Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PELAYANAN BEDAH

SILOAM HOSPITAL KUPANG

2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………….. ........... ……………………….. 1


Daftar Isi ……………………………………… ........... …..…………………… 2

BAB I DEFINISI
Definisi dalam pelayanan tindakan bedah ………………………………… 3

BAB II RUANG LINGKUP


Jenis Pembedahan…………………………………………..………………. 4
Sifat Operasi ……………………………………………………………… 5
Spesialisasi ………………………………………………………………. 5

BAB III TATA LAKSANANA


Penegakan Diagnosa …………………………………………………….. 7
Pendaftaran Tindakan/ Operasi ……………………………………...……. 7
Persiapan Administrasi Dokumen untuk Tindakan/ Operasi …………….. 8
Persiapan Pasien Pre Tindakan/operasi ………………………….…… 8
Durante Tindakan/ Operasi ……………………………………………….. 9
Paska Tindakan/ Operasi ………………………………………..………… 10

BAB IV DOKUMENTASI
Pre-operasi ……………………………….. 12
Durante/ Intra operasi .……………………….. 12
Post operasi ………….…………………….. 12

2
BAB I
DEFINISI

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang diakhiri dengan penutupan
dan penjahitan luka. Pelayanan bedah yang terdapat di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang
dilakukan oleh dokter spesialis, yang dalam pengelolaan pelayanan tersebut dilakukan
dengan cara kerjasama tim dokter spesialis dan dokter spesialis bedah yang terdiri atas tiga
tahap yaitu pre-operatif, intra-operatif, dan post-operatif.
Pre-operatif adalah fase persiapan pasien sebelum pasien menjalani operasi. Tahapan
penting di dalamnya antara lain adalah persiapan fisik, persiapan penunjang, dan informed
consent. Persiapan fisik yang dilakukan sebelum operasi biasanya mencakup status kesehatan
fisik secara umum, status nutrisi, personal hygiene, pencukuran daerah operasi, dan lain-lain.
Persiapan penunjang untuk persiapan operasi terdiri dari pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan laboratorium. Informed consent adalah persetujuan dari pasien atau keluarga
terdekat pasien yang menyatakan bahwa mereka sudah mengerti apa yang telah dijelaskan
oleh dokter mengenai penyakit dan menyetujui tindakan yang akan diambil beserta risiko dan
konsekuensinya, baik secara tertulis maupun lisan. Informed consent yang harus disiapkan
adalah informed consent tindakan operasi dan anestesi. Informed consent pemberian produk
darah dan perawatan Intensive Care Unit (ICU) dibuat jika diperlukan.
Intra-operatif adalah fase selama pasien menjalani tindakan operasi. Fase ini terdiri
dari tiga proses, yaitu sign in, time out, dan sign out. Proses sign in dilakukan di ruang
persiapan kamar operasi untuk memastikan kondisi pasien baik sebelum dilakukan tindakan
serta kelengkapan dokumen, persediaan darah dan implant yang akan digunakan saat operasi.
Proses time out dilakukan di dalam kamar operasi sesaat sebelum operasi dimulai untuk
memastikan keselamatan pasien sesuai dengan Sasaran Keselamatan Pasien yang ke-4, yaitu
benar pasien, benar prosedur, dan benar lokasi operasi. Proses sign out dilakukan sesaat
sebelum operasi selesai, untuk memastikan keselamatan pasien dan pengelolaan pasien paska
operasi.
Post-operatif adalah fase setelah pasien selesai operasi, yang dimulai saat pasien
sudah berada di ruang pulih sadar hingga pasien kembali ke ruangan. Hal-hal penting yang
harus diperhatikan saat pasien berada di ruang pulih sadar yaitu dilakukan monitoring
respiratorik, haemodinamik, manajemen nyeri, dan memperhatikan instruksi-instruksi khusus
pada pasien paska bedah.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan pembedahan di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang terbagi menjadi tiga
kategori yaitu berdasarkan jenis pembedahan, sifat operasi, dan spesialisasi.
I. Jenis Pembedahan
a. Bedah Minor
Bedah minor merupakan jenis pembedahan sederhanana yang tidak memiliki
risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk
melakukannya, seperti:
1. Membuka abses superficial
2. Pembersih luka
b. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan yang relative lebih sulit untuk
dilakukan karena membutuhkan waktu, melibatkan risiko terhadap nyawa
pasien dan memerlukan bantuan asisten, seperti:
1. Bedah Caesar
2. Laparatomi eksplorasi
3. Pyelolitotomi
4. Bedah otak
c. Bedah Antiseptik
Bedah antiseptik adalah tindakan operasi yang menggunakan agen antiseptik
untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme.
d. Bedah Radikal
Bedah radikal adalah tindakan operasi yang mengangkat penyebab atau
sumber dari penyakit sampai ke akarnya seperti Modified Radical Mastectomy
(MRM).
e. Pembedahan Rekonstruktif
Pembedahan rekonstruktif adalah pembedahan yang bertujuan untuk
memperbaiki hasil operasi sebelumnya yang mengalami deformitas atau
malformasi, seperti Labioplasty, Palatoplasty, dan Release Contracture.

4
II. Sifat Operasi
a. Bedah Elektif
Bedah elektif adalah tindakan operasi yang terencana minimal satu hari
sebelumnya dan tidak membahayakan jika mengalami penundaan.
b. Bedah Darurat ( Cito)
Bedah darurat adalah pembedahan yang bersifat mendesak dan harus segera
dilakukan agar tidak membahayakan nyawa pasien.
III. Spesialisasi
Dokter spesialis yang melakukan operasi dan contoh tindakan yang dapat
dilakukan di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang, antara lain:
1. Spesialis Bedah Umum
a. Debridement luka
b. Insisi drainage abses
c. Eksisi tumor superficial
d. Appendiktomi
e. Herniotomi
f. Laparatomi eksplorasi
2. Spesialis Bedah Saraf
a. Debridement regio cranial
b. Craniotomy evakuasi
c. Craniectomy dekompresi
d. Cranioplasty
e. Craniotomy tumor removal
3. Spesialis Mata
a. Phacoemulsifikasi
b. Ekstirpasi pterigium
c. Irigasi aspirasi sisa korteks
4. Spesialis Bedah Mulut
a. Odontektomi
b. Eksisi kista maksila dan mandibula
c. Aff Arch Bar
5. Spesialis Orthopaedi
a. Remove implant
b. Orif Plate and Screw

5
c. Osteotomy
d. Debridement dan Sequestrectomy
e. Hemiarthroplasty
f. Total Knee Replacement
6. Spesialis Obstetri dan Ginekologi
a. Sectio Caesarea
b. Kuretase
c. Histerektomi
d. Biopsy Serviks
e. Myomectomy
7. Spesialis Urologi
a. Sectio Alta
b. Pyelolitotomy
c. Ureterolitotomy
d. Open Prostatectomy
e. Urology Endosurgery seperti:
 Remove DJ Stent
 Ureterorenoscopy
 Sistoscopy
 Transuretral Resection of Prostate and Bladder
8. Spesialis Anestesi
a. Pemasangan Catheter Double Lumen
b. Pemasangan Catheter Venous Central

6
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana pelayanan bedah di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang, meliputi:
1. Penegakan Diagnosa Pasien
Tanggung jawab dokter operator antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi sesuai dengan SPO Identifikasi Pasien di Rumah Sakit Siloam
Kupang.
b. Melakukan asesmen berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien, menjelaskan hasil
temuan dari asesmen kepada pasien dan atau keluarga.
c. Menjelaskan dan menganjurkan kepada pasien dan atau keluarga perlunya
pemeriksaan diagnostik tambahan untuk menegakkan diagnosa.
d. Melengkapi formulir pemeriksaan diagnostik tambahan yang diperlukan sesuai
dengan keluhan dari pasien serta mendokumentasikannya ke dalam formulir “Catatan
Perkembangan Terintegrasi”.
e. Menjelaskan hasil pemeriksaan diagnostik tersebut kepada pasien dan atau keluarga
serta mendokumentasikannya ke dalam rekam medis pasien.
f. Jika pasien dan atau keluarga telah menyetujui secara lisan untuk dilakukan persiapan
tindakan/ operasi maka dokter bedah harus mendaftarkan tindakan/ operasi ke kamar
operasi dengan sebelumnya melakukan konsul kepada dokter anestesi di Poli
Anestesi.
2. Pendaftaran Tindakan/ Operasi
a. Menelepon kamar operasi pada saat pasien masih berada di ruang periksa rawat jalan
maupun rawat inap untuk mendaftarkan operasi yang telah direncanakan yang
meliputi nama pasien, tanggal lahir pasien, nomor rekam medis pasien, nama
tindakan, nama operator, waktu tindakan/ operasi, alat khusus yang dibutuhkan, dan
pemeriksaan khusus seperti frozen section (jika ada). Hal ini menjadi tanggung jawab
operator.
b. Menginformasikan kepada pasien terkait waktu tindakan/ operasi. Hal ini menjadi
tanggung jawab operator, bekerjasama dengan perawat rawat jalan, rawat inap, dan
perawat kamar operasi.
c. Jika tindakan/ operasi bekerjasama dengan dokter bedah dan atau multidisiplin ilmu
spesialis lain, maka operator bekerjasama dengan perawat rawat jalan dan rawat inap
harus:

7
1) Memastikan dokter spesialis lain yang terkait sudah terinformasi waktu tindakan/
operasinya.
2) Menginformasikan kepada bagian Laboratorium, terkait rencana pemeriksaan
khusus, bila ada frozen section, dan waktu/jadwal serta tindakan/ operasi yang
akan dilakukan.
3) Mengonfirmasi ke perawat OT terkait waktu/ jadwal yang telah disepakati
bersama.
d. Jika ada perubahan waktu/ jadwal, maka:
1) Perawat kamar operasi harus menginformasikan perubahan waktu/ jadwal
tindakan ke semua bagian lain.
1) yang terkait, antara lain operator, dokter anestesi dan atau dokter spesialis lain
yang terlibat, dan petugas patologi klinis jika pasien ada pemeriksaan khusus.
2) Sebaliknya jika perubahan waktu didapatkan dari bagian laboratorium,
laboratorium harus menginformasikan ke perawat kamar operasi untuk
diinformasikan kepada dokter bedah.
3) Menjadwalkan ulang waktu tindakan sesuai kesepakatan dengan dokter Patologi
Klinik.
3. Persiapan Administrasi Dokumen untuk Tindakan/ Operasi
a. Menjelaskan nama tindakan, tindakan alternatif (jika ada), resiko, keuntungan,
kerugian, dan komplikasi dari tindakan yang akan dilakukan serta mendokumentasikan
ke dalam formulir “Persetujuan Tindakan Medik”.
b. Melengkapi formulir “Persetujuan Tindakan Medik” setelah pasien memahami
penjelasan terkait tindakan yang akan dilakukan dan mendokumentasikan ke dalam
rekam medis pasien.
c. Melengkapi formulir “Permohonan Konsul” yang ditujukan kepada dokter anestesi
dan dokter spesialis lain jika diperlukan.
4. Persiapan Pasien Pre Tindakan/ Operasi
a. Persiapan pasien di ruang perawatan
1) Memastikan pasien telah dilakukan pre-op visite oleh dokter anestesi dan
mendapatkan persetujuan operasi dari dokter spesialis lain jika ada.
2) Melakukan asesmen setelah pasien masuk di ruang perawatan, memberikan tanda /
site marking untuk daerah operasi yang memerlukan tanda dan didokumentasikan
ke dalam formulir ”Catatan Perkembangan Terintegrasi”.
b. Setelah pasien berada di kamar operasi

8
1) Memastikan semua pasien, baik dengan tindakan lokal anestesi, spinal, dan
anestesi umum telah dilakukan monitoring hemodinamik dan didokumentasikan ke
dalam rekam medis pasien.
2) Melakukan proses “Sign In” berdasarkan formulir ”Procedure Safety Checklist”
sesuai dengan SPO departemen Quality and Risk Rumah Sakit Siloam Kupang
mengenai Sasaran Keselamatan Pasien yang keempat, yaitu Memastikan Benar
Lokasi, Benar Tindakan, Benar Pasien.
3) Melakukan asesmen pada pasien sesaat sebelum dilakukan tindakan anestesi dan
terdokumentasi ke dalam formulir “Laporan Operasi”.
5. Durante Tindakan/ Operasi
a. Memastikan pasien telah dipasang alat monitor respiratorik dan hemodinamik, dan
hasil monitoring selama tindakan/ operasi didokumentasikan ke dalam rekam medis
pasien dibantu oleh perawat.
b. Memposisikan pasien sesuai dengan tindakan/ operasi yang akan dilakukan dibantu
oleh dokter anestesi, tim perawat dengan memastikan keamanan serta keselamatan
pasien.
c. Memastikan antibiotik profilaksis telah diberikan sesuai dengan instruksi dokter
bedah.
d. Melakukan surgical handwashing, gowning, dan gloving sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
e. Melakukan teknik aseptik dan surgical drapping sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan.
f. Memastikan kesiapan alat kepada perawat instrument sebelum melakukan proses
“Time Out”.
g. Melakukan proses “Time Out” sesaat sebelum tindakan/ operasi dimulai berdasarkan
formulir “Prosedur Safety Checklist” sesuai dengan SPO departemen Quality and
Risk Rumah Sakit Siloam Kupang mengenai Sasaran Keselamatan Pasien yang
keempat, yaitu Memastikan Benar Lokasi, Benar Tindakan, Benar Pasien.
h. Melakukan tindakan/ operasi dengan tetap memastikan keamanan dan keselamatan
pasien selama tindakan/ operasi berlangsung.
i. Jika ditemukan kelainan yang di luar kompetensi operator pada saat prosedur
berlangsung dan operator memutuskan untuk melakukan konsultasi di meja operasi,
maka:

9
1) Memanggil keluarga pasien untuk mendapatkan penjelasan terkait kondisi pasien
pada saat itu.
2) Menginformasikan kepada keluarga pasien tentang adanya kerjasama dengan
dokter spesialis lain.
3) Meminta keluarga pasien untuk menandatangani formulir “Persetujuan Tindakan
Medik” jika keluarga setuju tindakan tambahan ini dilakukan, atau mengisi
formulir “Penolakan Tindakan” jika keluarga tidak setuju jika pasien dilakukan
tindakan tambahan tersebut.
4) Konsultasi tersebut mengutamakan dokter spesialis terkait yang sedang bertugas
di rumah sakit atau yang berdomisili di dekat rumah sakit.
j. Menginformasikan nama jaringan spesimen yang diambil untuk diperiksa kepada
perawat instrument (jika ada).
k. Memastikan keutuhan alat yang digunakan selama tindakan sebelum tindakan
diakhiri.
l. Melakukan proses “Sign Out” berdasarkan formulir “Procedure Safety Checklist”
sesuai dengan SPO departemen Quality and Risk Rumah Sakit Siloam Kupang
mengenai Sasaran Keselamatan Pasien yang keempat, yaitu Memastikan Benar
Lokasi, Benar Tindakan, Benar Pasien.
m. Melepaskan glove dan gown setelah tindakan/ operasi selesai.
n. Mengembalikan posisi pasien ke posisi semula dengan tetap menjaga keamanan dan
keselamatan pasien.
6. Paska Tindakan/ Operasi
a. Segera mendokumentasikan hasil tindakan/ operasi sesaat setelah selesai tindakan/
operasi ke dalam formulir “Laporan Operasi” yang terdiri dari:
1) Nama operator, waktu tindakan, nama tindakan, diagnosa pre dan paska tindakan/
operasi, ada tidaknya spesimen yang diperiksakan ke laboratorium.
2) Hasil temuaan selama tindakan/ operasi, ada tidaknya komplikasi selama prosedur
berlangsung dan alat/ implan yang terpasang pada tubuh pasien.
3) Perkiraan perdarahan selama tindakan/ operasi.
4) Instruksi paska tindakan/ operasi dan rencana tindak lanjut.
5) Instruksi pemberian terapi terkait obat paska tindakan/ operasi berkolaborasi
bersama dokter anestesi

10
b. Memastikan setiap operator yang terlibat dalam tindakan/ operasi yang dikonsulkan di
meja operasi telah mendokumentasikan hasil tindakan ke dalam formulir “Laporan
Operasi”.
c. Menyerahkan formulir “Laporan Operasi”, formulir “Pemeriksaan Laboratorium/
Radiologi” (jika ada), yang telah dilengkapi kepada perawat sirkulasi untuk
diserahterimakan ke perawat RR.
7. Pengelolaan Pasien di Ruang Pemulihan
Memastikan pasien paska tindakan dilakukan monitoring respiratorik, hemodinamik, pain
score, dan hasil monitoring didokumentasikan ke dalam formulir “Catatan Keperawatan
Perioperatif”.
8. Informasi kepada Keluarga Pasien
Menjelaskan kepada keluarga pasien hasil tindakan/ operasi dan jaringan spesimen yang
telah diambil (jika ada) dengan didampingi oleh perawat sirkulasi.
9. Pemindahan Pasien ke Ruang Perawatan
a. Memindahkan pasien ke ruang perawatan setelah dimonitor dan tidak didapatkan
adanya masalah yang berkaitan dengan tindakan.
b. Melakukan serah terima pasien dan instruksi paska bedah kepada perawat ruangan.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi atas setiap operasi/ tindakan dalam pelayanan bedah di Rumah Sakit
Umum Siloam Kupang dimulai sejak pasien direncanakan untuk operasi (pre-operasi) sampai
pasien selesai operasi, disertai dengan instruksi paska operasi.
Saat fase pre-operatif, operator akan menuliskan hasil pemeriksaan fisik pasien,
penegakan diagnosa, dan instruksi operasi di rekam medis pasien. Operator juga akan
membuat informed consent jika pasien dan keluarga sudah mendengar dan menyetujui
tindakan/ operasi yang akan dilakukan. Selain itu, operator akan memberikan instruksi pre-
operasi dan pre-medikasi yang diperlukan pasien sebelum operasi. Perawat rawat jalan dan
rawat inap akan melaksanakan instruksi operator dan akan mendokumentasikan tindakan
mereka di rekam medis pasien.
Ketika pasien sudah berada di kamar operasi/ intra-operasi, perawat kamar operasi
akan mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan di kamar operasi, mulai dari ruang
transfer area, ruang persiapan, di dalam ruang operasi, dan di ruang pulih sadar, sampai
pasien diserahterimakan kembali kepada perawat ruang rawat inap. Dokter operator akan
mendokumentasikan setiap tindakannya selama di kamar operasi pada laporan operasi.
Dokter anestesi juga berkewajiban untuk menuliskan tindakan anestesi yang dilakukan pada
formulir catatan sedasi/ anestesi dibantu oleh perawat pendamping dokter anestesi.
Pada fase post-operasi, yang dimulai saat pasien sudah keluar dari ruang operasi dan
memasuki ruang pulih sadar, perawat ruang pulih sadar akan mendokumentasikan kondisi
pasien terkini pada rekam medis pasien dan melakukan serah terima kepada perawat ruang
rawat inap bersamaan dengan instruksi dari dokter operator dan anestesi terkait perawatan
pasien paska operasi.

12

Anda mungkin juga menyukai