Massage PDF
Massage PDF
DISUSUN OLEH :
ERFIANA
DISUSUN OLEH :
ERFIANA
i
KATA PENGANTAR
Wonogiri”.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
v
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
7. Kedua orang tua saya, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu –
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 3
1. Hipertensi ............................................................................... 6
2. Nyeri....................................................................................... 19
3. Masase.................................................................................... 28
C. Kerangka Konsep........................................................................ 32
vii
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Identitas klien.............................................................................. 36
B. Pengkajian................................................................................... 36
D. Perencanaan ................................................................................ 46
E. Implementasi............................................................................... 47
F. Evaluasi....................................................................................... 53
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian................................................................................... 56
C. Perencanaan……………………………………........................ 59
D. Implementasi............................................................................... 62
E. Evaluasi....................................................................................... 66
viii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 2010 – 2012 adalah sekitar
1
2
penurunan nyeri kepala yang harus ditangani karena ini merupakan acuan
penting dalam masalah yang muncul diantaranya nyeri akut. Data Rekam
Medis pada RSUD Dr. Soediran Mangoen Soemarso Wonogiri per 2014
nyeri antara lain relaksasi otot, masase kepala, pemberian obat gosok, obat
anti cephalgia, obat penenang ringan, akupuntur, dan injeksi tempat nyeri
praktek dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pegangan atau tehnik (Triyanto, 2012). Dalam hal ini akan melihat
klien hipertensi. Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah
yaitu dengan terapi pijat. Sejumlah studi menunjukan bahwa terapi pijat
kecemasan sehingga tekanan darah akan turun dan fungsi tubuh semakin
B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dan tujuan khusus dari karya tulis ini adalah :
1. Tujuan umum
Wonogiri.
4
2. Tujuan Khusus
hipertensi.
hipertensi.
W dengan hipertensi.
hipertensi.
hipertensi
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
hipertensi.
4. Bagi Penulis
Hasil Karya Ilmiah ini dapat menjadi pegangan atau manfaat bagi
Soemarso Wonogiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
b. Etiologi
2013).
6
7
golongan ankotirkosteroid.
(Pudiastuti, 2013).
c. Manifestasi klinik
d. Patofisiologi
saat terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (Arteriola). Hal ini
9
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
e. Komplikasi
hipertensi.
salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya
wajah, mulut atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara
infark.
f. Klasifikasi
g. Penatalaksanaan
intervensi keperawatan.
hipertensi resisten.
digunakan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, terapi non
masih naik turun. Terkadang akibat diet rendah lemak dan garam
1. Pengkajian
Eliminasi gejala gangguan ginjal saat ini atau yang lalu. Makanan
2. Diagnosa keperawatan
makanan.
bising.
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria hasil :
TD : 120/80 mmHg
mengurangi nyeri
17
Intervensi :
garam
pasien
makanan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
pasien
dibutuhkan
bising
kriteria hasil :
19
Intervensi
2. Nyeri
a. Pengertian nyeri
kening kearah atas dan belakang kepala dan bagian wajah (Wiyoto,
2011).
bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi dengan kesehatan
kita. Ada rasa sakit yang tidak perlu dirisaukan, tapi ada pula yang
nyeri kepala yang sangat hebat secara tiba-tiba bisa menjadi salah
b. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronik
a. Nyeri Nosiseptif
stimulus noxious.
22
b. Nyeri Neuropatik
stimulus kulit.
b. Viseral dalam
– organ internal.
c. Nyeri alih
d. Radiasi
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Kebudayaan
pasien lainya.
4. Makna Nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas
7. Pengalaman Sebelumnya
mengilangkan nyeri.
8. Gaya Koping
Keterangan:
3. Massase
a. Pengertian masase
masase yang benar dan tepat pada titik pemijatan sehingga peredaran
tengah dahi sampai pada kepala belakang melewati atas daun telinga,
pelipis sampai atas daun telinga dan friction (gerusan) dari bawah
b. Penatalaksanaan masase
berbaring
kepala (umbun-umbun)
B. Kerangka teori
C. Kerangka Konsep
(Bambang, 2012)
BAB III
Subyek dalam aplikasi riset ini adalah pada pasien hipertensi Ny. W
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang akan digunakan adalah :
1. Lembar observasi
skala nyeri.
A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
33
34
B. Fase Kerja
kepala
(masase kepala)
berbaring
kepala (umbun-umbun)
kanan
C. Fase terminasi
1. Melakukan evaluasi
Gambar 3.1
nyeri adalah :
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
jawab atas Ny. W ialah anak nya Tn. S dengan usia 40 tahun, bekerja
B. Pengkajian
sekarang sebagai berikut, Satu minggu yang lalu klien mengeluh nyeri
36
37
diperiksakan kedokter terdekat satu kali akan tetapi tidak ada perubahan
dan kemudian pada tanggal 10 Maret 2015 jam 10.30 wib klien di bawa
IGD pasien mendapat terapi berupa infus RL 20 tetes per menit, injeksi
lebih lanjut.
Rumah Sakit, klien juga belum pernah operasi, klien tidak mempunyai
Genogram Ny. W
Ht
73
Th
Gambar 4.1
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Garis keturunan
Atau : Meninggal
: Klien
: Garis perkawinan
Ht : Riwayat hipertensi
bersih, lingkungan nya juga jauh dari polusi udara dan merupakan
kesehatan sehingga apabila ada salah satu keluarganya yang sakit langsung
pulang.
makan 3x sehari, dengan jenis nasi, lauk, sayur, dan air putih 1 porsi habis
keluhan tidak ada. Selama sakit klien tidak bermasalah dengan pola
makannya, pasien makan 3x sehari, dengan jenis nasi, lauk, sayur, air
putih dan kadang-kadang teh hangat 1 porsi habis , klien juga tidak
Pola eliminasi sebelum sakit Buang air kecil frekuensi 6 – 7x/ hari,
jumlah urin ± 250 cc/hari warna kuning jernih, bau khas amoniak keluhan
tidak ada. Selama sakit Buang air kecil frekuensi 6 – 6x / hari, Jumlah urin
± 100 cc/hari warna kuning jernih, bau khas amoniak keluhan tidak ada.
amoniak keluhan tidak ada. Buang air besar selama sakit frekuensi 1-
lain.
jam/ hari, dan tidak ada gangguan tidur. Selama sakit klien mengatakan
sulit tidur karena lingkungan rumah sakit terlalu ramai, tidur ± 4 – 5 jam /
hari. Mata pasien cekung, mata merah, terdapat lingkar hitam dimata,
dengan baik. Klien mengatakan nyeri kepala cekot – cekot, nyeri saat
saat duduk hilang saat tiduran dengan durasi ± 3 menit. Ekspresi wajah
klien meringis kesakitan menahan nyeri klien , tidak nyaman, tangan kiri
janda yang tinggal satu rumah dengan anaknya. Klien mengatakan seorang
ibu rumah tangga yang tinggal satu rumah dengan anaknya. Klien
mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi seorang ibu yang baik bagi anak
– anak nya.
laki dan 1 perempuan. Klien juga mengatakan sudah tidak ada haid.
baik dalam keluarga maupun pada saat dirawat di Rumah Sakit dirinya
tanda vital didapati hasil tanda – tanda vital 170/70 mmHg, Nadi
lesi, dan tidak ada jejas, kebersihan kulit kepala klien terjaga. Rambut
klien terjaga kebersihannya dan tidak mudah rontok rambut panjang dan
beruban. Pada Mata klien palpebra tidak ada edema, kunjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan dan kiri sama ± 2
menggunakan kaca mata. Bentuk hidung klien simetris, tidak ada polip
dalam saluran pernafasan, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
sekret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik,
peradangan, simetris, dengan warna merah tua, dan tidak ada gangguan
klien bersih, tidak ada serumen fungsi pendengaran klien mulai menurun
43
tidak ada serumen berlebih, bentuk simetris, tidak ada luka. Pada leher
kulit elastis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada luka.
Daerah dada kien telihat simetris, tidak ada luka, tidak ada jejas,
ekspansi dada kanan dan kiri sama, dan tidak menggunakan alat bantu
pernafasan. Palpasi vokal premitus kanan dan kiri sama. Perkusi adanya
bunyi resonan pada seluruh lapang paru dan saat di auskultasi tidak ada
tidak tampak, Palpasi ictus cordis tidak teraba, perkusi pekak, auskultasi
kuadran I, II, III, IV tympani, palpasi tidak terdapat nyeri tekan di kuadran
serta tidak ada kelainan pada genetalia. Rektum bersih, tidak ada
Ekstremitas atas kekuatan otot kanan dan kiri gerakan nya normal,
kanan 4 kiri 5. Daerah ektremitas bawah kekuatan otot kanan dan kiri
kekuatan otot kanan 5 kiri 5. Pada ektremitas atas dan bawah teraba
hangat, gerakan ROM ekstremitas kanan atas, kiri atas, kanan bawah dan
44
kiri bawah normal. Pada ekstremitas atas atas dan bawah tidak ditemukan
edema.
% (nilai normal 76-120), basofil 0.1 % (nilai normal 0-2), eosinofil 0.7 %
(nilai normal 22-44), monosit 6.7 % (nilai normal 0-7), PH 6.5 % (nilai
normal 4.5-8.0).
sedang.
sedang.
Dari hasil pengkajian pada tanggal 10 Maret 2015 jam 11.05 wib
timbul saat duduk dengan durasi ± 3 menit. Data obyektif yang diperoleh
klien ekspresi wajah klien meringis kesakitan menahan nyeri, klien tidak
nyaman, tangan kiri klien memegangi kepala, tekanan darah 170 mmHg,
Dari hasil pengajian pada tanggal 10 Maret 2015 jam 11.10 wib
terlalu ramai, tidur ± 4 sampai 5 jam / hari. Data obyektif yang diperoleh
mata cekung, terdapat lingkar hitam atau kantung mata hitam, pasien
D. Perencanaan
pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis dengan
diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil pasien dapat
nyaman atau tidak gelisah, pasien tidak menahan nyeri, tanda-tanda vital
atau rencana yang akan dilakukan adalah Kaji skala nyeri pasien
normal dan untuk melihat tindakan lebih lanjut, Lakukan fisioterapi kepala
pasien serta untuk memberikan diet makanan yang tepat pada pasien,
diharapkan pola tidur dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil pasien dapat
istirahat dengan tenang, pasien tidak gelisah, jumlah tidur dalam batas
normal 7-8 jam/hari, mata tidak cekung atau pun merah, tidak terdapat
tidur pasien, Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat tidur dengan
E. Implementasi
10 Maret 2015 jam 11.20 wib mengkaji skala nyeri pasien (PQRST)
skala 5, hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi ± 3 menit.
48
nafas dalam yang benar, respon objektif pasien gelisah, ekspresi wajah
pasien kesakitan menahan nyeri, pasien tidak nyaman, pada jam 11.30wib
mengatakan kepala nya nyeri ketika digerakan, nyeri pada bagian kepala
belakang, nyeri cekot-cekot, skala 5, hilang saat tiduran timbul saat duduk
meringis kesakitan menahan nyeri, pasien tidak nyaman, pada jam 11.35
dimata, pada jam 13.00 wib membantu kien mencari posisi yang nyaman
nyaman, respon obyektif pasien terlihat miring kanan miring kiri, pasien
gelisah, pada jam 13.05 wib memberi tahu kepada keluarga untuk
semua, obat injeksi masuk melalui selang infus, tidak ada alergi pada kulit
ataupun syok, pada jam 13.30 wib respon subyektif melakukan fisioterapi
masih nyeri ketika digerakan, nyeri pada tempat yang sama (kepala bagian
ekspresi wajah meringis kesakitan menahan nyeri, pada jam 14.00 wib
sudah masuk semua, obat injeksi masuk melalui intravena, tidak ada
tanda-tanda alergi pada kulit atau pun syok, pasien nyaman, pada jam
sedikit berkurang pada saat kepala digerakkan nyeri masih terasa cekot-
cekot pada bagian kepala belakang, nyeri hilang saat tiduran timbul saat
duduk dengan durasi ± 2 menit, respon obyektif skala nyeri 4 pasien tidak
respon obyektif skala nyeri 4, pasien tidak nyaman, ekspresi wajah pasien
terlihat menahan nyeri. Pada jam 11.40 wib melakukan tanda-tanda vital
respon obyektif tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 85 kali per menit,
pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,0 derajat celcius. Pada jam 11.50
wib membantu klien mencari posisi yang nyaman ditempat tidur, respon
obyektif pasien gelisah. Pada jam 13.10 wib memberitahu kepada keluarga
subyektif pasien mengatakan tidur pulas dan tidak ada gangguan tidur,
tidur 7-8 jam per hari, respon obyektif pasien tidak gelisah, pasien terlihat
segar, mata tidak cekung, tidak terdapat kantung hitam di mata. Pada jam
mengatakan mau di suntik biar cepat sembuh, respon obyektif obat injeksi
masuk melalui selang infus, tidak ada tanda-tanda alergi pada kulit
ataupun syok. Pada jam 08.00 wib melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
porsi habis. Pada jam 08.30 wib melakukan tanda-tanda vital, respon
darah 130/80 mmHg, nadi 83 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit,
suhu 36,5 derajat celcius. Pada jam 08.40 wib melakukan fisioterapi
hilang karena selain obat juga dibantu dengan pemijatan kepala, nyeri
kepala tumpul, nyeri kepala belakang hilang baik pada saat tiduran
maupun duduk dengan durasi kurang lebih setengah menit, pasien tidak
gelisah, pasien nyaman, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per
menit. Pada jam 09.10 wib melakukan tanda-tanda vital, respon subyektif
pasien mengatakan mau untuk di tensi dan ingin cepat pulang, respon
obyektif tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan
52
20 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius. Pada jam 09.20 wib mengkaji
hilang karena selain obat juga dibantu dengan pemijatan kepala, pasien
belakang hilang, skala nyeri 2, nyeri hilang baik saat tiduran maupun
ekspresi wajah pasien sedikit nyeri, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80
kali per menit. Pada jam 10.35 wib menciptakan suasana lingkungan
jam 10.40 wib membantu klien mencari posisi yang nyaman di tempat
ke kiri, respon obyektif pasien nyaman, pasien tidur miring kiri. Pada jam
pasien nyaman, ekspresi wajah cerah, mata tidak cekung, tidak terdapat
lingkar hitam di mata. Pada jam 13.10 wib melakukan tanda-tanda vital,
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 85 kali per menit, pernafasan 20 kali
F. Evaluasi
nyeri 5 , T (Time) hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi ± 3
ajarkan relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan tim ahli gizi (dalam
Maret 2015 jam 14.10 wib dilakukan evaluasi keperawatan dengan dengan
rumah sakit yang ramai tidur 4- 5 jam / hari, Obyektif pasien gelisah,
(Time) nyeri hilang saat tiduran, timbul saat duduk dengan durasi ± 2
gizi dalam pemberian diet rendah garam, kolaborasi dengan dokter dalam
Maret 2015 jam 13.30 wib dilakukan evaluasi keperawatan dengan data
subyektif yaitu pasien mengatakan tidak bisa tidur, tidur 4 sampai 7 jam
per hari, obyektif pasien menguap, mata cekung, mata merah, analyse
keperawatan tanggal 12 Maret 2015 jam 13.15 wib, dengan hasil evaluasi
(Severity) skala nyeri 2, T (Time) nyeri hilang saat tiduran, timbul saat
nyaman, tidak menahan nyeri, pasien tidak gelisah, tekanan darah 130/80
Maret 2015 jam 13.20 wib dengan evaluasi data subyektif yaitu pasien
mengatakan sudah bisa tidur, tidur 7 sampai 8 jam per hari, obyektif
pasien tenang, pasien nyaman atau tidak gelisah, tidur 7 sampai 8 jam per
hari, mata tidak cekung, tidak terdapat lingkat hitam dimata, pasien terlihat
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan pada
Penurunan Nyeri Kepala dengan Hipertensi di Ruang Teratai RSUD Dr. Soediran
membahas adanya kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan hasil penelitian.
A. Pengkajian
2012 ; 3).
56
57
keluhan utama adalah nyeri kepala. nyeri akibat peningkatan tekanan darah
masuk Rumah Sakit dan klien belum pernah operasi, klien juga tidak
mempunyai alergi, baik makanan, obat – obatan maupun suhu (Cuaca). Klien
mengatakan tidak pernah dilakukan imunisasi, serta klien juga tidak pernah
selama sakit pasien mengatakan sulit tidur karena lingkungan rumah sakit
terlalu ramai, tidur kurang lebih 4-5 jam per hari, Pola kognitif perseptual
selama sakit pasien mengatakan nyeri kepala ketika digerakan nyeri cekot-
cekot di bagian kepala belakang dengan skala 5 nyeri hilang saat tiduran
timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih 3 menit, pasien terlihat tidak
tekanan darah 170/70 mmHg, nadi 70x/menit irama teratur dan teraba kuat,
suhu 37,50 C, pemeriksaan mata palpebral tidak ada edema, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan dan kiri sama, reflek
terhadap cahaya positif. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
persamaan antara data kasus dan teori yaitu manifestasi klinis dari hipertensi.
(edema pada diskus optikus). Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan
2013).
yang didapatkan keluhan utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
nyeri cekot – cekot dibagian kepala belakang dengan skala 5 dihitung dari
skala nyeri 10 sampai 5 nyeri hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan
durasi kurang lebih 3 menit. Data objektif ekspresi wajah pasien meringis
kesakitan menahan nyeri, pasien tidak nyaman, tangan kiri pasien memegangi
Association for the study of paint); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan yang dapat diantisipasi dan berlangsung
59
samapi 5 jam/ hari. Data obyektif klien mata cekung, mata merah, terdapat
C. Perencanaan
Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria atau hasil yang
(Andarmoyo, 2013).
diinginkan pada setiap kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang
respon yang diinginkan dari respon kondisi klien dalam dimensi fisiologis,
dan Time). Spesific adalah berfokus pada klien, measurable dapat diukur,
dilihat, diraba, dirasakan, dan dibau. Achieveble adalah tujuan yang harus
dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan, 2012
; 99-100).
skala berapa), T (Time =waktu) kapan gejala mulai timbul, seberapa sering
gejala terasa (Andarmoyo, 2013). Rencana tindakan yang disusun antara lain
kaji skala nyeri pasien (PQRST) dengan rasional untuk mengetahui skala
61
nyeri pada pasien, observasi Tanda-tanda vital pasien dengan rasional tanda-
tanda vital dalam dalam batas normal dan untuk melihat tindakan lebih
memperlancar saraf- saraf pada kepala sehingga dapat mengurangi nyeri pada
gizi (dalam pemberian diet rendah garam) dengan rasional untuk membantu
menurunkan tekanan darah pasien serta untuk memberika diet makanan yang
tepat pada pasien, kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat analgesik
(injeksi antalgin 500 mg/8 jam) dengn rasional untuk mencegah terjadinya
tidur dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil pasien dapat istirahat dengan
tenang, pasien tidak gelisah, jumlah tidur dalam batas normal 7-8 jam/hari,
mata tidak cekung atau pun merah, tidak terdapat lingkaran hitam dimata,
bantu klien mencari posisi yang nyaman di tempat tidur dengan rasional
D. Implementasi
diperlukan untuk mencapai tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan
dilakukan oleh penulis pada tanggal 10 Maret 2015 yaitu mengkaji skala
dan memantau tanda-tanda vital. Hal ini dilakukan dengan rasional tanda-
tanda vital klien dalam batas normal dan untuk melihat tindakan lebih lanjut.
mengurangi atau menurunkan nyeri kepala klien. Massase adalah pijat yang
gosokan mulai dari tengah dahi sampai pada kepala belakang melewati atas
daun telinga, pijat daerah kepala dari tepi menuju kebagian tengah atas kepala
(umbun-umbun), kemudian gerus dari pelipis sampai atas daun telinga dan
gerus dari bawah prosesus mastoideus dari sebelah kiri menuju ke kanan.
Gambar 5.1
(Chayatin, 2008)
64
Jurnal yang penulis aplikasikan menurut jurnal Astuti (2014) pada Ny.
Skala Bourbanis. Namun, penulis menggunakan Skala Wong Baker ini dalam
menentukan intensitas skala nyeri. Intensitas nyeri pada skala ini ditunjukan
dalam bentuk gambar yang terdiri dari enam gambar wajah pada enam skala
nyeri nol tidak nyeri, satu sedikit sakit, dua sedikit lebih sakit, tiga lebih sakit
lagi, empat sangat sakit, lima nyeri sangat hebat. Skala Wong Baker ini
dikarenakan tingkat pendidikan pasien yang sekolah dasar dan umur pasien
(2009) skala nyeri Bourbanis tidak disarankan digunakan pada usia lanjut dan
skala nyeri tetap 5 dihitung dari skala nyeri 10 sampai 5. Pada tanggal 11
menjadi 4 dihitung dari skala nyeri 10 sampai 4. Pada tanggal 12 maret 2015
terapi tehnik relaksasi nafas dalam sangat baik untuk dilakukan setiap hari
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres, karena dapat mengubah
2012). Melakukan kolaborasi dengan tim ahli gizi (dalam pemberian diet
pasien serta untuk memberikan diet makanan yang tepat pada pasien.
rasional untuk mencegah terjadinya nyeri yang akan terulang kembali atau
untuk mengurangi nyeri (Hardhi, 2013). Menurut Smelzert dan Bare (2002)
dalam Utoyo dkk (2012) Tehnik farmakologi adalah cara yang paling efektif
untuk menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat yang
yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit (Smelzer dan Bare 2002
dalam Utoyo dkk 2012). Hasil penurunan nyeri kepala yang diaplikasikan
maksimal dari obat analgetik adalah 2 sampai 3 jam. Oleh karena itu, jika
terapi ini di implementasikan di Rumah Sakit akan lebih baik jika pemberian
masase kepala memperhatikan waktu pemberian obat hal ini bertujuan agar
tidur pasien, membantu klien mencari posisi yang nyaman di tempat tidur,
E. Evaluasi
kea arah pencapaian tujuan. (Andarmoyo, 2013). Tujuan dari evaluasi antara
memperhatikan pada tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan sesuai dengan
rentang normal.
Pada tanggal 10 maret 2015, jam pada tanggal 10 Maret 2015 jam
14.05 wib, diperoleh hasil sebagai berikut data subyektif pasien mengatakan
nyeri kepala, nyeri cekot-cekot, nyeri kepala bagian belakang, skala nyeri 5,
nyeri hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih 3
pasien tidak nyaman, tangan pasien memegangi kepala, tekanan darah 165/70
intervensi dilanjutkan yaitu kaji skala nyeri pasien (P, Q, R, S, T), observasi
relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan tim ahli gizi (dalam pemberian diet
(injeksi antalgin 500 mg/ 8 jam). Evaluasi pada diagnosa kedua jam 14.10
wib diperoleh hasil sebagai berikut subyektif pasien mengatakan tidak bisa
tidur karena lingkungan yang ramai tidur 4- 5 jam / hari, Obyektif pasien
dilanjutkan yaitu lakukan pengkajian gangguan pola tidur pasien, bantu klien
68
Pada tanggal 11 Maret 2015 jam 13.20 wib diperoleh hasil sebagai
cekot – cekot, nyeri kepala bagian belakang, skala nyeri 4, nyeri hilang saat
tiduran, timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih 2 menit, obyektif
obat analgesik (injeksi antalgin 500 mg per 8 jam). Evaluasi pada diagnosa
kedua jam 13.30 wib diperoleh hasil sebagai berikut subyektif pasien
mengatakan tidak bisa tidur 4 sampai 7 jam per hari, obyektif pasien
pengunjung pasien, bantu pasien mencari posisi yang nyaman di tempat tidur.
Pada tanggal 12 Maret 2015 jam 13.15 wib diperoleh hasil sebagai
cekot-cekot, nyeri kepala bagian belakang, skala nyeri 2, nyeri hilang saat
tiduran, timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih setengah menit,
69
obyektif ekspresi wajah nyaman tidak menahan nyeri, pasien tidak gelisah,
tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, analyse masalah
kedua jam 13.20 wib diperoleh hasil sebagai berikut subyektif pasien
tenang, pasien nyaman atau tidak gelisah, tidur 7 sampai 8 jam, mata tidak
cekung, tidak terdapat lingkar hitam dimata, pasien terlihat segar, analyse
ketika digerakan, nyeri cekot-cekot, nyeri kepala bagian belakang, skala nyeri
5 dihitung dari skla nyeri 10 sampai 5, hilang saat tiduran timbul saat duduk
dengan durasi kurang lebih 3 menit. Data obyektif ekspresi wajah pasien
nyeri kepala bagian belakang, skala nyeri 2 dihitung dari skala 10 sampai 2,
hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih setengah
menit. Data obyektif ekspresi wajah pasien nyaman tidak menahan nyeri,
lingkungan rumah sakit yang ramai, tidur 4 sampai 5 jam per hari. Data
bisa tidur, tidur 7 sampai 8 jam per hari, mata tidak cekung, tidak terdapat
A. KSIMPULAN
1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada Ny. W yang pertama yaitu data subyektif klien
skala nyeri 5, hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi
jam per hari. Data obyektif mata cekung, mata merah, terdapat
71
72
2. Diagnosa
3. Intervensi
Intervensi yang dibuat oleh penulis untuk diagnosa pertama nyeri akut
4. Implementasi
5. Evaluasi
nyaman atau tidak menahan nyeri, pasien tidak gelisah, tekanan darah
tidur 7-8 jam/hari, mata tidak cekung, tidak terdapat kantung mata
hentikan intervensi.
74
nyeri hilang saat tiduran timbul saat duduk dengan durasi kurang lebih
B. SARAN
1. Bagi Pasien
4. Bagi Penulis
Hasil Karya Ilmiah ini dapat menjadi pegangan atau manfaat bagi
Judha, M, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Prasetya, S.N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Riskesdas. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Sidarta, Priguna. ( 2009 ). Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian
Rakyat.