Anda di halaman 1dari 5

Contoh judul penelitian mandiri

Judul Penelitian
“Analisis Yuridis Normatif: Penyalahgunaan Media sebagai Sarana Politik saat
Pemilihan Kepala Daerah 2017 melalui Media Sosial Youtube Dikaitkan dengan
Pengimplementasian Etika Pariwara Indonesia dan Keputusan KPI No. 45 Tahun
2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Terkait Perlindungan Kepentingan Publik, Siaran
Jurnalistik, Iklan, dan Pemilihan Umum”

Penjelasan Judul
Judul ini berkaitan dengan penyalahgunaan media sosial sebagai sarana untuk
berpolitik, dimana hal tersebut dalam dunia periklanan sangat dilarang. Penggunaan
media sosial sebagai sarana politik ini terjadi pada saat Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) beberapa bulan yang lalu, dimana dalam media sosial Youtube, terdapat
iklan-iklan yang diputar yang memuat perbuatan makar terhadap salah satu calon
gubernur DKI Jakarta. Menurut Etika Pariwara Indonesia (EPI), menggunakan media
untuk sarana politik adalah suatu tindakan yang dilarang. Hal ini sempat diprotes oleh
pihak Google karena iklan-iklan seperti itu dibiarkan beredar di media sosial. Dan
Etika Pariwara Indonesia ini selalu bersumber pada KPI, lebih tepatnya pada
Keputusan KPI No. 45 Tahun 2014 yang spesifik menjelaskan tentang petunjuk
pelaksanaan terkait perlindungan kepentingan publik, siaran jurnalistik, iklan, dan
pemilihan umum. Maka itu, dengan judul penelitian ini, diharapkan dalam penelitian
yang dilakukan nanti akan menelaah apakah pengimplementasian aturan yang
mengatur tentang masalah periklanan ini sudah dapat berjalan dengan baik dan
apakah masyarakat sendiri sadar atau mengetahui secara penuh mengenai keberadaan
atau eksistensi aturan ini.
Judul Penelitian
“Analisis Yuridis Normatif terhadap Persebaran Uang Palsu Ditinjau Berdasarkan UU
No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan Pertimbangan Ketentuan di Luar
Negeri”

Penjelasan Judul
Pada dewasa ini, uang palsu adalah salah satu permasalahan yang sering terjadi,
walaupun karena sudah sering terjadi, pembahasan dari masalah tersebut sudah
menjadi jarang. Padahal, uang palsu sendiri masih merupakan permasalahan yang
penting untuk dibahas. Uang palsu sendiri di negeri luar ada yang diizinkan untuk
dipergunakan dalam kondisi tertentu yang mengikuti ketentuan legal yang berada di
negara tersebut. Salah satu kondisi yang dimana diizinkan untuk digunakan adalah
saat dipergunakan untuk dalam pemproduksian film, video musik, dan lain-lain. akan
tetapi, di negara luar sendiri terdapat kasus-kasus dimana uang palsu yang digunakan
untuk keperluan tertentu tersebut tersebar secara sengaja maupun tidak sengaja ke
luar, dimana uang tersebut dipergunakan secara biasa tanpa diketahui oleh orang-
orang yang tidak memperhatikan secara teliti. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
untuk mencari titik batas penggunaan dan pembuatan dari uang palsu di indonesia.
Judul Penelitian
“Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Hukum Luar Angkasa Berdasarkan Perjanjian-
Perjanjian Internasional yang Diakui Negara di Dunia”

Penjelasan Judul
Luar angkasa merupakan hukum yang relatif baru karena baru berkembang
pada saat berakhirnya PD II. Hukum luar angkasa mengalami perkembangan
yang pesat disaat Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba-lomba untuk
melakukan ekspedisi ke luar angkasa. Dengan teknologi yang dimiliki manusia,
bukan sesuatu yang mustahil apabila luar angkasa digunakan menjadi objek
komersiil. Pada tahun 1958 setelah peluncuran satelit pertama, PBB
memutuskan untuk membentuk suatu ad hoc Committee on the Peaceful Uses of
Outer Space (COPUOS) untuk mengatur tentang eksplorasi dan penggunaan
ruang angkasa untuk kepentingan umat manusia: untuk perdamaian, kemanan,
dan perkembangan. Indonesia sendiri bergabung dengan COPUOS pada tahun
1973.

Pada penelitian ini akan menggunakan metode yuridis normatif, dimana peneliti
akan menggunakan sumber hukum primer, sekunder, maupun tersier. Ilmu
hukum luar angkasa merupakan ilmu hukum yang bisa dikatakan tidak begitu
dipedulikan oleh kalangan masyarakat Indonesia, padahal mungkin saja di masa
yang akan mendatang, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, luar
angkasa bisa menjadi suatu daerah yang sangat penting. Bahkan sekarang saja
telah diluncurkan banyak satelit-satelit ke luar angkasa. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mencari tahu informasi-informasi tentang perjanjian
Internasional mengenai luar angkasa, sehingga dapat memberikan sesuatu yang
informatif bagi semua orang terutama untuk mahasiswa FHUI.
Judul Penelitian
“Tinjuan Yuridis Empiris mengenai Kesusuaian Pelaksanaan Ketentuan Hukum
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara dan Peraturan Pelaksananya oleh Perusahaan Pertambangan di Indonesia.”

Penjelasan Penelitian
Sejatinya ketika kita membahas mengenai wewenangn pengelolaan sumber
daya alam, maka sesungguhnya pengelolaan atas sumber daya alam itu adalah
menjadi hak bangsa Indonesia sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal 1 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA). Namun karena tidak memungkinkannya kewenangan tersebut dijalankan
oleh seluruh rakyat Indonesia, maka kewenangan tersebut diberikan kepada negara
melalui hak menguasai negara sebagaimana yang digariskan oleh pasal 2 UUPA yang
sejatinya juga mengacu kepada pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Negara
hadir untuk mengelola segala sumber daya alam, termasuk pula pertambangan
mineral. Namun hak menguasai negara bukan menjadikan negara sebagai pemilik atas
segala sumber daya alam yang ada, melainkan hanya sebagai pengelola saja.

Pengelolaan itu sendiri bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat


Indonesia. Sehingga muncul pembatasan dalam kewenangan untuk mengelola sumber
daya alam di Indonesia, yaitu bahwasannya pengelolaan terhadap segala sumber daya
alam ditujukan untuk kepentingan dan kemamuran bangsa Indonesia. Terhadap
pengelolaan sumber daya alam tersebut, negara tidak mampu untuk melakukannya
sendirian karena banyaknya urusan-urusan lain yang harus dijalankan. Sehinga
kewenangan tersebut diberikan pula kepada badan swasta sebagai rekan kerja
pemerintah dalam hal mengelola sumber daya alam melalui izin yang diberikan
kepada badan swasta tersebut. Pokok pembahasan yang diangkat oleh penulis dalam
penelitian ini berkaitan dengan pembahasan pengelolaah sumber daya alam adalah
mengenai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 mengenai
Pertambangan Mineral dan Batubara.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 ini menjadi dasar dalam kegiataan


pertambangan mineral dan batubara di Indonesia yang mana untuk menjalankan
ketentuannya maka dikeluarkanlah beberapa peraturan pemerintah. Salah satu
ketentuan peraturan pemerintah yang paling baru dalam ketentuan pelaksanaan
undang-undang tersebut ialah Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017. Dengan
keluarnya peraturan pemeritah ini, maka terdapat kewajiban bagi segala perusahaan
pertambangan di Indonesia untuk mengubah statusnya menjadi Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) dan dikenai pula kewajiban untuk membangun smelter
yang sejatinya telah diatur dalam peraturan pemerintah sebelumnya. Selain itu pula,
terhadap perusahaan-perusahaan pertambangan dikenai kewajiban untuk divestasi
oleh pemerintah sebesar 51%. Tentunya ketika membahas mengenai kewenangan
yang dimiliki oleh negara sebagai pengelola sumber daya alam melalui hak
menguasai negara, maka tentunya pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif
dalam negara dapat menerapkan hal-hal yang demikian mengingat tujuannya ialah
untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat Indonesia.

Dasar diberlakukannya ketentuan yang demikian juga dikarenankan kewajiban


yang dimiliki oleh negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya sebagai
walfare state. Lantas bagaimanakah sejatinya pelaksanaan dari ketentuan
pertambangan mineral dan batubara di Indonesia ? Apakah ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia selaku pemberi izin kepada perusahaan
pertambangan telah dijalankan ? Oleh sebab itu lah penelitian ini hadir dalam rangka
mencari tahu mengenai pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan pertambangan mineral
dan batubara di Indonesia dan juga menjamin bahwa hak bangsa Indonesia sebagai
hak tertinggi dalam negara tidak dilanggar karena tidak efektifnya ketentuan
mengenai pertambangan mineral dan batubara di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai