Alat Ukur Dan Pengukuran Besaran Listrik-2

ALAT UKURDAN
PENGUKURAN
Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
BERBAGAI MACAM JENIS
ALAT BESARAN FISIS
 Dinamometer digunakan untuk mengukur besarnya gaya.
HIGROMETER
 Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban

udara.
BAROMETER
 Barometer digunakan untuk mengukur tekanan

udara luar.
HIDROMETER
 Hidrometer digunakan untuk mengukur berat
jenis larutan.
MANOMETER
 Manometer digunakan untuk mengukur tekanan

udara tertutup.
Alat ukur KALOR
 Kalorimeter digunakan untuk mengukur

besarnya kalor jenis zat.
Alat Ukur Mekanik
Fuller Gauge
Berfungsi untuk mengukur

celah
8
Teknologi dan
Alat Ukur Mekanik
Vernier Caliper
Berfungsi untuk mengukur diameter luar, diameter

dalam, kedalaman maupun ketebalan benda kerja
9
Teknologi dan
Alat Ukur Mekanik
Cara membaca hasil pengukuran Vernier Caliper
Skala
utama
Skala
nonius
Skala utama: 46 mm
Skala nonius: 0,40 mm
Hasil pembacaan 46,40 mm
10
Alat Ukur Mekanik
Penggunaan :
a. Pengukuran Diameter b. Diameter Dalam c. Kedalaman

Luar
SALAH SALAH SALAH
SALAH
BENAR BENAR BENAR

11
Alat Ukur Mekanik
Micrometer
Berfungsi untuk mengukur diameter luar benda kerja
Mengukur Diameter Luar Piston

12
Teknologi dan
Alat Ukur Mekanik
Cara mengkalibrasi micrometer
TIDAK BAGUS
( PERLU DISETEL )
BAIK
13
Alat Ukur Mekanik
Cara pembacaan hasil pengukuran micrometer
40
0 5 10
35
30
25
Tahap pertama 10.00
Tahap kedua 0.50
Tahap ketiga 0.33

Total 10.83 mm
+
14
Alat Ukur Listrik
ALAT UKUR LISTRIK
OHM METER dan VOLT METER
 Ohm meter digunakan untuk mengukur tahanan (

hambatan ) listrik
 Volt meter digunakan untuk mengukur tegangan
listrik.
 Ohm meter dan voltmeter dan amperemeter biasa
menggunakan multimeter.
Alat Ukur Electrik/Elektronik
AVO Meter
Berfungsi untuk mengukur arus (ampere),
tegangan (volt) dan hambatan (ohm)
AVO Meter AVO Meter

18
Digital analog
Teknologi dan
AVO Meter Analog
DC
+20A
20A +
19
Cara membaca AVO Meter Analog
20
Teknologi dan
DIGITAL MULTIMETER
(tampak Depan)
DIGITAL MULTIMETER
(Tampak Belakang)
Osiloskop
dan Osiloskop?
Generator
Osilograf yang Sinyal
mencatat gelombang listrik
visual pada suatu layar
secara
Osilograf
Alat pencatat aliran atau tekanan listrik yang
berubah-ubah
Alat Ukur Osiloskop
 Osiloskop pada dasarnya adalah suatu alat
penampil grafik yang menggambarkan grafik sinyal
elektrik.
 Dalam kebanyakan aplikasi, grafik memperlihatkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu: sumbu
vertikal (Y, voltage) merepresentasikan tegangan
dan sumbu horizontal (X, time) menyatakan waktu.
 Intensitas atau kecemerlangan (brightness)
tampilan, kadang kala disebut sumbu Z (intensity)
(Gambar 1). Grafik sederhana ini dapat
mengatakan kepada kita beberapa hal tentang
sinyal.
Beberapa hal yang bisa dicatat:
 Penentuan nilai waktu dan tegangan sinyal;
 Penentuan frekuensi dari sinyal yang berosilasi;
 Penampilan “bagian bergerak” dari rangkaian

yang direpresentasikan oleh sinyal;
 Pengaruh malfungsi komponen terhadap sinyal;
 Seberapa jauh sinyal adalah berupa DC atau

AC;
 Seberapa jauh sinyal adalah berupa derau dan

apakahStorey:
derau berubah terhadap waktu.
Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
 Suatu osiloskop akan terlihat seperti
satu set televisi kecil, kecuali bahwa
ia mempunyai garis-garis grid di
layarnya dan lebih terkontrol daripada
televisi.
 Panel depan dari sebuah osiloskop
secara normal mempunyai bagian
kontrol yang dibagi ke dalam seksi
vertikal, horizontal dan trigger.
 Demikian juga terdapat kontrol
tampilan serta konektor masukan.
Tampilan Depan Osiloskop
Kontrol Y1 dan Y2 Kontrol X
Layar CRT
dan kontrol X (time base)
(mode XY)
Sinyal
kalibrasi
Kontrol Konektor sinyal input Y1

Layar CRT dan Y2, X (mode XY), dan
trigger ext.
Tampilan Belakang
Gambar 2. Panel depan dari osiloskop analog
Gambar 3. Panel depan dari osiloskop digital
Nama dan Fungsi
Kontrol Layar
TRACE
FOCUS
ROTATION
Kontrol
INTEN Kontrol
fokus
(INTENSITY) kemiringan
(ukuran)
garis
Kontrol berkas
intensitas garis POWER
cahaya layar
Saklar dan
LED Indikator
Daya (On/Off
CAL
(CALIBRATION)
Terminal
sumber sinyal
kalibrasi
Nama dan Fungsi
Kontrol Vertikal (1)
POSITION
Kontrol posisi (geser) vertikal
CHOP
Kontrol cara gambar dual trace
MODE
Kontrol mode input
CH2 INV
Kontrol pengali + atau – kanal
input 2 (Ch2)
Nama dan Fungsi
VOLTS/DIV
Kontrol skala
tegangan
AC DC GND
Kontrol kopling
input
VAR
Kontrol skala
terkalibrasi/ tidak
terkalibrasi
CH1 CH2
Port input kanal 1
dan kanal 2 BNC
betina Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
Nama dan Fungsi
Perhatikan!
1. Besaran resistansi
dan kapasitansi
input pada port
kanal 1 dan 2
(Bandingkan
sensitivitas
tegangan pada
pengukuran
dengan
Multimeter)
2. Batas aman
Nama dan Fungsi
Kontrol Horisontal
POSITION
Kontrol posisi (geser) horisontal
X10 MAG
Kontrol penguatan skala (x10)
X-Y
Kontrol mode XY
TIME/DIV
Kontrol skala waktu
VAR dan SWP
UNCAL
Kontrol skala
terkalibrasi/ tidak
Nama dan Fungsi
Kontrol Trigger
HOLDOFF dan
AUTO/ NORM
Kontrol cara trigger
LEVEL
otomatisdanatau
LOCK
normal
Kontrol dengan
dan
mengatur
pengunci tombol
level
COUPLING
level sinyal
Kontrol trigger
kopling
SOURCE
sinyal triger
Kontrol sumber
SLOPE
sinyal trigger
Kontrol slope saat
trigger Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
Nama dan Fungsi
Kontrol Trigger
EXT
Port input sinyal
trigger eksternal
Perhatikan!
1. Besaran
resistansi dan
kapasitansi input
pada port kanal
1 dan 2
2. Batas aman
tegangan
maksimum untuk
1. Kegunaan Osiloskop
 Osiloskop digunakan oleh setiap orang mulai
dari teknisi perbaikan TV ke saintis.
 Kegunaan osiloskop adalah tidak terbatas pada
dunia elektronika. Dengan transduser yang
tepat, osiloskop dapat mengukur segala jenis
fenomena.
 Transduser adalah alat yang membangkitkan
sinyal elektris sebagai respons dari stimulasi
fisik seperti, bunyi, tegangan mekanis, tekanan,
cahaya atau panas.
 Sebagai contoh, mikrofon adalah sebuah
transduser.
3. Prinsip Kerja Osiloskop
 Pengertian yang lebih baik tentang pengaturan

pada osiloskop, mendorong pengetahuan lebih
tentang bagaimana osiloskop menampilkan
sinyal.
 Osiloskop analog bekerja dengan prinsip
berbeda dengan yang digital.
 Akan tetapi, beberapa komponen internalnya,
serupa adanya.
 Osiloskop analog lebih sederhana dalam
konsep.
3.1. Osiloskop analog
 Ketika kita menghubungkan “probe” osiloskop ke
rangkaian, sinyal tegangan akan bergerak melalui
probe ke sistem vertikal dari osiloskop. Gambar 6
adalah diagram balok yang memperlihatkan
bagaimana osiloskop analog menampilkan sinyal
terukur.
 Bergantung pada cara kita menyetel skala vertikal
(kontrol volts/div), suatu attenuator akan
mengurangi tegangan sinyal atau sebaliknya suatu
amplifier akan memperkuat tegangan sinyal.
 Berikutnya, sinyal bergerak langsung ke plat
pembelok vertikal dari CRT (chatode ray tube).
Tegangan yang diterapkan ke plat pembelok
tersebut menyebabkan titik sinar akan bergerak
(suatu berkas elektron yang menumbuk fosfor di
bagian dalam CRT menyebabkan titik-titik sinar).
 Sinyal juga bergerak untuk men-trigger sistem
start atau “sweep” horizontal.
 Sweep horizontal adalah istilah yang mengacu
kepada aksi sitem horizontal yang menyebabkan
titik-titik sinar untuk bergerak pada layar.
 Pen-trigger-an sweep horizontal menyebabkan
dasar waktu horizontal menggerakkan titiktitik
sinar pada layar dari kiri ke kanan dalam interval
waktu tertentu.
42
Teknologi dan
Measurement of Voltages and Currents
 Introduction
 Sine waves
 Square waves
 Measuring Voltages and Currents
 Analogue Ammeters and Voltmeters
 Digital Multimeters
 Oscilloscopes
Introduction 11.1
 Alternating currents and voltages vary with time and

periodically change their direction
Sine Waves 11.2
 Sine waves
– by far the most important form of alternating quantity
 important properties are shown below
 Instantaneous value
– shape of the sine wave is defined by the sine function
y = A sin 
– in a voltage waveform
v = Vp sin 
 Angular frequency
– frequency f (in hertz) is a measure of the number of
cycles per second
– each cycle consists of 2 radians
– therefore there will be 2f radians per second
– this is the angular frequency  (units are rad/s)
 = 2f
 Equation of a sine wave
– the angular frequency  can be thought of as the rate
at which the angle of the sine wave changes
– at any time
 = t
– therefore
v = Vp sin t or v = Vp sin 2ft
– similarly
i = Ip sin t or i = Ip sin 2ft
 Example – see Example 11.2 in the course text
Determine the equation of the following voltage signal.
From diagram:
 Period is 50 ms = 0.05 s
 Thus f = 1/T =1/0.05 = 20 Hz
 Peak voltage is 10 V
 Therefore
v  Vp sin 2ft
 10 sin 2 20t
 10 sin 126 t
 Phase angles
– the expressions given above assume the angle of the
sine wave is zero at t = 0
– if this is not the case the expression is modified by
adding the angle at t = 0
 Phase difference
– two waveforms of the same frequency may have a
constant phase difference
 we say that one is phase-shifted with respect to the other
 Average value of a sine wave
– average value over one (or more) cycles is clearly zero
– however, it is often useful to know the average
magnitude of the waveform independent of its polarity
 we can think of this as
1 
the average value over Vav  0Vp sin dθ
half a cycle… 
 … or as the average value Vp
  cos 0
of the rectified signal 
2Vp
  0.637  Vp

 Average value of a sine wave
 r.m.s. value of a sine wave
– the instantaneous power (p) in a resistor is given by
v2
p 
R
– therefore the average power is given by
[ average (or mean) of v 2 ] v2

Pav  
R R
– where v 2 is the mean-square voltage

 While the mean-square voltage is useful, more often
we use the square root of this quantity, namely the
root-mean-square voltage Vrms
– where Vrms = v2
– we can also define Irms =
i2
– it is relatively easy to show that (see text for analysis)
Vrms  1  V  0.707  Vp Irms  1  I  0.707  I p

2 p 2 p
 r.m.s. values are useful because their relationship to
average power is similar to the corresponding DC
values
P V I
av rms rms
2
V
P  rms
av R
2
P I R
av rms
 Form factor
– for any waveform the form factor is defined as
Form factor  r.m.s. value

average value
– for a sine wave this gives

0.707 V
p
Form factor   1.11
0.637 V
p
 Peak factor
– for any waveform the peak factor is defined as
peak value
Peak factor 
r.m.s. value
– for a sine wave this gives

V
p
Peak factor   1.414
0.707 V
p
Square Waves 11.3
 Frequency, period, peak value and peak-to-peak

value have the same meaning for all repetitive
waveforms
 Phase angle
– we can divide the period
into 360 or 2 radians
– useful in defining phase
relationship between signals
– in the waveforms shown
here, B lags A by 90
– we could alternatively give
the time delay of one with
respect to the other
 Average and r.m.s. values
– the average value of a symmetrical waveform is its
average value over the positive half-cycle
– thus the average value of a symmetrical square wave
is equal to its peak value
V V
av p
– similarly, since the instantaneous value of a square
wave is either its peak positive or peak negative value,
the square of this is the peak value squared, and
V V
rms p
 Form factor and peak factor
– from the earlier definitions, for a square wave
V
p
Form factor  r.m.s. value   1 .0
average value V
p
V
peak value p
Peak factor    1.0
r.m.s. value V
p
Metode Pengukuran besaran listrik
1. Metode penunjukan langsung:

Pembacaannya langsung menunjukkan hasil
pengukuran.
-> biasanya dengan penyimpangan jarum
2. Metode Pembanding
penunjuk.
dengan cara mengusahakan suatu peralatan untuk
menunjukkan di dalam keadaan setimbang.
-> secara umum dilakukan dengan metode Jembatan
-> Potensiometer.
Setelah terjadi keseimbangan, baru besaran yang di
ketahui dapat dihitung.
63
KLASIFIKASI ALAT UKUR
Berdasarkan prinsip kerja dan konstruksi alat ukur,

maka alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai
1. Moving Coil Instruments
berikut
a. PMMC (permanent magnet moving coil)
Instruments
2. Moving Iron Instruments
b. Electrodynamic moving coil instruments
a. Repultion Type
b. Attraction
3. Induction Type
Instrument
4. Electrostatic Instrument
5. Instrumen Berdasarkan Efek Panas
6. Dsb.Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited64
2004 OHT 11.‹#›
1 Permanent Magnet Moving Coil Instrument
gaya Lorentz:
charged particle
moving in an
electromagnetic field
will experience
Storey: Electrical a force
& Electronic
65
Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
Diantara 2 magnit permanent B (induksi magnit), jika
kumparan dialiri arus yang memotong B timbul
gaya Lorenz (F). b
B
U S
F a
i i
66
.Torsi/kopel ini diimbangi oleh torsi
mekanis pegas2 pengatur yg diikat
pada kumparan.
.alat ukur ini hanya digunakan untuk
arus searah (DC).
Penunjukan harganya adalah rata –
rata. Jika dipergunakan untuk
mengukur arus bolak balik, maka alat
Simbol
ini harusPMMC adalah
dilengkapi dengan rectifier
(penyearah).
Dengan
Rectifier
67
Instrumen penunjuk arus bolak-balik
 Arus bolak-balik -> torsi positif & negatif dlm 1
perioda
 Untuk memperoleh torsi 1 arah:
– Menyearahkan arus bolak-balik
– Memanfaatkan efek pemanasan arus bolak-balik
68
Prinsip kerja dari pada
alat ukur ini sama
2. Electrodynamic Moving Coil Instruments
dengan prinsip kerja
tipe alat ukur
kumparan putar
magnet permanent.
Hanya saja medan

magnet yang terjadi
dibangkitkan oleh
kumparan tetap.
69
2. Electrodynamic Moving CoilMedan magnit dihasilkan
Instruments
Scale
Pointer Movable oleh kumparan tetap, jika

Coil
i1
diberi arus yang
memotong medan magnit
timbul gaya yang akan
i2
menggerakkan jarum.
Fixed Coil
T=B.A.I.n
Simbol untuk alat ukur ini
Karena B ~ I, maka T ~ I2
adalah :
Nilai sesaat kuadrat arus selalu positif -> dihasilkan torsi yg bergetar.
Namun gerakan jarum tdk dpt mengikuti perubahan torsi yg cepat shg dia menempati
suatu posisi saat torsi rata2 diimbangi oleh torsi pegas2 pengatur.
Maka defleksi alat ukur merupakan fungsi rata2 kuadrat arus.
70
**nilai rms atau nilai efektif arus bolak-balik
.arus mengalir melalui kumparan -> timbul medan

elektromagnetis ->
kedua besi lunak bersifat sebagai magnet permanent.
.Pasangan besi lunak tersebut akan mempunyai71

a.Tipe Repultion (Tolakan) -> sering digunakan
b.Dipakai pada amperemeter AC dan DC
Type Attraction
(Tarikan)
Dipakai pada
detektor
Simbol alat ukur ini :
72
4. Alat ukur elektrostatis
.Voltmeter elektrostatis / elektrometer -> tdk menggunakan

efek arus.
.Bekerja berdasarkan hukum Coulomb -> reaksi 2 benda
73
Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004
bermuatan listrik -> medan elektrostatis
OHT 11.‹#›
**review: Coulomb’s Law
The magnitude of the

electrostatic force between
two point electric charges is
directly proportional to the
product of the magnitudes of
each charge and inversely
proportional to the square of
the distance between the
charges.
74
4. Alat ukur elektrostatis
Bila terminal X dan Y dihubungkan ke titik-titik yg

potensialnya berlawanan, plat2 memiliki muatan yg
berlawanan;
-> gaya antara kedua benda yg sama tapi bermuatan
berlawanan tersebut mendorong jarum bergerak.
75
2
f sebanding
Gambar Alat ukur elektrostatis
V2
Simbol untuk alat ukur ini :
76
AlatAlat
**5. ukurukur
ini terdiri
induksidari piringan logam yang dapat
berputar pada porosnya dan dua buah kumparan
tetap. Bila kumparan induksi dilalui
arus, maka akan timbul medan
magnet bolak-balik. Medan
magnet ini akan menimbulkan arus
putar pada piringan logam. Dan
arus pusar pada logam ini akan
membangkitkan pula medan
magnet sehingga interaksi dengan
medan magnet dari kumparan
iniduksi menimbulkan momen
Simbol: putar/ momen gerak pada piringan
logam.
Storey: Electrical & Electronic Systems
77
© Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
** 6. Alat ukur berdasarkan efek panas/ thermokopel
78
Peredaman dari gerakan osilasi
 Rem udara  Rem arus putar
79
Rectifier Instruments
Karena PMMC instruments hanya bisa digunakan
untuk mengukur besaran arus searah, maka bila
digunakan untuk mengukur arus bolak balik (AC)
perlu dilengkapi dengan rectifier (penyearah),
diaman didalam menghubungkannya akan
didapatkan beberapa macam hasil pada outputnya.
Secara umum digunakan half wave & full wave
Ada 2 macam Rectifier

1. Half Wave
2. Full Wave
80
Half Wave
Rectifier
Full Wave Rectifier
81
Dikenal istilah Faktor Bentuk (fb).
82
gelombang sinus
83
Calibration
 In non-specialized use, calibration is often regarded

as including the process of adjusting the output or
indication on a measurement instrument to agree
with value of the applied standard, within a specified
accuracy.
 standardization of measuring instrument: the
checking of a measuring instrument against an
accurate standard to determine any deviation and
correct for errors
84
Measuring Voltages and Currents 11.4
 Measuring voltage and current in a circuit

– when measuring voltage we connect across the component
– when measuring current we connect in series with the component
 Loading effects – voltage

measurement
– our measuring instrument will
have an effective resistance (RM)
– when measuring voltage we
connect a resistance in parallel
with the component concerned
which changes the resistance in
the circuit and therefore changes
the voltage we are trying to
measure
– this effect is known as loading
 Loading effects – current

measurement
– our measuring instrument will have an
effective resistance (RM)
– when measuring current we connect a
resistance in series with the component
concerned which again changes the
resistance in the circuit and therefore
changes the current we are trying to
measure
– this is again a loading effect
Analogue Ammeters and Voltmeters 11.5
 Most modern analogue

ammeters are based on
moving-coil meters
– see Chapter 4 of textbook
 Meters are characterised by their full-scale deflection (f.s.d.)

and their effective resistance (RM)
– typical meters produce a f.s.d. for a current of 50 A – 1 mA
– typical meters have an RM between a few ohms and a few kilohms
Pemasangan Ampermeter
 Measuring direct
currents using a
moving coil meter
– use a shunt resistor
to adjust sensitivity
– see Example 11.5 in
set text for numerical
calculations
Pemasangan Voltmeter dan Ampermeter
“Current through” ---- “Voltage Across”

 Measuring direct
voltages using a
moving coil meter
– use a series resistor
to adjust sensitivity
– see Example 11.6 in
set text for numerical
calculations
 Measuring alternating quantities
– moving coil meters respond to both positive and negative
voltages, each producing deflections in opposite directions
– a symmetrical alternating waveform will produce zero deflection
(the mean value of the waveform)
– therefore we use a rectifier to produce a unidirectional signal
– meter then displays the average value of the waveform
– meters are often calibrated to directly display r.m.s. of sine waves
 all readings are multiplied by 1.11 – the form factor for a sine wave
– as a result waveforms of other forms will give incorrect readings
 for example when measuring a square wave (for which the form
factor is 1.0, the meter will read 11% too high)
 Analogue multimeters
– general purpose instruments use a
combination of switches and resistors
to give a number of voltage and
current ranges
– a rectifier allows the measurement of
AC voltage and currents
– additional circuitry permits resistance
measurement
– very versatile but relatively low input
resistance on voltage ranges
produces considerable loading in
some situations
A typical analogue multimeter
Memperbesar batas ukur
Ammeter: Voltmeter:
Rp = Rm (n-1) (Rs+Rm)
Ammeter dengan beberapa
batas ukur
Desain Meter Dasar dengan
hambatan shunt dan hambatan luar
Digital Multimeters 11.6
 Digital multimeters (DMMs) are often (inaccurately)

referred to as digital voltmeters or DVMs
– at their heart is an analogue-to-digital converter (ADC)
A simplified block diagram

 Measurement of voltage, current and
resistance is achieved using appropriate
circuits to produce a voltage proportional
to the quantity to be measured
– in simple DMMs alternating signals are
rectified as in analogue multimeters to
give its average value which is multiplied
by 1.11 to directly display the r.m.s. value
of sine waves
– more sophisticated devices use a true
r.m.s. converter which accurately
produced a voltage proportional to the
r.m.s. value of an input waveform A typical digital multimeter
Oscilloscopes 11.7
 An oscilloscope displays voltage waveforms
A simplified block diagram

 A typical analogue oscilloscope
 Measurement of phase difference
16 divisions @
1ms/div = a
period of 16ms
Gambar 24. Time period of sinewave is shown on oscilloscope.OHT 11.‹#›

Storey: Electrical & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004
Key Points
 The magnitude of an alternating waveform can be

described by its peak, peak-to-peak, average or r.m.s.
value
 The root-mean-square value of a waveform is the value
that will produce the same power as an equivalent direct
quantity
 Simple analogue ammeter and voltmeters are based on
moving coil meters
 Digital multimeters are easy to use and offer high accuracy
 Oscilloscopes display the waveform of a signal and allow
quantities such as phase to be measured.
Pada bagian depan dari CRO terdapat suatu switch
yang bertuliskan time/ div atau time/ Cm yang
memungkinkan kita untuk memilih sweep time
yang sesuai. Jadi sweep terjadi selama effect
terhadap display dari suatu bentuk sinus bila
menggunakan sweep time yang berbeda-beda,
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
2 msec/ cm 4 msec/ cm
10 Volt/ cm 10 Volt/ cm
T 2T
Gambar diatas untuk dua pengukuran
Kedudukan time/ div adalah 2 msec/ cm dan 4 msec/
cm.
Untuk 2 pengukuran bentuk gelombang Vi tersebut :
Volt/ div berada pada kedudukan 10 V/ Cm,
sedangkan
attenuation probenya 1: 10.
Pembacaan sinyal pada layar adalah sebagai berikut :
Gambar a)
Satu periode dari gelombang sinus = 5 Cm . 2
mSec/ Cm = 10 mSec.
Amplitudo dari gelombang sinus = 3 . 10 . 10 V = 300
Volt
Frekuensi = 1/T = 1/ 0,01 . mSec-1 = 100 Hz
W = 2  fStorey:  100
= 2 Electrical = 200 
& Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
PENGUKURAN DAYA
1. TANPA WATTMETER
2. DENGAN WATTMETER
PENGUKURAN DAYA TANPA WATTMETER
1. METODA 3 VOLTMETER
B
V3
V1 V1 sin φ
O V2 φ A I
V1 cos φ
Daya beban : P = V1 . I . Cos φ
V1 mengukur tegangan pada beban Z dimana V1 = I . Z = I . V¯(RL2 + X2
V2 mengukur tegangan pada tahanan murni R dimana V2 sepasa I,
oleh karenanya V2 = I R
V3 mengukur tegangan droop pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.
Perhatikan Δ OAB : V32 = (V2 + V1 Cos φ)2 + ( Vi sin φ)2
Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :
P = (V32 – V22 – V12) / 2.R

2. METODA 3 AMPERMETER
I2 I1 cosφ A V
O φ
I1
I3 I1 sinφ
B
Daya beban : P = V1 . I . Cos φ
I1 mengukur arus pada beban Z dimana I1 = V/ Z = V/ V¯(RL2 + X2
I2 mengukur arus yang lewat pada tahanan murni R dimana I2 sepasa
V,
oleh karena itu I2 = V/R
I3 mengukur arus pd kombinasi beban Z dan tahanan murni R.
Perhatikan Δ OAB : I32 = (I2 + I1 Cos φ)2 + (I1 sin φ)2
Penyelasaian persamaan tersebut menghasilkan :
P = R(I32 – I22 – I12) / 2

Soal:
1. Dari pengukuran daya dengan metoda 3 volt meter
diperoleh data sbb:
Tegangan drop pada kombinasi Z dan R adalah 184
V, tegangan pada tahanan non induktif (R= 8 Ώ)
adalah 90 V dan tegangan drop pada beban adalah
105 V.
Hitunglah :
a. Daya yang didisipasi oleh beban.
b. Reaktansi dan tahanan efektif pd beban.
Penyelesaian:
a. V1 = 105 V ; V2 = 90 V ; dan V3 = 184 V.
Daya yang diserap beban :
P = (V32 – V22 – V12)/2 R = 1842 – 1052 – 902) / 2 x 8 =
= (14731) / 16 = 920,69 Watt.
b. Arus rangkaian I = V2 / R = 90 / 8 = 11,25 A

jika R’ adalah tahanan efektif pada beban, maka:
I2 .R’ = P, jadi : 11,25 2. R’ = 920,69
R’= 920,69 / 126,56 = 7,27 Ώ
Beban Z = V1 / I = 105 / 11,25 = 9,33 Ώ
X = V¯( Z2 – R’2 ) = V¯( 9,33)2 – (7,27)2 = V¯( 33,94)
Jadi X = 5,82 Ώ & Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004
Storey: Electrical OHT 11.‹#›
Soal:
2. Pengukuran daya dengan metoda 3 Amper
meter diperoleh data sbb:
Arus pada tahanan non induktif I2 = 2,5 A
Arus pada beban I1 = 4 A, dan arus utama
I3 = 5,6 A. Bila tegangan terminal adalah300V,
Hitunglah :
a. Daya yang diserap oleh beban
b. Tahanan non induktif.
c. Impedansi beban.
d. Power faktor.
Penyelesaian:
b. Tahanan non induktif:
R = V / I2 = 300 / 2,5 = 120 Ώ
c. Z = V / I1 = 300 / 4 = 75 Ώ
a. Daya yang diserap beban
P = ½ R ( I32 – I22 – I12 )
= ½ 120 ( 5,62 – 42 – 2,52 ) = 546,6 Watt.
d. Power faktor ;
Cos φ = Watt / VA = 546,6 / 300 x 4
Cos φ = 0,46
PENGUKURAN DAYA
DGN WATTMETER
Konstruksi
Prinsip KW met
A adalah klem arus, E klem tegangan, B kumparan arus dan
C kumparan tegangan, Kemudian D jarum penunjuk, F kern besi
lunak untuk memperkuat medan magnit yang ditimbulkan oleh arus
, G pegas atas dan bawah berfungsi selain untuk membatasi putaran
jarum (torsi lawan) juga sekaligus sebagai kontak antara ujung2
kumparan tegangan yang berputar dan klem tegangan sebagai
sumber arus listrik dimana alat / peralatan listrik terhubung.
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada watt
meter terdapat spoel/belitan arus dan spoel / belitan tegangan, sehingga cara
penyambungan watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan
volt meter dan ampere meter sebagaimana pada gambar dibawah ini :
Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :

 KW – meter (kilo watt meter)
 MW – meter (mega&watt
Storey: Electrical meter)
Electronic Systems © Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah
nilai-nilai rata-rata dari perkalian e. i , yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus
pada beban atau rangkaian tersebut
Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan

tegangan pada rangkaian tersebut iV satu
Storey: Electrical & Electronic Systems
fasa dengan e karena Zv = Rv
© Pearson Education Limited 2004 OHT 11.‹#›
Cara Kerja Kw meter.
Pada Kw meter terdapat kumparan tegangan dan
kumparan arus, sehingga besarnya medan magnit
yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya
arus yang mengalir melalui kumparan arus tsb.
Walaupun medan magnit yang ditimbulkan oleh
kumparan tegangan praktis sama (tidak berubah),
maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus
makin besar (sesuai dgn besarnya alat / peralatan
listrik), maka medan magnit yang ditimbulkan oleh
kumparan arus juga makin besar, sehingga gaya
tolak yang menyebabkan kumparan tegangan /
jarum berputar kekanan juga makin kuat, yg
menye-babkan penyimpangan jarum kekanan
makin lebar.
ANALISIS ERROR PADA WATT METER
A. Error kerena letak kumparan arus dan kumparan
tegangan (resistansi r dan Rp):
1. Kumparan arus pada sisi beban
Vektor V1 = V + v’
dan v’ = I . r
V
Pembacaan meter :
θ φ v’ V1 . I cos θ = (V cos φ + v’) I
= V I cos φ + v’ I
V1 Pemb. meter:= daya beban + I2 r
V cos φ
Jadi bila kumparan arus diletakkan
V cos θ pada sisi beban maka:
I
Pm = Pb + I2. r
Pm = pembacaan meter.
Pb=daya beban.
2. Kumparan arus pada sisi sumber.
(Kumparan tegangan pada sisi beban).
φ V
I I1
Pembacaan daya oleh wattmeter adalah daya beban +
rugi2 daya pd kump. tegangan
P beban = V I cos φ dan
P meter = P beban + V2 / Rp
Soal:
Sebuah wattmeter tipe dinamometer 240 V, 10A, 50 Hz,
mempunyai resistansi kumparan arus r =0,9Ω.
Sedangkan resistansi kumparan Rp = 10.000 Ω, PF =
0,8 lagging dan arus beban 4A. Bila tegangan kerja
adalah 220 V, hitunglah % error akibat resistansi
resistansi:
a. Kumparan tegangan di hubungkan pada
sisi beban, dan
b. Kumparan arus di hubungkan pd sisi beban
Penyelesaian :
Daya beban P = V I cosφ = 220 x 4 x 0,8
P = 704 watt.
a. Rugi daya pada resistansi kumparan tegangan => V2
/ Rp = 2202 / 10.000
= 48.400/10.000 = 4,84 watt.
Pmeter (Pm)= 704 + 4,84 = 708,84 watt.
% error = (4,84 / 708,84)x 100% = 0,68 %
b. Rugi daya pada resistansi kumparan arus:
I2 x r = 42 x 0,9 = 14,4 watt.
Pm = 704 + 14,4 = 718,4 watt
% error = (14,4 / 718,4 ) x 100 % = 2 %
B. Error akibat Induktor kumparan tegangan
Pada kumparan tegangan tg α = XL / Rp
atau Cos α = Rp / Zp
bila: Pb = daya beban dan
Pm = daya pembacaan meter
Maka Faktor koreksi = Pb / Pm
Faktor koreksi = Cos φ / Cos (φ – α).
Pb = Pm {Cos φ / Cos (φ – α)}
Error = Pm – Pb
= Pm - {Cos φ / Cos (φ – α)} Pm
Error = Pm {(Sin α) / (Cotg φ – Sin α)}
% error = Sin α / {Cotg φ – Sin α)} x 100 %
DAYA (POWER) LISTRIK
Adalah jumlah kerja yang dapat dilakukan
Dalam setiap detik, dalam satuan Watt atau
Joule / detik atau Volt Ampere.
P = E . I (Watt)
2
E = I . R (Volt) P = I . R
2
E E
I = R P = R
PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan
Daya Listrik yg dikeluarkan oleh Generator.
 Daya Aktif, satuan watt, (KW).

 Daya Semu, satuan VA, (KVA).
 Daya Reaktif, satuan VAR, (KVAR).
Faktor daya (Cos φ), adalah perbandingan antara Daya

Aktif dan Daya Semu.
Watt
Cos φ = ——
VA
DAYA PADA ARUS BOLAK BALIK
Tiga macam Daya : 1. Daya Aktif (P)
2. Daya Reaktif (Q)
3. Daya Semu (S)
Segi tiga Daya :

P
Cos j = S
Q
S
Sin j = Q
S
j
Tan j = Q
P P
PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan
Pengukuran daya 3 phase
Teorema Blondel pada pengukuran daya phase
banyak.
B’
A Z B
WA
A’
BEBAN
C’
Wc
C
TEOREMA BLONDEL
Daya dapat diukur dengan mengurangi satu elemen
wattmeter dari sejumlah kawat dalam sistem poly phase
 ( n – 1 ) wattmeter .
dgn syarat:
satu kawat hrs dibuat ―common‖ terhadap semua
rangkaian potensial.
―daya jumlah‖ : Daya nyata total diperoleh dengan
menjumlahkan pembacaan masing masing watt meter
secara aljabar.
Beban Δ: seimbang, induktif, sudut phasa φ,
I phasa lagging V phasa
I A’A V AC
I AC
V BC
I AB
φ
I BC
I CB 30o + φ
φ 12 φ
0o I B’B
V CB I BA V BA
Pada WA : vektor I A’A = I AC = I AB
Pada Wc : vektor I B’B = I BA = I BC
Kerana setimbang :
V AC = V BC = V BA = V
I AC = I CB = I BA = I
WA = VAC IA’A cos(30o – φ) V I cos(30o – φ)
WB = VBC IA’B cos(30o + φ) V I cos(30o + φ)
________________________________+
WA + WB = VI cos(30o–φ) + VI cos(30o+φ)
WA + WB = VI Cos(30o– φ) + VI Cos(30o+ φ)
= {Cos(30o– φ) + Cos(30o+ φ)} V I
= (Cos 30o Cosφ + Sin30o Sinφ +
Cos30o Cosφ) - Sin30o Sinφ} VI
= 2 Cos30o Cosφ V I
WA + WB = 2 . ½ V¯3 Cosφ V I
Referensi:
Electronic Instrumentation and Measurements, 2nd
Edition, David A Bell
130

Alat Ukur Dan Pengukuran Besaran Listrik-2

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Alat Ukur Dan Pengukuran Besaran Listrik-2

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

ALAT UKURDAN

 Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban

 Barometer digunakan untuk mengukur tekanan

 Manometer digunakan untuk mengukur tekanan

 Kalorimeter digunakan untuk mengukur

Berfungsi untuk mengukur

Berfungsi untuk mengukur diameter luar, diameter

a. Pengukuran Diameter b. Diameter Dalam c. Kedalaman

SALAH SALAH SALAH

BENAR BENAR BENAR

Mengukur Diameter Luar Piston

Cara mengkalibrasi micrometer

Tahap pertama 10.00

Tahap kedua 0.50

Tahap ketiga 0.33

OHM METER dan VOLT METER

 Ohm meter digunakan untuk mengukur tahanan (

AVO Meter AVO Meter

 Penentuan nilai waktu dan tegangan sinyal;

 Penentuan frekuensi dari sinyal yang berosilasi;

 Penampilan “bagian bergerak” dari rangkaian

 Pengaruh malfungsi komponen terhadap sinyal;

 Seberapa jauh sinyal adalah berupa DC atau

 Seberapa jauh sinyal adalah berupa derau dan

Kontrol Konektor sinyal input Y1

 Pengertian yang lebih baik tentang pengaturan

 Alternating currents and voltages vary with time and

[ average (or mean) of v 2 ] v2

– where v 2 is the mean-square voltage

Vrms  1  V  0.707  Vp Irms  1  I  0.707  I p

Form factor  r.m.s. value

– for a sine wave this gives

– for a sine wave this gives

 Frequency, period, peak value and peak-to-peak

1. Metode penunjukan langsung:

Berdasarkan prinsip kerja dan konstruksi alat ukur,

Hanya saja medan

Pointer Movable oleh kumparan tetap, jika

.arus mengalir melalui kumparan -> timbul medan

.Pasangan besi lunak tersebut akan mempunyai71

.Voltmeter elektrostatis / elektrometer -> tdk menggunakan

The magnitude of the

Bila terminal X dan Y dihubungkan ke titik-titik yg

 Rem udara  Rem arus putar

Ada 2 macam Rectifier

Full Wave Rectifier

 In non-specialized use, calibration is often regarded

 Measuring voltage and current in a circuit

 Loading effects – voltage

 Loading effects – current

 Most modern analogue

 Meters are characterised by their full-scale deflection (f.s.d.)

“Current through” ---- “Voltage Across”

 Digital multimeters (DMMs) are often (inaccurately)

A simplified block diagram

 An oscilloscope displays voltage waveforms

A simplified block diagram

Gambar 24. Time period of sinewave is shown on oscilloscope.OHT 11.‹#›

 The magnitude of an alternating waveform can be

P = (V32 – V22 – V12) / 2.R

P = R(I32 – I22 – I12) / 2

b. Arus rangkaian I = V2 / R = 90 / 8 = 11,25 A

Jenis lain dari watt meter berdasarkan besarannya adalah :

Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistip, sehingga arus dan