Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER

STUDIO DIGITAL ARSITEKTUR 4


(Desain Pendekatan Parametrik Ragam Hias Geometris Nusantara )

NAMA : MUHAMAD RIAN DHARMAWAN (17.84.0051)

Dosen : Amir Fatah Sofyan, S.T., M.Kom

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
2019/2020
BATIK TRUNTUM

Batik truntum diciptakan oleh


permaisuri sunan paku buwana
III dari Surakarta Hadiningrat
yaitu kanjeng ratu kencana
atau biasa disebut ratu beruk
yang memiliki makna cinta
yang tumbuh kembali. Jika kita
perhatikan dengan seksama,
batik truntum mempunyai
tatanan yang tampak seperti jajaran bintang yang gemerlap dimalam hari. Sejarah batik
truntum berawal dari sang ratu beruk yang tak mampu memberikan keturunan kepada
pakubuwono III sehingga membuat sang raja berniat untuk menikah lagi.

Sang ratu sepertinya tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena keputusan sang Raja tidak
dapat diganggu-gugat, kemudian sang ratu merenung sambil menatap bintang dilangit.
Untuk mengusir kesendirian dan kesedihannya, sang ratu mulai melakukan kegiatan
membatik dengan membuat motif batik bintang dilangit kelam yang selama ini selalu
menemani kesendiriannya. Hal tersebut menjadi sebuah refleksi dan harapan yaitu
suasana langit ditengah malam tiada bulan, namun masih terdapat banyak bintang
sebagai penerang langit malam dimana selalu ada kemudahan dan harapan didalam
kesulitan. Motif batiknya seperti taburan kuntum bunga melati, atau seperti bintang yang
bertaburan di langit.

Gambar Batik Truntum


Sang ratu beruk ini sangat tekun dan teliti dalam
membatik sehingga membuat raja pakubuwono III
tertarik untuk melihat proses pembuatan batik yang
dibuat oleh sang ratu. Berawal dari hal tersebut
selanjutnya sang raja selalu memantau
perkembangan proses pembatikan oleh sang ratu.
Seiring waktu berjalan, rasa cinta sang raja kembali
tumbuh dan berkembang atau tumaruntum kembali.
Motif batik truntum ini didedikasikan untuk
kekasihnya yaitu Raja Pakubuwono III sebagai
wujud rasa cintanya yang begitu mendalam dalam ketulusan dan akan selalu
berkembang atau dalam bahasa jawa diistilahkan dengan tumaruntum.

Sang Raja melihat kain batik truntum ini tampak sederhana, namun jika dilihat dari dekat
sangat presisi dibuatnya nampak sudut yang sama dan hal ini membuat raja pakubuwono
III kembali merasakan jatuh cinta yang begitu mendalam kepada ratunya, yang
selanjutnya membatalkan pernikahan selanjutnya. Motif batik yang terbentuk berupa
bintang dilangit dengan warna coklat berlatar hitam dikombinasi dengan lambang garuda
atau gurdho.

Motif Batik Truntum


Motif batik truntum atau biasa disingkat dengan batik truntum yang merupakan jenis batik
klasik yang terus dilestarikan sampai sekarang dengan mengenakannya pada saat acara
pernikahan karena memiliki makna harapan agar cinta kasih para mempelai terus
berkembang dan terjaga dalam
kebahagiaan.Kain batik truntum
ini biasa dikenakan oleh
orangtua kedua mempelai pada
saat pernikahan dengan tujuan
untuk “menuntun” kedua
mempelai dalam memasuki
kehidupan baru karena juga
mengandung makna ing ngarsa
sung tuladha dimana orangtua menjadi contoh atau tuladha bagi anaknya yang dianggap
sudah lulus dari sebuah ujian cinta kasih sehingga dianggap layak dan wajib untuk
menuntun mempelai pengantin memasuki babak kehidupan baru agar turun
atau tumurun kepada mempelai sebagai wujud sikap tut wuri handayani yaitu rangkaian
keteladanan dan harapan yang diwakili oleh motif batik truntum.
Desain Pendekatan Parametrik Ragam Hias Geometris Nusantara by Rhino &
Grasshopper

1. Progress
Render

(BATIK TRUNTUM)
Daftar Pustaka

 Batik Truntum, Wikipedia. Online: https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Truntum


 https://batik-tulis.com/blog/batik-truntum/

Anda mungkin juga menyukai