Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS OPERASI KONSTRUKSI PEKERJAAN PIER KOLOM

PADA PROYEK JALAN TOL CISUMDAWU PEMBANGUNAN


JEMBATAN KEDONDONG
Hintama Nathaniel S., Samuel Johansen R., Saocy Vidya T., Shalahuddin Akmal
Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknologi Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
E-mail: 15019154@mahasiswa.itb.ac.id, 25022093@mahasiswa.itb.ac.id, 25022069@mahasiswa.itb.ac.id,
15019112@mahasiswa.itb.ac.id

ABSTRAK
Proyek konstruksi merupakan kumpulan kegiatan konstruksi yang saling berhubungan yang dilaksanakan dengan
keterbatasan sumber daya. Proses konstruksi ini harus dilakukan secara optimal untuk meminimalisir biaya dan
waktu dengan cara meningkatkan angka produktivitas. Pada penelitian ini, proyek tinjauan berupa Proyek
Pembangunan Jembatan Kedondong Desa Cacaban. Pada penelitian ini, ruang lingkup tinjauan diperkhusus hanya
untuk pekerjaan pier. Setelah mendapatkan data sekunder, yaitu durasi pekerjaan pier sebesar 67200 menit,
dilakukan permodelan untuk setiap aktivitas pekerjaan pier ini. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan
permodelan ini ialah EZStrobe dan Simulink. Setelah dilakukan permodelan, didapatkan hasil bahwa melalui
EZStrobe, didapatkan durasi selama 63.328,230 menit, melalui Simulink didapatkan durasi selama 66.962,916
menit. Setelah dilakukan improvement untuk simulink, didapatkan durasi minimum selama 66.703,9 menit.
Kata Kunci: EZStrobe, Simulink, Improvisasi

ABSTRACT
The construction project is a collection of interrelated construction activities carried out with limited resources.
This construction process must be done optimally to minimize costs and time by increasing productivity Numbers.
In this study the review of the project for the kedondong village of cacaban bridge. On this research, the scope of
the overview is specific to the job of the pier. After getting a secondary data, which is the length of the pier work
of 67200 minutes, there was modeling for each of these job activities. The applications used to do the modeling
are EZStrobe and Simulink. After modeling, it gained results that through ezstrobe, it gained a duration of
63,328,230 minutes, it created simulink a duration of 66,962,916 minutes. After the improvement performed to
simulink, it obtained a minimum duration of 66,703.9 minutes.
Keywords: EZStrobe, Simulink, Improvement

1. PENDAHULUAN pemodelan, dapat terlihat proses pendefinisian


1.1 Latar Belakang variabel dan interaksi yang terjadi dari setiap
Proyek konstruksi merupakan kumpulan kegiatan variabel yang didefinisikan. Pemodelan operasi
konstruksi yang saling berhubungan yang konstruksi disebut dengan istilah CYCLONE.
dilaksanakan dengan keterbatasan sumber daya
yang dimiliki untuk menciptakan struktur atau Pada penelitian ini, proyek tinjauan berupa Proyek
fasilitas fisik yang diinginkan. Dalam Pembangunan Jembatan Kedondong Desa Cacaban.
pelaksanaannya, proses konstruksi terbagi menjadi Data-data yang dibutuhkan dari proyek diperoleh
empat tingkat hirarki, yakni organisasi, proyek, dari kuliah lapangan yang dilaksanakan pada 4
kegiatan, operasi, proses, dan tugas yang berulang. Maret 2023. Dalam penelitian kali ini, pekerjaan
Proses konstruksi ini harus dilakukan secara optimal yang ditinjau merupakan pekerjaan pier yang
untuk meminimalisir biaya dan waktu dengan cara mencakup pekerjaan penulangan, pekerjaan
meningkatkan angka produktivitas. bekisting, dan pekerjaan pengecoran dari elemen
Pemodelan merupakan proses membuat representasi pier. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan
matematis kondisi aktual yang digunakan sebagai bantuan software EZStrobe untuk memperoleh
pertimbangan dalam mengambil keputusan. produktivitas pada kondisi steady state, yakni
Pemodelan proses konstruksi dilakukan untuk jumlah sumber daya yang efisien, serta rekomendasi
menganalisis dan menginvestigasi situasi aktual dari dari pelaksanaan pekerjaan pier.
suatu proses konstruksi yang terjadi di lapangan.
Dalam pemodelan digunakan tingkat akurasi 1.2 Tujuan
tertentu karena pemodelan diperuntukan untuk Adapun tujuan yang terdapat pada penelitian kali ini,
memberikan beberapa alternatif untuk yakni sebagai berikut.
dipertimbangkan dengan berbagai variabel. Tujuan 1. Mengetahui simulasi pemodelan CYCLONE
dari pemodelan proses konstruksi adalah untuk dalam pekerjaan pier Proyek Pembangunan
melakukan optimasi sumber daya yang dimiliki Jembatan Kedondong Desa Cacaban
sehingga menghindari terbuangnya sumber daya 2. Mengetahui durasi pelaksanaan pekerjaan
akibat pelaksanaan yang tidak efisien. Melalui terbaik pada pekerjaan pier Proyek

1
Pembangunan Jembatan Kedondong Desa
Cacaban dengan melakukan improvement.
3. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi
dalam pekerjaan pier Proyek Pembangunan
Jembatan Kedondong Desa Cacaban

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari penyusunan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Tinjauan dilakukan hanya terhadap
pekerjaan pier Proyek Pembangunan
Jembatan Kedondong Desa Cacaban yang
meliputi pekerjaan penulangan, pekerjaan
bekisting, dan pekerjaan pengecoran untuk
elemen pier.
2. Satu siklus didefinisikan untuk pembuatan 6
m tinggi kolom. Gambar 1 Hirarki Proses Konstruksi
3. Durasi work task diperoleh dari data Untuk pengertian dari setiap komponen hirarki
sekunder dan menggunakan distribusi sendiri, akan dijelaskan.
triangular maupun deterministik. • Organisasi konstruksi adalah suatu badan
4. Analisis produktivitas dilakukan dengan hukum yang melakukan bisnis konstruksi
menggunakan bantuan software EZStrobe. dengan memiliki berbagai fungsi manajemen
dan melaksanakan beberapa proyek konstruksi
2. KAJIAN LITERATUR sebagai lahan bisnisnya.
2.1 Operasi Konstruksi • Proyek konstruksi adalah kumpulan kegiatan
Pada sebuah konstruksi terdapat tingkatan hirarki
konstruksi yang saling berhubungan yang
konstruksi, yakni organisasi, proyek, kegiatan,
dilaksanakan dengan keterbatasan sumber
operasi, proses, dan tugas yang berulang. Operasi daya yang dimiliki untuk menciptakan struktur
atau proses konstruksi merupakan kumpulan work atau fasilitas fisik yang diinginkan
task yang spesifik, dimana work task merupakan
• Kegiatan konstruksi adalah elemen proyek
elemen dasar pekerjaan tersebut. Setiap work task
yang membutuhkan waktu dan sumber daya
akan terkait dengan teknologi yang mendukungnya
dan biasanya didefinisikan untuk pengendalian
serta sumber daya yang terlibat di dalamnya.
waktu dan biaya oleh perencana, estimator,
Operasi atau proses konstruksi terdiri dari beberapa
scheduler dan cost engineers. Kegiatan juga
work task yang saling berhubungan dengan sumber
merupakan agregasi dari beberapa operasi atau
daya serta teknologi yang terkait di dalam
proses konstruksi yang memberikan kontribusi
pelaksanaannya. Sumber daya akan berpindah dari
kepada terciptanya komponen fisik suatu
satu work task ke work task yang lainnya sesuai
struktur atau kinerja suatu layanan pendukung
dengan definisi tugas masing-masing sumber daya
• Operasi konstruksi menghasilkan penempatan
tersebut. Pada suatu waktu tertentu, dapat
suatu bagian konstruksi yang dapat
didefinisikan sumber daya yang bertugas pada suatu
didefinisikan dan secara alami memiliki
work task tertentu dan akan menuju ke work task
struktur proses teknologi dan penugasan. Suatu
lain. Dapat ditentukan sumber daya tersebut dalam
operasi konstruksi sangat berhubungan dengan
keadaan menunggu (idle) atau aktif sehingga status
alat untuk mencapai suatu produk akhir dan
sumber daya dapat berubah. Oleh sebab itu,
secara alami dapat berulang
diperlukan identifikasi sumber daya, elemen dari
work task, serta aliran sumber daya di antara work • Proses konstruksi adalah suatu gabungan tugas
task sebagai rasional dasar pemodelan operasi yang unik di mana satu tugas dengan yang
konstruksi. lainnya saling berhubungan erat berdasarkan
2.1.1 Hirarki Proses Konstruksi teknologi dan urutan logika
Pada proses konstruksi, terdapat hirarki proses • Tugas merupakan aksi di lapangan dan fokus
konstruksi. Hirarki ini dibuat atas dasar perbedaan dari tim kerja. Tugas adalah dasar
cakupan pekerjaan. Dalam hirarki ini, cakupan pembentukan dari proses dan operasi
pekerjaan akan semakin besar mengurut dari palign 2.1.2 Organisasi Operasi Konstruksi
atas hingga paling bawah. Berikut adalah visualisasi
dari hirarki proses konstruksi

2
Tabel 1 Simbol Model CYCLONE

Gambar 2 Organisasi Operasi Konstruksi


Organisasi konstruksi adalah suatu badan hukum
yang melakukan bisnis konstruksi dengan memiliki
berbagai fungsi manajemen dan melaksanakan
beberapa proyek konstruksi sebagai lahan bisnisnya.
2.1.3 Permodelan Operasi Konstruksi
2.1.3.1 EZStrobe
Sebuah model merupakan representasi dari situasi di
EZStrobe merupakan sistem simulasi untuk tujuan
dunia nyata. Dalam konstruksi, model matematis
umum yang didesain untuk memodelkan operasi
sangat berguna dalam menyelesaikan masalah dari
konstruksi yang menggunakan domain independent
perencanaan dan pengendalian (Halpin & Riggs,
sehingga berguna untuk pemodelan berbagai variasi
1992). Operasi konstruksi berisi proses pekerjaan
sistem dengan berbagai kondisi. EZStrobe dibuat
dasar konstruksi, dimana di dalamnya membutuhkan
berdasarkan Activity Cycle Diagrams dan
pengetahuan mengenai teknologi yang digunakan,
menerapkan paradigma Three-Phase Activity
penurunan dari proses menjadi elemen – elemen
Scanning. Oleh karena itu, EZStrobe dapat
pekerjaan, dan kebutuhan sumber daya. Pada level
digunakan untuk sistem yang kompleks, yakni
konstruksi, sumber daya yang tersedia antara lain,
sistem dengan sumber daya yang berkolaborasi
tenaga kerja, alat, material, dan kemampuan yang
untuk melaksanakan tugas-tugas konstruksi.
dimiliki oleh tenaga kerja. Langkah awal dalam
Elemen dasar yang digunakan EZStrobe merupakan
pemodelan operasi konstruksi adalah membutuhkan
elemen pada pemodelan CYCLONE, yakni sebagai
daftar dari berbagai macam sumber daya yang
berikut.
terlibat dalam sebuah operasi. Kemudian dilakukan
1. Queue
identifikasi kebutuhan sumber daya yang
dibutuhkan dalam masing – masing pekerjaan.
Sumber daya tersebut dapat dimodelkan dalam
keadaan aktif atau tidak aktif. Selanjutnya, alur dari
pekerjaan dan sumber daya tersebut dapat Gambar 3 Queue Pada EZStrobe
dimodelkan dengan menggunakan model sistem Queue merupakan elemen yang menggambarkan
CYCLONE (CYCLic Operations Network). sumber daya dengan status menunggu. Pada awal
CYCLONE (Cyclic Operation Network) merupakan simulasi, Queue memiliki sejumlah sumber daya
pemodelan grafis dari jaringan work task pada suatu yang terletak di bawah nama Queue. Sumber daya
oerasi yang berulang. CYCLONE terdiri dari kotak masuk kedalam Queue ketika dilepaskan oleh
untuk menunjukkan work task (aktif), bulatan untuk kegiatan sebelumnya yang sudah berakhir. Sumber
menunjukkan status menunggu (idle) suatu daya dikeluarkan dari Queue oleh succeeding
sumberdaya, garis aliran untuk menunjukkan jejak Conditional Activities (Combi). Queue dapat diikuti
aliran suatu entitas sumber daya, dan terdapat oleh noda lainnya selain Queue. Queue hanya dapat
perbedaan status aktif menjadi yang berkendala dan mengikuti Combi.
tidak berkendala.Penggunaan simbol – simbol 2. Conditional Activity (Combi)
dalam model CYCLONE dapat dilihat dalam
gambar dibawah ini.

Gambar 4 Conditional Activity Pada EZStrobe


Combi merupakan elemen yang merepresentasikan
tugas yang dapat berjalan ketika sumber daya yang
dibutuhkan (Queue) tersedia untuk mendukung
tugas tersebut. Nama dari Combi ditampilkan di
tengah. Bagian atas Combi menunjukkan angka
prioritas dari Combi terhadap Combi lainnya ketika
menggunakan sumber daya (Queue) yang tersedia.
Formula di bagian bawah Combi digunakan sebagai

3
durasi kegiatan yang merupakan sampel dari digunakan untuk pembuatan model interaktif,
distribusi probabilitas sehingga setiap Combi yang simulasi, dan analisis sistem dalam bentuk tampilan
berjalan dapat memiliki durasi yang brbeda-beda. grafik atau block. Simulink dapat digunakan untuk
Combi hanya dapat diikuti oleh Queue, tetapi dapat pembuatan prototype virtual yang cepat dan efektif
mengikuti node lainnya selain Combi. untuk mengeksplor berbagai desain dengan usaha
3. Bound Activity (Normal) yang minimal. Menurut Baloi et al., Simulink
menyediakan graphical user interface (GUI) untuk
model bangunan sebagai diagram dan terdapat
library atau kumpulan diagram yang dapat
Gambar 5 Bound Activity Pada EZStrobe digunakan untuk desain simulasi yang diinginkan.
Normal merupakan elemen yang merepresentasikan Pengguna dapat mendefinisikan diagram dengan
tugas yang berjalan ketika sebuah sebuah aktivitas formula yang dibutuhkan sesuai dengan
selesai. Nama dari Normal ditunjukkan di tengah pengaplikasian pada subsistem yang memudahkan
dan durasi ditunjukkan di bawah nama. Formula untuk menghasilkan desain simulasi. Simulink
durasi berupa sampel dari distribusi probabilitas. merupakan perangkat lunak yang sangat berguna
Normal dapat diikuti node lainnya selain Queue dan dalam membangun dan menganalisis model sistem
dapat mengikuti noda lainnya selain Normal. dinamis. Simulink dapat digunakan untuk model-
based design, simulasi, Model-Based System
4. Fork
Engineering (MBSE), Agile Software Development,
dan pengguna MATLAB.

2.2 Operasi Pier


Gambar 6 Fork Pada EZStrobe Pekerjaan pier (atau pekerjaan kolom) terdiri atas
Fork merupakan elemen rute probabilistik. pekerjaan penulangan kolom, pekerjaan bekisting
Tipikalnya diikuti oleh aktivitas, tetapi juga dapat kolom, dan pekerjaan pengecoran kolom. Dibawah
diikuti oleh Fork lainnya. Ketika sebuah aktivitas ini adalah urutan pengerjaan untuk 1 siklus.
yang mengikuti Fork selesai, akan dipilih successor.
Kemungkinan relative pemilihan successor
ditentukan oleh properti “P” dari Branch Link yang
berasal dari Fork menuju successor.
5. Draw Link

Gambar 7 Draw Link Pada EZStrobe


Draw Link menghubungkan Queue ke Combi. Draw
Link menunjukkan dua informasi, yakni kondisi
untuk mengeksekusi successor dan jumlah sumber
daya yang akan dikeluarkan dari predecessor Queue
dari kegiatan.
6. Release Link

Gambar 8 Release Link Pada EZStrobe


Release Link menghubungkan aktivitas dengan node
lain kecuali Combi. Angka pada Release Link
menunjukkan jumlah sumber daya yang dikeluarkan
dari Link setiap aktivitas sebelumnya berakhir.
7. Branch Link Gambar 10 Flowchart Pekerjaan Pier
Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan tahapan
spesifik dari tiap pekerjaannya.
Gambar 9 Branch Link Pada EZStrobe 2.2.1 Pekerjaan Penulangan
Branch Link menghubungkan Fork dengan node Proses pekerjaan penulangan pada umumnya adalah
lainnya selain Combi. Tulisan pada Branch Link sebagai berikut:
menunjukkan nilai dari property “P” untuk Link a) Penulangan atau perakitan tulangan
tersebut. Properti “P” menentukan kemungkinan kolom adalah precast atau dikerjakan di
relative successor yang terhubung Branch Link akan tempat lain yang lebih aman.
terpilih setiap kali Fork perlu memilih successor. b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai
2.1.3.2 Simulink dengan DED (Detailed Engineering Design).
Simulink merupakan produk dari MATLAB yang c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan
dikembangkan oleh MathWorks. Simulink utama. Sebelum pemasangan sengkang,

4
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan b. Pelaksanaan pengecoran
utama dengan kapur. Pengecoran dilakukan dengan
d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, menggunakan concrete pump (CP). Concrete pump
setiap pertemuan antara tulangan utama dan yang digunakan memiliki spesifikasi yang dapat
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem menjangkau ketinggian maksimum dari pier
silang. (concrete pump long boom). Truk mixer akan
e) Setelah tulangan selesai dirakit, diangkut loading campuran beton ke concrete pump yang
dengan menggunakan trailer menuju lokasi kemudian akan dipompa dan diarahkan oleh
pemasangan, lalu diangkat concrete pump ke area pengecoran. Pada proyek ini,
menggunakan Tower Crane ke lokasi concrete pump berada di tengah 6 (enam) pier
spesifik yang akan dipasang. sehingga digunakan 1 (satu) concrete pump untuk
f) Setelah tulangan terpasang pada posisinya melakukan pengecoran 6 kolom.
dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
sebagai selimut beton. dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi,
2.2.2 Pekerjaan Bekisting yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi
Pekerjaan bekisting kolom dilaksanakan apabila mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pekerjaan penulangan telah selesai dilaksanakan. dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator.
Berikut ini adalah uraian mengenai proses pekerjaan Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
bekisting kolom. rongga-rongga udara serta untuk mencapai
a) Bersihkan area kolom dan marking posisi pemadatan yang maksimal.
bekisting kolom.
b) Membuat garis pinjaman dengan Setelah pekerjaan pengecoran selesai dilakukan
menggunakan sipatan dari as kolom dilanjutkan dengan perawatan beton (curing).
sebelumnya sampai dengan kolom Ketika beton sudah mencapai umur, bekisting yang
berikutnya dengan berjarak 100 cm dari digunakan dibongkar dan digunakan kembali untuk
masing-masing as kolom. proses pengecoran selanjutnya.
c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat
tanda kolom pada lantai sesuai dengan 3. METODOLOGI
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini 3.1 Data Umum Proyek
berfungsi sebagai acuan dalam penempatan Nama proyek tinjauan: Pembangunan Jembatan
bekisting kolom. Kedondong Desa Cacaban STA 47+985,75 –
d) Marking sepatu kolom sebagai tempat 48+729,25 yang merupakan bagian dari proyek
bekisting pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi –
e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama Sumedang – Dawuan) Seksi 5B.
atau tulangan sengkang. Kontraktor yang mengerjakan Proyek ini adalah PT
f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang Girder Indonesia dengan data sebagai berikut.
ada. Tabel 2 Data Proyek
g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan Nama Kantor Gedung Citra Marga Nusa Phala
memutar push pull. Loaksi Kantor Jl. Yos Sudarso Kav.28 Jakarta 14350
h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka No. Telp 021 – 6501434
kolom tersebut siap dicor. Fax 021 – 6501434
Email gi@girder-indonesia.com
2.2.3 Pekerjaan Pengecoran
Website www.girder-indonesia.com
Pekerjaan pengecoran dilaksanakan setelah
pekerjaan penulangan selesai dan bekisting untuk Tabel 3 Durasi Proyek
Waktu mulai Waktu selesai Durasi (Hari)
kolom (pier) sudah terpasang. Pekerjaan pengecoran Waktu total 05-Sep 26-Dec 112
untuk elemen pier dilakukan dengan menggunakan Waktu Penulangan 05-Sep 14-Dec 100
metode concrete pump. Berikut merupakan tahapan Waktu Bekisting 12-Sep 21-Dec 100
untuk pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai Waktu Pengecoran 17-Sep 26-Dec 100
berikut.
a. Persiapan pengecoran 3.2 Sumber Daya
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang Menurut Mangare et. al (2012), sumber daya proyek
akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang
agar tidak membahayakan konstruksi dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi.
menghindari kerusakan beton. Sebelum dilakukan Sumber daya proyek terdiri dari beberapa jenis,
pengecoran, spesifikasi tulangan kolom yang yaitu biaya, waktu, sumber daya manusia, material
terpasang harus dievaluasi dan dilaksanakan setelah (bahan baku), dan peralatan yang digunakan dalam
perintah pengecoran diberikan. proses pelaksanaan. Untuk pemodelan, item yang
terdefinisi sebagai sumber daya merupakan item

5
yang bersifat terbatas. Pada tugas besar ini, sumber memiliki durasi pekerjaan yang acak berdasarkan
daya yang dimiliki untuk pekerjaan kolom adalah durasi yang paling cepat (optimist), durasi yang
sebagai berikut. paling mungkin (most likely), dan durasi yang paling
Tabel 4 Daftar Sumber Daya lama (pessimist). Work task dapat memiliki durasi
No Resource Keterangan Jumlah Proses
1 Supplier Rebar Supply tulangan 150 Penulangan stokastik karena pekerjaan yang durasinya
2
3
Truck Penulangan
Laborer Team 1 Satu tim terdiri dari 2 laborer
4
2
Penulangan
Penulangan
cenderung memiliki variasi yang besar akibat
4 Capacity Stockyard Capacity trailer 1 Penulangan adanya faktor yang mempengaruhi durasi dari work
5 Truck Trailer 1 Penulangan dan Bekisting
6 Capacity Trailer 3 Penulangan task tersebut. Work task yang memiliki variasi durasi
7 Laborer Team 2 Satu tim terdiri dari 2 laborer 2 Penulangan
8 Laborer Team 3 Satu tim terdiri dari 4 laborer 2 Penulangan yang rendah akan memiliki durasi deterministik.
9
10
Capacity in site
Crane
Capacity banded bar 3
3
Penulangan
Penulangan dan Bekisting
Dalam pemodelan, durasi stokastik akan diterapkan
11 Laborer Team 4 Satu tim terdiri dari 4 laborer 2 Bekisting1 dengan pendekatan distribusi triangular sebagai
12 Formwork 15 Bekisting1
13 Laborer Team 5 Satu tim terdiri dari 2 laborer 2 Bekisting1 pemodelan ketidakpastian durasi yang terjadi di
14 Space Formwork to site 6 Bekisting1
15 Laborer Team 6 Satu tim terdiri dari 4 laborer 2 Bekisting1 lapangan. Berikut merupakan tabulasi hasil
16
17
Truck Mixer
Laborer Team 7 Satu laborer
6
1
Pengecoran1
Pengecoran1
identifikasi work task beserta dengan durasinya.
18 Capacity in site 2 Pengecoran1 Tabel 5 Work Task dan Durasi
19 Laborer Team 8 Satu tim terdiri dari 2 laborer 1 Pengecoran1 Durasi
No Proses Tugas Tipe Durasi
20 Concrete Pump 1 Pengecoran1 No Proses Tugas Tipe Tercepat
Tercepat Terlama
Terlama Paling
Paling sering
sering terjadi
terjadi
21 Laborer Team 9 Satu tim terdiri dari 4 laborer 1 Pengecoran1 Loading
Loading reinforcement
reinforcement fromfrom Deterministik 55
22 Laborer Team 10 Satu tim terdiri dari 4 laborer 2 Bekisting2 supplier Deterministik
supplier toto truck
truck
23 Laborer Team 11 Satu tim terdiri dari 2 laborer 2 Bekisting2 Truck go
Truck go to
to Stockyard
Stockyard from
from Stokastik 205 265 235
24 Space Formwork to site 6 Bekisting2 supplier Stokastik 205 265 235
supplier
25 Laborer Team 12 Satu tim terdiri dari 4 laborer 2 Bekisting2 Unloading
Unloading reinforcement
reinforcement Deterministik 55
26 Truck Mixer 6 Pengecoran2 from Deterministik
truck
from truck inin stock
stock yard
yard
27 Laborer Team 13 Satu laborer 1 Pengecoran2 Truck
Truck return
return to
to supplier
supplier Stokastik
Stokastik 205
205 265
265 235
235
28 Capacity in site 2 Pengecoran2 Barbending
Barbending Stokastik
Stokastik 45
45 75
75 60
60
29 Laborer Team 14 Satu tim terdiri dari 2 laborer 1 Pengecoran2 Loading
Loading reinforcement
reinforcement fromfrom Deterministik
Deterministik 55
30 Concrete Pump 1 Pengecoran2 stockyard
stockyard toto trailer
trailer
31 Laborer Team 15 Satu tim terdiri dari 4 laborer 1 Pengecoran2 1 Penulangan Trailer
1 Penulangan Trailer go
go to
to site
site Stokastik
Stokastik 15
15 30
30 20
20
Unloading
Unloading reinforcement
reinforcement Deterministik 55
4. SIMULASI DAN ANALISIS SENSITIVITAS from
from trailer
Trailer
trailer on
on site
site
Deterministik
Trailer return
return toto stockyard
stockyard Stokastik
Stokastik 15
15 30
30 20
20
4.1 Simulasi Operasi Kontruksi Rebar
Rebar Stokastik
Stokastik 110
110 170
170 140
140
Loading
Loading to to winch
winch Deterministik
Deterministik 30
30
Pada tugas besar ini, simulasi model dilakukan Lift
Lift to
to the
the column
column Stokastik
Stokastik 105
105 135
135 120
120
Remove reinforcement
dengan menggunakan bantuan software EZStrobe Remove reinforcement
from
from winch
winch
Deterministik
Deterministik 30
30
Install
Install reinforcement
reinforcement to Stokastik 180 240 210
dan Simulink. Sebelum melakukan simulasi, Reposition
Reposition to to another
another
to Stokastik 180 240 210

Deterministik 10
terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan, Resupply
Resupply and and Loading
Loading
Trailer Truck travel to Pier
Deterministik
Stokastik 15 20
10
18
Trailer Truck travel to Pier Stokastik 15 20 18
yaitu mengidentifikasi work task, durasi pekerjaan, Trailer Truck return back to
Trailer Truck return back to
Unloading formwork at pier
Stokastik
Stokastik
Deterministik
15
15
20
20
18
18
10
Unloading formwork at pier Deterministik 10
dan resource atau sumber daya yang digunakan 2
2
Bekisting
Bekisting
Load to winch
Load to winch
Crawler Crane Lifting
Deterministik
Deterministik
Stokastik 45 75
20
20
60
Crawler Crane Lifting Stokastik 45 75 60
untuk masing-masing pekerjaan. Setelah itu akan Positioning the formwork
Positioning the formwork
Install the formwork
Stokastik
Stokastik
Deterministik
15
15
25
25
20
20
60
Install the formwork Deterministik 60
dilakukan pemodelan dalam bentuk CYCLONE Waiting time until Release
Waiting time until Release
Deterministik
Deterministik
Deterministik
480
480
Releasing the formwork Deterministik
Releasing the formwork
yang akan digunakan untuk simulasi menggunakan Truck loading from batching
Truck loading from batching
Deterministik1 hari / order
Deterministik1 hari / order
10
10
Truck go to site from
Truck go to site from
program EZStrobe dan Simulink. batching plant
batching plant
Stokastik
Stokastik
30
30
35
35
40
40
Truck return to batching Stokastik 30 35 40
4.1.1 Identifikasi Work Task dan Durasi Truck return to batching
Slump Test
Slump Test
Stokastik
Deterministik
Deterministik
30 35 40
5
5
3 Pengecoran Positioning TM Deterministik 5
Proses breakdown dari work task dilakukan untuk 3 Pengecoran Positioning TM
Truck loading concrete ke
Deterministik 5
Truck loading concrete ke Deterministik 20
setiap pekerjaan. Pada saat melakukan breakdown CP di site
CP di site
Directing CP
Deterministik
Deterministik
20
15
Directing CP Deterministik 15
work task tidak boleh terlalu detail karena hal CP unloading concrete
CP unloading concrete
Vibrate concrete
Deterministik
8 jam / 9 kolom
Deterministik
8 jam / 9 kolom
Deterministik
70
70
70
Vibrate concrete Deterministik 70
tersebut akan memakan waktu yang lama dan
menyebabkan pemodelan menjadi kompleks. Oleh 4.1.2 Identifikasi Sumber Daya
sebab itu, work task dari operasi pekerjaan pier Sumber daya (resource) pada pemodelan berperan
diidentifikasi dengan tingkat akurasi sedemikian sebagai flow unit yang bergerak dari satu work task
rupa sehingga tetap dapat merepresentasikan kondisi ke work task selanjutnya berdasarkan durasi dari
aktual di lapangan. Oleh karena itu, akan work task yang dilaluinya. Dalam melakukan
diidentifikasi work task yang utama dan pemodelan, sumber daya didefinisikan pada Queue
berkontribusi signifikan dalam proses value added yang menggambarkan sumber daya siap untuk
dari operasi tinjauan. Identifikasi work task digunakan untuk melaksanakan perintah pekerjaan.
merupakan suatu proses yang penting karena work Sumber daya yang didefinisikan merupakan sumber
task berperan sebagai komponen utama yang daya yang bersifat terbatas.
menyusun suatu operasi. Pertimbangan yang 4.1.3 Pemodelan CYCLONE
digunakan dalam breakdown work task adalah Pemodelan operasi pekerjaan pier ke dalam bentuk
durasi dari setiap work task yang telah diidentifikasi CYCLONE dilakukan setelah tahapan identifikasi
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. work task dan sumber daya selesai. Model yang
dibuat menggambarkan 1 (satu) siklus operasi yang
Durasi dari work task dapat dibedakan menjadi terdiri atas pekerjaan penulangan kolom, pekerjaan
durasi deterministik dan stokastik. Durasi bekisting kolom, dan pekerjaan pengecoran kolom.
deterministik berarti work task memiliki durasi Pada model yang dibuat, operasi dilakukan secara
pekerjaan yang kontan setiap kali pekerjaan tersebut berulang (cyclic) untuk setiap 6 kolom. Alasan
dilakukan dan durasi stokastik berarti work task dibuat system batch per-6 kolom hal ini dikarenakan
lebih efisien dan pas untuk mobilisasi dan

6
pembagian site pekerjaan yang ada di lapangan Tabulasi hasil perhitungan dengan program
berdasarkan informasi dari hasil wawancara yang EZStrobe dapat dilihat pada Lampiran 2 Lampiran 2
dilakukan. Sebagai gambaran Ketika pekerjaan – Hasil Perhitungan EZStrobe
penulangan dan bekisting sedang dilakukan, posisi
di antara 6 kolom (1 columne pack) diisi oleh . Produktivitas yang diperoleh dari simulasi
crawler crane. Hal ini mengakibatkan concrete menggunakan program EZStrobe dapat dihitung
pump tidak bisa masuk dan mengisi, oleh sebab itu dengan persamaan berikut.
dibuat system batch per 6 pier dengan selang seling Kapasitas Produksi
antara crawler crane dengan concrete pump. Dipilih Produktivitas =
Total Waktu
per-6 kolom hal ini dikarenakan jug akarena 150 buah segmen 𝑝𝑖𝑒𝑟
kapasitas dari crawler crane dan concrete pump Produktivitas =
1055,471 jam
yang bisa menjangkau 6 kolom sekaligus apabila Produktivitas = 0.142 buah segmen 𝑝𝑖𝑒𝑟/jam
mereka diletakan di tengah tengah antara 6 kolom. 2. Simulink
Tampilan Site Plan dapat dilihat pada Lampiran 4. Simulasi yang dilakukan pada program Simulink,
durasi yang diperoleh untuk pekerjaan pier adalah
Untuk mempermudah proses integrasi pekerjaan selama 66962,916 menit atau setara dengan
yang menyusun operasi pembuatan pier, dilakukan 1116,049 jam. Penggunaan program Simulink juga
pembuatan CYCLONE untuk setiap pekerjaan menghasilkan grafik production dan grafik
terlebih dahulu dan kemudian digabungkan menjadi productivity yang ditunjukkan sebagai berikut.
satu model yang baik. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya human error saat melakukan
pemodelan.
4.1.4 Hasil Simulasi dan Pembahasan
Simulasi dilakukan berdasarkan pemodelan
CYCLONE yang telah dibuat. Program yang
digunakan dalam pemodelan dalam paper ini adalah
EZStrobe dan Simulink. Simulasi dilakukan hingga
operasi pekerjaan pier selesai dilakukan, yakni
sebanyak 150 buah pier.

Untuk data sekunder yang diperoleh dari lapangan Grafik 1 Production Pekerjaan Pier Simulink
untuk angka produktivitas operasi pekerjaan pier
adalah sebanyak 4 buah pier dalam waktu 9 hari.
Jumlah volume total pekerjaan pier adalah sebesar
5292,28 m3.
Tabel 6 Data Sekunder Durasi dan Volume
Pekerjaan Kolom
Beton Kelas B - 1 - 4a [KOLOM] 05-Sep-22 26-Dec-22
Pembesian 05-Sep-22 14-Dec-22
Bekisting 12-Sep-22 21-Dec-22
Pembetonan 17-Sep-22 26-Dec-22
3
Volume Kolom 5292,2 Bm
1. EZStrobe
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan Grafik 2 Productivity Pekerjaan Pier Simulink
menggunakan program EZStrobe, diperoleh bahwa 3. Analisis Permasalahan yang terjadi
pekerjaan pier diselesaikan dengan durasi total Dengan menggunakan program Simulink, kita dapat
selama 63328,230 menit atau setara dengan memperoleh hasil perhitungan berupa grafik
1055,471 jam kerja. Model yang digunakan dapat average weight dan utilization dari resource yang
dilihat pada Lampiran 1 – Pemodelan Cyclone Pada digunakan. Berikut merupakan output dari program
EZStrobe. Simulink yang diperoleh untuk pekerjaan pier yang
ditinjau.

Gambar 11 Hasil Perhitungan Simulasi


EZStrobe

7
adalah penambahan resource setelah
pekerjaan di stockyard yang dapat
mengurangi average wait yang terjadi.
Namun, perlu diingat agar penambahan
resource tidak menyebabkan penurunan
tingkat penggunaan resource yang ada. Oleh
karena itu, salah satu hipotesis solusi dari
kelompok kami terhadap masalah yang
terjadi adalah menambah Laborer Team 1,
Gambar 12 Hasil Perhitungan Simulasi 2, dan 3 agar proses barbending, install,
Pekerjaan Penulangan Simulink dan assemble dapat berjalan lebih cepat.
• Permasalahan dalam Operasi Pekerjaan
Bekisting Pier Jembatan:
Dalam analisis simulasi, ditemukan bahwa
terdapat permasalahan pada hasil operasi
pekerjaan bekisting pier jembatan. W
tertinggi berdasarkan grafik diatas mengenai
operasi pekerjaan bekisting terjadi pada
resource acquirer nomor 1, 13, dan 17 pada
Gambar 13 Hasil Perhitungan Simulasi Tabel 17 Permasalahan Pekerjaan
Pekerjaan Bekisting Simulink Pengecoran di bawah, sementara tingkat
utilization tertinggi terjadi pada aktivitas
nomor 18 dan 20. Hal ini mengindikasikan
adanya penumpukan resource dan intensitas
yang tinggi pada aktivitas lifting dan install.
Untuk meningkatkan produktivitas pada
aktivitas-aktivitas tersebut, pilihan solusi
yang disarankan adalah menambah resource
yang diperlukan. Penambahan resource
Gambar 14 Hasil Perhitungan Simulasi dapat dilakukan pada acquired resource
Pekerjaan Pengecoran Simulink acquirer nomor 1, 13, dan 17, seperti
Analisis Permasalahan Hasil Simulasi Model penambahan crane, formwork, dan
Simulink Operasi Pekerjaan Penulangan, Bekisting, Laborer Team 4, 5, dan 6. Crane dapat
dan Pengeroan Pier Jembatan dengan Software ditambahkan karena merupakan resource
MATLAB secara rinci dapat melihat pada Lampiran kunci dan merupakan resource butterfly
5. antara pekerjaan penulangan dengan
bekisting. Selain itu crane memiliki average
Dalam analisis hasil simulasi operasi pekerjaan pier wait time yang lama pada aktivitas lifting dan
jembatan menggunakan perangkat lunak Simulink, install, sedangkan Laborer Team 6 perlu
beberapa permasalahan telah diidentifikasi. ditingkatkan pada aktivitas install.
Kelompok kami akan menyampaikan ulasan yang • Permasalahan dalam Operasi Pekerjaan
merangkum permasalahan-permasalahan tersebut Pengecoran Pier Jembatan:
sekaligus memberikan pilihan solusi yang Pada operasi pengecoran pier jembatan,
disarankan untuk mengatasi masalah tersebut. permasalahan utama terkait dengan average
• Permasalahan dalam Operasi Pekerjaan wait time yang tertinggi pada resource LT6,
Penulangan Pier Jembatan: LT8, CP, dan Formwork. Hal ini disebabkan
Dalam simulasi, ditemukan bahwa average oleh proses release yang memakan waktu
wait time (W) bahan-bahan di stockyard atau lama, yaitu 480 menit. Akibatnya, terjadi
saat pengantaran menggunakan truck rebar penumpukan resource sebelum proses
ke stockyard memiliki nilai yang tinggi tersebut. Meskipun utilization Formwork
berdasarkan hasil grafik di atas mengenai pada tahap waiting hingga release sudah
pekerjaan penulangan. Hal ini dapat mencapai intensitas pekerjaan yang tinggi
disebabkan oleh service time yang lama atau dibandingkan dengan pekerjaan lainnya,
kurangnya resource yang memproses masih terdapat beberapa pekerjaan dengan
pekerjaan setelah bahan-bahan tiba di utilization yang rendah. Untuk meningkatkan
stockyard. Selain itu, terdapat perhatian utilization yang rendah dan mengatasi
terhadap utilization yang tinggi pada permasalahan ini, pilihan solusi yang
kegiatan install rebar (41) dan assemble direkomendasikan adalah meningkatkan
rebar (27), meskipun tidak mencapai nilai suplai bahan serta menambah resource
maksimum (1). Pilihan solusi yang diajukan pada tahap operasi sebelumnya.

8
Dengan mengadopsi potensi solusi yang disarankan ini terhadap beberapa i yang dianggap sebagai
untuk masing-masing permasalahan di atas, resource kunci diharapkan dapat meningkatkan
diharapkan operasi pekerjaan pier jembatan dapat efisiensi, mengurangi average wait time, dan
dicari dan dikembangkan hingga menjadi proses akhirnya meningkatkan produktivitas secara
yang paling optimal. Upaya yang akan dilakukan keseluruhan serta menunrunkan cycle time.
4.2 Inovasi yang coba dilakukan Setelah dilakukan iterasi improvement sebanyak 49
Berdasarkan kemungkinan improvement pada Tabel kali terhadap resource kunci dalam rangka mencari
4, Tabel 5, dan Tabel 6, dilakukanlah iterasi solusi untuk menurunkan durasi proyek,
terhadap jumlah resource kunci yang kemungkinan menurunkan cycle time, dan meningkatkan
menjadi penyebab durasi yang besar, cycle time produktivitas, hasil yang signifikan tidak ditemukan.
yang besar, dan produktivitas yang kecil. Berikut Meskipun telah dilakukan upaya yang berkelanjutan
adalah hasil dari iterasi yang dilakukan per 1 dan berbagai perubahan dilakukan, permasalahan
resource. yang dihadapi dalam operasi pekerjaan tampaknya
Tabel 7 Iterasi Setiap Resource lebih kompleks daripada yang diantisipasi. Hal ini
No. Resource yang diiterasi Jumlah Resource Productivity Cycle time Durasi
1 2 0,1331 450,7114 67156,49
menunjukkan bahwa mungkin model operasi yang
2 3 0,1331 450,7114 67156,49 telah dilakukan sudah mencapai tingkat optimalitas
3 Truck Trailer 4 0,1331 450,7114 67156,49
4 5 0,1331 450,7114 67156,49 terbaik yang dapat dicapai di lapangan. Dapat dilihat
5 6 0,1331 450,7114 67156,49
6 6 0,1330 451,0268 67203,69
perbedaan paling maksimal yang bsia dibuat dari
7
Crawler Crane
9 0,1330 451,0268 67203,69 hasil keseluruhan iterasi adalah durasi proyek yang
8 12 0,1330 451,0268 67203,69
9 15 0,1330 451,0268 67203,69 bisa dipendekan hanya 300 menit maksimal
10 18 0,1330 451,0268 67203,69
11 30 0,1335 449,4094 66962,92
dibandingkan dengan model asli di lapangan atau
12
Fromwork
45 0,1335 449,4094 66962,92 hasil iterasi ke-0.
13 60 0,1335 449,4094 66962,92
14 75 0,1335 449,4094 66962,92
15 90 0,1335 449,4094 66962,92
16 4 0,1335 449,4094 66962,92 Di sisi lain, terdapat opini bahwa solusi penambahan
17 6 0,1335 449,4094 66962,92
18 LT 6 & LT 12 8 0,1335 449,4094 66962,92
resource sebagai alternatif untuk mengatasi
19
20
10
12
0,1335
0,1335
449,4094
449,4094
66962,92
66962,92
permasalahan juga tidak memungkinkan di
21 12 0,1335 449,4094 66962,92 lapangan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan
22 18 0,1335 449,4094 66962,92
23 TM 1 & TM 2 24 0,1335 449,4094 66962,92
lahan yang tersedia. Meskipun penambahan
24
25
30
36
0,1335
0,1335
449,4094
449,4094
66962,92
66962,92
resource mungkin dapat meningkatkan efisiensi dan
26 4 0,1335 449,4094 66962,92 performa, namun faktor lingkungan fisik, seperti
27 6 0,1335 449,4094 66962,92
28 LT 1 8 0,1335 449,4094 66962,92
keterbatasan lahan, menjadi hambatan dalam
29
30
10
12
0,1335
0,1335
449,4094
449,4094
66962,92
66962,92
mengimplementasikan solusi tersebut. Oleh karena
31 4 0,1339 448,1678 66777,73 itu, perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam
32 6 0,1339 448,1678 66777,73
33 LT 2 & LT 3 8 0,1339 448,1678 66777,73 dan eksplorasi terhadap strategi atau pendekatan lain
34
35
10
12
0,1339
0,1339
448,1678
448,1678
66777,73
66777,73
yang dapat memberikan perbaikan yang lebih
36 4 0,1335 449,4094 66962,92 optimal tanpa mempengaruhi ketersediaan lahan
37 6 0,1335 449,4094 66962,92
38 LT 4 & LT 10 8 0,1335 449,4094 66962,92 yang terbatas. Dalam konteks permodelan operasi
39
40
10
12
0,1335
0,1335
449,4094
449,4094
66962,92
66962,92
ini, diperlukan kajian yang lebih komprehensif
41 4 0,1335 449,4094 66962,92 untuk mengidentifikasi aspek-aspek lain yang dapat
42 6 0,1335 449,4094 66962,92
43 LT 5 & LT 11 8 0,1335 449,4094 66962,92 ditingkatkan atau dioptimalkan dalam operasi
44
45
10
12
0,1335
0,1335
449,4094
449,4094
66962,92
66962,92
pekerjaan. Mungkin ada variabel lain yang dapat
dimodifikasi atau strategi yang lebih inovatif yang
perlu dipertimbangkan untuk mencapai tujuan
Hasil iterasi untuk beberapa kombinasi resource peningkatan efisiensi dan produktivitas yang
sekaligus dapat dilihat pada Tabel 8 Iterasi diharapkan.
Kombinasi Resource.

Tabel 8 Iterasi Kombinasi Resource


No. Resource yang diiterasi Jumlah Resource A Jumlah Resource B Jumlah Resource C Jumlah Resource D Jumlah Resource E Jumlah Resource F Productivity Cycle time Durasi

Crawler Crane (A) + LT 6


46 & LT 12 (B) + LT5 & LT11 5 4 4 0 0 0 0,1330 451,0268 67203,69
(C)

Crawler Crane (A) + LT 6


47 & LT 12 (B) + LT5 & LT11 6 4 4 4 0 0 0,1339 448,1678 66777,73
(C) + LT 2 & LT 3 (D)

Crawler Crane (A) + LT 6


& LT 12 (B) + LT5 & LT11
48 6 4 4 4 2 0 0,1340 447,6711 66703,90
(C) + LT 2 & LT 3 (D) +
Truck Trailer (E)

Crawler Crane (A) + LT 6


& LT 12 (B) + LT5 & LT11
49 (C) + LT 2 & LT 3 (D) + 6 4 4 4 2 30 0,1340 447,6711 66703,90
Truck Trailer
(E)+Formwork (F)

9
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Saran
5.1 Kesimpulan 1. Pada permodelan EZstrobe dan Simulink tidak
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dimodelkan probabilitas adanya keterlambatan
dilakukan, kelompok kami berhasil membuat proyek akibat kerusakan material atau peralatan,
pemodelan CYCLONE pekerjaan pier yang terdiri diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat
dari operasi pekerjaan penulangan pier jembatan, memodelkan hal tersebut.
bekisting, dan pengecoran pada Proyek 2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan
Pembangunan Jembatan Kedondong Desa Cacaban permodelan dengan aplikasi lain untuk dijadikan
dengan menggunakan software yaitu Ezstrobe dan perbandingan sehingga keputusan yang diambil
Simulink Matlab. Hasil Cyclone untuk kedua memiliki akurasi yang semakin tepat.
software dapat dilihat pada bagian lampiran. 3. Dibutuhkan penelitian lanjutan dengan
menggunakan variable seperti harga, waste,
Pekerjaan pier terdiri yang dari operasi pekerjaan emisi, dll untuk menghasilkan solusi yang lebih
penulangan, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan optimal karena paper ini hanya menggunakan
pengecoran. Pada data sekunder, didapatkan durasi variable produktivitas, cycle time, dan durasi
untuk pengerjaan 150 segmen pier adalah 112 hari proyek.
kerja dengan produktivitas 4 pier / 9 hari kerja dan
REFERENSI
dengan asumsi durasi bekerja setiap harinya adalah
8 jam kerja dan 2 jam lembur maka didapatkan data Baloi, A., Pana, A., & Molnar-Matei, F. (2015).
durasi proyek keseluruhan adalah 67200 menit. Advantages of using MatLab Simulink in
Setelah disimulasikan pada aplikasi EZStrobe, laboratory lessons on operating conditions
durasi yang diperoleh untuk pekerjaan pier adalah of overhead power lines. Procedia - Social
selama 63.328,230 menit atau setara dengan and Behavioral Sciences, 179-284.
1.055,471 jam kerja. Sedangkan, ketika Retrieved from Procedia - Social and
disimulasikan pada aplikasi Simulink, durasi yang Behavioral Science, vol. 191.
diperoleh untuk pekerjaan pier adalah selama Mangare, J. B., Sompie, B. F., & Tarore, H. (2012).
66.962,916 menit atau setara dengan 1.116,049 jam Kajian Proposional Model Sumber Daya
kerja. Pada pemodelan diasumsikan juga hal yang Pada Proyek Konstruksi Gedung. Jurnal
sama yaitu 1 hari kerja adalah 10 jam dengan Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No.
mempertimbangkan waktu lembur, waktu istirahat 3, 165-166.
dan adanya asumsi delay sehingga didapatkan hasil
pada Ezstrobe adalah 105.54 hari dan hasil Simulink
Matlab adalah 111.60 hari. Terdapat perbedaan
durasi yang dihasilkan dari model dengan data
sekunder, tetapi menurut penulis perbedaan yang
terjadi yaitu sekitar 6.25% untuk hasil EZstrobe
sedangkan 0.89% untuk hasil Simulink Matlab,
sehingga termasuk kecil dan dapat ditoleransi.

Pada bagian hasil dan pembahasan memang


ditemukan berupa masalah utama yaitu Average
wait time yang dialami beberapa resource serta
beberapa aktivitas yang memiliki utilization yang
rendah. Setelah melakukan iterasi terhadap resource
kunci yang mungkin menjadi penghambat,
didapatkan durasi yang paling kecil adalah 66.703,9
menit (terjadi pada iterasi 48 dan 49) atau setara
dengan 111.17 hari. Tetapi hal ini belum tentu
menjadi solusi yang optimal karena resource yang
semakin banyak ditambahkan akan menghasilkan
biaya yang lebih besar tetapi durasi proyek yang
terjadi hanya berbeda sangat sedikit yaitu sekitar
300 menit atau 5 jam saja. Menurut penulis
pekerjaan yang telah dilakukan oleh PT Girder
Indonesia merupakan pekerjaan dengan pilihan yang
terbaik karena melihat iterasi improvement yang
telah dilakukan tidak terlalu berdampak besar pada
operasi atau hanya memiliki selisih yang sedikit.

10
LAMPIRAN
Lampiran 1 – Pemodelan CYCLONE Pada EZStrobe
Pekerjaan Penulangan (Operasi 1)
Tabel 9 Kode Pekerjaan Penulangan Operasi 1
Rebar Operation = 01
No. Jenis Keterangan Nama Kode
1 Q Supplier Rebar SR
2 C Loading Rebar to Truck LRT
3 N Truck Go to Stockyard TGSy
4 Q Truck Waiting For Unloading TWFU
5 C Unloading Rebar in Stockyard URSy
6 N Truck Return to Supplier TRSu
7 Q Truck Waiting for Loading TWFL
8 Q Capacity in Stockyard Empty CSyE
9 Q Laborer Team 1 Ready LT1R
10 Q Capacity in Stockyard Full CSyF
11 C Bar Bending BB
12 Q Truck Trailer Capacity Empty TTCE
13 Q Truck Trailer Capacity Full TTCF
14 C Loading Rebar to Truck Trailer LRTT
15 N Truck Trailer Go to 6 columen Site TTGCs
16 Q Truck Trailer Waiting for Unloading Rebar TTWFU
17 C Truck Trailer Unloading Rebar TTUR
18 N Truck Trailer Return to Stockyard TTRSy
19 Q Truck Trailer Waiting for Loading Rebar TTW
20 Q Banded Bar Empty BBE
21 Q Banded Bar Ready BBR
22 Q Laborer Team 2 Ready for Unloading and Rebar Fabrication LT2RA
23 Q Laborer Team 3 Ready for Unloading and Rebar Fabrication LT3RA
24 C Rebar Fabrication RF
25 Q Laborer Team 2 Ready for Loading to Winch LT2RB
26 Q Laborer Team 3 Ready Remove Reinforce from Winch LT3RB
27 Q Crawler Crane Ready CCR
28 C Load Rebar to Winch LRTW
29 N Reposition of Laborer Team 2 RLT2
30 N Lift Rebar to Column LRTC
31 Q Crawler Crane Wait For Laborer Team 3 Ready Remove Reinforce from Winch CCWFLT3RRRFW
32 C Remove Reinforcement from Winch RRFW
33 N Install Reinforcement in Column IRIC
34 N Reposition of Laborer Team 3 RLT3
35 Q 6 Rebar Finish for 6 Column 6RFF6C
36 C Command to do Formwork Installation CTDFI
37 Q Space for Rebar Ready SFRR
38 Q Column Ready for Formwork Installation CRFFI

11
Gambar 15 CYCLONE Pekerjaan Penulangan Kolom Operasi 1

12
Pekerjaan Bekisting (Operasi 2)
Tabel 10 Kode Pekerjaan Bekisting Operasi 2
Formwork Operation 1 - 02
No. Jenis Keterangan Nama Kode
1 Q Laborer Team 4 Ready for Helping Loading to Truck Trailer LT4R
2 Q Formwork Ready FR
3 C Loading the Formwork to Truck Trailer LTF
4 Q Site that Rebar Ready for Formwork Installation Waiting SRRW
5 N Truck Trailer Go to 6 columen Site TTGCs
6 Q Truck Trailer Waiting for Unloading Rebar TTWFU
7 C Truck Trailer Unloading Rebar TTUR
8 N Truck Trailer Return to Stockyard TTRSy
9 Q Truck Trailer Waiting for Loading Rebar TTW
10 Q Formwork Capacity Full in 6 Column Site FCF
11 Q Laborer Team 5 Ready for Helping Unloading from Truck Trailer and Load to Winch LT5R
12 C Load Formwork to Winch LFTW
13 Q Formwork Capacity Empty in 6 Column Site FCE
14 Q Crawler Crane Ready CCR
15 Q Formwork Waiting Spot for Lifting FWS
16 C Crawler Crane Lifting the Formwork CCLF
17 Q Laborer Team 6 Ready for Lifting, Positioning, install, and Release LT6R
18 N Positioning the Formwork PF
19 N Installing Formwork IF
20 Q Formwork Waiting to Release FWTR
21 C Release the Formwork RTF
22 Q Final FINAL
23 Q Command to do Concreting CTDC

13
Gambar 16 CYCLONE Pekerjaan Bekisting Operasi 2

14
Pekerjaan Pengecoran (Operasi 3)
Tabel 11 Kode Pekerjaan Pengecoran Operasi 3
Operasi Pengecoran 1 - 03
No. Jenis Keterangan Nama Kode
1 Q Batching Plant Idle BPI
2 C Load Concrete to Truck Mixer LTM
3 N Truck Mixer Travel to Stockyard TMTSy
4 Q Truck Mixer Idle TMI
5 Q Truck Mixer Queue for SlumpTest TMQ
6 C Slump Test ST
7 Q Laborer Team 7 Ready for Slump Test LT7R
8 Q Formwork Waiting for Concreting FWFC
9 Q Position for Truck Mixer Occupied PTMO
10 Q Position for Truck Mixer Available PTMA
11 C Positioning Truck Mixer POTM
12 Q Truck Mixer Ready to Concrete TMR
13 C Truck Mixer Supply the Concrete Pump TMSCP
14 N Truck Mixer Return to Batching Plant TMRBP
15 Q Laborer Team 8 Ready for Positioning and Concrete LT8R
16 Q Concrete Pump Idle CPI
17 Q Concrete Pump Wait Order CPWO
18 C Concreting Column CC
19 Q Concrete Pump Swing CPS
20 Q Vibrate Ready VR
21 C Vibarating Concrete VC
22 Q Laborer Team 9 Ready to Vibaring Concrete LT9RTVC
23 N Reposition of Laborer Team 9 ROLT9
24 Q Command to do Release the Formwork CTDRTF

15
Gambar 17 CYCLONE Pekerjaan Pengecoran Operasi 3

16
Pekerjaan Bekisting (Operasi 4)
Tabel 12 Kode Pekerjaan Bekisting Operasi 4
Formwork Operation 2 - 04
No. Jenis Keterangan Nama Kode
1 Q Laborer Team 10 Ready for Helping Loading to Truck Trailer LT4R
2 Q Formwork Ready FR
3 C Loading the Formwork to Truck Trailer LTF
4 Q Site that Rebar Ready for Formwork Installation Waiting SRRW
5 N Truck Trailer Go to 6 columen Site TTGCs
6 Q Truck Trailer Waiting for Unloading Rebar TTWFU
7 C Truck Trailer Unloading Rebar TTUR
8 N Truck Trailer Return to Stockyard TTRSy
9 Q Truck Trailer Waiting for Loading Rebar TTW
10 Q Formwork Capacity Full in 6 Column Site FCF
11 Q Laborer Team 11 Ready for Helping Unloading from Truck Trailer and Load to Winch LT5R
12 C Load Formwork to Winch LFTW
13 Q Formwork Capacity Empty in 6 Column Site FCE
14 Q Crawler Crane Ready CCR
15 Q Formwork Waiting Spot for Lifting FWS
16 C Crawler Crane Lifting the Formwork CCLF
17 Q Laborer Team 12 Ready for Lifting, Positioning, install, and Release LT6R
18 N Positioning the Formwork PF
19 N Installing Formwork IF
20 Q Formwork Waiting to Release FWTR
21 C Release the Formwork RTF
22 Q Final FINAL
23 Q Command to do Concreting CTDC

17
Gambar 18 CYCLONE Pekerjaan Bekisting Operasi 4

18
Pekerjaan Pengecoran (Operasi 5)
Tabel 13 Kode Pekerjaan Pengecoran Operasi 5
Operasi Penngecoran 2 - 05
No. Jenis Keterangan Nama Kode
1 Q Batching Plant Idle BPI
2 C Load Concrete to Truck Mixer LTM
3 N Truck Mixer Travel to Stockyard TMTSy
4 Q Truck Mixer Idle TMI
5 Q Truck Mixer Queue for SlumpTest TMQ
6 C Slump Test ST
7 Q Laborer Team 13 Ready for Slump Test LT7R
8 Q Formwork Waiting for Concreting FWFC
9 Q Position for Truck Mixer Occupied PTMO
10 Q Position for Truck Mixer Available PTMA
11 C Positioning Truck Mixer POTM
12 Q Truck Mixer Ready to Concrete TMR
13 C Truck Mixer Supply the Concrete Pump TMSCP
14 N Truck Mixer Return to Batching Plant TMRBP
15 Q Laborer Team 14 Ready for Positioning and Concrete LT8R
16 Q Concrete Pump Idle CPI
17 Q Concrete Pump Wait Order CPWO
18 C Concreting Column CC
19 Q Concrete Pump Swing CPS
20 Q Vibrate Ready VR
21 C Vibarating Concrete VC
22 Q Laborer Team 15 Ready to Vibaring Concrete LT9RTVC
23 N Reposition of Laborer Team 9 ROLT9
24 Q Command to do Release the Formwork CTDRTF

19
Gambar 19 CYCLONE Pekerjaan Pengecoran Operasi 5

20
Gambar 20 CYCLONE Pekerjaan Kolom

21
Lampiran 2 – Hasil Perhitungan EZStrobe
Tabel 14 Hasil Perhitungan EZStrobe
Queue Res Cur Tot AvWait AvCont SDCont MinCont MaxCont
BandedBarEmpty ezs 4 153 1054.41 2.55 0.88 0 4
BandedBarReady ezs 0 300 462.55 2.19 1.48 0 6
BatchingPlant ezs 1 151 409.46 0.98 0.15 0 1
BatchingPlant1 ezs 1 151 409.46 0.98 0.15 0 1
Bekistwait ezs 0 150 27.14 0.06 0.27 0 2
Bekistwait1 ezs 0 150 30.6 0.07 0.28 0 2
CPIdle1 ezs 0 151 15.69 0.04 0.19 0 1
CPIdle2 ezs 0 151 27.41 0.07 0.25 0 1
CapacityEmpty ezs 3 153 215.92 0.52 1.04 0 3
CapacityFull ezs 0 300 982.13 4.65 2.32 0 6
Capacitystock ezs 0 300 296.86 1.41 0.91 0 2
CapacitystockEmezs 1 151 60.74 0.14 0.35 0 1
Commandtocon ezs 0 150 0.27 0 0.03 0 1
Commandtocon1 ezs 0 150 1.91 0 0.07 0 2
Commandtoreal ezs 0 150 119.04 0.28 0.52 0 3
Commandtoreal1 ezs 0 150 160.64 0.38 0.71 0 4
CraneReady1 ezs 3 453 115.26 0.82 1.07 0 3
Final ezs 150 150 67.96 44.89 0 150
Final1 ezs 0 150 849.72 2.01 1.6 0 7
Formwork001 ezs 15 315 1632.29 8.12 3.01 2 15
FormworkWait ezs 0 150 296.45 0.7 0.81 0 4
FormworkWait1 ezs 0 150 343.15 0.81 1.01 0 5
Formworkempty ezs 6 156 2324.4 5.73 0.74 2 6
Formworkempty1 ezs 6 156 2015.83 4.97 1.97 0 6
Formworkready ezs 0 300 85.76 0.41 1.21 0 8
Formworkready1 ezs 0 300 406.67 1.93 3.8 0 12
LT1Ready ezs 1 351 152.28 0.84 0.36 0 1
LT2Ready1 ezs 2 202 307.15 0.98 0.77 0 2
LT2Ready2 ezs 1 301 468.44 2.23 1.61 1 5
LT3Ready1 ezs 2 202 40.38 0.13 0.49 0 2
LT3Ready2 ezs 0 150 409.55 0.97 0.78 0 2
Lab ezs 2 202 609.69 1.94 0.27 0 2
Lab0001 ezs 2 52 2426.09 1.99 0.09 1 2
Lab0003 ezs 2 302 111.48 0.53 0.75 0 2
Lab001 ezs 2 52 2426.09 1.99 0.09 1 2
Lab002 ezs 2 202 609.69 1.94 0.26 0 2
Lab003 ezs 2 302 111.55 0.53 0.77 0 2
PosAvailable ezs 2 452 269.18 1.92 0.36 0 2
PosAvailable1 ezs 2 452 268.71 1.92 0.36 0 2
PosOccupied ezs 0 900 1.08 0.02 0.22 0 4
PosOccupied1 ezs 0 900 1.55 0.02 0.25 0 4
RebarReady ezs 0 150 979.08 2.32 1.6 0 6
RebarReady1 ezs 0 150 619.45 1.47 2.54 0 6
Rebarwait ezs 0 150 288.44 0.68 1.16 0 5
Rebarwait01 ezs 0 150 717.25 1.7 1.88 0 6
Spaceready ezs 1 26 2434.74 1 0.02 0 1
Supplier ezs 0 150 57.97 43.66 0 150
TMIdle ezs 9 459 1040.67 7.54 2.11 0 9
TMIdle1 ezs 9 459 1049.19 7.6 2.16 0 9
TMQueue ezs 0 450 5.93 0.04 0.28 0 5
TMQueue1 ezs 0 450 5.79 0.04 0.27 0 5
TMWait ezs 0 450 59.66 0.42 1.13 0 6
TMWait1 ezs 0 450 62.35 0.44 1.12 0 6
TrailerWait1 ezs 1 151 45.85 0.11 0.31 0 1
TrailerWait2 ezs 0 200 962.53 3.04 1.71 0 4
Traileriwait01 ezs 0 200 0 0 0 0 4
Trailerwait ezs 0 200 0 0 0 0 4
TruckWait1 ezs 4 154 223.48 0.54 1.35 0 4
TruckWait2 ezs 0 300 981.43 4.65 3.13 0 8
VibrateReady ezs 0 150 0 0 0 0 1
VibrateReady1 ezs 0 150 0 0 0 0 1
WaitLaborer ezs 0 300 0 0 0 0 2
Waitorder ezs 1 151 287.54 0.69 0.46 0 1
Waitorder1 ezs 1 151 299.26 0.71 0.45 0 1
Waitspotting ezs 0 300 155.07 0.73 1.52 0 6
Waitspotting1 ezs 0 300 263.05 1.25 1.57 0 6
lab01 ezs 1 451 135.43 0.96 0.19 0 1
lab02 ezs 1 602 96.44 0.92 0.28 0 1
lab03 ezs 1 151 348.86 0.83 0.37 0 1
lab1 ezs 1 451 135.43 0.96 0.19 0 1
lab2 ezs 1 602 96.44 0.92 0.28 0 1
lab3 ezs 1 151 348.86 0.83 0.37 0 1

22
Lampiran 3 – Pemodelan Pada Simulink

Gambar 21 Pemodelan Pekerjaan Penulangan Operasi 1 Simulink Part I

Gambar 22 Pemodelan Pekerjaan Penulangan Operasi 1 Simulink Part II

23
Gambar 23 Pemodelan Pekerjaan Penulangan Operasi 1 Simulink Part III

Gambar 24 Pemodelan Pekerjaan Bekisting Operasi 2 Simulink Part I

24
Gambar 25 Pemodelan Pekerjaan Bekisting Operasi 2 Simulink Part II

Gambar 26 Pemodelan Pekerjaan Pengecoran Operasi 3 Simulink Part I

25
Gambar 27 Pemodelan Pekerjaan Pengecoran Operasi 3 Simulink Part II

Gambar 28 Pemodelan Pekerjaan Bekisting Operasi 4 Simulink Part I

26
Gambar 29 Pemodelan Pekerjaan Bekisting Operasi 4 Simulink Part II

Gambar 30 Pemodelan Pekerjaan Pengecoran Operasi 5 Simulink Part I

27
Gambar 31 Pemodelan Pekerjaan Pengecoran Operasi 5 Simulink Part II

Gambar 32 Pemodelan Pekerjaan Pengecoran Operasi 5 Simulink Part III

28
Lampiran 4 – Site Plan

Gambar 33 Site Plan Pekerjaan Pier

29
Lampiran 5 – Permasalahan Operasi
Tabel 15 Permasalahan Pekerjaan Penulangan
Penulangan
Number of Number of
Average Wait
No Activity Utilization entities in entities Keterangan
(W)
block (n) departed (d)

1 ✓
Truck Working Average Wait urutan ke-2 terlama
Utilization urutan ke-7 dengan nilai <0.25. Utilization menurun dari 1 hal ini
2 ✓
Loading To Truck dikarenakan resource yang menurun jumlahnya.
3 Truck Go To Stockyard ✓ Utilization paling tinggi (mendekati 1)
4 ✓
Truck Wait
LT1, CapacityStockyard, and
5 ✓
Truck Working Average wait dengan tingkat paling tinggi (1)
6 Unloading in Stockyard ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
Release LT1 and
7 ✓
CapacityStockyard
8 Capacity in Stockyard Working ✓ Average Wait urutan ke-3 terlama
9 ✓
Return To Supplier Utilization urutan ke-2 dengan nilai <0.8

10 ✓
Release Truck
11 Capacity in Stockyard Full ✓
Capacity Stockyard and LT1
12 ✓
Working Average Wait urutan ke-10 (terakhir)
13 Barbending ✓ Utilization urutan ke-8 dengan nilai =<0.2
Release Capacity Stockyard and
14 ✓
LT1
15 Truck Trailer and LT1 Working ✓ Average Wait urutan ke-6 terlama
16 Loading Trailer ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
17 Release LT1 ✓
18 Trailer Go To Site ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
19 Trailer Wait ✓
Capacity Banded Bar, Truck
20 ✓
Trailer Average Wait urutan ke-6 terlama
21 Unloading Trailer ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
Release LT2, LT3, and
22 ✓
Capacityinsitebandedbar
23 Return To Stockyard ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
24 Release Trailer ✓
LT2, LT3, and
25 Capacityinsitebandedbar ✓
Working Average Wait urutan ke-9 terlama
26 Capacity Banded Bar Full ✓
27 Assemble Rebar in site ✓ Utilization urutan ke-4 dengan nilai <0.5
Release LT3 and
28 ✓
Capacityinsitebandedbar
29 LT2 Ready ✓
30 Crane and LT2 Working ✓ Average Wait urutan ke-8 terlama
31 Load to winch ✓ Utilization urutan ke-9 dengan nilai <= 0.1
32 Release Crane ✓
33 Reposition LT2 ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
34 Release LT2 ✓
35 Crane Working ✓ Average Wait urutan ke-7 terlama
36 Lift to Column ✓ Utilization urutan ke-5 dengan nilai <0.4
37 Crane Wait ✓
38 Crane and LT3 Working ✓ Average Wait urutan ke-5 terlama
39 Remove Winch ✓ Utilization urutan ke-10 dengan nilai <= 0.1
40 Release Crane ✓
41 Install Rebar ✓ Utilization urutan ke-3 dengan nilai <0.7
42 Reposition LT3 ✓ Utilization urutan ke-6 dengan nilai <0.3
43 Release LT3 ✓
44 Rebar Ready ✓
45 Command to Formwork ✓ Utilization sangat kecil mendekati-0 karena nilai <0.05
Average wait (W) bahan bahan yang berada di stockyard atau diantar menggunakan truck rebar ke stockyard atau semua resource yang
terlibat memiliki nilai yang paling tinggi (No.1 dan 5). Hal ini diduga karena ada service time atau lack of resource kerjaan setelah dari
stockyard di site yang lama di proses atau kekurangna resourcenya. contohnya saya melihat kegiatan install rebar (41) dan assemble
rebar (27) yang memiliki utilization ke-3 dan ke-4 tertinggi walaupun tidak mendekati 1. Hipotesis penulis mungkin bisa jadi menambah
Kemungkinan Improvement
resource pekerjaan setelah pekerjaan di stockyard bisa menurunkan average wait yang ada. tetapi harus diperhatikan juga jangan sampai
utilization dari kegiatan yang ada semakin rendah yang nanti mengartikan bahwa menambah resource malah semakin menurunkan
intensitas kerja. Laborer Team 1,2,3 juga bisa menjadi opsi untuk ditambahkan agar proses barbending, install, dan assemble bisa lebih
cepat.

30
Tabel 16 Permasalahan Pekerjaan Bekisting
Bekisting
Number of Number of
Average
No Activity Utilization entities in entities Keterangan
Wait (W)
block (n) departed (d)
Average Wait yang paling tinggi (urutan ke-1)
Formwork, LT4, and Trailer
1 ✓ dengan nilai paling tinggi kira-kira 7 menit yang
Working
sebenarnya tidak terlalu berpengaruh

2 Loading Fromwork to Trailer ✓ Utilization dengan urutan ke-6 tertinggi <0.04

3 Release LT4 ✓

4 Trailer Travel to Pier ✓ Utilization dengan urutan ke-5 tertinggi <0.06


5 Trailer Wait ✓
LT5, Formwork, Space
6 Formwork in site 1, and ✓ Average Wait urutan ke-3 tertinggi
Trailer Working

7 Unloading Trailer ✓ Utilization dengan urutan ke-6 tertinggi <0.04

Release LT5, Formwork, and


8 ✓
Space Formwork in site 1

9 Trailer Return Back ✓ Utilization dengan urutan ke-6 tertinggi <0.06


10 Release Trailer ✓
Formwork and Space
11 ✓ Average Wait = 0
Formwork in site1 Working
12 Formwork Ready ✓
LT5, Crane, Formwork and
13 Space Formwork in site1 ✓ Average Wait = 0
Working
14 Loading to Winch ✓ Utilization dengan urutan ke-4 tertinggi <0.08
Release LT5 and Space
15 ✓
Formwork in site1
16 Wait Spotting ✓
LT6, Formwork, and Crane
17 ✓ Average Wait urutan ke-2 tertinggi
Working
Utilization paling tinggi dengan nilai <0.2 (Urutan
18 Lifting ✓
ke-2)
19 Positioning ✓ Utilization dengan urutan ke-3 tertinggi <0.08
Utilization paling tinggi dengan nilai <0.2 (Urutan
20 Install ✓
ke-1)
Release LT6, Formwork and
21 ✓
Crane
22 Command to Concrete ✓

Terjadi average wait tertinggi pada resource acquirer no 1,13, dan 17 serta terjadi utilization tertinggi pada
activity no 18 dan 20. Hal ini menandakan adanya penumpukan resource dan intensitas tinggi pada activity
lifting dan install. Untuk meningkatkan produktivitas pada aktivitas tersebut dapat dilakukan penambahan
Kemungkinan Improvement resource. Resource yang ditambahkan dapat dilihat pada acquired resource acquirer no 1,13, dan 17. Maka
dari itu disarankan dilakukan penambahan resource berupa crane, Formwork dan Laborer Team 4,5,6.
Keterangan: crane average wait yang lama pada activity lifting dan install serta laborer team 6 memiliki
waktu yang lama pada activity install.

31
Tabel 17 Permasalahan Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran
Number of Number of
Average
No Activity Utilization entities in entities Keterangan
Wait (W)
block (n) departed (d)
Truck Mixer1 and Batching
1 ✓ Average Wait = 0
Plant1 Working
2 Loading to TM 1 ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
3 Release Batching Plant1 ✓
4 TM 1 go to Stockyard ✓ Utilization urutan ke-6 tertinggi <0.15

5 TM 1 Queue ✓
Truck Mixer1, LT7 and
6 Capacity in site Concrete ✓ Average Wait = 0
Working
7 Slump Test ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
8 Release LT7 ✓
9 Position Occupied ✓
TM 1, LT8, and Capacity in
10 ✓ Average Wait = 0
site Concrete Working
11 Positioning Truck Mixer 1 ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
Release LT8 and Position in
12 ✓
site
11 TM1 Wait ✓
Average Wait tertinggi urutan ke-1 dengan nilai
12 TM1, LT8 and CP1 Working ✓ 0.45 menit yang sebenarnya tidak terlalu
mengganggu dan mepengaruhi
13 TM 1 to CP ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
14 Release LT8 and CP1 ✓
15 TM1 Return Back ✓ Utilization urutan ke-5 tertinggi <0.15
16 Release TM1 ✓
18 CP1 Working ✓ Average Wait = 0
17 Wait Order ✓
19 Concreting ✓ Utilization urutan ke-2 tertinggi <0.25
20 CP1 Swing ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
21 Release CP1 ✓
22 Vibrate Ready ✓
23 LT9 Working ✓ Average Wait = 0
24 Vibrating ✓ Utilization urutan ke-3 tertinggi <0.25
25 Reposition LT9 ✓ Utilization kecil sekali mendekati 0 (<0.05)
26 Release LT9 ✓
Command to Release
27 ✓
Formwork
28 Formwork Waiting ✓ Utilization paling tinggi (Mendekati 1)
28 Formwork and LT6 Working ✓ Average Wait dengan urutan ke-2 tertinggi
29 Release ✓ Utilization urutan ke-4 tertinggi <0.15
30 Release Formwork, LT6 ✓
Command to Formwork
31 ✓
Again
Untuk pada bagian pengecoran average wait yang paling tinggi ada di resource LT6, LT8, CP dan Formwork.
Hal ini terjadi karena ada proses release yang memakan waktu yang lama sekali yaitu 480 menit baru
selesai di proses, sehingga resource menumpuk sebelumnya. Padahal utilization Formeork waiting hingga
release sendiri sudah memiliki intensitas pekerjaan yang tinggi dibandingkan pekerjaan lain. Utilization
Kemungkinan Improvement
pekerjaan lain yang masih rendah bisa diperbaiki dengan meningkatkan resource pada operasi
sebelumnya karena resource di pengecoran ini sudah rata-rata 1 dan sedikit tetapi masih belum memiliki
utilization mendekati 1 hal ini diduga oleh penulis pasti dikarenakan oleh bahan yang datang mungkin
belum sebanyak itu untuk memakai kapasitas bekerjanya.

32

Anda mungkin juga menyukai