Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KARAKTER CINTA

TANAH AIR PADA TEMA KEGIATAN SEHARI-HARI UNTUK KELAS


III MADRASAH IBTIDAIYAH

1.1 LATARBELAKANG
Penanaman rasa cinta tanah air ini dapat kita antisipasi dengan cara
mengenalkan budaya-budaya bangsa, seperti tarian adat, rumah adat, baju adat,
keragaman suku bangsa, dan bahasa, yang memuat nilai-nilai karakter bangsa
Indonesia. Sebagai warga Indonesia baik tua maupun muda harus dibekali
pengetahuan. Pengetahuan ini tidak hanya pelajaran akan tetapi kearifan budaya
Indonesia sangat beragam dari pulau, suku maupun bahasa. Terutama pada
generasi muda dan anak-anak di tengah situasi globalisasi dengan tidak boleh
meninggalkan dan melupakan kearifan lokal budaya dan seni. Oleh karena itu kita
harus mencintai budaya kita dengan rasa nasionalisme atau cinta tanah air kita
sehingga tercipta rasa bangga terhadap bangsa Indonesia.
Rasa cinta tanah air ini dapat ditanamkan dalam sebuah karakter.
Penanaman karakter dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan. Dalam
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Undang-Undang tersebut menjelaskan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan keterampilan siswa. Keterampilan siswa tidak hanya berupa sebuah
bakat bisa juga karakter yang tertanam pada diri siswa. Tujuan yang diharapkan
oleh pemerintah melalui pendidikan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari semua pihak, baik dari sekolah, guru, orangtua dan siswa.
Dalam kurikulum, pemerintah memberikan materi Memahami Sumpah
Pemuda di kelas III Tema Kegiatan Sehari Hari. Pada materi ini dikenalkan

1
makna sumpah pemuda yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Satu nusa
artinya beribu pulau yang ada di Indonesia tetapi semua berada dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Satu bangsa artinya Indonesia memiliki banyak
keragaman suku dan budaya dari suku Jawa, suku Asmat, suku Dayak dan lain
sebagainya. Satu bahasa artinya Indonesia memiliki banyak bahasa, dan disatukan
oleh bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia. Selain kurikulum, pendidikan juga
harus memiliki sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses
pembelajaran. Salah satu sarana yang mendukung adalah media yang digunakan
pada saat proses pembelajaran.
Sarana prasarana itu meliputi media pembelajaran, bahan ajar, alat peraga,
dan lain sebagainya. Bahan ajar dapat digunakan untuk membantu proses
pembelajaran sehingga guru dapat menyampaikan materi dengan terarah dan
dipahami oleh siswa. Bahan ajar yang digunakan sebaiknya menarik agar siswa
termotivasi dan senang mempelajari materi tersebut. Selain itu bahan ajar juga
harus interaktif agar siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar yang interaktif ini dapat membantu siswa dalam memahami materi
dengan mudah karena menarik dan melibatkan kegiatan siswa. Kondisi di kelas III
A juga tidak ada gambar tokoh pahlawan nasional dan peta Indonesia sehingga
ketika siswa diberi pertanyaan tentang tokoh/pahlawan nasional dan pulau-pulau
di Indonesia banyak siswa yang belum mengetahui. Siswa lebih mengenal dan
mengidolakan tokoh kartun dan artis yang sering muncul di televisi. Hal tersebut
mencerminkan kurangnya pengetahuan siswa tentang Pahlawan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 1 November 2016 di kelas IIIA
di MI kota semarang sudah terdapat sarana prasarana yang menunjang seperti
LCD, proyektor, papan tulis whiteboard, dan buku paket. Namun, buku paket
yang digunakan masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, seperti PKn,
Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kelas
III seharusnya merupakan kelas rendah yang menggunakan tematik. Bahan ajar
yang digunakan banyak tulisan sehingga siswa merasa bosan. bahan ajar Selain itu
bahan ajar yang digunakan belum ada yang menekankan pada karakter cinta tanah
air. Pada Tema Kehidupan Sehari-hari juga terdapat materi Memahami Sumpah

2
Pemuda. Akan tetapi materi tersebut sangat detail dan banyak, sehingga siswa
kesulitan dalam mempelajari, seperti pulau-pulau, dan pakaian adat.
Kondisi di kelas III A juga tidak ada gambar tokoh pahlawan nasional dan
peta Indonesia sehingga ketika siswa diberi pertanyaan tentang tokoh/pahlawan
nasional dan pulau-pulau di Indonesia banyak siswa yang belum mengetahui.
Siswa lebih mengenal dan mengidolakan tokoh kartun dan artis yang sering
muncul di televisi. Hal tersebut mencerminkan kurangnya pengetahuan siswa
tentang Pahlawan Nasional dan wilayah tanah air Indonesia. Kemudian saat siswa
berbicara pada guru menggunakan bahasa Indonesia yang masih bercampur
dengan Bahasa Jawa. Hal ini menunjukkan siswa belum menerapkan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu siswa juga belum begitu
mengetahui tentang hari-hari besar nasional seperti Hari Pendidikan Nasional,
Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian Pancasila, dan lain sebagainya.
Melihat fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk mengembangkan
dan membuat suatu produk bahan ajar yang bertujuan untuk memahami Tema
Kehidupan Sehari-hari dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Cetak Berbasis
Karakter Cinta Tanah Air Pada Tema Kegiatan Sehari-hari. Bahan Ajar ini
diharapkan mampu untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan
menumbuhkan karakter berupa rasa cinta tanah air. Pemilihan bahan ajar cetak ini
berdasarkan pernyataan Agus Zaelain F (2012:34) bahwa proses pendidikan
dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan, prinsip ini menyatakan
bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta
didik, bukan oleh guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut “Bagaimana menghasilkan bahan ajar cetak berbasis karakter cinta tanah
air pada tema Kehidupan Sehari-hari yang layak digunakan untuk SD Kelas III

3
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Bahan Ajar Cetak Berbasis
Karakter Cinta Tanah Air pada Tema Kehidupan Sehari-Hari yang layak
digunakan untuk Kelas III MI

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Pengembangan Penelitian ini disusun dengan harapan dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menambah bahan ajar untuk mendukung pembelajaran
di sekolah.
b. Guru
Penelitian ini dapat membantu mempermudah pembelajaran yang dilakukan oleh
guru saat pembelajaran pada tema kehidupan sehari-hari.
c. Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh
guru dan melibatkan siswa secara aktif pada saat pembelajaran.

1.5 SPESIFIKASI BAHAN AJAR


Produk bahan ajar berbasis karakter pada tema Kehidupan Sehari-Hari ini
mengintegrasikan mata pelajaran PKn, Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPS.
Bahan ajar baik digunakan secara individu maupun kelompok. Pada bahan ajar ini
tidak hanya terdapat tulisan seperti bahan ajar yang sering kita jumpai karena
digunakan bagi siswa kelas III. Bahan ajar ini dikombinasi dengan gambar-
gambar, tulisan yang dapat di tempel, dan peraga jam agar bahan ajar lebih
interaktif.
1. Tulisan
Tulisan pada bahan ajar ini menggunakan font Arial dengan ukuran 12.
2. Kertas

4
Kertas yang digunakan untuk cover yaitu jenis kertas ivory 230gr. Kertas yang
digunakan untuk isi materi menggunakan kertas HVS ukuran B5 70gr, kertas
ivory 230gr, mika, dan kertas cromo.
3. Gambar
Gambar yang disediakan berupa gambar peta Indonesia, pakaian adat, tarian
daerah, rumah adat, gambar tokoh, dan beberapa gambar ilustrasi. Gambar peta
Indonesia disesuaikan warnanya menurut pembagian waktu dan merah utih
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gambar pakaian adat, tarian daeah,
dan rumah adat digunakan untuk ditempel pada peta jelajah budaya. Gambar
tokoh digunakan untuk memperjelas informasi yang ada di pojok berita, yaitu
gambar Moh. Yamin. Gambar ilustrasi berupa gambar Rara dengan Ibunya untuk
menggambarkan percakapan pada teks Rara Berlibur. Gambar dektektif anak
digunakan pada setiap informasi yang ditulis pada pojok berita. Gambar ikon
kegiatan digunakan untuk menarik perhatian siswa pada setiap kegiatan. Ikon
kegiatan disesuaikan pada kegiatan. Gambar ilustrasi untuk pengantar materi lagu
daerah dan sumpah pemuda.
4. Tulisan warna
Tulisan pada bahan ajar tidak semua berwarna hitam dan putih. Warna yang
digunakan sesuai dengan kekontrasan warna pada halaman.
5. Cek List Kegiatan
Daftar cek list ini digunakan untuk memberikan kegiatan kepada siswa di sekolah
maupun di rumah yang sesuai dengan karakter yang akan dikembangkan yaitu
cinta tanah air.
6. Peraga Jam
Peraga jam digunakan oleh siswa untuk mempelajari cara membaca jam. Peraga
jam dapat digerakkan oleh siswa sendiri sehingga dapat membantu siswa
memahami cara membaca jam dan menunjukkan jam.
7. Peta Jelajah Budaya
Peta jelajah budaya dimaksudkan untuk mengenal budaya-budaya yang ada di
Indonesia seperti pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, alat musik, dan suku.
Gambar-gambar yang disediakan sudah mewakili setiap pulau.

5
8. Menempelkan Lagu
Pada kegiatan ini siswa diminta untuk menempelkan sendiri potongan lagu
dengan asalnya sesuai dengan warna masing-masing. Pada kegiatan ini sekaligus
membantu siswa untuk melakukan kegiatan dengan siswa lain sehingga terjadi
interaksi sosial dan membuat siswa berkompetisi.
9. Mengurutkan Kalimat
Pada kegiatan mengurutkan kalimat siswa diminta untuk menempelkan potongan
kalimat yang masih acak untuk diurutkan dengan cara dimasukkan pada lubang
yang telah disediakan. Mengurutkan kalimat juga mampu membantu siswa
melakukan aktivitas bersama dengan siswa lain dan membuat siswa berkompetisi.
10. Pojok Berita
Pojok berita merupakan kolom untuk memberikan informasi seputar Indonesia
yang sudah dikenal di dunia agar siswa mengetahui dan bangga akan prestasi,
budaya, dan karya yang telah diraih oleh negara Indonesia.

1.6 METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan
(Research and Development/R&D). Borg & Gall (Punaji Setyosari, 2012: 194)
menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Produk yang
dimaksud dapat berupa bahan ajar, contohnya modul, bahan ajar bergambar,
bahan ajar interaktif, bahan ajar online dan produk dalam bidang media
pembelajaran. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah bahan ajar
berupa bahan ajar berbasis karakter. Bahan ajar yang dikembangkan merupakan
bahan ajar berbasis karakter untuk tema kegiatan sehari-hari kelas III MI yang
dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan bahan ajar
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa sekolah dasar, maka
diperlukan langkah-langkah prosedural yang sesuai. Prosedur yang digunakan

6
dalam penelitian pengembangan ini merupakan prosedur dari Borg and Gall.
Punaji (2012: 228-229) menyatakan bahwa dalam prosedur pengembangan dari
Borg and Gall terdapat sepuluh langkah. Dari sepuluh langkah yang ada,
penelitian ini hanya dilakukan sampai pada langkah kesembilan, kegiatan
desiminasi tidak dilakukan karena keterbatasan sumber daya dan kemampuan
peneliti. Adapun untuk uji coba produk atau tahap evaluasi produk menggunakan
tahap evaluasi formatif milik Arief S. Sadiman, dkk. Yang dimodifikasi dan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kesembilan langkah tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal
Langkah ini dilakukan dengan melakukan studi pendahuluan dan studi pustaka.
Kegiatan studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi pada proses
pembelajaran di kelas III. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetehui persoalan
yang ada dalam proses pembelajaran. Selain itu juga ada kegiatan wawancara
kepada guru wali kelas kelas III. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
masalah-masalah dalam proses pembelajaran dan penggunaan bahan ajar serta
media pembelajaran dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain paket
yang digunakan masih masih berdasarkan mata pelajaran tertentu, penyampaian
materi masih dilakukan dengan cara ceramah, siswa kurang memahami dan
kurang memperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan
1. Pembuatan desain awal bahan ajar.
2. Mengumpulkan materi yang dibutuhkan.
3. Pembuatan produk dengan corel draw X8.
4. Menyusun bahan ajar berbasis karakter yang disesuaikan dengan karakteristik
anak MI.
3. Pengembangan format produk awal
Pengembangan produk awal dilakukan dengan memperhatikan perencanaan yang
telah dibuat. Dalam langkah ini dilakukan beberapa kegiatan, yaitu: membuat
produk awal dan melakukan validasi baik dari sisi media dan juga materi.
Kegiatan selanjutnya adalah revisi berdasarkan masukan dari para ahli (validator).

7
Hal ini dilakukan agar media yang dikembangkan siap untuk digunakan dalam uji
lapangan.
4. Uji coba awal
Bahan ajar yang telah dikembangkan serta telah divalidasi, kemudian diuji
cobakan kepada siswa dengan jumlah 3 siswa dengan kondisi yang homogeny
dari jenis kelamin dan tingkat kognitif. Pada tahap uji coba lapangan awal dari
Borg and Gall uji coba melibatkan 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah 6-12 subjek,
akan tetapi uji lapangan awal yang dilakukan pada penelitian ini dimodifikasi
menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S.
Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 183)
menyatakan bahwa pada tahap evaluasi satu lawan satu dalam pengujicobaan
media, dibutuhkan dua siswa atau lebih yang dapat mewakili populasi target dari
media yang dibuat. Jumlah dua siswa ini merupakan jumlah minimal. Kedua
siswa yang telah dipilih, hendaknya satu orang merupakan populasi target yang
kemampuan umumnya sedikit di bawah rata-rata dan yang lainnya di atas rata-
rata. Dalam uji coba yang dilakukan ini dibagikan angket kepada masing-masing
anak untuk mengetahui respon atas buku yang dikembangkan.
5. Revisi produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal dan pengamatan respon
yang diperoleh dari angket, maka keegiatan selanjutnya adalah revisi perbaikan
produk sebagai langkah penyempurnaan media yang dikembangkan.
6. Uji coba lapangan
Pada tahap uji coba lapangan utama dari Borg and Gall melibatkan cakupan lebih
luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah dengan jumlah subjek 30 sampai dengan 100
orang. Akan tetapi uji lapangan utama yang dilakukan oleh peneliti dimodifikasi
menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S.
Sadiman tentang banyaknya subjek penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 184)
menyatakan bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil dalam pengujicobaan
media, media perlu diujicobakan kepada 10-20 orang anak yang dapat mewakili
populasi target. Bahan ajar yang direvisi, kembali diujicobakan kepada 10 siswa.
Siswa yang dipilih sebaiknya mencerminkan karakteristik dari populasi, yaitu

8
terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai. Selain itu juga
merupakan anak laki-laki, perempuan, berasal dari usia dan latar belakang yang
berbeda. Untuk mengetahui respon anak terhadap produk, maka masing-masing
anak diberikan angket.
7. Revisi produk
Berdasarkan pengamatan dan respon siswa yang diperoleh dari angket pada uji
coba pertama, maka dilakukan revisi sebagai perbaikan dan penyempurnaan
bahan ajar.
8. Uji Lapangan Operasional
Pada tahap uji lapangan operasionaldari Borg and Gall, uji coba melibatkan 10
sampai 30 sekolah dengan jumlah subyek 40 sampai 200 orang. Uji lapangan
operasional yang dilakukan dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan
media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang banyaknya subjek
penelitian. Arief S. Sadiman, dkk (2008: 185) menyatakan bahwa pada tahap
evaluasi kelompok kecil dalam uji coba media, dibutuhkan sekitar tiga puluh anak
dengan berbagai karakteristik (kelas, tingkat kepandaian, jenis kelamin, latar
belakang, kemampuan belajar, usia, dan lain-lain) sesuai dengan karakteristik
populasi sasaran. Bahan ajar yang telah direvisi, diujicobakan kepada subjek
penelitian yaitu siswa kelas III SD N Tukangan dengan jumlah siswa sebanyak 19
siswa dikarenakan kondisi aatu siswa sedang sakit. Jumlah siswa yang ada di
lapangan itu sendiri ada 20 siswa. Dalam pelaksanaan uji coba ini dilakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa diberikan
angket untuk memberikan tanggapan terhadap bahan ajar yang dikembangkan.
9. Revisi Produk Akhir
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah penyempurnaan media yang
dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dari uji pelaksanaan lapangan.
Hasil revisi yang dilakukan akan menghasilkan produk yang layak dan siap
digunakan pada pembelajaran.
C. Validasi dan Uji Coba Produk
Validasi dan ujicoba produk dilakukan untuk memperoleh data yang
digunakan untuk mengetahui kelayakan dan tanggapan atas bahan ajar yang telah

9
dikembangkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk perbaikan
dan penyempurnaan produk yang dikembangkan, sehingga dapat menghasilkan
sebuah produk yang layak dan teruji.
D. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis karakter ini dilaksanakan di
MI Alkhoiriyyah. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
yang terdiri dari 30 siswa.
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data deskriptif
kuantitatif yaitu data kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Data
kuantitatif untuk menentukan kelayakan produk media pembelajaran berupa
bahan ajar berbasis karakter yang diperoleh dari penilaian menggunakan skor
angket oleh ahli media, ahli materi dan subjek uji coba. Data kualitatif diperoleh
dari catatan berupa pengamatan, tanggapan, saran, maupun kritik ahli media, ahli
materi dan subjek uji coba selama proses pengembangan media pembelajaran.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti mendapatkan data
penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada teknik wawancara, observasi, dan angket.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan
analisis data deskriptif kuantitatif. Data mentah yang bersifat kuantitatif dianalisis
secara deskriptif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan
statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala 5 untuk
mengetahui kualitas produk.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Zaenal F. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press

10
Andi Prastowo. (2014). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Diva Press
Arief S Sadiman, et al. (2009). Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada


Budiningsih, C. Asri. (2004). Pembelajaran Moral : Berpijak pada
Karakteristik Siswa dan Budaya. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. (2003). Pengembangan Tematik. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Dimas Yunan. (2011). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Diunduh dari
http://gurupembaharu.com/home/wp-content/uploads/downloads/2011/09/
Panduan-Pengembangan-Bahan-Pelajaran.doc pada tanggal 4 januari pukul
17.18 WIB
Kemendikbud. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum
Muhammad F & Lilif Mualifatu K. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Bumi Aksara
Punaji Setyosari. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diunduh dari
http://sindikker.dikti.go.id/dok/UU/UU20-2003-Sisdiknas.pdf tanggal 1
November 2016 pukul 11.03 WIB
Rita Eka I. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
Rohinah M. Noor. (2012). Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di
Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : PT


Rineka Cipta.
Sri Narwati. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia
Sungkono, et al. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Direktorat
Pendidikan

11

Anda mungkin juga menyukai