Mata Kuliah
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
KAJIAN TEORI
PRECEDENCE NETWORK
(Karakteristik, Tipe, Koordinasi, Kemitraan Dll)
Disusun Oleh:
YURISDAL 55717110023
NOVRITA SARI 55717110024
CHAIRIL ANWAR 55717110025
ANWAR ALI 55717110026
I. PENDAHULUAN
(ditulis oleh: Rupen Sharma, PMP diedit oleh: Michele McDonough Diperbaharui: 4/5/2013.)
Precedence Diagram kerja Method dikembangkan oleh J.W. Fondahl dari Stanford University pada awal
decade 1960 an.
(ditulis oleh : I Gusti Ngurah Oka Suputra, Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar,
Email: okasuputra@yahoo.com, dalam Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011, PENJADWALAN PROYEK
DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN RANKED POSITION WEIGHT METHOD (RPWM))
Precedence Diagram Method adalah metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity On
Node).
Dalam Metode ini kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak
panahnya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan kegiatan yang bersangkutan.
Dengan demikian dummy yang merupakan tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di
dalam PDM tidak diperlukan (Soeharto, 1995).
PDM pada dasarnya menitik beratkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu penyelesaian
proyek.
PDM menekankan pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber - sumber daya
untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai akibat penambahan
sumber sumber daya tersebut.
Dalam PDM, jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tahapan dari proyek konstuksi
dianggap diketahui dengan pasti.
Selain itu juga hubungan antara jumlah sumber-sumber daya yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat bagian vital, yaitu analisis jalur kritis
(critical path analysis).
Jalur kritis adalah rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish time.
Dengan kata lain, aktivitas kritis adalah aktivitas yang tidak memiliki float time.
Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis, percepatan atau perlambatan, akan
mengakibatkan perubahan durasi proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap
aktivitas.
Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja, maka dilakukan penjadwalan ulang yang meliputi proses
alokasi dan perataan sumber daya, dan metode yang digunakan adalah Resource Scheduling Method.
Terdapat dua cara analisis dalam Resource Scheduling Method untuk menentukan aktivitas mana yang akan
diprioritaskan untuk dijadwalkan bila terjadi konflik sumber daya, yaitu :
Analisis float time
Aktivitas yang memiliki float time paling kecil akan diprioritaskan untuk dijadwalkan.
Analisis nilai Pertambahan Durasi Proyek (PDP)
Dengan cara ini selalu dipilih 2 aktivitas yang mengalami konflik untuk dianalisis.
Jenis Dependensi
Ada empat tipe dependensi yang Anda perlu ketahui sebelum membuat Diagram Precedence.
Selesai - Mulai: Dalam ketergantungan ini, aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas sebelumnya
telah berakhir. Sebagai contoh, Anda tidak bisa memasak sup sebelum mengumpulkan semua bahan.
Oleh karena itu, kegiatan "Mengumpulkan Bahan" harus selesai, sebelum kegiatan "Cook Stew" dapat
dimulai. Ini adalah ketergantungan yang paling umum digunakan.
Mulai - Mulai: Dalam ketergantungan ini, ada hubungan pasti antara awal kegiatan.
Selesai - Selesai: Dalam ketergantungan ini, ada hubungan pasti antara tanggal akhir kegiatan.
Mulai - Selesai: Dalam ketergantungan ini, ada hubungan ditentukan antara awal satu kegiatan dan
tanggal akhir dari suatu kegiatan pengganti. Ketergantungan ini jarang digunakan.
Diagram Precedence memiliki beberapa fitur berikut:
Acara: Start dan oval Akhir menandakan bentuk acara. acara adalah sebuah titik waktu tidak memiliki
durasi, yang juga dikenal sebagai tonggak sejarah. Diagram Precedence akan selalu memiliki Awal dan
Akhir acara.
Kegiatan: Ada empat kegiatan (Aktivitas 1, 2, 3, dan 4), aktivitas masing-masing diwakili oleh sebuah
node.
Dependensi: Setiap node (Kegiatan dan Acara) dihubungkan dengan menggunakan panah uni-directional.
Ini menandakan hubungan antara kegiatan. Hubungan antara kegiatan, baik dapat pendahulu atau
penerus. Sebagai contoh dalam gambar, Kegiatan 1 memiliki ketergantungan tidak, Kegiatan 2 dan 3
tergantung pada Kegiatan 1, sementara Aktivitas 4 tergantung pada Kegiatan 2 dan 3.
Catatan :
Karena aktivitas yang diwakili oleh node, Precedence Diagram juga disebut "kegiatan-on-the-node"
diagram.
Diagram Jaringan akan selalu memiliki peristiwa Awal dan Akhir. Mereka juga mungkin memiliki acara lain
yang disebut tonggak. Sebagai contoh, membunuh-poin yang tonggak. Dalam Diagram Jaringan, awal
suatu kegiatan harus dikaitkan dengan akhir kegiatan lain.
Selanjutnya, membaca bagaimana membangun suatu Diagram Diutamakan diberi daftar kegiatan.
Pengertian Lag
Link Lag merupakan garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu network.
Lag adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan J terhadap kegiatan I telah dimulai, pada
konstrain SS dan SF.
Lead adalah jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum
selesai, pada konstrain FS dan FF.
Rumusnya LF (i)
LF (i) = LF(j) FF (i-j) atau
LF (i) = LS(j) FS (i-j) atau
LF (i) = LF(j) SF (i-j) + D (i) atau
LF (i) = LS(j) SS (i-j) + D (j)
Rumusnya :
ES (j) = ES(i) + SS (i-j) atau
ES (j) = ES(i) + SF (i-j) atau
ES (j) = EF(i) + FS (i-j) atau
ES (j) = EF(i) + FF (i-j) atau
EF : EF (j) = ES (j) + D (j)
Aktivitas dengan bobot tertinggi berikutnya dipilih, kemudian dilakukan dua pemeriksaan yaitu
Pemeriksaan Precedence dimana suatu aktivitas hanya bisa dijadwalkan bila semua aktivitas yang
mendahului telah dijadwalkan
Pemeriksaan Kebutuhan Sumber Daya untuk memastikan suatu aktivitas harus lebih kecil atau minimal
sama dengan jumlah sumber daya yang tersisa pada saat itu.
Jika kondisi predence dan kebutuhan sumber daya terpenuhi, aktivitas tersebut dapat dijadwalkan pada hari
tersebut dan tahap kedua dan ketiga diulangi untuk aktivitas dengan bobot posisi tertinggi berikutnya.
Jika salah satu atau keseluruhan kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka aktivitas yang dimaksud tidak dapat
dijadwalkan pada hari tersebut (dilewati).
Kemudian dipilih aktivitas berikutnya dengan bobot posisi terbesar dan pengecekan kondisi precedence dan
kebutuhan sumber daya diulang untuk aktivitas ini.
Langkah kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek yang sama) sampai terjadinya kondisi.
Kondisi pertama adalah kondisi yang menunjukkan jumlah sumber daya total dari aktivitas-aktivitas yang
telah dijadwalkan sama dengan jumlah maksimal sumber daya yang tersedia.
Kondisi kedua adalah tidak ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat batas dalam pemeriksaan
precedence, dan yang ketiga aktivitas selanjutnya memerlukan sumber daya yang tersedia pada saat itu.
Penjadwalan untuk hari berikutnya dimulai dengan memilih aktivitas yang memiliki bobot posisi terbesar
selanjutnya. Harus diperhatikan bahwa setiap aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya tidak dapat
dihentikan sebelum aktivitas itu selesai, dan sumber daya yang masih digunakan tidak dapat dipakai untuk
aktivitas yang lain
Pedoman sesuai langkah kedua sampai dengan kelima di atas diulang terus menerus sampai semua aktivitas
selesai dijadwalkan.
Jalur kritis diperoleh dari network diagram yang telah dilengkapi dengan penjadwalan semua aktivitas.
IV. Kesimpulan
Dalam PDM, bila terjadi kondisi keterbatasan sumber daya, maka dilakukan penjadwalan ulang dengan
metode Resource Scheduling Method.
Masalah akan timbul bila terdapat lebih dari satu alternatif pasangan aktivitas yang memiliki nilai minimum
float time atau PDP yang sama.
Pada software Microsoft Project 2007, bila ditemui kondisi serupa, prioritas otomatis akan jatuh kepada
aktivitas dengan kode aktivitas yang terkecil.
Proses alokasi dan perataan sumber daya pada RPWM berdasarkan tingkat positional weight (bobot posisi)
dari setiap aktivitas, yaitu jumlah dari durasi suatu aktivitas ditambah dengan jumlah total durasi seluruh
aktivitas yang mengikuti aktivitas tersebut.
Pada intinya, aktivitas dengan bobot posisi yang lebih besar memiliki tingkat prioritas yang lebih tinggi untuk
mengalami proses alokasi dan perataan sumber daya.
V. Daftar Pustaka