Anda di halaman 1dari 6

6.

Penyesuain Persediaan Barang Dagangan


Pada dasarnya persediaan barang dagang bisa dihitung dengan dua sistem yaitu, Periokdik dan
Perpetual. Dalam istem periodik, jurnal akan dicatat secara berkala. Jurnal ini lumrahnya akan
dicatat di setiap akhir periode akuntansi. Karenanya lah sangat perlu dibuat jurnal penyesuaian.
Nah, untuk membuat jurnal penyesuaian. Anda harus melakukanya dengan pendekatan harga
pokok penjualan dan ikhtisar laba rugi.
Sebab itulah jurnal penyesuaian ini tidak berlaku pada sistem perpetual yang notabenenya
transaksi dicatat saat barang dagang dibeli atau dijual pada waku tersebut. Namun Anda harus
tahu dan ingat jika pendekatan ikhtisar laba rugi ini hanya menyesuaikan persediaan barang
dagang di periode awal juga periode akhir
Persediaan Barang Dagang Awal

Diakhir sebuah periode akuntansi, persediaan awal bisa Anda sesuaikan dengan cara
mendebetkannya pada akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkreditkanya pada akun persediaan
barang dagang. Tujuan dibuatnya bentuk seperti itu utnuk supaya akun persediaan barang dagang
awal dapat dipindahkan dari akun rill menjadi akun laba-rugi.
Persediaan Barang Dagang Akhir

Penyesuaian persediaan barang dagang akhir dalam akhir periode akuntansi dapat Anda lakukan
dengan cara memasukan ke dalam debet akun persediaan barang dagang. Setelah itu masukan
pula akun ikhtisar laba rugi dalam kolom kredit. Hal ini juga memiliki alasan. Salah satunya
adalah supaya akun persediaan barang dagang akhir dapat dipindahkan dari akun rill menjadi
akun laba rugi.
Contoh Jurnal Penyesuain Persediaan Barang :
7. Neraca Lajur Perusahaan Dagang
Neraca lajur disebut juga kertas kerja (worksheet) yang berbentuk kertas berisi kolom-kolom
untuk mencatat keuangan secara manual. Pencatatan pada neraca lajur ini cenderung bersifat
tidak formal, sehingga bisa pengisiannya dapat diperbaiki dan dikoreksi nantinya jika perlu.
Neraca lajur memang bukan merupakan salah satu dari jenis laporan keuangan, namun
pembuatannya akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan itu sendiri.

Fungsi Neraca Lajur

Setelah memahami apa itu neraca lajur, selanjutnya kita akan membahas fungsi dari neraca
tersebut. Terdapat beberapa fungsi penerapan neraca lajur dalam pencatatan keuangan, yaitu:
Meringkas Data dalam Pencatatan Keuangan, Memeriksa Kembali Data yang Dicatat, Membantu
Penyusunan Laporan Keuangan, dan Menunjukkan Perusahaan Telah Menjalankan Prosedur.

Membuat Neraca Lajur

Dalam membuat neraca lajur sebenarnya tidak banyak proses pencatatan dan penghitungan yang
dilakukan, karena tinggal memindahkan beberapa data dari pencatatan lain yang sudah ada.
Namun dalam proses memindahkan data tersebut perlu diperhatikan untuk mengecek kembali
apakah data yang tertera sudah benar. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi neraca lajur yaitu
untuk memeriksa kembali data dan menghindari kesalahan pencatatan keuangan.

1. Membuat Format dan Kolom Neraca Lajur

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat format dan kolom yang dibutuhkan dalam
neraca lajur. Untuk format neraca, di bagian atas harus ditulis nama perusahaan, judul “Neraca
Lajur”, dan periode pencatatan. Sedangkan kolom yang harus dibuat berjumlah total 7 kolom,
satu untuk Nama Akun dan 6 untuk golongan lajur (Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian, Neraca, dan Laba Rugi). Enam golongan kolom ini harus dibuat dua sisi
yang menunjukkan Debet (D) dan Kredit (K).

2. Memasukkan Data dari Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah mengisi kolom-kolom yang telah dibuat, mulai dari
Nama Akun dan Neraca Saldo. Kolom ini diisi dengan memasukkan data dari neraca saldo yang
memuat data saldo akhir setiap akun berdasarkan pencatatan buku besar perusahaan.

3. Menghitung Saldo yang Telah Disesuaikan

Setelah data pada kolom Neraca Saldo dan Penyesuaian terisi, selanjutnya kita perlu menghitung
saldo pada akun yang mengalami penyesuaian. Perhitungan ini dilakukan dengan menambah
atau mengurangi saldo dalam kolom Neraca Saldo dengan saldo dalam kolom Penyesuaian.
8. Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan ini
menyajikan rincian informasi tentang penghasilan, beban, laba atau rugi perusahaan pada periode
tertentu. Terdapat dua komponen utama dalam laporan laba rugi, yaitu penjualan dan beban.

Neraca

Neraca adalah laporan yang mencatat informasi tentang daftar aktiva, kewajiban, dan modal
suatu bisnis pada periode tertentu. Bentuk neraca secara umum dalam laporan keuangan dibagi
menjadi dua, yaitu bentuk Staffel atau neraca yang disusun ke bawah dan meletakkan saldo pada
bagian samping dengan kolom debit krefit, dan bentuk Scontro yang memisahkan antara aktiva
dan pasiva pada posisi kanan dan kiri.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan jumlah kas yang diterima, seperti
pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan,
seperti beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan prive.

Laporan Piutang

Laporan piutang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi penambahan dan
pengurangan piutang perusahaan serta saldo akhir piutang masing-masing pelanggan. Laporan
piutang biasanya akan menyajikan data-data kode pelanggan, nama pelanggan, saldo awal
piutang, penjualan, uang muka, potongan penjualan, retur penjualan, PPN leluaran, pembayaran
piutang dan saldo akhir piutang.

Laporan Utang

Laporan Utang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi penambahan dan pengurangan
utang perusahaan, serta saldo akhir utang masing-masing supplier. Dalam laporan utang
biasanya akan menampilkan daftar kode supplier, nama supplier, saldo awal utang, pembelian,
potongan pembelian, retur pembelian, PPN masukan, pembayaran utang dan saldo akhir utang.

Laporan Persediaan atau Stok Barang

Laporan ini menyajikan rincian stok barang seperti daftar barang beserta kodenya, harga
penjualan, stok awal, pembelian barang, retur pembelian, penjualan, retur penjualan, hingga stok
akhir yang tersedia pada toko maupun yang ada pada gudang.
9. Jurnal Penutup Untuk Perusahaan Dagang

Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan dagang tidak berbeda dengan
membuat jurnal penutup pada perusahaan jasa. Pada akhir periode, saldo untuk perkiraan/akun
sementara (perkiraan pendapatan, beban, dan Prive) harus dipindahkan ke perkiraan tetap, atau
ditutup dengan penyusunan jurnal penutup.

Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup

1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit
akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:

2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit
akun beban. Jurnal penutupnya adalah:

3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:

a. Jika perusahaan memperoleh laba


Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi
sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah

b. Jika perusahaan menderita rugi


Kerugian diderita jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar
laba/rugi sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah:

4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive
pemilik. Jurnal penutupnya adalah:
10. Neraca Saldo Setelah Penutupan Untuk Perusahaan Dagang

Neraca saldo setelah penutupan merupakan neraca yang disusun setelah jurnal penutup di buat.
Oleh karena itu, untuk memahami neraca saldo setelah penutupan ini anda harus memahami
terlebih dahulu cara membuat jurnal penutup. Neraca saldo setelah penutupan disusun dengan
tujuan untuk memberikan informasi saldo saldo akun apabila telah tutup buku. Setiap perusahaan
itu memiliki catatan akuntansi yang dimana setiap akhir periode pencatatan selalu dilakukan
penutupan buku.

Setelah dibuat jurnal penutup, selanjutnya disusun neraca saldo setelah penutupan. Tujuan
dibuatnya neraca saldo setelah penutupan, yaitu untuk memastikan jumlah kedua sisi dalam
keadaan seimbang dan benar pada awal periode berikutnya. Saldo aktiva dan kewajiban tidak
mengalami perubahan, saldo modal mengalami perubahan akibat dari pengaruh jurnal penutup.
Adapun saldo pendapatan dan beban dihilangkan dari neraca saldo setelah penutupan karena
saldonya menjadi nol setelah jurnal penutupan. Berikut disajikan neraca saldo setelah penutupan
untuk kasus Perusahaan Surya Sejati.

Daftar Pusaka :

https://www.beecloud.id/jurnal-penyesuaian-persediaan-barang-dagang/
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-contoh-laporan-keuangan-perusahaan-dagang-secara-
lengkap/

https://www.simulasikredit.com/neraca-lajur-pengertian-fungsi-dan-pembuatan/
http://www.ssbelajar.net/2012/09/jurnal-penutup-perusahaan-dagang.html
http://akuntansis.blogspot.com/2015/01/neraca-saldo-setelah-penutupan.html

Anda mungkin juga menyukai