Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aulia Arif Putra Sriyana

NIM : 18201244031
Kelas : PBSI C 2018
Mudik
Menjelang Lebaran Idul Fitri fenomena rutinitas masyarakat kita,
khususnya masyarakat di perkotaan yang akan mudik ke kampung halamannya
semakin terasa. Rutinitas “Mudik Lebaran” pada masyarakat setiap tahunnya
sudah melekat menjadi tradisi sosial yang menjadi keharusan setiap individu untuk
berinteraksi tatap muka langsung. Tradisi mudik lebaran yang sudah berlangsung
sejak masa lalu oleh masyarakat kita semakin tahun semakin menunjukkan angka
yang terus meningkat. Di samping itu, fenomena mudik tidak hanya dari kota ke
desa, tetapi juga terjadi fenomena mudik dari luar negeri ke desa.
Terdapat beberapa hal yang mempergaruhi terjadinya fenomena mudik di
Indonesia ini yang pertama, mudik lebaran sebagai sarana untuk meningkatkan
hubungan silaturahmi dengan keluarga dan tetangga di kampung halaman. Hal ini
dapat dilihat dari persepsi dan perilaku masyarakat kita banyak yang beranggapan
bahwa pada saat lebaran lebih baik apabila ucapan mohon maaf lahir batin
diucapkan secara langsung dibandingkan melalui gawai.
Kedua, mudik lebaran digunakan sebagai media untuk meningkatkan
lapangan kerja, khususnya di sektor informal, seperti: bekerja sebagai pedagang
kaki lima, penjual makanan, dan lain sebagainya apabila seorang yang mudik
mengajak teman di desa untuk bekerja di kota. Hal ini juga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.
Ketiga, adanya persepsi masyarakat mudik lebaran sebagai media untuk
menunjukkan eksistensi perubahan status sosial seseorang pada masyarakat
desanya. Seseorang yang sudah merantau untuk bekerja di kota atau di luar negeri
merasa dihormati apabila berhasil dalam meningkatkan ekonomi dan status
sosialnya pada masyarakat di desanya.
Banyak hal yang terjadi akibat dari mudik salah satunya yang pertama,
konsumerisme. Pemudik cenderung selama di kampung pamer kemewahan, boros
dan berbagai perilaku yang tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan puasa itu sendiri.
Kedua, pulangnya para pemudik untuk lebaran di kampung halaman,
dengan membawa hal-hal baru bisa menimbulkan rasa iri dan cultural shock
(goncangan budaya). Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak
menyikapinya dengan baik, tetapi hal ini juga dapat memacu etos kerja para
penduduk desa agar kelak dapat seperti orang tersebut.
Ketiga, memacu pertumbuhan arus urbanisasi dan migrasi. Mudik lebaran
juga bisa berdampak memacu arus urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari
atau desa ke berbagai kota di Indonesia dengan alasan untuk meningkatkan taraf
hidup, sehingga terjadi kepadatan penduduk. Selain itu, juga dapat mendorong
meningkatnya migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain.
Peristiwa mudik yang telah menjadi budaya, harus terus dipelihara, dijaga
dan dilestarikan, karena dampak positifnya lebih banyak ketimbang dampak
negatifnya. Meskipun kemajuan teknologi informasi saat semakin berkembang di
masyarakat, itu tidak berpengaruh kepada aktivitas mudik. Bernostagia di kampung
halaman dengan melakukan reuni baik teman sekolah, teman kuliah bahkan teman
bermain saat kecil sambil mengingat-ingat kembali masa lalu yang penuh dengan
kenangan indah sudah seperti menjadi obat dari berbagai masalah yang dihadapi
selama ini.

Anda mungkin juga menyukai