Penyusun :
Rifki Alwi Fajrian (0501020312)
2023
Pendahuluan
Pengertian wawawasan nusantara sendiri menurut dokumen ketetapan MPR tahun
19998 menyatakan : “Wawasan nusantara yakni cara pandang dan sikap bangsa mengenai diri
dan lingkungan yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan tujuan mencapai tujuan nasional.”
Wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah disebut sebagai geografi. Kondisi
geografi Nusantara yang merupakan kumpulan tujuh belas ribu lebih pulau-pulau yang tersebar
dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang strategis, memiliki
karakteristik atau watak yang berbeda dengan negara lainnya. Namun apabila kekayaan alam
dan keuntungan lingkungan yang seperti itu tidak di dampingi dengan persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah negara, maka akan menjadi suatu hal yang tidak dapat dimanfaatkan dengan
maksimal.
Untuk mewujudkan cita cita bangsa dan agar memahami apa itu Indonesia, melalui pola
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Wawasan Nusantara memberikan bekal ilmu
pengetahuan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mampu mewujudkan hidup bersatu dalam
beraneka ragam budaya dan adat-istiadat, hidup dalam masyarakat yang beraneka ragam suku-
bangsa serta kebiasaan-kebiasaan baik yang hidup dalam masyarakat, serta mampu menjadikan
kebiasaan hidup bersama dalam keanekaragaman budaya akan mampu menguatkan rasa
kebersamaan dalam di Negara Indonesia.
Wawasan nusantara adalah bentuk nyata merealisasikan makna Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan
wawasan nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang
harus selalu ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat
meningkat jika ada pembangunan yang meningkat.
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di
samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah
diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Isi pokok dekarasi ini adalah bahwa
lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang menghubungkan pulau
terluar Indonesia.Bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang
tanah airnya beserta lingkungannya biasa dinamakan wawasan nasional.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungannya baik regional atau Internasional. Dalam hal ini bangsa
Indonesia memerlukan prinsip - prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak tergoyahkan dalam
memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita - cita serta tujuan negara. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berlandaskan pada wujud wilayah
nusantara sehingga disebut wawasan nusantara. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa
dan negara Indonesia tetap mampu dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang
adil, makmur dan sentosa.
Perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat pada
era globalisasi saat ini, perlu disikapi dari sudut pandang pendidikan, termasuk pendidikan
sejarah. Komunikasi global yang berkembang pesat telah menimbulkan nilai-nilai baru yang
berpengaruh terhadap cara hidup bangsa Indonesia. Pendidikan sejarah dalam era globalisasi
sekarang ini, sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki identitas bangsa dan kesadaran
sejarah yang kuat serta dapat ikut aktif dalam globalisasi tanpa terinjak oleh nilai - nilai luar.
Kesadaran sejarah merupakan bentuk "rasa hayat historis " (soedjatmoko, 1992:56),
pendidikan sejarah memiliki posisi penting agar suatu bangsa memiliki pemahaman yang kuat
tentang sejarah dan keberadaan suatu bangsa.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
masyarakat menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan pada dasarnya juga merupakan pendidikan kebangsaan atau
pendidikan karakter bangsa. Kesadaran memiliki wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air
di Bangsa atau Negaranya sendiri mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat
dalam kaidah dan naungan di bawah Negara kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku
diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan atau kerelaan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengatasi berbagai problem ekonomi, sosial dan budaya yang berada
ditengah-tengah bangsa Indonesia saat ini? Salah satu media yang paling tepat adalah
pendidikan, yang sangat besar peranannya dalam membentuk karakter bangsa. Salah satu
bagian penting pendidikan untuk menanamkan konsep keberagaman adalah Pendidikan
Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia. Pendidikan sangat besar pengaruhnya
dalam membentuk kesadaran dan karakter bangsa. Dengan Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pendidikan Sejarah Indonesia, kita akan menanamkan dan mengembangkan kesadaran
multikultural yang bersifat normatif.
Kajian Pustaka
Penelitian ini mengkaji mengenai wawasan nusantara sebagai sarana memahami
Indonesia. Pada penelitian ini pendekatan kualitatif digunakan dengan referensi data dari
kepustakaan, meliputi BMP MKWU4109 Pendidikan Kewarganegaraan, jurnal-jurnal, dan
literatur hasil penelitian tentang wawasan nusantara sebagai cara memahami Indonesia. Teknik
pengumpulan data dan informasi yang digunakan merupakan Teknik pengumpulan data
kualitatif yang melingkupi studi dokumentasi dan studi Pustaka. Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang temuan - temuan penelitiannya tidak diperoleh melalui prosedur statistikata
bentuk perhitungan lainnya, prosedur ini menghasilkan temuan - temuan yang diperoleh dari
data – data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana. Sarana meliputi
pengamatan dan wawancara, namun bisa juga mencakup dokumentasi, buku dan kaset video
(Sugiyono.2012:13). Hal ini dipilih oleh penyusun karena menyesuaikan dengan judul
penyusun yang lebih bersifat deskriptif sehingga metode deskriptif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda. Sedangkan dalam proses penyelidikan terhadap data
yang dibutuhkan maka dalam penelitian ini menggunakan alat penelitian seperti reduksi data,
display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya
Wawasan Nusantara yang padahal era globalisasi ini akan menjadi hal yang bisa
menggoyahkan Identitas bangsa di masa depan. Apa yang sudah di bentuk oleh pahlawan
reformasi kita bisa dirubah total bahkan dihilangkan karena terpengaruh nilai-nilai luar Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Solusi dan saran dari permasalahan tersebut adalah
dengan memajukan dan memuktakhirkan pendidikan, misal memperbarui cara mengajar untuk
anak-anak di sekolah dasar yang bertujuan agar sejak dini sudah ditumbuhkan rasa kebangsaan
dan cintah tanah air. Karena saat ini banyak anak-anak yang juga pelajar yang mendapatkan
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia memahami
bahwa mata pelajaran tersebut menjadi sangat berat karena banyaknya hal yang harus dibaca
dan dihapal, ada dari mereka karena hal tersebut jadi takut atau menghindari mata pelajaran
tersebut. Orang-orang yang menjadi tauladan seperti pengajar, pemimpin, orang tua juga harus
belajar untuk tidak mencontohkan hal-hal yang tidak berwawasan ke-Nusantaraan.
Penutup
Wawasan nusantara sangat penting bagi masyarakat Indonesia terutama mahasiswa dan
pelajar sebagai generasi penerus bangsa agar nilai-nilai kebangsaan yang sudah dari dulu
dibentuk dan dipertahankan tidak pudar.Wawasan nusantara juga, baik yang dipelajari dari
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Sejarah Indonesia sangat berguna sebagai
pedoman untuk mencapai masa depan bangsa yang lebih baik. Misal, Pancasila yang menjadi
Ideologi atau cita-cita Negara Republik Indonesia (NKRI). Kelunturan wawasan nusantara
berdampak tergoyahnya ideologi negara karena terpengaruh ideologi luar dari dampak
globalisasi atau era digital, dalam aspek ideologi sudah masuk ke ranah mental dan sikap.
Pendidikan merupakan salah satu sistem yang teratur dan pendidikan juga sangat
penting bagi anak bangsa, sehingga pendidikan juga memiliki peran yang cukup luas yaitu
mengembangkan kesehatan jasmani, kemampuan, pikiran dan perasaan. Karena perkembangan
dunia pendidikan mulai bersinergi untuk meningkatkan kualitas sumber daya pelajar dan
mahasiswa dengan berbagai cara. Ini berbeda dari banyak persyaratan untuk membuat orang
sadar, berkarakter dan seimbang dengan keterampilan dan kemampuan. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi adanya konsep wawasan nusantara,yaitu : aspek geografis, aspek
historis,geopolitik dan geostrategis serta kepentingan nasional.
Pendidikan Kewarganegaraan menyadarkan pelajar dan mahasiswa untuk tetap
mempertahankan Identitas karakter bangsa yang bersatu dalam keberagaman, dengan berbagai
suku bangsa yang berbeda satu dengan yang lain. Memiliki adat-istiadat yang dijunjung tinggi
oleh setiap suku bangsa yang ada di wilayah negara Republik Indonesia juga paham terhadap
kedudukan sebagai masyarakat yang mampu melaksanakan tanggungjawab sebagai warga
negara.Semangat kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia tidak boleh menghilangkan
objektivitas sejarah Indonesia sebab paham kebangsaan tidak terlepas dari kisah perjalanan
sejarah bangsa itu sendiri sebagai pemahaman akan karakteristik bangsa. Pengembangan
pendidikan sejarah merupakan tuntutan untuk melahirkan generasi yang bijaksana yang
mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan bijaksana tidak bertentangan dengan
budaya bangsa, mempelajari masa lampau manusia dapat untuk mengetahui kebenaran dan
kesalahan peristiwa kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
Lasiyo, Reno Wikandaru, Hastangka. 2022. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Dr. Edi Susrianto. IP.,M.Pd (Tanpa tahun). PERANAN PENDIDIKAN SEJARAH DALAM
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA. URL :
https://lentera.ejournal.unri.ac.id/index.php/JSBS/article/viewFile/1979/1948
Hendrizal, S.IP., M.Pd. 2020. MENGULAS IDENTITAS NASIONAL BANGSA
INDONESIA TERKINI. Volume 15, Nomor 1. URL :
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/7877