Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN KAPASITAS DAN JENIS POMPA PADA

PT ULIMA NITRA JOBSITE PT MUARA ALAM


SEJAHTERA LAHAT SUMATERA SELATAN

Dheo Pranajaya 1, Maulana Yusuf 2, M. Akib Abro 3


Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Indralaya, 30662, Indonesia
Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan (30662) (0711) 580169
E-mail : dheo.pranajaya@yahoo.com

ABSTRAK
PT Ulima Nitra merupakan salah satu kontraktor pertambangan yang berada di Sumatera Selatan. Secara umum lokasi
tambang berada di daerah perbukitan dengan ketinggian antara 40 – 90 mdpl dengan curah hujan yang relatif sedang. Dalam
metode penambangan surface mining yang diterapkan PT Ulima Nitra, seiring kemajuannya tambang akan menyerupai
cekungan besar. Air akan terkonsentrasi di dalam cekungan tersebut dan akan menghambat aktivitas penambangan . Air
yang masuk ke lokasi penambangan sebagian besar berasal dari air hujan yang mengalir pada catchment area, untuk
mengatasinya dilakukan dengan menerapkan sistem dewatering yang baik agar air tidak menggenangi tambang dan
menggangu aktifitas produksi. Untuk perencanaan dewatering di pit PT Ulima Nitra, curah hujan yang direncanakan adalah
38,983 mm/hari dan catchment areanya adalah 27,35 Ha. Berdasarkan perhitungan pompa yang sesuai dengan kondisi di
area penambangan PT Ulima Nitra adalah pompa dengan kapasitas debit sebesar 720 m3/jam. Jika menggunakan pompa
dengan kapasitas 720 m3/jam maka, head total pompa adalah 66,6 m dan head aktual adalah 42,47 m pada jalur main sump
ke kolam pengendapan lumpur PT Ulima Nitra dengan kecepatan putaran mesin paling efisien sebesar1800 rpm. Pompa
yang sesuai dengan debit sebesar 720 m3/jam adalah pompa Multiflo type CF-48H.

Kata Kunci : Curah hujan, surface mining, catchment area, sump, head total.

ABSTRACT

PT Ulima Nitra is one of the mining contractor located in South Sumatra . In general, the mine site is located in the hills
with a height of between 40-90 meters above sea level with a relatively moderate rainfall . In surface mining method applied
by PT Ulima Nitra , as the progress of the mine will resemble a large basin . The water will be concentrated in the basin and
will inhibit the activity of mining . Water entering the mine site comes mostly from rain water that flows in the catchment
area , to cope performed by applying the well dewatering system to prevent water flooded the mine and interfere with
production activities .For planning dewatering in the PT Ulima Nitra mine site , rainfall planned is 38.983 mm / day and the
catchment area is 27.35 ha. Based on the calculation of the pump in accordance with the conditions in the mining area of
PT Ulima Nitra is a pump with a discharge capacity of 720 m3/hr. If using a pump with a capacity of 720 m3/hr then the
total head of the pump is 66.6 m and 42.47 m is the actual head on the main path to the sump sludge settling ponds
PT Ulima Nitra with the most efficient engine rotation speed sebesar 1800 rpm. Pumps are in accordance with the discharge
of 720 m3/hr is Multiflo pump type CF-48H..

Keyword : Rainfall, surface mining, catchment area,sump, total head


1. PENDAHULUAN
 Pengolahan Data
PT. Ulima Nitra merupakan salah satu perusahaan Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
kontraktor pertambangan yang melakukan kegiatan perhitungan dan disajikan dalam bentuk tabel,
penambangan batubara dengan daerah operasinya terletak grafik, gambar, dan perhitungan penyelesaian.
di Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Propinsi  Analisa dan Sintesis
Sumatera Selatan. Metode penambangan yang dipakai Pemecahan masalah dilakukan dengan
adalah metode tambang terbuka (surface mining). menganalisa data yang didasari oleh literatur-
Kegiatan penambangan pada PT. Ulima Nitra ini literatur yang berhubungan dengan masalah
terdiri dari land clearing, pengupasan overburden, tersebut, yaitu sebagai berikut :
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), serta a. Perhitungan data curah hujan dengan metode
kegiatan pendukung lainnya. Gumbel.
Salah satu hal yang mempengaruhi kegiatan b. Membuat cathment area pada peta situasi
penambangan adalah air. Air yang menggenangi lokasi rencana.
penambangan merupakan masalah yang penting untuk c. Perhitungan intensitas curah hujan dengan
ditangani bagi perusahaan penambangan. Hal ini menggunakan persamaan Mononobe.
dikarenakan air yang masuk ke lokasi penambangan d. Menentukan debit total catchment area.
dapat mengganggu aktivitas penambangan dan e. Menentukan berapa jumlah debit air yang
mengakibatkan terhambatnya produksi. Sebagai dapat dipompa berdasarkan spesifikasi pompa
konsekuensinya maka aktivitas penambangan sangat yang ada.
dipengaruhi oleh keadaan cuaca terutama curah hujan f. Menentukan volume sump yang dibutuhkan.
yang akan sangat mempengaruhi efektifitas kerja dilokasi  Kesimpulan Dan Rekomendasi Output
penambangan yang selanjutnya dapat mempengaruhi Setelah dilakukan analisa didapat kesimpulan dan
produksi. rekomendasi output bagi perusahaan.
Dalam merencanakan dewatering tambang, hal yang
perlu diperhatikan adalah prediksi air yang akan masuk 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ke area tambang dan kemampuan pompa yang ada untuk
mengeluarkan air yang masuk ke area tambang. Adapun Kondisi topografi Pit PT. Ulima Nitra jobsite PT.
perumusan masalah pada penelitian ini adalah berapakah Muara Alam Sejahtera yg merupakan lokasi penelitian
besar kapasitas pompa yang dibutuhkan untuk dikelilingi oleh perbukitan dengan puncak paling tinggi
mengeluarkan air yang masuk ke lokasi penambangan di sebelah selatan yaitu 92 m. Pada saat musim hujan
yang dikerjakan oleh PT Ulima Nitra ? lokasi penelitian tersebut tergenang air hingga level 47 m
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, akan sehingga kegiatan penambangan batubara terpaksa
didapat tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan dihentikan sebagian. Pada saat banjir seperti ini tambang
kapsitas pompa yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air hanya bisa mengoperasikan dua fleet overburden dengan
yang masuk ke lokasi penambangan yang dikerjakan oleh produksi harian sekitar ± 4000 bcm, dan 1 fleet batubara
PT Ulima Nitra. dengan produksi harian ± 800ton, sedangkan pada musim
kering tambang bisa mengoperasikan 4 fleet overburden
2. METODE PENELITIAN dengan produksi harian sekitar ± 8000 bcm, dan 2 fleet
batubara dengan produksi harian ± 1600ton.
Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun
laporan Tugas Akhir ini adalah dengan cara melakukan 3.1. Perhitungan Curah Hujan Rencana
pentahapan penelitian. Adapun penelitian tersebut terdiri
dari : Data curah hujan didapat dari bagian Mine Plan
 Pengambilan Data Engineer PT Ulima Nitra. Analisa ini dilakukan untuk 3
Data-data yang dikumpulkan berupa data primer tahun terakhir mulai dari tahun 2011 sampai tahun 2013
dan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan yaitu curah hujan rata-rata bulanan (Lampiran A). Data
berdasarkan literatur dan berbagai referensi serta tersebut merupakan data mentah yang belum bisa
data penunjang dari perusahaan meliputi data digunakan secara langsung untuk perencanaan
curah hujan dan peta situasi rencana untuk tahun tambang.Tetapi data tersebut perlu diolah terlebih dahulu
2013. dengan prinsip statistik (Lampiran B).
Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk
mendapatkan data curah hujan tiap bulannya dan
intensitas curah hujan siap pakai untuk perencanaan.  (𝑋𝑖−𝑋)2
Metode yang digunakan dalam pengolahan data curah 𝑆=√
𝑛−1
hujan adalah metode gumbel dan untuk pengolahan
intensitas curah hujan digunakan rumus mononobe. Dimana :
Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisis Xi = Jumlah curah hujan harian maksimum
frekuensi data curah hujan yang tersedia dengan X = rata-rata curah hujan
menggunakan metode partial duration series, yaitu n = jumlah data
dengan mengambil/mencatat curah hujan maksimum
periode 2011–2013 pada Tabel B.1 (Lampiran B). Didapat :
Berdasarkan tabel B.1 Lampiran B, kemudian data  (𝑋𝑖 − 𝑋)2 = 2366,235 (Lampiran B)
curah hujan maksimum diolah dengan menggunakan n = 30 (Lampiran B)
metode distribusi gumbel. Dari hasil perhitungan didapat
perkiraan curah hujan rencana PT Ulima Nitra tahun Maka :
2013 (Tabel IV.1).
2366,235
𝑆=√
30 − 1
Tabel 1. Perhitungan Curah Hujan Rencana
S = 9,033
periode ulang Jadi nilai S didapat sebesar 9,033
5 10 15 20 25
(tahun) (T)
Tahun 3.1.3. Menghitung Reduce Mean (Yn)
Pengulangan 2018 2023 2028 2033 2038
Hujan
1.500 2.250 2.674 2.970 3.199 Untuk menghitung Reduce Mean (Yn)digunakan rumus
Nilai Yt
CH rencana (Xt) sebagai berikut :
27.244 33.236 36.616 38.983 40.806
(mm/hari)
((𝑛+1)−𝑚)
𝑌𝑛 = −𝑙𝑛[−ln{ }]
3.1.1. Menghitung X rata-rata 𝑛+1

Dimana :
Untuk menghitung X rata-rata digunakan rumus sebagai n = jumlah sampel
berikut : m = urutan sampel (1,2,3, . . . n)
Nilai Yn dapat dilihat pada Tabel B.1
∑𝑋𝑖 Setelah nilai Yn didapat, maka akan dicari rata-rata
𝑋 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 = (1) dari
𝑛
nilai Yn tersebuT dan didapat rata-rata nilai Yn (Yn‾)
sebesar 0,536 (Lampiran B).
Dimana :
∑ Xi = Jumlah curah hujan harian maksimum
3.1.4. Menghitung Reduce Standar Deviation (Sn)
n = Jumlah data
Didapat :
Untuk menghitung Reduce Standar Deviation
∑ Xi = 586,5 mm/bulan (Lampiran B)
(Sn)digunakan rumus sebagai berikut :
n = 30 (Lampiran B)
maka :
∑𝑋𝑖  (𝑌𝑛−𝑌𝑛‾)2
𝑋 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑆𝑛 = √
𝑛−1
𝑛
586,5 mm/bulan Dimana :
= Yn = Reduce Mean
30
= 19,55 mm/hari Yn‾ = Rata-rata Reduce Mean
X rata-rata adalah sebesar 19,55 mm/hari n = Jumlah sampel

3.1.2. Menghitung Standar Deviation Didapat :


 (𝑌𝑛 − 𝑌𝑛‾)2 = 37,12 (Lampiran B)
Untuk menghitung standar deviation (S) digunakan n = 30 (Lampiran B)
rumus sebagai berikut :
Maka :
𝑆
 (𝑌𝑛 − 𝑌𝑛‾)2 𝑋𝑇 = 𝑋 + (𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
𝑆𝑛
𝑆𝑛 = √
𝑛−1
Dimana :
37,12 X = Rata-rata Curah Hujan
𝑆𝑛 = √ S = Standar Deviation
30 − 1
Sn = Reduce Standar Deviation
Sn = 1,131
Yt = Reduce Variate
Yn‾ = Rata-rata Reduce Mean
3.1.5. Menghitung Reduce Variate (Yt)
Didapat :
Untuk menghitung Reduce Variate (Yt) digunakan rumus
X = 19,55 mm/hari
sebagai berikut :
S = 9,033
Sn = 1,131
 T  1 Yt = 2,674
Yt   ln  ln  Yn‾ = 0,536
(5)
 T 
Keterangan :
Maka,
Yt = Koreksi Variansi 𝑆
𝑋𝑇 = 𝑋 + (𝑌𝑡 − 𝑌𝑛)
𝑆𝑛
T = Periode ulang (tahun) 9,033
𝑋𝑇 = 19,55 + (2,764 − 0,536)
Perhitungan Koreksi Variansi (Yt) : 1,131
XT = 38,983 mm/hari
 5  1
Periode ulang 5, Yt   ln  ln  = 1,500
Curah hujan rencana yang didapatkan berdasarkan
 5 
perhitungan adalah sebesar 38,983 mm/hari. Dalam
 10  1 perhitungan nilai curah hujan digunakan periode ulang
Periode ulang 10, Yt   ln  ln  = 2,250 20 tahun karena umur tambang sejak dilakukan
 10  penambangan adalah 14 tahun. Curah hujan akan diolah
lagi untuk menentukan intensitas curah hujan, nilai
 15  1 intensitas curah hujan akan digunakan dipersamaan
Periode ulang 15, Yt   ln  ln  = 2,674
 15  rasional untuk menghitung debit air limpasan yang
masuk setiap bulan ke lokasi tambang.
 20  1
Periode ulang 20, Yt   ln  ln  = 2,970 3.1.7. Intensitas Curah Hujan
 20 
Intensitas curah hujan didapat dengan menggunakan
 25  1 persamaan mononobe Tujuan menghutung intensitas
Periode ulang 25, Yt   ln  ln  = 3,199
 25  curah hujan ini adalah untuk menghitung debit air
limpasan yang masuk setiap bulan ke lokasi
 30  1 penambangan PT Ulima Nitra. Dari hasil perhitungan
Periode ulang 30, Yt   ln  ln  = 3,384 didapat intensitas curah hujan adalah :
 30 
2
Dimana : I=
R24 24 3
x( )
24 t
T = periode ulang hujan (tahun)
Jadi Yt yang didapat untuk periode ulang hujan 20 tahun Dimana :
adalah 2,970 I = intensitas (mm/jam)
R24 = curah hujan perhari (mm/hari)
3.1.6. Menghitung Curah Hujan Rencana (XT) t = waktu konsentrasi (jam)

Untuk menghitung Curah Hujan Rencana (XT) digunakan


rumus sebagai berikut :
Dimana :
R24 = 38,983 mm/hari
t = 1 jam

Maka :
2
R 24 24 3
I= x( )
24 t
2
38,983 24 3
I= x( )
24 1
I = 13,51 mm/jam

Berdasarkan perhitungan dengan persamaan


mononobe, jika menggunakan periode ulang selama 20
tahun dengan curah hujan rencana harian sebesar 38,983 Gambar 2. Brief Detail Pada Minescape
mm/hari, maka intensitas hujan didapat sebesar
13,51 mm/jam. Periode ulang hujan selama 20 tahun ini
ditentukan berdasarkan umur tambang yang didapatkan Untuk mengetahui luasan Catchment area pada
yaitu selama 14 tahun, karena selama proses operasi minescape adalah dengan mengetahui brief detailnya.
penambangan diharapkan hujan ekstrim hanya terjadi 1 Untuk mengetahui brief detail tersebut klik kanan pada
kali. mouse dan pilih brief detail kemudian double klik pada
polygon terluar, maka didapatlah catchment areanya
3.2. Perhitungan Catchment Area sseperti yang dilingkari pada lingkaran hitam pada
gambar 4.2.
Daerah catchment area (tangkapan hujan) adalah
luasnya permukaan yang apabila terjadinya hujan, maka 3.3. Debit Air yang Masuk ke Lokasi Tambang
air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih
rendah menuju titik pengaliran. Pada perhitungan Debit air yang masuk ke lokasi tambang dipengaruhi oleh
catchment area ini penulis menggunakan bantuan debit limpasan, debit air tanah dan evapotranspirasi.
software Minescape 4.118. Penentuan catchment area Sehingga dapat diketahui jumlah air yang masuk
diperlukan untuk mengetahui debit air yang masuk ke kedalam tambang.
tambang.Luas catchment area (tangkapan hujan)
tambang PT Ulima Nitra Utara sampai akhir tahun 2013 3.3.1. Perhitungan Debit Air Limpasan Permukaan
adalah 27,35 Ha atau 0,2735 km2 (Gambar 1), luas ini
didapat dari Mine Plan Engineer PT Ulima Nitra. Debit air limpasan diperoleh dari air hujan yang sampai
Keadaan tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan dipermukaan tidak mengalami infiltrasi karena kondisi
kemiringan ≤ 15o sehingga koefisien limpasannya adalah tanah yang gundul dan miring. Perhitungan debit air
0,7. Air dari catchment area akan mengalir ke lokasi limpasan yang masuk kedalam pit ditentukan oleh
tambang dalam bentuk limpasan permukaan. intensitas hujan, luas catchment area, dan koefisien
limpasan untuk berbagai jenis tanah. Debit limpasan
dapat dihitung dengan persamaan rasional berikut :

Q = 0,278 x C x I x A

Dimana :
Q = debit limpasan (m3/detik)
C = koefisien limpasan (Tabel III.1)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas catchment area (Km2)
Didapat :
C = 0,7
I = 38,983 mm/jam
Gambar1. Catchment Area PT Ulima Nitra A = 0,2735 km2
Maka T = Temperatur rata-rata (oC)
Q = 0,278 x 0,7 x 38,983 mm/jam x 0,2735 km2 L(T) = Fungsi suhu = 300 + 25T + 0.05T 3
= 2.589,43 m3/jam
Lama jam hujan perhari adalah 8 jam/hari (Lampiran A), Didapat :
maka debit air yang masuk adalah sebesar 20.715,45 E = Evapotranspirasi
m3/hari (Lampiran E). P = 291,3 mm/bulan (Lampiran A)
T = 32 oC (Lampiran A)
3.3.2. Perhitungan Debit Air Tanah L(T) = Fungsi suhu = 300 + 25T + 0.05T 3
= 300 + 25(32) + 0.05(32)3
Untuk mengetahui debit air tanah dapat dihitung dengan = 2.738,4
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Maka didapat Evapotranspirasi di lokasi penambangan
[
L1+L2
] PT Ulima Nitra sebesar 83.469,24 m3/bulan atau
2
𝑄=ℎ 2.782,31 m3/hari. (9)
Δ𝑡
Sehingga dapat diketahui debit total air yang masuk
Dimana : kedalam lokasi tambang dengan persamaan sebagai
Q = debit air tanah (m3/jam) berikut :
Δt = waktu pengamatan perubahan air sump (jam)
h = kenaikan permukaan (m) Qtot = R + S – ET
L1 = luas permukaan diawal (m2)
L2 = luas permukaan diakhir (m2) Dimana :
R = Volume Limpasan (m3)
Didapat : S = Volume Air Tanah (m3)
Q = debit air tanah (m3/jam) ET = Volume Evavotranspirasi (m3)
Δt = 10 jam
h = 0,01 m Maka didapat :
L1 = 3.682,95 m2 Qtot = R + S – ET
Panjang permukaan awal = 85,65 m = 20.715,45 m3/hari + 88,515 m3/hari –
Lebar permukaan awal = 43 m 2.782,31m3/hari
L2 = 3.693,27 m2 = 18.021,66 m3/hari
Panjang permukaan akhir = 85,89 m
Lebar permukaan awal = 43 m 3.4. Perhitungan Rencana Pompa
Sehingga didapat Q sebesar 3,688 m3/jam atau 88,515
m3/hari. Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan
untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat
3.3.3. Perhitungan Evapotranspirasi yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
Air yang masuk ke dalam lokasi tambang akan berlangsung secara terus menerus.
mengalami proses penguapan dan transpirasi oleh Untuk menghitung rencana pompa yang sesuai
tumbuh-tumbuhan (evapotranspirasi). Besarnya perkiraan dengan kebutuhan adalah dengan cara mengetahui dan
evaporasi yang terjadi di lokasi penambangan PT Ulima menyesuaikan dengan debit air limpasan yang masuk ke
Nitra adalah sebesar 2.782,31 m3/hari lokasi penambangan. Setelah debit air limpasan yang
masuk ke lokasi penambangan maka dilakukan
P percobaan trial and eror. Trial and eror yang didapat
E= 0.5
dengan menyesuaikan besar debit air limpasan(10)yang
  P  
2
masuk ke lokasi penambangan adalah :
0.9    
  L(T )  

Dimana :

E = Evapotranspirasi
P = Curah hujan bulanan rata-rata (mm/bulan)
Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Pompa Tabel 3. Perhitungan Head Total

Sisa air Waktu PERHITUNGAN HEAD TOTAL


Jam Debit Waktu
lama Debit yang mengel Kecepa H
pemom Pemo mengeluar Q tan HS Gesekan
H belokan H Kecepatan H Sambungan Head
huja yang harus uarkan (hf2) (hf3) (hf4) Total
paan mpaa kan air di aliran (hf1)
n masuk dikelua air di dlm
awal n sump (m3/
pipa (m) (m) (m) (m) (m) (m)
rkan sump h)
(m/s)
3 3 3
(jam) (m ) (jam) (m ) (m ) (jam) (hari) 100 0.8570 35.0 0.4998 0.0034 0.0374 0.0689 35.61

18.021, 13,485. 200 1.7140 35.0 1.9992 0.0136 0.1497 0.2755 37.44
8 7 4.536 21 2
66 66
210 1.7997 35.0 2.2041 0.0149 0.1651 0.3038 37.69

220 1.8854 35.0 2.4190 0.0164 0.1812 0.3334 37.95


Berdasarkan perhitungan diatas, pompa yang dapat
230 1.9711 35.0 2.6439 0.0179 0.1980 0.3644 38.22
sesuai dengan kebutuhan PT Ulima Nitra adalah pompa
dengan debit sebesar 720 m3/jam. Perhitungan diatas 250 2.1425 35.0 3.1237 0.0212 0.2340 0.4305 38.81

menggunakan debit sebesar 648 m3/jam dengan asumsi 350 2.9995 35.0 6.1224 0.0415 0.4586 0.8438 42.47

physical availability unit pompa sebesar 90%. Untuk 500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24

mengeluarkan sisa air yang ada didalam tambang yaitu 570 4.8849 35.0 16.2382 0.1101 1.2162 2.2378 54.80
sebesar 13.485,66 m3 diperlukan waktu 21 jam atau 580 4.9706 35.0 16.8130 0.1140 1.2593 2.3171 55.50
2 hari. Untuk tipe pompa yang sesuai dengan debit
500 4.2850 35.0 12.4948 0.0847 0.9358 1.7219 50.24
sebesar 720 m3/jam adalah pompa Multiflo type CF-48
648 5.5534 35.0 20.9864 0.1423 1.5719 2.8922 60.59
H. Debit pompa Multiflo type CF-48 H adalah
sebesar 720 m3/jam dengan Head 125,5 m.(Lampiran H) 720 6.1704 35.0 25.9092 0.1756 1.9406 3.5706 66.60

Julang (head) total pompa adalah jumlah energi yang


harus disediakan pompa untuk dapat mengalirkan air 4. KESIMPULAN
seperti yang direncanakan. Julang total dapat dirumuskan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
sebagai berikut : 1. Debit air yang masuk ke lokasi tambang
dipengaruhi oleh debit limpasan, debit air tanah
Hp = H s + H l dan evapotranspirasi. Debit limpasan(12)yang
didapat adalah sebesar 20.715,45 m3/hari, debit
Keterangan : air tanah sebesar 88,515 m3/hari dan
Hp = Julang total pompa (m) evapotranspirasi 2.782,31 m3/hari, maka debit
HS = head of static, julang statis (m) total air (Qtot) yang akan masuk ke lokasi
Hl = head of loss, julang hilang (m) penambangan dapat dihitung dengan
menjumlahkan antara debit limpasan dan debit
atau lebih lengkapnya : air tanah serta dikurang dengan evapotranspirasi
adalah sebesar 18.021,66 m3/hari.
Hp = Hs + Hf1 + Hf2 + Hf3 + Hf4 2. Kapasitas pompa yang direncanakan adalah (13)satu
unit pompa dengan debit sebesar 720 m3/jam
Keterangan : atau 200 liter/detik. Pompa dengan debit sebesar
Hp = Julang total pompa (m) 720 m3/jam adalah Pompa Multiflo type CF-
HS = head of static, julang statis (m) 48H.
Hf1 = head of friction, julang gesekan pipa (m)
Hf2 = head of bend, julang belokan pipa (m) DAFTAR PUSTAKA
Hf3 = head of velocity, julang kecepatan (m)
Hf4 = head of suction valve, julang kerugian De Boer, Jhon. 2005. Minescape Tutorial Dedicated
pada katup isap (m) to Pama Training Batch 5. Jakarta :PT. Pama
Persada Nusantara.
Berdasarkan rumus – rumus diatas Head total yang
mampu diatasi pompa untuk mengeluarkan debit rencana De Coster, G. L. 1974. The Geologi of Central
648 m3/jam adalah sebesar 60,59 m, sedangkan head Sumaatera and South Sumatera Basins
aktual saat ini adalah sebesar 42,47 m. Dengan kata lain, Proceeding Indonesian petroleum Assoc,
kapasitas pompa Multiflo type CF-48 H ideal untuk 4th Annual Convention. Jakarta.
kondisi aktual saat ini (Tabel 3).
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan.Yogyakarta : Kanisius.

Gafoer, S., & Pardede., 1998. Geologi Lembar


Bengkulu, Sumatera, skala 1 : 250.000. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Geologi,
Bandung.

Hartono. 2008. Buku Panduan Praktek Tambang


Terbuka. Kapuks Production, Universitas
Pembangunan Nasional.

http://yefrichan.wordpress.com

Mine Plan Engineer, Administrasi dan Data


Tambang. 2013. PT. Ulima Nitra, Lahat,
Sumatera Selatan.

Schwab, et. al. 1993. Soil and Water Conservation


Engineering. Third Edition. New York. John
Wiley and Sons Inc.

Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik Edisi 2.


Jakarta : Penerbit Erlangga.

Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik


Jilid I. Bandung : Penerbit Nova.

Sosrodarsono, 1993, Hidrologi Untuk Pengaliran,


Pradnya Paramita, Jakarta.

Suroso. 2006. Analisis Intensitas Durasi Frekuensi


Kejadian Hujan di Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah. Jawat. Jakarta : Universitas Kristen
Indonesia.

Suwandhi, A., 2004, Perencanaan Sistem Penyaliran


Tambang, Universitas Islam Bandung.

Tahara, Haruo. 2004. Pompa dan Kompresor. Jakarta


: PT. Pradnya Paramitha.

Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. PT.Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Widodo. L. E. 2011. Pelatihan Perencanaan dan


Operasi Penambangan. Jakarta : LAPI ITB.

Anda mungkin juga menyukai