Abstrak
Kinerja perusahaan konstruksi dalam menyelesaikan proyek dinilai dari tiga aspek yaitu mutu, biaya, dan waktu. Khususnya
di Indonesia, waktu masih merupakan indikator kinerja yang paling disorot. Operasi sebagai salah satu tingkat pekerjaan
dalam proyek konstruksi dianggap dapat memiliki pengaruh terbesar dalam proses penghematan biaya dan waktu. Oleh
karena itu,perusahaan konstruksi berusaha untuk menerapakan prinsip-prinsip perencanaan dan analisis operasi konstruksi
untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pekerjaan konstruksi. Pada perencanaan dan analisis operasi kontruksi dengan
studi kasus proyek JLKB Tendean - Ciledug Paket Taman Puring Jakarta dilakukan simulasi menggunakan perangkat
WebCyclone untuk mengetahui tingkat produktivitas, durasi, dan biaya operasi. Dilakukan pula analisis sensitivitas untuk
mendapatkan tingkat efektivitas dan kombinasi resources terbaik. Beberapa alternatif penghematan yang diberikan
berdasarkan atas tinjauan biaya dan waktu serta peningkatan efektivitas operasi.
2.5 Simulasi
Simulasi merupakan penggunaan model rencana dalam
melakukan percobaan-percobaan untuk mendapatkan
kemungkinan-kemungkinan dari model rencana tersebut.
Model network memberikan gambaran mengenai operasi
konstruksi tetapi tidak memberikan identifikasi sebagai
hasil pemodelan dengan mengaplikasikan nilai flow unit
2.3 Pekerjaan Erection Double Box Girder sesuai dengan keadaan yang diperhitungkan. Analisis
Ada dua metode yang paling umum digunakan dalam cyclone network bisa dilakukan dengan menggunakan
proses pekerjaan erection girder yaitu span by span dan teknik simulasi untuk melihat hasil dari suatu keadaan
balance cantilever. Metode span by span dilakukan dengan tertentu dari flow unit sumber dayanya. Langkah-langkah
menggantungkan semua box girder dalam satu span untuk dalam melakukan simulasi ditunjukkan oleh Gambar 2.1.
kemudian dilakukan stressing. Sedangkan metode balance
cantilever dilakukan dengan secara seimbang melakukan Penetapan Tujuan Simulasi
pengangkatan box girder dari masing-masing sisi pier head.
Kedua metode tersebut dapat dilihat perbedaannya pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 berikut :
Pemodelan Operasi Konstruksi
Validasi Model
Pengumpulan Data
3.4 Langkah - langkah Pekerjaan Adapun langkah-langkah pekerjaan Double Box Erection
Girder adalah sebagai berikut :
No Deskripsi Pekerjaan Gambar
1. Persiapan lifter. Lifter
dipersiapakan untuk berada
pada posisi pengangkatan
box girder segmen pertama.
3. Lifting
Lifter mengangkat sesgmen
box girder menuju ke atas
bentang jembatan.
5. Pemasangan temporary
stress bar dan pekerjaan
epoksi.. Pada sisi dalam dari
box girder dipasang pula
temporary stress bar sebagai
pengikat antar segmen .
Gambar 4.3 di atas menunjukkan lama waktu Lifter Tidak dapat ditambah karena biaya sewa
menunggu (idle) dari masing – masing resources yang sangat tinggi dan tidak mungkin terdapat dua atau
yang didefinisikan di dalam model cyclone. lebih girder pada satu bentang.
Terlihat bahwa idle tertinggi terdapat pada
resources konsultan, yaitu sebesar 98.99%. Girder Sumberdaya girder dianggap tidak perlu
kemudian diikuti oleh labor B (76.72%), box ditambah karena girder dianggap selalu tersedia
girder (57.66%), dan lifter (44.59%). Labor A1, A2, B1, B2, Konsultan 1, dan Konsultan 2
Dilakukan pengecekan analisis sensitivitas dengan
4.2 Analisa sensitivitas penambahan sumber daya 1 sampai 4 tim
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat
perubahan produktivitas dan harga ketika jumlah Program webcyclone akan memberikan nilai produktivitas
sumberdaya ditambahkan. Pada proyek ini, terdapat sesuai dengan kombinasi jumlah tim kerja mulai 1 sampai
beberapa sumber daya yang dipakai yaitu labor A, 4. Dari hasil produktivitas tersebut, dicari nilai
labor B, konsultan, space, lifter dan box girder. Pada produktivitas yang tertinggi, didapatkan hasil sebagai
analisis sensitivitas kali ini, dipilih untuk melihat berikut :
apakah terjadi perubahan produktivitas dan harga jika
diubah jumlah tim kerja A, tim kerja B, dan konsultan.
Untuk melihat apakah peningkatan yang digunakan cukup Nilai proyek : Rp. 243.637.212.276,69
efektif, perlu diberikan harga per tim dan total harga untuk Lama proyek : 730 kalender kerja
masing-masing kombinasi. Overhead (10%) : Rp. 24.363.721.227
Overhead per hari : Rp. 33.374.960
Rate Labor B = 8 x @80.000 = Rp. 640.000 Overhead per jam : Rp. 1.390.623
Rate Labor A = 10 x @100.000 = Rp. 1.000.000
Rate konsultan = 150.000 Didapatkan hasil perhitungan biaya sebagai berikut :
Overhead per hari diasumsikan sebesar 10 % dari
nilai proyek
Tabel 4. 3 Harga untuk masing-masing perbaikan
Labor B1 1 2 3 2 1
% idle 76,72 79,32 100 79,3 65,7
Labor B2 1 2 3 2 1
% idle 76,72 79,32 100 79,3 65,7
Labor A1 1 2 2 2 2
% idle 12,46 22,23 22,23 22,17 52,67
Labor A2 1 2 2 2 2
% idle 12,46 22,23 22,23 22,17 52,67
Konsultan 1 1 1 1 2 1
% idle 98,99 98,2 98,2 99,09 98,51
Konsultan 2 1 1 1 2 1
% idle 98,99 98,2 98,2 99,09 98,51
Penambahan jumlah sumber daya konsultan tidak Tabel 4. 5 Hasil Peningkatan Resources
menambahkan produktivitas karena bukan
Normal Perbaikan 4
merupakan pekerjaan kritis yang menentukan, dan
Labor B1 1 1
dari awal tingkat idle sudah cukup tinggi. % idle 76,72 65,7
Sumberdaya Labor B1 dan B2 memiliki tingkat Labor B2 1 1
% idle 76,72 65,7
idle yang cukup tinggi, karenanya penambahan
Labor A1 1 2
sumberdaya justru akan membuat kedua % idle 12,46 52,67
seumberdaya tersebut semakin menganggur. Labor A2 1 2
Sumberdaya Labor A1 dan A2 di awal memiliki % idle 12,46 52,67
Konsultan 1 1 1
tingkat idle rendah (12,46%). Hal ini dapat
% idle 98,99 98,51
memicu kelelahan, dan menunjukkan bahwa Konsultan 2 1 1
sumberdaya ini merupakan sumber daya yang % idle 98,99 98,51
melakukan kegiatan kritis. Time to produce 4
6.61 4.44
segment (hour)
Price Rp 32,835,637 Rp 30,980,548
Untuk pekerjaan normal, dengan masing-masing sumber
daya berjumlah satu, didapatkan bahwa total harga untuk
menaikkan empat buah girder (1 siklus) adalah sebesar Rp. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
32.853.637 dengan lama waktu pengerjaan sebesar 6,61 5.1 Kesimpulan
jam. Jika dilihat dari peningkatan, dapat terlihat bahwa 1. Produktivitas pekerjaan normal yang terjadi di
terdapat dua improvement yang memberikan nilai yang lapangan adalah 0.0100919 unit per menit atau 6,6
jam untuk 4 girder dengan biaya sebesar Rp.
cukup baik yaitu improvement 1 dan improvement 4.
32.853.637 untuk 4 girder.
2. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan
Untuk memilih yang lebih baik diantara kedua perbaikan
menambahkan jumlah tenaga kerja atas (A1 dan
ini, kita tinjau lebih lanjut dengan melihat persentase A2) menjadi masing-masing dua tim. Hal ini akan
sumber daya tidak melakukan pekerjaan (idle) . Jika dilihat memberikan kenaikan produktivitas dan
pada perbaikan 1, labor B memiliki persentase idle sebesar mengurangi biaya yang dikeluarkan.
79,32% dan labor A memiliki persentase idle sebesar 5.2 Saran
22,23%. Sementara pada perbaikan 4, labor B memiliki 1. Pengukuran waktu pekerjaan akan lebih baik dan
akurat jika dilakukan pengamatan pada kurun
presentase idle sebesar 65,7 % dan labor A memiliki
waktu tertentu karena pada penelitian kali ini
persentase idle sebesar 52,67 %. Konsultan untuk kedua hanya didapat dengan wawancara.
perbaikan memiliki persentase idle sebesar 98%. 2. Jika siklus pekerjaan dibuat dengan lebih rinci,
akan didapatkan hasil yang lebih akurat
Jika dilihat dari data persentase idle diatas, maka akan lebih
baik untuk memilih perbaikan 4 yaitu dengan menambah Daftar Pustaka
jumlah sumberdaya A1 dan A2 sehingga meningkatkan
produktivitas, menurunkan harga, dan mengurangi idle Abduh, Muhamad, 2015, “Bahan Kuliah SI-5151
untuk pekerja A1. Perbaikan yang diperoleh dapat dilihat Produktivitas Konstruksi”, Tidak Dipublikasikan,
Institut Teknologi Bandung.
pada tabel 4.5 berikut.
Oglesby, Clarkson H, et al., 1989, “Productivity
Improvement in Construction”, New York : McGraw-
Hill.
Halpin, Daniel W, Riggs, Leland S, 1992, “Planning and
Analysis of Construction Operations”, Indiana : Jhon
Wiley & Sons, Inc.
24 55 57 58 61 62
22 54 56 59
23 Girder 2 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 60 Potong sisa strain Segmen 2
Section2 Positioning Stressing Temporary Stressing
Lifting 2 Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 2 segmen 2 finish
Preparation Segment 2 Segmen 2 2 Seles ai
be place bar segmen 2 Segmen 2 Segmen 2
18 21
Space 2 Lifter 2
Avaliable ready
19 20
Lifter 2 Positioning
Avaliable Lifter 2
40
2 32
Konsultan
Labor B1 Labor A1
1
3 8
Space 1 Positioning
Avaliable Lifter 1
4 9
Lifter 1 Lifter 1
available ready
10 12 35 37 38
11 34 36 39 42 43
Section 1 Girder 1 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 41
Lifting 1 Positioning Stressing Temporary Stressing Potong sisa strain Segmen 1
Preparation Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 1
Segment 1 Segmen 1 1 Seles ai segmen 1 finish
be placed bar segmen 1 Segmen 1 Segmen 1
17 45 47 48 52 53
15 44 46 49
16 Girder 3 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 51 Potong sisa strain Segmen 3
Section3 Positioning Stressing Temporary Stressing
Lifting 3 Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 3 segmen 3 finish
Preparation Segment 3 Segmen 3 3 Seles ai
be placed bar segmen 3 Segmen 3 Segmen 3
6 14
Space 3 Lifter 3
Avaliable ready
7 13
Lifter 3 Positioning
Avaliable Lifter 3
50
5 33
Konsultan
Labor B2 Labor A2
2
25 27
Space 4 Positioning
Avaliable Lifter 4
26 28
Lifter 4 Lifter 4
available ready
29 31 64 66 67
30 63 65 68 70 71
Section 4 Girder 4 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 69
Lifting 4 Positioning Stressing Temporary Stressing Potong sisa strain Segmen 4
Preparation Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 4
Segment 4 Segmen 4 4 Seles ai segmen 4 finish
be place bar segmen 4 Segmen 4 Segmen 4