlah periode antara periode 𝑥̅ 2 dan periode 𝑥̅ 1, yakni 1 juli


2012 sampai dengan 1 Juli 2017 sama dengan 5 tahun

15
Jadi, b = (240.200 – 222.140) : 5 = 3.612

Sehingga nilai persamaan garis trend nya adalah

Y = 222.140 + 3.612 X

Jadi, Nilai trend penjualan tepung tahun 2020 adalah

Y2020 = 222.140 + 3.612 (7,5)

= 222.140 + 27.090

= 249.230 ton

c. Trend Secara Matematis


Metode Moment (penentuan tahun berada pada awal data)
Y = a + bx
∑Yi = na + b∑Xi
∑Xi.Yi = a ∑ Xi + b ∑ Xi2
Perbedaannya dengan metode semi average adalah pemberian score X
nya. Pemberian score X untuk metode moment iniscore 0 diberikan pada
data pertama.

Contoh Trend Metode Moment


Sebuah perusahaan yang memproduksi obat-obatan kimia mengalami
peningkatan penjualan yang fluktuatif untuk obat anti jerawat. Berikut
ini adalah tingkat penjualan obat jerawat tersebut selama tahun 2015-
2019

Tahun Penjualan Obat


2015 382.500
2016 409.050
2017 474.750
2018 562.500
2019 612.000

Dengan menggunakan Metode Moment buatlah forecast penjualan untuk


tahun 2020 dan 2021!

16
Penyelesaian
Mencari Tingkat Penjualan Tahun 2020

Tahun Penjualan X Xi.Yi X2

Y
2015 382.500 0

2016 409.050 1
=

2017 474.750 2
a
2018 562.500 3

+
2019 612.000 4

b
Jumlah
x
∑Yi = na + b∑Xi
∑Xi.Yi = a ∑ Xi + b ∑ Xi2

Penyelesaian
Mencari Tingkat Penjualan Tahun 2020

Tahun Penjualan X Xi.Yi X2

2015 382.500 0 0 0

2016 409.050 1 409.050 1

2017 474.750 2 949.500 4

2018 562.500 3 1.678.500 9

2019 612.000 4 2.448.000 16

Jumlah 2.440.800 10 5.494.050 30

Persamaan(1) = 2.440.800 = 5a + 10b → x 2 →4.881.600 = 10a+20b

17
Persamaan(2) = 5.494.050 = 10a+30b → x 1 →5.494.050 = 10a+30b
-612.450 = -10b
b = 61.245
b =61.245→ 4.881.600 = 10a+20b
4.881.600 = 10a+20(61.245)
4.881.600 = 10a+ 1.224.900
10a = 3.656.700
a = 365.670 → Y’ = 365.670 + 61.245X
Y’ = 365.670 + 61.245X
Maka Y’ (2020) = Y’ = 365.670 + 61.245X
= Y’ = 365.670 + 61.245 (5)
= 671.895
Maka Y’ (2021) = Y’ = 365.670 + 61.245X
= Y’ = 365.670 + 61.245 (6)
= 733.140

Metode Least Square


Penentuan tahun dasar berada pada tengah data

a = ∑Y
n

b = ∑XY
∑ X2

Data genap, maka score X-nya adalah: …-5,-3,-1,1,3,5,…


Data ganjil, maka score X-nya adalah: …-2,-1,0,1,2,…
Contoh Perhitungan dengan Metode Least Square:
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan makanan bayi ingin
membuat forecast penjualan makanan bayi untuk beberapa tahun
mendatang di daerah Jawa Timur, dengan menggambarkan garis trend.
Data penjualan tahun-tahun terakhir adalah sebagai berikut:

18
Tahun(X) Penjualan (Y)
2015 6.750
2016 7.470
2017 7.500
2018 8.190
2019 8.280

Penyelesaian dengan Metode Least Square


Metode ini berbeda dengan metode moment, dimana tahun dasarnya
terletak ditengah data. Sehingga hasil perhitungannya adalah sbb:

Tahun Penjualan X X2 XY
2015 6.750 -2
2016 7.470 -1
2017 7.500 0
2018 8.190 1
2019 8.280 2
Jumlah

Dengan persamaan trend: Y = a + bx ,dimana:


a = ∑Y
n
b = ∑XY
∑ X2
Penyelesaian dengan Metode Least Square
Metode ini berbeda dengan metode moment, dimana tahun dasarnya
terletak ditengah data. Sehingga hasil perhitungannya adalah sbb:
Tahun Penjualan X X2 XY
2015 6.750 -2 4 -13.500
2016 7.470 -1 1 -7.470
2017 7.500 0 0 0

19
2018 8.190 1 1 8.190
2019 8.280 2 4 16560
Jumlah ∑Y=38.190 ∑X2 =10 ∑XY=3.780

Dengan persamaan trend: Y = a + bx ,dimana:


a = ∑Y
n
b = ∑XY
∑ X2
Sehingga :
a = ∑Y = 38.190 = 760
n 5
b = ∑XY = 3.780 = 378
∑ X2 5
Persamaaan Trend
Y = a + bx = 7.638 + 378X
Persamaan trend:
Nilai trend setiap tahun adalah:
Tahun 2015→ Y=7.638+378(-2)= 6.882
Tahun 2016→ Y=7.638+378(-1)= 7.260
Tahun 2017→ Y= 7.638+378(0) = 7.638
Tahun 2018→ Y=7.638+378(1) = 8.016
Tahun 2019→ Y=7.638+378(2) = 8.394
Jadi untuk tahun 2020 → Y=7.638+378(3) = 8.772

Contoh Soal:

Perusahaan NORAK memproduksi dan menjual dua macam permen yakni:


Mentas dan Kapiko. Data volume penjualan selama lima tahun terakhir adalah
sebagai berikut:
Mentas Kapiko

Tahun 2015 259.000 721.000


Tahun 2016 259.000 753.000

20
Tahun 2017 291.000 881.000
Tahun 2018 347.000 797.000
Tahun 2019 313.000 1.065.000

Buatlah budget penjualan tahun 2020 per produk yang dijual per
daerah penjualan apabila:

 Harga per unit permen di semua daerah penjualan adalah:


Mentas = Rp20,-
Kapiko = Rp 30,-
 Distribusi per daerah penjualan:
Mentas Kapiko
Tabanan 50 % 60%
Gianyar 50 % 40%

Jawab:

FORECAST VOLUME PENJUALAN PERMEN MENTAS


TAHUN 2020(Metode Least Square)

Tahun Penjualan X XY X2
2015 259.000 -2 - 518.000 4
2016 259.000 -1 - 259.000 1
2017 291.000 0 0 0
2018 347.000 1 347.000 1
2019 313.000 2 626.000 4
TOTAL 1.469.000 0 196.000 10

Nilai persamaan garis trend

Y=a+bX
Rumus Metode Least Square:

21
a = (𝛴𝑌) : (N)

b = (𝛴𝑋𝑌) : ( 𝛴𝑋2)

Sehingga a = 1.469.000 : 5 = 293.800


b = 196.000 : 10 = 19.600

Maka nilai persamaan garis trend nya adalah:


Y = 293.800 + 19.600 X
Jadi taksiran volume penjualan permen mentas tahun 2020:
Y2020 = 293.800 + 19.600 (3)
= 293.800 + 58.800
= 352.600 unit

FORECAST VOLUME PENJUALAN PERMEN KAPIKO


TAHUN 2020 (Metode Least Square)
Tahun Penjualan X XY X2

2015 721.000 -2 - 1.442.000 4


2016 753.000 -1 -753.000 1
2017 881.000 0 0 0
2018 797.000 1 797.000 1
2019 1.065.000 2 2.130.000 4

TOTAL 4.217.000 0 732.000 10

Nilai persamaan garis trend:

Rumus Metode Least Square:


a = (𝛴𝑌) : (N)

b = (𝛴𝑋𝑌) : ( 𝛴𝑋2)
Sehingga a = 4.217.000 : 5 = 843.400
b = 732.000 : 10 = 73.200
Maka nilai persamaan garis trend nya adalah:
Y = 843.400 + 73.200 X

22
Jadi taksiran volume penjualan permen Kapiko tahun 2020:
Y2020 = 843.400 +73.200 (3)
= 843.400 + 219.600
= 1.063.000 unit
Distribusi penjualan setiap produk per daerah:

Mentas Kapiko

Tabanan 50 % x 352.600 = 176.300 60% x 1.063.000 = 637.800


Gianyar 50 % x 352.600 = 176.300 40% x 1.063.000 = 425.200

PERUSAHAAN NORAK
BUDGET PENJUALAN TAHUN 2020
Per Produk Per Daerah Penjualan

TABANAN GIANYAR TOTAL

Permen Mentas
Unit 176.300 176.300 352.600
Harga
per unit Rp 20 Rp 20 Rp 20
Jumlah Rp 3.526.000 Rp 3.526.000 Rp 7.052.000
Permen Kapiko

Unit 637.800 425.200 1.063.000


Harga
Per unit Rp 30 Rp 30 Rp 30
Jumlah Rp 19.134.000 Rp 12.756.000 Rp 31.890.000

TOTAL Rp 22.660.000 Rp 16.282.000 Rp 38.942.000

2.6.Analisis Korelasi dan Regresi


Digunakan untuk menggali hubungan sebab akibat antara beberapa
variabel. Perubahan tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya
ditentukan oleh pola penjualan tetapi juga ditentukan oleh faktor lain,
misalnya jumlah penduduk, pendapatan, kondisi perekonomian,dsb.

23
Apabila terdapat pengaruh dari variabel lain atas suatu produk, maka
digunakan formula regresi dan analisis korelasi. Formula regresi yang
sering digunakan adalah:
Yp = a + bx
Dimana: a = konstanta
b = koefisien regresi
Besarnya a dan b dihitung dengan rumus:
b = n∑XY - ∑X - ∑Y
n∑X2 – (∑X) 2

a = ∑Y - b∑X
n

Contoh
Bila X menunjukkan biaya iklan (dalam juta rupiah) dan Y menunjukkan
jumlah penjualan (dalam juta unit), maka ilustrasi datanya adalah sbb:

Tahun X Y XY X2 Y2
2015 48 1000
2016 64 1060
2017 68 1200
2018 80 1440
2019 92 1590
Jumlah

Contoh
Bila X menunjukkan biaya iklan (dalam juta rupiah) dan Y menunjukkan
jumlah penjualan (dalam juta unit), maka ilustrasi datanya adalah sbb

Tahun X Y XY X2 Y2
2015 48 1000 48.000 2.309 1.000.000

24
2016 64 1060 67.840 4.096 1.123.600
2017 68 1200 81.600 4.624 1.440.000
2018 80 1440 115.200 6.400 2.073.600
2019 92 1590 141.680 8.464 2.371.600
Jumlah 352 6.240 454.320 25.880 8.000.000

Persamaan regresinya:
Y = a+bx
Koefisien a dan b dicari dengan persamaan:

b = n∑XY - ∑X - ∑Y
n∑X2 – (∑X) 2

a = ∑Y - b∑X
n

Jadi Y = …….+ ……x


Persamaan regresinya:
Y = a+bx
Koefisien a dan b dicari dengan persamaan

b = n∑XY - ∑X - ∑Y = 5(454.320) – (352) (6.240) = 75.120 = 13,57


n∑X2 – (∑X) 2 5 (25.888) – (352) 2 5.536

a = ∑Y - b∑X = 6.240 – ( 13,57 ) (352 ) = 292,67


n 5

Jadi Y = 292,67 + 13,57X


Artinya: bila biaya iklan naik 1 juta rupiah, jumlah penjualan akan
meningkat 13,57 juta unit sehingga total penjualan menjadi 306,24 juta
unit

25
Koefisien korelasi dicari dengan persamaan :
r = n∑XY - ∑X ∑Y
√ 𝑛∑X2 - (∑X) 2 √ 𝑛∑𝑋2 − (𝑋𝑌)2

Koefisien korelasi dicari dengan persamaan:


r = n∑XY - ∑X ∑Y
√ 𝑛∑X2 - (∑X) 2 √ 𝑛∑𝑋2 − (𝑋𝑌)2

= 5 ( 454.320 ) – (508.008 . 800) (6240) = 0,9598


√ 5(25.888) - (352) 2 √ 5(8.008 .800) - (6240) 2

Interpretasi dari koefisien korelasi secara teoritis adalah sbb:


a. Jika 0 < r < 1 berarti variabel X memiliki hubungan positif dan
berbanding lurus (linier) dengan variabel Y. Bila nilai variabel X
bertambah maka nilai variabel Y juga bertambah, vice versa! Semakin
dekat nilai r ke 0 maka semakin lemah kekuatan hubungan kedua
variabel tersebut, sebaliknya semakin dekat nilai r ke 1 semakin kuat
hubungan kedua variabel tersebut
b. Jika r = 0 berarti variabel X tidak memiliki hubungan linier dengan Y.
Artinya gejolak nilai var X tidak berpengaruh terhadap variabel Y
c. Jika -1< r<0 berarti variabel X berhubungan dengan variabel Y, tetapi
hubungannya negatif. Jika nilai var X bertambah maka nilai var Y
justru berkurang, vice versa!

Forecast Metode Khusus


1) Analisis Industri
a. Analisis ini menekankan pada market share perusahaan.
b. Analisis ini menghubungkan potensi penjualan perusahaan dengan
industry pada umumnya (volume, posisi dalam persaingan)
c. Tahapan dalam pemakaian analisis industri:
a) Membuat proyeksi permintaan industri

26
b) Menilai posisi perusahaan dalam persaingan
2) Analisis Product Line
Digunakan pada perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk
yang tidak mempunyai kesamaan sehingga dalam membuat forecast-nya
harus terpisah.
3) Analisis Penggunaan Akhir
Bagi perusahaan yang menghasilkan produk setengah jadi dan masih
memerlukan proses lebih lanjut menjadi barang jadi/ siap dikonsumsi
maka forecast-nya ditentukan oleh penggunaan akhir yang ada kaitannya
dengan produk yang dihasilkan.

Soal Latihan
PT Jogja Indah memproduksi 3 jenis produk yaitu Bimolo, Sanca dan
Tropicol. Data penjualan dalam unit untuk ketiga produk tersebut adalah
sbb:
Tahun Bimolo Sanca Tropicol
2014 4.500 8.000 3.500
2015 6.000 6.000 4.000
2016 5.000 5.000 4.500
2017 4.500 7.500 6.000
2018 5.500 8.000 6.500
2019 6.000 6.500 5.000

Harga jual/unit untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut: Bimolo


Rp2.250,00; Sanca Rp3.000,00; dan Tropicol Rp5.200,00.
Diminta:

a. Membuat ramalan tingkat penjualan tahun 2020 dalam unit


untuk produk Bimolo makai Least Square, produk Sanca
menggunakan Semi Average dan Tropicol dengan Trend
Moment.

27
b. Menyusun anggaran penjualan tahun 2020 secara lengkap per
triwulan
Jawaban
Produk Bimolo (Least Square)
Tahun Penjualan X XY X2

2014 4.500 -5 -22.500 25


2015 6.000 -3 -18.000 9
2016 5.000 -1 -5.000 1
2017 4.500 1 4.500 1
2018 5.500 3 16.500 9
2019 6.000 5 30.000 25
Total 31.500 0 5.500 70
a= 31.500/6=5.250
b= 5.500/70=78,57
Y2020 = 5.250 +78,57 (7)
= 5.800 unit
Produk Sanca(Semi Average)
Tahun Penjualan X

2014 8.000 -1
2015 6.000 0
2016 5.000 1
2017 7.500 2
2018 8.000 3
2019 6.500 4
a= (8.000+6.000+5.000)/3=6.333,33
b={[(7.500+8.000+6.500)/3] –6.333,33}/3 = 333,33
Y2020 = 6.333,33 +333,33 (5)
= 8.000 unit

28
Produk Tropicol (Metode Moment)
Tahun Penjualan X XY X2

2014 3.500 0 0 0
2015 4.000 1 4.000 1
2016 4.500 2 9.000 4
2017 6.000 3 18.000 9
2018 6.500 4 26.000 16
2019 5.000 5 25.000 25
Tahun 29.500 15 82.000 55

29.500= 6a +15b (x2,5) 73.750 = 15a+37,5b


82.000=15a +55b ( x1 ) 82.000 = 15a+ 55b_
-8.250 = -17,5b
b = 471,43
a = 3.738,09
Y2020 = 3.738,09 + 471,43(6)
= 6.568 unit

Anggaran penjualan tahun 2020


TW Bimolo Sanca Tropicol Total

Q P Jml (jt) Q P Jml (jt) Q P Jml (jt) ( Juta )

I 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009


II 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009
III 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009
IV 1.450 2.250 3,2625 2.000 3.000 6 1.642 5.200 8,5384 17,8009
Total 5.800 13,050 8.000 24 6.568 39,1536

29
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
1. Jadi, yang dimaksudkan dengan anggaran penjualan (Sales Budget)
ialah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
penjualan perusahan selama periode yang akan datang, yang di
dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan
dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang
akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya.
2. Ada beberapa metode atau teknik yang digunakan untuk membuat
anggaran penjualan diantaranya berdasarkan pendapat, perhitungan
statistik dan spesific purpose method.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gumawan, dkk, 2013. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE


Yogyakarta.
Mahira, Rizki. 2013. Pengertian Anggaran Penjualan.
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/11/anggaran-penjualan.html.(diakses 19
November 2013
Alteza, Muniya. Anggaran Penjualan.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muniya%20Alteza,%20SE.,M
%20Si./Materi%20Penganggaran_Anggaran%20Penjualan.pdf

31

Anda mungkin juga menyukai