Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER

UPAYA PENINGKATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME

PADA PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU : Dra. Sri Sami Asih, M. kes

ROMBEL 07

DI SUSUN OLEH :

EVA FAUZI 1401417430

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Nama : Eva Fauzi
NIM :1401417430

Upaya meningkatkan nilai karakter nasionalisme pada peserta didik

Nasionalisme merupakan suatu konsep penting yang harus tetap dipertahankan untuk
menjaga agar suatu bangsa tetap berdiri dengan kokoh dalam kerangka sejarah pendahulunya.
Dengan semangat nasionalisme yang tinggi maka eksistensi suatu negara akan selalu terjaga
dari segala ancaman, baik ancaman secara internal maupun eksternal.
Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, meyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia. Berkeyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik
dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan keutuhan NKRI.
Semangat kebangsaan atau nasionalisme telah dibuktikan dengan keberhasilan bangsa
Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Nilai semangat nasionalisme harus
dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus bangsa agar mampu mempertahankan
kemerdekaan serta mengisinya.
Generasi muda adalah salah satu aset Indonesia pada masa yang akan datang. Bangsa
ini harus mampu menempatkan remaja-remajanya untuk menjadi pemimpin di masa
mendatang. Tentu saja harus ada upaya-upaya untuk menanamkan sebuah ciri khas budaya
bangsa ini untuk membedakannya dengan orang dari negara lain. Selain itu adanya budaya
lokal yang melekat pada diri pemuda-pemuda Indonesia akan mampu memperkuat jati diri
dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Usia sekolah dasar merupakan usia akhir masa kanak-kanak. Dan di usia ini anak
sudah mampu diajak untuk berpikir dan menganalisa suatu masalah. Di sinilah peran serta
semua elemen diperlukan untuk membentuk karakter anak yang mencintai bangsanya atau
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang turut membantu tugas
pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Sekolah dapat dikatakan sebagai rumah
kedua. Di sekolah, selain mendapatkan pendidikan akademik anak juga mendapatkan
pendidikan moral dan spiritual. Karena itulah sekolah juga menjadi salah satu wadah yang
tepat untuk menanamkan cinta tanah air kepada seorang anak. Dalam hal ini guru sebagai
pengelola kelas mempunyai peranan yang penting.
Sebelum seorang pendidik memasuki ranah penanaman rasa cinta tanah air kepada
peserta didik hal yang harus dilakukan adalah membentuk karakter anak agar memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Untuk membentuk karakter itu pendidik harus mengungkapkan
berbagai alasan mengapa setiap warga negara harus memiliki rasa nasionalisme.
Alasan-alasan mengapa kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang dikemukakan
oleh C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (2011: 153) dalam bukunya Empat Pilar
Berbangsa dan Bernegara,yaitu:
1. Indonesia adalah bangsa yang besar.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang memiliki tanah air luas serta alam
yang indah dan permai.
2. Mempunyai aneka budaya.
Kita bangga berbangsa Indonesia bukan semata-mata karena adanya alam tanah air
Indonesia, melainkan juga karena nenek moyang kita sudah mempunyai nilai
kebudayaan yang tinggi menurut ukuran waktu itu. Nenek moyang kita telah memiliki
unsur-unsur budaya yang tinggi, seperti bercocok tanam di sawah dan ladang,
membatik, wayang, tatanan masyarakat yang teratur di bawah hukum adat, ilmu falak,
dan pelayaran. Unsur-unsur itu secara keseluruhan terjalin dan merupakan pola
kebudayaan Indonesia.
3. Identitas bangsa Indonesia.
Kita memiliki satu identitas negara dan bangsa yaitu Garuda Pancasila sebagai
lambang negara. Setiap negara mempunyai lambang negara yang menggambarkan
kedaulatan, kepribadian, dan keperkasaan negara yang bersangkutan.
4. Semangat berkorban untuk negara dan bangsa Indonesia.
Perjuangan bangsa kita menghasilkan kemerdekaan melalui sejarah yang pajang dan
penuh dengan pengorbanan serta penderitaan sejak generasi terdahulu sampai dengan
generasi tahun 1945.
5. Berhasilnya perjuangan kemerdekaan kita.
Perjuangan bangsa kita dalam mencapai kemerdekaan bangsa berhasil karena kita
senantiasa meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan golongan dan pribadi.
Oleh karena itu, kita harus tetap berdiri di atas nilai-nilai yang diikrarkan dan
dijunjung tinggi oleh segenap bangsa kita.
Pemaparan berbagai alasan cinta tanah air tersebut bisa menjadi modal untuk kita
sebagai pendidik dalam menjelaskan kepada peserta didik akan pentingnya nasionalisme.
Rasa cinta tanah air harus dilakukan tanpa bisa ditawar dengan apapun.
Cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada anak, yaitu:
1. Melaksanakan upacara bendera
Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar anak menjadi
manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya. Upacara bendera setiap Senin
dengan sikap hormat kepada bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya,
dan mengucapkan Pancasila dengan semangat akan menumbuhkan rasa nasionalisme
pada anak.
2. Melatih siswa untuk aktif dalam berorganisasi
Kegiatan anak di luar belajar formal akan melatih inisiatif. Anak yang melibatkan
dirinya dalam organisasi akan berusaha menjadi pribai yang berguna. Anak yang
berorganisasi juga cenderung lebih obyektif dalam menilai sesuatu. Ia terbiasa dengan
perbedaan dan lebih mudah menerimanya. Anak juga lebih mudah menerima konflik
yang biasa terjadi dalam organisasi.
3. Memperingati hari besar nasional
Memperingati hari besar nasional bisa dilakukan dengan lomba atau pentas budaya,
menunjukkan miniatur candi, gambar rumah dan pakaian adat, mengenakan pakaian
adat pada Hari Kartini, mengunjungi museum terdekat, serta mengenal para pahlawan
melalui cerita atau bermain peran.
4. Melalui lagu-lagu nasional
Dengan menyanyi apalagi jika diiringi dengan musik, anak akan merasa senang serta
lebih mudah hafal dan memahami pesan yang akan disampaikan guru. Jika lagu wajib
nasional dianggap masih terlalu sulit untuk anak maka guru bisa menciptakan lagu
sendiri yang sesuai usia anak. Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan
kreativitasnya di sekolah termasuk dalam menciptakan lagu. Lagu untuk anak usia
dini biasanya dengan kalimat yang sederhana, mudah diucapkan, mudah dipahami,
dan dihafalkan. Lagu sebaiknya yang bernada riang gembira karena hal ini akan
merangsang perkembangan otak anak. Anak terbiasa untuk selalu riang dalam
bekerja, cepat dalam memahami dan memutuskan masalah, serta tidak cepat putus
asa.
5. Memberikan pendidikan moral
Membentuk moral anak bisa dilakukan lewat story telling (dongeng). Kegiatan
membaca dongeng dan berdiskusi antara guru dan anak dapat dilakukan di sekolah.
6. Anak dikenalkan pada asal usulnya sebagai cara belajar mengenali identitas diri.
Dimulai dari asal kedua orang tuanya, menunjukkan pulau tempat tinggalnya,
dikenalkan dengan bahasa daerah yang sederhana, macam-macam budaya daerah,
sampai pada diberikan label pada dirinya sebagai warga negara Indonesia.
7. Mengenalkan lagu-lagu daerah yang bersifat gembira. Contohnya: Suwe Ora Jamu,
Cing Cang Keling, Cublak-Cublak Suweng, dan lagu-lagu lainnya yang disesuaikan
dengan daerah asal masing-masing.
8. Mengajak anak ke museum budaya Indonesia dan mengenalkan pada berbagai ragam
budaya serta adat istiadat. Hal ini akan membuat anak mengenali dan memahami
keberagaman budaya yang berbeda.
9. Mengenalkan anak pada cerita-cerita rakyat yang bertema moralitas, seperti Timun
Emas, Sangkuriang, dan Malin Kundang. Mendongeng secara ekspresif akan
memudahkan anak memahami isi cerita.
10. Mengajak dan mengingatkan anak untu ikut merayakan hari besar nasional, seperti
kemerdekaan Indonesia, Kebangkitan Nasional, dan Hari Pahlawan.
11. Jika memiliki dana lebih, ada baiknya bila anak diajak untuk pergi berlibur ke daerah
lain sehingga ia bisa lebih mengenali budaya dan kebiasaan secara langsung. Wisata
edukasi merupakan sarana pembelajaran yang efektif untuk mengasah rasa
kebangsaannya.
12. Mengenalkan anak pada tokoh-tokoh pahlawan Indonesia. Dengan demikian anak
belajar untuk memiliki tokoh yang dapat menjadi model positif bagi anak.
13. Guru sebagai seorang pendidik di sekolah mempunyai peran penting untuk
membentuk karakter peserta didik. Melalui figur seorang guru yang dicintai muridnya
maka itu menjadi jalan yang mudah untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa
nasionalisme pada diri setiap peserta didik. Khusus untuk guru di tingkat Sekolah
Dasar ini menjadi hal yang mutlak dilakukan mengingat pentingnya kesadaran
berbangsa dan bernegara yang harus ditanamkan sejak dini. Kita sebagai pendidik
merupakan ujung tombak di lapangan dalam mewujudkan pribadi siswa yang mantap
dan memiliki rasa nasionalisme tinggi. Pendidik juga harus senantiasa berperan aktif
melalui berbagai upaya yang dapat menggugah kembali semangat nasionalisme
pemuda pelajar yang mulai luntur tergerus arus globalisasi.
Peran guru dalam proses internalisasi nilai-nilai positif di dalam diri siswa tidak bisa
digantikan oleh media pendidikan secanggih apapun. Oleh karena itu, mengembalikan jati
diri siswa memerlukan keteladanan yang hanya ditemukan pada pribadi guru. Dalam
menjalani amanah sebagai khalifah di muka bumi kita hendaknya mampu memberikan
teladan yang baik untuk dicontoh peserta didik. Tanpa peranan guru pendidikan karakter dan
pengembalian jati diri siswa tidak akan berhasil dengan baik.
Berbagai upaya yang dapat ditempuh pendidik dalam menanamkan rasa nasionalisme
pada siswa, yaitu:
1. Penguatan peran pendidik dan peserta didik agar terjalin sinergi antara implementasi
kegiatan transfer ilmu yang tetap mengedepankan kualitas dengan terwujudnya peserta didik
yang bermoral dan memegang teguh semangat nasionalisme. Penguatan nasionalisme harus
dimulai dengan mengembalikan jati diri pelajar agar terbentuk pribadi yang mantap dan
berakhlak mulia. Jati diri dapat memancar dan tumbuh dengan mengenali diri sendiri dan
menemukan kembali jati diri kita sebagai pendidik dan peserta didik. Membangun jati diri
adalah membangun karakter. Dalam membangun karakter dapat dilakukan dengan
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga siswa mwnjadi paham
(domain kognitif), menanamkan tata nilai serta menanamkan mana yang boleh dan mana
yang tidak (domain afektif), mampu melakukan (domain psikomotor) dan memberikan
teladan hidup (living model).
2. Dalam setiap kegiatan pembelajarannya pendidik harus senantiasa menanamkan dan
menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air. Pembiasaan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari, mengembangkan dan
melestarikan budaya dan kesenian daerah dan menanamkan rasa bangga terhadap produk
dalam negeri dibandingkan dengan produk luar negeri diharapkan akan mampu
membangkitkan rasa bangga terhadap bangsa Indonesia yang pada akhirnya muncul
semangat nasionalisme pada siswa untuk tetap menjaga keutuhan NKRI.
3. Senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai luhur agama dan nilai-nilai dan nilai-nilai
Pancasila di setiap kegiatan pembelajarannya.
Implementasi-implementasi Pancasila dalam kehidupan sekolah:
a. Sila pertama, pengembangan nilai-nilai agama untuk menciptakan pribadi yang
berakhlak mulia.
b. Sila kedua, menanamkan rasa peduli terhadap sesama dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia.
c. Sila ketiga, menciptakan rasa persatuan dan kesatuan serta menanamkan sikap lebih
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan.
d. Sila keempat, membiasakan siswa untuk bersikap demokratis dan menghargai
pendapat orang lain dalam setiap kegiatan diskusi di kelas.
e. Sila kelima, mengembangkan sikap keadilan baik di kalangan siswa ataupun guru
dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Adil dalam memberikan penilaian terhadap
siswa sesuai dengan prestasi yang diraih siswa.
4. Membiasakan kegiatan upacara bendera untuk membangkitkan semangat
nasionalisme. Di tengah perkembangan zaman yang semakin serba modern dan menggerus
nilai-nilai budaya bangsa nampaknya kegiatan upacara bendera masih relevan untuk
dilaksanakan dalam rangka membentuk karakter pribadi siswa yang tangguh, disiplin, dan
bertanggung jawab. Sebagaimana kita ketahui bahwa pelaksanaan upacara bendera adalah
bagian dari pembinaan mental, fisik, dan disiplin yang harus terus dilakukan dalam
kehidupan sekolah. Sekolah sebagai wahana “transfer of value” harus dapat menciptakan
nilai-nilai positif. Hal tersebut bisa dilakukan dengan penciptaan suasana kegiatan belajar
mengajar yang serba tertib, tertib di kelas, tertib di lapangan dan lingkungan sekolah, serta
tertib pengaturan dan penggunaan waktu (tertib waktu).
5. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini merupakan kegiatan di
luar jam pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui layanan Bimbingan Konseling (BK) dan kegiatan ekstrakurikuler. Layanan
BK dapat dioptimalkan komunikasi yang interaktif antara guru, siswa, orang tua siswa
sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diiinginkan dari pengaruh buruk
lingkungan. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat menyalurkan minat, bakat,
kemandirian, kemampuan bermasyarakat, beragama, dan memecahkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai