Anda di halaman 1dari 11

JURNAL TEKNIK SIPIL

Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

PERENCANAAN DAN ANALISIS OPERASI KONSTRUKSI


ERECTION DOUBLE BOX GIRDER
DI PROYEK JLKB TENDEAN - CILEDUG PAKET TAMAN PURING
(25015036) Lyta Pratama Arief
Program Magister Teknik Sipil, Fak. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Email : lyta_99066@yahoo.co.id

(25015041) Edi Slamet


Program Magister Teknik Sipil, Fak. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Email : edislamet.id@gmail.com

(25015044) Dira Silvia Irvanny


Program Magister Teknik Sipil, Fak. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Email : dirrasilvia@gmail.com

(25015054) Kartika Nur Rahma Putri


Program Magister Teknik Sipil, Fak. Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Email : kartika_nurrahmaputri@yahoo.com

Abstrak
Kinerja perusahaan konstruksi dalam menyelesaikan proyek dinilai dari tiga aspek yaitu mutu, biaya, dan waktu. Khususnya
di Indonesia, waktu masih merupakan indikator kinerja yang paling disorot. Operasi sebagai salah satu tingkat pekerjaan
dalam proyek konstruksi dianggap dapat memiliki pengaruh terbesar dalam proses penghematan biaya dan waktu. Oleh
karena itu,perusahaan konstruksi berusaha untuk menerapakan prinsip-prinsip perencanaan dan analisis operasi konstruksi
untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pekerjaan konstruksi. Pada perencanaan dan analisis operasi kontruksi dengan
studi kasus proyek JLKB Tendean - Ciledug Paket Taman Puring Jakarta dilakukan simulasi menggunakan perangkat
WebCyclone untuk mengetahui tingkat produktivitas, durasi, dan biaya operasi. Dilakukan pula analisis sensitivitas untuk
mendapatkan tingkat efektivitas dan kombinasi resources terbaik. Beberapa alternatif penghematan yang diberikan
berdasarkan atas tinjauan biaya dan waktu serta peningkatan efektivitas operasi.

Kata Kunci : simulasi cyclone, webcyclone, tingkat produktivitas, analisis sensitivitas

1. PENDAHULUAN Simulasi merupakan salah satu teknik yang telah diusulkan


1.1 Latar Belakang untuk digunakan dalam perancangan operasi konstruksi.
Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan Beberapa aplikasi komputer telah dikembangkan untuk
industri konstruksi berjalan semakin pesat. Meningkatnya simulasi ini, seperti microcyclone, symphoni, dan lain-lain.
jumlah penduduk akan diikuti dengan meningkatnya
kebutuhan akan sarana dan prasarana. Maka industri Salah satu proses yang dijadikan contoh pemodelan ke
konstruksi akan terus berkembang untuk memenuhi dalam simulasi adalah operasi Erection Double Box Girder
kebutuhan akan sarana dan prasarana tersebut. Peningkatan di proyek JLKB Tendean - Ciledug Paket Taman Puring
kinerja suatu proyek konstruksi akan diperoleh dari Jakarta. Pekerjaan pemasangan girder ini cenderung sulit
optimalisasi pekerjaan konstruksi tersebut. apabila dilakukan secara in situ, selain cukup sulit dalam
pengerjaannya juga membutuhkan waktu yang lama dan
Produktivitas konstruksi merupakan hal yang perlu biaya cukup besar dibandingkan dengan proses pra-cetak.
diperhatikan didalam suatu proyek konstruksi. Peningkatan
tingkat produktivitas berelasi terhadap waktu yang 1.2 Tujuan
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan secara Untuk mengetahui tingkat produktivitas pada operasi
langsung mempengaruhi biaya yang dibutuhkan. Salah satu Erection Double Box Girder serta kombinasi resource yang
tingkat kegiatan yang paling berpengaruh terhadap efisien untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal
produktivitas adalah tahap operasi. Oleh karena itu perlu pada proyek JLKB Tendean - Ciledug Paket Taman Puring
dilakukan suatu penanganan dalam tahap operasi agar dapat Jakarta.
membuat kegiatan konstruksi lebih terprediksi dan lebih
efisien dalam rangka peningkatan produktivitas dan 1.3 Batasan Masalah
efisiensi sumber daya (resource) yang dimiliki oleh Batasan masalah dalam tugas besar ini adalah sebagai
pelaksana konstruksi. berikut :
a. Analisis simulasi yang dilakukan pada penelitian
ini adalah operasi Erection Double Box Girder.


b. Proses analisis simulasi yang dilakukan pada queue .
penelitian ini menggunakan webcyclone. Berperan sebagai “ruang
c. Lokasi peninjauan pekerjaan adalah Proyek JLKB Queue tunggu” sementara bagi sumber
Tendean - Ciledug Paket Taman Puring Jakarta. Node daya ketika sedang tidak aktif
d. Satu siklus pekerjaan adalah setiap pemasangan atau sedang dalam posisi
box girder sebanyak satu segmen. menunggu.
Tidak mempunyai fungsi
1.4 Metodologi Function intrinsik tetapi dapat disisipkan
Secara garis besar, tahapan pelaksanaan dalam tugas besar Node dimana saja kecuali di antara
ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu simbol combi dan queue yang
1. Tahap persiapan, meliputi: mendahului untuk membentuk
a. Kajian literatur. fungsi khusus tertentu.
b. Identifikasi masalah. Merupakan sistem pemantauan
c. Pengumpulan data. Accumulator dan pengendalian bagi elemen-
2. Tahap analisis dan pengolahan data. (Counter) elemen cyclone lainnya.
3. Tahap penyusunan simpulan dan rekomendasi.
Berfungsi menunjukkan arah
2. KAJIAN LITERATUR Arc aliran sumber daya antara
2.1 Simulasi Operasi Konstruksi sumber daya dan work task .
Simulasi merupakan suatu pemodelan dari sebuah proses
atau sistem dengan tujuan model tersebut mampu merespon 2.1.2 Prosedur Pemodelan
menyerupai sistem aslinya terhadap kejadian-kejadian yang Pada pemodelan cyclone, semua sumber daya dan tugas
terjadi dalam kurun waktu tertentu. dinyatakan secara eksplisit sebagai flow unit. Adapun
Salah satu hal penting dalam simulasi adalah membuat prosedur pemodelan antara lain :
pemodelan sistem yang nyata yang akan disimulakan. 1. Identifikasi resources dan flow units.
Dalam simulasi operasi konstruksi, membuat model 2. Mengembangkan siklus dari flow units.
merupakan hal terpenting yang perlu dilakukan karena 3. Mengintegrasikan siklus dari flow units.
salah atau benar hasil dari suatu simulasi tergantung dari 4. Inisialisasi flow units.
pemodelannya.
2.1.3 Pemodelan Durasi
Tujuan pemodelan suatu proses konstruksi adalah untuk Dua dari elemen sistem cyclone dapat digunakan untuk
mengetahui lebih jauh (analisis dan investigasi) situasi menentukan lama penundaan atau waktu perpindahan dari
sebenarnya suatu proses konstruksi terjadi di lapangan. tugas yang berbeda. Sistem kinerjanya adalah fungsi dalam
Terkadang tingkat akurasi yang tinggi tidak relevan bagi menentukan elemen waktu dan logika sistemnya.
bidang manajemen konstruksi, karena model diperuntukkan Pendefinisian tugas combi dan normal serta hubungannya
untuk memberikan beberapa alternatif dengan berbagai dengan waktu merupakan hal yang penting untuk
variabel yang dipertimbangkan. memberikan gambaran penting dalam keadaan sebenarnya.
Adapun beberapa contoh pemodelan yang sering digunakan 1. Durasi deterministik.
yaitu : Durasi deterministic merupakan durasi waktu pasti. Hal ini
1. Model deterministik. bisa terjadi karena sumber daya yang digunakan
2. Line of balance model. memberikan nilai pasti dalam setiap arus yang
3. Model antrian (queuing). diperhitungkan dan durasi tugas memiliki variasi waktu
4. Metode simulasi. yang kecil sehingga lebih baik dianggap sebagai waktu
yang konstan.
2.1.1 Dasar Elemen Pemodelan 2. Durasi acak (random)
Pada umumnya, enam elemen dalam pemodelan cyclone Di dalam sistem, keacakan lama durasi tugas-tugas yang
digambarkan dalam bentuk beberapa simbol yang sering mempengaruhi satu siklus dipertimbangkan. Pengaruh
digunakan disajikan pada Tabel 2.1. keacakan durasi dalam perpindahan flow unit sangat
penting karena menyebabkan perubahan yang disebabkan
Tabel 2.1 Elemen-elemen dalam Pemodelan Cyclone oleh penundaan dalam siklus produktivitas dan operasi.
Nama Simbol Fungsi
Elemen yang akan menjadi aktif 2.2 Pengertian Webcyclone
Normal setelah beberapa kondisi Webcyclone adalah salah satu program yang digunakan
Activity terpenuhi, misalnya tersedianya untuk menganalisis simulasi operasi cyclone dengan
beberapa jenis sumber daya berbasis web, keluaran dari webcyclone adalah nilai
tertentu untuk memulai produktivitas suatu operasi dan analisis sensitivitasnya.
pekerjaan. Untuk menggunakan program ini, model simulasi operasi
Elemen yang akan aktif setelah cyclone diterjemahkan dalam bentuk coding (bahasa
Combination kegiatan lain yang program komputer). Coding yang digunakan dalam
(COMBI) mendahuluinya selesai. Normal webyclone adalah :
Activity hanya dapat didahului oleh
normal atau combi lainnya dan
tidak dapat didahului oleh


Tabel 2.2 Format yang Digunakan dalam Coding Simulasi Dimana n merupakan total perulangan, dan Pi merupakan
Cyclone total produksi pada siklus ke i.

2.5 Simulasi
Simulasi merupakan penggunaan model rencana dalam
melakukan percobaan-percobaan untuk mendapatkan
kemungkinan-kemungkinan dari model rencana tersebut.
Model network memberikan gambaran mengenai operasi
konstruksi tetapi tidak memberikan identifikasi sebagai
hasil pemodelan dengan mengaplikasikan nilai flow unit
2.3 Pekerjaan Erection Double Box Girder sesuai dengan keadaan yang diperhitungkan. Analisis
Ada dua metode yang paling umum digunakan dalam cyclone network bisa dilakukan dengan menggunakan
proses pekerjaan erection girder yaitu span by span dan teknik simulasi untuk melihat hasil dari suatu keadaan
balance cantilever. Metode span by span dilakukan dengan tertentu dari flow unit sumber dayanya. Langkah-langkah
menggantungkan semua box girder dalam satu span untuk dalam melakukan simulasi ditunjukkan oleh Gambar 2.1.
kemudian dilakukan stressing. Sedangkan metode balance
cantilever dilakukan dengan secara seimbang melakukan Penetapan Tujuan Simulasi
pengangkatan box girder dari masing-masing sisi pier head.
Kedua metode tersebut dapat dilihat perbedaannya pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 berikut :
Pemodelan Operasi Konstruksi

Validasi Model

Pengumpulan Data

Penerjemahan Model ke Simulasi

Gambar 2. 1 Metode Balance Cantlever Erection Simulasi

Analisa Data Simulasi

Gambar 2. 3 Langkah-langkah dalam Simulasi

2.6 Analisa Sensitivitas


Analisa sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan
untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-
parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem
produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan
melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin
Gambar 2. 2 Metode Span by Span Erection terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui
dan diantisipasi sebelumnya. Setelah melakukan analisis
2.4 Produktivitas dapat diketahui sebarapa jauh dampak perubahan tersebut
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiataan produksi terhadap kelayakan proyek. Pada tingkat mana proyek
sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masih layak dilaksanakan. Analisis sensitivitas memiliki
masukan (input). Produktivitas juga merupakan suatu fungsi sebagai berikut:
ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya 1. Menemukan solusi perencanaan operasi yang optimal
diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang ditinjau dari segi biaya dan waktu pelaksanaan.
optimal. Secara matematis, total produksi merupakan 2. Sebagai alat untuk pengambilan keputusan terhadap
akumulasi produksi dalam rentan waktu tertentu. permasalahan yang dihadapi.
𝑃𝑟𝑜𝑑 = jumlah produksi/total waktu………(Pers. 1)
3. METODOLOGI
Produktivitas juga dapat diukur dengan membandingkan Untuk memenuhi target waktu dan subtansi yang
jumlah produksi dan total perulangan operasi konstruksi. disyaratkan, tahapan kegiatan dalam penelitian ini disusun
seperti ditampilkan pada Gambar 2.2
..........................................(Pers. 2)


2. Studi literatur yang berguna untuk menelaah sejumlah
studi simulasi cyclone yang pernah ada, khususnya yang
START terkait dengan operasi tinjauan.

3.2 Tahap Pengambilan Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian kali ini berupa
waktu pengerjaan operasi yang diamati. Operasi yang
Studi Literatur Identifikasi Operasi Identifikasi Metode diamati adalah pekerjaan pemasangan Erection Double Box
Pekerjaan pada Proyek
tentang Simulasi JLKB Tendean - Ciledug
Pengerjaan Operasi Girder proyek JLKB Tendean - Ciledug Paket Taman
Cyclone Paket Taman Puring Tinjauan
Puring Jakarta. Hasil dari wawancara terhadap kontraktor
diketahui bahwa metode pengerjaan berupa balance
cantilever.
Melakukan Simulasi Metode Operasi
Operasi dengan Rencana
Ketinggian box girder dari tanah sekitar 21 meter. Total
Webcyclone box girder yang dipasang dalam satu bentang sekitar 16 box
girder dengan lebar masing-masing box girder adalah 2
meter.
Analisis Tingkat Rekomendasi
Produktivitas dan Terhadap Metode SELESAI Berdasarkan penjadwalan yang telah dibuat oleh kontraktor,
Sensitivitas Operasi mereka meyakini bahwa operasi erection box girder. girder
untuk satu bentang adalah 5 hari kerja dengan setiap hari
Gambar 3. 1 Metode Kerja bekerja selama 12 jam. Sehingga total waktu pengerjaan 40
bentang adalah 200 hari.
3.1 Tahap Persiapan
Di dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai 3.3 Metode Kerja
awal (initiation) dari seluruh rangkaian kegiatan yang Pada pekerjaan ini, akan dimodelkan ereksi double box
direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat girder untuk tengah bentang, dimulai dari P26.
mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap Diasumsikan terdapat dua tim kerja yaitu tim 1 dan tim 2.
selanjutnya. Terdapat 4 lifter, sehingga dapat dilakukan pekerjaan secara
bersamaan. Pekerjaan akan dilakukan secara paralel oleh
Secara umum terdapat 2 kegiatan utama di dalam tim 1 dan tim 2.
tahap persiapan ini, yakni:  Tim 1 mengerjakan segmen 1 kemudian ke
1. Pemantapan metodologi, maksud dari kegiatan ini yaitu: segmen 2. Ketika tim 1 segmen 1 telah selesai, tim
a. Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap 1 akan berpindah ke segmen 2.
pelaksanaan kegiatan berikutnya, untuk mengefisienkan  Tim 2 mengerjakan segmen 3 kemudian ke
penggunaan waktu dan sumber daya. segmen 4. Ketika tim 2 segmen 3 telah selesai, tim
b. Menetapkan metode analisis yang akan digunakan, 2 akan berpindah ke segmen 4.
hal ini penting untuk ditetapkan karena akan Tim 1 dan tim 2 bekerja secara bersamaan.
mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu
analisis, dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.

Gambar 3. 1 Erection of Double Span



3.4 Langkah - langkah Pekerjaan Adapun langkah-langkah pekerjaan Double Box Erection
Girder adalah sebagai berikut :
No Deskripsi Pekerjaan Gambar
1. Persiapan lifter. Lifter
dipersiapakan untuk berada
pada posisi pengangkatan
box girder segmen pertama.

2. Mempersiapkan lifter dan


box girder ke posisi. Pada
tahap pengerjaan ini, box
girder dikaitkan kepada
lifter.

3. Lifting
Lifter mengangkat sesgmen
box girder menuju ke atas
bentang jembatan.

4. Memposisikan segmen box


girder setelah diangkat.
Setelah box girder diangkat,
perlu diposisikan agar tepat
sejajar dengan posisi girder
sebelumnya dan sesuai
dengan gambar rencana.

5. Pemasangan temporary
stress bar dan pekerjaan
epoksi.. Pada sisi dalam dari
box girder dipasang pula
temporary stress bar sebagai
pengikat antar segmen .

Lem epoksi juga diberikan


kepada seluruh permukaan
segmen yang akan disatukan,
hal ini dilakukan untuk
membuat terdapat ikatan
antar segmen

6. Stressing temporary stress


bar.

7. Instalasi kabel permanen.


Selain kabel sementara,
terdapat kabel permanen
yang dipasang didalam box
girder. Kabel ini berfungsi
untuk membentuk ikatan
yang lebih kuat dan bersifat
permanen.

8. Stressing kabel permanen

9. Cek oleh konsultan setelah


stressing

10. Potong sisa strain segmen.


Sisa kabel / strain dari
stressing perlu dipotong dan
dibersihkan agar tidak
menganggu kegiatan segmen
selanjutnya.
3.5. Sumber Daya 2. Output data
Pada pekerjaan kali ini, jumlah labor atau sumber daya Dari hasil running, didapatkan tingkat
manusia akan dipisah menjadi dua tim yaitu tim 1 dan tim produktivitas model. Selanjutnya pada program
2. Dalam satu tim terdepat 2 jenis pekerja yang berbeda webcyclone juga dapat dilakukan analisis
yaitu : sensitivitas. Analisis tersebut dilakukan untuk
• Labor A : Labor Atas bertugas untuk menyiapkan menguji atau mengetahui seberapa sensitive suatu
pekerjaan saat segmen box girder telah di naikkan resources terhadap perubahan ( penambahan atau
(lifting). pengurangan resources).
• Labor B : Labor Bawah bertugas untuk menyiapkan
pekerjaan mulai dari segmen box girder datang sampai Model yang dibuat merupakan model siklus yang
diangkat dan untuk pekerjaan stressing. berulang karena pekerjaan tersebut dilakukan
Sumber Daya yang digunakan pada proses konstruksi ini beberapa kali hingga semua box girder telah
adalah sebagai berikut : terpasang. Sehingga analisis yang dikeluarkan
1. 4 Lifter dapat disesuaikan jumlah waktu siklus maupun
2. 1 Tim kerja A1 jumlah siklusnya. Dalam analisis model kali ini
3. 1 Tim kerja A2 kami mengasumsikan ada 200 siklus dan panjang
4. 1 Tim kerja B1 waktu selama 100000 menit. Hal tersebut
5. 1 Tim kerja B2 dilakukan untuk mendapatkan tingkat
6. 1 Konsultan 1 produktivitas yang telah stabil.
7. 1 Konsultan 2
8. 4 Segmen box girder (diasumsikan jumlah selau Hasil/ output yang didapatkan dari wecyclone
tersedia) adalah sebagai berikut.
Masing-masing sumberdaya akan melakukan pekerjaan Tabel 4. 1 Tingkat produktivitas operasi
tertentu sesuai dengan metode diatas. Setelah itu, dibuat
model cyclone terlampir). Total Sim. Time Productivity (per
Cycle No.
Unit time unit)
4. SIMULASI DAN ANALISIS SENSITIVITAS 79271.3 200 0.010091928
4.1 Simulasi dengan WebCyclone
Simulasi cyclone yang dilakukan kali ini menggunakan
bantuan program webcyclone yang berada pada situs
Purdue University. Penjelasan pada bagian ini akan terbagi
dua, yaitu input data dan output data.
1. Input data
Webcyclone hanya menerima bahasa pemrograman
komputer untuk dilakukan analisis dari model cyclone
yang telah kita buat.

Input yang dilakukan pada webcyclone kali ini


dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 4. 2 Grafik Produktivitas Operasi

Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 di atas dapat


dilihat bahwa tingkat produktivitas yang
didapatkan telah konstan, yaitu dengan
produktivitas 0.0100919 per menit untuk 4 girder
atau 6,6 jam dapat menyelesaikan 4 buah girder.
Hasil tersebut mirip dengan kondisi di lapangan,
yaitu 1 tim dapat menyelesaikan 1 buah box girder
dalam waktu 3 s/d 4 jam. Sehingga 2 tim di
lapangan dapat menyelesaikan 4 buah box girder
dalam 6 s/d 8 jam.

Sehingga dapat diketahui lama pengerjaan operasi


erection double box girder adalah

Gambar 4. 1 Coding untuk dimasukkan pada Webcyclone 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑜𝑥 𝑔𝑖𝑟𝑑𝑒𝑟


𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 =
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
64
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 = = 26.42
0.6055


Maka lama pengerjaan operasi erection double box atau dibulatkan 27 hari.
girder untuk 4 bentang adalah selama 26.42 hari

Gambar 4. 3 Elements Statistics Information

Gambar 4.3 di atas menunjukkan lama waktu  Lifter  Tidak dapat ditambah karena biaya sewa
menunggu (idle) dari masing – masing resources yang sangat tinggi dan tidak mungkin terdapat dua atau
yang didefinisikan di dalam model cyclone. lebih girder pada satu bentang.
Terlihat bahwa idle tertinggi terdapat pada
resources konsultan, yaitu sebesar 98.99%.  Girder  Sumberdaya girder dianggap tidak perlu
kemudian diikuti oleh labor B (76.72%), box ditambah karena girder dianggap selalu tersedia
girder (57.66%), dan lifter (44.59%).  Labor A1, A2, B1, B2, Konsultan 1, dan Konsultan 2
 Dilakukan pengecekan analisis sensitivitas dengan
4.2 Analisa sensitivitas penambahan sumber daya 1 sampai 4 tim
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat
perubahan produktivitas dan harga ketika jumlah Program webcyclone akan memberikan nilai produktivitas
sumberdaya ditambahkan. Pada proyek ini, terdapat sesuai dengan kombinasi jumlah tim kerja mulai 1 sampai
beberapa sumber daya yang dipakai yaitu labor A, 4. Dari hasil produktivitas tersebut, dicari nilai
labor B, konsultan, space, lifter dan box girder. Pada produktivitas yang tertinggi, didapatkan hasil sebagai
analisis sensitivitas kali ini, dipilih untuk melihat berikut :
apakah terjadi perubahan produktivitas dan harga jika
diubah jumlah tim kerja A, tim kerja B, dan konsultan.

 Space  Tidak dapat ditambahkan lagi karena


memang hanya dapat tersedia sejumlah satu buah.
Tabel 4. 2 Produktivitas Perbaikan

Sumber Daya NORMAL Perbaikan 1 Perbaikan 2 Perbaikan 3 Perbaikan 4


Labor B1 1 2 3 2 1
Labor B2 1 2 3 2 1
Labor A1 1 2 2 2 2
Labor A2 1 2 2 2 2
Konsultan 1 1 1 1 2 1
Konsultan 2 1 1 1 2 1

Productivity Per Unit Time 0.0101 0.0179 0.0179 0.0181 0.015

Productivity per hour 0.606 1.074 1.074 1.086 0.9

Time to produce 1 unit (hour) 1.65 0.93 0.93 0.92 1.11

Time to produced 4 segment


6.61 3.72 3.72 3.68 4.44
(hour)

Untuk melihat apakah peningkatan yang digunakan cukup Nilai proyek : Rp. 243.637.212.276,69
efektif, perlu diberikan harga per tim dan total harga untuk Lama proyek : 730 kalender kerja
masing-masing kombinasi. Overhead (10%) : Rp. 24.363.721.227
Overhead per hari : Rp. 33.374.960
 Rate Labor B = 8 x @80.000 = Rp. 640.000 Overhead per jam : Rp. 1.390.623
 Rate Labor A = 10 x @100.000 = Rp. 1.000.000
 Rate konsultan = 150.000 Didapatkan hasil perhitungan biaya sebagai berikut :
 Overhead per hari diasumsikan sebesar 10 % dari
nilai proyek
Tabel 4. 3 Harga untuk masing-masing perbaikan

Sumber Daya NORMAL Perbaikan 1 Perbaikan 2 Perbaikan 3 Perbaikan 4


Labor B1 1 2 3 2 1
Labor B2 1 2 3 2 1
Labor A1 1 2 2 2 2
Labor A2 1 2 2 2 2
Konsultan 1 1 1 1 2 1
Konsultan 2 1 1 1 2 1

Productivity Per Unit Time 0.0101 0.0179 0.0179 0.0181 0.015

Productivity per hour 0.606 1.074 1.074 1.086 0.9

Time to produce 1 unit (hour) 1.65 0.93 0.93 0.92 1.11

Time to produced 4 segment


6.61 3.72 3.72 3.68 4.44
(hour)
Rate Labor B1 Rp 640,000 Rp 4,227,801 Rp 4,767,225 Rp 7,150,838 Rp 4,714,549 Rp 2,844,444
Rate Labor B2 Rp 640,000 Rp 4,227,801 Rp 4,767,225 Rp 7,150,838 Rp 4,714,549 Rp 2,844,444
Rate Labor A1 Rp 1,000,000 Rp 6,605,939 Rp 7,448,790 Rp 7,448,790 Rp 7,366,483 Rp 8,888,889
Rate Labor A2 Rp 1,000,000 Rp 6,605,939 Rp 7,448,790 Rp 7,448,790 Rp 7,366,483 Rp 8,888,889
Rate Konsultan 1 Rp 150,000 Rp 990,891 Rp 558,659 Rp 558,659 Rp 1,104,972 Rp 666,667
Rate Konsultan 2 Rp 150,000 Rp 990,891 Rp 558,659 Rp 558,659 Rp 1,104,972 Rp 666,667
Rate overhead Rp 1,390,623 Rp 9,186,374 Rp 5,179,230 Rp 5,179,230 Rp 5,122,001 Rp 6,180,548
Total Cost Rp 32,835,637 Rp 30,728,579 Rp 35,495,804 Rp 31,494,009 Rp 30,980,548

Untuk melihat nilai idle per pekerja, dilakukan running


untuk masing-masing improvement dan didapatkan hasil
sebagai berikut :


Tabel 4. 4 Persentase Idle Pekerja

Normal Perbaikan 1 Perbaikan 2 Perbaikan 3 Perbaikan 4

Labor B1 1 2 3 2 1
% idle 76,72 79,32 100 79,3 65,7
Labor B2 1 2 3 2 1
% idle 76,72 79,32 100 79,3 65,7
Labor A1 1 2 2 2 2
% idle 12,46 22,23 22,23 22,17 52,67
Labor A2 1 2 2 2 2
% idle 12,46 22,23 22,23 22,17 52,67
Konsultan 1 1 1 1 2 1
% idle 98,99 98,2 98,2 99,09 98,51
Konsultan 2 1 1 1 2 1
% idle 98,99 98,2 98,2 99,09 98,51

 Penambahan jumlah sumber daya konsultan tidak Tabel 4. 5 Hasil Peningkatan Resources
menambahkan produktivitas karena bukan
Normal Perbaikan 4
merupakan pekerjaan kritis yang menentukan, dan
Labor B1 1 1
dari awal tingkat idle sudah cukup tinggi. % idle 76,72 65,7
 Sumberdaya Labor B1 dan B2 memiliki tingkat Labor B2 1 1
% idle 76,72 65,7
idle yang cukup tinggi, karenanya penambahan
Labor A1 1 2
sumberdaya justru akan membuat kedua % idle 12,46 52,67
seumberdaya tersebut semakin menganggur. Labor A2 1 2
 Sumberdaya Labor A1 dan A2 di awal memiliki % idle 12,46 52,67
Konsultan 1 1 1
tingkat idle rendah (12,46%). Hal ini dapat
% idle 98,99 98,51
memicu kelelahan, dan menunjukkan bahwa Konsultan 2 1 1
sumberdaya ini merupakan sumber daya yang % idle 98,99 98,51
melakukan kegiatan kritis. Time to produce 4
6.61 4.44
segment (hour)
Price Rp 32,835,637 Rp 30,980,548
Untuk pekerjaan normal, dengan masing-masing sumber
daya berjumlah satu, didapatkan bahwa total harga untuk
menaikkan empat buah girder (1 siklus) adalah sebesar Rp. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
32.853.637 dengan lama waktu pengerjaan sebesar 6,61 5.1 Kesimpulan
jam. Jika dilihat dari peningkatan, dapat terlihat bahwa 1. Produktivitas pekerjaan normal yang terjadi di
terdapat dua improvement yang memberikan nilai yang lapangan adalah 0.0100919 unit per menit atau 6,6
jam untuk 4 girder dengan biaya sebesar Rp.
cukup baik yaitu improvement 1 dan improvement 4.
32.853.637 untuk 4 girder.
2. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan
Untuk memilih yang lebih baik diantara kedua perbaikan
menambahkan jumlah tenaga kerja atas (A1 dan
ini, kita tinjau lebih lanjut dengan melihat persentase A2) menjadi masing-masing dua tim. Hal ini akan
sumber daya tidak melakukan pekerjaan (idle) . Jika dilihat memberikan kenaikan produktivitas dan
pada perbaikan 1, labor B memiliki persentase idle sebesar mengurangi biaya yang dikeluarkan.
79,32% dan labor A memiliki persentase idle sebesar 5.2 Saran
22,23%. Sementara pada perbaikan 4, labor B memiliki 1. Pengukuran waktu pekerjaan akan lebih baik dan
akurat jika dilakukan pengamatan pada kurun
presentase idle sebesar 65,7 % dan labor A memiliki
waktu tertentu karena pada penelitian kali ini
persentase idle sebesar 52,67 %. Konsultan untuk kedua hanya didapat dengan wawancara.
perbaikan memiliki persentase idle sebesar 98%. 2. Jika siklus pekerjaan dibuat dengan lebih rinci,
akan didapatkan hasil yang lebih akurat
Jika dilihat dari data persentase idle diatas, maka akan lebih
baik untuk memilih perbaikan 4 yaitu dengan menambah Daftar Pustaka
jumlah sumberdaya A1 dan A2 sehingga meningkatkan
produktivitas, menurunkan harga, dan mengurangi idle Abduh, Muhamad, 2015, “Bahan Kuliah SI-5151
untuk pekerja A1. Perbaikan yang diperoleh dapat dilihat Produktivitas Konstruksi”, Tidak Dipublikasikan,
Institut Teknologi Bandung.
pada tabel 4.5 berikut.
Oglesby, Clarkson H, et al., 1989, “Productivity
Improvement in Construction”, New York : McGraw-
Hill.
Halpin, Daniel W, Riggs, Leland S, 1992, “Planning and
Analysis of Construction Operations”, Indiana : Jhon
Wiley & Sons, Inc.
24 55 57 58 61 62
22 54 56 59
23 Girder 2 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 60 Potong sisa strain Segmen 2
Section2 Positioning Stressing Temporary Stressing
Lifting 2 Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 2 segmen 2 finish
Preparation Segment 2 Segmen 2 2 Seles ai
be place bar segmen 2 Segmen 2 Segmen 2

18 21
Space 2 Lifter 2
Avaliable ready

19 20
Lifter 2 Positioning
Avaliable Lifter 2

40
2 32
Konsultan
Labor B1 Labor A1
1

3 8
Space 1 Positioning
Avaliable Lifter 1

4 9
Lifter 1 Lifter 1
available ready

10 12 35 37 38
11 34 36 39 42 43
Section 1 Girder 1 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 41
Lifting 1 Positioning Stressing Temporary Stressing Potong sisa strain Segmen 1
Preparation Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 1
Segment 1 Segmen 1 1 Seles ai segmen 1 finish
be placed bar segmen 1 Segmen 1 Segmen 1

(Back to girder &


1 lifter) 72
73
Box Girder FINISH
ready
(Back to space)

17 45 47 48 52 53
15 44 46 49
16 Girder 3 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 51 Potong sisa strain Segmen 3
Section3 Positioning Stressing Temporary Stressing
Lifting 3 Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 3 segmen 3 finish
Preparation Segment 3 Segmen 3 3 Seles ai
be placed bar segmen 3 Segmen 3 Segmen 3

6 14
Space 3 Lifter 3
Avaliable ready

7 13
Lifter 3 Positioning
Avaliable Lifter 3

50
5 33
Konsultan
Labor B2 Labor A2
2

25 27
Space 4 Positioning
Avaliable Lifter 4

26 28
Lifter 4 Lifter 4
available ready

29 31 64 66 67
30 63 65 68 70 71
Section 4 Girder 4 Pemasangan Instalasi kabel Stressing 69
Lifting 4 Positioning Stressing Temporary Stressing Potong sisa strain Segmen 4
Preparation Ready to temporary stressing Permanen Permanen Checking 4
Segment 4 Segmen 4 4 Seles ai segmen 4 finish
be place bar segmen 4 Segmen 4 Segmen 4

Lampiran 1 Model Cyclone Erection Double Box Girder

Anda mungkin juga menyukai