Anda di halaman 1dari 3

Majalah Kedokteran Andalas Vol.33. No.1.

Januari – Juni 2009 100

PENDAHULUAN mmHg Keadaan Gizi : Sedang, Nadi :


Emfisema Subkutis (ES) adalah 108 kali/menit, Tinggi badan : 155 cm,
ter-dapatnya udara bebas di bawah Pernafasan: 28 kali/menit, Berat badan
jaringan subkutis. Keadaan ini biasanya : 42 Kg, Sianosis : tidak ada.
disebabkan oleh komplikasi dari Leher :
berbagai penyakit seperti asma JVP 5-2 cmH2O, Depan : Krepitasi
serangan akut, infeksi gan-gren, (+), Kanan : Krepitasi (+), Kiri :
ekstraksi gigi atau komplikasi saat Krepitasi (+).
memasang thorax tube. (1-3)
Prinsip penatalaksanaan ES Paru :
adalah mengatasi penyakit primer dan Inspeksi ; simetris kiri sama dengan
menge-luarkan udara bebas di subkutis kanan dalam keadaan statis dan
dengan jalan membuat insisi langsung dinamis. Palpasi ; fremitus kiri sama
di daerah ES. Cara ini banyak dengan kanan, krepitasi (+) bagian
kelemahan seperti meninggalkan depan, Perkusi ; sonor kiri sama
sikatrik, sumber inf eksi dan insisi cepat dengan kanan, Auskultasi ; suara nafas
menutup sehingga fungsinya sebagai ; Kiri sama dengan kanan, wheezing
saluran untuk keluarnya udara tidak (+), ronchi (-).
berfungsi lagi. Teknik yang lebih baru
dengan menggunakan IV kateter yang Pemeriksaan Penunjang :
telah di modifikasi merupakan meto-de Lab: leukosit 7700/mm, Hb 13,3 gr/dl,
yang sederhana yang tidak memberikan EKG; irama sinus, Low voltage (-).
gejala sisa seperti sikatrik pada kulit. (1- Rongent torak tampak gambaran
4) Akan dilaporkan kasus asma emfise-ma subkutis di leher dan torak
serangan akut berat disertai emfisema (Gambar .1)
subkutis.

LAPORAN KASUS
Seorang wanita 24 tahun masuk
ke bangsal paru dengan keluhan utama
sesak nafas. Sesak nafas berbunyi dan
dipe-ngaruhi oleh cuaca, makanan dan
emosi. Sesak nafas dirasakan
meningkat sejak 6 hari sebelum masuk
rumah sakit, sesak makin lama makin
berat dan disertai dengan bengkak di
leher. Bengkak di leher makin besar
dan menyebar sampai ke dada bagian
depan atas. Keluhan lainnya batuk-
batuk disertai dengan dahak yang
Gambar 1. 4 – 8 - 2008
purulen. Demam tidak tinggi dan tidak
menggigil. Pasien telah di kenal Diagnosa kerja:
menderita asma sejak 5 tahun yang Asma intermiten dalam
lalu. serangan akut berat + Emfisema
subcutis
HASIL PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CMC, Keadaan Umum :
Sedang, Tekanan Darah : 120/80
Oea Khairsyaf , Penggunaan IV Kateter pada Penatalaksanaan Emfisema Subkutis101

PENATALAKSANAAN menderita asma sejak 5 tahun yang


Bahan yang diperlukan dalam lalu.
penatalaksanaan emfisema subkutis; Mekanisme terjadinya
laru-tan desinfektan, lidocain 2 ampul emfisema subkutis pada penderita asma
dan IV kateter no.14 (Gambar.3). terjadi pada saat serangan asma akut
Pemasangan 2 buah IV kateter no 14, berat. Pada saat serangan akut terjadi
pada garis linea mid clavicula kiri dan obstruksi saluran nafas, mengakibatkan
kanan di ruang inter meningkatnya jumlah udara yang
kostal dua (Gambar.2). Teknik pemasa- terkurung di alveoli ( air traping ).
ngan adalah dengan cara, kulit tempat Peningkatan volume udara di alveoli
yang akan kita pasang dilakukan desin- mengakibatkan peningkatan teka-nan
fektan, kemudian dilakukan anestesi (volutrauma dan barotrauma ). Peni-
lokal. Pemasangan IV kateter dengan ngkatan tekanan ini mengakibatkan ter -
cara me-nginsersikan dengan sudut 45 jadinya robek / ruptur alveoli. (5)
sedalam lebih kurang 0.5 - 1 cm Robeknya alveoli jika lokasinya
(Gambar.2). di perifer akan dapat mengakibatkan
terjadinya pneumotorak.
Pneumomediastinum dan emfisema
subkutis dapat terjadi akibat rupturnya
alveoli sentral sehingga udara akan
bergerak ke jaringan intersisial dan
melanjutan ke mediastinum dan kulit
melalui percabangan bronkus.
Robeknya alveoli dapat juga
menyebabkan terjadinya emboli udara
apabila udara sampai masuk ke
pembuluh darah. (5)

Gambar.2. 9 - 8 – 2008

Gambar.3. IV kateter No.14


Gambar 4. Emboli udara pada
DISKUSI
emfisema subkutis
Dilaporkan seorang wanita usia
24 tahun dengan keluhan sesak nafas
Pada kasus ini, setelah 4 hari
dan bengkak di leher sampai ke dada
pemasangan IV kateter, emfisema
dan didiagnosis dengan asma serangan
subkutis mulai membaik, hal ini juga di
akut disertai dengan emfisema
dukung dengan hasil rongent torak
subkutis. Pasien telah di kenal
yang normal pada tanggal 9 Agustus.
Majalah Kedokteran Andalas Vol.33. No.1. Januari – Juni 2009 102

Hal ini sama dengan yang di laporan emphysema and respiratory arrest.
oleh Beck dkk di mana pada hari ketiga J R Soc Med. 2002 February;
pemasangan telah terjadi perbaikan dari 95(2): 90–91.
emfisema subkutisnya dan IV kateter di
cabut hari kelima. (4) Selama 3. Bodenham, AR. Massive
subcutaneous emphysema after
pemasangan dan setelah pencabutan
accidental removal of an
tidak terjadi komplikasi, sama yang intercostal drain. Br. J. Anaesth.
dilaporkan oleh Kirsh. (5) July 1, 2005; 95 (1) : 110 - 110.

KESIMPULAN 4. Beck, PL., Heitman, SJ, Mody,


Penatalaksanaan empisema subkutis CH. Simple construction of a
dengan menggunakan IV kateter cukup subcutaneous catheter for
efektif dan tidak meninggalkan sikatrik treatment of severe subcutaneous
pada lokasi pemasangan kateter. emphysema. Chest. 2002; 121:
647-9.
Daftar Pustaka
5. Kirsh, MM, Orvald, TO.
1. Frühauf, J., Weinke, RO., Pilger,
U., Kerl, H., Müllegger, RR. Mediastinal and subcutaneous
emphysema complicating acute
Report of two cases with emphasis
bronchial asthma. Chest. 1970;
on the differential diagnosis of
angio-edema. Arch Dermatol. 57: 580-1.
2005; 141:1437-1440.
Pada kasus ini setelah 4 hari pemasangan IV Catheter, emfisema subkutis mulai membaik, hal ini juga di dukung dengan hasil r onsen torak yang normal pada tanggal 9 Agustus. Hal ini sama dengan

2. Omar, YA, Catarino, PA.


Progressive subcutaneous

Anda mungkin juga menyukai