Sistem Transmisi Listrik PDF
Sistem Transmisi Listrik PDF
Tatap Muka 1 :
(Pengantar)
Materi
Ttp. Muka Bahasan
1 Pengantar Transmisi Daya Listrik
2 Karakteristik listrik pada saluran transmisi
3 Karakteristik listrik pada saluran transmisi
4 Konstanta A,B,C,D, panjang saluran
5 Rugi-rugi daya dan kapasitas hantar arus
6 Diagram lingkaran dan aliran daya
7 Perencanaan SUTT
8 Perencanaan SKTT
9 Skin effect, Feranti effecr, corona, noise
10 Tegangan lebih transien pada saluran transmisi
11 Proteksi saluran transmisi
12 Transmisi Arus Searah (DC)
13 Resume
Buku Ajar
1. ELECTRIC POWER TRANSMISSION SYSTEM ENGINEERING,
Turan Gonen
2. TRANSMISI DAYA LISTRIK, Prof. Ir. T.S. Hutauruk, M.Sc.
Materi Tatap Muka 1
• Pengertian umum
• Perencanaan Sistem Tenaga Listrik
• Perencanaan Sistem Transmisi
• Sistem tegangan transmisi
• Komponen utama SUTT
Sistem Tenaga Listrik
Pembangkit
Trafo TT Trafo TM Trafo TR
Load shape
Generation Expansion
Production Cost
Planning
Investment Cost
Transmission Planning
Distribution Planning
Data : Ramalan beban
Data
Rencana Pembangkit
Jaringan eksisting
Feedback
Hasil studi
Dapat diterima
25
Komponen utama SUTT
Isolator
• Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas.
• Menurut konstruksinya dikenal tiga jenis isolator:
1. Isolator jenis Pin (pasak)
2. Isolator Jenis Line-post
3. Isolator jenis Suspension (gantung)
4. Isolator jenis Strain
• Isolator Pin dan pos-saluran, digunakan pada saluran transmisi tegangan
menengah (SUTM)
• Isolator Suspension dan Strain dapat digandeng menjadi suatu rentengan
isolator untuk tegangan tinggi (SUTT) dan ekstra tinggi (SUTET). Jumlah
rentengannya tergantung kebutuhan.
Pin, Line-post, Supension & Strain insulator
Pertimbangan Electrical
Kebutuhan Mechanical
Kebutuhan Electrical
o Continuous current rating.
o Short time current carrying rating.
o Voltage drop
o Power loss
o Minimum dia to avoid corona
o Length of line
CHARECTERISTICS OF CONDUCTING MATERIAL:-
(d) Low
cost
33
ACSR—conductor used in overhead lines
1 2
34
Komponen pengaman SUTT
• Komponen pengaman (perlindungan) pada transmisi
tegangan tinggi (SUTT), memiliki fungsi penting sebagai
pengaman (perlindungan) SUTT secara menyeluruh.
• Komponen pengaman (perlindungan) pada SUTT, antara lain :
– Kawat Tanah (Ground Wire) dan perlengkapannya.
– Pentanahan tiang.
– Jaringan pengaman (Safety Net).
– Bola pengaman (Balistor).
• Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang,
dipasang di sepanjang jalur SUTT.
• Untuk jaringan pengaman ( Safety Net) dan bola pengaman
dipasang pada tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai
kondisi dan kebutuhan setempat.
Kawat tanah dan pentanahan tiang SUTT
• Adalah kawat pentanahan (grounding) yang berfungsi untuk
mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran)
petir secara langsung.
• Pada umumnya ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire)
dengan kekuatan St 35 atau St 50,.
• Jumlah ground wire pada SUTT, ada yang satu atau dua, tergantung
dari pucuk tower.
• Pentanahan tiang dipasang pada masing-masing tower di sepanjang
jalur SUTT. Fungsi pentanahan tiang adalah untuk menyalurkan
arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat terjadinya
sambaran petir.
• Pentanahan tiang terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang
di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower
(tiang) SUTT.
Jaring pengaman dan bola pengaman SUTT
Jaring Pengaman
• Berfungsi untuk pengaman SUTT dari gangguan yang dapat
membahayakan SUTT tersebut dari lalu lintas yang berada di bawah SUTT
yang tingginya melebihi tinggi yang diijinkan.
• Fungsi lainnya adalah untuk menjaga kemungkinan putusnya penghantar
SUTT, sehingga tidak membahayakan lalu lintas yang melewati persilangan
dengan SUTT tersebut.
• Pada umumnya jaring pengaman dipasang di perlintasan (persilangan)
jalan umum dengan jalur SUTT.
Bola Pengaman
• Dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.
• Pada umumnya dipasang pada kawat tanah (Ground Wire) di daerah yang
banyak dilewati lalu lintas udara atau di dekat bandar udara (Bandara).
• Untuk pengaman pada malam hari, digunakan Balistor yang dipasang pada
kawat phasa dan bekerja atas dasar drop tegangan yang dapat menyalakan
ion pendar seperti lampu neon dengan warna kuning
Kawat Tanah
Kawat tanah berada diatas kawat konduktor phasa sepanjang
saluran dan ditanahkan pada setiap tiang.
» Melindungi kawat konduktor phasa dari sambaran petir langsung
Design criterion:
Sudut perlindungan
• Keuntungan :
Tatap Muka 2 :
Karakteristik Saluran Transmisi
Materi Tatap Muka 2
Yang dimaksud dengan karakteristik listrik
saluran transmisi adalah konstanta saluran yaitu
• Resistansi/ Tahanan (R)
• Induktansi (L)
• Admitansi/ Konduktansi (G atau Y)
• Kapasitansi (C)
Pada saluran udara konduktansi (G atau Y)
nilainya sangat kecil (pengaruhnya juga kecil)
sehingga dapat diabaikan
Resistansi
Resistansi atus searah (DC) dari suatu konduktor (kawat penghantar)
dinyatakan oleh
Material Ω⋅m]
Ω⋅
Resistivity at 20oC [Ω⋅ Temperature constant [oC]
Annealed copper 1.72⋅10-8 234.5
Hard-drawn copper 1.77⋅10-8 241.5
Aluminum 2.83⋅10-8 228.1
Iron 10.00⋅10-8 180.0
Silver 1.59⋅10-8 243.0
Resistansi
Atau:
1. Induktansi Internal:
Pada suatu konduktor dengan radius r yang membawa
arus I. Pada jarak x dari titik pusat konduktor, Intentitas
kuat medan magnit Hx dapat diperoleh dari hukum
Ampere sbb :
Induktansi dan reaktansi induktif
Dimana Hx adalah intensitas medan magnit disetiap titik sepanjang jalur tertutup,
dl adalah unit vector sepanjang jalur dan Ix adalah arus yang terdapat pada
jalur. Untuk bahan material yg homogen dan jalur lingkarang dengan radius x,
besar dari Hx adalah konstan, dan dl adalah selalu paralel dengan Hx.
Sehingga :
Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa lingkaran
dengan ketebalan dx dan pda jarak x dari titik pusat konduktor adalah
Fluksi lingkup per meter panjang karena fluksi yang terdapat pada pipa adalah
perkalian antara turunan deferensial fluksi dengan sebagian arus yang
terlingkupi adalah
Induktansi dan reaktansi induktif
Total fluksi lingkup internal per meter bisa diperoleh dari integral dari …
(9.16.1)
Fluksi yang terlingkup seluruhnya pada arus yang dibawa konduktor menjadi :
Total fluksi lingkup eksternal per meter dapat diperoleh melalui integral dari…
Karena jalur radius x2 melingkupi kedua konduktor , dan besar arusnya sama
namun berlawanan arah, total arus yang dilingkupi sama dengan 0 dan , sehingga
tidak ada kontribusi ke induktansi total dari medan magnit pada jarak lebih besar
dari D.
Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2 kawat
Total induktansi dari kawat per unit panjang dari saluran transmisi ini adalah
jumlah dari induktansi internal dan induktansi eksternal antara permukaan
konduktor dengan radius (r) dan jarak antar konduktor (D):
Secara simetris , total induktansi dari kawat lain yang kedua adalah sama,
sehingga total induktansi dari saluran transmisi 2 kawat adalah :
Induktansi eksternal
Jika persamaan (9) dan persamaan (7) saling dibandingkan, maka nilai r’ dapat
dikatakan sebagai jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga tidak
mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang sama
dengan konduktor berjari-jari r.
Induktansi dari konduktor berkas
(bundle conductor)
Apabila konduktor suatu saluran transmisi terdiri dari n-berkas konduktor yang
terhubung secara paralel. Meskipun induktansi dari berkas yang berbeda bernilai
tidak sama, induktansi rata-rata dari masing-masing berkas tersebut bernilai sama
dengan Lav,x. Dengan mengasumsikan bahwa induktansi rata-rata yang diberikan
di atas merupakan induktansi dari n-berkas yang diparalelkan, maka total
induktansi pada konduktor berkas tersebut adalah :
Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang
(sama pada tiap phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak tiga
kali
Reaktansi induktif dari saluran transmisi tergantung pada induktansi saluran dan
frekwensi dari tenaga listrik . Bila induktansi per unit panjang adalah l, maka
reaktansi induktif per unit panjang adalah
Dimana f adalah frekwensi sistem. Sehingga total induktansi seri dari saluran
transmisi adalah
Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing satu fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi sebagai berikut:
r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5 m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas µr = 1, maka:
Contoh soal
Mencari GMD :
Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap kecil.
Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m
Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi seperti gambar dibawah :
Ditanyakan : GMR, GMD, Induktansi (L) dan Reaktansi induktif (XL)
Jawaban :
Mencara GMR :
Contoh soal
Mencari GMD :
Mencari induktansi L
XL = 2 π f L
Dengan cara yang sama, perbedaan potential karena muatan pada konduktor b
adalah
atau
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Tegangan total antara kedua saluran adalah
Merupakan kapasitansi per unit panjang dari suatu saluran transmisi satu fasa
dua kawat.
Perbedaan potential antara masing-masing konduktor dan tanah (neutral)
adalah setengah dari perbedaan potential antara kedua konduktor. Sehingga
kapasitansi ke tanah dari saluran transmisi satu fasa dua kawat adalah
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Kesimpulan :
1. Dengan cara yang sama kapasitansi untuk saluran tiga fasa dapat diketahui.
2. Semakin besar jarak antar fasa dari saluran transmisi, semakin kecil
kapasitansi saluran. Karena fasa-fasa pada SUTT harus dipisahkan dengan
jarak yang mencukupi untuk menjamin kecukupan isolasi saluran, maka SUTT
akan memiliki kapasitansi lebih rendah dibandingkan dengan SUTM dan
SUTR. Karena jarak antara fasa pada SKTT sangat rendah, kapasitansi shunt
SKTT jauh lebih besar dari pada SUTT. Oleh karena itu SKTT umumnya
dipakai pada jarak yang pendek untuk meminimalkan kapasitansi
3. Semakin besar radius dari konduktor dari saluran transmisi, semakin besar
kapasitansi saluran. Sehingga konduktor berkas akan menaikkan kapasitansi
saluran . Saluran transmisi yang baik, adalah kompromi diantara berbagai
kebutuhan untuk induktansi seri yang rendah, kapasitansi shunt yng rendah,
dan pemisahan antar konduktor yang cukup untuk kebutuhan isolasi antar
fasa.
4. Nilai kapasitansi, induktansi dan resistansi saluran dapat diketahui dari tabel
konduktor
Admitansi kapasitif Shunt
Admitansi kapasitif shunt dari saluran transmisi tergantung pada kapasitansi
saluran transmisi dan frekuensi sistem. Apabila kapasitansi per unit panjang
adalah c, admitansi shunt per unit panjang adalah
Jawaban :
a. Resisitansi seri saluran transmissi adalah
Dengan mengabaikan skin effect, resisitivitas saluran pada 200 adalah 2.83⋅10-8
Ω-m dan resistansi per kilometer adalah
Contoh soal
b. Induktansi seri per kilometer dari saluran transmisi adalah
Tatap Muka 3 :
Karakteristik Saluran Transmisi (2)
Induktansi dan kapasitansi saluran transmisi
1. Induktansi dan reaktansi rangkaian satu fasa
a. Induktansi kawat pilin
b. Perhitungan GMR dan GMD
2. Induktansi dan reaktansi induktif rangkaian tiga fasa
a. Jarak ketiga fasa sama
b. Jarak ketiga fasa tidak sama
3. Kapasitansi dan reaktansi kapasitif rangkaian tiga fasa
a. Rangkaian tiga fasa jarak sama
b. Rangkaian tiga fasa jarak tidak sama
4. Konduktor berkas
a. Reaktansi induktif saluran tiga fasa dengan konduktor berkas
b. GMR konduktor berkas
c. Kapasitansi dan reaktansi kapasitif konduktor berkas
5. Saluran ganda tiga fasa
a. Reaktansi induktif saluran ganda tiga fasa
b. Reaktansi kapasitif saluran ganda tiga fasa
Induktansi dan reaktansi rangkaian satu fasa
GMD = 2r 5 6
Karena jarak tiap kawat berurutan adalah 2 r
GMR = 2,1767 r
Induktansi dan reaktansi rangkaian satu fasa
Jawaban : 1
X L = 0,14467 log + 0,10857 + 0,14467 log d12
r1
r1 = radius konduktor (meter) = 0,006706 meter
d12 = jarak antara kawat (meter = 1,5 meter
1
X L = 0,14467 log + 0,10857 + 0,14467 log 1,5 = 0,3556 Ohm / km
0,006706
Induktansi & reaktansi induktif rangkaian tiga fasa
a
a. Jarak antara fasa sama (simetris)
b. Reaktansi Kapasitif saluran 3 fasa dengan jarak antar fasa tidak sama
1 GMD
XC = j = X a '+ X d ' = −0,1317 log MegaOhm / km
2π . f .C r1
GMD = 3 D12 .D23 .D31
Contoh soal
Suatu saluran transmisi 3-fasa menggunakan konduktor ACSR 456 mm2
(900.000CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak antar kawat 4,2672 meter
(14 feet).
Frekuensi sistem 50 Hz. Diamater kawat 2,9515 cm.
Tentukan kapasitansi dan reaktansi kapasitif dari saluran tsb
Jawaban :
GMD 5,3763
X C ' = j 0,1317 log
= −0,1317 log 0,01476 = −0,3373 MegaOhm − km
r
1
1 1 −6
C=− =− = 0,0094 x10 Farad / km
2π . f . X C 2π .50.(−0,3373x106 )
Konduktor berkas (bundle)
Pada SUTET, bila saluran tiap fasa hanya menggunakan satu konduktor, rugi
corona dan interferensi komunikasi sudah sangat besar. Untuk itu pada tiap fasa
digunakan konduktor berkas dengan jumlah konduktor 2, 3, 4 atau lebih. Dengan
menggunakan konduktor berkas, reaktansi saluran akan lebih kecil sehingga
kapasitas hantar arus akan lebih besar.
Dimana :
GMD = 3 d AB .d BC .d AC GMR = n r1 '.d12 .d13 .....d1n
Konduktor berkas
GMR dari konduktor berkas dimana sub konduktor mempunyai jarak-jarak
yang sama dan terletak pada suatu lingkaran dengan radius R adalah :
S
r1 '
GMR = r1 '.S = r1 '.2 R = R 2
R
r1 '
GMR = R n n.
R
Konduktor berkas
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif untuk konduktor berkas
QA 2πεh
CA = = Farad
eA 1
ln − ln d12 − ln d13 − ... ln d1n − ln GMD
r1
d16
1=a 6=f
d12
d25
2=b 5=e
d13
d23
d36
3=c 4=d
Saluran 1 Saluran 2
GMD
Reaktansi induktif = X L = 0,14467 log Ohm/km/konduktor
GMR
(
GMR = 6 r1 '3 .d14 .d 25 .d 36 )
Saluran ganda tiga fasa
Reaktansi kapasitif =
GMD
X C = j 0,1317 log
GMR
Contoh soal
Suatu saluran transmisi ganda 3-fasa menggunakan konduktor dengan ukuran
sbb :
r1 ‘= 0,00698 m
r1 = 0,008626 m
Jarak antar konduktor sbb :
d12 = d23 = d45 = d56 = 3,0785 m
d13 = d46 = 6,096 m
d14 = d36 = 8,2013 m
d15 = d24 = d26 = d35 = 6,6751 m
d25 = 6,4008 m
d16 = d34 = 5,4864 m
Tentukan reaktansi induktif dan kapasitif dari saluran tsb
Jawaban :
GMD = 12 d12 .d13 .d15 .d16 .d 23 .d 24 .d 26 .d 34 .d 35 .d 45 .d 46 .d 56
(
GMR = 6 r1 '3 .d14 .d 25 .d 36 ) GMR = 6 0,006983 x8,20132 x6,4008 = 0,2296 meter
Contoh soal
Jawaban :
4,9165
X L = 0,14467 log = 0,1925 Ohm / km / konduktor
0,2296
(
GMR = 6 r1 .d14 .d 25 .d 36
3
)
GMR = 6 0,0086263 x8,20132 x6,4008 = 0,2552 meter
4,9165
X C = j 0,1317 log = j 0,1692 MegaOhm − km / konduktor
0,2552
Tugas – 2 (latihan soal)
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 50 Hz, 230 kV menggunakan konduktor
ACSR 402,83 mm2 (795.000CM), konfigurasi horizontal datar dengan jarak
antar kawat 8,6 meter. Radius efektif kawat 2,21 cm.
Tentukan :
(a). Jarak efektif kawat (GMD);
(b). Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm/km.
(c). Reaktansi kapasitif per fasa dalam MegaOhm/km
Tatap Muka 4 :
Pemodelan Saluran Transmisi serta
hubungan arus dan tegangan
Pemodelan saluran transmisi
Namun, pendekatan ini tidak praktis, karena harus menghitung arus dan tegangan di
setiap titik sepanjang saluran. Dapat juga diselesaikan melalui persamaan deferensial
untuk saluran, namun juga tdk praktis, untuk sistem yang besar dengan banyak saluran
transmisi.
Pemodelan saluran transmisi
Untuk panjang SUTT < 80 km, dikategorikan sebagai saluran pendek. Dapat dimodelkan
dengan resistansi dan induktansi seri, karena kapasitansinya dapat diabaikan.
Saluran pendek
Untuk panjang SUTT (80 – 250 km) dikategorikan
sebagai saluran transmisi dengan panjang menengah/
medium. Disini kapasitansi saluran sudah mulai
diperhitungkan. Dan dapat dimodelkan dengan dua
kapasitor dengan ukuran masing2 separohnya dikedua
ujung saluran. Saluran medium
Untuk SUTT dengan panjang > 250 km dikategorikan sebagai slauran transmisi panjang.
Pemodelan saluran transmisi
Besarnya nilai resistansi, reaktansi seri (induktif) dan admitansi shunt dari suatu saluran
transmisi dapat dihitung sbb
R = rd
X = xd
Y = yd
Dimana r, x, dan y adalah resistansi, reaktansi, dan admitansi shunt per unit panjang
dan d adalah panjang dari saluran transmisi. Nilai r, x, dan y dapat du dari tabel
referensi konduktor saluran transmisi.
Jaringan 2 kutub (2-port networks)
& konstanta ABCD
Suatu saluran transmisi dapat dinyatakan dengan
jaringan 2 kutub – yaitu suatu jaringan yg dapat
diisolasi dari lingkungan luarnya melalui dua
hubungan kutub, seperti pd gambar.
VS = AVR + BI R
I S = CVR + DI R
Disini konstanta A dan D tanpa dimensi, konstanta B dengan unit Ω, dan konstanta C
diukur dalam Siemens (Mho). Konstnata-2 ini sering kali disebut sebagai konstanta umum
rangkaian, atau konstanta ABCD.
Saluran transmisi pendek
Rangkaian ekivalen per fasa dari saluran pendek
IS = IR
Berdasarkan Hk. Kirchhoff terdapat hubungan untuk tegangan sbb
VS = VR + ZI = VR + RI + jX L I
VR = VS − RI − jX L I
Jaringan 2-kutub & kosntanta ABCD
Konstanta ABCD dapat diinterpretasikan secara physic. konstanta A menggambarkan effect
dari perubahan tegangan sisi terima terhadap tegangan sisi kirim; dan konstanta D
menggambarkan effect perubahan arus sisi terima terhadap arus sisi kirim. Kedua konstanta
A dan D tanpa dimensi.
Konstanta B menggambarkan effect perubahan srus sisi terima terhadap tegangan sisi
kirim. Konstanta C menggambarkan effect perubahan tagangan sisi terima terhadap arus sisi
kirim.
Saluran transmisi adalah jaringan linier 2 kutub, dan sering dinyatakan dengan model ABCD.
A =1
B=Z
C =0
D =1
Diagram fasor saluran transmisi pendek
Tegangan bolak-balik (AC) biasanya dinyatakan dalam diagram fasor.
Pada SUTT, nilai reaktansi XL normalnya jauh lebih besar dari resistansi R; sehingga
resistansi saluran sering kali diabaikan. Beberapa karakteristik penting saluran transmisi
adalah sbb
1. The effect of load changes
Diasumsikan sebuah generator
mensuplai sebuah beban melalui suatu
saluran transmisi, bagaimana pengaruh
kenaikan beban terhadap tegangan.
Diasumsikan generator ideal, kenaikan beban akan menaikan daya aktif dan reaktif keluar
dr generator begitu pula arus di saluran transmisi. Sementara tegangan sisi kirim tetap.
1) Apabila bebannya bertambah dengan faktor daya lagging yang sama, besaran arus di
saluran akan naik tetapi masih dengan sudut θ yang sama terhadap VR seperti
sebelumnya.
Karakteristik saluran transmisi
Jatuh tegangan pada reaktansi juga naik tetapi tetap dengan sudut yang sama.
Sehingga , bila beban lagging naik, tegangan sisi terima akan berkurang cukup besar
Ringkasan :
1. Bila beban lagging (inductive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun cukup besar – nilai pengaturan tegangan (VR) akan
besar dan positif.
2. Bila beban unity-PF (resistive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan turun sedikit – nilai pengaturan tegangan (VR) akan kecil dan
positif..
3. Bila beban leading (capacitive) pada sisi terima saluran meningkat, tegangan di sisi
terima dari saluran akan naik – nilai pengaturan tegangan (VR) akan negatif..
Karakteristik saluran transmisi
VRnl − VRfl
VR = .100%
VRfl
Dimana VRnl dan VRfl adalah tegangan no-load dan full-load pada sisi terima saluran.
Sehingga
VS − VR
VR = .100%
VR
Saluran transmisi menengah
Pada saluran transmisi dengan panjang medium/ menengah (80 – 250 km) , nilai
kapasitansi saluran sudah mulai diperhitungkan. Dalam pemodelannya dapat
dipusatkan di satu titik (nominal T) atau pada dua titik (nominal PI).
Rangkaian ekivalen Nominal T
Z Z
Relasi tegangan dan arus : VS = VR + I R + IS
2 2
Z
I S = I R + VPY = I R + VR + I R Y
2
ZY
I S = YVR + 1 + I R
2
Saluran transmisi menengah
Maka : ZY Z 2Y
VS = 1 + VR + Z + I R
2 4
ZY
I S = YVR + 1 + I R
2
Rangkaian ekivalen Nominal PI
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
VRnl − VRfl VS
VR = .100% − VR
ZY
VRfl 1+
atau VR = 2 .100%
VR
Saluran transmisi menengah
Pada saluran menengah, admitansi shunt
harus dimasukkan dalam perhitungan. Total
admitansi biasanya dimodelkan dengan
model Phi (π model) seperti gambar
disamping.
Y
I ser = VR + I R
2
Saluran transmisi menengah
Dari Hk. Kirchhoff untuk tegangan, tegangan sisi kirim adalah
ZY
VS = ZI ser + VR = Z ( I C 2+ I R ) + VR = + 1VR + ZI R
2
Arus sisi kirim menjadi
Y Y
I S = I C1 + I ser = I C1 + I C 2 + I R = VS + VR + I R
2 2
ZY ZY
IS = Y + 1VR + + 1 I R
4 2
ZY
Sehingga konstanta ABCD saluran transmisi menengah adalah A= +1
2
B=Z
Bila kapasitansi shunt diabaikan, konstanta ZY
ABCD menjadi sama dengan konstanta C = Y + 1
4
saluran transmisi pendek.
ZY
D= +1
2
Karakteristik saluran transmisi
Daya aktif input ke saluran transmisi 3 fasa dapat dihitung sbb :
2. Power flow in a transmission line
Pin = 3VS I S cos θ S = 3VLL , S I S cos θ S
Dimana VS adalah besaran tegangan sumber (input) line-to-neutral dan VLL,S adalah
besaran tegangan sumber (input) line-to-line. Disini diasusmsikan untuk hubungan- Y!
Dengan cara yang sama , daya aktif output dari saluran transmisi adalah
S in = 3VS I S = 3VLL , S I S
Dana daya nyata output adalah
VS sin δ
I cos θ =
XL
3VSVR sin δ
P=
XL
Sehingga , daya yang disuplai oleh saluran transmisi tergantung pada sudut fasor antara
tegangan input dan output.
Karakteristik saluran transmisi
Daya maksimum yang disuplai oleh saluran transmisi akan terjadi apabila δ = 900:
3VSVR
Pmax =
XL
Daya maksimum ini disebut steady-state stability limit dari saluran transmisi. Dalam
kenyataannya resistansi saluran transmisi adalah tidak = 0, sehingga, sebelum mencapai nilai
transfer daya maksimum sudah mengalami pemanasan pada Saluran transmisi . Secara tipikal
sudut daya pada beban penuh adalah 250 .
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari persamaan daya diatas adalah:
1. Kemampuan transfer daya maksimum dari suatu saluran transmisi adalah fungsi dari
kwadrat tegangan nominalnya. Misalnya apabila semua parameter saluran sama, suatu
saluran transmisi 220 kV akan memiliki 4 kali kemampuan transfer daya dibandingkan
dengan saluran transmisi 110 kV .
Hal ini merupakan salah satu keuntungan menaikkan tegangan saluran transmisi… Namun
tegangan yang sangat tinggi akan menghasilkan medan elektromagnetik yang kuat, yang
menyebabkan interferensi dengan komunikasi dan menghasilkan efek corona – menyalanya
ion-ion udara yang akan meningkatkan losses.
Karakteristik saluran transmisi
2. Kemampuan transfer daya maksimum dari saluran transmisi : berbanding terbalik dengan
reaktansi seri, yang nilainya cukup besar untuk saluran panjang. Untuk itu di beberapa saluran
panjang menambahkan kapasitor seri untuk mengurangi reaktansi seri secara total,
sehingga meningkatkan kemampuan transfer daya saluran.
3. Dalam operasi normal suatu sistem tenaga listrik, besaran tegangan VS dan VR tidak
banyak berubah, sehingga, besarnya sudut δ akan mengendalikan daya yang mengalir
melalui saluran. Untuk itu dalam rangka mengendalikan aliran daya di saluran dapat
dilakukann dengan meletakkan suatu phase-shifting transformer disatu sisi saluran untuk
mengatur tegangan fasa.
3. Transmission
Effisiensi lineadalah
saluran transmisi efficiency
Pout
η= .100%
Pin
Karakteristik saluran transmisi
Salah satu faktor batasan utama dalam pengoperasian saluran transsmisi adalah pemanasan
4. Transmission
pada resisitansi. Karenaline ratingsini adalah fungsi kwadrat arus yang mengalir di saluran
pemanasan
dan tidak bergantung pada sudut fasanya, saluran transmisi biasanya dioperasikan pada
tegangan dan daya nominal nya.
Terdapat Beberapa kendala praktis yang membatasi daya aktif dan reaktif yang dapat disuplai
oleh saluran transmisi. Kendala yang paling penting adalah :
5. Transmission line limits
1. Arus steady-state maksimum harus dibatasi untuk menghindari pemanasan berlebih pada
saluran transmisi . Rugi-rugi daya pada saluran dihitung dengan pendekatan sbb :
Ploss = 3I L R
2
Semakin besar arus yang mengalir semakin besar rugi-rugi panas pada resistansi.
Karakteristik saluran transmisi
2. Jatuh Tegangan pada saluran harus dibatasi sekitar 5%. Dengan kata lain rasio besaran
tegangan sisi terima terhadap tegangan sisi kirim adalah
VR
≤ 0,95
VS
Batasan ini menghindari terjadinya variasi tegangan yang berlebihan.
3. Sudut daya δ pada saluran transmisi harus ≤ 300 untuk menjamin bahwa aliran daya pada
saluran transmisi cukup jauh dari static stability limit sehingga sistem tenaga listrik dapat
menangani apabila terjadi kondisi transient.
Diantara batasan-batasan tersebut ada yang lebih atau kurang penting pada suatu kondisi
tertentu yang berbeda. Pada saluran pendek, dimana reaktansi seri X adalah relatif kecil,
pemanasan pada resistansi biasanya membatasi daya yang dapat disuplai saluran. Pada
saluran yang lebih panjang yang beroperasi pada faktor dInya lagging , jatuh tegangan di
saluran biasanya menjadi faktor pembatas. Pada saluran yang lebih panjang yang beroperasi
pada faktor daya leading , maksimum sudut δ dapat menjadi faktor pembatas.
Contoh soal - 1
1. Suatu saluran transmisi 3 – fasa , 50 km, 70 kV, mempunyai konstanta
saluran sbb : R = 0,20 Ohm per km, X = 0,608 Ohm per km, Y = j4,0 x10-6 Mho
per km. Saluran transmisi tsb mensuplai beban 30 MW dengan faktor daya 0,9
lagging. Tegangan pada ujung beban 70 kV.
Tentukan :
a. Tegangan pada ujung kirim I
b. Daya pada ujung kirim
Z
c. Efisiensi transmisi
d. Pengaturan tegangan
Jawaban :
(a). Saluran transmisi ini termasuk saluran pendek IS = IR = I dan VS = VR + I.Z
PR = 30 MW, pf. 0,9 lagging
VR(LL) = 70 kV
VR(LN) = 70 / √3 kV = 40,4 kV
VS = 46,93 kV x 3 = 81,28 kV ( L − L)
PS = 3 VS I cos θ S θR
θS
VS − VR 81,28 − 70
VR = .100% = .100% = 16,11%
VR 70
Saluran transmisi panjang
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.
Namun sebenarnya kita tetap bisa memodelkan saluran transmisi panjang sebagai
model nominal π , yaitu dengan impedansi seri yang dimodifikasi Z’ dan admitansi
shunt yang dimodifikasi Y’ . Selanjutnya melakukan perhitungan tegangan dan arus
menggunakan model konstanta ABCD . Nilai impedansi seri dan admitansi shunt yg
dimodifikasi adalah sbb:
sinh γd
Z'= Z
γd
tanh(γd / 2)
Y '= Y
γd / 2
Saluran transmisi panjang
Model ideal
Model pendekatan
Saluran transmisi panjang
Disini Z adalah impedansi seri saluran; Y adalah admitansi shunt saluran; d adalah
panjang saluran; γ adalah konstanta propagasi saluran:
γ = yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.
Apabila γd semakin kecil, maka ekspresi ratio pada Z’ dan Y’ mendekati 1.0 dan model
tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABCD untuk saluran
transmisi panjang adalah
Z 'Y '
A= +1
2
B = Z'
Z 'Y '
C = Y + 1
4
Z 'Y '
D= +1
2
Tugas – 3 (latihan soal)
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 200 km, 230 kV. Konstanta saluran transmisi
adalah Z = 0,54 ∟71,8o Ohm/km ; Y = 5,0 x 10-6 ∟90o Mho/km. Saluran
transmisi ini menyalurkan daya 150 MW dengan faktor daya 1,0 pada ujung
beban. Tegangan pada ujung beban 230 kV. Dengan menggunakan model
nominal PI, tentukan :
(a). Tegangan dan arus pada sisi kirim;
(b). Efisiensi transmisi.
(c). Pengaturan tegangan
2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 100 km, pada sisi terima terhubung ke beban
50 MW dengan faktor daya 0,85 lagging. Konstanta saluran transmisi tersebut
adalah Z = 95 ∟78o Ω dan Y = 0,001 ∟90o S. Menggnakan model nominal T,
Tentukan :
(a). Konstanta A, B, C, D saluran transmisi tsb.
(b). Tegangan, arus dan faktor daya sisi kirim
(c). Efisiensi saluran transmisi.
TRANSMISI DAYA LISTRIK
Tatap Muka 5 :
Pemodelan Saluran Transmisi serta
hubungan arus dan tegangan (2)
Saluran transmisi panjang
Untuk saluran transmisi panjang, menjadi kurang teliti apabila memodelkan admitansi
shunt dengan dua capacitor disetiap ujung saluran. Akan Lebih tepat dan teliti apabila baik
kapasitansi shunt dan impedansi seri dinyatakan dalam besaran yang terdistribusi
sepanjang saluran. Tegangan dan arus di saluran dihitung melalui persamaan deferensial
dari saluran.
αl jβ l 1 (V − I Z )e −αl e − jβ l
VS = 1
2 (VR + I Z
R c ) e e + 2 R R c
αl jβ l 1 (V Y − I )e −αl e − jβl
IS = 1
2 (V Y
R c + I R ) e e − 2 R c R
Suku pertama dari VS dan IS disebut gelombang datang (incident wave) dan suku kedua
disebut gelombang refelksi/ pantulan (reflected wave). Keduanya merupakan gelombang
berjalan.
Gelombang datang semakin berkurang nilai dan sudut fasanya menuju sisi terima,
sebaliknya gelombang pantul semakin membesar nilai dan sudut fasanya menuju sisi kirim.
Disetiap titik sepanjang saluran, terjadi superposisi antara gelombang datang dan
gelombang pantul.
Kondisi khusus :
1. Bila kedua suku berbeda sudut fasa 180o ,maka kedua suku diatas akan saling
menghilangkan, sehingga : IR = 0 dan α = 0. kondisi ini terjadi pada saluran terbuka atau
tanpa beban
2. Bila saluran ditutup dengan inpedansi karakteristik Zc, yang merupakan impedansi
saluran yang panjangnya tak terhingga. pada kondisi ini tidak terdapat gelombang
pantul, sehingga : VR = IR Zc
Nilai Zc, untuk saluran transmisi tunggal sekitar 400 Ω dan untuk saluran ganda 200 Ω,
dengan sudut fasa antara 0 sampai dengan -15o
Panjang Gelombang
Untuk jarak x1 disepanjang saluran dimana βx1 = 2 π, maka vektor tegangan / arus akan
sefasa, maka jarak x1 disebut satu panjang gelombang (λ), dimana :
2π 2π . f 2π . f
λ= dan v = λ. f atau v = atau β =
β β v
v = kecepatan propagasi dan f = frekuensi gelombang
Daya karakteristik adalah daya maksimum yang dapat ditransmisikan bila tegangan sisi
terima (VR) adalah sama dengan tegangan sisi kirim (VS) dan dibebani dengan beban
yang sama dengan impedansi karakteristik saluran.
Bila rugi-rugi saluran diabaikan, R = 0 dan G = 0, maka daya karakteristik disebut daya
natural atau Surge Impedance Loading (SIL) = PN
Untuk saluran panjang :
VS =V R cosh γ l + I R .Z c sinh γ l = VR cos β l + jI R Z o sin β l
VR VR
I S = I R cosh γ l + sinh γ l = I R cos β l + j sin β l
Zc Zo
Bila rugi-rugi diabaikan :
γ l = (α + jβ ) l dan α = 0
L
Zo = = impedansi surja
C
dan β = ω LC = 2π . f LC = konstanta pergeseran fasa
Apabila
VR = VR ∠0o Maka : VR VS sin δ
PR =
VS = VS ∠δ o Z o sin β l
Harga maksimum PR diperoleh bila |VR| = |VS| = |V| dan ujung beban ditutup
dengan suatu beban yang sama dengan impedansi karaktersitik atau impedansi
surja saluran.
Harga |V2|/Zo disebut Daya Natural atau Pembebanan Impedansi Surja (Surge
Impedans Loading, disingkat SIL)
Jadi
2
V
PR = PN = = SIL
Zo
Untuk SUTT :
Zo ≈ 400 Ohm
Dalam keadaan steady state, harga maksimum teoritis dari β.l = 90o.
Tetapi dalam praktek β.l harus dibatasi antara 20o sampai 30o, untuk menjaga
stabilitas saluran.
β l = 2π f LC l
1
v= = 300.000 km / det
LC
Harga β.l disebut panjang elektrik saluran, jadi jika β.l = 90o = 1,57 radian, maka
Dalam praktek, panjang saluran dibatasi oleh : Β.l = 30o = 0,523 radian
kV 2 PN
PN = = 2,5 kV 2 (kW ) atau kV =
Zo 2,5
kWmaks
kV = 5,5 l +
100
Namun sebenarnya kita tetap bisa memodelkan saluran transmisi panjang sebagai
model nominal π , yaitu dengan impedansi seri yang dimodifikasi Z’ dan admitansi
shunt yang dimodifikasi Y’ . Selanjutnya melakukan perhitungan tegangan dan arus
menggunakan model konstanta ABCD . Nilai impedansi seri dan admitansi shunt yg
dimodifikasi adalah sbb:
sinh γd
Z'= Z
γd
tanh(γd / 2)
Y '= Y
γd / 2
Rangkaian ekivalen
Model ideal
Model pendekatan
Rangkaian ekivalen
Disini Z adalah impedansi seri saluran; Y adalah admitansi shunt saluran; d adalah
panjang saluran; γ adalah konstanta propagasi saluran:
γ = yz
Dimana y adalah admitansi shunt per kilometer dan z adalah impedansi seri per km.
Apabila γd semakin kecil, maka ekspresi ratio pada Z’ dan Y’ mendekati 1.0 dan model
tersebut menjadi model saluran transmisi menengah. Konstanta ABCD untuk saluran
transmisi panjang adalah
Z 'Y '
A= +1
2
B = Z'
Z 'Y '
C = Y + 1
4
Z 'Y '
D= +1
2
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi 3-fasa , tunggal, 300 km, 220 kV. Konstanta
saluran transmisi adalah
Z = 0 + j 0,48 Ohm/km ;
X’ = 0,30 Mega Ohm/km
Tentukan : (a) Impedansi karakteristik; (b) konstanta propagasi;
(c) Daya Natural ; (d ) panjang elektrik saluran
Jawaban :
X = 0,48 Ohm/km dan X’ = 0,3 x 106 Ohm-km
Z
Zo = = X . X ' = (0,48)(0,3x10 6 ) = 380 Ohm
Y
γ = α + jβ = ZY = ( j 0,48)( j 3,333x10 −6
γ = 0 + j1,265 x10 −3 radian / km
kV 2 220 2
PN = = = 127,4 MW
Zo 380
L jX 0,608
Zo = = = = 390 Ohm
C Y 4 x10 −6
2. Suatu saluran transmisi 3-fasa , 400 km, 275 kV, Z = 300 ∟75o Ω dan Y =
0,0025 ∟90o S.,
Tentukan :
(a). Impedansi karakteristik
(b). Impedansi surja.
(c). Konstanta propagasi
(d) Daya natural
(e) Konstanta panjang gelombang
(f) Panjang elektrik saluran
TRANSMISI DAYA LISTRIK
Tatap Muka 6 :
Diagram Lingkaran saluran Transmisi
Rangkaian kutub empat
Dalam sistem tenaga listrik, khususnya transmisi daya, sering dinyatakan dalam konstanta2
umum saluran. Saluran transmisi selalu dapat dinyatakan dalam suatu kotak dengan dua
terminal masuk dan kaluar, yang disebut sebagai kutub empat. Suatu rangkaian lisgtrik
dapat dinyatakan dalam suatu rangkaian kutub empat apabila tidak ada sumber tegangan
internal (bersifat pasif), impedansinya tidak tergantung dari arus (bersifat linier) dan
impedansinya tetap dilihat dari sisi mana saja, tidak tergantung arah arus. Saluran transmisi
memenuhi persyaratan ini.
ZY Z 2Y
A = 1+ ; B=Z+ ; C =Y ; D = A
2 4
Rangkaian kutub empat
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Menengah
Rangkaian ekivalen
Nominal PHI
ZY ZY
VS = 1 + VR + ZI R I S = YVR + 1 + I R
2 2
Sehingga konstanta umum :
ZY Y 2Z
A = D = 1+ ; B = Z ; C =Y +
2 4
Rangkaian kutub empat
Saluran transmisi sebagai rangkaian kutub empat
Saluran Panjang
Rangkaian ekivalen
Nominal PHI
S R = VR IˆR = PR + jQR
Atau
Aˆ VˆSVR
S R = − VR +
2
Bˆ Bˆ
Daya pada ujung kirim:
VR D
VR = DVS − BI S atau I S = − + VS dan S S = VS IˆS = PS + jQS
B B
Maka :
Dˆ VSVˆR
S S = VS −
2
Bˆ Bˆ
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
Misalkan : VR = VR ∠0o dan VS = VS ∠δ o atau VˆS = VS ∠ − δ o
Aˆ VS VR
S R = − VR + ∠ −δ o
2
Bˆ Bˆ
Pusat lingkaran : Aˆ
H R = − VR
2
Bˆ
Radius lingkaran : VS VR
RR =
B
Diagram lingkaran
Diagram lingkaran daya pada ujung beban :
Bila : A = A ∠α dan B = B ∠β dan D = D ∠∆
A VS VR
SR = − VR ∠( β − α ) + ∠( β − δ )
2
B B
D VS VR
SS = VS ∠( β − ∆ ) − ∠( β + δ )
2
B B
Koordinat pusat lingkaran :
D
= VS cos( β − ∆) Watt
2
a. Horizontal :
B
D
= VS sin( β − ∆ ) Var
2
b. Vertikal :
B
VS VR
c. Radius : = Volt − Amp
B
Diagram lingkaran daya pada ujung kirim
Diagram lingkaran
Aliran daya pada saluran transmisi :
VS VR A
SR = ∠( β − δ ) − VR ∠( β − α )
2
B B
Bila VS dan VR tegangan jala-jala dalam kV, maka daya tiga fasa adalah :
VS VR A
PR = cos( β − δ ) − VR cos( β − α ) MW
2
B B
VS VR A
QR = sin( β − δ ) − VR sin( β − α ) MVAR
2
B B
Daya PR maksimum terjadi bila β = δ, jadi daya maksimum pada ujung beban :
VS VR A
PR ( maks ) = − VR cos( β − α ) MW
2
B B
A
QR = − VR sin( β − α ) MVAR
2
B
Jadi supaya diperoleh daya maksimum, maka beban harus dengan faktor daya negatif
(leading). Titik untuk PR(max), sudah digambarkan pada diagram lingkaran pada ujung
beban.
Pada rangkaian ekivalen PHI, nilai B = Z∟θ dan bila saluran pendek A = 1 dan sudut α = 0
2
VS VR VR
PR ( maks ) = − cos(θ ) MW
Z Z
2
VS VR VR
PR ( maks ) = − 2
x R MW
Z Z
Untuk SUTT, nilai R biasanya jauh lebih kecil dari pada reaktansi X, sehingga :
X
θ = arctan = 90o
R
2
VS VR VS VR VR
PR ( maks ) = sin δ MW QR = cos δ − MVAR
X X X
Umumnya nilai δ adalah kecil, maka : sinδ ≈ δ dan cos δ = 1
Sehingga :
VS VR
PR ( maks ) = δ MW
X
2
QR =
VS VR
−
VR
=
VR
[V
S − VR ] =
VR
.∆V
X X X X
Contoh soal
1. Suatu saluran transmisi fasa tiga 60 Hertz, panjang 100 km. Impedansi seri
0,2+j0,667 ohm/km, dan admintansi shunt 4,42x10-6 mho/km , tegangan pada
ujung beban 220 kV(L – L), dan beban 40 MW pada faktor daya 0,9
terbelakang. Dengan menggunakan representasi nominal PI tentukanlah:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim;
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim;
c. rugi transmisi dan efisiensi transmisi;
d. Pengaturan tegangan;
e. Konstanta umum ABCD;
f. Titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung beban.
Solusi:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim.
Z = 0,2 + j 0,667 ohm/km = 20 + j66,7 Ohm untuk 100 km = 69,6 ∟73,3o
Y = j 4,42 x 10-6 mho/km = j 4,42 x 10-4 mho untuk 100 km
VR = 220 kV(L – L) = 127 kV (L-N)
PR = 40 MV, pf = 0,9 tebelakang
40.000
IR = = 116,6∠ − 25,8o Amp
3 x 220 x0,9
ZY
VS = 1 + VR + ZI R
2
ZY ZY
I S = 1 + R 1 +
YV + I R
4 2
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim.
θS = 2,9o - 3,15o = -0,25o
Jadi faktor daya: cos(-0,25o) = 1,0
d. Pengaturan tegangan.
VR ( NL ) − VR ( FL )
VR % = x100% ; VR ( FL ) = 127kV ( L − N )
VR ( FL )
B B
Dimana :
|A| = 0,9853 ; |B| = 69,7 Ohm ; |C| = 4,38 x 10-4 Mho ; α = 0o ; |VR| = 220 kV(L-L) ;
β = 73,3o ; |VS| = 226,2 kV (L-L)
0,9853 220 x 226,2
Jadi : SR = − x 220 2 ∠73,3o + ∠(73,3 − δ )
69,7 69,7
= −684,2∠73,3o + 714,0∠73,3 − δ MVA
f. Titik pusat lingkaran:
Horisontal = -684,2 cos 73,3o = - 196,6 MW
Vertikal = -684,2 sin 73,3o = -655,3 MVAR
Radius lingkaran = 714 MVA
Tugas – 5 (latihan soal)
Suatu saluran transmisi fasa tiga 150 kV, 50 Hertz, panjang
110 km. Z = 0,2+j0,7 ohm/km, dan Y = j 4,0x10-4 mho/km ,
tegangan pada ujung beban 150 kV(L – L), dan beban 60 MW
pada faktor daya 0,9 terbelakang. Dengan menggunakan
representasi nominal PI tentukanlah:
a. Tegangan dan arus pada ujung kirim;
b. Faktor daya dan daya pada ujung kirim;
c. rugi transmisi dan efisiensi transmisi;
d. Pengaturan tegangan;
e. Konstanta umum ABCD;
f. Titik pusat dan radius dari diagram lingkaran daya ujung
beban.