Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KONSENTRASI DETERJEN ALKIL BENZEN SULFONAT (ABS)

TERHADAP MORTALITAS IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

MAKALAH PENELITIAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Ekotoksikologi
Yang Dibimbing oleh Dr. Sueb, M.Kes dan Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc.

Oleh :
Aulia Qori Latifiana (160342606242)
Offering GHIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI BIOLOGI
OKTOBER 2019
PENGARUH KONSENTRASI DETERJEN ALKIL BENZEN SULFONAT (ABS)
TERHADAP MORTALITAS IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Aulia Qori Latifiana1, Sueb1, Bagus Priambodo1
1
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id

Abstrak
Deterjen merupakan produk komersial yang digunakan untuk menghilangkan kotoran
yang terdapat pada pakaian. Alkil Benzen Sulfonat (ABS) termasuk dalam salah satu senyawa
organik yang sulit untuk di biodegradasi. Tujuan eksperimen ini untuk mengetahui pengaruh
macam konsentrasi deterjen Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Spesies yang digunakan sejumlah 15
ekor ikan Nila dengan beberapa konsentrasi deterjen yang berbeda (0; 0,1; 1; 10; 100). Data yang
dihasilkan dianalisis dengan Regresi PROBIT (Probabilitas unit). Pada konsentrasi tertinggi
deterjen 100 mg/L menunjukkan Nilai mortalitas ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang
tertinggi 2,999%. Nilai lethal consentration (LC50) ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebesar
30,074 mg/L.

Kata Kunci: Deterjen, ABS, mortalitas ikan Nila

PENDAHULUAN
Pencemaran air merupakan masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke
air karena kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun hingga tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air dapat
disebabkan oleh beberapa bahan seperti deterjen, sabun, plastik, dll. Deterjen merupakan produk
komersial yang digunakan untuk menghilangkan kotoran yang terdapat pada pakaian.
Pencemaran yang disebabkan deterjen dari bekas air cucian baju maupun piring yang di buang ke
sungai menyebabkan timbulnya busa. Bahan utama pembuatan deterjen kebanyakan terbuat dari
surfaktan. Surfaktan yang digunakan ± 20-30% dan bahan penunjang lain dalam pembuatan
deterjen ini ± 70-80% (Maulidah, 2015).
Alkil Benzen Sulfonat (ABS) termasuk dalam salah satu senyawa organik yang memiliki
struktur rantai hidrokarbon panjang dan bercabang serta terdapat cincin benzene pada bagian
ujungnya. Struktur rantai bercabang dan panjang yang dimilikinya menyebabkan senyawa ini
sulit untuk dibiodegradasi (Komariah, dkk., 2017). Senyawa ini sulit untuk diuraikan oleh
mikroorganisme dikarenakan adanya rantai bercabang pada struktur Alkil Benzen Sulfonat
(ABS) (Maulidah, 2015).
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang hidup diair tawar seperti sungai,
danau, rawa, dan waduk. Ikan Nila banyak dibudidayakan oleh masyarakat sebagai ikan
konsumsi. Ikan ini masuk dalam family Cichlidae dan genus Oreochromis. Ikan Nila termasuk
ikan pemakan segala (omnivora). Jenis ikan ini dapat tumbuh mencapai 30 cm (Ningrum, 2012).
Pengaruh deterjen terhadap lingkungan dapat diketahui dengan melakukan uji biologis, seperti
pada ikan dengan cara melihat tingkat mortalitasnya.
Uji toksisitas akut merupakan uji yang dilakukan dengan memberi bahan beracun/
berbahaya dalam jangka waktu pendek. Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui lethal dose 50
(LD50) atau lethal consentration (LC50) senyawa tertentu serta mengetahui efek bahan toksikan
terhadap fungsi fisiologi dan perilaku makhluk hidup. Nilai lethal consentration (LC50)
merupakan konsentrasi suatu bahan toksikan/ berbahaya yang secara statistik dapat membunuh
50% hewan uji (Listyorini, 2012). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh macam konsentrasi deterjen Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan
Nila (Oreochromis niloticus).
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh macam konsentrasi deterjen
Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan Nila (Oreochromis niloticus).

KAJIAN PUSTAKA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang hidup diair tawar seperti sungai,
danau, rawa, dan waduk. Ikan Nila banyak di budidayakan oleh masyarakat sebagai ikan
konsumsi. Ikan ini masuk dalam family Cichlidae dan genus Oreochromis. Ikan Nila termasuk
ikan pemakan segala (omnivora). Jenis ikan ini dapat tumbuh mencapai 30 cm (Ningrum, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Mujalifah, dkk. (2018), ciri morfologi ikan Nila yang hidup diair
tawar seperti berikut:
1. Mata (Organum visus) dengan retina hitam gelap dan bulat menonjol besar, tepi mata
berwarna abu-abu.
2. Sisik (Squama) garis kehitaman atau keabuan dan putih agak kehijauan.
3. Sirip punggung (Pinna dorsalis) keras dan garis-garis berwarna hitam keabu-abuan dan
putih kehijauan.
4. Operkulum (Operculum) putih kehijauan.
5. Perut (Abdomen) jika ditekan keras.
Deterjen
Deterjen merupakan produk komersial yang digunakan untuk menghilangkan kotoran
yang terdapat pada pakaian. Bahan pembersih pakaian ataupun alat rumah tangga kebanyakan
terbuat dari bahan yang mengandung surfaktan. Surfaktan yang digunakan ± 20-30% dan bahan
penunjang lain dalam pembuatan deterjen ini ± 70-80% (Maulidah, 2015). Surfaktan yang paling
umum digunakan dalam pembuatan deterjen adalah Alkil Benzen Sulfonat (ABS) dan Linear
Alkilbenzen Sulfonat (LAS).
Alkil Benzen Sulfonat (ABS)
Salah satu jenis surfaktan yang sering ditambahkan sebagai bahan utama pembuatan
deterjen adalah Alkil Benzen Sulfonat (ABS). Senyawa ini termasuk dalam salah satu senyawa
organik yang memiliki struktur rantai hidrokarbon panjang dan bercabang serta terdapat cincin
benzene pada bagian ujungnya. Struktur rantai bercabang dan stabil yang dimilikinya
menyebabkan senyawa ini sulit untuk di biodegradasi (Komariah, dkk., 2017).

Gambar 1. Struktur Kimia Alkil Benzen Sulfonat (Sari, 2015).


Senyawa ini sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme dikarenakan adanya rantai bercabang
pada struktur Alkil Benzen Sulfonat (ABS). Perairan yang tercemar deterjen yang mengandung
jenis surfaktan ini dapat menimbulkan banyaknya busa, menurunkan tegangan permukaan air,
pengemulsi minyak, dan membunuh bakteri yang bermanfaat dalam perairan (Maulidah, 2015).
Alasan tersebut yang menyebabkan jenis surfaktan ini tergantikan oleh jenis surfaktan lain yaitu
Linear Alkilbenzen Sulfonat (LAS).

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, serta terperinci. Penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang, selama 4 hari mulai Rabu - Sabtu, 16-19
Oktober 2019.
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi yang digunakan yaitu ikan Nila (Oreochromis niloticus). Spesies yang
digunakan sejumlah 15 ekor ikan Nila. Teknik sampling yang digunakan Quota sampling.
Teknik sampling ini merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dari populasi
yang memiliki ciri tertentu hingga mencapai jumlah kuota yang diinginkan.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu deterjen yang mengandung Alkil Benzen Sulfonat (ABS),
plastik, air, ikan Nila (Oreochromis niloticus), pelet ikan, dan label. Alat yang digunakan pada
penelitian ini berupa baskom, aquarium kecil, gelas ukur 1000 mL, gelas ukur 100 mL, batang
pengaduk, aerator, timbangan analitik, dan gelas Beaker 1 L.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengerjaan penelitian ini menggunakan tahapan prosedur sebagai berikut:
1. Menimbang deterjen Alkil Benzen Sulfonat (ABS).
2. Melarutkan deterjen dengan konsentrasi (0; 0,1; 1; 10; 100) dalam 1,5 L air.
3. Memasukkan 3 ikan Nila kedalam aquarium kecil yang sudah di beri larutan deterjen dengan
konsentrasi yang berbeda.
4. Memberi pakan ikan minimal 2 kali sehari setiap pagi dan sore dengan jam serta jumlah
pakan yang sama.
5. Mengamati dan mencatat mortalitas ikan Nila dilakukan pada waktu 24 jam, 48 jam, dan 72
jam.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh macam konsentrasi
deterjen Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dianalisis dengan Regresi PROBIT (Probabilitas unit).
HASIL
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mortalitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Jenis Deterjen Konsentrasi Mortalitas Ikan Nila

Alkil Benzen Sulfonat (ABS) 0 2


0,1 2
1 2
10 1
100 3

Tabel 2. Hasil Analisis Probit Deterjen Alkil Benzen Sulfonat (ABS) Terhadap Mortalitas Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)
Log10 Total Ikan Jumlah %
Konsentrasi Residual Nilai Probit
Konsentrasi Nila Mortalitas Mortalitas
0,1 -1,00 3 2 1,67 0,33 0,56
1 0,00 3 2 1,67 0,33 0,56
10 1,00 3 1 1,68 -0,68 0,56
100 2,00 3 3 2,99 0,01 1,00

Tabel 3. Perkiraan Tingkat Respons Alami Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Kelompok Kontrol
Std.
Total Ikan Jumlah Estimate
Error
Nila Mortalitas
PROBIT 3 2 0,56 0,16

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan pada konsentrasi deterjen yang
mengandung senyawa Alkil Benzen Sulfonat (ABS) 0,1 mg/L dan 1 mg/L ikan yang mengalami
mortalitas 1,67%, konsentrasi 10 mg/L sebanyak 1,68%, sedangkan konsentrasi 100 mg/L
hasilnya 2,99%. Pada konsentrasi 0 mg/L mortalitas yang terjadi pada ikan Nila sebesar 0,56.
Nilai lethal consentration (LC50) deterjen yang mengandung senyawa Alkil Benzen Sulfonat
(ABS) terhadap ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah 30,07 mg/L, sedangkan Nilai Log10
konsentrasi LC50 adalah 1,47 mg/L.

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh macam konsentrasi deterjen yang
mengandung senyawa Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Uji toksisitas akut digunakan untuk mengetahui Nilai lethal consentration (LC50)
senyawa Alkil Benzen Sulfonat (ABS) terhadap mortalitas ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Nilai lethal consentration (LC50) merupakan konsentrasi suatu bahan toksikan/ berbahaya yang
secara statistik dapat membunuh 50% hewan uji (Listyorini, 2012).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan pada konsentrasi deterjen yang
mengandung senyawa Alkil Benzen Sulfonat (ABS) 0,1 mg/L dan 1 mg/L ikan yang mengalami
mortalitas 1,67%, konsentrasi 10 mg/L sebanyak 1,68%, sedangkan konsentrasi 100 mg/L
hasilnya 2,99%. Pada konsentrasi 0 mg/L mortalitas yang terjadi pada ikan Nila sebesar 5%.
Nilai lethal consentration (LC50) ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah 30,07 mg/L.
Pada konsentrasi tertinggi deterjen 100 mg/L menunjukkan Nilai mortalitas ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang tinggi 2,99%. Tingginya Nilai mortalitas tersebut disebabkan
karena deterjen yang mengandung senyawa Alkil Benzen Sulfonat (ABS) sulit untuk di
biodegradasi dalam tubuh ikan. Hal itu sesuai dengan pernyataan Komariah, dkk. (2017) yang
menyatakan bahwa struktur rantai bercabang dan stabil yang dimiliki senyawa Alkil Benzen
Sulfonat (ABS) menyebabkan senyawa ini sulit untuk di biodegradasi oleh makhluk hidup. Nilai
LC50 ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebesar 30,07 mg/L. Nilai tersebut mengartikan bahwa
ikan Nila (Oreochromis niloticus) tidak mampu bertahan jika konsentrasi deterjen dalam air
melebihi Nilai LC50.
Pada konsentrasi 0 mg/L juga didapatkan sebanyak 2 ikan yang mati dari total 3 sampel
ikan yang digunakan tiap konsentrasinya. Kematian ikan pada konsentrasi ini dapat disebabkan
kurangnya oksigen dalam air dan kurangnya makanan ikan yang diberikan. Selain itu, kematian
tersebut juga dapat disebabkan karena sistem imun pada tiap ikan yang digunakan dalam
penelitian berbeda. Pada ikan sistem imunnya terdiri dari sistem imun innate/ bawaan/ alami/
non-spesifik yang akan bereaksi terhadap senyawa asing dalam tubuh, serta sistem imun dapatan/
spesifik yang akan berfungsi jika diinduksi oleh patogen atau dari antigen lain (Ode, 2013).

SIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Pada konsentrasi tertinggi deterjen 100 mg/L menunjukkan Nilai mortalitas ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang tertinggi 2,999%. Nilai lethal consentration (LC50) ikan Nila
(Oreochromis niloticus) sebesar 30,074 mg/L.
DAFTAR RUJUKAN

Ningrum, N. E. P. H. H. 2012. Keragaan Pertumbuhan Ikan Nila Best (Oreochromis niloticus)


Hasil Seleksi F3, F4, dan Nila Lokal. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.
Mujalifah, Santoso, H., & Laili, S. 2018. Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
dalam Habitat Air Tawar dan Air Payau. Jurnal Ilmiah Biosaintropis, 3(3): 10-17.
Maulidah. 2015. Studi Adsorpsi ABS (Alkyl Benzene Sulphonate) dari Limbah Rumah Tangga
Desa Ngadirgo Menggunakan Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shells). Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Walisongo.
Sari, S. R. 2015. Kajian Adsorpsi Linear Alkilbenzena Sulfonat (LAS) Menggunakan Magnetit.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam:
Universitas Negeri Semarang.
Komariah, A., Sriatun, & Pardoyo. 2017. Adsorpsi Alkil Benzena Sulfonat Menggunakan Zeolit
Termodifikasi Cetyltrimethylammonium. Jurnal Kimia Sains dan aplikasi, 20(1): 13-18.
Heavy Engineering Research Association. 2013. Environmental Risk Assessment LAS: Linear
Alkylbenzene Sulphonate. Manukau: HERA.
Listyorini, P. I. 2012. Uji Keamanan Ekstrak Kayu Jati (Tectona Grandis L. F) Sebagai Bio-
Larvasida Aedes aegypti Terhadap Mencit. Unnes Public Health Journal, 1(2): 1-7.
Ode, I. 2013. Kajian Sistem Imunitas untuk Pengendalian Penyakit Pada Ikan dan Udang. Jurnal
Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 6(2): 41-43.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Data Mentah Mortalitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


TABEL DATA MENTAH
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI DETERJEN TERHADAP MORTALITAS
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

KELOMPOK: 1 KELAS: GHI-K


MORTALITAS IKAN
JENIS NILA
NO. KONSENTRASI KETERANGAN
DETERJEN
24 jam 48 jam 72 jam
1 Alkil Benzen 0 - - 2 Sisa ikan: 1
Sulfonat (ABS) 0,1 - 2 - Sisa ikan: 1
1 - - 2 Sisa ikan: 1
10 - - 1 Sisa ikan: 2
100 3 - - Sisa ikan: 0

Lampiran 2. Gambar Hasil Pengamatan Mortalitas Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Konsentrasi 100 mg/L (24 jam) Konsentrasi 0,1 mg/L (48 jam) Konsentrasi 0 mg/L (72 jam)

Konsentrasi 1 mg/L (72 jam) Konsentrasi 10 mg/L (72 jam)

Anda mungkin juga menyukai