Anda di halaman 1dari 5

PENGGUNAAN PRODUK ELEKTRONIK LOKAL SEBAGAI PERWUJUDAN

KECINTAAN PADA BANGSA


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap bangsa dikatakan mandiri apabila sudah bisa memproduksi barang kebutuhannya
sendiri tanpa bergatung dari pihak luar. Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat juga
memproduksi barang-barang dan produk buatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Meskipun sudah bisa memproduksi barang sendiri, produk buatan Indonesia kebanyakan kalah
bersaing dengan produk buatan luar. Masyarakat lebih memilih produk luar daripada produk lokal.
Ada penyebab mengapa hal ini bisa terjadi. Yang pertama adalah masyrakat Indonesia itu
sendiri tidak mengetahui adanya produk buatan lokal yang dijual di pasaran. Hal ini bisa terjadi
karena kurangnya pemasaran oleh produk lokal itu sendiri. Yang kedua, masyarakat kurang merasa
bangga akan produk lokal buatan dalam negeri. Mereka mungkin merasa produk lokal kurang
berkualitas jika dibandingkan dengan produk luar negeri. Masih ada stigma bahwa produk buatan
luar lebih bagus dan merknya lebih terpandang.
Masyarakat Indonesia kiranya kurang merasa bangga jika menggunakan produk lokal
Mereka tidak sadar bahwa jika mereka menggunakan produk lokal bisa memajukan bangsa. Hal
ini dikarenakan keuntungan penjualan produk lokal akan diterima oleh masyarakat Indonesia
sendiri. Dengan begitu, pengembang produk lokal dapat terus berinovasi dan menciptakan produk
baru yang lebih baik.
Rumusan Masalah
1. Apa itu produk elektronik lokal?
2. Bagaimana penggunaan produk elektronik lokal sebagai perwujudan kecintaan pada bangsa?
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu produk elektronik lokal
2. Mengetahui penggunaan produk elektronik lokal sebagai perwujudan kecintaan pada bangsa
ISI
1. Produk elektronik lokal

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dipakai,
dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Tohar.
2000). Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau benda
yang menggunakan alat tersebut (Pusat Bahasa. 2005).

Menurut Sudaryatmo belum ada pengertian yang jelas dari kata produk lokal. Namun
setidaknya empat acuan bisa ini digunakan untuk mengkategorikan sebuah produk merupakan
produk lokal atau bukan. Keempat acuan itu adalah jika suatu produk terbuat dari bahan yang
berasal dari dalam negeri, tenaga kerjanya berasal dari dalam negeri, produk tersebut
menggunakan merk lokal dan terakhir adalah kepemilikan perusahaan. Bisa disimpulkan suatu
produk dapat dikatakan produk lokal jika memenuhi salah satu atau bahkan keempat acuan
tersebut sekaligus (Sudaryatmo. 1996).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk elektronik lokal adalah produk
yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika yang memenuhi salah satu atau seluruh acuan
dari 4 acuan yaitu: Terbuat dari bahan yang berasal dari dalam negeri, tenaga kerja dari dalam
negeri, merknya adalah merk lokal dan kepemilikan perusahaan dipegang oleh orang
Indonesia.

2. Pentingnya menggunakan produk elektronik lokal sebagai perwujudan kecintaan pada


bangsa

Suatu bangsa yang mandiri, dapat diketahui dari kemampuannya membuat barang-
barang sendiri. Dengan kemampuan itu maka suatu bangsa tidak bergantung pada bangsa lain.
Produk atau barang buatan lokal, jika digunakan oleh masyarakat suatu negara dapat
memajukan negara itu sendiri. Ini dikarenakan keuntungan dari penjualan produk itu mengalir
kepada penduduk bangsa tersebut.
Salah satu jenis produk yang biasa diproduksi adalah barang-barang elektronik. Pada
zaman ini, barang elektronik sudah tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir seluruh
kegiatan manusia menggunakan produk elektronik. Karena produk elektronik ini, manusia
pada zaman sekarang dapat lebih cepat dalam melakukan kegiatannya. Contoh produk
elektronik yang hamper tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia masa kini adalah telepon
pintar atau smartphone. Smartphone adalah bentuk pengembangan dari telepon genggam
(handphone), dimana smartphone ini dapat melakukan jauh lebih banyak pekerjaan daripada
handphone. Benda ini memiliki kemajuan yang pesat dalam waktu 10 tahun terakhir. Namun,
produk-produk elektronik lain juga berkembang tak kalah pesatnya dari smartphone ini. Pada
masa kini, televisi, kulkas, dan mesin cuci pun bisa menyandang kata “pintar” jika
menggunakan komponen elektronik tertentu sehingga bisa terkoneksi dengan barang rumah
lainnya.

Dari pesatnya perkembangan teknologi elektronika yang sudah dipaparkan di atas, dapat
diketahui bahwa perkembangan produk elektronika dapat memajukan suatu bangsa.
Diperlukan penguasaan iptek yang tinggi untuk dapat membuat produk elektronik yang
canggih dan modern. Setiap bangsa berlomba-lomba untuk menciptakan barang elektronik
mereka sendiri. Begitu pun bangsa Indonesia, juga membuat barang elektronik sendiri. Akan
tetapi, warga negara Indonesia kiranya belum mempercayai secara penuh akan produk buatan
bangsanya sendiri. Padahal, dengan menggunakan produk lokal juga akan memajukan negara
Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia, sikap bangga dan cinta akan negara harus kita miliki.
Salah satu perwujudan dari sikap tersebut adalah menggunakan produk elektronik lokal. Akan
tetapi, produk elektronik lokal itu sendiri kurang diminati oleh masyarakat Indonesia. Produk
luar dianggap lebih memberikan gaya mewah, dan adanya gengsi masyarakat jika
menggunaan produk luar. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan
penggunaan produk lokal.

Ada stigma negatif yang masyarakat anggap ada pada produk lokal. Yang pertama
adalah bahwa produk elektronik lokal kualitasnya lebih buruk dari produk elektronik luar.
Faktanya, setelah bertahun-tahun melakukan produksi, merk-merk lokal bisa dibilang
sebanding atau lebih baik kualitasnya dibandingkan produk luar. Kemudian ada anggapan
produk lokal kalah kecanggihannya dengan produk luar. Sebenarnya, ukuran kecanggihan
suatu produk bisa tergantung pada target pemasaran dan pertimbangan harganya. Untuk warga
Indonesia yang kebanyakan merupakan masyarakat menengah ke bawah, produk dengan
harga tertentu bisa dijangkau oleh masyarakat tersebut. Harga ini dipengaruhi oleh jenis
komponen dan fitur-fitur produk tersebut, sehingga wajar untuk kecanggihan juga
menyesuaikan dengan harganya. Jika dilihat dari sisi non-harga, merk-merk lokal juga sudah
mulai membuat produk yang ditargetkan pada pasar menengah ke atas. Pada pasaran ini, suatu
produk bisa lebih canggih, tetapi harganya juga lebih mahal daripada produk pasar menengah
ke bawah.

Jika melihat keadaan di lapangan, kebanyakan masyarakat lebih memilih produk


elektronik buatan luar. Hal ini bisa disebabkan galaknya pemasaran yang dilakukan oleh
merk-merk luar, dan kurangnya pemasaran yang dilakukan produk lokal. Sekalipun sudah
dilakukan pemasaran yang intensif oleh merk lokal, ada kemungkinan masyarakat tidak tahu
apakah produk itu buatan lokal atau bukan. Dari sisi pandang pihak yang memproduksi, tidak
diberikan keterangan bahwa produknya adalah produk lokal. Ini sebenarnya beralasan, karena
masyarakat masih memiliki stigma negatif akan produk lokal. Karena itu merk lokal biasanya
enggan menggunakan nama produk yang berkesan “kampungan” dan memilih nama yang ke
barat-baratan. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengira produk buatan lokal itu adalah
buatan luar dan mendapatkan gengsi masyarakat. Masyarakat bisa dibilang kurang mencintai
produk buatan dalam negeri.

Penggunaan produk elektronik lokal berarti meningkatkan kecintaan pada bangsa


sendiri. Jika dilihat dari sudut pandang lain, penggunaan produk elektronik lokal juga dapat
memajukan Indonesia. Jika masyarakat menggunakan produk lokal, maka perusahaan
pembuat produk lokal juga akan berkembang. Hal ini meningkatkan produksi dan
membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan ini akan mengurangi tingkat pengangguran, dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini akan meningkatkan pajak dan menambah
devisa negara. Dengan meningkatnya devisa negara pembangunan dan kesejaterahan akan
semakin merata.
Dari hal-hal yang sudah dijelaskan tadi, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia
harus menggunakan produk elektronik lokal. Ini dikarenakan hal itu dapat memajukan bangsa
Indonesia itu sendiri. Penggunaan produk lokal menunjukkan kecintaan masyarakat Indonesia
pada negaranya. Jika masyarakat sudah mencintai produk lokal, itu akan berpengaruh bagi
bangsa Indonesia dan merk-merk produk elektronik lokal itu sendiri. Dengan semakin larisnya
merk lokal, merk lokal dapat memasarkan produknya tidak hanya di dalam negeri, tetapi di
luar negeri. Hal ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga Indonesia, karena produk
buatan bangsanya dapat mencapai taraf internasional.

PENUTUP
Kesimpulan :
1. Produk elektronik lokal adalah produk yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika yang
memenuhi salah satu atau seluruh acuan dari 4 acuan yaitu: Terbuat dari bahan yang berasal
dari dalam negeri, tenaga kerja dari dalam negeri, merknya adalah merk lokal dan kepemilikan
perusahaan dipegang oleh orang Indonesia.
2. Masyarakat Indonesia harus menggunakan produk elektronik lokal. Ini dikarenakan hal itu
dapat memajukan bangsa Indonesia itu sendiri. Penggunaan produk lokal menunjukkan
kecintaan masyarakat Indonesia pada negaranya. Jika masyarakat sudah mencintai produk
lokal, itu akan berpengaruh bagi bangsa Indonesia dan merk-merk produk elektronik lokal
itu sendiri. Dengan semakin larisnya merk lokal, merk lokal dapat memasarkan produknya
tidak hanya di dalam negeri, tetapi di luar negeri. Hal ini memberikan kebanggaan
tersendiri bagi warga Indonesia, karena produk buatan bangsanya dapat mencapai taraf
internasional.
Saran :

1. Sebaiknya masyarakat Indonesia mulai melihat produk lokal yang kualitasnya tidak jauh
berbeda dengan produk interlokal guna mengembangkan produk lokal itu sendiri agar
berkembang dan bisa memajukan bangsa Indonesia sendiri.
2. Produk lokal Indonesia harus ada kesetaraan kualitas dengan produk interlokal agar
masyarakat juga merasa produk lokal tidak kalah dengan interlokal sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan penggunaan produk lokal yang dapat memajukan bangsa
Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN
M. Tohar. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisius: Yogyakarta.

Syahdan. 2016. Kecenderungan Masyarakat Indonesia Memilih Produk Luar Negeri. Jurnal
Humaniora. 7(2): 6.

Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
ISBN 9789794071823.
Sudaryatmo. 1996. Masalah perlindungan konsumen di Indonesia. Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai