ABSTRAK
Paper ini menjelaskan aspek teknis pada perencanaan dan konstruksi jembatan
menggunakan box girder pracetak dengan metode konstruksi span by span overhead,
yang belum pernah digunakan sebelumnya di Indonesia. Studi kasus yang dipelajari
adalah Jembatan Tol Bogor Ring Road Seksi IIA. Lokasi jembatan yang berada di atas
atau paralel dengan jalan utama, dimana hampir seluruh badan jembatan melalui jalan
eksisting yang memberikan persyaratan agar pelaksanaan pekerjaan jembatan tidak
boleh mengganggu lalu lintas yang berada di bawahnya untuk waktu yang lama.
Metode span by span dipilih untuk mengatasi hal ini. Dengan metode span by span,
satu per satu segmen box girder pracetak diangkat dengan menggunakan gantry dan
disatukan sehingga menjadi satu kesatuan dek jembatan dengan panjang tertentu,
kemudian dek jembatan tersebut dihubungkan dengan kolom jembatan. Metode ini
bisa mempercepat masa konstruksi dan meminimalisir gangguan terhadap arus lalu
lintas di bawah jembatan. Bentangan optimal yang tidak mengganggu lalu – lintas di
bawahnya adalah 50 meter, dengan panjang total jembatan 1472.85 meter. Beberapa
hal yang penting untuk diperhatikan dalam metode ini adalah beban yang diterima oleh
struktur kolom jembatan pada saat konstruksi lebih besar karena alat yang digunakan
adalah gantry dengan ukuran besar, selain itu perlu adanya perkuatan tambahan pada
struktur box girder.
ABSTRACT
This paper explains about technical aspects in design and construction of precast box
girder bridge with overhead span by span construction method which have not been
used in Indonesia . A bridge in Bogor Ring Road Section IIA toll roads was used as the
example for case study. The bridge location which is above the main road where the
bridge structure is almost parallel to the existing road, gave restriction that the
construction should not disrupt traffic underneath for a long period. In order to
overcome this challenge, span by span construction method was selected. In span by
span method, precast box girder segments were lifted one by one using a huge gantry
and then assembled to become a single unit bridge deck with certain length and then
connected to the bridge columns. This method can speed up the construction time and
minimize disruption to traffic flow below the bridge. The optimal span length of the
bridge that is not disturbing the traffic below is 50 meter, with the total bridge length of
1472.85 meters. Several important things were noted, such larger load sustained by
the bridge columns during construction due to the gantry size, and need for additional
reinforcement in the box girder structure.
Keyword: segmental, precast, box girder, span by span, gantry
1. PENDAHULUAN
1.1. Berbagai Alternatif Metode Untuk Jembatan Box Girder Pracetak
2. DESKRIPSI PROYEK
2.1. Lokasi
Proyek bogor ring road seksi IIA berlokasi di kota Bogor, kecamatan Tanah
Sareal. Jembatan melintas di atas ruas jalan kedung halang – kedung badak yang
merupakan jalan utama.
Jalan tol Bogor Ring Road seksi IIA menggunakan struktur yang berupa box
girder, dengan rincian sebagai berikut:
Jalan utama:
Tipe jembatan : box girder pracetak dan non-pracetak
Lebar jembatan:: 10.3 m (tipikal), 10.3 m – 12.5 m (pelebaran di tikungan)
Jumlah lajur : 2 lajur (box utara), 2 lajur (box selatan)
Panjang jembatan : 1472.85 meter
Tinggi pier : variabel, 10.3 meter – 21.8 meter
Gambar. 5 Potongan
otongan memanjang bentang tipikal
Tabel. 1 Perbandingan
erbandingan metode pelaksanaan box girder pracetak
Perbandingan sistem struktur ketiga metode di atas secara kualitatif dapat dilihat pada
gambar berikut.
Sebagian besar segmen diantar melalui dek yang sudah selesai dipasang,
namun segmen boleh diambil dari bawah(jalan) dengan catatan kondisi lalu lintas
memungkinkan.
Box girder diangkut dan digantung dengan gantry di posisi terntentu untuk
kemudian diatur posisinya.
osisinya. Setelah seluruh box girder untuk satu bentang digantung,
satu per satu diturunkan ke elevasi yang sudah ditentukan untuk diatur posisinya,
dimulai dari segmen yang posisinya paling dekat dengan pier.
Setelah segmen pertama berada pada posisi yang yang tepat, segmen berikutnya
diturunkan dan disambungkan dengan epoxy dan PT bar temporer temporer, kemudian
dilanjutkan dengan segmen kedua dan proses roses tersebut berulang sampai seluruh
segmen tersambung.
bracket PT bar
segmen segmen
Setelah segmen tersambung, tendon mulai dipasang dan wet joint yang
menyambungkan segmen dengan kepala pier mulai dicor. Tendon
endon ditarik setelah wet
joint mencapai mutu beton yang disyaratkan. Setelah semua tendon permanen ditarik
dan beban ditransfer kepada pier, PT bar temporer bisa dilepas dan gantry bisa
dipindahkan posisinya untuk mengerjakan bentang selanjutnya.
Siklus pengerjaan untuk satu bentang dengan box girder ganda(utara dan
selatan) berlangsung selama sembilan hari jika disertai dengan pengantaran segmen
yang konsisten dalam rentang waktu 12 jam.
4. ANALISIS STRUKTUR
STRUKTU PADA MASA KONSTRUKSI
4.1. Diagram Momen Pada Dek Saat Masa Konstuksi
Gaya momen yang terjadi pada dek akibat beban sendiri struktur pada masa
konstruksi bentuknya menyerupai gaya momen pada ada struktur yang ditumpu di
beberapa titik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
7000 kNm
35000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
25000 kNm
31000 kNm
32000 kNm
31000 kNm
Deformasi yang terjadi pada dek akibat beban sendiri struktur pada masa
konstruksi bentuknya menyerupai gaya momen pada struktur yang ditumpu di
beberapa titik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
60 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
10 mm
20 mm
30 mm
40 mm
50 mm
Struktur pier menerima beban tambahan selama masa konstruksi akibat adanya
gantry yang berdiri di atasnya. Selama masa konstruksi, posisi gantry tidak selalu
berada di tengah pier, tetapi berada di posisi segmen yang dikerjakan, akibatnya
adalah terjadi gaya momen tambahan akibat adanya eksentrisitas terhadap as pier.
Gaya aksial yang terjadi akibat beban mati ditambah dengan gantry besarnya
lebih besar dari gaya aksial pada kondisi servis.
Gambar. 34 Perkuatan pada pierhead akibat beban gantry yang tidak seimbang
Selain perkuatan akibat beban gantry, ada juga perkuatan pada box girder akibat
dari pemasangan
emasangan temporary PT bar. Temporary PT bar hanya diperlukan pada saat
penyambungan segmen, maka dari itu PT bar dipasang di luar segmen dengan
menggunakan bracket baja yang ditanam pada pelat box girder. Perkuatan pada box
dipasang di sekitar lubang yang dibuat untuk dipasangi bracket baja.
DAFTAR PUSTAKA
Podolny, Walter, Jr., dan Jean M. Muller, 1982. Construction and Design of
Prestressed Concrete Segmental Bridges. New York: Wiley.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 2013. Span by Span Erection Method. Onsite. PT.
Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report A1 – P6. Bandung. PT. Cipta Graha
Abadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P6 – P12. Bandung. PT. Cipta Graha
Abadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P12 – P18. Bandung. PT. Cipta Graha
Abadi.
PT. Cipta Graha Abadi, 2013. Design Report P18 – P25. Bandung. PT. Cipta Graha
Abadi.