Anda di halaman 1dari 13

NAMA: Ola Christable Adena (A1D116062)

ACARA I
PENGENALAN ALAT PENGAMATAN CUACA (IKLIM)

Keterangan
No Nama Alat Gambar Fungsi Prinsip Kerja
Gambar

1. Termometer a. Skala Alat ini berprinsip Prinsip sama dengan


kerja pada pemuaian air
suhu permukaan b. Jarum thermometer biasa,
raksa. Kelebihannya
tanah tembaga / titik hanya pipa kapiler
yaitu mudah dan praktis
sensitive dibawa sederhana dalam lebih panjang
pengoperasiannya
c. Batang disesuaikan dengan
hanya saja tanah yang
termometer dalamnya tanah yang
akan diukur udaranya
harus ditata terlebih akan diukur
dahulu.Kekurangannya
(Doorenbos, 1977).
yaitu
kemampuannya terbatas
hanya untuk mengukur
suhu diatas permukaan
tanah
(Sofendi,2000).

2. Anemometer a. Cup Counter Di dalam anemometer Anemometers dapat


dibagi menjadi dua
b. Wind Vane terdapat alat pencacah
kelas: untuk meng-
c. Kertas Pias yang akan menghitung
ukur kecepatan angin,
d. Penggores kecepatan angin. Hasil dan untuk mengukur
tekanan angin,tetapi
Tinta yang diperoleh alat
karena ada hubungan
e. Menunjukkan pencacah dicatat,
yang erat antara
kecepatan kemudian dicocokkan tekanan dankecepatan
anemometer yang
angin dengan skala
dirancang untuk
f. Menunjukkan Beaufort.Selain
Satu akan memberi
arah angin menggunakan informasi tentang
keduanya
anemometer,untuk
(Waryono, 1987).
mengetahui arah mata

angin kita dapat

menggunakan bendera

angin. Anak panah pada


baling-baling bendera

angin akan menunjukkan

ke arah mana angin

bertiup. Cara lain dengan

membuat kantong angin

dan diletakkan di tempat

terbuka

(Tjasyono,2004).)
3. Ombrometer a. Corong Untuk mengukur jumlah Menghitung besar air

Type penampung air curah hujan yang tertampung dan

Observatorium hujan (Dengel,1956) diukur dengan gelas

b. Leher tabung ukur. Air yang

c. Tabung ditampung dalam

penampung tabung kolektor dapat

d. Tempat untuk diketahui bila kran

menaruh gelas dibuka kemudian air

ukur diukur dengan gelas

e. Kaki ukur (Dengel,1956)

ombrometer
4. Campbell Stokes a. Bola kaca Prinsip kerja sinar Untuk mencatat lama
penyinaran
massif matahari yang datang
matahari.Satuan dari
b. Kertas pias menuju permukaan bumi,
intensitas dan lama
c. Penjepit bola khususnya tempat jatuh penyinaran matahari
adalah persen
massif pada sekeliling
(Waryono, 1987).
d. Mur pengatur permukaan bola kaca

dudukan pejal akan difokuskan

horizontal dan keatas permukaan kertas

sumbu utara bias yang telah

selatan dimasukkan kecelah

e. Penjepit mangkuk dan

kertas pias meninggalkan jejak bakar

sesuai posisi matahari.

Saat itu jumlah komulatif

dari jejak titik bakar ini

lah yang disebut sebagai


lamanya matahari

bersinar dalam satu hari

( satuan jam/menit

)(Handoko, 1994).

5. Termometer a. Thermometer Untuk mengukur suhu Prinsipnya sama

Kedalaman Tanah ke dalaman 50 tanah dengan kedalaman dengan thermometer air

cm khusus raksa yang lain, hanya

b. Tangkai kaca (Nur muin, 2012) aplikasinya digunakan

dengan dinding untuk mengukur suhu

tebal tanah dari kedalaman 0,

c. Skala 2, 5, 10, 20, 50 dan 100

cm. untuk kedalaman

50 dan 100 cm, harus

tanam sebuah tabung

silinder untuk

menempatkan
thermometer agar

mudah melakukan

pembacaan. Untuk ke

dalaman 0-20 cm,

cukup dengan

membenamkan bola

tempat air raksa sesuai

dengan ke dalaman

yang diperlukan

(Nur muin, 2012).


6. Termometer a. Thermometer Termometer maksimum Thermometer

Maximum dan maksimum minimum bekerja dengan maksimum bekerja

Minimum b. Thermometer adanya katup pada leher dengan adanya

minimum tabung dekat bohlam. katup pada leher

c. Skala Saat suhu naik, air raksa tabung dekat

d. Titik sensitif didorong ke atas melalui bohlam. Saat suhu

katup oleh gaya turun air raksa

pemuaian. Saat suhu tertahan pada katup

turun, air raksa tertahan dan tidak dapat

pada katup dan tidak kembali ke bohlam,

dapat kembali ke bohlam membuat air raksa

membuat air raksa tetap tetap didalam

di dalam tabung. tabung. Prinsip kerja

Pembaca kemudian dapat thermometer

membaca temperatur minimum apabila

maksimum selama waktu suhu naik, maka


yang telah ditentukan. alcohol akan

Untuk mengembalikan mengembang dan

fungsinya, termometer menggerakan indek

harus diayun dengan pada posisi

keras(Hanum,2009). minimum

(Hasan, 1970).

7. Ombrometer tipe a. Corong Untuk mengukur jumlah Menggunakan prinsip

Hellman penakar hujan curah hujan pelampung, yaitu: alat

b. Tempat kertas (Dengel, 1956). ini terdiri dari corong

pias penampung air hujan

c. Tabung yang dihubungkan

pelampung dengan sebuah tabung

d. Tempat yang di dalamnya

pembuangan terdapat pelampung.

air hujan Pada bagian ujung

e. Selang sebelah atas pelampung


dilengkapi pena yang

dapat bergerak bila

pelampung bergerak,

baik naik maupun turun

sesuai dengan jumlah

hujan dapat diketahui

(Dengel, 1956).
8. Termohygrometer a. Menunjukan Mengukur suhu udara Prinsip kerjanya yaitu

tipe digital suhu dan kelembaban nisbi dengan menggunakan

b. Menunjukan secara dua thermometer.

RH (Relative digital.(Tjasyono, Thermometer pertama

Humidity) / 2004). digunakan untuk

kelembaban mengukur suhu udara

nisbi biasa dan yang kedua

c. Jam atau digunakan untuk

penunjuk mengukur suhu udara

waktu jenuh atau lembab

d. Tombol secara digital (bagian

Reset,max/min bawah thermometer

suhu,dan diliputi kain/kapas

yang basah). Pada

thermometer bola

kering tabung air


raksa dibiarkan kering

sehingga akan

mengukur suhu udara

sebenarnya. Pada

thermometer bola

basah tabung air raksa

dibasahi agar suhu

yang terukur adalah

suhu saturasi atau titik

jenuh

(Tjasyono, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Dengel, G.O.F. 1956. Dasar-Dasar Ilmu Cuaca. Jakarta : J.B Wolters, Gronihgen.

Doorenbos. 1997. Peralatan Agroklimatologi dalam menunjang Dunia Pertanian

Secara Umum. Jakarta: Bina Insan Press.

Handoko.2003, Klimatologi Dasar. Bogor: Fmipa-Ipb.

Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Universitas Sumatera

Utara. Medan

Hasan, mohammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian. Jakarta: PT

Soeroengan.

Nur Muin, S. 2012. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Universitas Bengkulu.

Suyono, dkk. 1976. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian. Jakarta: Soeroengan.

Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi Edisi Ke-2. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Sofendi. 2000. Ilmu Geografi. Akademika Pressindo. Jakarta.

Tjasyono, B. 2004.Klimatologi.ITB : Bandung.

Waryono. 1987. Pengantar Meteorologi Dan Klimatologi. Surabaya : PT Bina

Ilmu

Anda mungkin juga menyukai