Anda di halaman 1dari 10

I.

TUJUAN

Setelah menyelesaikan praktek ini, mahasiswa diharap kan dapat :

1. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan pengukuran tahanan pentanahan pada


jaringan distibusi,
2. mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran tahanan pentanahan pada
jaringan distribusi dan
3. mahasiswa mengetahui nilai standard tahanan pentanahan pada jaringan
distribusi.

II. DASAR TEORI

2.1 Komponen utama gardu distribusi

Komponen utama pada sebuah gardu distribusi adalah sebagai berikut :


a. Transformator Distribusi
Transformator distribusi adalah alat yang berfungsi sebagai trafo daya
merubah tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah 380/200 Volt.
Ada dua jenis transformator distribusi yang digunakan oleh PT PLN
(Persero) yaitu transformator 3 fasa dan transformator CSP (Completely Self
Protected).
- Transformator 3 fasa
Untuk transformator 3 fasa, merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor grup
yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral langsung
dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan transformator
distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1: 2007. Pada
gambar 2.7 merupakan contoh gambar fisik dari transformator 3 fasa
Gambar Error! No text of specified style in document..1 transformator 3
fasa
- Transformator Completely Self Protected
Transformator CSP adalah transformator yang digunakan pada gardu
distribusi tipe gardu cantol dengan konstruksi transformator dicantolkan
pada tiang tunggal, dapat dilihat pada gambar 2.8 gambar fisik dari CSP.
Transformator CSP disebut juga dengan transformator dengan pengaman
sendiri karena dilengkapi dengan sistem pengaman arus lebih yang di dalam
tangka transformator berupa pengaman lebur (fuse) pada sisi primer dan
pemutus tenaga (circuit breaker) pad sisi sekunder, dan pada sisi primer di
luar tangka dilengkapi dengan penangkap petir (lightening arrester).
Kapasitas transformator CSP yang paling besar adalah 50 kVA. Terdapat
dua macam Transformator CSP yaitu Transformator fasa dua dan
Transformator fasa satu. Transformator fasa dua yaitu transformator dengan
lilitan primer fasa-fasa terpisah dari belitan sekunder, lilitan sekundernya
mempunyai dua penghantar fasa dan sebuah penghantar netral.
Sedangkan Transformator fasa satu yaitu transformator yang
menggunakan multi grounded common neutral, dimana penghantar tegangan
menengah mempunyai penghantar netral yang disatukan dengan penghantar
netral jaringan tegangan rendahnya. Pembumian lightning arrester tidak
dijadikan satu dengan pembumian badan transformator.
Gambar Error! No text of specified style in document..2 CSP

2.2 Tahanan Pembumian

Sistem pembumian mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistem-sistem


tenaga listrik tidak di ketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak
membahayakan. Namun setelah sistem-sistem tenaga listrik berkembang semakin
besar dengan tegangan yang semakin tinggi dan jarak jangkauan semakin jauh, baru
diperlukan sistem pentanahan. Kalau tidak, hal ini bisa menimbulkan potensi bahaya
listrik yang sangat tinggi, baik bagi manusia, peralatan dan sistem pelayanannya
sendiri.

Sistem pembumian adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan


sistem, badan peralatan dan instalasi dengan tanah sehingga dapat mengamankan
manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari
bahaya gangguan listrik. Oleh karena itu, sistem pentanahan menjadi bagian
pengaman dari sistem tenaga listrik.

Oleh karena itu, secara umum, tujuan sistem pentanahan adalah:


1. Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan
normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah,
2. menjamin kerja peralatan-peralatan listrik,
3. mencegah kerusakan peralatan-peralatan listrik,
4. menyalurkan energi serangan petir ke tanah, dan
5. menstabilkan tegangan saat terjadi gangguan.

Sebelum memutuskan membuat suatu grounding untuk keperluan pengaman


instalasi, maka perlu untuk mengetahui standar nilai resistan pentanahan yang tepat,
dalam hal ini mengacu pada peraturan standarisasi yang berlaku di Indonesia. Nilai
standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan
yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5 Ohm.

Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 Ohm merupakan nilai maksimal atau batas
tertinggi dari hasil resistan grounding yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada
pada range 0 – 5 Ohm adaalh nilai aman dari suatu instalasi grounding. Nilai tersebut
berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pentanahan di dalamnya.

Pada jaringan saluran udara, selain di sumber dan di konsumen, penghantar


PEN-nya harus dibumikan paling sedikit di setiap ujung cabang yang panjangnya
lebih dari 200 m. Demikian pula untuk instalasi pasangan luar, penghantar PEN-nya
harus dibumikan. Resistansi pembumian total seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5
Ω. Untuk daerah yang resistansi jenis tanahnya sangat tinggi, resistansi pembumian
total seluruh sistem boleh mencapai 10 Ω. (Standar Nilai Resistan Pembumian –
PUIL 2000)

Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus


dilakukan pengukuran secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk sistem
pentanahan karena struktur tanah yang sesungguhnya tidak sesederhana yang
diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda mempunyai hambatan jenis tanah
yang tidak sama. Adapun jenis tanah dengan tahanan pentanahannya dapat dilihat
pada table 2.2 sebagai berikut :
Table Error! No text of specified style in document..1 Jenis tanah dan tahanan
pentanahannya

Tahanan Pentanahan (Ω)


Tahanan
jenis Kedalaman Batang Panjang Pita
Jenis Tanah
tanah Pentahanan (m) Pentanahan (m)
(Ω-m)
3 6 10 5 10 10

Humus lembab 30 10 5 3 12 6 3

Tanah pertanian 100 33 17 10 40 20 10

Tanah liat berpasir 150 50 25 15 60 30 15

Tanah lembab berpasir 300 66 33 20 80 40 20

Campuran 1 : 5 400 - - - 160 80 40

Kerikil lembab 500 160 80 48 200 100 50

Tanah kering berpasir 1000 330 165 100 400 200 100

Kerikil kering 1000 330 165 100 400 200 100

Tanah berbatu 30.000 1000 500 300 1200 600 300

Batu karang 107 - - - - - -

Dalam sebuah instalasi listrik di jaringan distribusi, ada empat bagian yang harus
ditanahkan/dibumikan, yaitu sebagai berikut :
1. Titik netral dari transformator atau titik netral generator.
2. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan
dengan mudah dapat disentuh manusia.
3. Bagian pembuangan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester.
4. Gardu distribusi.

2.3 Earth tester


Salah satu cara untuk mencegah bahaya sentuhan tidak langsung atau
sentuhan dengan bagian konduktif yang tidak bertegangan akibat kegagalan
isolasi adalah dengan cara melakukan pembumian. Pembumian pada peralatan di
tiang diperlukan dengan tujuan membatasi besar tegangan yang disebabkan petir
dan menstabilkan tegangan ke tanah dalam kondisi abnormal.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dirancanglah suatu alat ukur


tahananan tanah yaitu Earth Tester. Earth terster adalah alat untuk mengukur
nilai resistansi dari pembumian. Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk
diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman pada instalasi
listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat
ukur earth tester analog. Dapat dilihat pada gambar 2.19 gambar fisik dari alat
ukur earth tester.

Gambar Error! No text of specified style in document..3 earth tester


III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat dan Bahan

Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian tahanan pentanahan dapat


dilihat pada table 3.1 berikut.

Table 3.1 Alat dan bahan pengukuran sistem pentanahan

No Alat dan Bahan Jumlah Satuan

1. Digital Earth Resistance Test 1 Set

2. Tangga 1 Buah

3. Helmet 7 Buah

3.2 Langkah Kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pengukuran


tahanan pentanahan yaitu sebagai berikut:
1. Meyiapkan peralatan ukur (earth resistance test).
2. Memastikan peralatan/jaringan yang akan diukur tahanan pembumiannya tidak
bertegangan.
3. Merangkai alat test sesuai gambar rangkaian.
4. Menjepitkan jepitan buaya kabel hijau dikondktor pembumian yang akan diukur.
5. Meletakkan kedua rod yang akan terhubung dengan jepitan warna kuning dan
merah dalam garis lurus (segaris) dengan jarak 5-10 m.
6. Men set skala pengukuran tahanan pada skala tertinggi terlebih dahulu.
7. Memeriksa kondisi batteray dengan menekan tombol orange.
8. Melanjutkan pengukuran, jika kondisi batteray ok.
9. Tombol orange ditekandan diputar ke arah kanan (searah jarum jam), membaca
hasil pengukuran.
10. Menekan dan memutar arah tombol orange ke arah kiri untuk menghentikan
pengukuran.
11. Memindahkan skala pengukuran bila hasil pengukuran pada tombol 9 masih
berada dalam range skala lebih rendah.
12. Mengulangi langkah 9-11.
13. Mencatat hasil pengukuran.

3.3 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.1 Diagram rangkaian pengukuran tahanan pembumian

IV. GAMBAR RANGKAIAN


Adapun rangkaian pengukuran yang dilakukan dalam pengukuran tahanan
pembumian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Diagram

rangkaian pengukuran tahanan pembumian

V. DATA PERCOBAAN

Tabel percobaan 5.1 Pengujian Pembumian

Nilai tahanan Posisi segaris Posisi segitiga

LA 17 Ω 17 Ω

Trafo 32 Ω 25 Ω

VI. ANALISIS
Nilai tahanan grounding yang aman dari suatu instalasi grounding adalah kurang
dari atau sama dengan 5 Ω. Nilai tersebut merupakan nilai yang telah ditetapkan pada
PUIL 2000 dan nilai yang berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat
grounding di dalamnya.

Dari hasil pengukuran diatas menunjukkan bahwa terdapat nilai tahanan


grounding yang tidak melebihi dari batasnya yaitu 5 Ω. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi tanah yang masih basah setelah hujan. Kondisi tersebut merupakan
kondisi yang sangat baik ketika akan melakukan pengukuran pembumian. Sebab sela-
sela tanah mengandung cukup air bahkan berlebih sehingga konduktivitas tanah akan
semakin baik.

Namun dilain kondisi nilai tahanan bias meleihi dari standar disebabkan karena
beberapa faktor seperti tingkat keasaman tanah, kandungan mineral dan air dalam
tanah serta kedalaman memasang elektroda. Apabila nilai pentanahan belum standar
atau lebih dari 5 Ω, maka dilakukan penambahan grounding road. Semakin banyak
grounding road yang dipasang maka nilai tahanan pembumian akan semakin baik.
Selain itu juga dapat dilakukan pemberian karbon untuk menghasilkan tahanan
pembimian yang lebih baik.

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan pengukuran tahanan pembumian maka dapat


disimpulkan bahwa :
1. Tujuan dilakukan pengujian tahanan pembumian untuk mengetahui apakah
pembumian tersebut memenuhi standard.
2. Tahanan minimum berdasarkan standard yaitu sebesar 5ꭥ . Namun pada
percobaan nilai yang didapatkan jauh dari standar hal ini dapat menyebabkan
bahaya bagi makhluk hidup di sekitar wilayah bertegangan karena arus bocor
bukannya mengalir ke tanah tapi mengalir ke makhluk hidup yang memiliki
tahanan lebih kecil.
3. Nilai tahanan pembumian yang buruk biasanya disebabkan karena kondisi tanah
setelah hujan atau keadaan tanah yang lembab sehingga mempengaruhi nilai
yang dihasilkan dan juga biasanya kondisi tanah yang kering juga dapat
mempengaruhi nilai tahanan.

Anda mungkin juga menyukai