Anda di halaman 1dari 8

MEMAHAMI INDONESIA DENGAN WAWASAN

NUSANTARA MELALUI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DAN PENDIDIKAN SEJARAH
INDONESIA

Penyusun :
Rifki Alwi Fajrian (0501020312)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA SERANG

2023
Pendahuluan
Pengertian wawawasan nusantara sendiri menurut dokumen ketetapan MPR tahun
19998 menyatakan : “Wawasan nusantara yakni cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri
dan lingkungan yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan tujuan mencapai tujuan nasional.”
Wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah disebut sebagai geografi. Kondisi
geografi Nusantara yang merupakan kumpulan tujuh belas ribu lebih pulau-pulau yang tersebar
dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang strategis, memiliki
karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara lainnya. Namun apabila kekayaan alam
dan keuntungan lingkungan yang seperti itu tidak di dampingi dengan persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah negara, maka akan menjadi suatu hal yang tidak dapat dimanfaatkan dengan
maksimal.
Untuk mewujudkan cita cita bangsa dan agar memahami apa itu Indonesia, melalui pola
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Wawasan Nusantara memberikan bekal ilmu
pengetahuan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mampu mewujudkan hidup bersatu dalam
beraneka ragam budaya dan adat-istiadat, hidup dalam masyarakat yang beraneka ragam suku-
bangsa serta kebiasaan-kebiasaan baik yang hidup dalam masyarakat, serta mampu menjadikan
kebiasaan hidup bersama dalam keanekaragaman budaya akan mampu menguatkan rasa
kebersamaan dalam di Negara Indonesia.
Wawasan nusantara adalah bentuk nyata merealisasikan makna Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan
wawasan nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang
harus selalu ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat
meningkat jika ada pembangunan yang meningkat.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di
samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah
diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Isi pokok dekarasi ini adalah bahwa
lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang menghubungkan pulau
terluar Indonesia.Bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang
tanah airnya beserta lingkungannya biasa dinamakan wawasan nasional.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungannya baik regional atau Internasional. Dalam hal ini bangsa
Indonesia memerlukan prinsip - prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak tergoyahkan dalam
memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita - cita serta tujuan negara. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berlandaskan pada wujud wilayah
nusantara sehingga disebut wawasan nusantara. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa
dan negara Indonesia tetap mampu dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang
adil, makmur dan sentosa.
Perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat pada
era globalisasi saat ini, perlu disikapi dari sudut pandang pendidikan, termasuk pendidikan
sejarah. Komunikasi global yang berkembang pesat telah menimbulkan nilai-nilai baru yang
berpengaruh terhadap cara hidup bangsa Indonesia. Pendidikan sejarah dalam era globalisasi
sekarang ini, sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki identitas bangsa dan kesadaran
sejarah yang kuat serta dapat ikut aktif dalam globalisasi tanpa terinjak oleh nilai - nilai luar.
Kesadaran sejarah merupakan bentuk "rasa hayat historis " (soedjatmoko, 1992:56),
pendidikan sejarah memiliki posisi penting agar suatu bangsa memiliki pemahaman yang kuat
tentang sejarah dan keberadaan suatu bangsa.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
masyarakat menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan pada dasarnya juga merupakan pendidikan kebangsaan atau
pendidikan karakter bangsa. Kesadaran memiliki wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air
di Bangsa atau Negaranya sendiri mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat
dalam kaidah dan naungan di bawah Negara kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku
diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan atau kerelaan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.

Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengatasi berbagai problem ekonomi, sosial dan budaya yang berada
ditengah-tengah bangsa Indonesia saat ini? Salah satu media yang paling tepat adalah
pendidikan, yang sangat besar peranannya dalam membentuk karakter bangsa. Salah satu
bagian penting pendidikan untuk menanamkan konsep keberagaman adalah Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia. Pendidikan sangat besar pengaruhnya
dalam membentuk kesadaran dan karakter bangsa. Dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pendidikan Sejarah Indonesia, kita akan menanamkan dan mengembangkan kesadaran
multikultural yang bersifat normatif.

Kajian Pustaka
Penelitian ini mengkaji mengenai wawasan nusantara sebagai sarana memahami
Indonesia. Pada penelitian ini pendekatan kualitatif digunakan dengan referensi data dari
kepustakaan, meliputi BMP MKWU4109 Pendidikan Kewarganegaraan, jurnal-jurnal, dan
literatur hasil penelitian tentang wawasan nusantara sebagai cara memahami Indonesia. Teknik
pengumpulan data dan informasi yang digunakan merupakan Teknik pengumpulan data
kualitatif yang melingkupi studi dokumentasi dan studi Pustaka. Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang temuan - temuan penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistikata
bentuk perhitungan lainnya, prosedur ini menghasilkan temuan - temuan yang diperoleh dari
data – data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana. Sarana meliputi
pengamatan dan wawancara, namun bisa juga mencakup dokumentasi, buku dan kaset video
(Sugiyono.2012:13). Hal ini dipilih oleh penyusun karena menyesuaikan dengan judul
penyusun yang lebih bersifat deskriptif sehingga metode deskriptif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda. Sedangkan dalam proses penyelidikan terhadap data
yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini menggunakan alat penelitian seperti reduksi data,
display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.

Wawasan Nusantara melalui Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan hasil wawancara tentang pengembangan nilai – nilai wawasan kebangsaan
dan rasa cinta tanah air pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang didapatkan bahwa hanya
sebagian siswa yang mengembangkan nilai - nilai wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah
air secara teoritis. Sekolah harus berupaya agar dapat mengembangkan nilai – nilai wawasan
kebangsaan dan rasa cinta tanah air kepada siswa yang belakangan ini sudah mulai luntur. Hal
tersebut menjadi sangat penting dilakukan di tengah arus globalisasi yang sedang melanda di
Indonesia dan kurangnya penanaman nilai - nilai wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
(Peran Guru PPKn dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Rasa Cinta
Tanah Air, Mei 2017).
Berdasarkan wawancara tersebut terlihat bahwa masih ada masyarakat terutama pelajar
yang mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan didalam kurikulumnya namun masih belum
bisa memahami wawasan kebangsaan dan nusantara secara teoritis.Untuk mengembangkan
nilai-nilai wawasan kebangsaan kepada masyarakat tidak hanya dengan teoritis saja. Guru,
Dosen, Pemimpin Wilayah, Pemimpin Negara bisa jadi teladan bagi para pelajar, mahasiswa,
dan juga maskyarakat umum.
Memahami Identitas bangsa Indonesia akan menciptakan dan menyadarkan bahwa
seluruh rakyat Indonesia merupakan kumpulan dari berbagai suku bangsa yang menyatu dan
setuju untuk bersatu serta memiliki identitas yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Menyadari akan perbedaan berbagai hal misalnya agama,budaya, kebiasaan-kebiasaan, adat-
istiadat, maka hal ini menumbuhkan rasa adanya persamaan dalam hidup yang berbeda dalam
menjalani keseharian dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa
bentuk identitas nasional Indonesia yang dimiliki dapat dikemukakan dengan adanya : a).
Bahasa Indonesia. b). Bendera Indonesia, Sang Merah Putih, merah artinya berani dan putih
berarti suci, dengan demikian merupakan identitas negara Indonesia. c). Lagu Kebangsaan
Indonesia, “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan Negara Indonesia. d). Garuda Pancasila
sebagai lambang negara. e). Semboyan Negara Bhinnekka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap
satu jua, f). Pancasila sebagai dasar falsafah negara serta menjadi cita-cita negara; Hal ini
sebagai karakter atau Ciri-ciri Nasional bangsa Indonesia. g). UUD 1945 sebagai konstitusi
bangsa Indonesia, i). Kebudayaan Daerah yang beraneka ragam corak dan karya seni yang
menjadi identitas bangsa Indonesia.
Pada intinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara yang
telah diproklamasikan dari 78 tahun yang lalu. Mencintai NKRI merupakan komitmen
masyarakyat Indonesia terhadap Negara ini. Bentuk semangat kebangsaan, sering kita sebut
dengan Nasionalisme. Nasionalisme sendiri artinya tekad orang-orang yang berada pada
wilayah suatu negara yang sama untuk membangun masa depan bersama walaupun warga
masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik, agama, ataupun ragam budaya. Sebagai negara
bangsa, adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang dengan baik dari masing-masing wilayah
daerah serta suku bangsa yang puspawarna serta beraneka ragam kebiasaan yang tumbuh dan
berkembang sehingga terjaganya harmonisasi kehidupan dalam Negara.
Ada faktor pendukung yang dihadapi kita dalam mengembangkan nilai - nilai wawasan
kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada masyarakat misalnya saya ambil contoh dari paragraf
pertama “Wawasan Nusantara melalui Pendidikan Kewarganegaraan” adalah para pelajar
antara lain dukungan dari semua guru, orang tua wali, siswa dan sarana dan prasarana sekolah
yang sangat mendukung sehingga sangat mudah bagi siswa dalam mengetahui nilai-nilai
wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air sehingga siswa dapat mengembangkan nilai-nilai
wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air sesuai dengan program sekolah yang telah ada.
Selain faktor pendukung, namun ada juga faktor yang menghambat untuk mengembangkan
nilai-nilai wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada pelajar antara lain adalah faktor
usia anak didik yang kurang maksimal, dan faktor guru-guru senior yang cenderung menilai
pada aspek kognitif saja sedangkan aspek lainnya kurang diperhatikan.
Mahasiswa pun tidak jauh bedanya faktor pendukung dan faktor penghambatnya seperti
Pelajar. Yang berbeda dan sulit adalah memberi Wawasan Nusantara adalah kepada
masyarakat umum. Dari penggambaran tersebut maka ada faktor pendukung dan faktor
penghambat yang lebih sulit dihadapi oleh masyarakat umum dalam mengembangkan nilai-
nilai wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air, antara lain, faktor pendukungnya ;
dukungan dari pelajar atau mahasiswa dengan sosialisasi atau sharing secara langsung, instansi
pemerintah, media penyiaran, media cetak seperti koran.Sedangkan faktor penghambatnya,
karena mereka berasal dari kalangan yang bermacam-macam, mereka bukan orang yang
menuntut ilmu di instansi pendidikan, dan efek faktor jaman dulu dimana pendidikan belum
semerata sekarang.
UUD 1945 mengatur tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang diatur
pada ketentuan pasal 27 hingga pasal 34 nya. Hal ini dapat dipahami dan dimengerti oleh setiap
warga negara agar mengerti sesungguhnya apa saja yang menjadi hak dan kewajiban setiap
warga negaranya. Mempelajari ketentuan pasal-pasal yang menyebutkan tentang hak dan
kewajiban setiap warga negara, maka akan menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara. Dengan memahami hak dan kewajiban bagi setiap warga negara, maka
seluruh masyakrakat sadar bahwa akan berusaha untuk menggunakan hak serta melaksanakan
segala kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya sebagai warga negara dan tentu dengan
memahami tanggungjawabnya ini akan tekad yang kuat mereka dalam mencintai dan membela
negaranya.

Wawasan Nusantara melalui Pendidikan Sejarah indonesia


Pembentukan Negara Republik Indonesia tidak terlepas dari hasil usaha dan kerja keras
semua pendiri Republik Indonesia. Komitmen tersebut merupakan hasil sdari semangat
kebangsaan yang historis mengkristal dalam wujud gerakan Kebangkitan Nasional 1908,
Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 yang berpuncak dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
17 agustus 1945.
Pendidikan sejarah sebagai wahana pendidikan berguna untuk mengembangkan pribadi
pelajar dan mahasiswa sebagai anggota masyarakat dan warga negara serta mempertebal
semangat kebangsaan dan juga cinta tanah air. Pelajar serta mahasiswa melalui pendidikan
sejarah diajak menelaah kembali keterkaitan kehidupan yang dialami oleh diri, masyarakat dan
bangsanya, bukan hanya menghapal fakta atau peristiwa sejarah yang memaparkan bentuk
pengulangan secara lisan dari buku pelajaran dan bukan merupakan ajang melatih
keterampilan. Pembelajaran sejarah bukan hanya untuk menanamkan pemahaman masa
lampau sampai masa kini, menciptakan adanya perkembangan masyarakat kebangsaan dan
cinta tanah air, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, dan memperluas pengetahuan hubungan
masyarakat antar bangsa di dunia; melainkan ditekankan pada kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kecintaan pada manusia secara
menyeluruh. Pembelajaran sejarah juga menekankan pada cara berfikir, bemalar, pematangan
emosional dan sosial serta meningkatkan kepekaan perasaan dan kemampuan mereka untuk
memahami dan menghargai perbedaan. Pembelajaran sejarah merupakan bagian dari proses
menanamkan nilai-nilai yang fungsional untuk menanamkan pengetahuan. Kaitannya dengan
merosotnya kesadaran nasionalisme di kalangan pelajar dan juga mahasiswa, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan terhadap sejarah (Kartodirdjo, Kompas, 30
Oktober 2001).
Kesadaran akan kebangsaan dapat menumbuhkan kepribadian yang kuat, karena
pengenalan jati dirinya akan menumbuhkan keinginan dan kesediaan bekerja keras bagi diri
dan bangsanya. Pembelajaran sejarah memiliki fungsi untuk membangkitkan minat pada
sejarah tanah air dan mendapatkan inspirasi sejarah dari cerita-cerita kepahlawanan maupun
peristiwa-peristiwa tragedi nasional, memberikan pola berfikir kearah berfikir secara rasional-
kritis-empiris, dan mennumbuhkan sikap yang mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Garvey dan Krug (1977:2-5) mengidentifikasi bahwa mempelajari sejarah mempunyai
beberapa tujuan, antara lain; (a) to acquire knowledge of historical facts; (b) to gain an
understanding or appreciation ofpast events or periods or people; (c) to acquire the ability to
evaluate and criticize historical writing; (d) to learn the techniques of historical research, and
(e) to learn how to write history. Terjemahan; (a) untuk memperoleh pengetahuan tentang
fakta-fakta sejarah; (b) untuk memperoleh pemahaman atau apresiasi terhadap peristiwa-
peristiwa atau periode-periode masa lampau atau orang-orang; (c) untuk memperoleh
kemampuan mengevaluasi dan mengkritik penulisan sejarah; (d) untuk mempelajari teknik-
teknik penelitian sejarah, dan (e) untuk belajar menulis sejarah.
Meningkatkan pendidikan sejarah merupakan tuntutan untuk melahirkan generasi yang
bijaksana dan mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan bijaksana tidak
bertentangan dengan budaya bangsa. Mempelajari masa lampau manusia berguna untuk
mengetahui kebenaran dan kesalahan peristiwa kehidupan manusia. Pengetahuan sejarah
sangat fundamental dalam pembentukan identitas bangsa, kesadaran sejarah merupakan
sumber inspirasi untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan tanggung jawab. Kesadaran
sejarah penting bagi suatu bangsa, karena dapat memandu manusia kepada pengertian sebagai
bangsa.
Bukti asli merosotnya jiwa nasionalisme dan patriotisme, Ir. Sukarno sebagai presiden
pertama Republik Indonesia berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
sejarahnya. Tidak mungkin suatu bangsa berkembang dan sejahtera jika tidak belajar dari masa
lampau. Pembelajaran sejarah dianggap membosankan bagi siswa yang telah duduk di sekolah
menengah akibatnya banyak siswa yang mengalami amnesia sejarah bahkan melupakan aerti
penting dari sejarah (Sukardi, 2020:2).
Pendidikan sejarah juga memberikan sebuah pengetahuan yang baik dan contoh
keteladanan terhadap kepemimpinan, pelopor, sikap dan tindakan pada masyarakat dalam
pengelompok yang dapat mengubah sebuah kehidupan pada masyarakat. Kehidupan manusia
sangat sering dihubungkan dengan peristiwa yang ada di masa lampau, meskipun dalam hasil
tindakan yang dapat diambil untuk menghadapi sebuah tantangan yang bersifat final, dari hasil
pembentukan tersebut sangat kerap sekali memiliki efek yang tidak terbatas dengan waktu,
tetapi mempengaruhi masyarakat untuk mewujudkan kehidupan baru, karena peristiwa sejarah
menjadi kumpulan contoh yang dapat digunakan dan disesuaikan dengan pwemasalahan
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sejarah juga dapat membentuk sikap sosial yaitu saling
menghargai perbedaan. Pembelajaran sejarah berguna untuk menyadarkan pentingnya belajar
dari masa lampau dan apabila mengetahui cara penyampaian sejarah dengan baik agar menarik
dan tidak membosankan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya
Wawasan Nusantara yang padahal era globalisasi ini akan menjadi hal yang bisa
menggoyahkan Identitas bangsa di masa depan. Apa yang sudah di bentuk oleh pahlawan
reformasi kita bisa dirubah total bahkan dihilangkan karena terpengaruh nilai-nilai luar Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Solusi dan saran dari permasalahan tersebut adalah
dengan memajukan dan memuktakhirkan pendidikan, misal memperbarui cara mengajar untuk
anak-anak di sekolah dasar yang bertujuan agar sejak dini sudah ditumbuhkan rasa kebangsaan
dan cintah tanah air. Karena saat ini banyak anak-anak yang juga pelajar yang mendapatkan
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia memahami
bahwa mata pelajaran tersebut menjadi sangat berat karena banyaknya hal yang harus dibaca
dan dihapal, ada dari mereka karena hal tersebut jadi takut atau menghindari mata pelajaran
tersebut. Orang-orang yang menjadi tauladan seperti pengajar, pemimpin, orang tua juga harus
belajar untuk tidak mencontohkan hal-hal yang tidak berwawasan ke-Nusantaraan.

Penutup
Wawasan nusantara sangat penting bagi masyarakat Indonesia terutama mahasiswa dan
pelajar sebagai generasi penerus bangsa agar nilai-nilai kebangsaan yang sudah dari dulu
dibentuk dan dipertahankan tidak pudar.Wawasan nusantara juga, baik yang dipelajari dari
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia sangat berguna sebagai
pedoman untuk mencapai masa depan bangsa yang lebih baik. Misal, Pancasila yang menjadi
Ideologi atau cita-cita Negara Republik Indonesia (NKRI). Kelunturan wawasan nusantara
berdampak tergoyahnya ideologi negara karena terpengaruh ideologi luar dari dampak
globalisasi atau era digital, dalam aspek ideologi sudah masuk ke ranah mental dan sikap.
Pendidikan merupakan salah satu sistem yang teratur dan pendidikan juga sangat
penting bagi anak bangsa, sehingga pendidikan juga memiliki peran yang cukup luas yaitu
mengembangkan kesehatan jasmani, kemampuan, pikiran dan perasaan. Karena perkembangan
dunia pendidikan mulai bersinergi untuk meningkatkan kualitas sumber daya pelajar dan
mahasiswa dengan berbagai cara. Ini berbeda dari banyak persyaratan untuk membuat orang
sadar, berkarakter dan seimbang dengan keterampilan dan kemampuan. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi adanya konsep wawasan nusantara,yaitu : aspek geografis, aspek
historis,geopolitik dan geostrategis serta kepentingan nasional.
Pendidikan Kewarganegaraan menyadarkan pelajar dan mahasiswa untuk tetap
mempertahankan Identitas karakter bangsa yang bersatu dalam keberagaman, dengan berbagai
suku bangsa yang berbeda satu dengan yang lain. Memiliki adat-istiadat yang dijunjung tinggi
oleh setiap suku bangsa yang ada di wilayah negara Republik Indonesia juga paham terhadap
kedudukan sebagai masyarakat yang mampu melaksanakan tanggungjawab sebagai warga
negara.Semangat kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia tidak boleh menghilangkan
objektivitas sejarah Indonesia sebab paham kebangsaan tidak terlepas dari kisah perjalanan
sejarah bangsa itu sendiri sebagai pemahaman akan karakteristik bangsa. Pengembangan
pendidikan sejarah merupakan tuntutan untuk melahirkan generasi yang bijaksana yang
mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan bijaksana tidak bertentangan dengan
budaya bangsa, mempelajari masa lampau manusia dapat untuk mengetahui kebenaran dan
kesalahan peristiwa kehidupan manusia.

Daftar Pustaka
Lasiyo, Reno Wikandaru, Hastangka. 2022. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka

Achmad Aziz Amrulloh. 2019. Makalah Wawasan Nusantara. Malang

Dr. Edi Susrianto. IP.,M.Pd (Tanpa tahun). PERANAN PENDIDIKAN SEJARAH DALAM
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA. URL :
https://lentera.ejournal.unri.ac.id/index.php/JSBS/article/viewFile/1979/1948
Hendrizal, S.IP., M.Pd. 2020. MENGULAS IDENTITAS NASIONAL BANGSA
INDONESIA TERKINI. Volume 15, Nomor 1. URL :
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/7877

Rani Asmara Hanipasa, Rohmad Widodo, Nurul Zuriah. 2017.


Peran Guru PPKn dalam Mengembangkan Nilai-Nilai
Wawasan Kebangsaan dan Rasa Cinta Tanah Air. Volume 2, Nomor 1. URL :
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum/article/view/9901

Muzayanah. 2020. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI MAHASISWA


UPAYA KOMITMEN CINTA NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (NKRI) DAN BELA NEGARA. Volume 8, Nomor 1. URL:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/23606

Gilang Zulfikar, Gigieh Cahya Permady. 2021.


Citra Wawasan Kebangsaan Generasi Muda
(Suatu Kajian Terhadap Sikap Anti Radikalisme). Volume 7, Nomor 2. URL :
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/educatio/article/view/1063

Anda mungkin juga menyukai