Ronde Keperawatan Gemeli
Ronde Keperawatan Gemeli
RONDE KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas masalah
keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasukkonsultan
keperawatan. Ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu
transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus
pasien.
LATAR BELAKANG
Ronde Keperawatan di Ruang poli pada minggu ke 4 bulan Maret 2018 mengambil
kasus asuhan kebidanan pada pasien gemeli, PPI dan AB dengan pertimbangan bahwa
kasus tersebut beresiko dan memerlukan penanganan yang tepat.
DEFINISI
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan oleh perawat disamping pasien dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, akan tetapi pada kasus tertentu
harus dilaksanakan oleh perawat, kepala ruangan dan perawat konsuler yang juga
perlu melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2002)
Karakteristik :
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Bagi Pasien
Bagi Perawat
PENGORGANISASIAN
Kepala Ruangan :
Perawat Konselor :
1. Ratih Widya P.
2. Supiyati.
3. Siti Arofah
PELAKSANAAN DAN METODE
Materi :
Diskusi kelompok
Mencari sumber dan literature
untuk kasus Ronde
Keperawatan
Ronde Keperawatan
Pembukaan Nurse Kepala Ruangan 5 menit
Salam pembukaan Station
Memperkenalkan tim Ronde
Keperawatan
Menyampaikan tujuan Ronde
Keperawatan
Penyajian masalah pasien Nurse Perawat Ka. Tim 1 10 menit
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan Ronde Keperawatan
b. Penyusunan proposal Ronde Keperawatan
c. Koordinasi dengan Perawat Supervisor
d. Konsultasi dengan Perawat Supervisor dilaksanakan sehari sebelum
palaksanaan Ronde Keperawatan
e. Penentuan Pasien dan kasus yang akan dilaksanakan Ronde Keperawatan
f. Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
2. Evaluasi Proses
Ronde Keperawatan dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kepala
Ruangan dan memperkenalkan tim Ronde, kemudian Perawat Ka. Tim yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang dilakukan ronde keperawatan
menjelaskan data pasien, masalah yang sudah dan belum terselesaikan, kemudian
melanjutkan dengan validasi data ke pasien, selanjutnya dilakukan diskusi di nurse
station dimulai oleh Perawat Ka. Tim lain yang memberikan tanggapan akan kondisi
pasien terlebih dahulu dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan Perawat
Konselor untuk membahas permaslahan dan konsep yang terbaik dalam mengatasi
masalah pasien
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berisi tentang hasil yang dicapai setelah Ronde Keperawatan
dilkakukan :
a. Masalah keperawatan utama : gangguan rasa cemas berhubungan dengan
persiapan metode invasive pengakhiran kehamilan
b. Hasil dikusi dari tim ronde keperawatan
Kaji lebih dalam tentang permasalahan pasien, setelah menetapkan
diagnosa keperawatan utama , boleh memunculkan diagnosa
keperawatan yang lain/resiko, jadi diagnosa keperawatan dibuat lebih
dari satu
Observasi/evaluasi hasil intervensi diagnosa keperawatan utama
Kaji kebiasaan pasien di rumah, seperti pola makan, jenis makanan
yang dimakan
Berikan health education pada pasien dan keluarga tentang sakit
pasien atau yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan yang
muncul, pemberian informasi pada keluarga tentang persiapan
metode invasive pengakhiran kehamilan
RENSTRA RONDE KEPERAWATAN
Waktu : 60 menit
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan Ny. F yang belum teratasi yaitu Gangguan
rasa cemas berhubungan dengan persiapan metode invasive pengakhiran
kehamilan
b. Tujuan Khusus
Menjustifikasi masalah keperawatan Ny. F yang belum teratasi
Mendiskusikan penyelesaian masalah keperawatan Ny.F dengan perawat
konsuler
2. Sasaran
Pasien Ny.F umur 37 th yang dirawat di poli KIA/KB RS Al Huda Genteng
dengan diagnosa medis G4P3A0 29-30 mgg dengan gemeli
Keluarga yang mendampingi ( suami )
3. Materi
Teori Asuhan Keperawatan kasus gemeli
Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada kasus gemeli
Intervensi keperawatan pasien dengan kasus gemeli
4. Metode
Ronde Keperawatan (Nursing Round)
5. Media
Materi disampaikan secara lisan dan dokumen pasien (status)
6. Proses Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan dilakukan di Poli KIA/KB RS Al Huda Genteng hari Sabtu,31
Maret 2018 pkl. 13.00 – 14.00 WIB pada pasien Ny. F dengan diagnose medis
Gemeli
Penyajian/penjelasan tentang pasien oleh Perawat Ka. Tim 1
Menjelaskan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny. F antara lain :
Gangguan rasa cemas berhubungan dengan persiapan metode
invasive pengakhiran kehamilan
Bayi dengan berat badan lahir rendah
Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan PPI
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kontraksi uterus
Menjelaskan prioritas masalah keperawatan dengan alasan yang tepat
(didukung data penunjang)
Prioritas masalah keperawatan :
1. Persiapan metode invasive
2. Persiapan pertolongan bayi dengan berat badan lahir rendah
Data Subyektif : Ibu pasien mengatakan cemas terhadap prosedur
pembedahan
Data Obyektif :
TD : 120/80
TFU 30 CM
DJJ 124X/menit, 138x/menit
TBJ 1330 gr, 1280 gr
HPHT : 12/06/2017
HTP : 19/03/2018
Pasien tampak cemas
Menjelaskan penyebab masalah prioritas
Menjelaskan indikasi dilakukan tindakan invasive berupa pemberian obat
untuk maturasi paru janin dan operasi sc untuk mengakhiri kehamilan
Menjelaskan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
Kolaborasi dengan SpOG
Kolaborasi dengan SpAn
Melakukan pengkajian tingkat kecemasan
Menjelaskan tentang perawatan hamil, persalinan, pasca
persalinan,prognosa & prosedur yg mungkin dilakukan.
Mempersiapkan pertolongan bayi baru lahir patologis
Validasi data
Perawat me-rechek dan menyesuaikan data actual yang telah diperoleh
Menjelaskan tentang tindakan yang akan/belum dilakukan
Kolaborasi dengan dokter anestesi untuk tindakan pembedahan
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Diskusi Kepala Ruangan, Perawat Ka. Tim lain, Perawat Konselor,
Medis/Dokter
Analisa data dan hasil diskusi
Aplikasi hasil analisa data dan diskusi
7. Kriteria Evaluasi
Koordinasi persiapan dan pelaksanaan Ronde Keperawatan dilakukan oleh
Perawat Ka. Tim 1 dibantu oleh perawat pelaksana
Peran Perawat Ka. Tim 1 pada saat Ronde Keperawatan adalah
Menjelaskan keadaan dan data Ny.F
Menjelaskan masalah keperawatan prioritas Ny.F
Menjelaskan intervensi yang sudah, yang belum, dan yang akan
dilakukan pada Ny.F
Menjelaskan tindakan selanjutnya pada Ny.F
Menjelaskan alasan ilmiah tentang tindakan yang diambil
Peran Perawat Pelaksana pada saat ronde adalah diskusi dan melakukan
tindakan keperawatan pada masalah prioritas
Peran Perawat Ka. Tim dalam pengorganisasian Ronde Keperawatan adalah
menyiapkan proposal dan merencanakan tindakan pada saat ronde
Peran Perawat Pelaksana dalam pengorganisasian Ronde Keperawatan
adalah membantu Perawat Ka. Tim dalam menyiapkan proposal dan
pelaksanaan ronde
8. Pengorganisasian
Perawat KA. Tim : Ineke Permatasari
Perawat Pelaksana : Metty Restia
Ayu Lasmi
Notulen : Dewi Kartika
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu janin.
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan.
B. Frekuensi
Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal :
1. gemelli (2) 1 : 89
2. triplet (3) 1 : 892
3. dua druplet (4) 1 : 89 3
4. duin tuplet (5) 1 : 89 4
5. sex tuplet (6) 1 : 89 5
Menurut penelitian Ereulich (1930) pada 120 juta persalinanmemperoleh angka kejadian
kehamilan ganda : gemelli 1 : 85 ; triplet 1 : 7.629 ; duardriplet 1 : 670.743 dan duantuplet
1 : 41.600.000.
Bangsa mempengaruhi kehamilan ganda ; di Amerika Serikat lebih banyak dijumpai pada
wanita negro dibandingkan kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di
Finlandai dan terendah di Jepang.
Faktor umur : makin tua umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan
munurun lagi setelah berumur 40 tahun.
Paritas : pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) baik jadi 18,9 per
1000 persalinan.
Keturunan : keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya
diturunkan secara paternal,namun dapat pula secara maternal.
C. JENIS GEMELLI
Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
1. ovarium dan dari dua folikel de graff
2. ovarium dan dari 1 folikel de graff
3. dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur;
disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda,
mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai
2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi
karena :
1. Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :
2. Hambatan pada tibgkat segmentasi
3. Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
Pada pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua
selaput ketuban dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim
hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat
banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya perkembangan bayi
bisa terhambat.
Lalu pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masing-masing
hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik
Pada pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu placenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar. Pasalnya
waktu pembelahan telalu lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya
kembar siam terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan
kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi,
rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama,
atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya
biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu
berlawanan. Kira-kira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2
amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi
satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga
mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion.
D. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,
hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan
kembar itu. Diperkirakan disini penyebabnya adalah faktor penghambat dalam masa
pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi
sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion, dua
korion, dan dua plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat
terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 2 amnion, sebelumprimitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar
dempet dengan berbagai bentuk.
Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon gona dotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
Faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2 atau lebih folikel de
graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel.. kemungkinan pertama
dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam
rongga rahim ibu tumbuh dan berkembang lebih dari satu.
Faktor keturunan.
Faktor lain yang belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan hormon gonadotropin
yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih
dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea
pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika
telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian
dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar
yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
E. KOMPLIKASI
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan
makin banyaknya janin pada kehamilan kembar
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.
Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises
pada tungkai bawah dan vulva.
Managemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk menorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien [ varney, 2012 ]
Pada kasus ibu hamil dengan gemeli data objektif diperoleh dari:
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik, kesadaran komposmentis
2. Tinggi badan : ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata [diperkirakan kurang
dari 145 cm] kemungkinan panggulnya sempit.
3. Berat badan : selama kehamilan trimester ke dua dan tiga penambahan berat badan
sekitar 0,5 kg per minggu. Pertambahan lebih dari 1 kg per minggu pada trimester 3 harus
di waspadai karena dapat mengarah ke preeklamsia berat. [sukarni dkk, 2013]
4. LILA [lingkar lengan atas] : lila kurang dari 23,5 cm merupakan indicator kuat untuk status
gizi ibu kurang atau buruk. sehingga dia beresiko melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan
sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan
kesehatanya, jumlah dan kualitas makannya.
5. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu 110/70 – 120/80 mmHg. Dikatakan tinggi bila lebih dari
140/90 mmHg. Adanya kenaikan siastol > 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsia. Batas tekan darah yang memerlukan kewaspadaan
130/90 mmHg.
Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 60-100 x/menit. Adanya peningkatan nadi disebabkan
karena adanya peningkatamn sensivitas dari peredaran darah yang merupakan akibat
dari penyempitan pembuluh darah yang mengarah pada preeklamsia berat.
Pernapasan
Pernapasan yang normal adalah 16-24 x/menit. Sesak napas di tandai oleh frekuensi
pernapasan yang meningkat dan kesulitan bernapas serta rasa lelah, bila hal ini timbul
setelah melakukan kerja fisik [berjalan, tugas sehai-hari] maka kemungkinan terdapat
penyakit jantung yang di sebabkan penyempitan pembuluh darah yang dapat mengarah
ke preeklamsia berat.
suhu
suhu normal 36,5-37,5°C jika lebih dari 37,5 °C diklatakan demam. Berarti ada infeksi
pada kehamilan. Demam/panas tinggi juga bisa berujung ke kejang yang mengarah ke
preeklamsia. [sukarni dkk, 2013]
Pemeriksaan fisik
1. Kepala : kebersihan rambut dan kerontokan yang terjadi bisa menjadi perhatian
dalam pemeriksaan kehamilan berkaitan dengan personal hygiene ibu, terasa sakit
kepala/ pusing merupakan gejala yang harus di waspadai berkaitan dengan
preeklamsia berat.
2. Wajah : adanya edema merupakan salah satu gejala dari preeklamsia berat.
3. Mata : skera putih, konjungtiva merahmuda, fungsi penglihatan baik, kanong mata
sembab/tidak, penglihatan yang kabur dapat mengarah kekondisi preeklamsia.
4. Leher : bendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.
5. Payudara : primigravida mamae tampak tegak dan tegang. Adanya hyperpigmentasi
pada areola mamae dan papilla. Hamil 12 minggu ke atas keluhan kolostrum yang
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
6. Abdomen : perut membesar selam kehamilan karena pengaruh eksterogen dan
progesterone yang meningkat menyebabkan hypertofi otot polos uterus, serabut-
serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
ekstrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Sering dijumpai
perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut strie lividae. Setelah partus strie livida berubah warnanya menjadi putih
disebut strie albicans.
Palpasi :
Leopold 1 : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang terletak di fundus uteri.
Leopold 2 :menetapkan bagian yang terletak bagian samping/menentukan letak
punggung.
Leopold 3 : menetapkan bagian terendah janin.
Leopold 4 : menetapkan bagian terendah janin sudah masuk PAP/ belum.
Auskultasi :
Mendengarkan denyut jantung janin [ normal 120-160 x/menit]
7. Ekstermitas : reflek patella normal tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon diketuk. Bila reflaek patella negative kemungkinan pasien kekurangan
vitamin B1 dan B6 selain itu sebagai salah satu tanda preeklamsia.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium dan radiologi :
1. Darah
Darah [HB] minimal dilakukan 2 x selama hamil, batas terendah dai kadar Hb dalam
kehamilan 10 gr/dl
2. Urin
Protein dalam urin : untuk mengetahuoi ada tidaknya protein dalam urin.
Gula daram urin : untuk mengetahui kadar gula pada urin.
3. Pemeriksaan radiologi bila diperlukan
USG untuk mengetahui diameter biparietal, gerakan jhanin, ketuban, TBJ, dan tafsiran
kehamilan.[ sukarni dkk, 2013]
b. Langkah 2 :
Merumuskan diagnosa/ masalah aktual pada langkah ini, dilakukan identifikasi diagnosis
atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan.
Data dasar tersebut kemudian di interprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik. Hasil analisa ini merupakn langkah awal dari pernentuan perumusan
masalah untuk menetapkan diagnose kebidanan, meliputi : G [kehamilan keberapa], P
[jumlah anak], A [jumlah abortus], umur kehamilan, punggung kanan/kiri, presentasi
kepala/bokong, sudah masuk PAP atau belum. Anak tunggal atau kembar, hidup atau mati
intra uterin/ekstrauterin.
Dalam asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklamsia berat maka diagnosa masalah
kebidanan yang muncul adalah :
1. Gangguan rasa nyaman [nyeri uluh hati, pusing, dan bengkak pada kaki]
2. Gangguan psikologis cemas
3. Sering kencing
c. Langkah 3 : merumuskan diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain bedesarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Tindakan antisipasi dilakukan
untuk mencegah terjadinya ancaman yang lebih berat sehingga nyawa ibu dan janin bisa
diselamatkan [ simatupang, 2008]
Pada kehamian gemeli dapat menyebabkan beberapa komplikasi: Abortus, Kematian
perinatal, Berat lahir rendah : prematuritas & IUGR, Malformasi/kelainan kongenital, Fetal-
fetal hemorhage,terdiri dari : Hipovolemia dan anemia, Hipervolemia dan hiperviskositas,
Hipertensi, Hidramnion, Anemia, Perdarahan pada ibu → atonia uteri, Placental Accidents :
solusio plasenta, plasenta previa. Pada waktu persalinan : Partus prematur, partus lama,
Kelainan presentasi janin.
Pada janin dapat menyebabkan janin yang dikandung ibu hamil preeklamsia akan hidup
dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal, keadaan ini bisa terjadi karena
pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit, karena buruknya nutrisi
pertumbuhan janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi dengan berat lahir rendah
[sukarni dkk 2013]
d. Langkah 4 : melaksanakan tindakan segera/ Kolaborasi
Ibu dengan gemeli dirujuk dan dirawat dirumah sakit. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat
[berbaring/tidur miring] dan harus mutlak selalu tirah baring. Pada umur diartas 20 minggu,
tirah baring dengan posisi miring menghilang tekan rahim pada vena cava inferior, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula
meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb,
hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, fungsi ginjal.
e. Langkah 5 : Perencanaan tindakan asuhan kebidanan
Langkah ini merupakan lanjutan menjemen terhadap diagnose atau masalah yang telah
diidentifikasi atau di antisipasi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama ibu, kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya. Berdasarkan diagnose yang ditegakkan bidan
menyusun rencana kegiatanyya mencakup tujuan dan langkah-langkah yang dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah klien. Langkah penyusunan
rencana kegiatan :
1. Diagnosa : gemeli hamil 29 - 30 minggu, posisi punggung puka/puki situs bujur atau
lintang, sudah masuk PAP, intrauterine, ganda, hidup, presentasi janin kepala, ketuban
merembes, djj baik
2. Tujuan/ kriteria : ibu dan janin sejahtera, kedaan umum baik, kesadaran komposmentis,
tanda-tanda vital dalam batas normal, protein urin negative, denyut jantung janin baik, Hb
> 10,5.
Intervensi :
Lakukan pendekatan kepada klien
Jelaskan pada ibu mengenai kondisi kehamilannya
Jelaskan pada ibu bahaya tanda-tanda kehamilan: perdarahan pervaginam, keluar
cairan dari jalan lahir, sakt kepala yang hebat, gangguan penglihatan, bengkak pada
muka dan tangan, nyeri abdomen yang hebat, pergerakan janin tidak seperti biasanya
Jelaskan tentang perawat-an hamil, persalinan, pas-ca persalinan,prognosa & prosedur
yg mungkin dila kukan
Masalah :
C. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut dan punggung nyeri mulai jam 15.00 tanggal 10 februari 2018
Ibu mengatakan dari kemaluannya keluar lendir dan flek darah
D. Riwayat kebidanan
1. Riwayat menstruasi
Menarche umur 12 tahun, siklus : 7 hari, teratur, keluhan saat haid tidak ada
HPHT 12-06-2017 Taksiran 19-03-2018
2. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan saat ini hamil yang ke 4 usia kandungan 29 – 30 minggu,
merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan
ANC
TM 1 2 kali periksa dan keluhan mual dan muntah ( bidan )
TM2 2 kali periksa dan tidak ada keluhan ( bidan 1x ditemukan kehamilan
kembar, SpOG 1X konsultasi perencanaan sc )
TM3 3 kali periksa keluhan nyeri perut dan pinggang ( 2x bidan, SpOG 1x Mrs
rencana maturasi paru, lanjut SC )
3. Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan datang ke poli Obsgyn kemudian disarankan untuk MRS karena
ibu merasakan kontraksi uterus
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal/ Tempat, Usia Jenis penyulit BB Hidup
Tahun penolong kehamilan persalinan bayi /mati
persalinan persalinan
1 2001 bidan 40 mgg spontan - 3000 hidup
2 2012 bidan 40 mgg spontan - 3000 hidup
3 2014 bidan 36 mgg spontan - 3000 hidup
4 Hamil ini
5. Riwayat KB
Tidak pernah memakai KB
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, dan selama
kehamilan ini tekanan darah ibu 120/80, ibu memiliki asma, saat kehamilan tidak
pernah kambuh
Dan sekarang ibu sering nyeri perut mulai jam 15.00 tanggal 10-02-2018
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan menderita sesak nafas, rutin periksa ke dr. Dian, Sp P dengan
diagnose asma bronchial, selama kehamilan ini tidak pernah kambuh
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun
, menahun atau penyakit menular.
D. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Selama hamil : makan 3 kali/hari ditambah susu hamil
2. Pola istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola istirahat dirumah
3. Pola eliminasi
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada masalah dalam BAK dan BAB
4. Pola aktifitas :
Selama hamil : ibu mengatakan selam dirumah melakukan pekerjaan rumah
tangga
5. Psikososial
Selama hamil : kedaan psikososial ibu saat dirumah baik, ibu cemas terkait
rencana operasi sc
6. Spiritual : ibu menganut agama islam
7. Pendukung : keluarga sangat kooperatif dan memberikan semangat pada ibu
untuk menghadapi prosedur pembedahan
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
BB : 60 kg
TB : 152 cm
LILA : 23 cm
B. Pemeriksaan fisik
B1 : napas spontan, RR 18-20 x/menit
B2 : TD : 120/80
Nadi 80-90 x/menit, teraba kuat dan teratur
Ekstermitas bawah oedem -
B3 : GCS : 4-5-6 dan suhu 36,8 °C
B4 : ibu bak spontan, vt tidak dilakukan
B5 : Leopold I : TFU : 33 cm pada fundus teraba lunak dan tidak melenting
Leopold III: Diperut ibu bagian bawah terasa keras kepala bayi tidak bisa digoyang
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP 2/5 bagian kepala sudah
masuk PAP
DJJ : 124 x/mnt / 138x/mnt
B6 : turgor dalam batas normal, pergerakan sendi bebas
C. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Dilakukan
ECG : terlampir
USG : Terlampir
Terapi :
Infus RL 15 tpm
Dexamethasone 6 mg / 12 jam
CTG
Janin :
bblr
4. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Persiapan metode invasive
Pemberian dexamethasone
5. INTERVENSI
1. Lakukan inform cosent kepada pasien, mengenai persiapan tindakan invasive, kondisi
ibu, dan resiko yang mungkin terjadi
2. Obervasi TTV dan CHPB (Cortonen, His, Penurunan bandle)
3. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang ( lab, ecg, ctg )
4. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan dikstraksi
5. Anjurkan ibu bed rest total
6. Kolaborasi dengan tim dokter SpOG dalam pemberian terapi
7. Kolaborasi dengan dr. SpAn untuk persiapan sc
6. IMPLEMENTASI
1. melakukan inform konsent
memberi salam dan menyapa pasien
memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang kan di lakukan , meminta persetujuan
pasien dan keluarga
2. mengobservasi TTV pasien CHPB (Cortonen, His, Penurunan bandle)
Tanggal Jam TD Na Suhu RR DJJ His Pemeriksaan
di dalam
12-02-18 11.30 120/ 90 36,7 20 128, 2X10<40 Tidak dilkukan
80 138