Disusun Oleh:
Kelas : Manajamen B
Nim : 7172210001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, tugas ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun atas dasar tugas Critical Book Report mata kuliah
Manajamen Sumber Daya Manusia. Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Manajamen Sumber Daya Manusia, Ibu Hilma Harmen, SE. MBA
yang telah membimbing saya dalam penyelesaian tugas ini.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Manajamen SDM. Semoga dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat untuk kita dan
pembaca dimasa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa penulisan maupun pelaporan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis
harapkan guna menyempurnakan tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi
dari tugas ini dan dapat bermanfaat untuk kami juga pada para pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I....................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
a. Latar Belakang...........................................................................................
b. Tujuan Penulisan........................................................................................
c. Manfaat Pengkritikan Buku.......................................................................
BAB II...................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................
a. Identitas Buku............................................................................................
b. Ringkasan Isi Buku....................................................................................
c. Perbandingan Buku....................................................................................
BAB III..................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................
a. Kesimpulan.................................................................................................
b. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adapun latar belakang penulis dalam mengkritik buku Manajemen Sumber
Daya Manusia ini ialah untuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Manajamen Sumber
Daya Manusia, serta sebagai acuan penambah wawasan tentang bagaimana Mengulas
sebuah buku. Dan tujuan lainnya dalam mengkritik buku ini ialah untuk mengetahui
dimana kelebihan dan kelemahan dari buku ini demi perbaikan dimasa yang akan
datang. Karena tidak ada yang lebih berarti daripada kritik dan saran yang
membangun.
B. Tujuan Penulisan
Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam dua buku yang berbeda.
A. Identitas Buku
1. Buku Utama
a. Judul Buku : Manajemen Sumber Daya Manusi
b. Pengarang : -Fauziah Agustini, SE. MBA
-Hilma Harmen, SE. MBA
c. Penerbit : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
d. Tahun Terbit : 2018
e. ISBN :-
2. Buku Pembanding
a. Judul Buku : Manajemen Sumber Daya Manusia
b. Pengarang : Herman Sofyandi
c. Penerbit : Graha Ilmu
d. Tahun Terbit : 2013
e. ISBN : 978-979-756-363-9
BAB I
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi
organisasi. Sumber daya manusia dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi (disebut personil, tenaga kerja, pekerja, karyawan, pegawai) atau potensi
manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya atau potensi yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non material dalam organisasi bisnis. Masalah
organisasional seperti:
1. Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan SDM
dimana kecenderungan SDM yang puas akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumennya
2. Mampu menumbuhkan jiwa intrepreneur SDM perusahaan
3. Membangun kesempatan kerja terhadap SDM untuk berperan aktif dalam perusahaan
1. Fungsi Manajerial
Fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi
pengendalian atau pengawasan.
2. Fungsi Operasional
Pengadaan SDM, pengembangan SDM dan pemeliharaan SDM
SASARAN SDM
Agar kegiatan manajemen SDM yang dilakukan dapat mencapai tujuannya, kegiatan
tersebut harus mengacu pada 4 sasaran dimensi yaitu (Hariandja, 2009):
1. Sasaran Sosial
2. Sasarah Organisasional
3. Sasaran Fungsional
4. Sasaran Individual
BAB 2
ANALISIS JABATAN
Analisis pekerjaan menurut Widodo (2015: 14) adalah : “ Suatu proses untuk
menjelaskan macam dan sifat pekerjaan/jabatan dan mengidentifikasikan persyaratan yang
diperlukan untuk jabatan itu”. Analisis pekerjaan juga merupakan informasi tentang jabatan
itu sendiri dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memegang jabatan tersebut dengan baik.
Output dari analisis pekerjaan adalah deskripsi pekerjaan (Job Description) dan spesifikasi
pekerjaan (Job Specification).
1. Deskripsi pekerjaan adalah suatu dokumen singkat dari informasi faktual yang
merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan dan merupakan pertanggungjawaban
yang melekat erat pada sebuah jabatan tertentu
2. Dalam deskripsi jabatan akan teruraikan garis-garis besar lingkup jabatan tersebut dan
jabatan-jabatan lainnya dalam organisasi/perusahaan dan prasyarat jabatan
3. Deskripsi jabatan akan selalu mendasarkan pada hakekat pekerjaan daripada individu
yang melaksakannya
4. Menampilkan pernyataan-pernyataan yang relevan dengan jabatan tersebut
5. Data yang tercatat akan lebih ditekankan pada hakekat atau sifat dari jabatan yang
bersangkutan
SPEFISIKASI JABATAN
BAB 3
Tujuan perencanaan SDM antara lain untuk menentukan kualitas dan kuantitas
karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan untuk menjamin tersedianya
tenaga kerja masa kini maupun masa depan untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan
tindih dalam pelaksanaan tugas untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
(KIS) sehingga diharapkan produktivitas kerja meningkat, untuk menghindari kekurangan
atau kelebihan karyawan. Manfaat Perencanaan Manusia adalah mempermudah perusahaan
dalam hal Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di perusahaan, antara lain
peningkatan efektifitas kerja dan produktifitas. Perencanaa sumber daya manusia yang
berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut antara lain harus mengetahui secara
jelas masalah yang akan direncanakannya harus mampu mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang SDM harus mempunyai pengalaman luas untuk tentang job analysis,
organisasi dan situasi persediaan SDM harus membaca situasi SDM masa kini dan masa
mendatang. Mengetahui secara luas pengetahuan dab kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumber daya manusia (Handoko, 2008)
lingkungan Eksternal keputusan-keputusan Orginasional. Faktor-faktor ketersediaan
Karyawan.
BAB 4
Pengadaan tenaga kerja itu sendiri adalah suatu proses untuk mendapatkan tenaga
yang berkualitas dan memberikn kualitas dan memberikan harapan yang baik pada calon
tenaga kerja tersebut untuk membuat lamaran kerja guna bekerja pada intansi/perusahaan
terebut. Khusus bagi organisai/perusahaan yang besar, pengadaan tenaga kerja merupakan
proses yang terus berlangsung dan kompleks dan menuntut perencanaan dan upaya yang
ekstensif. Proses rekrutmen adalah suatu proses perimaan calon tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga kerja (lowongan pekerjaan) pada suatu organisasi atau perusahaan
(Cascio, 2008). Proses prekrutan dimulai dari mencari dan menarik pelamar yang mampu
melakukan suatu pekerjaan sampai adanya lamaran masuk.
BAB 5
SELEKSI KARYAWAN
PENGERTIAN SELEKSI
Seleksi adalah suatu proses menyaring para pelamar guna memilih apa yang terbaik
untuk diterima bekerja di perusahaan. Penyaringan adalah proses pemisahan individu yang
paling besar kemungkinan akan berhasil dalam suatu pekerjaan dan cocok masuk organisasi,
dari individu lain dari sejumlah besar pelamar. Jika proses ini mengurangi sejumlah besar
pelamar sampai tinggal satu pelamar, pelamaran menjadi sama dengan seleksi.
Secara konseftual penyaring dan seleksi adalah dua proses yang berbeda yaitu,
kegiatan penyaringan mendahului kegiatan seleksi.
a. Analisis jabatan yang meliputi uraian pekerja, spesifikasi individu dan standar
tampilan kerja pada setiap posisi.
b. Perencanaan SDM meliputi identifikasi lowongan, idebtifikasi pegawai yang dapat
di promosikan/ditransfer, dan metode rekrutmen untuk sumberdaya eksternal.
c. Rekrutmen, akan memungkinkan terkumpulnya berkas lamaran yang diseleksi.
Selain itu juga seleksi merupakan proses pencairan karyawan untuk menyeleksi calon
tenega kerja yang dinggap memenuhi kriteria yang sesuai dengan karakter pekerja yang
dilamar. Seleksi dapat menggunakan beberapa teknik antara lain:
a. Mendaapatkaan informasi
b. Mengecek data
c. Memberikan informasi
d. Meyakinkan
e. Memberikan kesan
f. Mengambil keputusan
Jenis wawancara:
a) Wawancara berstruktur
Pada wawancara ini disusun pertanyaan-pertanyaan khusus yang akan memancing
jawaban yang berkaitan dengan dimensi (ciri pribadi) calon karyawan yang di
perlukan untuk dapat berprestasi dalam pekerjaan tertentu.
d) Wawancara behavioral
Wawancara ini berfokus pada masalah ataupun hipotensis situasi yang harus di
pecahkan oleh calon karyawan.
e) Wawancara stress
Wawancara yang berujung untuk menulai repon calon karyawan ketika dihadapkan
pada situasi yang memiliki tekanan.
Kelemahan wawancara:
Leading Question
Fersonal biases
Hallo effect
Interviewer domonation
a. Medical tes
b. Tes pengetahuan (know ladge)
c. Uju kinerja (ferpomance test)
d. Tes psikis (psychological test)
BAB 6
ORIENTASI KINERJA
DAN PENEMPATAN KARYAWAN
Orientasi kerja adalah arti sebuah pekerjaan terhadap seorang individu, berdasarkan
harapan yang diwujudkan dalam pekerjaannya.
Tujuan orientasi adalah untuk membantu karyawan baru, membuat oenyesuaian yang
mulus ditempat kerja mereka. Untuk melakukan hal itu, dibutuhkan program orientasi yang
terencana ddan dilaksanakan dengan baik yang akan:
1. Instrumentaly
Pada jenis pendekatan ini setiap karyawan memandang pekerjaan sebagai suatu tujuan
akhir. Dimana karyawan-karyawan tersebut bekerja berdasarkan suatu alasan yaitu untuk
memenuhi kebuthan sehari-hari.
2. Solidaristic
Menjelaskan bahwa setiap karyawan memandang sebuah pekerjaan bukan secara
simple sebagai tujuan akhir saja, melainkan segi yang dikedepan kan adalah hubungan dak
aktifitas social yang bias di dapat da dipandang sebagai bentuk emotionally rewarding.
3. Bureaucratic
Bahwa yang membuat seorang karyawan memilih pekerjaan dan mengoptimalkan
diri pada pekerjaan yang dipilihnya itu adalah hal-hal yang disediakan oleh perusahaan
tempat karyawan tersebut bekerja.
BAB 7
PELATIHAN KERJA
Menurut Hariandja (2009), ada beberapa alasan penting untuk mengadakan pelatihan, yaitu :
a. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana
melakukan pekerjaan.
b. Perubahan – perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan dalam tenaga
kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian,
nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan
perilaku terhadap pekerjaan.
c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.
d. Menyesuaikan dengan peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan
yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah.
BAB 8
PENILAIAN KINERJA
Siagian (2009) menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan
dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai yang di dalamnya terdapat berbagai
faktor.
Sedangkan Mejia, dkk (2008) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu
proses yang terdiri dari :
PENGERTIAN KOMPENSASI
Kompensasi meliputi bentuk pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam
bentuk manfaat karyawan, dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk
mencapai produktivitas yang semakin tinggi (Cascio, 2009). Selanjutnya Werther dan Davis
(2008) menyatakan bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
penukar dari konstribusi jasa mereka pada perusahaan.
FUNGSI KOMPENSASI
TUJUAN KOMPENSASI
PENETUAN KOMPENSASI
2. Sistem kompensasi
Beberapa system kompensasi yang biasa digunakan adalah system prestasi, siste,
kontrak/ borongan, yaitu:
A. Sistem prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah system hasil.
Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan
prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan.
B. Sistem waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu,
bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Penetapan besarnya upah dengan system kontrak/ borongan didasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga
dicantumkan ketentuan mengenai “konsenkuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai
dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan.
a. Dana organisasi
b. Serikat pekerja
a. Produktifitas kerja
b. Posisi dan Jabatan
c. Pendidikan dan pengalaman
d. Jenis dan sifat pekerjaan
3. Faktor ekstern
Contoh factor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya
kompensasi adalah:
JENIS-JENIS KOMPENSASI
1. Insentif
Insentif adalah memberikan upah/gaji berdasarkan perbedaan prestasi kerja
sehingga bisa menjadi dua orang yan memiliki jabatan sama akan menerima upah
yang berbeda, karena prestasinya berbeda, meskipun gaji pokoknya/ dasarnya sama.
2. Kompensasi pelengkap (fringe benefit)
Kompensasi pelengkap merupakan salah satu bentuk pemberian kompensasi
berupa penyediaan paket benefit dan program-program pelayanan karyawan, dengan
maksud pokok untuk mempertahankan keberadaan karyawan sebagai anggota
organisasi dalam jangka panjang.
3. Keamanan serta kesehatan karyawan
Kesehatan karyawan yang dimaksud disini aalah kesehatan jasmani dan rohani
sedangkan keamanan adalah keadaan karyawan yang terbebas dari rasa takut dan
bebas dari segala kemungkinan kecelakaan kerja
BAB 10
PENGEMBANGAN KARYAWAN
2. Pengertian latihan
Latihan adalah suatu proses belajar untuk meningkatkan kecakapan, pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, dan tingkah laku pegawai.
B. Melalui promosi
1. Pengertian promosi
Promosi adalah perpindahan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan jabatan yang
disertai dengan perubahan status, kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar.
2. Manfaat promosi
Manfaat promosi adalah motivasi bagi pegawai untuk lebih maju dan lebih
mengembangkan bakat, prestasi, dan kariernya; meningkatkan semangat dan gairah kerja
pegawai; usaha mengisi formasi jabatan dengan mempergunakan sumber tenaga kerja dari
dalam.
3. Tujuan promosi
4. Dasar-dasar promosi
Yang menjadi dasar-dasar promosi adalah kemampuan, senioritas, ujian, wawancara
perseorangan, rasa senang dan tidak senang perseorangan.
5. Syarat-syarat promosi
6. Jenis-jenis promosi
A. Promosi sementara
B. Promosi tetap
C. Promosi kecil
D. Promosi kering
BAB 11
PERENCANAAN KARIR
PENGERTIAN KARIR
Ketika seseorang memasuki dunia kerja , orang tersebut mungkin akan bertanya
apakah tujuan karirnya (sebagai jabatan tertinggi yang diharapkan) akan dapat dicapai di
organisasi tempat dia bekerja. Bilamana seseorang melihat bahwa tujuan karirnya tidak dapat
dicapai di organisasi tersebut, orang tersebut mungkin tidak akan mempunyai semangat kerja
yang tinggi atau tida termotivasi untuk bekerja atau bahkan akan meninggalkan organisasi.
Pengelolaan karir menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai usaha pengembangan pegawai
dan meningkatkan kemampuan organisasi serta sebagai usaha peningkatan kepuasan kerja
pegawai.
TAHAPAN KARIR
1. Entry Stage
Merupakan tahapan mulai memasuki organisasi, yaitu ketika sesorang baru memasuki
suatu organisasi sebagai pegawai baru. Pegawai akan bertanya apakah eahliannya
dapat diterapkan di tempat dia bekerja, apakah pekerjaannya menyenangkan, apakah
dia diterima rekan kerjanya. Sesuai dengan situasi yang dihadapi pegawai pada tahap
ini organisasi hendaknya membantu pegawai dalam pengembangan karirnya.
2. Mastery Stage
Merupakan tahap dimana seseorang Karena pengalaman atau keahlian yang sudah
didapat menginginkan jabatan baru yang biasanya lebih tinggi atau lebih menarik dan
menantang.
3. Passage Stage
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa-masa pegawai untuk mempersiapkan pension,
yang terjadi pada usia di ats 55 tahun sehingga pegawai tidak lagi berfikir untuk naik
jawban atau beralih ke jabatan lain. Tetapi pada masa sekarang akibat faktor-faktor
terjadinya pemutusan hubungan kerja.
JANGKAR KARIR
JALUR KARIR
1. Vertical System
Adalah jalur karir yang dapat dilalui dalan satu fungsi melalui hiearki organisasi.
2. Trunk and Branch System
Sism ini mengibaratkan saat memenjat sebuah pohon, seseorang harus dahan-dahan
yang kadang-kadang tidak langsung naik ke atas. Jadi, seseorang untuk menaiki posisi
yang lebih tinggi diharuskan melalui posisi-posisi pada fungsi lain.
3. Planned Job Rotation System
Organisasi melakukan perencanaan yang teliti mengenai oengalihan seseirang dari
satu jabatan sebelum menduduki jabatan tertentu.
4. Diamond System
System ini biasanya dilakukan dalam organisasi yang kegiatannya didasarkan pada
proyek-proyek tertentu atau dalam struktur adhocracy. System ini berbeda dengan
system dimana jalur karir lebih banyak menyampaikan dan hanya sedikit yang naik ke
atas.
BAB 12
PENGERTIAN PHK
PHK adalah berakhirnya hubungan kerja Karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan dan perusahaan. Apabila kita
mendengar istilah PHK, yang biasanya terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak
perusahaan Karena kesalahan karyawan. Karenanya, selama ini singkatan PHK memiliki
konotasi negative. Padahal, definisi PHK di atas diambil dari UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan, dijelaskan PHK dapat terjadi Karena bermacam sebab. Intinya tidak persis
sama dengan pengertian di pecat.
Sebelum melakukan pemutusan hubungan kerja maka pengusaha harus lebih dulu
melakukan daya upaya untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja. Upaya
tersebut melalui:
1. Pekerja berhalangan masuk kerja Karena sakit menurut keterangan dokter selama
waktu tidak terlampaui 12 bulan secara terus menerus.
2. Pekerja berhalangan menjalankan perkerjaannya Karena memenuhi kewajiban
terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan UU yang berlaku.
3. Pekerja menjalankan ibadah ibadah yang diperintahkan agamanya
4. Pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya
5. Pekerja mempunyai pertalian darah atau ikatan kawin dengan pekerja buruh lainnya
dalan suatu perusaaan
6. Pekerja buruh mendirian, menjadi anggota serikat buruh
7. Pekerja yang mengadukan pengusaha kepada pihak yang berwajib mengenai
perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan
8. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, dll.
2. Buku Pembanding
BAB 1
BAB 2
1. Latar Belakang
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi individu yang ada di dalam organisasi
Lingkungan manajemen SDM dapat di definisikan sebagai serangkaian faktor yang
mempengaruhi kinerja dari aktivitas manajemen sumber daya manusia yang terdiri
dari faktor internal dan eksternal
a. Internal (Controllable Factors)
Faktor lingkungan internal ; merupakan faktor-faktor dari dalam organisasi yang
mempengaruhi organisasi dan merupakan faktor yang dapat dikendalikan
[controllable factors]
1. Serikat Kerja
Merupakan kumpulan dari beberapa pekerja yang berada di dalam organisasi itu
sendiri
Pengembangan serikat kerja perlu di lakukan sebagai upaya membangun komunikasi
antar pekerja pada level tingkat bawah, menengah dan tinggi
Komunikasi yang di harapkan adalah terjalin hubungan timbal balik antara organisasi
dengan pekerja yang ada
2. Sistem Informasi
Organisasi sangat membutuhkan informasi ketenaga kerjaan yang ada
Sistem data base setidaknya memiliki peranan aktif dalam penyampaianinformasi
yang ada di dalam organisasi itu sendiri
3. Budaya Karakteristik Organisasi
Budaya organisasi menuntut sikap kerja yang baik
Sikap individualitas perlu dihilangkan ,mengingat organisasi merupakan keterpaduan
team work dari setiap pekerjaan yang ada
BAB 3
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) dimaksudkan agar
jumlah kebutuhan tenaga kerja masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan,
kekosongan-kekosongan dapat dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dilaksanakan.
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja ini harus didasarkan pada informasi dari faktor internal
& faktor eksternal perusahaan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi,
yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta
berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan
tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
1. Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah
angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta
orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang
dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini
meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
2. Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan
angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.
Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan
rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Proses perencanaan sumber daya manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
Dengan perencaaan tenaga kerja diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi
perusahaan maupun bagi karyawan. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1. Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan
secara lebih baik. Perencanaan sumber daya manusia pun perlu diawali dengan
kegiatan inventarisasi tentang sumber daya manusia yang sudah terdapat dalam
perusahaan. Inventarisasi tersebut antara lain meliputi:
2. Jumlah karyawan yang ada
3. Berbagai kualifikasinya
4. Masa kerja masing-masing karyawan
5. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, baik pendidikan formal maupun
program pelatihan kerja yang pernah diikuti
Berdasarkan bahan yang diperoleh dan penelitian yang dilakukan untuk kepentingan
perencanaan sumber daya manusia, akan timbul pemahaman yang tepat tentang situasi pasar
kerja dalam arti:
1. Permintaan pemakai tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dan segi jumlah, jenis,
kualifikasi dan lokasinya.
2. Jumlah pencari pekerjaan beserta bidang keahlian, keterampilan, latar belakang
profesi, tingkat upah atau gaji dan sebagainya. Pemahaman demikian penting karena
bentuk rencana yang disusun dapat disesuaikan dengan situasi pasaran kerja tersebut.
3. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi
satuan kerja yang menangani sumber daya manusuia dalam perusahaan.
4. Mengetahui pasar tenaga kerja. Pasar kerja merupakan sumber untuk mencari calon-
calon sumber daya manusia yang potensial untuk diterima (recruiting) dalam
perusahaan.
5. Acuan dalam menyusun program pengembangan sumber daya manusia.
Perencanaan sumber daya manusia dapat dijadikan sebagi salah satu sumbangan
acuan, tetapi dapat pula berasal dari sumber lain.
Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan
sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.
Ada tiga kepentingan dalam perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu:
1. Kepentingan Individu.
2. Kepentingan Organisasi.
3. Kepentingan Nasional.
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM, yaitu:
1. Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu,
organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah
menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan
datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan
tugas.
2. Perencanaan Organisasi
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi
dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara
keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
ANALISIS JABATAN
Analisis jabatan adalah suatu kegiatan pengumpulan, penilaian dan penyusunan berbagai
informasi secara sistematis yang berkaitan dengan jabatan. Atau definisi analisis jabatan yaitu
merupakan kegiatan untuk mempelajari dan menyimpulkan keterangan-keterangan ataupun
fakta-fakta yang berkaitan dengan jabatan secara sistematis dan teratur.
Teknis Analisis Jabatan merupakan suatu proses dimana sejumlah pekerjaan dibagi-bagi
untuk menentukan tugas dan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan pekerjaan,
persyaratan apa saja yang harus dipenuhi dimana pekerjaan tersebut dilakukan dan
kapabilitas personal yang disyaratkan untuk mencapai kinerja yang maksimal.
Adapun beberapa tujuan analisis jabatan yaitu untuk menciptakan Sumber Daya Manusia
(SDM) berkualitas dalam menghadapi perkembangan ekonomi, untuk menciptakan
kenyamanan saat bekerja dan supaya terkendali dalam pekerjaan pada suatu perusahaan atau
organisasi, yang didalamnya termasuk untuk menentukan:
Apa saja yang dilakukan oleh pekerja pada jabatan yang di dudukinya.
Apa saja wewenang dan tanggung jawab pekerja pada jabatan yang di dudukinya.
Mengapa pekerjaan tersebut perlu dilakukan dan bagaimana cara melakukan
pekerjaan tersebut.
Peralatan apa saja yang diperlukan dalam menjalankan pekerjaan tersebut.
Berapa besar gaji dan seberapa lama jam kerjanya.
Analisis jabatan memiliki banyak manfaat untuk pimpinan suatu perusahaan atau organisasi,
salah satunya untuk memecahkan masalah mengenai kepegawaian khususnya yang berkaitan
dengan tugas yang harus dilakukan oleh pekerja pada perusahaan tersebut. Adapun beberapa
manfaat analisis jabatan, yang diantaranya yaitu:
Untuk penarikan dan seleksi tenaga kerja.
Untuk penempatan posisi dari tenaga kerja.
Untuk menentukan pendidikan maupun pelatihan dari tenaga kerja.
Untuk keperluan penilaian kerja.
Dalam analisis jabatan terdapat 2 (dua) elemen diantaranya Elemen Job Description dan Job
Specification, yang sebagai mana penjelasannya seperti dibawah ini:
1. Job Description
Job Description merupakan suatu catatan yang sistematis mengenai tugas maupun tanggung
jawab pada jabatan tertentu, ditulis berdasarkan fakta yang telah ada dan penting sekali untuk
dibuat yang nantinya akan berguna untuk:
Adapun beberapa hal yang harus dicantumkan didalam Job Description, biasanya seperti di
bawah ini:
Menidentifikasi jabatan, misalnya seperti: Nama dari jabatan, bagian jabatan dan kode
jabatan yang ada didalam perusahaan tempat bekerja
Penjelasan mengenai jabatan yang diduduki.
Mengenai tugas yang dikerjakan pada jabatan tersebut.
Mengenai hubungan dengan jabatan lain.
Pengawasan yang perlu dilakukan.
2. Job Specification
Job Specification merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pekerja yang akan
menduduki suatu jabatan, supaya dia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan maksimal.
Adapun beberapa hal yang perlu dimasukan kedalam Job Specification, diantaranya seperti
dibawah ini:
BAB 5
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang
dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik
tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang
didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses
seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi
jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan.
B. Tujuan
C. Sumber
Sumber-sumber internal meliputi karyawan yang ada sekarang yang dapat dicalonkan untuk
dipromosikan, dipindahtugaskan atau dirotasi tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa
dikaryakan dipanggil kembali (Schuer & Jakson,1996:232)
Rekrutmen eksternal adalah proses mendapatkan tenaga kerja dari pasar tenaga kerja di luar
organisasi atau perusahaan
Sering terjadi sebuah perusahaan memerlukan eksekutif senior untuk mengisi jabatan
penting, dengan menawarkan upah/gaji yang kompetetif dibandingkan dengan perusahaan
sejenis sebagai pesaingnya.
Rekrutmen eksternal lainnya dapat dilakukan melalui agen tenaga kerja, yang memiliki calon
dengan berbagai kualifikasi dan kualitasnya. Untuk itu organisasi / perusahaan hanya
menyampaikan karekteristik calon yang diinginkan.
Kesalahan dalam pengisian jabatan dihindari karena adanya peluang besar untuk
memperoleh calon potensial
Kualifikasi tenaga kerja dapat lebih terjamin
Adanya gagasan, ide dan nuansa yang baru
D. Proses
E. Kendala Rekrutmen
Kiranya perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa dalam menjalankan tugasnya mencari calon-
calon pegawai, para pencari tenaga kerja suatu organisasi harus menyadari bahwa
menghadapi berbagai kendala. Kendala-kendala ini muncul dari organisasi yang
bersangkutan sendiri, kebiasaan mencari tenaga kerja sendiri, dan faktor-faktor eksternal
yang bersumber dari lingkungan dimana organisasi bergerak ( Siagian, 2006:104)
1. Faktor-Faktor Organisasional
Beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen antara lain:
Kebijaksanaan promosi dari dalam.
Kebijaksanaan tentang imbalan.
Kebijaksanaan tentang status kepegawaian.
Rencana sumber daya manusia.
Para pencari tenaga kerja mungkin saja sudah mempunyai kebiasaan-kebiasaan tertentu. Segi
negatif dari kebiasaan, yang merupakan kendala dalam proses rekrutmen ialah
kecenderungan berbuat kesalahan yang sama terutama apabila kesalahan yang pernah dibuat
tidak mempunyai dampak negatif kuat bagi organisasi.
BAB 6
A. Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah aktifitas yang dirancang untuk memberi para pembelajar
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.
Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu, rutin dan terinci. Serta menyiapkan karyawan untuk
melakukan pekerjaan sekarang.
B. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tujuan diadakan pelatihan yang diselenggarakan organisasi/perusahaan terhadap
SDM karena ,menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja SDM sehingga dapat
sesuai dengan tujuan perusahaan. Jadi sebelum melakukan pelatihan akan dijelaskan
terlebih dahulu tujuan perusahaan tersebut.
Dan jika diuraikan tujuan dari pelatihan sebagai berikut :
Memperbaiki kinerja.
Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya kompeten dalam pekerjaan.
Membantu memecahkan masalah operasional.
Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
C. Metode Pelatihan dan Pengembangan
1. Metode On the job Training
Job Intruction tecnique Training
Progam diberikan langsung ditempat pekerjaan dibawah instruksi seorang senior yang
sudah berpengalaman.
Job Rotation
Pelatihan dilakukan dengan cara memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan lain. Dengan ini peserta progam dapat mengetahui dan mengerti tugasnya
masing-masing.
Apprenticeship
Disini karyawan belajar dengan karyawan lain yang lebih berpengalaman.
Coaching
Manajemen memberikan bombingan atau contoh model kepada karyawan dalam
pelaksanaan pekerjaan rutin mereka.
2. Off The Job Technique
Lecture
Lebih menekankan kepada pemberian teori secara lisan dan diorganisasikan secara
formal. Biasanya digunakan apabila jumlah peserta progam banyak sehingga biaya relatif
murah.
Video Presentation
Hampir sama dengan sebelumnya, tetapi metode ini menggunakan televisi, slide, film,
dan sebagainya.
Vestibule training
Dilaksanakan disuatu tempat yang khusus terpisah dari tempat sebenarnya dengan
menggunakan peralatan sebenarnya sehingga tidak mengganggu jalannya operasional
perusahaan.
Simulation
Berusaha menciptakan suatu tempat yang serupa dengan keadaan kondisi demikian.
Self-study
Teknik ini menghgunakan modul-modul tertulis, kaset-kaset rekaman, kaset video yang
diberikan kepada peserta pelatihan.
BAB 7
PENILAIAN KERJA
Menurut Mondy & Noe(2005) penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi
kinerja individu atau tugas tim. Sedangkan menurut Dessler(2003) penilaian kinerja adalah
mengevaluasi kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu terhadap standar
prestasinya.
Kriteria Kinerja
Dalam menetapkan kriteria kinerja, Mondy & Noe(2005) membagi menjadi beberapa
kritera,yaitu :
1. Ciri-ciri. Ciri-ciri karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif merupakan
dasar untuk evaluasi.
2. Perilaku. Ketika hasil dari tugas individu sulit untuk ditentukan, organisasi dapat
mengevaluasi perilaku seseorang yang terkait dengan tugas atau kompetensi.
3. Kompetensi. Kompetensi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sifat dan perilaku, dan
berhubungan dengan keterampilan interpersonal atau berorientasi bisnis.
4. Pencapaian tujuan. Jika organisasi mempertimbangkan hasil akhir pencapaian tujuan
sebagai suatu hal yang berarti, hasil pencapaian tujuan akan menjadi faktor yang tepat
untuk dievaluasi untuk dibandingkan dengan standar.
5. Peningkatan potensi. Ketika organisasi mengevaluasi kinerja karyawan, kriteria
difokuskan pada masa lalu, masa sekarang, dibandingkan dengan standar.
Tanggung-jawab Penilaian
Menurut Mondy & Noe(2005) dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber
daya manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan program
penilaian kinerja. Orang yang mungkin ditunjuk adalah:
a. Atasan langsung.
Atasan langsung bertanggung-jawab untuk menilai kinerja karena dialah yang setiap
saat dapat mengamati para karyawan.
b. Bawahan
Bawahan berada dalam posisi yang tepat untuk menilai efektivitas
manajerial. Pendukung pendekatan ini percaya bahwa atasan sangat menyadari
kebutuhan kelompok kerja dan dapat membuat pekerjaan lebih baik. Sebaliknya,
kritikus khawatir bahwa bawahan takut akan pembalasan.
c. Peers
Kekuatan utama untuk menilai kinerja adalah rekan kerja, yang memiliki kinerja dan
pandangan yang khas, terutama dalam tugas-tugas tim.
d. Evaluasi diri
Jika karyawan memahami tujuan dan kriteria untuk evaluasi, mereka memiliki posisi
yang baik untuk menilai kinerja mereka sendiri.
e. Pelanggan
Organisasi menggunakan pendekatan ini karena hal ini menunjukkan komitmen
terhadap pelanggan, karena karyawan adalah pemegang tanggung-jawab.
BAB 8
MANAJEMEN KARIR
A. PENGERTIAN
Manajemen Karir adalah proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan
mengembangkan dengan lebih baik keahlian dan minat karir mereka dan untuk
memanfaatkan keahlian da minat ini dengan cara yang paling efektif.Manajemen karir
individu sebagai manajemen karir yang dilakukan secara individu dengan tujuan menetapkan
perencanaan da perkembangan karirnya selanjutnya. Manajemen karir adalah proses dimana
organisasi mencoba untuk menyesuaikan minat karir individual dan kemampuan organisasi
untuk merekrut karyawan (Gutteridge, 1976)
B. TUJUAN KARIR
Tujuan atau sasaran karir adalah “posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh seorang
pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua persyaratan dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.” Tujuan atau sasaran karir tidak otomatis
tercapai bila seorang pegawai memenuhi syarat yang harus dipenuhi karena untuk menduduki
suatu karir tertentu, kadang- kadang harus memenuhi syarat- syarat yang seringkali di luar
kekuasaannya yaitu ada tidaknya lowongan jabatan yang dituju, ada tidaknya keputusan dan
referensi dari pimpinan, dan ada tidaknya kandidat lain yang sama kualitasnya, semua itu
dapat membatasi kemajuan karir seorang pegawai.
Menurut goal setting theory, tujuan aka mempengaruhi perilaku melalui direct attentions,
stimulating effort, serta facilitating the development strategies (Loke dan Lartham)
kemampuan dan keahlian lewat pengalaman kerja. Jadi kemajuan karir diperoleh dalam
pengabdian
D. PERENCANAAN KARIR
Perencanaan karir adalah suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih tujuan karir
dan jalur karir untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebagai suatu proses yang bertujuan
untuk meD. nyesuaikan tujuan karir da kemampuan untuk mengisinya secara sistematis.
1. Pengembangan karier memberikan petunjuk tentang siapa diantara para pekerja yang
wajar dan pantas untuk dipromosikan di masa depan dan dengan demikian suplai
intenal melalui karyawan dari dalam perusahaan dapat lebih tejamun.
2. Perhatian yang lebih besar dari bagian kepegawaian terhadap pengembangan karier
para anggota organisasi meumbuhkan loyalitas yang lebih tinggi dan komitmen
organisasional yang lebih besar di kalangan pegawai.
3. Telah umum dimaklumi bahwa dalam diri setiap orang masih terdapat kemampuan
yang belum digunakan secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar berubah
sifatnya dari optimal sehingga perlu dikembangkan agar berubah sifatnya dari potensi
menjadi kekuatan nyata.
4. Perencanaan karier mendorong para pekerja untuk bertumbuh dan berkembang, tidak
hanya secara mental intelektual, akan tetapi juga dalam arti profesional.
BAB 9
KOMPENSASI
Secara umum, pengertian Kompensasi berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial
reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan
sebuah organisasi.Pada umumnya bentuk kompensasi berupa finansial karena pengeluaran
moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa langsung diberikan kepada
karyawan secara langsung maupun tidak langsung.
2. Insentif: Insentif merupakan tambahan-tambahan gaji di atas atau di luar gaji atau
upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan
memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-
keuntungan, atau upaya-upaya pemangkasan biaya.
Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Prof. DR. H. Edy Sutrisno, M.Si dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber
Daya Manusia (2016:199) mengemukakan bahwa besar kecilnya kompensasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya kompensasi tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tingkat biaya hidup.
b. Tingkat Kompensasi yang berlaku di perusahaan lain.
c. Tingkat Kemampuan perusahaan.
d. Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung jawab.
e. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Peranan Serikat Buruh.
BAB 10
PENGINTEGRASIAN
A. Pentingnya Pengintegrasian
Tujuan Pengintegrasian
Prinsip Pengintegrasian
Metode Pengintegrasian
B. Hubungan Antarmanusia
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berartin dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktorfaktor berikut :
Motif
Motif adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja
seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Penulis). Perbedaan
pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan (want) dari setiap orang
berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan
kebutuhan (needs) semua orang adalah sama.
BAB 11
PEMELIHARAAN KARYAWAN
Faktor yang mendorong perlunya perusahaan melakkan pemeliharaan sumber daya manusia
adalah:
1. Sumber daya manusia merupakan modl utama perusahaan yang apabila tidak
dipelihara dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2. Sumber daya manusia adalah manusia yang biasa mempunyai kelebihan,
keterbatasan, emosi dan perasaan yang mudah berubah-ubahnya lingkungan sekitar.
Tujuan Pemeliharaan:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
2. Insentifa.
a. Pengertian Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu
berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya.
b. Metode Insentif yang adil dan layak merupakan data penggerak yang merangsang
terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian insentif karyawan merasa
mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga semnagat
kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik.
c. Jenis-jenis Insentif
Ø Insentif positif, adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau
nonmaterial kepada karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar
Ø Insentif Negatif, adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman hukuman kepada
karyawan yang berprestasi kerjanya, di bawah prestasi standar.
d. Bentuk-bentuk Insentif.
Ø nonmaterial insentif, adalah daya perangsan yang di berikan kepada karyawan berbentuk
penghargaan/pengukuhan berdasarkan pertasi kerjanya, seperti piagam, piala atau medali.
Ø social insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya,
seperti promosi, mengikuti pendidikan atau naik haji.
Ø material insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif bernilai ekonomis sehingga
dapat meningkatkan kesejahtraan karyawan beserta keluarganya.Cukup sekian sekilas tentang
Pemeliharaan Karyawan
BAB 12
PEMBERHENTIAN KARWAYAN
c. Keinginan Perusahaan
Disebabkan :
Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya
Perilaku dan kedisiplinannya kurang baik
Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan
Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya
Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan.
d. Memasuki masa Pensiun
Undang-undang mempensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan masa
kerja tertentu. Usia kerja seseorang karyawan untuk setatus kepegawaian adalah 55 tahun
atau seseorang dapat dikenakan pensiun dini, apabila menurut keterangan dokter, karyawan
tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah mencapai 50 tahun
dengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun.
e. Meninggal Dunia
f. Perusahaan Dilikuidasi
Dalam hal perusahaan dilikuidasi masalah pemberhentian karyawan diatur dengan
peraturan perusahaan, perjanjian bersama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menentukan apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau dinyatakan bangkrut
harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan.
C. Perbandingan Buku
A. Kesimpulan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum
permulaan abad ke-20 manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat
diperlakukan sekehendak oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya
masih terus dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan
komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut
bisa lebih bersaing dengan negara lain. Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia
yaitu dilakukan dengan pendekatan mekanis, pendekatan paternalisme, dan, pendekatan
system social. Tahap pelaksanaannya yaitu recruitment (pengadaan), maintenance
(pemeliharaan), dan development (pengembangan). Fungsi adanya MSDM yaitu
perencanaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pemberian
kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian. Urgensi adanya MSDM yaitu
karena MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan
organisasi dapat dicapai secara optimum, staffing dan personalia dalam organisasi,
meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan
inovasi dan fleksibilitas.
B. Saran
Setelah membaca dan mereview buku Manajemen Sumber Daya Manusia tersebut
dapat disarankan pada buku pelajaran yang perlu dikembangan dan dikaji secara terus
menerus. Keterampilan mahasiswa dalam menganalisis konsep relatif masih rendah dan
perlu ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA