Anda di halaman 1dari 2

BAB I

LATAR BELAKANG

Jagung banyak mengandung berbagai mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh kita, antara lain
sebagai: sumber fosfor, magnesium, mangan, seng, besi, dan tembaga, serta mengandung mineral seperti
selenium. Fosfor sangat penting bagi pemeliharaan pertumbuhan, kesehatan tulang, dan fungsi ginjal.
Magnesium diperlukan untuk mempertahankan denyut jantung yang normal dan untuk kekuatan tulang.
Jagung juga mempunyai sifat antioksidan. Menurut studi yang dilakukan di Cornell University, jagung
merupakan salah satu sumber antioksidan yang dapat melawan kanker yang disebabkan oleh radikal
bebas (Krisnamurthi, 2010).

Jagung merupakan salah satu tanaman serelia yang memiliki kandungan gizi dan serat yang
cukup memadai untuk digunakan sebagai bahan pangan pengganti beras. Selain digunakan sebagai bahan
pangan pengganti beras, juga banyak digunakan sebagai bahan pangan ternak dan bahan baku produk
industri. Kasryno et al. (2007) menyatakan bahwa peran jagung sebenarnya telah berubah lebih sebagai
bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan, dimana diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan
jagung dalam negeri digunakan untuk pakan sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30% dan
selebihnya digunakan untuk benih. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan jagung terus mengalami
peningkatan mengingat perkembangan sektor peternakan yang diiringi dengan peningkatan industri
pangan dan pakan (Novita, 2013).

Minyak jagung merupakan minyak yang kaya akan asam lemak tidak jenuh, yaitu asam linoleate
dan linolenat. Kedua asam lemak tersebut dapat menurunkan kolestrol darah dan menurunkan resiko
serangan jantung koroner. Minyak jagung juga kaya akan tokoferol (Vitamin E) yang berfungsi untuk
fungsi stabilitas terhadap ketengikan. Didalam minyak jagung terdapat vitamin-vitamin yang terlarut yang
dapat digunakan juga sebagai bahan non pangan yaitu obat-obatan. Minyak jagung dapat digunakan
sebagai alternatif untuk pencegahan penyakit jantung koroner. Tetapi pemanfaatan jagung di Indonesia
untuk di produksi menjadi minyak masih rendah (Dwiputra, 2015).

Manfaat minyak jagung dari sisi kesehatan yaitu minyak jagung mengandung lemak tak jenuh
dalam jumlah yang sangat tinggi. Lemak tersebut berupa Monounsaturated fats dan Polyunsaturated fats
berguna membantu mencegah masalah jantung, mengontrol kolestrol dalam darah, sekaligus dapat
mengurangi resiko kardiovaskular, serangan jantung dan juga stroke. Manfaat lain yaitu minyak jagung
mengandung lemak trans dalam jumlah sedikit. Lemak trans sendiri merupakan lemak jahat penyebab
utama beragam penyakit kardiovaskular dan meningkatkan potensi serangan jantung, selain itu juga dapat
memicu tumbuhnya sel kanker payudara. Manfaat lainnya, yaitu minyak jagung mengandung vitamin E
dalam jumlah yang banyak, dimana hal ini menguntungkan karena kandungan antioksidan mampu
mencegah dan memperlambat proses penuaan dini serta menangkal radikal bebas dan kemampuannya
dalam meningkatkan kekebalan tubuh (Dwiputra, 2015).

Saat ini, pabrik minyak goreng jagung di Indonesia hanya sebagai refiner sehingga harus
mengimpor crude corn oil sehingga menyebabkan harga minyak goreng jagung relatif tinggi. Selain itu,
kebutuhan masyarakat terhadap makanan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi
manusia. Tidak hanya jumlah kebutuhan yang makin besar, juga bertambah banyaknya jenis-jenis
makanan yang ditawarkan. Minyak merupakan makanan yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari.

BPS mencatat jumlah impor Crude Corn Oil sejak tahun 2013 hingga 2017 cenderung mengalami
peningkatan. Dimana pada tahun 2013 jumlah impor Crude Corn Oil sebanyak 2357.417 kg, dan pada
tahun 2017 tercatat sebanyak 5317,333 kg (bps.go.id).

Berdasarkan perhitungan Direktoran Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi
jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, tahun 2018
produksi jagung dapat mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK). Hal ini juga didukung oleh data luas
panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06 persen, dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42
persen. Sementara itu, jika melihat ketersediaan bahan baku (jagung), berdasarkan data dari Badan
Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung tahun 2018 sebesar 15, 5 juta ton PK, terdiri dari:
pakan ternak sebesar 7,76 juta ton PK, peternak mandiri 2,52 juta ton PK, untuk benih 120 ribu ton PK,
dan industri pangan 4,76 juta ton PK. Artinya Indonesia masih surplus sebesar 12,98 juta ton PK, dan
bahkan Indonesia telah ekspor jagung ke Philipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton (Kementan, 2018).

Oleh karena itu perlu dibuat pabrik minyak goreng jagung dengan bahan baku dalam negeri,
sehingga Indonesia akan memperoleh nilai tambah dan akan menyerap tenaga kerja serta mengurangi
ketergantungan terhadap impor minyak nabati yang cukup berpengaruh terhadap anggaran devisa.negara.
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai strategis karena termasuk salah
satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Kebutuhan minyak goreng jagung terus meningkat dari
tahun ke tahun seiring bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya pabrik dan industri makanan, dan
meningkatnya konsumsi masyarakat akan minyak goreng untuk memasak. Indonesia yang masuk ke
dalam jajaran negara yang memiliki penduduk terpadat di dunia ternyata memiliki tingkat konsumtif yang
relatif tinggi akan kebutuhan minyak goreng. Oleh karena itu pembangunan pabrik minyak goreng jagung
memiliki prospek yang sangat baik ke depannya.

Anda mungkin juga menyukai