Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


PADA PASIEN ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)
Keperawatan Komunitas II

Disusun oleh :
Kelompok 6

Nadia Titia Margarine 16031023


Syahda Mutiara Dewi 16031024
Monika Yulfania 16031043
Nadya Adeline 16031049
Natalia Tamba 16031050

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes HANG TUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Komunitas pada Klien dengan Asam Urat”. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keperawatan Komunitas II.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penugasan makalah ini, khususnya
kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami sehingga menjadi lebih
banyak mengetahui berbagai hal khususnya pada materi ini.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, 21 Mei 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Asam Urat........................................................................................ 4

2.2. Etiologi ...................................................................................................... 5

2.3. Manifestasi Klinis.......................................................................................... 5

2.4. Patologi ..................................................................................................... 6

2.5. Komplikasi ................................................................................................ 6

2.6. Pencegahan Asam Urat (Gout).................................................................. 7

2.7. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................... 8

2.8. Penatalaksanaan ........................................................................................ 8

2.9. Peran Perawat Komunitas ......................................................................... 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Kasus Asam Urat........................................................................................ 10

3.2 Asuhan Keperawatan ................................................................................. 10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16

4.2 Saran ........................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat merupakan masalah kesehatan yang sering muncul didalam
masyarakat dan dapat menyerang siapa saja. Asam urat merupakan
kondisi hasil metabolisme akhir purin yang dapat menyebabkan gejala
nyeri tidak tertahankan, pembengkakkan dan rasa panas di persendian.
Asam urat sering menyerang lansia dan individu berusia 40 tahun lebih.
Penyakit asam urat biasa dikenal dengan gout merupakan suatu penyakit
yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam
tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari pemecahan sel yang
terdapat di dalam darah, karena tubuh secara berkesinambungan memecah
dan membentuk sel yang baru. Kadar asam urat meningkat atau abnormal
ketika ginjal tidak mampu mengeluarkannya melalui urin, sehingga dapat
menyebabkan nyeri pada sendi, terbentuknya benjolan-benjolan pada
bagian tertentu. Oleh karena penyakit gout menyerang sendi, maka dapat
disebut juga dengan Gout Arthritis (Mulyasari, 2016).
Kadar asam urat darah dipengaruhi oleh herediter, jenis kelamin, kelainan
enzim spesifik, idiopatik, faktor lingkungan, penyakit tertentu, kegiatan
dan diet. Sebagian besar kasus gout dan hiperurisemia termasuk
hiperurisemia asimptomatik, mempunyai latar belakang penyebab primer,
sehingga memerlukan pengendalian kadar asam urat jangka panjang. Perlu
komunikasi yang baik dengan pasien untuk mencapai tujuan terapi. Hal itu
dapat diperoleh dengan edukasi dan diet rendah purin yang menjadi
tatalaksana (Hidayat, 2009). Pencegahan lainnya berupa penurunan
konsumsi alkohol dan penurunan berat badan (Misnadiarly, 2007;
Mulyasari, 2016).
Faktor pemicu adalah makanan dan senyawa lain yang banyak
mengandung protein. Penatalaksanaan diet untuk Gout Arthritis (GA)
masalah diet rendah purin (Kowalak, 2011). Gejala nyeri yang dirasakan

1
penderita dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang berpengaruh
terhadap penampilan fisik da menurunnya fungsi tubuh pada kehidupan
sehari-hari. Penderita GA dapat mengalami gangguan mobilitas fisik,
gangguan tidur, bahkan gangguan interaksi sosial. Sehingga hal tersebut
perlu mendapat penanganan segera (Zahroh & Faiza, 2018).
Pasien yang kesakitan mendapat asuhan sesuai pedoman pengelolaan nyeri
(Kemenkes RI, 2013; Zahroh & Faiza, 2018). Perawat perlu memberikan
intervensi atau tindakan non farmakologis untuk mengatasi nyeri.
Penanganan penderita asam urat difokuskan pada cara mengontrol rasa
sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan atau
mempertahankan fungsi dan kualitas hidup (Gulbuddin, 2017; Zahroh &
Faiza, 2018). Tindakan non farmakologis untuk penderita asam urat adalah
kompres hangat. (Mellynda, 2016; Zahroh & Faiza, 2018 ).
Berdasarkan penjelasan diatas kelompok tertarik untuk membahas asuhan
keperawatan komunitas dengan masalah asam urat. Pada makalah ini
kelompok akan memaparkan konsep dari asam urat, pencegahan,
pemeriksaan yang dapat dilakukan, penatalaksanan dan peran perawat
komunitas pada kasus ini. kelompok juga akan membahas satu kasus yang
ada dan memecahkan masalah tersebut.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep dari asam urat dan asuhan keperawatan
komunitas dengan masalah asam urat.
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Untuk mengetahui definisi asam urat
1.2.2.2 Untuk mengetahui etiologi asam urat
1.2.2.3 Untuk mengetahui maninfestasi asam urat
1.2.2.4 Untuk mengetahui patofisiologi asam urat
1.2.2.5 Untuk mengetahui komplikasi asam urat
1.2.2.6 Untuk mengetahui pencegahan asam urat
1.2.2.7 Untuk mengetahui periksaan asam urat

2
1.2.2.8 Untuk mengetahui penatalaksanaan asam urat
1.2.2.9 Untuk mengetahui peran perawat komunitas
1.3 Manfaat
1.3.1.1 Mampu memahami definisi asam urat
1.3.1.2 Mampu memahami etiologi asam urat
1.3.1.3 Mampu memahami maninfestasi asam urat
1.3.1.4 Mampu memahami patofisiologi asam urat
1.3.1.5 Mampu memahami komplikasi asam urat
1.3.1.6 Mampu memahami pencegahan asam urat
1.3.1.7 Mampu memahami periksaan asam urat
1.3.1.8 Mampu memahami penatalaksanaan asam urat

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Asam Urat (Gout)

Asam urat merupakan penyakit yang timbul akibat kadar asam urat darah
yang berlebihan. Yang menyebabkan kadar asam urat darahberlebihan adalah
produksi asam urat didalam tubuh lebih banyak pembuangannya. Tubuh
menyediakan 85 persen senyawa purin setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan
purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Karena setiap metabolisme normal
akan dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya adalah faktor makanan dan
senyawa lain yang banyak mengandung purin. Purin ditemukan pada semua
makanan yang mengandung protein. Penyakit gout adalah penyakit akibat
gangguan metabolism purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan
sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal
urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi
tulang rawan sendi, insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada
usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita (Mubarak,
2009 ).

Masalah asam urat atau biasa disebut dengan gout merupakan salah satu
penyakit tertua yang dikenal manusia. Asam urat dianggap sebagai penyakit para
raja atau penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak
makan dan minum minuman keras, seperti daging dan anggur, atau dapat
dikatakan bahwa asupan makanan dan minuman yang tidak teratur sangat
berhubungan erat dengan kejadian asam urat. Asam urat adalah hasil akhir dari
katabolisme (pemecahan) suatu zat yang bernama purin. Asam urat merupakan
hasil buangan dari zat purin Zat purin adalah zat alami yang merupakan satu
kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA.

4
2.2 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya penyakit Asam Urat (Gout) digolongkan


menjadi yaitu:

1. Penyakit gout primer : Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik).


Hal ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan factor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder, penyebab penyakit gout sekunder:
a. Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan yang tidak
terkontrol, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang berkadar purin
tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam
nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino,
yang merupakan unsur pembentuk protein.
b. Produksi asam urat juga dapat meningkat karena penyakit pada darah
(penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan
(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam,
salisilat).
c. Obesitas (kegemukan)
d. Intoksikasi (keracunan timbal)
e. Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik. Dimana
akan ditemukan mengandung benda-benda (hasil buangan metabolisme
lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-benda keton yang
meninggi akan menyebabkan kadar asam urat juga akan meninggi.
2.3 Manifestasi Klinis

Biasanya, serangan gout pertama banyak menyerang satu sendi dan


berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang secara
bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi
serangan berikutnya. Namun gout cenderung akan semakin memburuk,dan

5
serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering, dan
menyerang beberapa sendi. Alhasil sendi yang terserang bisa mengalami
kerusakan permanen. Lazimnya serangan gout terjadi dikaki (monoarthritis).
Namun ,3-14 % serangan juga bisa terjadi dibanyak sendi (poliarthrittis).
Biasanya, urutan sendi yang terkena serangan gout (poliarthritis) berulang adalah
ibu jari (padogra), sendi tarsal kaki, pergelangan kaki,sendi kaki belakang,
pergelangan tangan, lutut, dan bursa olekranon pada siku.

Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita gout pada satu serangan gout
terjadi,penderita tampak sehat bugar tanpa gejala atau keluhan, tepatnya pada
tengah malam menjelang pagi,penderita terbangun karena merasakan sakit yang
sangat hebat disertai nyeri yang semakin memburuk dan sangat tidak tertahankan.
Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit diatasnya akan berwarna
merah atau keunguan,kencang dan licin,serta terasa hangat dan nyeri jika
digerakkan,dan muncul benjolan pada sendi yang disebut (tofus). Jika sudah agak
lama (hari ke 5), kulit diatasnya akan berwarna merah,kusam dan terkelupas
(deskuamasi). Gejala lainnya adalah muncul tofus dihelix telinga atau pinggir
sendi atau tendon. Menyentuh kulit diatas sendi yang terserang gout bisa memicu
rasa nyeri yang luar biasa rasa nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari
hinggi sekitar 1 minggu,lalu menghilang. Kristal dapat membentuk disendi-sendi
perifer karena persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian ditubuh
lainnya, karena asam urat cenderung membeku pada suhu dingin (Junaidi, 2013).

2.4 Patofisiologi

Dalam keadaan normal, kadar asam urat (gout) di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6mg/dl. Dan apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan
penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan
dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam
serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respons
inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya

6
serangan yang berulang-ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaski,
tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder
dapat menimbulkan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal
kronis. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik,
menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan
reaksi inflasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa 1gG. Dimana igG akan meningkatkan
fagositosis kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas
imunologik.

2.5 Komplikasi

Orang dengan asam urat tinggi bisa beresiko terkena diabetes. Artinya,
tingginya kadar asam urat bisa menyebabkan orang terkena diabetes. kadar asam
urat yang tinggi dalam darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes hampir
20% dan risiko peningkatan kondisi yang mengarah pada perkembangan penyakit
ginjal lebih dari 40%. Pada penderita diabetes lebih tinggi dengan kadar asam urat
yang tidak terkontrol. Kadar asam urat dalam darah yang lebih tinggi dianggap
tidak terkontrol.(Muhlisin , 2012).

2.6 Pencegahan Asam Urat (Gout)

salah satu cara mengatasi penyakit asamurat adalah dengan mengatur


makanan yang boleh dimakan (diet), dengan sayarat diet sebagai berikut ini:

1. Mengurangi konsumsi karbohidrat (zat gula)


2. Menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi,
seperti:
a. Jerohan: hati, limpa, babat, usus, paru otak, jantung
b. Sari laut: udang, kerang, kepiting
c. Makanan kaleng: ikan sarden
d. Ekstrak daging: kaldu
e. Unggas: bebek, angsa, burung dara, ayam

7
f. Buah-buahan: durian, alpokat, nanas, melinjo, dan emping melinjo
3. Menghindari alkohol: bir, wiski, anggur, tape, brem
4. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan tidak jenuh (santan, daging berlemak,
mentega, dan msakanan yang menggunakan minyak)
5. Olah raga rutin minimal 3 kali dalam 1 minggu
6. Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau 2 liter air mineral (Ahmad,
2011)
2.7 Pemeriksaan penunjang

Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu


peningkatan kadar asam urat dalam darah(hiperurisenia),yaitu jika kadar asam
urat dalam darah lebih dari 7,5mg/dl. Catatan kadar normal asam urat dalam darah
untuk pria adalah < 7mg/dl sedangkan wanita adalah <6 mg/dl. (Junaidi, 2013).

2.8 Penatalaksanaan

Bagi penderita asam urat bisa mengonsumsi obat alporinol karena


alporinol bekerja menurunkan produksi asam urat dengan cara penghambatan
kerja enzim yang memproduksinya, yaitu enzim xantin oksidase. Selain
bermanfaat menekan produksi asam urat, aloporinol juga memiliki efek positif
dalam melawan kolesterol jahat dalam tubuh. Selain tersebut langkah pertama
untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan cara mengendalikan peradangan, baik
dengan obat-obatan maupun dengan mengistirahatkan sendi yang sedang
meradang (Junaidi, 2013).

2.9 Peran Perawat Komunitas

Masalah yang sering terjadi didalam keluarga dalam merawat pasien asam
urat adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit asam urat dan
kurangnya kemampuan dalam menjaga diit asam urat maka untuk mengatasi
masalah tersebut diperlukan peran perawat dan peran keluarga. Peran perawat
dalam melakukan kesehatan keluarga adalah sebagai pendidik, memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat menjalankan asuhan kesehatan
keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan

8
keluarga, konsultan sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan
amak hubungan keluarga dan perawat harus dibina dengan baik perawat harus
bersikap terbuka dan bisa dipercaya, pengawas kesehatan melakukan kunjungan
rumah secara teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga pelaksana
perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah maupun dirumah
sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama
perawat kepada keluarga melalui keluarga yang sakit, kolaborasi perawat
komunitas harus berkolaborasi dengan pelayanan rumah sakit untuk mencapai
tahap kesehatan keluarga yang optimal, fasilitator membantu keluarga dalam
menhadapi masalah atau kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya,
penemu kasus untuk mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, modifikasi
lingkungan agar dapat tercipta lingkunagn yang sehat (Mubarak, 2009).

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1. Kasus Asam Urat

Seseorang perawat puskesmas melakukan kunjungan di desa Sukahati


yang tepatnya didaerah pesisir atau pinggiran pantai. Pada saat itu dilakukan
pemeriksaan kesehatan pada masyarakat didesa tersebut didapat data bahwa 20%
individu berusia 30-40 th mengalami asam urat dengan keluhan nyeri pada
ekstremitas dan kaku ekstremitas saat dilakukan pengkajian diketahui bahwa
individu memiliki perilaku suka minum-minuman yang berakohol, kurang
berolahraga, dan perokok aktif 35% berusia 41-50 tahun mengalami asam urat
dengan keluan nyeri sendi, susah tidur karena nyeri, kaku,bengkak dipersendian
dan 45% berusia 51-60 tahun juga mengalami asam urat dengan dengan keluhan
nyeri, susah tidur, bengkak di persendian dan kaku pada ekstremitas. Setelah
dilakukan pengkajian lebih mendalam diketahui bahwa masyarakat dilingkungan
tersebut memiliki kebiasaan makan seafood, dan meminum obat-obatan warung
ketika sakit serta masyarakat memiliki kebiasaan meminum alkohol untuk
menghangatkan tubuh saat dingin.

3.2. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian
a. Inti Komunitas
- Sejarah : Tokoh masyarakat didesa sukahati
mengatakan bahwa lima tahun yang lalu bahwa sebelumnya desa
ini termasuk kedalam desa pagaraya namun karena jumlah
penduduknya yang terus bertambah maka membuat wilayah ini
dipisah dan membentuk desa baru yang diberi nama desa sukahati.
- Data Demografi
 Usia : Jumlah penduduk yang terkena asam urat

10
 Karakteristik : desa ini terletak di pinggir pulau sumatera
yang berbatasan langsung dengan pulau batam, sebagian
besar penduduk bekerja sebagai nelayan. Didesa ini juga
belum terdapat tempat pelayanan kesehatan yang
mmemadai.
 Jenis kelamin : dari data yang di dapat jumlah jenis
kelamin penduduk desa sukahati adalah wanita sebanyak
320 dan pria 250
 Ditribusi Ras : Dari hasil observasi dapat dilihat daerah
tempat tinggal di desa ini terbagi berdasarkan suku
penduduk yaitu suku melayu dan suku tionghoa.
 Distribusi etnis : Dikampung tersebut terdapat dua
suku yaitu suku melayu dan suku tionghoa, hal ini dapat
dilihat dari tempat-tempat berdirinya peribadahan dari
suku-suku tersebut. Didaerah ini juga rutin dilakukan ritual
sesuai suku.
- Nilai dan keyakinan : Di daerah tersebut terdiri dari masyarakat
yang beragama islam dan budha, di daerah tersbut terdapat tempat-
tempat ibadah sesuai agama masing-masing.
b. Subsistem Komunitas
1) Lingkungan Fisik
 Kualitas air : Karena daerah tersebut berada didaerah
pesisir
 Pembuangan limbah : didaerah tersebut tidak terdapat
adanya pembuangan didaerah tersebut cukup rendah atau
cuaca didaerah tersebut pada malam hari sangat dingin
2) Pelayanan kesehatan dan sosial
Di daerah tersebut tidak ada pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau
oleh masyarakat didaerah tersebut.
3) Ekonomi

11
Masyarakat didaerah ini sebagian besar sebagai nelayan dengan
ekonomi yang rendah
4) Transporasi dan Keamanan
Penduduk biasanya menggunakan sepeda motor untuk transportasi
darat sedangkan untuk transportasi laut penduduk menggunakan
kapal dan layanan perlindungan
5) Politik dan Pemerintahan
Di desa ini pemerintahan terdiri dari RT, RW, Kecamatan, dan
sebagainya. Didaerah tersebut kepolisian yang jaraknya dapat
ditempuh 1jam
6) Komunikasi
Mereka mendapatkan penyebaran informasi di lingkungan ini biasanya
menggunakan pengras suara dari tempat beribadah
7) Pendidikan
Penduduk desa ini sebagaian besar berpendidikan SD dan SMP
8) Reakreasi
Penduduk desa ini biasanya menghabiskan waktu liburnya dengan
mendatangi pantai yang berada di desa mereka
c. Data Persepsi
1) Persepsi masyarakat : penduduk yang tergolong ke dalam dewasa
awal mengatakan bahwa kehidupan bermasyarakat didaerahnya
sangat bertoleransi tinggi masyarakat juga bersosialisasi dengan
baik
2) Persepsi Perawat : dari temuan yang menunjukkan tingginya
penderita asam urat pada daerah tersebut dapat disebabkan oleh
kebiasaan penduduk yang kurang sehat dan kurangnya
pengetahuan penduduk dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan

2. Analisa Data

12
Kategori Data Ringkasan Laporan Kesimpulan

Usia : 30-40 th 20% Angka kejadian asam


41-50 th 35% urat banyak terjadi
51-60 th 45% pada rentan usia 51-60
th

3. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kesehatan Berisiko
Diagnosa NOC NIC
Perilaku kesehatan Keluarga mampu Keluarga mampu
cenderung berisiko mengenal masalah mengenal masalah
kesehatan. Pengetahuan Pengajaran : individu
kesehatan Pengajaran : kelompok
Pengetahuan tentang Pengajaran : proses
proses penyakit penyakit
Perilaku peningkatan Manajemen nutrisi
kesehatan Terapi nutrisi
Mencari informasi Konseling nutrisi
masalah kesehatannya Monitoring nutrisi
Status nutrisi
Keluarga mampu Keluarga mampu
memutuskan tindakan memutuskan :
dan keyakinan keluarga memperkuat atau
untuk meningkatkan meningkatkan kognitif
atau memperbaiki yang diinginkan atau
kesehatan. mengubah kognitif
Berpartisipasi dalam yang tidak diinginkan.
memutuskan perawatan Dukungan membuat
kesehatan keputusan
Keyakinan kesehatan Membangun harapan

13
Berpartisipasi dalam Dukungan emosi
merumuskan perawatan
kesehatan
Kesiapan caregiver
dalam perawatan di
rumah
Partisipasi keluarga
dalam perawatan
profesional
Keluarga mampu
Keluarga mampu merawat
merawat/membantu keluarga dalam
melaksanakan ADL membantu
Intoleransi aktivitas melaksanakan ADL
Pemeliharaan energi Manajemen energi
Istirahat Peningkatan kegiatan
Status kesehatan personal : olahraga
kesehatan fisik Intervensi data lab
Kualitas hidup Dukungan dokter/tenaga
Perilaku menurunkan berat kesehatan lainnya,
badan misalnya ahli gizi
Manajemen diri : penyakit
Modifikasi perilaku
arteri koroner Manajemen nyeri
Perilaku kepatuhan : diet
yang dianjurkan
Keluarga mampu
Keluarga mampu
memopdifikasi memodifikasi
lingkungan untuk lingkungan untuk
mencegah, mengurangi mengembalikan fungsi
atau mengontrol psikososial dan
ancaman kesehatan memfasilitasi

14
Kontrol resiko gangguan perubahan gaya hidup
lipid Manajemen perilaku
Kontrol resiko penggunaan
Bantuan untuk berhenti
tembakau merokok
Kontrol resiko stroke Modifikasi perilaku
Kontrol resiko hipertensi Modifikasi perilaku
lingkungan
Keluarga mampu
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
tentang sumber-sumber
Konsultasi
kesehatan Rujukan
Perilaku mencari pelayanan
Bantuan sistem kesehatan
kesehatan
Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asam urat merupakan kondisi hasil metabolisme akhir purin yang dapat
menyebabkan gejala nyeri tidak tertahankan, pembengkakkan dan rasa panas
di persendian. Asam urat sering menyerang lansia dan individu berusia 40
tahun lebih. Faktor pemicu adalah makanan dan senyawa lain yang banyak
mengandung protein. Penatalaksanaan diet untuk Gout Arthritis (GA)
masalah diet rendah purin (Kowalak, 2011). Gejala nyeri yang dirasakan
penderita dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang berpengaruh
terhadap penampilan fisik da menurunnya fungsi tubuh pada kehidupan
sehari-hari. Penderita GA dapat mengalami gangguan mobilitas fisik,
gangguan tidur, bahkan gangguan interaksi sosial. Sehingga hal tersebut perlu
mendapat penanganan segera (Zahroh & Faiza, 2018). Penanganan penderita
asam urat difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi kerusakan
sendi, dan meningkatkan atau mempertahankan fungsi dan kualitas hidup
(Gulbuddin, 2017; Zahroh & Faiza, 2018). Tindakan non farmakologis untuk
penderita asam urat adalah kompres hangat. (Mellynda, 2016; Zahroh &
Faiza, 2018 ).
4.2 Saran
Untuk tenaga kesehatan haruslah lebih memperhatikan masalah kesehatan ini
karena akibat yang ditimbulkan sangat mengganggu penderita asam urat ini.
penanganan dapat lebih ditingkatkan pada tahap pencegahan. Dan untuk
masyarakat sebaiknya lebih rajin mencari atau mendatangi pelayanan
kesehatan untuk mengeontrol kesehatannya dan harusnya lebih meningkatkan
kesadaran terhadap kesehatannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. (2011). Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
Jakarta: Rineka Cipta.

Junaidi, I. (2013). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu populer

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori. Jakarta: Salemba Medika

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Surakarta: Gosyem Publishing

Muliyasari, Anggita Margiyani. (2016). Analisis Asuhan Keperawatan Pada Klien


Dengan Asam Urat Di Desa Sampang Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen. Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners. Tidak Diterbitkan. STIKes
Muhammadiyah Gombong.

Zahroh, Chilyatiz dan Kartika Faiza. (2018). Pengaruh Kompres Hangat


Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Gout.
Jurnal Ners dan Kebidanan, 5 (3) Hlm. 182–187

17

Anda mungkin juga menyukai