Anda di halaman 1dari 9

Improvement Pada Motor Listrik

1. Penambahan kapasitor

Tabel 1 Data Percobaan Pembebanan Tanpa Kapasitor


V(volt) IL(A) cos φ P1(W) Nr(rpm) P(W) Slip Beban I2 Eff(%) Torsi(Nm)
380 4,54 0,26 358,97 1400 1350 0,066 20 % 4,96 26,59 2,97
380 4,66 0,28 346,15 1350 1620 0,1 40 % 6,85 21,36 3,76
380 5,42 0,29 346,15 1350 2240 0,1 60 % 8,23 15,45 5,41
380 6,41 0,33 333,33 1200 2400 0,166 80 % 11,15 13,88 7,56

0,25 .1400 .1000


Pout = 975
= 358,97 watt

Pout 358,97
η = x 100% = 720 = 26,59 %
Pin
3.𝑅𝑟
𝑇𝑑 = (𝐼 )2
𝑆𝜔𝑠 2
3.0,42
𝑇𝑑 = 0,066.157 (4,96)2 = 2,97 Nm

Tabel 2 Hasil Analisa Data Perbandingan Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi Tanpa Kapasitor

Efisiensi
No R (%) Cosφ Torsi
(%)
1 20 0,26 2,97 26,59
2 40 0,28 3,76 21,36
3 60 0,29 5,41 15,45
4 80 0,33 7,56 13,88

Gambar 1 . Kurva Perbandingan Efisiensi Motor Induksi Tanpa Kapasitor

30

25

20
Efisiensi (%)

15

10

0
0.26 0.28 0.29 0.33
Cos phi

Efisiensi
8
7
6
5

Torsi
4
3
2
1
0
0.26 0.28 0.29 0.33
Cos phi

Torsi

Gambar 2. Kurva Perbandingan Torsi Motor Induksi Tanpa Kapasitor

Data Hasil Percobaan Perbaikan Torsi dan Efisiensi Motor Induksi Tiga Fasa dengan Kapasitor
dihubungkan Y 25 F dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Hasil Percobaan Pembebanan Dengan Kapasitor Dihubungkan Y 25 F

V Ic IL F Ns Nr P
Slip Beban I2 cos φ
(volt) (A) (A) (Hz) (rpm) (rpm) (W)
380 3,18 2,17 50 1500 1400 1350 0,066 20 % 5,24 0,90
380 3,18 2,51 50 1500 1350 1510 0,1 40 % 6,47 0,92
380 3,18 3,58 50 1500 1300 2220 0,133 60 % 10,00 0,95
380 3,18 4,67 50 1500 1250 2870 0,166 80 % 12,44 0,96

Data Hasil Percobaan Perbaikan Torsi dan Efisiensi Motor Induksi Tiga Fasa dengan Kapasitor
dihubungkan ∆ 16 F dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data Hasil Percobaan Pembebanan Dengan Kapasitor Dihubungkan ∆ 16 F

V Ic IL F Ns Nr P
Slip Beban I2 cos φ
(volt) (A) (A) (Hz) (rpm) (rpm) (W)
380 2,93 2,22 50 1500 1400 2250 0,066 20 % 5,26 0,96
380 2,93 2,48 50 1500 1350 2500 0,1 40 % 6,42 0,95
380 2,90 3,48 50 1500 1300 2950 0,133 60 % 9,75 0,92
380 2,90 4,83 50 1500 1250 3430 0,166 80 % 11,14 0,90
Tabel 5 Hasil Analisa Data Perbandingan Torsi, Cos Phi dan Efisiensi Motor Induksi Dengan
Kapasitor Hubungan Delta Dan Bintang

R Cosφ Torsi Efisiensi (%)


No
(%) C∆ CY C∆ CY C∆ CY
1 20 0,90 0,96 3,321 3,360 89,51 93,88
2 40 0,92 0,95 3,348 3,699 89,60 93,83
3 60 0,95 0,92 6,000 5,798 89,78 92,91
4 80 0,96 0,90 7,450 6,204 89,93 91,21

V0 = 380 Volt
Ceks = 16 μF dihubungkan ∆
Ceks = 25 μF dihubungkan Y
Rumus torsi:
3. 𝑅𝑟
𝑇𝑑 = (𝐼 )2
𝑆𝜔𝑠 2
2. 𝜋. 𝐹
𝜔𝑠 =
𝑃
Rumus untuk Efisiensi adalah :
I1 = IL + IC
Ps = 3 . I12 Rstator

Pout
η = x 100%
Pin

Gambar 3. Kurva Perbandingan Torsi Motor Induksi Dengan Kapasitor Hubungan Delta Dan Bintang

90 94.5
94
89.9
93.5
89.8 93
89.7 92.5
Torsi

Torsi

92
89.6 91.5
89.5 91
90.5
89.4
90
89.3 89.5
0.9 0.92 0.95 0.96
cos phi

C∆ CY
Gambar 4. Kurva Perbandingan Efisiensi Motor Induksi Dengan Kapasitor Hubungan Delta Dan
Bintang

95
94
93

Efisiensi (%)
92
91
90
89
88
87
0.9 0.92 0.95 0.96
cos phi

C∆ CY

1. Pemasangan kapasitor pada motor induksi tiga fasa hubungan delta dapat meningkatkan faktor
daya rata-rata sebesar 35% , dan efisiensi motor juga meningkat sekitar 40%.
2. Dengan pemasangan kapasitor pada motor induksi tiga fasa, pada hubungan bintang mengalami
penurunan faktor daya 30 % dan efisiensi motor juga mengalami penurunan sekitar 36%.
3. Torsi pada hubungan delta 16 µF lebih besar daripada hubungan wye 25µF setelah di pasang
kapasitor
2. Mengoperasikan motor pada tegangan nominal

Tabel 6. Data Pengujian Dengan Variasi Beban Pada Kondisi Tegangan Nominal
Vphase V Beban I1 Pin N
(Volt) (Volt) (N.m) (Ampere) (Watt) (rpm)

0,86 1,13 501,8 2946

219,393 380 0,97 1,16 528 2919

1,2 1.22 560 2893

Rugi Arus Kumparan Stator ( PSCL ) Kondisi Beban 0,86 N.m , Tegangan Nominal PSCL 3I1

Pscl = 3 x IL x RL
Pscl = 3 x 1.132x 12
Pscl = 45,968 Watt

Tabel 7. Data Pengujian Dengan Variasi Beban Tabel 8. Data Pengujian Dengan Variasi Beban
Pada Kondisi undervoltage Pada Kondisi overvoltage

Vphase
Vphase Beban V I1 Pin N
V Pin (rpm)
Beban I1 N (N.m) (Volt) (Volt) (A) (Watt)
(Volt
(N.m) (Volt) (A) (Watt) (rpm)
)
222.27 385 1.17 508.1 2962
138.56 240 0.68 108.00 2878 225.16 390 1.17 515.5 2960
138.56 260 0.71 140.20 2889 228.05 395 1.2 522.2 2963
150.11 280 0.74 183.80 2896 0,86
230.94 400 1.23 540 2965
0,86 150.11 300 0.79 215.00 2905 233.82 405 1.25 554 2965
150.11 320 0.81 258.00 2919 236.71 410 1.3 570 2965
161.66 340 0.85 310.00 2921 222.27 385 1.19 539 2955
161.66 360 0.99 411.00 2933 225.16 390 1.2 544 2955
138.56 240 0.76 132.00 2812 228.05 395 1.23 555 2957
138.56 260 0.81 172.00 2821 0,97
230.94 400 1.28 568 2958
150.11 280 0.83 210.00 2829 233.82 405 1.29 581 2961
0,97 150.11 300 0.88 251.80 2848 236.71 410 1.35 590 2961
150.11 320 0.91 287.00 2855 222.27 385 1.24 577 2900
161.66 340 0.94 356.80 2868 225.16 390 1.28 587 2900
161.66 360 1.08 443.00 2910 228.05 395 1.28 599 2911
138.56 240 0.84 173.00 2690 1,2
230.94 400 1.32 608 2921
138.56 260 0.89 200.00 2701 233.82 405 1.34 619 2921
150.11 280 0.94 254.00 2730 236.71 410 1.4 629 2921
1,2 150.11 300 0.96 300.00 2750
150.11 320 1.00 340.00 2791
161.66 340 1.08 407.00 2821
161.66 360 1.12 490.00 2835

Rugi Inti ( Pcore )

Kondisi Beban 0,86 N.m , Tegangan Nominal


E1  V Phase  (I 1  R1 )
E1  219,39  (1,13 12)
= 205,833 Volt
3 𝑥 𝐸2
𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒 =
𝑅𝑐
3 𝑥 205,833 𝑉𝑜𝑙𝑡 2
𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒 =
700,1
𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒 = 181,548 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rugi Arus Kumparan Rotor( PRCL )

Kondisi Beban 0,86 N.m , Tegangan Nominal


PRCL  (PIN  PSCL  PCORE )  s

= (501  45,968 181,548)  0,018

= 4,937 Watt

Rugi Stray ( PSTRAY ) + Rugi Gesek dan angin ( PF W )

Kondisi Beban 0,86 N.m , Tegangan Nominal


PSCL  45,968  181,548  4,937

= 232,454 Watt

6,8% 𝑥 (𝑃𝑠𝑐𝑙 + 𝑃𝑐𝑜𝑟𝑒 + 𝑃𝑟𝑐𝑙 )


𝑃𝑠𝑡𝑟𝑎𝑦+(𝐹+𝑊) = = 16,96 𝑊𝑎𝑡𝑡
93,2%

Efisiensi (η)
Kondisi beban 0,86 N.m, Tegangan nominal

POUT  PIN  (PSCL  PCORE  PRCL  PSTRAY ( F W ) )

POUT  501,8  (45,968  181,548  4,937  16,96)

POUT  252,386 Watt

𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
252,386 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝜂= 501,8 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑥100%

= 50,296 %

Tabel 9. Data Perhitungan Dengan Variasi Beban Pada Kondisi Tegangan Nominal

Beban PIN POUT


(N.m) (Watt) (Watt)  (%)

0,86 501,8 252.386 50.296


0,97 528 273.259 51.754
1,2 560 297.248 53.080

Tabel 10. Data Perhitungan Dengan Variasi Beban Tabel 11. Data Perhitungan Dengan Variasi Beban
Pada Kondisi undervoltage If  1 Ampere Pada Kondisi overvoltage

Beban Teg.
(N.m) (Volt)
 (%) Beb. Teg.
 (%)
240 10.32 (N.m) (Volt)
260 19.34 385 49.6
280 28.81 390 49.2
0,86 300 30.24 395 48.4
320 34.42 0,86
400 48.7
340 38.40 405 48.7
360 46.60 410 48.4
240 22.73 385 52.0
260 30.20 390 51.3
280 34.42 395 50.9
300 37.43 0,97
0,97 400 50.4
320 38.14 405 50.4
340 43.96 410 49.4
360 48.68 385 53.3
240 35.45 390 52.6
260 35.29 395 52.8
280 40.87 1,2
400 52.3
1,2 300 43.46 405 51.9
320 44.41 410 51.0
340 47.48
360 51.24

1. Ketidakstabilan tegangan sangat berpengaruh pada efisiensi motor induksi, terlihat dari
hasil efisiensi pada saat undervoltage dan overvoltage lebih kecil dibanding pada saat
tegangan nominal. Kondisi undervoltage dan overvoltage mempengaruhi nilai arus dan
putaran yang membuat nilai rugi-rugi semakin besar, sehingga membuat efisiensi motor
induksi turun.
2. Efisiensi motor induksi dapat diketahui dengan menghitung setiap rugi-rugi yang terjadi
pada motor induksi. Rugi-rugi yang dihasilkan pada kondisi undervoltage dan
overvoltage lebih besar dibanding pada saat tegangan nominal. Rugi-rugi terbesar
terdapat pada rugi inti stator yang dipengaruhi oleh tegangan motor induksi, rugi arus
kumparan stator dipengaruhi oleh arus stator, sedangkan rugi arus kumparan rotor
dipengaruhi oleh slip yang terjadi pada rotor.

Anda mungkin juga menyukai