A. Latar Belakang
Nurcholish Madjid, Indonesia adalah salah satu bangsa yang paling pluralis di
dunia (Woorward, 1998: 91). Indonesia terdiri atas berbagai macam suku,
nilainya. Tetapi, ada sebuah ekses yang muncul dalam masyarakat yang
berdampak negatif dalam masyarakat, termasuk dalam hal ini adalah perbedaan
tantangan ke depan agar eksis dan perkembangan agama menjadi salah satu
1
Meminjam istilah Budhi Munawar-Rahman “konsepsi berteologi dalam
atau karakteristik yang lain dari sebuah budaya tertentu. Hal ini dibuktikan
dengan tidak adanya dalam sebuah struktur yang benar-benar tunggal tanpa
adanya unsur-unsur lain di dalamnya (Sudarto, 1999: 2). Apalagi pada tahun
1980-an di mana dunia mengalami suatu masa yang belum pernah terjadi
Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia tidak lagi terkotakkotak dalam dua
dalamnya terdapat bermacam suku, agama, budaya dan ras. Pada tradisi
Perbedaan dari segi ras, suku, etnis, budaya, adat, bahkan agama itu semua
2
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diakui secara sah oleh
berpotensi menimbulkan konflik antar agama. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap
inklusif oleh masing-masing pihak agar tecipta suasana yang lebih terbuka,
pluralistik dan ingin menciptakan bagaimana pluralitas agama ini tidak menjadi
pemicu terjadinya konflik sosial, tetapi menjadi alat pemersatu bangsa dengan
dalam agama, etnis, suku, maupun budaya. Namun, karena di Indonesia sering
terjadinya konflik sosial yang dipicu oleh isu agama, wacana pluralisme juga
sering lebih ditekankan pada masalah pluralisme agama. Di era demokrasi dan
globalisasi, pluralisme kemudian menjadi isu yang sangat penting dan gencar
disebabkan oleh isu agama dapat diredam, atau paling tidak makin berkurang.
sinkretisme dan hikmah abadi (sophia perennis) Yang mana tujuan mereka
bermuara pada kesetaraan kepada semua agama (semua aliran dan ideologi)
yang ada agar hidup berdampingan secara bersama secara damai, aman, penuh
3
tenggang rasa, toleransi dan saling menghargai. Serta dengan tanpa adanya
perasaan superioritas dari salah satu agama di atas agama yang lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
empat elemen utama dalam waktu yang bersamaan. Keempat elemen itu ialah
dalam masyarakat yang pluralistik ini apabila empat elemen itu sudah menyatu
maka dapat diibaratkan bagai born waktu yang siap meledak dan akan terjadi
konflik Yang dimaksud akar konflik disini berupa suatu tingkat penderitaan
sosial (social deprivation) yang tidak dapat ditolerir lagi seperti dalam
jabatan publik tertentu di suatu daerah oleh kelompok tertentu dan dalam kurun
dengan kelompok yang terdeprivasi itu kebetulan berasal dari kelompok agama
yang berbeda maka konflik yang terjadi bergerak menjadi konflik yang
terdapat sumbu konflik (fuse factor). Tetapi tidak dengan sendirinya sumbu
konflik ini akan menyala menjadi konflik jika tidak disulut atau tersulut.
Sumbu konflik ini bisa berupa sentimen suku, ras, agama dan lain sebagainya.
5
Terakhir adalah pemicu konflik ( triggering factor ). Pemicu konflik yang
suatu hal yang amat remeh seperti pertengkaran mulut yang jauh dari akar
konflik, tetapi berfungsi menjadi pembenar bagi dimulainya suatu konflik yang
berskala lebih besar. Para ahli sosiologi mengatakan bahwa dampak suatu
konflik tergantung pada tataran apa akar kontlik itu berada dan terjadi.
Jika akar konflik itu berada pada tataran instrumental, biasanya konflik itu
akibatnya tidak terlalu luas dan dapat segera berhenti. Tetapijika akar konflik
itu berada pada tataran ideologi, biasanya akibatnya akan lebih besar bahkan
mengerikan dan dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Dalam konflik
belas kasihan, karena pelakunya merasa melakukan hal itu bukan untuk
kepentingan diri mereka sendiri, melainkan untuk suatu tujuan abstrak yang
dipandang lebih tinggi dan mulia. Dalam suatu konflik sosial bemuansa agama,
Konteks pendukung konflik itu dapat berupa pola pekerjaan atau pemukiman
yang terpisah berdasarkan garis ke agama an ant ara berbagai kelompok yang
urbanisasi yang berdamp ak menggusur penduduk lokal (asli) tert entu dan lain
sebagainya.
6
Keadaan ini mengingatkan kita pada masyarakat Maluku, Ambon,
menunggu saat yang tepat. Dimana dalam moment-moment yang tepat itu akan
terjadi suatu ledakan konflik yang tidak pernah terduga sebelumnya. Konflik
agama ataupun konflik sosial atas dasar agamajuga ban yak terjadi pada zaman
dahulu atau pada zaman pra-modern. Konflik agama berskala terbesar dan
berlangsung paling lama lebih seabad adalah Perang Salib ( the crussade ).
Tetapi tidak berarti dalam konflik itu tidak terdapat unsur-unsur perebutan
Seperti kejadi an di Ambon yang sudah berl a ngsung hampir enam tahun
karenaperebutan kekuasaan lokal dan sumber daya yang terbatas, tetapi dalam
berdasarkan perbe daan agama. Demikian juga konflik yang terjadi di luar
negeri, konflik antara Palestina dengan Israel yang sesungguhnya berawal dari
perebutan tanah dan wilayah (jalur Gaza), tetapi dalam perkembangannya telah
berubah menjadi konflik yang bemuansa agama, yaitu kontlik antara orang
Islam dengan Yahudi. Juga konflik yang terjadi di Serbia sesungguhnya adalah
7
kontlik yang bernuansa etnis yang berakar dari perebutan kekuasaan dan
yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama ini juga menimpa aliran dan
kepercayaan asli daerah tertentu yang notabene " Indigenous belief " Indonesia.
Hal ini bisa terus menerus terjadi karena ketidaktegasan dari aparat pemerintah
tersebut.
Ada beberapa ha! yang dapat ditempuh untuk menghindari konflik antar
8
Walubi dan lain sebagainya yang berfungsi untuk membina kerukunan
hidup beragama.
plural. Sebagai salah satu contoh adalah perbedaan antara pria dan
wanita. Jelas pria mempunyai ciri-ciri dan juga peran yang berbeda
minoritas untuk dapat mengem bangkan agama yang dip luk dengan
Dengan demikian sesungguhnya kita telah belajar untuk mengenal apa itu
perbedaan.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
terdiri atas berbagai macam suku, agama, dan ras yang secara keseluruhan
dalam masyarakat.
baik dalam agama, etnis, suku, maupun budaya. Namun, karena di Indonesia
sering terjadinya konflik sosial yang dipicu oleh isu agama, wacana pluralisme
10
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/162926-ID-pluralisme-agama-dan-
konflik.pdf
http://eprints.ums.ac.id/12426/4/BAB_I.pdf
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/5129
11