Makalah Strategi Kel. 1
Makalah Strategi Kel. 1
STRATEGI PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
Kelompok I
1. AHMAD AFIFUDIN (858661494)
2. DIAH WAHYU HIDAYATI (858667123)
3. ERNI FARIDA CAHYANTI (858666952)
4. NOVI DWI JUNIAWATI (858666866)
5. RUDI PRASETYA (858663885)
S1 PGSD-BI
UPBJJ SURABAYA
2019
0
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
1
dipisahkan. Penggunaan istilah tersebut terkadang rancu dalam
penggunaannya.
a. Pendekatan pembelajaran
Menurut Joni (1992/1993) pendekatan adalah cara umum dalam
memandang permasalahan atau obyek kajian. Jadi, dapat diartikan
pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap
pembelajaran.
Killen (1998) mengemukakan dua pendekatan utama dalam
pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat terhadap aktivitas guru
(teacher centered) dan pendekatan yang berpusat pada aktivitas siswa
(students centered)
b. Strategi pembelajaran
Menurut Joni (1992/1993) strategi adalah ilmu atau kiat di dalam
memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, strategi pembelajaran
adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang
dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkanuntuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah berbagai cara kerja yang bersifat
relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Beberapa metode yang sering kita kenal adalah ceramah, diskusi, tanya
jawab, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling)
eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri dan sebagainya.
d. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode
sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran
menggambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar, yang
sifatnya lebih operasional.
Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan
metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran.
2
3. Faktor-Faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran
Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa
dan guru.
a. Tujuan Pembelajaran
Gagne mengklasifikasikan hasil-hasil belajar atau tujuan
pembelajaran ke dalam lima jenis tujuan belajar.
1) Keterampilan intelektual dengan tahapan-tahapannya :
Kemampuan membedakan (diskriminatif)
Kemampuan mengenal kopnsep konkret
Kemampuan memahami konsep terdefinisi
Kemampuan menggunakan aturan, rumus, hukum/dalil, prinsip
Kemampuan memecahkan masalahdengan menggunakan berbagai
aturan
2) Strategi kognitif yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara-
caramemberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir.
3) Informasi verbal yaitu kemampuan menyimpan nama/label, fakta, dan
pengetahuan dalam ingatan.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan
fisik
5) Sikap yaitu kemampuan menampilkanprilaku yang bermuatan nilai-
nilai.
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran atau materi pelajaran merupakan hal yang harus
dipelajari siswa. Penentuan jenis dan tingkat kesuliatan materi pelajaran
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memilih strategi
pembelajaran.
c. Siswa
Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam memilih
strategi pembelajaran, antara lain :
1) Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari
siswa lain.
3
2) Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.
d. Guru
Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran
adalah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan
membelajarkan siswa.
e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu, dan Ruangan
Faktor fasilitas, ruang, dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih strategi pembelajaran ialah :
1) Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga
2) Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan
lingkungan sekitar)
3) Ketersediaan ruanganyang di butuhkan
4) Jumlah waktu yang tersedia
4
b. Strategi pembelajaran berdasarkan pihak pengolahan pesan
Atas dasar pihak pengolah pesan, strategi pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
1) Strategi Pembelajaran Ekspositari
Strategi pembelajaran ekspositari bahan atau materi pelajaran
diolah oleh guru. Dengan strategiekspositari guru yang mencari dan
mengolah bahan pelajaran, yang kemudian menyampaikannya kepada
siswa.
2) Strategi pembelajaran Heuristik
Strategi pembelajaran heuristik bahan atau materi pelajaran
diolah oleh siswa. Siswa aktif mencari dan mengolah materi pelajaran,
sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator memberikan dorongan,
arahan dan bimbingan.
c. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru
Strategi pembelajaran ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Strategi pembelajaran seorang guru yaitu seorang guru mengajar
sejumlah murid
2) Strategi pembelajaran guru beregu (team teaching) yaitu pembelajaran
yang dilaksanakan oleh dua orang guru atau lebih untuk sejumlah
siswa.
d. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa
Dengan memperhatikan jumlah siswa, dikenal 3 strategi pembelajaran
yaitu :
1) Strategi Pembelajaran Klasikal
Model Pembelajaran klasikal adalah model pembelajaran
yang kita lihat sehari – hari. Pada model ini guru mengajar
sejumlah peserta didik, biasanya antara 30 sampai dengan 40 orang
peserta didik di dalam sebuah ruangan. Para peserta didik memiliki
kemampuan minimum untuk tingkat itu dan diasumsikan
mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama.
Dengan kondisi seperti ini, kondisi belajar peserta didik
secara individual baik menyangkut kecepatan belajar, dan minat
5
belajar sukar untuk untuk diperhatiakan oleh guru. Pembelajaran
dengan model klasikal tampaknya tidak dapat melayani kebutuhan
melayani kebutuhan belajar peserta didik secara individu.
Beberapa peserta didik mengeluh karena gurunya mengajar
sangat cepat. Sementara yang lain mengeluh karena gurunya
mengajar bertele-tele, dan banyak keluhan-keluhan lainnya. Untuk
itu perlu dicari cara lain agar seluruh peserta didik dapat dilakukan
sebaik-baiknya.
2) Strategi Pembelajaran Kelompok Kecil
Menurut Djamarah (2005: 163) bahwa “usaha
meningkatkan peranan anak didik dan mengurangi peranan guru
dalam proses interaksi edukatif yang terkenal dengan nama cara
belajar siswa aktif. Di mana model mengajar kelompok kecil
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar CBSA”.
Lebih lanjut Djamarah (2005: 164) mengemukakan bahwa
“Pengelompokan anak didik dalam proses interaksi edukatif
merupakan pembentukan organisasi sosial dalam pengajaran”.
Ada tiga cara pengelompokan yang dapat dilakukan, yaitu :
atas dasar tugas-tugas khusus
atas dasar dinamika proses kelompok di antara anak didik
atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang telah
dilakukan oleh guru dengan anak didik sebagai kelompok
kerja.
Oleh karena itu, pengajaran kelompok kecil dapat dipahami
sebagai suatu proses di mana setiap anak didik dibantu
mengembangkan kemajuan dalam mencapai tujuan berdasarkan
kemampuan, pendekatan, dan bahan pelajaran. Untuk itu guru
harus mengenal betul anak didik, dapat memotivasi mereka, dan
terlibat dalam kegiatan anak didik. Pengajaran kelompok kecil
dapat dilaksanakan bila tiap anak didik memegang peranan penting
dalam pemilihan tujuan, materi, prosedur, dan waktu yang
diperlukan.
6
Adapun Mulyasa (2007: 92) dan Adikara (2008: 1)
mengemukakan bahwa “model mengajar kelompok kecil
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik
maupun antara peserta didik dengan peserta didik”. Sementara itu
Winkel (1996: 402) memberikan pandangan bahwa:
Kalau melalui tutoring pelajaran dapat seluruhnya
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, hal ini tidak sepenuhnya
dapat dilaksanakan dalam pengajaran kelompok siswa yang kecil,
karena perbedaan-perbadaan yang terdapat di antara siswa. Namun,
ciri-ciri pengajaran pada kelompok kecil, masih cukup mirip
dengan tutoring dibanding dengan pengajaran kepada kelompok
siswa yang besar.
Berdasarkan beberapan pandangan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa metode mengajar kelompok kecil adalah
bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan
yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara
peserta didik dengan peserta didik.
3) Strategi Pembelajaran Individual
Model Pembelajaran Individual menawarkan solusi
terhadap masalah peserta didik yang beraneka ragam tersebut.
Pembelajaran individual memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menentukan sendiri tempat, waktu, kapan dirinya
merasa siap untuk menempuh ulangan atau ujian. Pembelajaran
individual mempunyai beberapa ciri, sebagai berikut :
Peserta didik belajar sesuai dengan kecepatannya masing-
masing, tidak pada kelasnya.
Peserta didik belajar secara tuntas, karena peserta didik akan
ujian jika mereka siap.
7
Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus
yang jelas.
Keberhasilan peserta didik diukur berdasarkan sistem nilai
mutlak. Ia berkompetisi dengan angka bukan dengan temannya.