Disusun Oleh:
FADHLUR RAHMAN
1. Euploida
Euploida merupakan peristiwa perubahan
jumblah kromosom pada seluruh pasangan
kromosomnya. Jumblah kromosom mahluk hidup
euploida adalah kelipatan dari kromosom
haploidnya. Berdasarkan jumblah kromosomnya,
mahluk hidup euploid dapat dibedakan atas
monoploid (n/haploid),diploid (2n), dan poliploid
(lebih dari dua n).
Contoh dari makhluk hidup monoploid adalah
lebah mudah jantan yang merupakan hasil dari yang
tidak di buahi, diploid contohnya adalah manusia
dan kebanyakan mahluk eukariotik lainya.
Poliploid terjadi akibat peleburan sel kalamin yang masing-masing atau salah satunya memiliki jumlah
kromosom yang tidak normal.
Kasus ini bisa terjadi pada manusia yang dinamakan dengan kasus digini, dimana terjadi peleburan antara sel
sperma dengan sel telur/ovum yang masih bersatu dengan dengan polositnya. Ada juga kasus yang dinamakan
dengan diandri yaitu dibuahi sel ovum oleh dua sel sperma.
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah perubahan jumlah
kromosom yang hanya terjadinya pada
pasangan kromosom tertentu. Berdasarkan
jumlah kromosom yang berubah, aneuplodi
dibedakan menjadi:
Monosomi (2n-1): jika individu kehilangan
kromoson pada salah satu pasangan kromosom
nomor tertentu. Gamet yang dihasilkan ada dua
macam yaitu (n) dan gamet (n-1)
Nulisomi (2n-2): jika individu kehilangan dua
kromosom pada salah satu pasangan kromosom
yang kehilangan masing-masing satu
kromosom. Gamet yang dihasilkan adalah (n-1)
atau (n) dan (n-1)
Trisomi (2n+1): jika individu memperoleh
tambahan satu kromosom pada salah satu
pasangan kromosom nomor tertentu. Gamet
yang dihasilkan adalah (n) dan (n+1).
Trisomi Ganda (2n+1): jika individu
mempunya dua pasangan kromosom yang
masing-masing yang memperoleh tambahan
satu kromosom. Gamet yang dihasilkan adalah
(n) dan (n+2)
Tetrasomi (2n+2): jika suatu individu memperoleh tambahan dua kromosom pada salah satu
pasangan kromosom nomor tertentu. Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan (n+2)
Peristiwa aneuploidi bisa terjadi biasanya pada saat masuk ke tahapan anaphase dan gagal
berpisah. Apabila pada saat anafse, kromosom mengalami gagal melekat pada benang spindle
sehingga kromosom hancur. Sedangkan apabila terjadi gagal berpisah biasanya trjadi pada saat
anafase I maupun anafase II pada pembelahan meiosis.
Umumnya kasus yang terjadi pada manusia adalah kasus monosomi dan trisomi.
Aneuploidi pada kasus manusia yang bisa berakibat terjadinya sindrom.
1. Sindrom Turner (45, XO)
Sindrom turner dapat terjadi jika sel
telur/ovum dibuahi oleh sel sperma yang
tidak memiliki kromosom seks, hal ini juga
bisa terjadi jika sel terlur tidak memiliki
kromosom seks dibuahi oleh sel sperma
yang normal. Dengan hilangnya kromosom
seks pada salah satu sel, maka akan terjadi
gagal berpisah pada saat pembelahan sel.
Penderita sindrom turner adalah wanita yang memiliki kromosom tubuh sebanyak 44
kromosom dan satu kromosom seks X. Penderita sindrom turner bersifat steril/mandul dengan
cirri-ciri sebagai berikut:
Tidak memiliki ovarium sehingga tidak bisa menghasilkan ovum
Uterus kecil
Payudara tidak berkembang
Tubuh pendek (dwarfisme)