Anda di halaman 1dari 3

ASAL USUL BUBUR SURO/JENANG SURO

Bulan asyura atau bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang memiliki banyak sekali keutamaan,
karena dalam bulan tersebut terjadi beberapa peristiwa besar yang berhubungan dengan sejarah umat
Islam, lebih lebih tanggal 10 asyura, mulai dari Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir’aun, Nabi
Ibrahim AS diselamatkan dari api raja namrudz, hingga Nabi Nuh AS selamat dari banjir bandang.

Di Indonesia sendiri terutama penduduk warga jawa pada bulan asyura identik dengan membagikan
bubur suro atau jenang suro. Bubur ini jarang sekali ditemui pada bulan bulan lain kecuali bulan asyura,
karena ini memang sudah menjadi tradisi warga turun temurun untuk memperingati 10 hari pertama
bulan asyura.

Lantas seperti apa asal usul tradisi bubur suro atau jenang suro ini ?, adakah kaitannya dengan salah saty
sejarah para nabi ?, atau hanya tradisi yang murni dari tanah jawa ?, berikut penjelasan selengkapnya.

SEKILAS TENTANG BUBUR SURO/JENANG SURO

Jenang syuro dibuat dari beras, garam dan air. Rasanya gurih dengan nuansa asin-manis tipis. Di atas
jenang ini ditaburi sayur yang berisi tahu, tempe, kentang dan bawang merah goreng. Jenang Syuro ini
disajikan untuk merayakan 10 Muharram.

ASAL USUL BUBUR SURO

Dalam tradisi sebagian umat islam ada kebiasaan membuat masakan BUBUR dalam setiap sepuluh syuro.
Mereka menyebutnya “BUBUR SYURO”. Bubur ini telah menjadi tradisi umat muslim terutama di
wilayah tanah jawa setiap bulan asyura. Mereka saling berbagi bubur tersebut satu sama lain sebagai
salah satu bentuk shodaqoh pada bulan asyura. Dalam sebuah hadits disebutkan

.)‫ والبيهقى‬،‫ (حديث صحيح رواه الطبرانى‬.‫سنَتِ ِه ُك ِلِّ َها‬


َ ‫علَ ْي ِه فِ ْي‬ َ ‫علَى ِعيَا ِل ِه فِ ْي يَ ْو ِم‬
َّ ‫عاشُ ْو َرا َء َو‬
َ ُ‫س َع هللا‬ َّ ‫َم ْن َو‬
َ ‫س َع‬

“Barang siapa berbuat tausi’ah (memberi nafqah lebih) kepada keluarganya di hari asyura, maka Allah
akan memberinya keleluasaan selama setahunnya”. Hadist shahih riwayar At-Thabarani dan al-Baihaqi)

Ternyata Kehadiran bubur ini tidak lepas dari sejarah salah satu nabi kita, yakni nabi Nuh As.

Ini bermula saat Allah memerintahkan nabi nuh untuk menanam pohon jati yang kelak akan dijadikan
bahtera. Ketika bahtera itupun jadi nabi Nuh As memerintahkansemuanya untuk memasuki bahtera
tersebut, mulai dari manusia hingga hewan tak luput memasuki bahtera teraebut. Hingga terjadilah
peristiwa banjir bandang selama kurang lebih 40 hari, yang mana bahtera tersebut mampu
menyelamatkan nabi nuh beserta seluruh penumpang yang ada dalam bahtera tersebut.
Hingga suatu hari lebih tepatnya tanggal 10 muharram bahtera tersebut terdampar diatas sebuah
gunung dan nabi nuh memerintahkan untuk membuat makanan sebagai rasa syukur karena telah
selamat dari banjir tersebut.

Kisah ini tertuang dalamDalam Kitab I’ANAH ATHALIBIN jld 2 hlm 267 disebutkan :

ْ َ‫ َوقَ ْد فَ َرغَتْ أ َ ْز َوادُ ُه ْم فَأ َ َم َر ُه ْم أ َ ْن يَأ ْت ُ ْوا بِف‬،‫ع‬


‫ فَ َجا َء َهذَا‬،‫ض ِل أ َ ْز َوا ِد ِه ْم‬ َ ‫شك َْوا ا َ ْل ُج ْو‬ َ – ‫أ َ َّن نُ ْوحا‬
َّ ‫علَ ْي ِه الس َََّل ُم – لَ َّما نَزَ َل مِنَ ال‬
َ :ُ‫س ِف ْينَ ِة ه َُو َو َم ْن َمعَه‬
‫ب – َو َكانَ َي ْو َم‬ َ ْ‫ص ِإلَى أ َ ْن َبلَغَت‬
ٍ ‫س ْب َع ُحب ُْو‬ ِ ِّ ‫ َو َهذَا ِبك‬،‫َف فُ ْو ٍل‬
ٍ ‫َف حِ َّم‬ ِ ِّ ‫ َو َهذَا ِبك‬،‫عدَ ٍس‬ ِ ِّ ‫ َو َهذَا ِبك‬،ٍ‫طة‬
َ ‫َف‬ َ ‫َف حِ ْن‬
ِ ِّ ‫ِبك‬

.‫علَ ْي ِه الس َََّل ُم‬


َ ٍ‫ت نُ ْوح‬ َ ‫ فَأ َ َكلُ ْوا َجمِ يْعا َو‬،‫طبَ َخ َها لَ ُه ْم‬
ِ ‫ بِبَ َركَا‬،‫شبِعُ ْوا‬ َ ‫علَ ْي َها َو‬
َ ‫س َّمى نُ ْو ٌح‬
َ َ‫ش ْو َرا َء – ف‬
ُ ‫عا‬
َ

” sungguhnya Nabi Nuh ketika berlabuh dan turun dari kapal,beliau bersama orang2 yg brsama
beliau,mereka merasa lapar sedangkan perbekalan mereka sudah habis. Kemudian Nabi Nuh
memerintahkan pengikutnya untuk mengumpulkan sisa2 perbekalan mereka.Maka dengan cepat
mereka mengumpulkan sisa2 perbekalan mereka, ada yg membawa segenggam biji gandum, ada yang
membawa biji adas, ada yang membawa biji kacang ful,ada yang membawa biji himmash (kacang putih)
dll, sehingga terkumpul 7 (tujuh) macam biji2an. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Asyuro. Stlh itu
Nabi Nuh membaca basmalah pada biji2an yg sudah terkumpul lalu beliau memasaknya,setelah matang
lalu mereka menyantapnya bersama2 sehingga kenyang semuanya dgn berkahnya Nabi Nuh AS “

Hal serupa juga terdapat dalam kitab Nihayatuz-Zain karya as-syekh Imam Nawawi Banten RA.

:‫وحكي ان نوحا عليه الصَلة والسَلم لما استقرت به السفينة يوم عاشوراء قال لمن معه‬

.‫ وهذا بحنطة‬,‫ وهذا بشعير‬,‫ وهذا بارز‬,‫ وهذا بكف من العدس‬,‫ فجاء هذا بكف من الباقَلء وهو الفول‬.‫“اجمعوا مابقي معكم من الزاد‬
.‫ وكان ذلك اول طعام طبخ علي وجه االرض بعد الطوفان‬.‫ فمن ذلك اتخذ المسلمون طعام الحبوب‬.‫اطبخوه جميعا فقد هنأتم بالسَلمة‬:‫فقال‬
.‫واتخذ ذلك عادة في يوم عاشوراء‬

)179 ‫(نهاية الزين صحيفة‬

Di kisahkan ketika perahu Nabi Nuh terdampar (di atas gunung ZUD) di hari ‘ASYURO’. Beliau
memerintahkan orang-orang yang berada di perahu untuk mengumpulkan apa yang tersisa dari
perbekalan : ” mari, kumpulkan sisa-sia bekal kalian!!!”.

Lalu ada yang membawa kacang faul/kacang kapri. Ada yang membawa kedelai, ada yang beras, ada
yang membawa jagung, ada yang gandum. Lalu Nabi Nuh AS berkata “Masak semuanya!!! Kalian telah di
anugrahi keselamatan oleh Alloh SWT”.
Itulah makanan yang pertama kali dibuat setelah banjir BAH yang sangat fenomenal, lalu menjadi
TRADISI umat islam setiap tanggal 10 muharrom membuat hidangan dari biji-bijian atau yang lebih kita
kenal dengan BUBUR SYURO.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, nyatanya tradisi yang telah diturunkan secara
turun temurun itu tidak lamtas pudar, bahkan keberadaannya menjadi salah satu ciri khas yang melekat
dalam kebudayaan Islam, terutama dalam tradisi di tanah jawa. Inilah salah satu keunikan dari tradisi
bubir suro, kehadirannya menjadi salah satu wasilah bagi seseorang untuk saling berbagi rizki sebagai
bentuk rasa syukur terhadap Allah S.W.T.

Anda mungkin juga menyukai