Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Konstruksi
Proses perencanaan manajemen
waktu proyek.

Abstract Kompetensi
Mata kuliah menerangkan Mahasiswa dapat
 Hubungan antar kegiatan.  Mampu memahami hubungan antar
 Estimasi durasi. kegiatan.
 Penjadwalan dengan • Mampu melakukan estimasi durasi.
diagram batang
 Mampu membuat penjadwalan
dengan diagram batang

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Sipil W111700053 Mirnayani, ST, MT
Pendahuluan
Selain menetapkan tanggal untuk kegiatan proyek, penjadwalan proyek dimaksudkan untuk
mencocokkan sumber daya peralatan, bahan dan tenaga kerja dengan tugas pekerjaan
proyek dari waktu ke waktu. Penjadwalan yang baik dapat menghilangkan masalah karena
berbagai hambatan produksi, dapat memfasilitasi pengadaan tepat waktu bahan yang
diperlukan, dan dapat menyelesaikan proyek secepat mungkin.

Metode Penjadwalan

Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan
sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.
Pertimbangan penggunaan metode didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai
terhadap kinerja penjadwalan. Kinerja waktu dalam penjadwalan akan berdampak terhadap
biaya proyek yang akan dikeluarkan, sehingga akan mempengaruhi kinerja proyek secara
keseluruhan. Adapun berbagai macam cara metode penjadwalan dapat dirangkum pada
gambar dibawah ini :

Gambar 1. Scheduling tools


CPM : Critical Path Method
PERT : Program Evaluation Review Technique

Pada Modul ini akan membahas metode penjadwalan yang bersifat deterministic, dimana
pada saat melakukan penjadwalan memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek
dengan pendekatan secara deterministic dengan 1 durasi waktu.

2022 Manajemen Konstruksi


2 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teknik penjadwalan proyek (project Shedulling technique)

Untuk dapat melakukan penjadwalan, perlu ditetapkan terlebih dahulu kegiatan-


kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu proyek dan menyusunnya dalam bentuk jaringan.
Jaringan menunjukan saling hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain.
Identifikasi dan dokumentasi hubungan antar aktivitas-aktivitas proyek dalam
penjadwalan atau Sequence Activities berdasarkan PMBOK adalah sebagai berikut:

Gambar. Sequence Activities (PMBOK)

Input dari project Shedulling technique antara lain :


 Activity List (Daftar Kegiatan) adalah daftar aktivitas menyeluruh termasuk semua
schedule aktivitas yan direncanakan dan dilaksanakan pada proyek.
 Activity Atributes adalah mengindikasikan beberapa attribute yang terkait dengan setiap
schedule aktivitas. Termasuk mengidentifikasi aktivitas, kode aktivitas, deskripsi
aktivitas, aktivitas yang mendahului, aktivitas yang mengikutinya, hubungan secara
logik, jeda waktu didepan dan dibelakang, persyaratan sumberdaya, penetapan tanggal,
batasan, asumsi asumsi, penanggung jawab, lokasi proyek, jenis schedule aktivitas dan
lain lain.
 Milestone List. Daftar schedule milestone yang mengidentifikasikan semua milestone
dan apakah milestone wajib (diperlukan oleh kontrak) atau pilihan ( berdasarkan
informasi proyek lama).

Metode project Shedulling technique


1. Precedence diagramming method (PDM)
Metode yang menggunakan kotak atau rectangel sebagai Node dan sebagai aktivitas
yang kemudian dihubungkannya dengan anak panah yang menunjukkan
ketergantungan.
2022 Manajemen Konstruksi
3 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Ciri diagram Precedence
– Aktivitasnya tidak dinyatakan dalam bentuk panah (Arrow) melainkan Node
atau block
– Anak panah / garis penghubung tidak memiliki durasi, sehingga pada diagram
ini tidak diperlukan dummy.
– Merupakan penyempurnaan arrow diagram (ADM) karena pada diagram ini
dapat digambarkan adanya hubungan : SS, FS, FF

Notasi :

Keterangan :
 ES : Early Start (mulai paling awal / cepat)
 EF : Early Finish (berakhir paling awal / cepat) , (EF) = (ES) + (D) - 1
 LS : Late Start (mulai paling lambat), (LS) = (LF) - (D) + 1
 LF : Late Finish (berakhir paling lambat)
 ID : Identifikasi
 DUR : Durasi
 S : Total Slack / Float
 Float (F), dimana : (F) = (LS) - (ES) = (LF) - (EF), pada Critical path F = 0

Contoh PDM :

Precedence diagramming method (PDM) (PMBOK © Guide p. 132)

2022 Manajemen Konstruksi


4 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Arrow diagramming method (ADM)
Metode yang menggunakan Anak panah sebagai aktivitas dan menghubungkannya
dengan panah yang menunjukkan ketergantungan. Meskipun kurang lazim dibanding
dengan PDM akan tetapi teorinya masih digunakan dalam mengajarkan schedule
network di beberapa aplikasi areas. ADM hanya menggunakan jenis ketergantungan
finish to start dan dapat dipakai untuk “Dummy” atau yang disebut aktivitas dummy,
yang biasanya digambarkan dengan garis strip. Pada kegiatan dummy tidak
menggambarkan schedule aktivitas, maka tidak ada isinya dan nilainya durasi Zero.

Notasi :

Keterangan
D : waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas (durasi)
TE : Saat paling awal terjadinya event / kejadian
TL : Saat paling lambat yang diijinkan terjadinya suatu event
ES : saat mulai paling awal terjadinya suatu aktivitas
EF : saat berakhir paling awal suatu aktivitas
LS : Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas
S = TF :Total aktivitas slack atau float atau total float adalah waktu sampai kapan suatu
aktivitas boleh diperlambat (TL-EF)
SF : Free Slack suatu aktivitas atau waktu aktivitas bebas (TE-EF)

Contoh ADM

Arrow diagramming method (ADM) (PMBOK © Guide p. 133)

2022 Manajemen Konstruksi


5 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Schedule network tamplates
Project schedule network diagram template bisa digunakan untuk mempercepat
persiapan network dari aktivitas schedule proyek. Bisa termasuk seluruh proyek atau
hanya bagian tertentu. Bagian Schedule diagram network proyek sering digunakan
sebagai sub network atau fragment network. Contohnya: lantai pada high rise office
building.

4. Applying leads and lags


Lead membolehkan percepatan kegiatan yang mengikutinya (-lag). Sedangkan Lag
diarahkan pada perlambatan kegiatan yang mengikutinya. (+lag)
Contoh Network Using Lags

5. Dependency determination
Ada tiga jenis ketergantungan yang digunakan untuk menggambarkan urutan kegiatan :
a) Mandatory dependencies
Ketergantungan Wajib yang tidak bisa dipisahkan dari wujud pekerjaan
yang telah dilakukan. Ketergantungan wajib adalah juga dinamakan Hard Logic.
b) Discretionary dependencies
Ketergantungan tidak wajib, biasanya ditentukan oleh tim proyek. Mempunyai
kepedulian ( dan secara penuh di-dokumentasikan), Pada umumnya digambarkan
berdasar pada pengetahuan : Best practise, dan yang tidak umum, dan biasanya
dinamakan Prefered logic, Preferential logic, atau shoft logic.
2022 Manajemen Konstruksi
6 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c) External dependencies
Ketergantungan eksternal yang melibatkan suatu hubungan antar aktivitas
proyek dan yang bukan aktivitas proyek.

Macam – Macam Hubungan Aktivitas


Finish To Start

Start To Start

Finish To Finish

Start To Finish

Finish To Start With Lag

Start To Start With Lag

Finish To Finish With Lag

Start To Finish With Lead =


- Lag

2022 Manajemen Konstruksi


7 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Diagram / Grafik Penjadwalan

Terdapat beberapa macam bentuk diagram/grafik untuk tujuan koordinasi dalam proyek.
 Time Scaled Network Diagram
Menunjukkan hubungan antar aktivitas dengan diakhiri oleh suatu kejadian. Dalam Time
Scaled Network Diagram, aktivitas di jaringan diplot pada sumbu horisontal yang
merupakan skala waktu proyek.
Diagram ini diproduksi sebagai tampilan setelah kegiatan yang pada awalnya
dijadwalkan dengan metode jalur kritis

Gambar. Time Scaled Network Diagram


(Jack R. Meredith, Samuel J. Mantel,JR, Project Management)

 Bar Chart
Bar chart menggambarkan waktu yang dijadwalkan untuk setiap kegiatan. Kegiatan
tercantum dalam sumbu vertikal dan waktu ditampilkan sepanjang sumbu horisontal.
Diagram ini sangat berguna untuk kegiatan di lapangan, namun sangat kurang untuk
kepentingan perencanaan.

2022 Manajemen Konstruksi


8 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar. Bar Chart
(Jack R. Meredith, Samuel J. Mantel,JR, Project Management)

 S – Curve
Kurva S berguna untuk pemantauan proyek apakah proyek tersebut sesuai jadwal atau
tidak. Menunjukkan persen kegiatan proyek selesai terhadap waktu.

Gambar. S – Curve
(Jack R. Meredith, Samuel J. Mantel,JR, Project Management)

2022 Manajemen Konstruksi


9 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
KURVA S

Kurva – S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai
komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan atau persentase (%)
penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian pada kurva–S dapat
digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang berlangsungnya
proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.

Pada Kurva–S, sumbu mendatar menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal
menunjukkan nilai komulatif biaya atau jam-orang atau persentase penyelesaian pekerjaan.
Kurva yang berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak terbentuk karena kelaziman dalam
pelaksanaan proyek yaitu:
1. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
2. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
3. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.

Dengan adanya jadwal perencanaan akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai urutan
kegiatan proyek, hubungan ketergantungan antara kegiatan yang satu dengan yang lain,
mana saja yang merupakan kegiatan-kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya serta
alokasinya untuk tiap-tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek. Jadwal
perencanaan dengan kurva S juga mampu menganalisa dan bisa dijadikan sebagai fungsi
pengelolaan, apabila terjadi keterlambatan waktu pelaksanaaan suatu kegiatan, bagaimana
pengaruhnya terhadap jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, kurva S diperlukan sebagai pedoman dalam


melakukan aktifitas pembangunan agar dapat berjalan tepat waktu. Selain itu, kurva S juga
digunakan sebagai acuan dalam merencanakan biaya proyek. Di dalam pengaplikasiannya,
kurva S dapat berfungsi sebagai :
 Pengarah penilaian atas progres pekerjaan secara keseluruhan.
 Sebagai informasi untuk mengontrol pelaksanaan suatu proyek dengan cara
membandingkan deviasi antara kurva rencana dengan kurva realisai. Jika terjadi
deviasi, maka segera dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi.
 Kurva S dapat berfungsi sebagai pengkoreksi jadwal yang telah dibuat.

2022 Manajemen Konstruksi


10 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Sebagai infomasi untuk pengambilan keputusan berdasarkan perubahan kurva
realisasi terhadap kurva rencana perubahan apakah pekerjaan lebih cepat atau lebih
lembat dari waktu yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan proyek.

Kurva S adalah pengembangan dan penggabungan dari diagram balok dan Hannum Curve.
Diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalam persen (%). Dari kurva S
dapat diketahui persentase (%) pekerjaan yang harus dicapai pada waktu tertentu. Untuk
menentukan bobot tiap pekerjaan harus dihitung terlebih dahulu volume pekerjaan dan
biayanya, serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut. Kurva S ini sangat efektif
untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu dan biaya proyek.

Contoh Perhitungan :

Sebagai contoh untuk membuat kurva S-Rencana dengan kombinasi barchart, dibuat
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah sederhana seperti dibawah ini

Tabel 1. RAB Rumah sederhana


No Uraian Pekerjaan Unit Volume Harga Satuan Jumlah Bobot
A Galian Tanah m3 36,60 Rp 40.000 Rp 1.464.000 1,46%
3
B Pondasi Batu Kali m 25,00 Rp 150.000 Rp 3.750.000 3,75%
3
C Sloof beton m 2,70 Rp 2.500.000 Rp 6.750.000 6,75%
3
D Kolom dan balok beton m 4,30 Rp 2.500.000 Rp 10.750.000 10,75%
3
E Rng balok m 2,30 Rp 2.500.000 Rp 5.750.000 5,75%
2
F Dinding bata m 215,00 Rp 85.000 Rp 18.275.000 18,28%
2
G Pintu dan Jendela m 16,97 Rp 575.000 Rp 9.757.750 9,76%
H Keramik m2 125,02 Rp 55.000 Rp 6.876.100 6,88%
2
I Cat m 416,49 Rp 35.000 Rp 14.577.150 14,58%
2
J Atap m 176,40 Rp 125.000 Rp 22.050.000 22,05%
Jumlah Rp 100.000.000 100,00%
Keuntungan Kontraktor 10% Rp 10.000.000
Jumlah Rp 110.000.000
Pajak PPn 10% Rp 11.000.000

Total Biaya Rp 121.000.000

Menghitung Bobot Pekerjaan


Untuk monitoring proyek dengan menggunakan kurva S, diperlukan satu unit satuan
pekerjaan yang seragam agar dapat dihitung secara mudah karena unit masing-masing

2022 Manajemen Konstruksi


11 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pekerjaan berbeda-beda seperti : m1, m2, m3, maka semua satuan tersebut disatukan dalam
bobot % dengan satuan seragam dalam bentuk biaya, sehingga :

Dari contoh diatas dapat dihitung :


 Bobot pekerjaan Galian Tanah
= Rp1.464.000 / Rp100.000.000 x 100% = 1,46 %

 Bobot pekerjaan Pondasi Batu Kali


= Rp3.750.000 / Rp100.000.000 x 100% = 3,75 %
Selanjutnya dihitung bobot pekerjaan lainnya seperti pada Tabel 1 diatas

Penggunaan Barchart dikombinasikan dengan kurva S Rencana


1. Pada Barchart dengan durasi serta urutan kegiatan yang telah ditentukan, maka bobot
perminggunya adalah sebagai berikut :
 Bobot pekerjaan galian 1,46 % dibagi 3 minggu (diketahui) masing-masing sebesar
0,49%
 Bobot pekerjaan pondasi 3,75% dibagi 3 minggu masing-masing sebesar 1,25% dan
seterusnya

2. Setiap minggu semua bobot tiap-tiap pekerjaan pada barchart dijumlahkan ke bawah
sehingga didapat bobot rencana perminggu, dari minggu pertama hingga minggu ke-12.
 Minggu ke-3 = 0,49 + 1,25 = 1,74%
 Minggu ke-4 = 1,25 + 2,25 = 3,50%
 Minggu ke-5 = 1,25 + 2,25 + 2,69 + 1,72 = 7,91%, dst

3. Kemudian dihitung pila bobot rencana kumulatif tiap minggunya dengan menjumlahkan
bobot minggu ke-0 dengan minggu pertama, lalu bobot minggu pertama dan kedua dan
seterusnya, sehingga didapat bobot rencana kumlatif pada minggu berikutnya.
 Bobot (minggu 0 + minggu 1) = 0 + 0,49 = 0,49%
 Bobot (minggu 1 + minggu 2) = 0,49 + 0,49 = 0,98%
 Bobot (minggu 2 + minggu 3) = 0,98 + 1,74 = 2,72%, dst

2022 Manajemen Konstruksi


12 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Untuk membuat kurva S Rencana dilakukan plotting bobot rencana kumulatif pada sb-
Y , sedangkan sb-X menunjukkan durasi untuk semua pekerjaan
 Pada minggu pertama bobot rencana kumulatifnya adalah 0,49 %
 Pada minggu ke-2 bobot rencana kumulatifnya 0,98 %
 Pada minggu ke-3 bobot rencana kumulatifnya 2,72 %
 Pada minggu ke-4 bobot rencana kumulatifnya 6,22 %
 Hingga minggu ke-12 bobot rencana kumulatifnya 100 %

Bobot-bobot tersebut di plot, kemudian tarik garis yang menghubungkan masing-masing


titik bobot tersebutsehingga membentuk kurva S seperti tabel dibawah. Bentuk kurva S
seperti itu menggambarkan bahwa minggu-minggu pertama volume pekerjaan belum
banyak, kemudian pada pertengahan durasi proyek meningkat tajam dan diakhir proyek
volumenya mengecil kembali, Kondisi ini adalah kondisi ideal proyek dimana
perencanaan kebtuhan tenaga kerja, peralatan dan material disesuaikan dengan
rencana waktu yang digambarkan kurva S tersebut sehingga proyek dapat selesai pada
akhir minggu ke-12.

Tabel 2. Kurva S Rencana dengan Kombinasi Barchart


Minggu Bobot
No Uraian Pekerjaan
Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kum
A Galian Tanah 1,46 0,49 0,49 0,49 100
B Pondasi Batu Kali 3,75 1,25 1,25 1,25 90
C Sloof beton 6,75 2,25 2,25 2,25 80
D Kolom dan balok beton 10,75 2,69 2,69 2,69 2,69 70
E Rng balok 5,75 2,88 2,875 60
F Dinding bata 18,28 4,57 4,57 4,57 4,57 50
G Pintu dan Jendela 9,76 3,25 3,25 3,25 40
H Keramik 6,88 1,72 1,72 1,72 1,72 30
I Cat 14,58 3,64 3,64 3,64 3,64 20
J Atap 22,05 7,35 7,35 7,35 10
Total 100,00
Rencana 0,49 0,49 1,74 3,50 7,91 11,23 12,23 15,87 14,34 13,87 10,99 7,35
Renc.Kum 0,00 0,49 0,98 2,71 6,21 14,12 25,35 37,57 53,45 67,79 81,66 92,65 100,00

2022 Manajemen Konstruksi


13 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1. Chris Hendrickson and Tung Au , 2000 Project Manajemen for Construction, Second
Edition prepared for world wide web publication.
2. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstuksi jilid I. Yogyakarta:
Kanisius.
3. Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstuksi jilid II. Yogyakarta:
Kanisius.
4. Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) Jilid
dan 2, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta,
5. PMI. A Guide to Project Management Body of Knowledge. (PMBOK Guide), Fifth Edition.
Project Management Institute.2013

2022 Manajemen Konstruksi


14 Mirnayani, ST, MT
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai